Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّرِح ْيِم‬


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

selesainya makalah yang berjudul “Akhlak Murid Menurut Islam.”. Atas

dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini. Dan

juga penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca.

Barru, 05 Desember 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................1

2. Rumusan Masalah......................................................................................2

3.Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

1. Akhlak Murid Menurut Islam....................................................................3

2. Akhlak Murid Terhadap Guru...................................................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................9

1. Kesimpulan................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang

paling penting . jatuh bangunnya suatu masyarakat dan bangsa tergantung pada

bagaimana ahlaknya. Jika akhlak masyarakat tersebut baik, maka baik pula lahir

dan batinnya. Sebaliknya, apabila ahlaknya rusak, maka rusak pula lahir dan

batinnya. Keberhasilan seseorang , masyarakat, dan bangsa disebabkan karena

akhlaknya.

Seorang muslim yang berakhlak baik senantiasa mau bersikap adil. Yang

dimaksud adil disini adalah memberikan setiap orang yang mempunyai hak akan

haknya. Pengertian adil seperti itu tidak akan terwujud seperti yang diharapkan,

jika tidak mengetahui hak dan kewajiban, hak dan kewajiban itu diberikan kepada

orang yang memilikinya. Sebaliknya jika seorang yang berahlak buruk akan

merampas hak orang lain dan tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Yang namanya akhlak itu terbagi kepada berbagai macam, akhlak terhadap

diri sendiri, orang lain dan lain-lain. Termasuk di dalamnya akhlak murid

terhadap guru yang mengajari kita ada beberapa aturan yang mesti dilakukan agar

kitA mendapat ilmu yang bermanfaat.

1
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana akhlak murid menurut islam?

2. Bagaimana akhlak murid terhadap guru?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana akhlak murid menurut islam

2. Untuk mengetahui bagaimana akhlak murid terhadap guru

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Akhlak Murid Menurut Islam

Tujuan pokok dari ajaran Islam adalah membentuk Akhlakul Karimah

(Akhlak yang mulia). Kata Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Akhlaku”

bentuk jamak dari kata “Khalaqa” yang berarti Perangai, Tingkah Laku, Budi

Pekerti atau Tabiat yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau ajaran tertentu.1

Didalam Al-Qur’an makna perangai yang demikian dapat dipahami dari

surah Al-qalam ayat 4 sebagai berikut :

‫َو ِاَّنَك َلَع ٰل ى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬

Terjemahan : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas


budi pekerti yang agung” 2

Demikian dari ayat diatas dapat disimpulkan, Rasulullah saw sebagai buah

dari akhlak beliau yang mulia. Pernyataan bahwa Nabi Muhammad mempunyai

akhlak yang agung merupakan pujian Allah kepada Nabi. Secara tidak langsung,

ayat ini juga menepis segala tuduhan-tuduhan orang musyrik kepada Nabi

Muhammad.

Sedangkan menurut pendekatan terminalogi, berikut ini beberapa pakar

yang mengemukakan pengetian Akhlak atau perilaku sebagai berikut:

1
Ali Syamsuddin, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim,(Yogyakarta ; Graha Ilmu, 2009)
H,225.
2
Depertemen Agama RI,ALMUMAYYAZ Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi
PerKata Bekasi : Cipta Bagus Segara 2014 H. 564

3
1.Ibnu Miskawih

Bahwa akhlak atau perilaku adalah keadaan jiwa seorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan

pikiran terlebih dahulu.

2.Imam Al-Ghazali

Bahwa akhlak atau perilaku adalah suatu sikap yang mengakar yang

darinya lahir sebagai perbuatan yang mudah dan gampang, tanpa perlu kepada

pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik

atau terpuji, baik dari segi akal syara, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika

dia lahir darinya perbuatan tercel, maka sikap tersebut disebut akhlak buruk.

3.Ahmad Amin

Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak atau perilaku

yaitu kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bisa membiasakan sesuatu,

kebiasaan itu dinamakn akahlak atau perilaku. Menurut kehendak ialah ketentuan

dari beberapa keinginan manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupaka

perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya, masing-masing

dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan lebih besar, kekuatan inilah

yang bernama akhlak.3

3
Acehmillano ganto “akhlak murid terhadap guru”
https://acehmillano.wordpress.com/2016/03/06/akhlak-murid-terhadap-guru-dan-akhlak-guru-
terhadap-murid/ diakses tanggal 12 Desember 2022, pukul 11;46 WITA

4
Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu

sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia

bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya

sehari-hari.

Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan

mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan

membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk

senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan

kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan membinasakan

diri dan masyarakat seluruhnya.

2. Akhlak Murid Terhadap Guru

Murid adalah orang yang belajar kepada guru, murid pula yang

menentukan kualitas ajar seorang guru. Jika siswanya kurang pintar setelah

mendapat pendidikan, maka ada dua kemungkinan, yakni: muridnya kurang

mencerna pelajaran yang ditransfer guru (atau sang guru tidak dapat memberikan

metode terbaik pada saat pelajaran diberikan), atau sang murid tidak mampu

mengikuti pelajaran yang diberikan guru.

Seorang murid wajib berbuat baik kepada guru dalam arti menghormati,

memuliakan dengan ucapan dan perbuatan, sebagai balas jasa atas kebaikan yang

diberikannya. Murid berbuat baik dan berakhlak mulia atau bertingkah laku

kepada guru dengan dasar pemikiran sebagai berikut:

1.Memuliakan dan menghormati guru termasuk satu perintah agama

5
Sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Muliakanlah orang yang

kamu belajar darinya”. (HR. Abul Hasan Al-Mawardi), “Muliakanlah

guru-guru Al-Qur’an (agama), karena barang siapa yang memuliakan

mereka berarti ia memuliakan aku”. (HR. Abul Hasan Al-Mawardi)

Penyair Mesir Ahmad Syauki Bey mengatakan: “Berdiri dan hormatilah

guru, dan berilah ia penghargaan, (karena) seorang guru itu hampir saja

merupakan Tuhan”.(HR. Abul Hasan Al-Mawardi)

2.Guru adalah orang yang sangat mulia

Dalam sejarah nabi disebutkan, bahwa pada suatu hari Nabi

Muhammad SAW keluar rumah. Tiba-tiba beliau melihat ada dua majlis

yang berbeda. Majlis yang pertama adalah orang-orang yang beribadah

yang sedang berdoa kepada Allah dengan segala kecintaan kepadaNya,

sedang majlis yang kedua ialah majlis pendidikan dan pengajaran yang

terdiri dari guru dan sejumlah murid-muridnya. Melihat dua macam majlis

yang berbeda Nabi bersabda: “Adapun mereka dari majlis ibadah mereka

sedang berdoa kepada Allah. Jika Allah mau, Allah menerima doa mereka,

dan jika Allah mau, Allah menolak doa mereka. Tetapi mereka yang

termasuk dalam majlis pengajaran manusia. Sesungguhnya aku diutus

Tuhan adalah untuk menjadi guru. (HR. Ahmad)

3.Guru adalah orang yang sangat besar jasanya dalam memberikan ilmu

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan mental kepada siswa.

Bekal ini jika diamalkan jauh lebih berharga dari pada harta benda.

Orang yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus dengan ilmu. Sabda

6
Rasulullah SAW: “Barang siapa yang menghendaki dunia, wajib ia

mempunyai ilmu. Barang siapa yang menghendaki akhirat, wajib

mempunyai ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki dunia dan akhirat

kedua-duanya, wajib juga mempunyai ilmu. (HR. Ahmad)

4.Dilihat dari segi usia, maka pada umumnya guru lebih tua dari pada

muridnya, sedangkan orang muda wajib menghormati orang yang lebih tua

Sabda Rasulullah SAW: “Bukan dari umatku, orang yang tidak

sayang kepada yang lebih muda dan tidak menghargai kehormatan yang

lebih tua.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

5.Cara Berakhlak Terhadap Guru

Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka

berakhlak terhadap seorang guru, di antaranya adalah sebagai berikut:

6.Menghormati dan memuliakannya serta mengagungkannya menurut cara

yang wajar dan dilakukan karana Allah.

7.Berupaya menyenangkan hatinya dengan cara yang baik.

8.Tidak merepotkan guru dengan banyak pertanyaan.

9.Dengan meletihkan guru dengan berbagai pertanyaan dan beban lainnya.

10.Jangan berjalan dihadapannya.

11.Jangan duduk ditempat duduknya.

12.Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya.

13.Jangan membukakan rahasia guru.

14.Jangan melawan dan menipu guru.

15.Meminta ma’af jika berkata keliru dihadapan guru.

7
16.Memuliakan keluarganya.

17.Memuliakan sahabat karib guru.4

4
Mohammad Mansur, Aqidah Ahlak II, (Jakarta : Ditjen Binbaga Islam Departemen
Agama Islam, 1998) H. 188

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Akhlaku”

bentuk jamak dari kata “Khalaqa” yang berarti Perangai, Tingkah Laku,

Budi Pekerti atau Tabiat yang terbentuk melalui suatu keyakinan atau

ajaran tertentu.

2. . Cara Berakhlak Terhadap Guru

Banyak cara yang dapat dilakukan seorang siswa dalam rangka berakhlak

terhadap seorang guru, di antaranya adalah sebagai berikut:

1.Menghormati dan memuliakannya serta mengagungkannya menurut cara

yang wajar dan dilakukan karana Allah.

2.Berupaya menyenangkan hatinya dengan cara yang baik.

3.Tidak merepotkan guru dengan banyak pertanyaan.

4.Dengan meletihkan guru dengan berbagai pertanyaan dan beban lainnya.

5.Jangan berjalan dihadapannya.

6.Jangan duduk ditempat duduknya.

7.Jangan mulai berbicara kecuali setelah mendapat izin darinya.

8.Jangan membukakan rahasia guru.

9.Jangan melawan dan menipu guru.

10.Meminta ma’af jika berkata keliru dihadapan guru.

11.Memuliakan keluarganya.

12.Memuliakan sahabat karib guru

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali Syamsuddin, 2009 Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, Yogyakarta ; Graha


Ilmu,

Acehmillano ganto 2016 “akhlak murid terhadap guru”


https://acehmillano.wordpress.com/2016/03/06/akhlak-murid-terhadap-
guru-dan-akhlak-guru-terhadap-murid/ diakses tanggal 12 Desember
2022, pukul 11;46 WITA

Depertemen Agama RI, 2014 ALMUMAYYAZ Al-Qur’an Tajwid Warna


Transliterasi PerKata Bekasi : Cipta Bagus Segara

Mohammad Mansur, 1998 Aqidah Ahlak II, Jakarta : Ditjen Binbaga Islam
Departemen Agama Islam,

10

Anda mungkin juga menyukai