Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji

syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan

Inayah-Nya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah ibadah akhlak dan

muammalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan guna menyelesaikan tugas yang telah

diberikan dan juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai materi makalah tersebut.

Pembahasan terkait mengenai makalah akan diuraikan lebih lanjut.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Dra. AMNAH QURNIATI M.Pdi

selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga banyak pengetahuan yang

saya dapatkan. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun demi kelengkapan makalah ini. Penyusun sangat mengharapkan semoga dari

makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan dapat menginspirasi para pembaca

untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bengkulu, 27 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Akhlak...........................................................................................................3

B. Perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika dan moral...............................................5

C. Sumber Akhlak Dalam Islam..........................................................................................7

a. Akhlak berdasarkan Al-Qur’an...................................................................................7

b. Akhlak berdasarkan hadits..........................................................................................9

D. Akhlak Sebagai Modal Sosial Kehidupan.....................................................................10

BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan salah satu ajaran yang sangat diperhatikan Islam. Kata

akhlak berasal dari bahasa arab khuluq yang menurut bahasa berarti budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual

muslim yang kehadirannya hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan. Akhlak

secara historis dan teologis tampil untuk mengawal dan memandu perjalanan umat

islam agar bisa selamat di dunia dan di akhirat dan tidaklah berlebihan kiranya jika

dikatakan dari kerasullan Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak

yang mulia,begitulah yang telah disabdakan beliau,dan sejarah mencatat bahwa faktor

pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya

yang mulia,hingga Allah SWT sendiri memuji akhlak muliah nabi muhhamda Saw

dalam firmanya,dan menjadikan beliau uswah hasannah dalam berbagai hal agar kita

bisa selamat di dunia dan di akhirat. Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan

menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan

tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah

sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan

hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan

seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun

makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani

hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya

pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

1
B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian akhlak ?

b. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika dan moral ?

c. Apa saja sumber akhlak dalam islam ?

d. Bagaimana akhlak bisa menjadi modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang ?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak.

b. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan akhlak,etika dan moral.

c. Untuk mengetahui sumber akhlak dalam islam.

d. Untuk mengetahui akhlak sebagai modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya“khuluqun”

yang berari budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah

adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah),

mengatur pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan

pekerjaannya. Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan

perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak

yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik

disebut akhlak mahmudah. Persamaan antara akhlak dengan etika adalah keduanya

membahas masalah baik dan buruk tingkah laku manusia. Perbedaannya terletak pada

dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik tolak dari pikiran manusia. Sedangkan

akhlak berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan

syariah. Oleh karena itu, akhlak merupakan pola tingkah laku yang

mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga tergambarkan dalam

perilaku yang baik. Akhlak merupakan perilaku yang tampak ( terlihat ) dengan jelas,

baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan karena

Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan sikap batin

ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu

pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada alam. Akhlak

islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah akhlak yang bersumber pada

ajaran Allah Swt dan Rasulullah Saw. Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan

3
yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang

muslim yang baik atau buruk.

Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar. Rasulullah

SAW, diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki

hubungan makhluq ( manusia ) dengan khaliq ( Allah Ta’ala ) dan hubungan baik

antara makhluq dengan makhluq. Kata “menyempurnakan ” berarti akhlak itu

bertingkat, sehingga perlu disempurnakan. Hal ini menunjukan bahwa akhlak

bermacam-macam, dari akhlak sangat buruk, buruk, sedang, baik, baik sekali hingga

sempurna. Rasulullah sebelum bertugas menyempurnakan akhlak, beliau sendiri

sudah berakhlak sempurna.

Perhatikan firman Allah Swt dalam Surah Al-Qalam [68]: 4

ٍ ُ‫ك لَ َع ٰلى ُخل‬


‫ق َع ِظ ۡي ٍم‬ َ َّ‫َواِن‬
Artinya :“ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti

yang agung ”

Dalam ayat diatas, Allah Swt. sudah menegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw.

mempunyai akhlak yang agung. Hal ini menjadi syarat pokok bagi siapa pun yang

bertugas untuk memperbaiki akhlak orang lain. Logikanya, tidak mungkin bisa

memperbaiki akhlak orang lain kecuali dirinya sendiri sudah baik akhlaknya. Karena

akhlak yang sempurna itu, Rasulullah Saw patut dijadikan uswah al- hasanah ( teladan

yang baik ). Firman Allah Swt dalam surah Al-Ahzab [33] : 21 :

4
Artinya : “ Sesungguhya pribadi Rasulullah merupakan teladan yang baik untuk kamu

dan untuk orang yang mengharapkan menemui Allah dan hari akhirat dan mengingat

Allah sebanyak-banyaknya”. Berdasarkan ayat di atas, orang yang benar-benar ingin

bertemu dengan Allah dan mendapatkan kemenangan di akhirat, maka Rasulullah

Saw adalah contoh dan teladan yang paling baik untuknya. Bagi Nabi Muhammad

Saw, Al-Qur’an sebagai cerminan berakhlak. Orang yang berpegang teguh pada Al-

Qur’an dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah termasuk

meneladani akhlak Rasulullah. Oleh karena itu setiap mukmin hendaknya selalu

membaca Al-Qur’an kapan ada waktunya sebagai pedoman dan menjadi tuntunan

yang baik dalam berperilaku sehari-hari, insya Allah akan terbina akhlak yang mulia

bagi dirinya.

B. Perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika dan moral

Akhlak adalah sifat yang sudah tertanam didalam jiwa yang menimbulkan

perbuatan-perbuatan yang spontan atau dengan mudah tanpa berfikir terlebih dahulu.

Secara berulang- ulang dan tidak direncanakan atau tidak terduga. Jadi akhlak adalah

sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga menimbulkan

berbagai macam perbuatan secara spontan tanpa terlebih dahulu dan dengan mudah

dan tidak dibuat-buat. Sedangkan etika,berasal dari bahasa Yunani Ethos artinya adat

kebiasaan etika adalah nilai,kesusilaan tentang baik dan buruk,etika adalah ilmu

filsafat tentang moral tidak mengenal fakta tetapi tentang nilai-nilai,tidak mengenal

sifat tindakan manusia tetapi tentang idenya. Moral adalah adat kebiasaan, di KBBI

moral adalah baik buruk perbuatan dan kelakuan,moral adalah istilah yang digunakan

untuk menentukan batas-batas dari sifat,perangai,kehendak,pendapat atau perbuatan

5
yang dapat dikatakan benar,salah,baik,buruk. Secara formal perbedaan ketiga istilah

tersebut adalah :

1. Etika bertolak ukur pada akal,pikiran atau rasio.

2. Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

3. Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau

teoritis.

4. Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku

yang berkembang dalam masyarakat

5. Etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.

Persamaan antara akhlak,etika moral secara konseptual memiliki makna yang

berbeda,namun pada arapraktis,memiliki prisnip-prinsip yang sama,yakni sam-sama

berkaitan dengan nilai perbuatan manusia. Seseorang yang seringkali berkelakuan

baik kita sebut sebagai orang yang berakhlaq,beretika,bermoral,dan sekaligus orang

yang mengerti susila. Sebaliknya,orang yang berperilakunya buruk disebut orang

yang tidak berakhlak,tidak bermoral,tidak tau etika atau orang yang tidak berasusila.

Konotasi baik dan buruk dalam hal ini sangat bergantung pada sifat positif atau

negantif dari suatu perbuatan manusia sebagai makhluk individual dalam komunitas

sosialnya.

Dalam perspektif agama,perbuatan manusia di dunia ini hanya ada dua pilihan

yaitu baik dan benar. Jalan yang ditempu manusia adalah jalan lurus yang sesuai

dengan petunjuk ajaran agama dan keyakinan,atau sebalinya,yakni jalan menyimpang

atau jalan setan,kebenaran atau kesesatan itu sebuah logika yang yang tidak pernah

bertemu dan tidak pernah ada kompromi. Artinya,tidak boleh ada jalan ketiga sebagai

6
jalan tengah antara keduanya. Keempat istilah tersebut sama-sama mengacu pada

perbuatan manusia yang selanjutnya diberikan kebebasan untuk menentukan apakah

mau memilih jalan yang bernilai baik atau buruk,benar atau salah berdasarkan

keputusannya. Tentu saja,masing-masing pilihan mempunyai konsekuensi berbeda.

C. Sumber Akhlak Dalam Islam

Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah al-Qur'an dan

sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep

etika dan moral.

a. Akhlak berdasarkan Al-Qur’an


Diskursus seputar ayat-ayat hukum dalam alquran, diperkirakan sudah

muncul semenjak abad kedua hijriyah,setelah itu khazanah ilmu pengetahuan dan

pendalaman terhadap ayat-ayat al-quran terus berkembang. Paraulama fikih telah

banyak berbicara tentang tafsir ayat-ayat ahkam,untuk mengungkap isi kandungan

dan hukum-hukum dalam Al-Quran, dan begitu seterusnya,hingga lahirnya para

ulama periode kekinian seperti: SyaikhRamadhanAl-Booty, Prof.Dr.Yusuf Al-

Qaradhawy, dan Prof.Dr.Wahbah Az-Zuhaily, dalam karyanya Tafsir Al-Munir.

Kini,pembahasan para ulama banyak yang hendak mengungkap sisi-sisi penting

seputar akhlak dalam Al-Quran. DidalamAl-Quranbanyak ayat-ayat tersebut

mengajarkan tentang akhlak.

Pengertian “akhlak” secara etimologi, kata“akhlak” berasal dari bahasa

arab,adalah bentuk jamak dari “khuluq” yang berarti budi pekerti,perangai, tingkah

laku, atau tabiat. Ber-akar darikata “khalaqa” yang berarti menciptakan. Se-akar

dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan “khalq” (penciptaan).

Kesamaan akar kata diatas mengisyarakatkan bahwa dalam akhlak tercakup

pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak (khaliq) dengan perilaku

7
(makhluq). Atau dengan kata lain tata prilaku seseorang terhadap orang lain dan

lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki mana kala tindakan atau

prilaku tersebut didasarkan kepada kehendak (khaliq). Dari pengertian etimologi

tersebut, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma prilaku yang mengatur

hubungan antar sesama manusia tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara

manusia denganTuhan dan bahkan dengan seluruh alam semesta.

Didalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan defenisi akhlak sebagai berikut:

‫نلللاحقلخلا‬-‫يؤروركفلَإةجاحيغنمشوايخنملامعلأااهنعردصتةخسارسف‬-‫ة‬
“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalamj iwa, yang dengannya lahirlah macam-

macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan

pertimbangan”.

Akhlak didefinisikan sebagai situasi jiwa yang mengajak pada perbuatan yang

dilakukan secara spontan, tanpa harus berpikir atau pertimbangan yang matang dan

seksama (Ibnu Maskaweh 421H/1030M)

Imam al-Ghazali mendefinisikan ahklak dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin-nya

“adalah suatu perangai (watak,tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan

merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara

mudah dan ringan,tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya” (ImamAl-

GhazaliIhya‘Ulumuddin-nya). Ketika tabiat tersebut menimbulkan perbuatan yang

bagus menurut akal dan syara` maka hal tersebut dinamakan akhlak baik. Dan apabila

hal tersebut menimbulkan perbuatan yang jelek maka disebut akhlak yang jelek.

Contoh, ketika menerima tamu bila seseorang membeda-bedakan tamu yang satu

dengan yang lain atau kadang kala ramah kadang kala tidak, maka orang tersebut

belum bisa dikatakan memiliki sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang

mempunyai akhlak memuliakantamu,tentu akan selalu memuliakan tamunya.

8
ayat-ayat ahklak dalam Al-Quran :

Didalam al-quran, terdapat beberapa ayat yang didalamnya terkandung nilai-

nilai akhlak, atau bahkan secara umum, al-quran itu sendiri adalah akhlak, dalam arti

pakaian,cara kita hidup, berpikir dan berbuat serta berteraksi-berkomunikasi, baik

dengan khalik maupun dengan makhluk.

Allah SWTberfirman;

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauhdari

syirik/sesat), dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;dan yang

demikian itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah[98]:5)

Allah SWTberfirman;

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QSAl Baqarah[2]:153)

b. Akhlak berdasarkan hadits


Dalam Agama Islam,bidang moral menempati posisi yang penting sekali.

Akhlak merupakan pokok esensi ajaran Islam, disamping aqidah dan

syariah,sehingga dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa manusia untuk

memiliki hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak akan dilihat corak dan

hakekat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak akan dilihat corak dan hakekat

manusia yang sebenarnya.

‫ﻕﻼﺧﻷﺍ ﻡﺭﺎﻜﻣ ﻢﲤﻷ ﺖﺜﻌﺑ ﺎﳕﺍ‬

Artinya:

“Aku diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak”.

(H.R. Ahmad)

Hadits diatas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang diterima

9
Rasulullah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu

dalam kejahiliaan. Dimana mannusia mengagungkan hawa nafsu,dan sekaligus

menjadi hamba hawanafsu. Inilahy ang menjadi alasan kenapa akhlak menjadi syarat

penyempurna keimanan seorang karena keimanan yang sempurna yaitu mampu

menjadi power kebaikan dalam diri sseorang baik secara vertical maupun horizontal

artinya, keimanan yang mampu menggerakkan seseorang untuk senantiasa

berbuat baik kepada sesama manusia. Dalam proses tersebut tersimpul indikator

bahwa pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk

memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditunjukkan oleh al-Qur’an dan

Hadits. Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak yang baik sangat

tepat bagi anak remaja agar tidak mengalami penyimpangan.

D. Akhlak Sebagai Modal Sosial Kehidupan

Sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat umum atau dipandang buruk.

Dimana setiap orang dapat menilai sesuatu perbuatan itu perbuatan baik dan

perbuatan lainnya itu buruk. Perasaan terhadap sesuatu perbuatan itu baik atau

perbuatan sesuatu yang buruk itu disebut perasaan moral . Umpamanya ada seseorang

yang kasar terhadap orang tua, orang akan menilai bahwa perbuatan itu adalah tidak

baik. Demikian pula terhadap perbuatan seperti; kikir, sombong, ujub takabur, aniaya,

malas, dsb. Tetapi sebaliknya seumpanya ada seseorang yang tidak ramah, sabar,

rendah hati, adil, jujur, dan sebagainya, orang akan menilai bahwa perbuatan tersebut

adalah perbuatan yang baik dan terpuji. [4]

ِ َّ‫َاظ ِمينَ ْال َغ ْيظَ َو ْال َعافِينَ َع ِن الن‬


‫اس ۗ َوهَّللا ُ يُنم‬ ِ ‫ضرَّا ِء َو ْالك‬
َّ ‫الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬

Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun kekal, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan

10
(kesalahan) orang. Allah menghargai orang-orang yang kebajikan. ” (QS. Ali 'Imran:

134).

Akhlak memang merupakan batas pemisah antara yang berakhlak dengan

orang yang tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam yang mana agama

tanpa akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa.karena salah satu misi yang

dibawa oleh Rasulullah SAW adalah membina kembali akhlak manusia yang telah

runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu.

Selain itu juga, akhlak adalah ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak

merupakan simbol kesempurnaan iman, ketinggian takwa dan kealiman manusia yang

berakal. In hal ini Rasulullah SAW bersabda yang memerintah: “ Orang yang

sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. (HR. Ahmad, Abu

Dawud, Ibnu Hibban dan Hakim, Shahihul Jaami 'No. 1230)

Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya

suatu ummah itukarena lemahnya akhlaknya. Hakikat kebenaran sejarah atas kisah-

kisah dan tamadun manusia melalui Al-Qur'an seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum

nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain. Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa

berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah adalah ummah yang seperti pada

zaman Rasulullah SAW.

Tidak adanya akhlak yang baik pada diri individu atau masyarakat akan

menyebabkan krisis akan nilai diri, keruntuhan rumah tangga, yang tentunya hal

seperti ini dapat menyebabkan kehancuran dari suatu negara. Pencerminan diri

seseorang juga sering digambarkan melalui tingkah laku atau akhlak yang

ditunjukkan.

Allah SWT. telah menyatakan bahwa umat muslim adalah umat yang paling baik.

Kebaikan ini karena adanya sifat akhlak yang baik yang telah tumbuh dalam umat

11
muslim. Sifat akhlak tersebut, secara umum telah menyatakan dalam surah Āli 'Imrān

ayat 110:

‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون باهلل ولو آمن أهل الكتاب لكان خ††يرا لهم منهم‬

‫المؤمنون وأكثرهم الفاسقون‬

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, memerintahkan kepada

yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya

ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang

beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik ” (QS. Āli 'Imrān

[3]: 110).

Tiga sifat-sifat akhlak tersebut diatas yang berasal pada ayat 110 QSAli Imran yaitu

keimanan kepada Allah SWT, memerintahkan kepada ( amar ma'rūf ), dan mencegah

dari kemungkaran ( nahi munkar ). Kepercayaan dalam bentuk iman kepada Allah

SWT akan membangkitkan manusia untuk melakukan amal shaleh. Amar ma'rūf

adalah cinta kepada manusia. Sedangkan nahi munkar adalah menanggulangi

keburukan dan menyempitkan jalan bagi tumbuhnya keburukan dan kejahatan itu. Ini

semua adalah puncak akhlak yang baik. Akhlak merupakan jati diri bagi setiap orang

karena setiap orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak

berakhlak tentu akan sangat jauh berbeda. Akhlak tidak dapat dilihat atau

digambarkan dengan mata uang apapun, akhlak merupakan wujud jati diri seseorang

didalam pribadi seorang insan yang merupakan hasil didikan dari kedua orang tua

serta pengaruh dari masyarakat sekeliling mereka. Terbentuknya sebuah masyarakat

yang diibaratkan sama seperti membangun sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan

bangunan, asasnya ditentukan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk

masyarakat mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika asas yang dibina

12
sangat kokoh maka tegaklah masyarakat tersebut. Jika lemah maka runtuhlah apa

yang telah dibina diatasnya.

َ‫َوَأحْ ِس ْن َك َما َأحْ سَنَ هَّللا ُ ِإلَ ْيك‬

Artinya: “Dan pajak baiklah (kepada orang lain) melintasi Allah telah Berbuat baik

kepadamu.” (QS.al-Qashas: 77)

Akhlak memang sangat penting karena merupakan asas yang telah dilakukan oleh

baginda Rasulullah SAW ketika memulai pemesanan masyarakat Islami. Sungguh

akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan bermasyarakat, dapat dibayangkan

seperti apa jadinya bila suatu masyarakat tidak bangun dengan asas akhlak yang

mulia? Sungguh akan terjadi suatu kehancuran pada masyarakat tersebut.

" Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia,

dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka, tidak ada lagi

sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat illahi rabbi, dan tidak

menggunakan semua hartanya kecuali". Dapat disadari bahwa Al-Ghazāli

menempatkan kebahagiaan jiwa seorang insan sebagai tujuan akhir dan kesempurnaan

dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari jiwa seseorang berarti mengenal Allah SWT.

tanpa keraguan sedikitpun ( ma'rifatullah ).

Allah SWT. Sumber kasih sayang dalam setiap manusia dan kebenaran yang

memuaskan jiwa dan rohani. Setiap manusia yang berpegang teguh pada prinsip

akhlak yang baik akan mengupayakan hidupnya dengan bijak. Semua perbuatan dan

amalnya keterarahan kepada Allah SWT. yang telah menanamkan segala hal yang

baik dalam ciptaan. Dengan keseimbangan jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut

akan hal-hal yang bersifat material sejauh itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.

a. Penanaman Pendidikan Akhlak

13
Ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak dan meninggikannya.

Ialah, sebuah meluaskan lingkungan pikiran, yang telah dinyatakan oleh “Herbert

Spencer” akan kepentingannya yang besar untuk meninggikan akhlak sungguh pikiran

yang sempit itu sumber beberapa keburukan, dan akal yang tidak dapat membuahkan

akhlak yang tinggi. Kita melihat takutnya beberapa orang, yang disebabkan karena

khurafat yang memenuhi otak mereka, dan banyak dari suku bangsa yang biadab,

berkeyakinan bahwa keadilan itu hanya diwajibkan kepada orang-orang suku mereka,

adapun kepada orang lain yang tidak dikata lain bisa merampas harta mereka atau

mengalirkan darah mereka.

b. Berkawan dengan orang yang terpilih.

Setengah dari yang dapat mendidik akhlak adalah berkawan dengan oranag yang

terpilih, karena manusia itu suka mencontoh, seperti mencontoh orang sekelilingnya

dalam pakaian mereka, juga mencontoh dalam perbuatan mereka dan berperangai

dengan akhlak mereka. Seorang ahli warganegara : “ Kabarilah saya siapa kawanmu,

saya beri kabar kepadamu siapa engkau ”. Maka berkawan dengan orang-orang yang

berani dapat memberikan keberanian pada jiwanya orang penakut, dan banyak dari

orang pandai pikirannya, karena cocok memilih kawan atau beberapa kawan yang

mempengaruhi mereka dengan pengaruh yang baik dan membangun kekuatan jiwa

mereka yang dahulu lemah.

c. Membaca dan perjalanan para pahlawan dan yang luar biasa.

Sungguh perjalanan hidup mereka tergambar dihadapan dan memberi semangat

untuk mencontoh dengan mengambil tauladan dari mereka. Suatu bangsa yang tidak

sepi dari pahlawan, yang kalau dibaca tentu akan menimbulkan ruh yang baru yang

dapat menggerakkan jiwa untuk mendatangkan perbuatan yang besar. Dan banyak

orang yang terdorong melakukan perbuatan yang besar, karena membaca hikayatnya

14
orang besar atau kejadian orang besar yang diceritakan. Dan yang berhubungan

dengan semacam ini adalah perumpaan dan hikmah kiasan, yang banyak

mempengaruhi jiwa dan lebih dekat pada pikiran.

d. Konsep 7B dalam Meraih Kesuksesan yang Hakiki

Manusia yang berpegang pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya

secara bijak. Semua perbuatannya atau amalnya yang terarah kepada Allah yang telah

menanamkan segala yang baik dalam ciptaan-Nya. Kesuksesan yang hakiki akan

dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:

Sebuah.

a. Beribadah dengan benar

b. Bertakwa dengan baik

c. Belajar tiada henti

d. Bekerja keras dan ikhlas

e. Bersahaja dalam hidup

f. Bantu sesama dan

g. Bersihkan hati selalu

Dengan tujuh konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari dengan akhlak yang baik, maka kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik

kesuksesan dunia maupun akhirat. Menguatkan nilai-nilai aqidah dan keimanan dalam

jiwa.

15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

Akhlak menjadi syarat penyempurna keimanan seseorang karena keimanan yang

sempurna yaitu mampu menjadi power kebaikan dalam diri seseorang baik secara

vertical maupun horizontal dan akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku,

tabi’at,perangai,karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya

dengan khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal yang paling

penting dalam pembentukan akhlakul kharimah seorang manusia. Dan manusia yang

paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah Saw.

B. Saran

Terkait dengan hal tersebut,diharapkan pembaca maupun penyusun dapat

menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan

sehari-hari karena akhlak merupakan pola tingkah laku yang mengakumulasikan

aspek keyakinan dan ketaatan sehingga tergambarkan dalam perilaku yang baik,

16
walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad Saw, setidaknya kita termasuk kedalam

golongan kaumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/edutech/article/view/271

http://deskripsimakalah.blogspot.com/2017/01/perbedaan-dan-persamaan-antara-

akhlak.htmlhttps://bangkuliah.com/2017/11/14/perbedaan-akhlak-etika-moral-dan-etiket/

F. N, Ridjaluddin. Filsafat Pendidikan Islam: Konsep Manusia, Pendidikan Islam

dan Moral Islam. Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA, 2008

Amin , Ahmad. 1991. Etika (Ilmu Akhlak) . Jakarta: PT. Bulan Bintang .

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

17

Anda mungkin juga menyukai