B. Menilai Keunggulan/Kelemahan
dan Meringkas Karya Sastra
Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan
melalui resensi, kritik, dan esai.
Menentukan Resensi
Resensi adalah tulisan berisi ulasan, pertimbangan, atau
pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, dan drama)
dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada
pembaca terhadap sebuah karya, patut mendapat sambutan
atau tidak. Simpulan resensi buku biasanya berusaha
meyakinkan pembaca agar membaca buku yang diulas.
Resensi buku atau karya sastra berisi informasi-informasi
berikut.
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit,
dan tebal halaman).
2. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiksi),
dan gambaran isi buku (untuk nonfiksi).
3. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku).
4. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya.
Menentukan Kalimat Kritik
Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap
karya sastra. Kritik sastra mirip resensi. Akan tetapi, kritik
sastra lebih ilmiah daripada resensi. Kritik sastra dapat
menilai isi, bentuk, atau peristiwa yang terdapat dalam sastra.
Kritik sastra dapat mengkritik cerpen, novel, roman, drama,
atau puisi. Kritik sastra dibagi menjadi kritik sastra ilmiah
dan kritik sastra nonilmiah.
Menentukan Kalimat Esai
Jika dilihat dari bentuknya, esai mirip dengan opini. Esai
membahas masalah sesuai dengan pendapat penulis. Jadi,
satu masalah dapat ditulis menjadi esai berbeda. Perbedaan
ini sesuai dengan pendapat penulis. Esai berusaha
meyakinkan pembaca untuk menerima pendapat penulis. Esai
membahas masalah mulai dari masalah penting sampai
masalah biasa, misalnya novel baru terbit atau suara bayi baru
lahir pun bisa dijadikan esai.
Esai dapat ditulis dengan panjang berbeda-beda. Tidak
ada yang menentukan panjang sebuah esai. Esai cenderung
sederhana, padat, dan fokus kepada masalah. Kalimat-kalimat
esai menggunakan kalimat bersifat pribadi. Kalimat dalam
esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan.
Setiap penulis memiliki ciri berbeda. Perbedaan tersebut
terlihat pada gaya kalimat dalam esai yang ditulis.
Meringkas Karya Sastra
Karya sastra dapat disingkat ke dalam bentuk sinopsis.
Semua jenis karya sastra dapat dibuat sinopsis, kecuali puisi.
Keterbatasan ini karena puisi merupakan karya sastra dengan
bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-bait yang berirama
dan bersajak, serta merupakan ekspresi perasaan dan pikiran
yang tidak mengandung cerita. Ada juga puisi yang mengandung
cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembaraan, dan
petualangan. Puisi jenis itu disebut balada. Akan tetapi, karena
kesingkatan dan penataannya dalam pembarisan dan
pembatasan, balada bukan disinopsiskan, melainkan
diparafrasakan.
Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk
prosa dan naskah drama karena keduanya mengandung untaian
cerita. Sebuah cerita konvensional (umum) memiliki tema,
penokohan, setting/latar, plot/alur, dan amanat. Sinopsis
seharusnya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul
buku, nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, dan tahun
terbit.
Contoh Soal:
Jawaban: C
Serentang Benang
banyak tali kawat raksasa
sekali waktu bisa putus
termakan gerigi gergaji besi
ada serentang benang lembut sekali
tak tertangkap pancaindera
tali gaib pengikat batin kita ini
Teks I
Tenggelamnya Kapal van Der Wijck adalah sebuah
novel karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih
dikenal dengan nama HAMKA. Novel ini pertama kali
ditulis oleh HAMKA sebagai cerita bersambung dalam
sebuah majalah yang dipimpinnya, Pedoman Masyarakat
pada tahun 1938, kemudian diterbitkan sebagai novel
pada tahun 1939. Dalam novel ini, HAMKA mengkritik
beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada
saat itu terutama mengenai kawin paksa.
Jawaban: D