MAKALAH
DISUSUN OLEH :
• SYAMSUDIN : PAI2131572223001
• EKA RAHAYU ROHMATULLOH : PAI2131572223009
• SITI SARAH : PAI2131572223021
• M. ABDUL RAFI : PAI2131572223026
TP. 2023
Bismillahirrohmanirrahim
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Sholawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. dengan segala
karunia dan nikmat yang telah Allah SWT. berikan kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dengan kerja keras dan penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas
untuk memenuhi mata kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak dalam tema/judul Mengenal
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rahmat, S.Ag
sebagai Dosen dari mata kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak yang telah membimbing kami
sehingga makalah ini telah selesai, juga tidak kami lupakan kepada pihak-pihak yang terlibat
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas makalah ini masih banyak kekurangan
dan sangat jauh dari kata sempurna, segala kesalahan yang kami buat akan kami jadikan
pembelajaran untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna
dan dapat diterima dengan baik, khususnya bagi kami umumnya bagi kita semua.
Tertanda
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak........................................................................................................ 2
2.2 Akhlak Mahmudah....................................................................................................... 2
2.3 Akhlak Madzmumah...................................................................................................10
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 13
3.2 Saran............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat
yang ada itulahterpancar sikap dan tingkah laku seseorang , seperti sifat sabar, kasih
sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki sehingga
memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat dalam diri Nabi
Muhammad SAW karena sifat-ifat dan perangai yang terdapat didalam dirinya adalah
sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi
seluruh umat muslimin. Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad
SAW didalam AlQur’an sebagimana firman-Nya. “Dan sesunggunhnya engkau
(Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi
yang terhormat dan tinggi. Atas dasarv itulah kami menyusun makalah ini agar kita semua
sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup dan dapat menjadikan
Rasulullah sebagai idola kita karena sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri
tauladan yang baik.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian akhlak
2.Apa pengertian akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah?
3.Apa macam-macam akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah?
4.Apa cara menghindari akhlak madzmumah
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian akhlak
2.Untuk mengetahui pengertian akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah
3.Untuk mengetahui macam-macam akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah
4.Untuk mengetahui cara menghindari akhlak madzmudah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa akhlak berarti sifat atau tabiat, sedangkan menurut istilah akhlak
berarti kumpulan sifat yang dimilki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik
dan buruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi
pekerti, watak, dan tabiat.
Konsep akhlak menurut Al-Gazhali adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
seseorang darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih
dahulu. Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada
diri Nabi Muhammad SAW. karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada
dirinya. Allah SWT. sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam
AlQur’an sebagaimana firman-Nya “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-
benar berakhlak agung.” Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik
seperti yang terkandung dalam hadist “orang mukmin yang paling sempurna
keimananya adalah yang paling baik akhlaknya”.
B. AKHLAK MAHMUDAH
a. Pengertian Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah akhlak yang terpuji, yaitu segala macam bentuk,
perbuatan, ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa menambah iman dan
mendatangkan pahala. Akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua
perbuatan yang baik harus dianut dan dimiliki setiap orang. Akhlak mahmudah
merupakan akhlak yang mencerminkan ajaran Rasulullah SAW.
b. Macam-macam Akhlak Mahmudah
1. Akhlak Mahmudah kepada Allah SWT.
1) Mentauhidkan Allah
Tauhid dalam Islam artinya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan wajib beriman kepada-Nya. Sikap ini harus dimiliki setiap Muslim
karena sejatinya dasar agama Islam adalah tauhid.
2
3
Salah satu dalil tentang akhlak terpuji ini bisa ditemukan dalam surat
Az-Zumar ayat 2-3 yang berbunyi:
َااَل ِهّٰلِل الِّدْيُن اْلَخاِلُص ۗ َو اَّلِذ ْيَن اَّتَخ ُذ ْو ا ِم ْن. ِاَّنٓا َاْنَز ْلَنٓا ِاَلْيَك اْلِكٰت َب ِباْلَح ِّق َفاْع ُبِد َهّٰللا ُم ْخ ِلًصا َّلُه الِّدْيَن
ُد ْو ِنٖٓه َاْو ِلَيۤا َۘء َم ا َنْعُبُد ُهْم ِااَّل ِلُيَقِّر ُبْو َنٓا ِاَلى ِهّٰللا ُز ْلٰف ۗى ِاَّن َهّٰللا َيْح ُك ُم َبْيَنُهْم ِفْي َم ا ُهْم ِفْيِه َيْخ َتِلُفْو َن ۗە ِاَّن
َهّٰللا اَل َيْهِد ْي َم ْن ُهَو ٰك ِذ ٌب َك َّفاٌر.
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan
tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang
murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia
(berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sungguh, Allah
akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka
perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan
orang yang sangat ingkar.
2) Dzikrullah
Zikir berasal dari kata ‘dzakara’, ‘yadzukuru’ atau ‘dzukr’/’dzikr’ yang
memiiliki arti perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan)
dan dengan hati (mengingat dan menyebut).
Allah sendiri dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 152 telah berfirman:
َفاْذ ُك ُرْو ِنْٓي َاْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ا ِلْي َو اَل َتْكُفُرْو ِن
Artinya:
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Dzikrullah bertujuan untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Dengan harapan Allah SWT akan menambah kasih sayang-Nya
yang diwujudkan dalam bentuk bimbingan, hidayah, maupun petunjuk.
Mengingat Allah SWT artinya menghadirkan-Nya dalam setiap aktivitas dan
4
إَّن َهللا َع َّز َو َج َّل ُيْقَبُل َتْو َبَة اْلَع ْبِد َم ا َلْم ُيَغْر ِغ ِر
Artinya:
Bahwasanya Allah Azza wa Jalla dapat menerima tobat hamba,
sebelum ia menghembuskan napas yang terakhir. (HR. At-Tirmidzi).
4) Bersyukur
Kata Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima kasih.
Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah Swt. Atas karunia yang
dianugerahkan Allah Swt. Kepada dirinya. Sedangkan menurut istilah syukur
ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat kepada-Nya, tunduk
dan berserah diri hanya kepada Allah Swt. Serta beramar makruf nahi munkar.
Syukur dengan Hati
Bersyukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari dengan
sepenuh bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah Swt. Dan
tiada seseorang pun selain Allah Swt. Yang dapat memberikan nikmat itu.
Bersyukur dengan hati juga berupa rasa gembira dan rasa terhadap
nikmat yang telah diterimanya.
Syukur dengan Lisan
Bersyukur dengan lisan, yaitu mengucapkan secara jelas
ungkapan rasa syukur itu dengan kalimat hamdalah. Bahkan ada
beberapa doa yang diajarkan oleh rasul sebagai ungkapan syukur atas
5
nikmat tertentu, misalnya doa setelah makan, doa bangun tidur, doa
selesai buang hajat dan lain sebagainya.
Syukur dengan Amal Perbuatan
Bersyukur dengan amal perbuatan, yaitu menggunakan nikmat
yang telah Allah berikan. Misalnya menggunakan anggota tubuh untuk
melakukan hal-hal yang baik.
5) Tawakkal
Tawakkal diartikan sebagai berpasrah diri kepada Allah SWT
berpasrah disini bukan berarti 100% pasrah tanpa melakukan usaha, justru
tawakkal adalah bentuk kepasraan diri tanpa menghilangkan nilai usaha.
Tawakkal adalahkesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah SWT untuk
mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan baik menyangkut
urusan dunia maupun akhirat.
2. Akhlak Mahmudah kepada Diri Sendiri
1) Sabar
Sabar dalam bahasa Arab berasal dari kata ṣabara yang artinya
menahan atau menunggu. Secara umum, sabar adalah sikap menahan diri dari
melakukan hal yang buruk atau tidak baik serta menerima segala sesuatu
dengan lapang dada. Sabar juga dapat diartikan sebagai sikap ketegaran hati
dalam menghadapi kesulitan dan cobaan hidup.
Menurut Imam Al-Ghazali, sabar adalah menahan diri dari keluh
kesah dan mengikhlaskan hati terhadap apa yang terjadi. Sabar juga
mencakup ketabahan, keteguhan, dan ketenangan hati dalam menghadapi
cobaan dan musibah.
Macam-macam Sabar
Sabar dalam ketaatan (al-shabru ‘ala-Tha’ah. Hal itu dilakukan dengan
cara istiqomah (konsisten dan terus menerus) dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah.
Sabar meninggalkan maksiat (al-shabru ‘an al-ma’-shiyyah). Ini
dilakukan dengan cara mujahadah (jihad spiritual), bersungguh-sungguh
dalam memerangi hawa nafsu dan meluruskan keinginan-keinginan
buruk yang dibisikkan oleh setan.
6
Istilah qanaah dari segi bahasa berarti cukup dan merasa puas dengan
setiap sesuatu yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT sekaligus tunduk serta
akur dengan karunia-Nya. Singkatnya, qanaah ini adalah sikap bersyukur atas
apa yang telah diberikan oleh Allah SWT dan merasa cukup akan semua itu.
4) Zuhud
Zuhud ialah mengutammakan kepentingan akhirat diatas kepentingan
dunia. Orang-orang yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan
dengan urusan dunia kecuali urusan dunia yang bisa mendukung urusan
akhirat, seolaholah mereka tidak peduli atas macam kemewahan dunia yang
bersifat semu, serta menghabiskan segenap waktu dengan beribadah,
berdzikir, bermunajah, dan lain-lain.
5) Haya’ atau Malu
Maksud “malu” disini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan
sebuah keburukan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Orang
yang mempunyai malu tidak hanya dari hati saja, tetapi juga ditunjukkan dari
perkataan dan perbuatan. Sifat haya’ atau malu merupakan salah satu ciri 99
cabang iman: “Malu sebagian dari iman”.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak,
dan akhlak islam adalah rasa malu”. (HR Imam Malik)
6) Iffah
Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu- ‘iffah
yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga berarti
kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri
dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya.
Iffah (al-iffah) juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk memelihara
kesucian diri (al-iffah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan
memelihara kehormatan. Seorang Muslim yang meneladani sikap iffah
disebut sebagai afif. Dalam kesehariannya, ia selalu membatasi diri agar tidak
melakukan perbuatan maksiat. Seorang afif juga selalu berperilaku sesuai
dengan tuntunan Alquran dan sunnah.
Ia bisa menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan, walaupun
jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya. Iffah
menjadi salah satu akhlak terpuji yang amat dicintai Allah Swt. Sebab, dari
iffah akan lahir akhlak terpuji lain seperti sabar, qana’ah, jujur, dan santun.
8
4) Pemaaf
Dalam bahasa Arab, sikap pemaaf disebut al’afw yang memiliki arti
bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah. Pemaaf
merupakan salah satu akhlak terpuji, ada sebagian orang beranggapan bahwa
meminta maaf itu mudah, namun tak semua bisa memaafkan, Terkadang
memang ada benarnya, memaafkan memang bukan perkara yang mudah.
Namun perlu diperhatikan, jika kita sulit memaafkan, maka akan
banyak dendam di hati kita, terlebih kita akan sulit melupakan kesalahan
orang lain terhadap apa yang diperbuat kepada kita. Pemaaf adalah sifat yang
memang perlu dimiliki untuk membangun suatu karakter seseorang. Bukan
berarti memaksakan harus untuk memiliki sifat pemaaf, namun terkadang
perlu kita belajar, dilatih, bagaimana kita menumbuhkan sifat itu.
Perlu kita pahami bahwa sifat pemaaf ini merupakan perangai yang
baik, sifat yang mencerminkan akan beningnya hati dan lapangnya dada, dan
karakter yang didasari dengan keimanan dan rasa kasih sayang.
5) Tawadhu
Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadh‟a yang berarti
merendahkan, serta juga berasal dari kata “ittadha‟a” dengan arti
merendahkan diri. Disamping itu, kata tawadhu juga diartikan dengan rendah
terhadap sesuatu. Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan
kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Ada beberapa ciri-ciri
orang tawadhu yang bisa anda kenali, antara lain sebagai berikut:
• Tidak senang mengumbar keunggulan dirinya meskipun ia memilikinya.
• Bisa menerima kebenaran dari siapapun tanpa melihat derajat atau kelas
seseorang.
• Tidak akan memilih-milih teman dan bersedia mementingkan
kepentingan bersama.
• Selalu senang hati menolong ketika dimintai pertolongan.
• Lebih senang tidak dikenal daripada menjadi orang terkenal.
• Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, baik dari kalangan orang
terpandang maupun dari kalangan orang yang rendah kedudukannya.
10
C. AKHLAK MADZMUMAH
a. Pengertian Akhlak Madzmumah
Akhlak mazmumah adalah akhlak yang tidak dibenarkan oleh agama,
golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia.
Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat mendatangkan kemudharatan
bagi diri sendiri maupun orang lain. Akhlak mazmudah ialah semua perangai
manusia, perangai lahir dan batin yang mungkar, maksiat, dan fahsya’,
berdasarkan petunjuk Allah SWT. dalam Al-Qur’an dan yang dilarang atau dicela
oleh Nabi SAW.
b. Macam-macam Akhlak Madzmumah
1. Akhlak Madzmumah kepada Allah
1) Syirik
Syirik merupakan mempersekutukan (meminta/memohon) selain
kepada Allah dengan makhluk-Nya. Ini seperti menyembah berhala.
ٌَع ِظ ْيم َو ِاْذ َقاَل ُلْقٰم ُن اِل ْبِنٖه َو ُهَو َيِع ُظٗه ٰي ُبَنَّي اَل ُتْش ِر ْك ِباِهّٰللۗ ِاَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.” (QS. Lukman: 13).
2) Takabur
Sikap menyombongkan diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di
alam ini. Adapun yang menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya
karena rupa tampan atau cantik, kedudukan jabatan yang tinggi, dan kekayaan.
Salah satu ayat Allah yang menerangkan ketakaburan manusia,
QS An-Nahl: 29.
َفاۡد ُخ ُلۤۡو ا َاۡب َو اَب َج َهَّنَم ٰخ ِلِد ۡي َن ِفۡي َهاؕ َفَلِبۡئ َس َم ۡث َو ى اۡل ُم َتَك ِّبِر ۡي َن
3) Murtad
Murtad ialah sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan
yang lain dari agama Islam atau singkatnya keluar dari agama islam.
Hukumannya sebagaimana firman Allah:
ۗ َو َم ْن َّيْر َتِد ْد ِم ْنُك ْم َع ْن ِد ْيِنٖه َفَيُم ْت َو ُهَو َك اِفٌر َفُاوٰۤل ِٕىَك َح ِبَطْت َاْع َم اُلُهْم ِفى الُّد ْنَيا َو اٰاْل ِخَر ِةۚ َو ُاوٰۤل ِٕىَك
َاْص ٰح ُب الَّناِۚر ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah: 217)
4) Munafik
Munafik yaitu sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-
pura/tidak tulus hatinya mengikuti ajaran Allah. Ini termasuk sifat berkhianat.
Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan menurunkan martabat dirinya.
Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut hadis Rasulullah SAW yaitu:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong,
apabila berjanji ia menyalahi, dan apabila diserahi amanah ia curang.”
(HR Bukhari-Muslim)
2. Akhlak Madzmumah kepada Orang Lain
1) Marah (al-ghadhab) yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang
mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
2) Iri hati atau dengki (al-hasadu) yaitu sikap seseorang yang ingin
menghilangkan kebahagiaan/kenikmatan orang lain dan rasa ingin
menggagalkan kebaikan orang lain karena berhasil menjadi lebih baik dan
sukses.
3) Mengumpat (al-ghibah) yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain
untuk tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
4) Berbuat aniaya (al-zhulmu) yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain,
baik materi maupun nonmateri. Sebagian mengatakan, seseorang yang
mengambil hak orang lain.
12
5) Kikir (al-bukhlu) yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain,
baik dalam hal jasa maupun materi.
6) Riya
Orang yang riya ditarifkan sebagai sifat yang menarik pandangan orang
yang menampakkan berbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata
menginginkan pujian, pangkat atau kedudukan.
7) Ujub
Ujub berkait rapat dengan takbur dan riya’. Ujub berarti keistimewaan
atau kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi
kecantikan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
8) Namimah
Namimah merupakan kata dalam bahasa Arab yang memiliki artinya
menceritakan keburukan seseorang kepada orang lain dengan maksud agar
pendengarnya mencelakakan orang yang dijelekkan dan hal ini membuat
orang yang mengucapkan keburukan tersebut menjadi bahagia dan puas.
Sehingga namimah mengacu pada tindakan menyampaikan informasi
percakapan dengan satu orang ke orang lain dengan maksud agar timbul
kerusakan, kebencian, dan permusuhan di antara keduanya. Ini adalah
penyakit yang merajalela di masyarakat kita.
Padahal belum tentu yang dikatakan itu benar, dan yang terpenting
orang yang menyebarkan kata-kata buruk itu berniat mencelakakan orang lain.
Namimah bahkan lebih buruk dari gheebat (gunjingan) karena di gheebat
berkali-kali tidak ada niat khusus untuk menyakiti. Namimah adalah
kombinasi dari dua dosa, yaitu mengatakan hal-hal buruk tentang manusia lain
dan memiliki keinginan dan niat yang merugikan orang lain.
c. Cara Menghindari Akhlak Mazmumah
• Perbanyak Beribadah
• Biasakan berbagi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak Islamiyah dibagi menjadi dua yakni Akhlak Mahmudah (fadilah) dan
Akhlak Madzmumah (qabihah). Akhlak mahmudah yaitu akhlak yang terpuji dan
macam-macam dari sifat terpuji ada ikhlas, tawakkal, sabar, syukur, zuhud, haya’ (malu),
Sedangkan Akhlak madzmudah yaitu akhlak yang tercela dan macam-macam dari
sifat tercela ada marah, takbur, riyak, ujub, hafud, ghibah dan namimah, dan lainnya. Dan
untuk menghindari sifat tercela tersebut sebaiknya kita harus memperbanyak beribadah,
biasakan berbagi, bersyukur atas nikmat Allah, pahami keterbatasan manusia, dan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
sehingga kami mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah kami ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://sumsel.kemenag.go.id http://manfaat.co.id/manfaat-perilaku-terpuji
http://www.hamba-allah.com/2013/10/pengertian-akhlak-mahmudah-danakhlak.html
PelangiBlog.AkidahAkhlakFiqihAswajaTajwidIlmuHadistKitabKuningkisahTelah
olawatDoa-doa http://cinta.com/kehidupan/perbuatan-salah/cara-menghindari-perilaku-
tercela
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2010
14