Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Akhlak Dalam Bermasyarakat

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak

Dosen Pengampu : M. Hamdan S.Pd.l,M.Pd.I

Disusun Oleh

1. Nur Azizah (22.11.2851)

2. M. Taufik Ullatif (22.11.2833)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

TAHUN AJARAN

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini disusun sedemikian rupa agar dosen
dan teman-teman mahasiswa dapat dengan mudah memahami isi dari Makalah ini.
Harapan kami semoga Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Walaupun komposisi Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan,


terutama dari penyajian kelengkapan materi.Oleh karena itu, saran tak lupa saya
nantikan demi kesempurnaan Makalah ini. Dengan selesainya Makalah ini, kami
menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.

Kuala Tungkal , November 2023

Hormat kami pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak.......................................................................................2

B. Akhlak Dalam Bermasyarakat...................................................................2

C. Hubungan Baik Dengan Masyarakat........................................................8

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga


akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak
merupakan dimensi nilai dari Syariat ditentukan oleh nilai akhlak.

Dalam kehidupan bertetangga, Bermasyarakat, individu tidak bisa seenaknya


mewujudkan tujuan hidupnya dengan mengabaikan tujuan hidup masyarakat
sekitarnya. Kepedulian setiap individu terhadap tujuan hidup bersama
mempercepat tujuan bersama tersebut, tetapi nyatanya bermasyarakat banyak
masalah yang dihadapi umat Islam, salah satunya adalah rendahnya rasa kesatuan
dan persatuan sehingga kekuatan mereka menjadi lemah. Sektor kehidupan yang
mengalami kelemahan ini salah satunya adalah sektor sosial dan budaya. Hal ini
tampak pada akhlak pergaulan hidup bertetangga, akhlak bertamu dan menerima
nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian akhlak?

2. Bagaimana Akhlak Dalam Bermasyarakat?

3. Bagaimana Hubungan Baik Dengan Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Akhlak.

2. Mengetahui Bagaimana Akhlak Dalam Bermasyarakat.

3. Mengetahui Bagaimana Hubungan Baik Dengan Masyarakat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan
jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan muru'ah.
Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti,
watak, tabiat. Dalam bahasa Inggris, istilah ini sering diterjemahkan sebagai
character1. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.

Cara membedakan akhlak, moral dan etika yaitu Dalam etika, untuk
menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur
akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok
ukur norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam
masyarakat (adat istiadat), dan dalam akhlaq menggunakan ukuran Al Qur'an dan
Al Hadis untuk menentukan baik- buruknya.

B. Akhlak Dalam Bermasyarakat

Akhlaq kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam
lingkungan atau kehidupaan.

Kita harus memperhatikan saudara (kaum muslim semuanya) dan juga


tetangga kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan.

Seperti yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah beriman seoarang dari kalian hingga ia menyukai saudaranya


sebagaimana ia menyukai dirinya sendiri." (H.R. Bukhari)

1
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2022), hal. 1.

2
Dari hadits shahih bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: "Tidak masuk
surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya" (H.R Muslim).

Sebagai panutan umat dan masyarakat, Rasulullah saw. berusaha


memberikan contoh dan suri teladan bagai- mana seharusnya hidup bertetangga
dan bermasyarakat. Beliau tidak hanya mengajarkan etika dan akhlak ber-
tetangga dan bermasyarakat kepada umatnya, tetapi beliau sendiri melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari. Beliau bersama keluarganya telah menerapkan
akhlak bertetangga dan bermasyarakat dalam lingkungan sosial, sesuai dengan
tuntunan Allah swt.. Beliau berusaha agar dalam kehidupan sosial dan hablum
minannas ini etika dan akhlak harus dikedepankan2.

Allah swt. melukiskan tentang akhlak Rasulullah saw. dalam kehidupan


sehari-hari. Firman-Nya,

‫َلَقۡد َك اَن َلُك ۡم ِفۡى َر ُس ۡو ِل ِهّٰللا ُاۡس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ۡن َك اَن َيۡر ُجوا َهّٰللا َو اۡل َيۡو َم اٰاۡل ِخَر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثۡي ًرا‬

Artinya : Sungguh,telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang


baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mangharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”(Q.s Al-Ahzab:21).

Kehidupan di masyarakat pastilah akan menjumpai kegiatan silaturahim.


Orang yang berakhlak baik biasanya senang dengan bertamu atau silaturahim
karena ini dapat menguatkan hubungan sesama muslim. Beberapa hal kegiatan
dalam masyarakat yaitu:

1. Bertamu

Menjaga silaturahmi merupakan hal penting yang dianjurkan masyarakat


dalam Indonesia Islam. yang Bagi gemar berkumpul, melaksanakannya pun bukan
sesuatu yang sulit. Dalam berbagai kesempatan, mereka akan menyempatkan
untuk berkunjung ke rumah tetangga, teman, rekan kerja, atau kerabat keluarga.

2
Muhsin M.K, Bertetangga dan Bermasyarakat Dalam Islam, ( Jakarta: Al-Qalam, 2004),
hal. 75.

3
Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang
dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu.
Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat
tercapai. Apabila tata krama ini dilanggar maka tujuan bertamu justru akan
menjadi rusak, yakni merenggangnya hubungan persaudaraan. Adapun cara
bertamu atau adab bertamu yang baik sebagai berikut:

1. Jangan berdiri tepat di depan pintu

"Berdirilah di sisi kanan pintu, bukan tepat di depannya. Jadi setelah dibuka
tidak melihat seluruh isi rumah, termasuk bila ada yang tidak boleh dilihat," ujar
Ustaz Khalid.Adab ini tertulis dalam hadits berikut yang :

Artinya: Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum,


beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah
kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu'alaikum... assalamu'alaikum..."

2. Salam dan ketuk pintu

Selanjutnya ucapkan salam dan ketuk pintu sampai tiga kali. Jika tidak ada
jawaban maka pulanglah. Mungkin sedang tidak ada di rumah atau tidak mau
diganggu.

Adab bertamu mengucapkan salam telah dijelaskan dalam QS An Nur ayat


27

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah


yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."
(Qs. An-Nur:27)

3. Tunggu hingga dipersilahkan masuk

Jangan langsung duduk, tunggu dulu. Dengarkan kalimatnya, 'silahkan


masuk,' bukan silahkan duduk. Bukan juga cek-cek yang lain. Jadi setelah masuk
tunggulah sampai dipersilahkan duduk.

4
4. Langsung pulang jika urusan sudah selesai

Jika sudah selesai bertamu segera pulang. Tamu tidak perlu tahu ada berapa
kamar di kediaman tuan rumah.

2. Menerima Tamu

Menerima dan memuliakan tamu dalam Islam dipandang sebagai


perbuatan mulia, dan dianjurkan. Oleh Nabi Muhammad SAW memuliakan
dijadikan salah satu tamu tugas seorang mukmin.

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam bersabda:

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata
baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Memuliakan tamu dilakukan antara lain:

a. Menyambut kedatangannya dengan muka manis.

b. Menggunakan tutur kata yang lemah lembut

c. Mempersilakan duduk di tempat yang baik.

d. Kalau perlu disediakan ruangan khusus menerima tamu yang dijaga


kerapihannya.

Kalau tamu datang dari tempat yang jauh. dan ingin menginap, tuan rumah
wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari itu
terserah tuan rumah tetap menjamunya atau tidak. Menurut Rasulullah saw,
menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.

Rasulullah saw bersabda:

5
"Menjamu tamu itu hanya tiga hari. Jaizahnya sehari semalam. Apa yang
dibelanjakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan tidak boleh bagi
tamu tetap menginap (lebih dari tiga hari) Karen ahal itu akan memberatkan tuan
rumah." (HR. Tirmidzi)

Menurut Imam Malik, yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam


adalah memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan yang
istimewa dari hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari. Sedangkan
hari kedua dan ketiga dijamu dengan hidangan biasa sehari-hari.

Sedangkan menurut Ibn al-Atsir, yang dimaksud dengan jaizah sehari


semalam adalah memberi bekal kepada tamu perjalanan sehari-semalam. Namun
bagaimanapun substansinya tetap sama yaitu anjuran untuk memuliakan tamu
sedemikian rupa.

Islam sebagai agama yang sangat serius dalam memberikan perhatian


orang yang sedang bertamu. Sesungguhnya orang yang bertamu telah dijamin
hak-haknya dalam Islam. Karena itu menghormati tamu merupakan perintah yang
mendatangkan kemuliaan didunia dan akhirat. Setiap muslim wajib untuk
menerima dan memuliakan tamu, tanpa membeda-bedakan status sosial ataupun
maksud dan tujuan bertamu. Memuliakan tamu merupakan salah satu sifat terpuji
yang sangat dianjurkan dalam Islam3.

3. Hubungan Baik Dengan Tetangga

Tetangga adalah pihak terdekat setelah keluarga sendiri. Merekalah yang


diharapkan terlebih dahulu memberikan pertolongan atau bantuan ketika
memerlukan. Misalnya, ketika kita melaksanakan hajatan atau menitipkan rumah
dan lain-lain.

a. Pentingnya hubungan baik dengan tetangga

Rasulullah saw menjadikan sikap baik dengan tetangga sebagai ukuran


keimanan seseorang kepada Allah SWT dan Hari Akhir. Beliau bersabda:
3
Rofa'ah, Akhlak Keagamaan, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal. 160.

6
"Demi Allah, dia tidak beriman!""Demi Allah, dia tidak beriman!""Demi
Allah, dia tidak beriman!" Seorang sahabat bertanya: "Siapa dia (yang tidak
beriman. itu) ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Orang yang tetangganya tidak
aman dari keburukannya." (H. Mutafaqun 'Alaih)

"Tidak masuk surga orang yang tetangga tidak aman dari keburukannya."
(HR. Muslim). Semakin kuat iman seseorang, semakin baik dia dengan
tetangganya, begitu pula sebaliknya.

b. Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga

Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan bentuk mengganggu


atau menyusahkan mereka. Yang lebih baik lagi tidak hanya sekedar menjaga
jangan sampai tetangga terganggu, tapi secara aktif berbuat baik kepada mereka.
Misalnya dapat dengan bertegur sapa, memberikan pertolongan disaat tetangga
butuh pertolongan dan lain sebagainya.

Rasulullah saw bersabda:

"Hak tetangga itu ialah, apabila ia sakit kamu menjenguknya, apabila ia


meninggal, kamu mengiringi jenazahnya, apabila ia membutuhkan sesuatu, kamu
meminjaminya, apabila ia tidak memiliki pakaian kamu memberinya pakaian,
apabila dia mendapat kebajikan kamu mengucapkan selamat kepadanya, apabila
ia mendapat musibah, kamu bertakziah kepadanya, jangan engkau meninggikan
rumahmu atas rumahnya sehingga angin terhalang masuk rumahnya, dan
janganlah kamu menyakitinya dengan bau periukmu kecuali kamu memberikan
sebagian dari masakan itu". (H.R Thabrani)

Membina hubungan baik dengan tetangga merupakan kewajiban setiap


manusia. Selama tetangga berperangai baik, tentu kita pun akan terpengaruh
olehnya. Namun, bila tetangga kita berperangai buruk, bisa jadi buruk pula
pengaruhnya bagi kita. Nah, salah satu perangai tetangga yang bisa memberikan

7
pengaruh buruk bagi kehidupan keluarga adalah ucapan-ucapan mereka yang
negatif4.

C. Hubungan Baik dengan Masyarakat

Bermasyarakat merupakan salah satu fitrah manusia. Allah berfirman


dalam Qs Al-Hujurat:13

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد‬
‫ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku- suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah. ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (QS. Al-
Hujurat:13)

•kewajiban sosial sesama muslim

kewajiban muslim terhadap muslim lainnya ada 5. Adapun lima perkara


tersebut adalah:

1. Menjawab Salam.

Salam merupakan doa seorang Muslim kepada Muslim lainnya, jika ada
seseorang yang mengucapkan salam kepada kita berati ia sedang mendo’akan kita,
maka dari itu kita yang mendengarnya juga harus membalas mendo’akan dengan
menjawab salam kepada si pemberi salam. Kalau mengucap salam adalah sunnah,
maka menjawabnya adalah sebuah kewajiban.

2. Menjenguk Orang Yang Sakit.

Islam mensyariatkan pemeluknya untuk menjenguk saudaranya ketika


mereka sedang sakit, karena diharapkan dengan demikian secara mental saudara
4
Izzah Qanita Nailiya, Jangan Bertengkar Bunda, (Yogyakarta: Laksana, 2016), hal. 75.

8
mereka yang sakit akan lebih kuat, dan barangkali dengan perantara do’anya akan
jadi kesembuhan bagi penyakit yang diderita. Dengan menjenguk orang yang
sedang sakit, maka kita juga akan lebih mempererat tali silaturahmi.

3. Mengurus jenazah.

Ini merupakan bentuk penghormatan terakhir setiap Muslim kepada


saudaranya yang sudah meninggal. Syariat Islam sangat menganjurkan umatnya
untuk mengurusi jenazah saudaranya yang telah meninggal dunia, mulai dari
memandikan, mengkafani, mensholati hingga menguburkannya.

4. Memenuhi Undangan.

Apabila mendapat undangan, hendaknya bagi setiap muslim untuk


menghadirinya.Dengan kita hadir/memenuhi undangan tersebut, berarti kita telah
menghormati orang yang memberi undangan (orang yang mengundang). Serta
akan lebih memperkuat dan mempererat hubungan persaudaran antara Muslim
satu dengan yang lain.

5. Mendoakan orang Yang Bersin.

Disunnahkan untuk orang yang bersin mengucapkan hamdalah sebagai


ucapan syukur atas karunia Allah kepadanya. Sedangkan seorang muslim yang
mendengarkannya dianjurkan mengucapkan “Yarhamukallah” (semoga Allah
merahmatimu). Kemudian orang yang bersin disunnahkan untuk membalas pula
dengan do’a “Yahdikumullah” (semoga Allah memberimu petunjuk). Bukankah
indah dan luar biasa jika setiap Muslim dapat saling mendoakan dan saling
memenuhi kewajibannya kepada saudara-saudaranya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan
jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan muru'ah.
Dengan demikian, secara etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti,
watak, tabiat. Dalam bahasa Inggris, istilah ini sering diterjemahkan sebagai
character. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.

Akhlaq kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam
lingkungan atau kehidupaan. Adapun akhlak dalam masyarakat ada 3 yaitu:
Bertamu, Menerima Tamu, dan Hubungan Baik Dengan Tetangga.

Bermasyarakat merupakan salah satu fitrah manusia, adapun kewajiban


sesama muslim ada 5, yaitu: Menjawab salam, Menjenguk orang yang sakit,
Mengurus Jenazah, Memenuhi Undangan, dan Mendoakan orang yang bersin.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini.Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2022), hal. 1.

Muhsin M.K, Bertetangga dan Bermasyarakat Dalam Islam, ( Jakarta: Al-Qalam,


2004), hal. 75.

Rofa'ah, Akhlak Keagamaan, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal. 160.

Izzah Qanita Nailiya, Jangan Bertengkar Bunda, (Yogyakarta: Laksana, 2016),


hal. 75.

Anda mungkin juga menyukai