Anda di halaman 1dari 5

Lika-Liku Perjalanan Jatuh Cinta

“KALA; kita sepasang luka yang saling melupa”

“Jika perubahan adalah satu-satunya yang pasti, maka ketidak pastian akan dimiliki oleh waktu.
Karena pada detik kesekian,aku mendapati diriku jatuh cinta pada seseorang yang tidak ingin
secara egois aku miliki. Lalu kita, diselundupkan dalam kalam sebagai penghantar pesan utusan
semesta.”

Novel Kala yang ditulis Syahid Muhammad dan Stefani Bella merupakan novel romantis
remaja yang menarik perhatian pecinta novel. Berbeda dengan novel biasanya, Kala
menyuguhkan sinopsis berbentuk prosa dibagian belakang buku dengan bahasa yang tidak
mudah dipahami dalam sekali baca.

Jika dipahami dari sinopsis berbentuk prosa itu, Kala menceritakan tentang perjalanan Saka
dan Lara jatuh cinta. Saka adalah laki-laki dengan banyak penyeselasan karena selalu
meninggalkan wanita. Dan Lara adalah wanita dengan segudang luka yang selalu menjadi
orang yang ditinggalkan. Lalu mereka bertemu dan jatuh cinta.

Seperti awal kisah cinta biasanya mereka merasa melengkapi satu sama lain. Kisah cinta
mereka indah walaupun Lara harus mengorbankan waktu luangnya di Ibu kota untuk pergi ke
Bandung menemui Saka. Namun semuanya berubah, setelah Lara memutuskan untuk bekerja
di Yogyakarta. Semula yang semuanya mudah-mudah saja menjadi sulit. Karakter Saka yang
biasanya Lara terima kini tidak semudah itu ia terima. Jarak membuat Lara lebih aktif
mengatur Saka lewat telepon.

Dan Saka dengan segala sifat buruknya merasa lelah diatur oleh Lara. Nasihat Lara tentang
bagaimana Saka seharusnya menjalani hidup semula bisa diterima Saka. Saka berhenti menjadi
freelance dan mulai bekerja diperusahaan. Namun tidak semudah itu Saka terbiasa. Ia merasa
Lara merubah dirinya. Kebosananya dikantor membuat ia mulai merokok lagi. Kebiasaan yang
sudah ia lama tinggalkan.

Dengan segala konflik yang terjadi kisah cinta mereka berakhir ketika Lara menemui Saka di
Bandung dan mendapati Saka berhenti dari pekerjaannya. Ekspetasi Lara yang tinggi terhadap
Saka hancur. Semua usahanya untuk membuat Saka lebih baik hancur. Harapanya untuk
membawa hubunganya lebih jauh kandas. Ia bahkan tidak berhasil mengajak Saka untuk
menemui Ibunya. Kisah mereka berakhir dengan posisi yang terbalik diawal cerita. Lara
menjadi yang meninggalkan dan Saka telah ditinggalkan.

Keseluruhan cerita dari novel Kala menarik untuk dibaca. Meskipun gaya bahasa penulis
terkesan berat dan sulit dipahami. Dan banyak prosa-prosa yang perlu dipahamj dengan
berkali-kali baca. Novel ini tetap bisa dinikmati untuk sebagian orang yang memang mencintai
Sastra.

Penokohan Saka dan Lara dibuat apik membuat pembaca terhanyut. Perbedaan pemikiran
antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa sangat disayangkan. Tokoh Saka terlalu dibuat
seperti laki-laki yang salah dan tidak bertanggung jawab. Novel ini bisa membuat pembaca
menyamaratakan bahwa memang laki-laki itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya. Karakter
Lara sebagai wanita dewasa yang memikirkan masa depan membuat tokoh Saka menjadi
terlihat buruk sebagai laki-laki.

Cerita setelah mereka berpisah seperti tidak masuk akal. Lara cepat menghilangkan
perasaannya terhadap Saka dan membuat ceritanya menjadi berubah suasana. Saka tidak
berusaha mencari Lara dan mereka hidup masing-masing di Bandung dan di Yogyakarta.

Cerita yang awalnya menguras emosi berubah menjadi biasa saja. Untuk novel yang akan
dijadikan sekuel ending novel ini tidak terlalu membuat penasaran. Karena setelah berpisah
ceritanya tidak membuat pembaca bertanya-tanya apakah mereka kembali jatuh cinta atau
tidak.

Secara keseluruhan novel ini sangat menarik dibaca dengan isi cerita yang sangat relatable
dengan kehidupan. Hanya saja dibagian penokohan dan ending bisa diperbaiki agar menjadi
lebih baik lagi.
Analisis teks kritik:
1. Isi
Teks kritik di atas mengkaji karya novel berjudul KALA; kita sepasang luka yang
saling melupa. Di dalamnya, penulis teks mendeskripsikan dan menilai novel karya
Stefani bella dan Syahid Muhammad.

2. Sistematika
a. Pernyataan pendapat:
Keseluruhan cerita dari novel Kala menarik untuk dibaca. Meskipun gaya
bahasa penulis terkesan berat dan sulit dipahami. Dan banyak prosa-prosa yang
perlu dipahamj dengan berkali-kali baca. Novel ini tetap bisa dinikmati untuk
sebagian orang yang memang mencintai Sastra.

Penokohan Saka dan Lara dibuat apik membuat pembaca terhanyut. Perbedaan
pemikiran antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa sangat disayangkan.
Tokoh Saka terlalu dibuat seperti laki-laki yang salah dan tidak bertanggung
jawab. Novel ini bisa membuat pembaca menyamaratakan bahwa memang laki-
laki itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya.

b. Argumen:
Keseluruhan cerita dari novel Kala menarik untuk dibaca. Meskipun gaya
bahasa penulis terkesan berat dan sulit dipahami. Dan banyak prosa-prosa yang
perlu dipahamj dengan berkali-kali baca. Novel ini tetap bisa dinikmati untuk
sebagian orang yang memang mencintai Sastra.

Penokohan Saka dan Lara dibuat apik membuat pembaca terhanyut. Perbedaan
pemikiran antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa sangat disayangkan.
Tokoh Saka terlalu dibuat seperti laki-laki yang salah dan tidak bertanggung
jawab. Novel ini bisa membuat pembaca menyamaratakan bahwa memang laki-
laki itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya. Karakter Lara sebagai wanita
dewasa yang memikirkan masa depan membuat tokoh Saka menjadi terlihat
buruk sebagai laki-laki.

Cerita setelah mereka berpisah seperti tidak masuk akal. Lara cepat
menghilangkan perasaannya terhadap Saka dan membuat ceritanya menjadi
berubah suasana. Saka tidak berusaha mencari Lara dan mereka hidup masing-
masing di Bandung dan di Yogyakarta.

c. Penegasan ulang:
Cerita yang awalnya menguras emosi berubah menjadi biasa saja. Untuk novel
yang akan dijadikan sekuel ending novel ini tidak terlalu membuat penasaran.
Karena setelah berpisah ceritanya tidak membuat pembaca bertanya-tanya
apakah mereka kembali jatuh cinta atau tidak.

3. Komentar

Teks kritik tersebut memberikan ulasan yang detail dan komprehensif mengenai novel
Kala yang ditulis oleh Syahid Muhammad dan Stefani Bella. Penulis menyatakan
bahwa novel ini merupakan novel romantis remaja yang menarik perhatian pecinta
novel. Namun, penulis juga menyatakan bahwa gaya bahasa penulis terkesan berat dan
sulit dipahami, dan banyak prosa-prosa yang perlu dipahami dengan berkali-kali baca.

Penokohan Saka dan Lara dalam novel ini dianggap sangat apik oleh penulis, namun
perbedaan pemikiran antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa dianggap sangat
disayangkan. Tokoh Saka dianggap terlalu dibuat seperti laki-laki yang salah dan tidak
bertanggung jawab, yang dapat membuat pembaca menyamaratakan bahwa memang
laki-laki itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya.

Penulis juga menyatakan bahwa cerita setelah Saka dan Lara berpisah seperti tidak
masuk akal, dan ending novel ini tidak terlalu membuat penasaran. Namun, secara
keseluruhan, novel ini dianggap sangat menarik dibaca dengan isi cerita yang sangat
relatable dengan kehidupan. Namun, penulis menyarankan agar penokohan dan ending
bisa diperbaiki agar menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai