Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MATERI BAB IV

KELOMPOK 3:
1. BAGUS KURNIAWAN
2. KEVIN FADLIKA SAIFUDDIN
3. HARSUMI OKTAVIANAJU
4. FEBY HAFIZHOH WIDAD
5. LAILA AULIA ZAHRA
6. FAUZIYAH FADMALA PUTRI
KELAS: XII IPA
PELAJARAN: AQIDAH AKHLAK
GURU : BU MUTIARA SHOLEHA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Makalah Materi Bab IV ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Mutiara pada
bidang study Aqidah Akhlak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Adab Pergaulan dalam Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mutiara, selaku guru bidang study Aqidah
Akhlak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 23 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….....................................................
 A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….
 B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………
 C. Tujuan …………………………………………………………………………………...
 D. Manfaat …………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………..
 A. Adab Bergaul dengan orang tua ………………………………………………………...
- Tata cara bergaul dengan orang tua ……………………………………………………
- Sebab-sebab kita wajib menghormati kedua orang tua...
- Beberapa hal yang seharusnya kita lakukan ketika orang tua masih hidup dan ketika
orang tua sudah meninggal ……………………………….............................................
 B. Adab Bergaul dengan Teman Sebaya …………………………………………………..
- Cara memilih teman dalam islam ……………………………………………………...
- Adab bergaul dengan teman sebaya ……………………………………………………
 C. Adab Bergaul dengan yang Lebih Muda ………………………………………………..
- Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda ………………………………………..
- Larangan dalam bergaul dengan yang lebih muda …………………………………….
 D. Adab Bergaul dengan Lawan Jenis …………………………………………………….
- Tata cara bergaul dengan lawan jenis …………………………………………………
- Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis …………………………………………..
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………..
 A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….
 B. Saran ……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ahklak mulia dalam pergaulan adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam dalam alqur’an dan hadist. Akhlak dalam pergaulan yang baik telah diajarkan oleh
rasullullah kepada setiap umat khususnya umat islam. Setiap aturan dalam islam tentang
akhlak dalam pergaulan bertujuan tentang cara bagaimana manusia memposisikan dirinya
sebagai mahkluk tuhan demi terwujud suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat sesuai dengan yang diingankan oleh Allah SWT.

Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang
yang bertakwa. Memiliki akhlak yang baik, seseorang akan diangkat derajatnya kederajat
yang lebih tinggi oleh tuhan. Aklhak mulia tersebut menyangkut tentang etika, budi-
pekerti dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.

Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itu yang dapat
menerangkan bahwa orang itu telah memiliki akhlak yang baik. Semua bermuara pada
realisasi tanggung jawab kepada Allah SWT. Jika seseorang telah memahami tentang
akhlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik yang diinginkan oleh Allah
SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Ada berapakah adab pergaulan dalam islam?
2. Bagaimana tata cara bergaul dengan orang tua?
3. Hal-hal apa sajakah yang dilarang dalam pergaulan dengan orang yang lebih tua?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh seperti apa pandangan islam
tentang adab pergaulan dalam hidup dan kehidupan serta menyadari betapa pentingnya
adab yang baik dalam pergaulan sehari-hari.
D. Manfaat
- Menambah pahala dan bobot kebaikan
- Dengan berteman kita membiasakan sikap tawadhu
- Pergaulan akan menumbuhkan pengalaman
- Kita bisa mendapatkan manfaat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. ADAB BERGAUL DENGAN ORANG TUA
Adab bergaul dengan orang tua adalah hal perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh,
sebab orang tua adalah orang yang paling wajib kita hormati pertama-tama. Karena itu
sebelum kita menghormati orang-orang lain, terlebih dahulu kita harus menyanyangi
kedua orangtua dengan penuh hormat.
Adapun yang dimaksud dengan orang tua, dapat dipahami dalam tiga bagian, yaitu:
1. Orang tua kandung, yakni orang yang telah melahirkan dan mengurus serta
membesarkan kita (ibu bapak).
2. Orang tua yang telah menikahkan anaknya dan menyerahkan anak yang telah diurus
dan dibesarkannya untuk diserahkan kepada seseorang yang menjadi pilihan anaknya
dan disetujuinya. Orang tua ini, lazim disebut dengan “mertua”
3. Orang tua yang telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita mengerti dan memahami
pengetahuan, mengenal allah, dan memahami arti hidup, dialah “guru” kita.
Dalam al-qur’an maupun hadis, dapat ditemukan banyak sekali keterangan yang
memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Sekalipun demikian, islam tidak
menyebutkan jenis-jenis perbuatan baik kepada kedua orang tua secara rinci, sebab
berbuat baik kepada orang tua bukan merupakan perbuatan yang dibatasi beberapa
batasan dan rincian. Kewajiban berbuat baik kepada orang tua sangat bergantung pada
situasi dan kondisi, kemampuan, keperluan, perasaan manusiawi, dan adat istiadat setiap
masyarakat.
Berbakti berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyayangi, menghormati,
mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, termasuk melakukan
hal-hal yang mereka sukai adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak
kepada orang tuanya. Perilaku tersebut dalam istilah agama islam dinamakan birrul
walidain.
Biruul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak,
sepanjang keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan kemaksiatan atau
kemusyrikan. Bahkan seorang anak tetap harus berbakti meskipun orang tuanya kafiratau
musyrik. Hal ini ditegaskan oleh allah melalui firman-Nya dala surah Luqman/31:15
Yang artinya:”jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik,
menyekutukan aku dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau
mengikuti keduanya di dunia dengan baik”.
Islam memperingatkan setiap anak, bahwa menyakiti perasaan orang tua merupakan
suatu dosa besar dan wajib atasnya untuk selalu menjaga perasaab kedua orang tuanya.
Hak orang tua dan anak tidak akan pernah sama dengan hak siapapun didunia.jadi, segala
bentuk ucapan, perbuatan dan isyarat dapat menyakiti kedua orang tuanya atau salah
satunya merupakan perbuatan dosa, sekalipun hanya berupa perkataan “ah”, “cis”, atau
“uff”, apalagi jika sampai membentaknya.
Sesungguhnya allah tidak akan pernah meridhai seseorang kecuali kita merendahkan
diri kepada keduanya disertai kelembutan dan kasih sayang. Allah swt berfirman dalam
surah al-isra/17:24:

Artinya:”dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, “ wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-isra/17:24)
A. TATA CARA BERGAUL DENGAN ORANG TUA
1. Berlaku sopan
2. Berkata santun
3. Menolak dengan halus perintah buruk
4. Menghormati dengan ikhlas
B. SEBAB-SEBAB KITA WAJIB MENGHORMATI KEDUA ORANG TUA
1. Ibu mengandung dengan penuh susah payah, kemudian melahirkan dengan
teramat sakitnya.
2. Ibu menyusui selama dua tahun dengan penuh kasih sayang. Ia lebih banyak
terjaga malam hari karena memenuhi kebutuhan anaknya.
3. Ibu dan ayah merawat kita sehingga kita siap untuk hidup mandiri.
4. Ayah bekerja keras untuk memenuhi keperluan keluarga.
5. Ayah dan ibu memberi bekal pendidikan.
6. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang dengan ikhlas tanpa meminta balasan.
C. BEBERAPA HAL YANG SEHARUSNYA KITA LAKUKAN KETIKA
ORANG TUA MASIH HIDUP DAN KETIKA ORANG TUA SUDAH
MENINGGAL DUNIA
1. KETIKA ORANG TUA MASIH HIDUP
- Memperlakukan keduanya dengan sopan dan hormat.
- Memenuhi semua perintahnya sepanjang mereka tidak memerintahkan
untuk menyekutukan allah dan berbuat maksiat.
- Membantu pekerjaan dirumah
- Mengikuti semua nasihatnya
- Membantu kehidupan ekonominya saat dibutuhkan
2. KETIKA ORANG TUA SUDAH MENINGGAL
- Jika, keduanya muslim, kamu dapat mendoakan mereka setiap saat
agar mendapat ampunan dari allah swt.
- Melaksanakan wasiatnya.
- Menyambung dan melanjutkan silaturahmi yang dahulu sudah
dilakukan oleh kedua orang tua.
- Menjaga nama baik mereka.
Adapun yang berkaitan dengan orang tua dalam makna yang ketiga, yakni
orang tua dalam arti orang tua yang telah mengajarkan dan mendidik kita
tentang pengetahuan dan kehidupan. Mereka adalah guru, ustadz, dosen,
kyai, dan sebagainya. Sebagai seorang muslim, kita juga diperintahkan
untuk menghormati dan memuliakan mereka. Dalam salah satu hadis,
Rasulullah saw pernah yang artinya:”muliakanlah orang yang telah
mengajarimu (suatu pengetahuan)”.
B. ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA
Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan
yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.Pergaulan sesama muslim dibalut
dengan ukhuwah islamiyah.
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur, pendirikan, pengalaman,
dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu menjamin mulus. Mungkin saja terjadi hal-
hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis understanding) atau
bahkan ada teman yang zalim terhadap kita serta suka membuat gara-gara dam masalah.
Menghadapi persoalan itu, hendaklah kita menyikapi dengan sikap terbaik yang kita
miliki. Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahannya
sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita berbuat
kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada orang yang kita
sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja. Perkara orang itu memaafkan kita atau
tidak, itu bukan urusan kita. Kewajiban kita adalah segera meminta maaf dan
memaafkan. Janganlah kita termasuk orang yang sebagaimana dikemukakan Rasulullah
saw dalam sabdanya:”barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim
sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang
yang merampok”. (HR. Ibnu Majah)
Jika memiliki masalah, bicarakanlah dengan sebaik-baiknya, sehingga masing-masing
bisa saling memahami dan saling memaafkan. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi
dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah saw bersabda:”Tidaklah halal bagi seorang
muslim mendiamkan (tidak mengajak bicara) saudara yang muslim lebih dari tiga hari.
Jika keduanya bertemu, lalu memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan
yang paing baik diantara keduanya adalah yang terlebih dahulu mengucapkan salam”.
(HR. Bukhari Muslim)
1. Cara Memilih Teman dalam Islam
a. Berakidah yang sama
Sebagai orang muslim, kita dianjurkan untuk memilih teman yang memiliki
akidah yang sama dengan kita, hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari
perselisihan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Namun, hal tersebut bukan berarti
kita tidak boleh berteman dengan orang non muslim. Orang muslim boleh
berteman atau bermuamalah dengan orang non muslim selam mereka bukanlah
orang yang memerangi kita karena agama dan tidak membawa keburukan pada
kita. Dan dalam berteman dengan orang non muslim kita juga harus mengetahui
batasan-batasannya.
b. Taat Beribadah
Dalam memilih teman, kita harus memilih teman yang taat beribadah kepada
Allah agar dapat menularkan ketaatannya kepada kita.
c. Berakhlak Baik
Rasulullah SAW. pernah bersabda :” Permisalan teman yang baik dan teman
yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan
apinya mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa teman akan sangat mempengaruhi kita
dalam berperilaku dan berakhlak. Oleh karena itu kita harus senantiasa memilih
teman yang memiliki akhlak baik.
d. Pilihlah Teman Yang Tidak Hasud
Kita perlu selektif dalam memilih teman, termasuk memilih teman yang tidak
bersifat hasud, yang tidak akan iri dengki dalam islam ketika melihat kita sukses
dan berhasil. Yang tidak akan menjatuhkan kita karena rasa iri dengki.
e. Pilih Teman yang tidak suka mencela
Pilihlah teman yang tidak suka mencela orang lain, karena hokum menyakiti
orang lain dalam islam adalah dilarang.
f. Pilihlah teman yang akan selalu mendukung
Dalam menjalani kehidupan ini kita pasti memerlukan dukungan, terlebih disaat-
saat sulit. Dan teman yang baik adalah mereka yang akan selalu mendukung dan
memberikan semangat kepada kita. Mendukung setiap langkah kebaikan yang kita
ambil.
g. Pilih teman yang berilmu dan tidak pelit ilmu
Pilihlah teman yang berilmu dan mau membagikan ilmunya kepada kita, baik
yang pintar dalam ilmu pengetahuan maupun agama. Teman yang berilmu akan
senantiasa memperingatkan kita untuk selalu menuntut ilmu dan tidak malas
dalam menuntut ilmu dan berteman dengan orang yang berilmu lebih baik
dibandingkan dengan mereka yang tidak berilmu.
h. Pilih teman yang akan selalu mengingatkan
Dalam berteman kita juga perlu memilih teman yang akan senantiasa
mengingatkan kita kepada allah swt. Dan apabila kita melakukan kesalahan dan
berada pada jalan yang tidak benar dia akan selalu menegur dan mengingatkan
kita.
i. Pilih teman yang tidak senang berbuat maksiat
Berteman dengan orang yang senang berbuat maksiat dikhawatirkan akan
membuat kita tertular dan melakukan perbuatan maksiat, oleh karena itu kita perlu
menghindari teman yang suka berbuat maksiat.
j. Pilih teman yang akan memberi safaat
Sahabat yang shalih dan baik adalah yang bisa memberikan safaat pada
temannya. Sebagaimana hadist berikut:”setelah orang-orang mukmin itu
dibebaskan dari neraka, demi allah, dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya,
sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada allah untuk
memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka
pada hari kiamat. Mereka memohon:wahai tuhan kami, mereka itu (yang tinggal
dineraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji”.
Dijawab:”keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga
wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.”
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar
dineraka, ada yang dibakar sampai betisnya da nada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada allah, “ ya tuhan kami, orang yang
engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tak tersisa.”
Allah berfirman ,”kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat
dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka.
Kemudian mereka melapor,” wahai tuhan kami, kami tidak meninggalkan
seorangpun orang yang engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim)
Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang mukmin memohonkan safaat
kepada allah bagi bagi temannya yang pernah berpuasa, shalat atau yang pernah
pergi haji bersamanya.
2. Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
a. Mengucapakn Salam
Dalam ajaran agama Islam, memberi dan mengucapkan salam adalah salah satu
kewajiban manusia di antara sesama muslim. Mengucapkan salam kepada orang
lain merupakan adab pergaulan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Seperti dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim: “Demi Tuhan yang
jiwaku berada di tangan-Nya, kamu tidak akan masuk surga sehingga kamu
beriman, dan kamu tidak (dianggap) beriman sehingga kamu saling cinta-
mencintai. Maukah kamu kutunjukkan sesuatu yang apabila kamu
mengerjakandengan sungguh-sungguh, maka kamu akan berkasih-kasihan?
Maka mereka menjawab: mau, ya Rasulullah. Sabda beliau: ucapkan salam di
antara sesama kamu.”
b. Memilih Teman dalam Bergaul
Manusia termasuk makhluk sosial yang kehidupannya tak lepas dari orang lain.
Untuk menjaga agama dan etika sosial, hendaknya kita memilih dan memilah
siapa yang akan dijadikan teman bergaul. Karena siapa yang menjadi teman dekat
pasti akan memberikan pengaruh baik dalam urusan agama maupun akhlak
seseorang, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad: “Seseorang berdasarkan agama teman dekatnya, maka hendaknya
salah seorang di antara kalian meneliti dengan siapa dia bergaul.”
c. Mencintai Teman karena Allah
Islam adalah agama yang menyerukan cinta, silaturahmi, dan kasih sayang
sesama. Islam juga melarang kita untuk meninggalkan saudara dalam iman. Salah
satu bentuk kecintaan antar teman adalah dengan melarang atau meninggalkan
satu sama lain ketika ada yang melakukan kekufuran, sebagaimana hadits Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Tidak ada dua orang
yang mencintai satu sama lain karena Allah, atau karena Islam, akan
membiarkan pelanggaran kecil pertama yang dilakukan salah satu dari mereka.”
d. Saling Tolong-menolong
Saling tolong-menolong antara teman dalam hal kebaikan dan taqwa sangatlah
dianjurkan. Dan terlarang jika saling memberi bantuan atas dosa. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Muslim: “Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama hamba-Nya suka menolong saudaranya.”
e. Saling Menghormati Hak Teman
Selama bergaul dengan sebaya hendaknya memperlakukannya dengan baik dan
saling menghormati hak-haknya dan tidak saling mendzalimi. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW riwayat Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah:
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab salam,
menengok orang yang sakit, mengiringi jenazahnya, mendatangi undangannya,
dan mendoakan ‘yarhamukallah’ untuk yang bersin.”

Dan juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Muslim:
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan dzalim atas
diri-Ku, dan Aku pun telah menjadikannya haram di antara kalian maka
janganlah kalian saling mendzalimi!”
f. Menjauhi Hal yang Menimbulkan Keburukan
Antar teman hendaknya tidak berprasangka buruk dan menggunjing, yaitu tidak
menyebarkan aib dan kekurangannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 yang artinya: “Jauhilah kebanyakan dari
prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing
sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan
bangkai saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian tidak menyukainya.”
Antar teman hendaknya tidak saling mencela dan berkata kotor ataupun kasar,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Ahmad dan At-
Tirmidzi: “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka
melaknat, tidak berbuat keji, dan tidak berkata kotor.”
g. Menjaga Keharmonisan Hubungan Pertemanan
Ketika terjadi persoalan yang menyangkut harga diri masing-masing teman
hendaknya tetap bertegur sapa. Jika tidak memungkinkan, Rasulullah SAW
memberi ruang maksimal tiga hari untuk tidak bertegur sapa. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW riwayat Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan
At-Tirmidzi: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya
lebih dari tiga hari.”
C. ADAB BERGAUL DENGAN YANG LEBIH MUDA
Dalam menjalankan pergaulan sosial, islam melarang umatnya untuk membeda-bedakan
manusia karena hal-hal yang bersifat duniawi, seperti harta, tahta, umur, dan status sosial
lainnya. Akan tetapi yang terbaik adalah bersikap wajar sebagaimana mestinya sesuai
dengan tuntutan ajaran agama dan tidak bertentangan dengan norma-norma kehidupan.
Tidak dapat dihindari, kita juga pasti berkomunikasi dan bergaul dengan orang yang
umur dan status sosialnya lebih rendah dari kita. Kita sama sekali dilarang untuk
merendahkan dan meremehkannya.
Pemuda dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat
dijumpai di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman
Allah Swt:

Artinya:” Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-
berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah
dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali
perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada
masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah
karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh
seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul dan berpisah karenaNya,
seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang
wanita yang memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah
Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang
yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata.
(HR. Bukhari-Muslim)
Sementara dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah
umur dan merupakan lawan kata tua.
Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para
pemuda.
Dalam bergaul dengan anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau
mencium Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia
berkata: “Wahai Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak ada
seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw memandangnya
dan berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan
disayangi oleh Allah”. (HR. Bukhari Muslim)
Karena pemberian rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang
dan berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang
mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu
adalah anak-anak.
Demikian pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja
merupakan kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga terjadi
dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja yang berusaha
menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya akan meniru siapa
saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru, ulama, artis, dan para tokoh
lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak penyimpangan yang di lakukan oleh
para remaja ini seperti adanya komunitas atau gang yang identik dengan perilaku buruk
seperti gang motor dan sebagainya.
Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda.
Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang.
Merekalah pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan orang
yang lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang dapat
menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok
pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang
menyimpang dari agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda
tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:

Artinya : “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan tambah Sembilan
tahun (lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)
1. Tata Cara Bergaul Dengan Yang Lebih Muda
a. Memberi nasehat dengan bijak
Kalangan muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa
muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk
memberikan sumbangsihnya dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan
itu, masa muda juga merupakan masa yang penuh dengan godaan
untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa
pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran
maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena
itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan
sikap kita, Allah swt. Berfirman:

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya”(QS. Ali ‘Imran (3):159)
b. Mempererat persaudaraan
Allah swt. Berfirman:

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),


sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali
“Imran:92)
Dalam hadis lain Rasullullah saw. Bersabda:” Diriwayatkan dari Abi Musa ra.
Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah bersabda: ‘Orang mukmin yang satu
dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling
mengokohkan.”(HR. Bukhari)
c. Memberi perhatian dan kasih sayang
Rasullullah saw.bersabda:
“Rasulullah saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang
lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi).
d. Memberi teladan yang baik
Firman Allah :

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang


agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar
terhadap perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:”
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”(QS. At-Tahrim(66):6)
e. Melakukan pembinaan dengan baik
Firman Allah :

Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan
Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah saw. Bersabda:” Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda:
Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan berilah kabar gembira dan jangan
menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan keringanan dan merahasiakan
(amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
f. Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
Firman allah:

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yan lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu Hurairahra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam
segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat
bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa
sesuatu, janganlah berkata, kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi
katakanlah “Allah swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk
berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”. (HR.
Muslim)
2. Larangan Dalam Bergaul Dengan Teman Yang Lebih Muda
a. Tidak meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin
Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba
Allah dan Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi).
b. Antipati
Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah saw bersabda:” Anas ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah
termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
c. Tidak memahami aktifitas generasi muda
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu
daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)

D. ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS


Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan
makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga wajar,jika
terjadi pergaulan diantara mereka.
Masing-masing dari mereka berusaha untuk saling mengenal. Bahkan ada yang
berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam
kerangka hidup berumah tangga. Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah allah
untuk saling tertarik satu dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan,
demikian juga sebaliknya. Allah swt memberikan rasa indah untuk saling menyayangi
diantara mereka. Allah swt berfirman:

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
a. Tata cara bergaul dengan lawan jenis
1. Berteman semata-mata karena allah
Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya
ketiga hal tersebut, maka ia akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia
mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci
semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang
menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan) Allah”.
(HR. Muslim)
2. Menutup aurat
Bagi seorang wanita yang ingin melakukan komunikasi dengan pria yang bukan
mahramnya, maka hendaknya ia selalu menjaga auratnya tetap tertutup. Jangan
sampai menggunakan pakaian yang menarik perhatian hingga menimbulkan
bisikan setan apalagi terjerumus ke dalam syahwat. Allah berfirman:

Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu


dan istri-istri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
3. Menjaga batas intensitas komunikasi
Ingatlah bahwa bergaul dengan lawan jenis memiliki banyak resiko, terutama
fitnah dan zina. Maka dari itu, jagalah agar tidak terlalu sering melakukan
komunikasi dengan lawan jenis agar tidak terjadi hal yang membuat kita
terjerumus dalam dosa. Terlalu berlebihan dalam berkomunikasi dapat
menyebabkan kesalahpahaman hingga menimbulkan fitnah.
4. Menundukkan pandangan
Baik laki-laki maupun wanita, sebaiknya ketika melakukan komunikasi saling
menundukkan pandangan. Hal ini dikarenakan dalam pandangan terdapat godaan
untuk melakukan zina dengan diperlihatkannya keindahan dan kenikmatan yang
sebenarnya menjebak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:” Telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia
pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah
mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki
adalah berjalan, serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang
semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
5. Dilarang berduaan
Tidak ada larangan untuk bergaul dengan lawan jenis, namun membutuhkan
lebih banyak kewaspadaan dan kehati-hatian dalam melakukannya. Hal ini demi
mencegah terjadinya fitnah apalagi terjerumusnya keduanya dalam dosa besar.
Salah satu adab yang perlu dipatuhi adalah tidak berduaan. Ketika keduanya
hanya berduaan, maka setan akan sangat mudah untuk menggoda dan
membisikkan berbagai macam godaan dosa yang terlihat indah. Bahkan meskipun
seorang yang alim, hendaknya tetap menghindari kontak seperti ini.
Dari Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang
bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang
bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya, maka dia adalah
seorang mukmin.” (HR. Ahmad)
b. Larangan bergaul dengan lawan jenis
1. Berkhalwat
2. Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
3. Bersolek berlebihan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa secara garis besar pergaulan itu
dapat dilihat dari beberapa lapisan, diantaranya yaitu kepada orang tua, teman sebaya,
yang lebih muda, dan lawan jenis. Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat
menyimpulkan diantaranya:
1. akhlak pergaulan yang akan menuntun manusia untuk bergaul dengan baik yang
diberkahi oleh allah.
2. Islam melarang setiap manusia untuk mendekati semua hal atau perbuatan yang akan
mendatangkan atau berdekatan dengan zina.
3. Hidup itu pilihan yang akan menimbulkan sebab dan akibat yang terjadi apabila kita
memilih suatu pilihan seperti halnya pilihan apakah kita akan memilih dan
menetapkan pergaulan yang sesuai dengan ajaran islam atau pergaulan yang sesuai
dengan ajaran yang berkembang di dunia yang modern ini.
B. Saran
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita memiliki akhlak yang terpuji agar
mendapatkan ridho dari Allah SWT termasuk dalan hal pergaulan, baik sesama jenis,
yang lebih tua, maupun dengan berlawanan jenis agar tidak terpengaruh dari godaan
syetan yang akan mengusik keimanan kita kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya
hanya orang-orang yang berakhlak mulialah yang akan diterima oleh Allah SWT di
sisinya, dan semoga kita sebagai muslim dan muslimah termasuk golongan-golongan
yang dimuliakan oleh Allah SWT yang akan berada disampingnya.

Anda mungkin juga menyukai