Anda di halaman 1dari 4

nama:Lulu salma aurelia

kelas:XI-TPTU

Judul Buku : Mariposa

Penulis : Luluk HF

Tebal Buku : 482 Halaman

Penerbit : Coconut Book

Tahun Terbit : 2018

Sinopsis

Novel ini menceritakan sepasang teman SMA yang bernama Acha dan Iqbal. Acha mempunyai cinta yang
tulus kepada Iqbal, akan tetapi Iqbal mempunyai sifat yang dingin, dan tidak mau berinteraksi terlalu
banyak. Namun Acha pantang menyerah, bagi Acha, selagi Iqbal masih berwujud manusia, ia pasti bisa
mendapatkan hatinya.
Namun seiring berjalannya waktu, Acha mulai lelah meyakini Iqbal agar ia dapat mengerti cinta tulusnya.
Sudah banyak tantangan yang ia lewati tak kunjung dapat harapan yang ia inginkan.

Pada suatu saat Acha menerima cinta tulus dari Juna sang ketua OSIS. Namun, Iqbal ternyata
menyimpan rasa terhadap Acha sehingga Iqbal mencegah Acha agar tidak menerima cinta dari Juna.

Acha sangat kaget dan tidak percaya akan hal itu, lalu mereka berdua pun menjadi sepasang kekasih
yang mengerti satu sama lain. Tercapai sudah harapan Acha yang ingin kenal dekat dengan seorang
Iqbal.

Keunggulan Novel Mariposa

Novel Mariposa merupakan salah satu bacaan yang ringan dan mudah dipahami. Hal itu dapat terlihat
bahwa penulis menggunakan pilihan kata atau diksi yang cenderung ringan sehingga sesuai dengan
target pasarnya yang sebagian besar dari kalangan remaja.

Bisa dikatakan, pilihan kata yang dituangkan ke dalam cerita oleh Luluk–selaku penulis–adalah diksi yang
populer di kehidupan para remaja. Dengan demikian, akan menciptakan relasi secara tidak langsung
antara pembaca dan isi cerita yang telah ditulis oleh sang penulis.

Adapun pemilihan kata atau diksi populer yang dituangkan ke dalam novel Mariposa, seperti bentuk
sapaan gue dan lo, atau semacamnya. Hal itu terbukti bahwa memang masyarakat Indonesia, khususnya
remaja yang tinggal di perkotaan, cenderung menggunakan bahasa sapaan seperti itu.Selain itu,
Mariposa bisa dikatakan sebagai novel teenlit yang telah berkembang jauh apabila dibandingkan dengan
novel-novel teenlit di era 2000-an sebelumnya. Mariposa menciptakan variasi baru yang mana karakter
dari tokoh utama, yakni Iqbal dan Acha sebagai sosok yang pandai dan berprestasi. Hal ini juga menjadi
sebuah bentuk harapan agar para remaja yang membaca novel Mariposa ini dapat mengambil sisi positif
tersebut.

Lazimnya, novel teenlit akan menggambar terkait salah satu tokoh utama yang mempunyai karakter
dominan atau menonjol bertemu dengan tokoh utama lain dengan karakter yang lemah. Akan tetapi, hal
itu tidak dilakukan oleh sang penulis dalam novel Mariposa sebab kedua tokoh utama mempunyai
karakter yang saling dominan dan kuat.

Kemudian, Luluk selaku penulis cerita Mariposa menangkis konsepsi bahwa perempuan itu harus
menunggu. Akan tetapi, di novel ini yang melakukan tindakan untuk pertama kalinya adalah tokoh
utama perempuan, yakni Acha. Acha mempunyai keberanian yang terbilang luar biasa dalam
menyatakan ketertarikannya kepada tokoh utama pria, yakni Iqbal.

Acha mempunyai sikap agresif yang telah ditunjukkannya sejak awal. Bisa dikatakan mungkin tidak ada
sosok Acha di kehidupan nyata. Kalaupun ada, akan membuat teman-teman yang ada di sekitarnya
menjadi malu sebab sikap agresifnya itu. Akan tetapi, hal itulah yang menjadikan cerita Mariposa ini
‘hidup’.
Layaknya perempuan kebanyakan, tokoh Acha dalam novel ini juga membutuhkan suatu bentuk
penegasan dari Iqbal, sang pujaan hatinya. Acha secara terbuka menyatakan perasaannya, tetapi Iqbal
selalu bersikap acuh tak acuh pada Acha. Penulis merepresentasikan sosok Acha sebagai gadis remaja
yang tidak ada lelahnya dalam meruntuhkan kerasnya tembok pertahanan dari Iqbal.

Adapun konflik yang digambarkan juga masih terbilang ringan, yaitu terkait perasaan remaja yang
membutuhkan penegasan dari pasangannya atau sang pujaan hati. Lalu, penyelesaian konflik dari kedua
tokoh utama pun, terbilang apik.

Hal itu digambarkan oleh penulis, yakni adanya ruang bagi para tokoh untuk mengutarakan terkait yang
mereka rasakan, kemudian mencari penyelesaian dan jalan keluar atas konflik tersebut, serta saling
berdamai. Dalam hal ini penulis juga membagi pesan tersirat agar para remaja dapat mempunyai jalan
pikir demikian, yakni apabila ada masalah, jangan lari, melainkan diselesaikan secara baik-baik.

Dengan kata lain, penyelesaian konflik yang disuguhkan dalam novel Mariposa sangat manusiawi dan
sangat bagus bila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat remaja.

Kelemahan Novel Mariposa

Kelemahan dalam novel Mariposa terletak pada porsi antara narasi dan dialog yang cenderung
seimbang. Hal tersebut yang menjadikan karakter dari tokoh dalam novel ini tidak tergambarkan secara
mendalam. Narasi yang minim tidak merepresentasikan secara dalam akan karakter dari tiap-tiap tokoh
sehingga masih terbilang ‘buram’.

Kemudian, masih terdapat beberapa penggunaan kata yang tidak baku, seperti kata tau seharusnya
“tahu”, lalu kata liat seharusnya menjadi “lihat”. Namun, mungkin hal itu dilakukan untuk menyesuaikan
dengan konteks tuturan yang kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Kesimpulan dan Amanat Novel Mariposa

Dalam sebuah novel, tentu ada amanat yang hendak disampaikan oleh penulis, baik itu yang
disampaikan secara tersurat maupun tersirat.

Dalam novel Mariposa tentu banyak amanat yang hendak disuguhkan oleh Luluk selaku penulis,
khususnya bagi para remaja. Hal itu di antaranya memiliki semangat juang dan bersungguh-sungguh
dalam berusaha untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan, serta jangan patah semangat bila hal itu
belum tergapai jua.

Kemudian, seperti pada tokoh Acha, ia memiliki sikap percaya diri tinggi, cerdas, dan ambisius sehingga
sikap yang seperti itu membuat dirinya tidak mudah menyerah dalam menggapai apa yang diimpikan.
Hal-hal demikian sangat diharapkan agar dapat dijadikan panutan positif bagi para remaja yang
membaca novel Mariposa ini.

Itulah Resensi Novel Mariposa karya Luluk HF

Anda mungkin juga menyukai