Sinopsis Buku :
Sebagian besar orang masih melihat film adalah sesuatu yang
mustahil dilakukan. Padahal film dapat dibuat oleh siapapun.
Walaupun minat seseorang belajar buat film tinggi, namun
kedalaman memahami seni film masih sangat terbatas.
Pengetahuan tentang film sebagai sebuah karya seni masih berada
di ruang-ruang kuliah semata, padahal film bukanlah milik para
akademisi saja, melainkan milik semua orang yang hobi menonton.
Buku ini mencoba membantu penonton untuk membaca film sebagai
sebuah bentuk seni.
Kelebihan Buku :
Mampu memberikan contoh-contoh dari setiap unsur pembentuk film dengan disertai
ilustrasi dan referensi film. Contoh-contoh tersebut akan memudahkan pembaca
Menjelaskan detail topik yang dibahas dalam buku seperti : Jenis dan Ciri Genre,
Aspek Naratif, Struktur Tiga Babak dan Alternatif, Aspek Sinematik, Suara, dll.
Mampu membantu pembuat film baru yang masih dalam tahap pengenalan alat-alat
dan proses produksi film. Karena buku ini sangat ringan dan menuntun bagi pemula.
pembaca akan belajar tentang motif atas pilihan teknik
sutradara baik dari sisi naratif maupun sinematiknya. Buku ini
akan dengan mudah ditangkap pembacanya ditambah dengan
gambar-gambar penunjang
Kekurangan Buku :
Buku ini sangat susah didapatkan, bahkan di Gramedia jarang sekali menjualnya.
Jika ingin mencari buku ini bisa membuka Instagram atau situs penyedia jasa jual
buku.
Resensi Buku: BJ Habibie, The Power Of Ideas: Gagasan, Pencerahan, Kiat
Inspiratif tentang Cinta, Keislaman, Keindonesiaan, dan Teknologi
1. Identitas Buku.
a. Judul Buku : BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS: Gagasan, Pencerahan,
Kiat Inspiratif tentang Cinta, Keislaman, Keindonesiaan, dan Teknologi.
c. Penerbit : Republika
Gagasan BJ Habibie sebagai ilmuwan, teknokrat, dan negarawan telah menginspirasi masyarakat
dan bangsa, sekaligus menunjukkan “The Power of Ideas” nya. Menurut beliau teknologi tidak
boleh menyusahkan masyarakat, tetapi harus dapat meningkatkan taraf hidup dan produktivitas
kehidupan. Karena itu teknologi hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial
ekonomi dan kulltural setempat. Sementara itu dalam kaitannya dengan Islam dan organisasi
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), beliau berharap ICMI bisa menjadi katalis atau
magnet yang efisien dan efektif dalam proses nilai tambah pembangunan seluruh Bangsa
Indonesia dalam rangka pengamalan Pancasila dan UUD 1945 bila dilakukan secara terus-
menerus. Kemudian proses industrialisasi di Indonesia tidak hanya industri manufaktur tetapi
telah mencakup industri pertanian, perkebunan, kehutanan, dan jasa. Namun begitu selain industri
manufaktur sebagian besar industri lainnya tidak bisa menyerap lapangan kerja seperti yang
diharapkan.
Sementara itu dalam membahas tentang cinta, BJ Habibie membagi menjadi 5 (lima) wujud cinta,
sebagai berikut: pertama, Cinta kepada sesama manusia; kedua, Cinta kepada karya umat
manusia; ketiga, Cinta kepada pekerjaan; keempat, Cinta kepada alam dan tempat tinggalnya; dan
kelima, Cinta kepada Tuhan.
Dalam pekerjaan beliau berpegang pada prinsip rasional, bertindak konsisten, dan berlaku adil.
Tujuan, sasaran, metode kerja, dan program operasional ditentukan berdasar fakta obyektif dan
akal sehat. Di samping itu, menurut beliau hidup bukan soal hitungan, tetapi hidup adalah
komitmen. Komitmen pada ilmu, bangsa dan negara, keluarga, pekerjaan, dan rekan-rekan kerja.
Lima motto beliau yaitu: bekerja keras, bersikap rasional, bersikap jujur dan terbuka, bersikap
rendah hati, dan jangan pernah jadi pahlawan.
Gagasan-gagasan lainnya tertuang dalam strategi pembangunan bangsa melalui ilmu pengetahuan
dan teknologi, keislaman, keindonesiaan, strategi industrialisasi, dan sistem pemerintahan. Semua
itu telah membentuk dan memperkaya peradaban bangsa, seperti diketahui bahwa gagasan yang
pernah beliau sampaikan tidak hanya bersifat teoritis dan orasi catatan di atas kertas, tetapi
ditunjukkan dan dibuktikan.
3. Keunggulan Buku.
Secara keseluruhan buku ini cukup menarik dibaca untuk mengetahui gagasan dan pemikiran BJ
Habibie tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, juga mengenai persoalan kehidupan manusia
sebagai makhluk pribadi dan sosial, serta pandangannya tentang kehidupan pembangunan
berbangsa dan bernegara. Penyuntingnya telah berusaha menyajikan agar bahasanya mudah
dipahami oleh pembacanya tanpa mengurangi esensinya.
Buku ini merupakan kumpulan naskah gagasan pribadinya dalam bentuk hasil wawancara, orasi
(pidato), berita di media massa, dan sumber tertulis lainnya. Disamping itu juga ditambah dengan
gagasan-gagasan pencerahan dan inspiratif dari para ilmuwan, prakitisi, kolega dalam kabinet,
teman kerja, dan pengamat memperlihatkan konsistensi setiap gagasan melalui periode waktu.
4. Kekurangan Buku.
Dalam pemilihan berbagai naskah penulisan, penyuntingnya melakukan seleksi pribadi, sehingga
bersifat subyektif tanpa melakukan analisis perbandingan dengan sumber lain untuk memperoleh
keseimbangan informasi. Di samping itu, naskah setiap tulisan kebanyakan hanya
sepotong/selembar dan terkadang hanya berupa kata mutiara atau motto, sehingga isi tulisannya
kurang mendalam