Anda di halaman 1dari 3

Kritik Cerpen Bahasa Indonesia

( Puisi Pembawa Rindu )

Oleh :
Saskia Susilawati
Syahla Amanda Rizki
Puisi Pembawa Rindu

Oleh: Syahla Amanda Rizki dan Saskia Susilawati


Koran Ahad adalah sebuah cerpen karya Anggi Nugraha yang dimuat dalam Harian
Republika Online. Cerpen yang menceritakan tentang sebuah kerinduan seorang lelaki
kepada kekasihnya yang pergi ini dirangkum dalam judul yang singkat. Anggi Nugraha
adalah seorang pria yang Lahir di Batumarta 2, OKU Sumatra Selatan. Ia merupakan
alumnus Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tulisan-tulisannya dimuat di
media. Beberapa karya yang telah ia terbitkan yaitu Matinya sang penulis, Kekasihku
"Hujan", Kepergian bapak, dan Gelapku.Dalam cerpennya kali ini ia mengangkat tema
kerinduan yang disertai kejadian-kejadian menyedihkan sehingga membuat pembaca
merasa iba dan ditambah penggambaran suasana yang terperinci menjadikan
pembaca seolah berada dalam cerita tersebut.

Cerpen ini bukan hanya menceritakan kisah percintaan sepasang kekasih yang
terpisah tetapi di dalamya juga terdapat pengetahuan menyangkut sejarah orang cina
di Indonesia tepatnya di Bandung yang juga membawa pesan mengenai toleransi. Hal
ini menjadi pembeda cerpen ini dari cerpen tentang percintaan yang biasanya. Cerpen
ini juga mengandung unsur ajakan untuk mencintai sastra terbukti dari pemilihan kata
indah mengenai sastra yang penulis tuangkan lewat dialog Li.

Cerpen ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami terbukti dari pemilihan kata
yang menggunakan bahasa sehari-hari , walaupun didalamnya terdapat puisi dengan
kata-kata bermajas tetapi tidak menyulitkan pembaca menerjemahkan makna puisi
tersebut sehingga pembaca menikmati alur ceritanya. Dengan alur mundur penulis
membuat pemeran utama seolah teringat kisah masa lalunya yang dimulai dengan
disajikannya sebuah puisi lama Dinasti Tang yang menjadi kenangan bersama
kekasihnya dulu dan merupakan ide dari dibuatnya cerpen ini. Dengan sudut pandang
orang ketiga penulis menceritakan kisah koswara dan Li sebagai pemeran utama dan
melibatkan tokoh lain seperti istri koswara, anak, dan cucu meski tidak menyebutkan
namanya dan kurang dimainkan perannya padahal peran istrinya dapat dimanfaatkan
untuk menambah konflik menjadi lebih menarik dan cerita semakin menimbulkan rasa
penasaran.

Konflik pada cerpen ini cukup menarik dengan menghadirkan perpisahan antara
sepasang kekasih yang saling mencintai yang disebabkan sebuah masalah rasial antara
pribumi dengan etnis cina yang terjadi hebat di Bandung. Namun, penulis hanya
memberitahu penyebab sepasang kekasih tersebut terpisah tanpa menceritakan
kejadian rinci pada hari perpisahan itu.padahal, kejadian tersebut dapat membuat
konflik semakin memanas. Kurangnya pemanfaatan suasana pada konflik menjadi
sebuah kelemahan dari cerpen ini karena sepanjang konflik penulis hanya
memaparkan kenangan kenangan indah yang dialami sepasang kekasih tersebut
seperti pertunjukan opera favorite, dan sastra yang mengubah hidup sang pemeran
utama. Sementara, Penambahan dialog di dalamnya menambah kelebihan cerpen ini
karena membuat alur cerita tampak lebih terperinci.

Cerpen ini diakhiri dengan terdapatnya puisi kesukaan Li di sebuah koran yang
selalu ditunggu kehadirannya oleh Koswara. Namun, cerpen tersebut hanya berhenti
sampai disitu, penulis tidak menjelaskan lagi apa yang terjadi selanjutnya pada
Koswara dan Li yang membuat cerpen tersebut seolah belum selesai. Hal ini menjadi
kelemahan novel ini, karena membuat pembaca merasa tidak mendapatkan kejelasan
atas penyelesaian konflik pada cerpen ini dan menimbulkan rasa penasaran.

Cerpen ini merupakan cerpen yang menarik untuk dibaca meskipun di dalamnya
terdapat beberapa kelemahan namun hal ini tidak membuat cerpen ini kehilangan nilai
kelebihan yang dimilikinya sehingga tetap layak untuk dibaca.

Anda mungkin juga menyukai