Anda di halaman 1dari 5

AKSARA KISAH NIYUSA BINA DAN GANTAKA RAHAGI

A. Identitas Buku
Judul Buku : Elegi Tawa Niyusa
Penulis : Lin Aiko
Terbitan : Cloud Books
Tahun : Cetakan pertama, April 2021
ISBN : 987-623-96606-0-4
Harga : Rp 99.000

B. Profil Penulis:
Lin Aiko atau biasa di panggil ka Iko adalah seorang ibu rumah tangga yang lahir
17 Oktober 1991 di Kota Malang. Ka Iko, merupakan seorang penulis baru yang
mengawali tulisannya di salah satu aplikasi novel online. Karya pertama Ka Iko
berjudul Senja di publis pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2019. Dari pertama
publis hingga saat ini, karya tersebut sudah dibaca 35,7 juta orang dan mendapat 1,55
juta like. Setelah novel Senja tamat, Ka Iko mengeluarkan karya baru yang berjudul
Sang Pemilik Kehormatan dan Alenia Cinta.
Saat mengawali tulisannya, Ka Iko merasa tidak percaya diri karena alur cerita
yang dibuatnya berbeda dengan cerita-cerita yang sudah ada di aplikasi tersebut.
Terutama pada karyanya yang berjudul Sang Pemilik Kehormatan. Dimana karya
tersebut banyak mendapatkan kritik pedas dari para pembaca, yang tidak suka dengan
prilaku tokoh utamanya. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah pembaca dan
jumlah like terus meningkat. Saat ini novel tersebut sudah mencapai 23,5 juta
pembaca dan mendapat 1,36 juta like. Peningkatan tersebut dikarena, saat pembaca
mengetahui bahwa cerita dalam novel tersebut terinspirasi dari kisah nyata antara
seorang guru dan tentara yang terpisah lama. Terpisah karena kesalahan fatal namun
waktu membuat mereka bersama kembali. Kerbersamaan mereka tidak berlangsung
lama. Kerena sang kepala keluarga harus pergi menghadap sang pemilik kehidupan.
Dimana kisah ini sudah disamarkan oleh Ka Iko, terkait nama tokoh dan terdapat
penyesuaian alur dalam cerita pada novel Sang Pemilik Kehormatan.
Dari ketiga karya tersebut, nama Lin Aiko mulai dikenal orang. Bahkan saat Ka
Iko memutuskan untuk berpindah aplikasi novel online. Para pembacanya tetap
mengikuti karya baru Ka Iko di aplikasi baru. Meski mereka harus menggunakan koin
untuk membacanya. Berbeda dengan aplikasi sebelumnya yang tidak menggunakan
koint untuk membaca cerita.
Untuk mengembangkan kemampuan menulisnya, Ka Iko bergabung dalam
komunitas kepenulisan. Dari komunitas tersebut Ka Iko bertemu dengan penulis
lainnya dan mendapat pelajaran baru dalam dunia kepenulisan. Sebagai bentuk tugas
dari komunitas tersebut, Ka Iko diharuskan menyerahkan naskah cerita baru dalam
tiga hari. Naskah cerita tersebut menjadi cikal bakal dari cerita baru Ka Iko yang
berjudul Elegi Tawa Niyusa. Melalui karya ke empat ini, nama Lin Aiko semakin
dikenal dan banyak penggemarnya.
Selain Elegi Tawa Niyusa ada dua karya lainnya yang di publis di aplikasi yang
sama, yaitu Sajadah Cinta Malaikat dan Halaqah Cinta. Ada juga satu karya lainnya
berjudul Sanskara Sky yang di publis pada aplikasi lain. Semua karya Ka Lin Aiko
bertemakan romane religi dan pengembangan diri. Dari semua karya Ka Iko ada dua
yang telah diterbitkan, yaitu Elegi Tawa Niyusa dan Sang Pemilik Kehormatan. Ada
satu karyanya yang akan segera diterbitkan, yaitu Halaqah Cinta.

C. Sinopsis:
Semua orang tidak menyukai akhir yang menyakitkan (hal. 288)
“... Seburuk-buruknya manusia, mereka berhak untuk berubah,…” (hal. 300)
“Seribu orang memandangnya buruk, tapi bagi saya, dia adalah seorang terbaik yang
pernah hadir dalam hidup saya…” (hal. 300)
Kalimat diatas merupakan penggalan ucapan yang disampaikan Niyusa Bina,
untuk menggambarkan seorang Gantaka Rahagi. Kisah mereka terangkai indah dalam
novel Elegi Tawa Niyusa.
Elegi Tawa Niyusa tak hanya mengisahkan perjalanan cinta Niyusa Bina dengan
Gentaka Rahagi. Namun, juga mengisahkan perjuangan Yusa, panggilan dari Niyusa
Bina. Seorang anak yang sejak kecil selalu diremehkan dan tak dianggap, bahkan oleh
orangtuanya sendiri. Ia dianggap bodoh, jelek dan tidak memiliki kelebihan apapun.
Hingga Yusa tumbuh menjadi anak yang “percaya” akan itu. Hal itu, membuat Yusa
menjadi anak yang tidak percaya diri dengan lingkungannya dan tidak memiliki
teman, karena hasutan adiknya, Risa. Agar jngan ada yang berteman dengan orang
seperti Yusa.
Dalam kesendiriannya, Yusa terus mendekat kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Menumpahkan segala keluh kesahnya kepada Sang Pencipta. Serta menuangkan apa
yang ia rasakan dalam sebuah rangkaian tulisan. Meski tak dianggap, Yusa selalu
berusaha berbakti kepada orangtuanya, seperti membantu membersihkan rumah,
membantu ibunya berjualan, membantu ekonomi keluarga dengan memberikan
sebagian hasil kerjany menjaga toko. Ia berharap suatu saat orangtuanya bisa bangga
dengannya seperti orangtuanya bangga terhadap adiknya.
Hingga akhirnya Niyusa Bina berhasil mencapai cita-citanya. Ia berada di puncak
kesuksesan yang membuat orang-orang disekitarnya bangga. Bahkan orangtua dan
adiknya mengakui hal tersebut. Namun, saat itu ia malah merasakan kehilangan
sebagian arti dari kebahagiaan tersebut.
Gantaka Rahagi, seorang lelaki yang bermoral, namun sangat menjaga dan
menghormati ayahnya. Taka, panggilannya sejak kecil merupakan anak yang pintar
dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena rasa penasarannya itu membuat
Taka masuk dalam dunia gelap. Dunia yang membuatnya berkenalan dan berteman
dengan barang haram. Berulang kali Taka, berusaha keluar dari dunia tersebut namun
selalu gagal. Karena Taka tidak kuat berjuang merasakan rasa sakit yang amat sangat
menyiksa, dan menghadapi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sembuh. Hingga
akhirnya, Niyusa Bina menemani Taka untuk berjuang dan akhirnya berhasil melalui
semua itu. Namun, saat ia dinyatakan sembuh dan sedang berada pada masa
pendekatan kembali kepada Sang Maha Pencipta. Taka di haruskan dihadapkan
dengan jalan takdir yang tidak terduga.

D. Kelebihan buku:
Cover novel ini cukup menarik dan sesuai sekali dengan judul novel. Pada cover
tergambar sebagian wajah seorang wanita yang tidak memperlihatkan matanya,
sedang tersenyum. Gambar tersebut bisa mempresentasikan seorang wanita yang
selalu berusaha terus tersenyum dan tertawa, dibalik rasa sedihnya yang teramat
dalam. Hal itu sesuai dengan arti dari elegi.
Judul novel sangat menarik, karena menggunakan kata yang tidak familiar. Lalu,
novel ini memiliki alur dan tema yang berbeda dengan novel roman fiksi lainnya.
Karena penulis berani mengangkat tema pecandu narkoba yang dianggap “tabu”
dalam masyarakat yang terangkai indah dalam aksara berjudul Elegi Tawa Niyusa.
Pada novel ini pembaca diajak melihat sisi “lain” mereka. Mulai dari alasan
mereka mengenal barang haram, apa yang mereka rasakan selama proses
penyembuhan. Hingga tak semua dari mereka, yang kita cap buruk itu benar-benar
buruk. Semua hal itu, penulis gambarkan dalam diri karakter Gantaka Rahagi.
Bahasa yang di gunakan penulis sangat sederhana dan mudah dipahami. Sehingga,
mampu menyentuh hati pembaca. Terutama pada bagian, Yusa membaca surat dari
Taka. Pembaca harus menyiapkan tisue. Selain itu, nama-nama tokoh dalam novel ini
kebanyakan berasal dari bahasa Sansakerta, seperti Niyusa, Gantaka Rahagi, Shakiy.
Dimana nama tokohnya disesuaikan dengan penggambaran katakter yang dituliskan
penulis.

E. Kekurangan buku:
Sebaik-baiknya karya tetap ada kekurangnya. Tak terkecuali novel ini.
Diantaranya, alur yang disajikan tujuh puluh lima persen sama dengan alurnya saat di
aplikasi novel online. Terdapat tambahan chapter, yang menceritakan awal
pertemanan Yusa dan Taka, hingga awal renggangnya pertemenan mereka. Namun,
tambahan chapter berada di novel yang berbeda. Bagi pembaca yang penasaran
dengan tambahan chapter harus memesan langsung ke penerbit. Karena tambahan
chapter tidak diperjualkan di toko buku. Masih ada beberapa penulisan kata dan
kalimat yang tipo. Padahal naskah cerita ini pasti sudah melewati berbagai proses
editing sebelum naik cetak dan dipasarkan.
Meski penulis berusaha membuat alur cerita yang serealistis mungkin. Namun,
ada bagian yang belum tentu menggambarkan kondisi saat. Seperti, sikap Yusa yang
terus berbakti ke orangtuanya, meski orang tuanya sama sekali tidak menganggapnya
dan selalu di abaikan. Berlum tentu anak zaman sekarang mampu atau bisa bersikap
seperti Yusa.
F. Kesimpulan:
Elegi Tawa Niyusa, merupakan novel yang menyajikan alur yang berbeda dengan
novel fiksi roman lainnya. Karena pembaca diajak melihat sisi lain kisah yang di
anggap “tabu” oleh masyarakat dalam rangkaian aksara yang sederhana dan indah.
Selain itu, novel ini mengajarkan kita untuk senantiasa menyandarkan segala sesuatu
pada Sang Pemilik Kehidupan. Serta belajar bahwa setiap orang, pasti memiliki suatu
kemampuan yang bisa di banggakan. Namun, penulisan dalam novel ini masih
terdapat beberapa kata dan kalimat yang penulisanya tipo. Padahal naskah cerita ini
pasti walau sudah melalui berbagai proses editing. Mulai dari review kisah ini saat di
posting di aplikasi membaca novel online, editing editor saat naskah masuk ke
penerbit, perbaikan kembali oleh penulis, editing kembali sebelum naik cetak. Serta
hampir sekitar tujuh puluh persen alur cerita novel masa dengan alur yang di aplikasi
online. Ada tambahan cerita tapi, berada di buku berbeda dan harus membelinya
langsung ke penerbit.

Anda mungkin juga menyukai