Pelajaran : Bahasa Indonesia Tanggal : Senin, 08 februari 2021 Kritik sastra novel Judul buku : KALA; kita sepasang luka yang saling melupa Penulis : Stefani bella dan syahid Muhammad Sinopsis : "Jika perubahan adalah satu-satunya yang pasti, maka ketidak pastian akan dimiliki oleh waktu. Karena pada detik kesekian,aku mendapati diriku jatuh cinta pada seseorang yang tidak ingin secara egois aku miliki. Lalu kita, diselundupkan dalam kalam sebagai penghantar pesan utusan semesta" Novel Kala yang ditulis Syahid Muhammad dan Stefani Bella merupakan novel romantis remaja yang menarik perhatian pecinta novel. Berbeda dengan novel biasanya, Kala menyuguhkan sinopsis berbentuk prosa dibagian belakang buku dengan bahasa yang tidak mudah dipahami dalam sekali baca. Jika dipahami dari sinopsis berbentuk prosa itu, Kala menceritakan tentang perjalanan Saka dan Lara jatuh cinta. Saka adalah laki-laki dengan banyak penyeselasan karena selalu meninggalkan wanita. Dan Lara adalah wanita dengan segudang luka yang selalu menjadi orang yang ditinggalkan. Lalu mereka bertemu dan jatuh cinta. Seperti awal kisah cinta biasanya mereka merasa melengkapi satu sama lain. Kisah cinta mereka indah walaupun Lara harus mengorbankan waktu luangnya di Ibu kota untuk pergi ke Bandung menemui Saka. Namun semuanya berubah, setelah Lara memutuskan untuk bekerja di Yogyakarta. Semula yang semuanya mudah-mudah saja menjadi sulit. Karakter Saka yang biasanya Lara terima kini tidak semudah itu ia terima. Jarak membuat Lara lebih aktif mengatur Saka lewat telepon. Dan Saka dengan segala sifat buruknya merasa lelah diatur oleh Lara. Nasihat Lara tentang bagaimana Saka seharusnya menjalani hidup semula bisa diterima Saka. Saka berhenti menjadi free lance dan mulai bekerja diperusahaan. Namun tidak semudah itu Saka terbiasa. Ia merasa Lara merubah dirinyq. Kebosananya dikantor membuat ia mulai merokok lagi. Kebiasaan yang sudah ia lama tinggalkan. Dengan segala konflik yang terjadi kisah cinta mereka berakhir ketika Lara menemui Saka di Bandung dan mendapati Saka berhenti dari pekerjaannya. Ekspetasi Lara yang tinggi terhadap Saka hancur. Semua usahanya untuk membuat Saka lebih baik hancur. Harapanya untuk membawa hubunganya lebih jauh kandas. Ia bahkan tidak berhasil mengajak Saka untuk menemui Ibunya. Kisah mereka berakhir dengan posisi yang terbalik diawal cerita. Lara menjadi yang meninggalkan dan Saka telah ditinggalkan. Keseluruhan cerita dari novel Kala menarik untuk dibaca. Meskipun gaya bahasa penulis terkesan berat dan sulit dipahami. Dan banyak prosa-prosa yang perlu dipahamj dengan berkali- kali baca. Novel ini tetap bisa dinikmati untuk sebagian orang yang memang mencintai Sastra. Penokohan Saka dan Lara dibuat apik membuat pembaca terhanyut. Perbedaan pemikiran antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa sangat disayangkan. Tokoh Saka terlalu dibuat seperti laki-laki yang salah dan tidak bertanggung jawab. Novel ini bisa membuat pembaca menyamaratakan bahwa memang laki-laki itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya. Karakter Lara sebagai wanita dewasa yang memikirkan masa depan membuat tokoh Saka menjadi terlihat buruk sebagai laki-laki. Cerita setelah mereka berpisah seperti tidak masuk akal. Lara cepat menghilangkan perasaanya terhadap Saka dan membuat ceritanya menjadi berubah suasana. Saka tidak berusaha mencari Lara dan mereka hidup masing-masing di Bandung dan di Yogyakarta. Cerita yang awalnya menguras emosi berubah menjadi biasa saja. Untuk novel yang akan dijadikan sekuel ending novel ini tidak terlalu membuat penasaran. Karena setelah berpisah ceritanya tidak membuat pembaca bertanya-tanya apakah mereka kembali jatuh cinta atau tidak. Secara keseluruhan novel ini sangat menarik dibaca dengan isi cerita yang sangat relatable dengan kehidupan. Hanya saja dibagian penokohan dan ending bisa diperbaiki agar menjadi lebih baik lagi. Kritik Esai Lunturnya Nilai-nilai Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi Globalisasi merupakan suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak secara terus-menerus ke dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses kehidupan manusia, sehingga manusia itu sendiri tidak bisa menolak adanya pengaruh dari globalisasi karena baik sadar maupun tidak, globalisasi akan masuk dengan sendirinya ke kehidupan bermasyarakat. Hadirnya globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu Negara termasuk Indonesia. Pengaruh globalisasi tidak semata-mata berdampak positif tapi ada pula dampak negative. Sebagai contoh, globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan. Dimana persoalan yang muncul adalah mungkin tak terelakkan masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa. Diperlukan peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan kultural atau budaya dari pada semata-mata hanya ekonomi yang merugikan suatu perkembangan kebudayaan dalam kebijakan yang dirumuskan. Maka pemerintah perlu mengembalikan fungsinya sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi dalam proses ini, Negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendaptkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman meraka. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Bila globalisasi telah mendunia dan tidak dapat dipisahkan dalam segala aspek kehidupan kita maka dengan demikian dapat dikatakan Negara menjadi satu dalam lingkup globalisasi. Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai indentitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Sebagai penerus yang merupakan pewaris budaya bangsa, kita akan selalu memelihara seni budaya yang sangat mahal. Dengan globalisasi yang memudahkan manusia dalam kehidupan, tetapi eksistensi budaya daerah harus tetap dipetahankan.