Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SINOPSIS NOVEL "CANTIK ITU LUKA" KARYA EKA KURNIAWAN

GURU PEMBIMBING: Dra. TURAYA

DI SUSUN OLEH:

NAMA: LILIAN APRILIATI

KELAS: XII IPA 1

MAPEL: BAHASA INDONESIA

SMA NEGERI 1 BELO

TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah NOVEL CANTIK ITU LUKA ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah BAHASA INDONESIA yang berjudul CANTIK ITU LUKA . Dan saya juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga Makalah SINOPSIS NOVEL CANTIK ITU LUKA ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Penyusun

DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................

1.2 Unsur Unsur pembangun Cerita Dalam Novel........................

1.3 Rumusan Masalah....................................................................

1.4 Tujuan Penulisan......................................................................

BAB 2: PEMBAHASAN.........................................................................

2.1 Sinopsis Novel Cantik Itu Luka...............................................

2.2 Biografi Novel Cantik Itu Luka.................................................

2.2 Biografi Novel Cantik Itu Luka.................................................

2.3 Kelebihan Novel Cantik Itu Luka..............................................

2.4 Kekurangan Novel Cantik Itu Luka..........................................

2.3 Kelebihan Novel Cantik Itu Luka..............................................

BAB 3: PENUTUP...................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................

3.2 Saran........................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karya sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat karena karya sastra
merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya
itu menggunggah perasaan orang untuk berpikir untuk kehidupan. Menurut Wellek dan Warren
(1993:14) karya sastra merupakan karya imajinatif bermediumkan bahasa yang fungsi
estetikanya dominan. Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga
sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. Orang mengetahui nilai-
nilai hidup, susunn adat istiadat, suatu keyakianan dari panadangan hidup orang lain atau
masyarakat melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomina kehidupan
dalam lingkungan sosialnya (Al Ma’ruf, 2012:1).

Salah satu karya sastra yang ceritanya terkandung ketidakadilan gender adalah novel
Cantik itu Luka karaya Eka Kurniawan. Novel ini menceritakan di akhir masa kolonial, seorang
perempuan dipaksa menjadi pelacur. Ketika mereka menjadi tahanan tentara Jepang merekapun
diperlakukan dengan kasar untuk melepaskan hawa napsu mereka kepada para gadis Indonesia.
Mereka diperlakukan dengan tidak adil ketika pada saat mereka menjadi pelacur, mereka tidak
dibayar tetapi sebaliknya mereka dipaksa melayani banyak lelaki dalam sekaligus.Kehidupan itu
terus dijalaninya sehingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika ia
mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa, itulah yang
terjadi meskipun secara ironik ia memberikan nama Si Cantik.
Lewat buku setebal dari 505 halaman ini, Eka Kurniawan berkisah tentang Dewi Ayu.
Namun demikian, tidak melulu dari sudut panadang perempuan itu. Dalam buku ini diceritakan
kehidupan orang-orang terdekat Dewi Ayu, emapat anaknya: Alamanda, Adinda, Maya Dewi
dan Cantik. Begitu juga dengan tiga menantu dan orang-orang yang berurusan dengan
keluarganya diceritakan dengan detil.
1.2 Unsur-unsur pembangun cerita dalam novel tersebut merupakan unsur intrinsik
cerita.

•Unsur intrinsik salah satunya adalah tokoh dan tema. Dalam sebuah novel tokoh
mempunyai peranan yang sangat penting. Tokoh merupakan satu-satunya unsur penggerak cerita
atau yang menjalankan cerita. Tokoh dalam cerita sengaja ditulis penulis oleh pengarang agar
cerita menjadi hidup. Melalui tokoh ini pula nilai-nilai yang terkandung dalam cerita akan
disampaikan kepada pembaca. Dalam karya sastra terdapat beberapa jenis toh salah satunya
adalah tokoh utama. Tokoh utama merupakan salah satu tokoh yang mempunyai peran lebih
banyak dibandingkan tokoh yang lain. tokoh utama dalam novel Cantik itu Luka karya Eka
Kurniawan manarik untuk dikaji karena tokoh ini yang mempunyai peran penting dalam jalanya
cerita. Ia menjadi seorang pelacur pada zaman penjajahan tetapi tidak menginginkan anaknya
menjadi para pelacur karena kutukan yang telah diturunkan oleh ibunya dan selain itu novel ini
juga menceritakan beberapa ketidakadilan yang dilakukan oleh para preman maupun para
prajurit. Para penulis karya sastra biasanya mengangkat satu tema khusus yang menjadikan ciri
khas mereka pada hasil karyanya.Eka Kurniawan merupakan penulis yang berasal dari
Tasikmalaya, Bandung. Dia lahir di Tasikmalaya, Bandung, Jawa Barat pada 28 November
1975. Eka menempuh pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada fakultas Filsafat dan lulus
tahun 1999. Novel Cantik itu Luka merupakan novel pertama Eka Kurniawan yang mendunia,
novel pertama Eka itu diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Jendela tahun 2002. Novel tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Ribeka Ota dan diterbitkan oleh Shinpu-sha tahun
2006, dialih bahasakan oleh Annie Tucker dengan penerbit The Publishing Company pada
Agustus 2015. Pada tahun 2006, Eka Kurniawan menikah dengan seorang wanita yang juga
novelis bernama Ratih Kumala di Solo, Jawa Tengah.

• Nilai moral yang dapat diambil untuk menjadi pelajaran bagi para murid adalah:

(1) sebagai perempuan harus memiliki pendidikan yang tinggi agar tidak mudah berpikiran
pendek untuk melakukan hal-hal yang tidak baik,
(2) sebagai perempuan tidak hanya pendidikan yang tinggi tetapi harus memiliki
Keterampilan sehingga dalam kehidupan sehari-hari dia bisa mencari pekerjaan yang lebih layak
dengan keterampilan yang mereka miliki,

(3) sebagai seorang seorang perempuan tidak boleh menjatuhkan harga dirinya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, terdapat empat masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini.

1. Bagaimana latar sosiohistoris pengarang novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan?
2. Bagaiamana struktur pembangun novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniwan?
3. Bagaimana ketidak adilan gender yang terkandung dalam novel Cantik itu Luka karya Eka
Kurniawan ditinjau dari sastra feminisme?
4. Bagaiaman implemntasi ketidakadilan gender dalam novel cantik itu Luka karya Eka
Kurniawan sebagai bahan ajar sastra di SMA

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan penulisan rumusan masalah, ada empat tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan latar sosiohistoris Eka Kurniawan pengarang novel Cantik itu Luka.

2. Mendeskripsikan struktur pembangun novel Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan.

3. Mendeskripsikan ketidakadilan gender yang terkandung dalam novel Cantik itu Luka karya
Eka Kurniawan ditinjau dari sastra feminisme.

4. Memaparkan implememtasikan ketidakadilan gender dalam novel Cantik itu Luka karya Eka
Kurniawan sebagai bahan ajar sastra di SMA.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 SINOPSIS NOVEL LUKA ITU CANTIK KARYA EKA KURNIAWAN

Novel Cantik Itu Luka berfokus pada kisah hidup Dewi Ayu, seorang pelacur di zaman
kolonial.. Suatu sore di Halimunda, Dewi Ayu bangkit dari kuburannya setealh dua puluh satu
tahun kematainnya. Kebangkitanya ini jelas menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat.
Dewi Ayu adalah sroang wanita yang meninggal ketika berusia 51 tahun. Sebelum
meninggal, ia adalah seorang pelacur yang sanagt terpndnag di kalangan para tentara Jepang dan
Belanda. Ia sendiri memiliki kisah hidup asa kecilnya juga tak kalah pedih.

Sejak masih kecil, ia tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya akibat perkawinan
sedarah (perkawinan saudara tiri) yang membuat mereka berdua diusir. Alhasil, Ia pun diasuh
oleh kakek-neneknya.

Ia pun tumbuh menjadi gadis pemberani. Keberaniannya ini telah ia buktikan tatkala ia
harus mendekam di penjara saat Jepang menyerang Hindia Belanda. Saat berada di penjara,
Dewi Ayu bahkan rela menyerahkan kesucianya demi membantu temanya di barak
penampungan.

Dua tahun kemudian, Dewi Ayu bersama 19 tahanan lainnya dipindahkan ke rumah
mewah yyang dikelola oleh Mama Kalong untuk bekerja sebagai pelacur. Karena pekerjaannya
itu, Ia pun harus melayani nafsu para tentara Jepang.

Selama ia menjadi pelacur, Dewi Ayu telah melahirkan empat anak perempuan yang
tidak jelas asal-usul ayahnya. Ketiga anaknya mewarisi wajah cantik dirinya. Tapi, ia merasa
mengaush tiga anak cantik itu sangat merepotkan.

Sehingga, ketika ia mengandung anak keempat, ia tidak menginginkan nya untuk hidup .
Ia pun mencoba berbagai cara untuk menggugurkan kandungannya. Sayangnya, Ia tidak berhasil.

Ketika anak keempatnya lahir, anaknya itu terlahir dengan wajah buruk rupa. Anak
bungsunya ini memiliki penampilan yang sanagt berbeda dari tiga anaknya. Ia memiliki kulit
hitam legam dan bentuk hidung yang nampak seperti colokan listrik.

Ia pun menamakanya dengan nama si Cantk. Sayangnya, Dewi Ayu tidak sempat
menyaksikan anak bungsunya karena Ia meninggal 12 hari kemudian.

Kecantikan Dewi Ayu rupanya tidak hanya meniinggalkan kutukan bagi diirnya namun
juga bagi anak-anaknya. Semua anak perempaunya kelak akan mengalami patah hati tiada thenti.
Anak pertamanya, Alamanda dipaksa menikah dengan seoeang Jendral yang tidak ia cintai
dan hanya mencintai Kamerad Kliwon, seorang komunis sejati. Sebagai salah satu usaha untuk
menolak sang jendral, ia pernah memsang gembok pada kemaluannya.

Anak kedua Dewi yang bernama Adinda menikah dnegan Kliwon yang juga dicintai oleh
kakaknya, Alamanda. Meskipun ia sudah tahu hal ini, Adinda tetap menikahi Kliwon. Kisah
cintanya pun menjadi sangat menyakitkan karena ia telah mencintai seseorang yang mencntai
orang lain.

Anak ketiganya yang bernama Maya Dewi menikah dengan preman paling kuat di
Halimunda. Tragisnya, terungkap fakta bahwa suaminya pernah bersetubuh dengan Ibunya yang
memebut kisah pecintanya terasa sangat menaykitkan.

Anaknya yang terakhir, si Cantik, yang memilki wajah paling buruk rupa di kota
Halimunda, memilki kutukan yang paling buruk. Kutukannya adalah ia tidak pernah cintai dan
tidak pernah menikah.

Pada akhirnya, asal mula kutukan ini telah diketahui. Rupanya, kutukan ini berasal dari
tangisan penderitaan seorang lelaki yang harus menyaksikan gadis yang dicintainya menikah
dengan orang lain. Gadis yang dicintainya tak lain adalah ibu dari Dewi Ayu yaitu Ma Iyang
yang menikah dnegan orang Belanda bernama Henri Stammler.

Lelaki itu pun menyimpan dendam yang sangat besar pada Ma Iyang, Henri Stammler
beserta seluruh keturnnannya. Dendam ini pun menjadi sebuah kutukan agar keturunan Ma Iyang
dan suaminya merasakan apa yang telah ia rasakan

2.2 BIOGRAFI PENULIS NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN

Eka Kurniawan adalah seorang penulis pria berusia 47 tahun, yang lahir di Kota
Tasikmalaya, pada tanggal 28 November 1975. Eka Kurniawan menempuh pendidikan tinggi di
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan mengambil Fakultas Filsafat. Eka Kurniawan berhasil
lulus menyandang gelar sebagai Sarjana Filsafat pada tahun 1999.

Eka Kurniawan sudah menekuni dunia kepenulisan sejak dirinya masih menempuh
pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat dia mulai kuliah, Eka semakin
menekuninya dan mulai melahirkan sejumlah karya tulis. Salah satu karya cerita pendek buatan
Eka yang juga menjadi cerita pendek pertamanya yang berhasil dimuat di media, yakni media
Barnes Yogyakarta berjudul “Hikayat Si Orang Gila”.

Skripsi Eka Kurniawan juga berhasil diterbitkan menjadi sebuah buku oleh Yayasan Aksara
Indonesia pada tahun 1999. Skripsi Eka itu berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra
Realisme Sosialis. Dari situ, Eka Kurniawan dijuluki sebagai The Next Pramoedya Ananta Toer.

Pada tahun 2000, Eka kembali menuliskan karya cerita pendek yang berjudul “Corat-Coret
di Toilet”, yang berhasil diterbitkan oleh penerbit yang sama, yang menerbitkan skripsinya,
yakni Yayasan Aksara Indonesia.

Selain cerita pendek, Eka Kurniawan juga merambah untuk menulis sebuah novel. Novel
karya pertamanya yang berjudul “Cinta Itu Luka” berhasil diterbitkan oleh Penerbit Jendela pada
tahun 2002. Novel ini berhasil menarik perhatian masyarakat luas, bahkan hingga mencapai
kancah internasional.

Novel “Cinta Itu Luka” berhasil menjadi novel best-seller yang diterjemahkan ke lebih dari
34 bahasa, dan sukses meraih berbagai penghargaan. Beberapa penghargaan itu, yakni World
Readers 2016, Prince Clause Awards 2018, dan 100 buku terbaik versi The New York Times.

Kemudian, novel kedua Eka Kurniawan berjudul “Lelaki Harimau” berhasil diterbitkan pada
tahun 2004. Novel ini diterjemahkan ke Bahasa Inggris, dengan judul “Man Tiger”. Novel Lelaki
Harimau ini juga meraih kesuksesan dengan meraih penghargaan The Man Booker International
Prize pada tahun 2016.

Novel lain karya Eka Kurniawan yang juga meraih kesuksesan adalah novelnya yang
berjudul “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”. Novel ini berhasil diadaptasi menjadi
film layar lebar yang mencuri perhatian penonton skala internasional dengan diputar sebanyak
empat kali dalam Festival Film Internasional Locarno dan mendapat komentar positif dari para
penikmat dan kritikus film.

Selanjutnya, novel karya Eka yang berjudul “O” dengan sinopsis “Tentang seekor monyet
yang ingin menikah dengan kaisar dangdut”, berhasil masuk ke dalam daftar 5 besar
penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, kategori prosa, pada tahun 2021.
Kualitas seluruh karya Eka Kurniawan memang tidak perlu diragukan lagi dengan
banyaknya bukti berupa sejumlah penghargaan nasional maupun internasional yang telah
diterimanya. Namun, ada beberapa kontroversi juga terkait dengan karya Eka, karena Eka
menggunakan gaya bahasa yang blak-blakan, berani, dan vulgar dalam beberapa karyanya.

2.3 KELEBIHAN NOVEL CANTIK ITU LUKA

Novel Cantik Itu Luka ini disusun oleh Eka Kurniawan secara rapi dan telaten. Walaupun
Eka menggunakan alur maju dan mundur, para pembaca tidak akan kebingungan ketika
membacanya, karena transisi pergantian antar adegan sangat rapi dan halus.

Meskipun cerita dalam novel ini kompleks, dengan perpaduan antara kisah sejarah
keluarga, kisah sejarah kolonialisme di Indonesia, komunisme, perjuangan kemerdekaan, horror,
dan juga kisah cinta, lagi-lagi Eka Kurniawan menuliskannya dengan begitu indah.

Eka Kurniawan berhasil menciptakan karakter-karakter tokoh yang menarik, unik, dan
kuat. Setiap tokoh dalam cerita ini memiliki peran yang sama penting, jadi tidak hanya berfokus
pada satu tokoh sentral saja.

Banyak hal yang dapat dipelajari dari novel ini. Eka Kurniawan nampaknya menuliskan
produk fantasi yang bukan semata-mata karya fiksi saja, melainkan mengandung pembelajaran
sejarah Indonesia yang nyata. Novel ini juga mengandung beberapa nilai tradisional yang ada di
Indonesia, terutama yang berhubungan dengan dunia mistis seperti dukun, santet, hantu, dan lain
sebagainya.

2.4 Kekurangan Novel Cantik Itu Luka

Novel Cantik Itu Luka ditulis Eka Kurniawan secara blak-blakan, dengan kata-kata
vulgar, dan mungkin dianggap eksplisit bagi sebagian orang. Oleh sebab itu, novel ini mungkin
tidak cocok untuk dibaca oleh mereka yang sensitif terhadap kata-kata vulgar, karena bisa
menimbulkan misinterpretasi akibat tidak memahami keseluruhan maksud cerita yang ditulis.
Novel ini juga tidak cocok untuk dibaca oleh mereka yang masih di bawah umur, karena
mengandung cerita gamblang mengenai seks, pembunuhan, dan penyiksaan.
Novel ini menggunakan bahasa yang cukup sulit dimengerti, dengan adanya istilah-istilah
sastra dan istilah sejarah, menjadikan novel ini menjadi bacaan yang cukup berat dan mungkin
dapat membuat bosan para pembacanya yang kurang bisa mengerti akan istilah-istilah tersebut.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,maka dapat
disimpulkan bahwa di dalam novel CIL karya Eka Kurniawan terdapat suatu permasalahan
mengenai praktik pelacuran di masa penjajahan Jepang yaitu, penangkapan perempuan Indonesia
oleh tentara Jepang, ditempatkan dalam lokalisasi, dikelola seorang mucikari kaki tangan Jepang,
berada di bawah paksaan atau kekuasaan tentara Jepang. Faktor penyebab praktik pelacuran
tersebut, yaitu mulai berkembang Jepang di Nusantara (Indonesia), pemenuh kebutuhan seks
tentara Jepang. Adapun dampak yang terjadi dari praktik pelacuran yang terdapat dalam novel ini
yaitu, merusak kehidupan perempuan dan menjatuhkan martabat perempuan di mata masyarakat.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan secara umum, bahwa novel
Cantik Itu Luka benar-benar merupakan refleksi sosial praktik pelacuran pada masa penjajahan
Jepang.

3.2 Saran
Norupakan novel yang membahas persoalan kehidupanmasyarakat pada masa penjajahan.
Berbagai permasalahan yang dihadirkan menyangkut manusia dengan kehidupan sosial
masyarakatnya, berbagai perilaku bentuk penyimpangan yang banyak terjadi pada masa kolonial.
Dimana dalam novel ini membahas mengenai tokvel CIL meoh-tokoh yang memiliki rupa yang
canti,namun tidak memiliki nasib secantik dirinya. Penelitian terhadap novel ini menggunakan
pendekatan sosiologi sastra, masih banyak lagi pendekatan yang dapat digunakan untuk
menganalisisnya. Selanjutnya, penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat bermamfaat
bagi peneliti-peneliti lainnya, meskipun masih banyak kekurangannya. Selain itu penulis
berharap, penelitian selanjutnya dapat diteruskan dengan mengunakan teori yang lain, sehingga
pemahaman

Anda mungkin juga menyukai