Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESENSI BAHASA INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan


Guru Pengajar Bapak Cucu Sopyana S.Pd.

Oleh :
Deviani DwiMukti Haryanti
Xl MIPA 1

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VIII
SMA NEGERI CONGGEANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
JL. RAYA CONGGEANG NO.218 SUMEDANG
Judul Resensi : Novel Romansa Dikta dan Hukum
A. Identitas Buku
Judul Buku : Dikta Dan Hukum
Penulis : Dhia’an Farah
Penerbit : Asoka Aksara X Loveable
Kota Penerbit : Jakarta Selatan
Genre Novel : Roman Melodrama Komedi
Tebal : 388 Halaman
ISBN :9786233100137
Cetakan Pertama,2021

B. PENDAHULUAAN

Dhia’an Farah, atau yang biasa dikenal sebagai Teh Ara adalah seorang
penulis AU (Alternative Universe) di Twitter. Tidak hanya Dikta dan
Hukum, dia juga menulis berbagai AU seperti Jeffrey, Disa, dan Persib
Bandung, Kating Gede, dan juga Elegi Haekal. Ara adalah seorang
mahasiswa hukum di sebuah perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat.

Dikta dan Hukum adalah sebuah cerita yang awalnya berbentuk


AU atau Alternative Universe di Twitter. Cerita ini memiliki ciri khas
tersendiri sehingga banyak pembaca yang menyukainya sehingga beberapa
penerbit tertarik untuk menerbitkan Dikta dan Hukum dalam bentuk novel.
Tetapi, Ara akhirnya memilih Asoka Aksara × Loveable Redaksi sebagai
penerbit.

C. Isi Buku
Dikta dan Hukum adalah sebuah cerita yang awalnya berbentuk AU atau
Alternative Universe di Twitter. Cerita ini memiliki ciri khas tersendiri
sehingga banyak pembaca yang menyukainya sehingga beberapa penerbit
tertarik untuk menerbitkan Dikta dan Hukum dalam bentuk novel. Tetapi,
Ara akhirnya memilih Asoka Aksara × Loveable Redaksi sebagai penerbit.
Kisah ini menceritakan tentang seorang mahasiswa hukum tingkat
akhir bernama Dikta yang dijodohkan dengan seorang siswi SMA yang
bernama Nadhira. Alasan orang tua mereka menjodohkan mereka yaitu
karena mereka sudah berteman sedari kecil. Dalam novel ini, sosok Dikta
digambarkan sebagai tokoh sempurna yang menjadi idaman para wanita.
Memiliki kepribadian yang baik, sopan, berpendidikan luas, pintar, dan
tentunya tampan. Visualisasi sosok Dikta digambarkan oleh anggota
boyband terkenal dari Korea Selatan, yaitu Doyoung NCT. Sedangkan
Nadhira sendiri, digambarkan sebagai siswi SMA kelas 12 yang tidak rajin.
Ia malas untuk belajar, berbanding terbalik dengan Dikta. Nadhira juga
memiliki sifat mudah mengeluh dan keras kepala.

Seperti yang kalian pikirkan, Dikta dan Nadhira sama-sama


menolak perjodohan tersebut karena beberapa alasan. Salah satunya adalah
Nadhira yang memiliki kekasih bernama Jeno. Tetapi, mau tidak mau
mereka harus tetap berpura-pura menerima perjodohan tersebut untuk
menjaga perasaan orang tua mereka. Dikta terkadang membantu Nadhira
mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dan terus memotivasi agar semangat
belajar untuk masuk ke perguruan tinggi. Walaupun memiliki sifat yang
cuek, Dikta sebenarnya memiliki perhatian untuk Nadhira. Tetapi, ia tidak
pintar untuk menyampaikannya. Bahkan, terkadang ia dibantu oleh teman-
temannya, Jeffrey, Theo, Atuy, dan Johnny.

Perasaan seseorang memang tidak dapat diperkirakan dan tidak


dapat dipahami. Lama kelamaan, Dikta dan Nadhira saling jatuh cinta dan
mengharuskan Nadhira putus dari kekasihnya. Hubungan tarik ulur, dan
beberapa masalah lain mulai menjadi ujian lika-liku dalam hubungan
mereka. Seperti berbagai rahasia besar yang mulai terungkap dan hubungan
mereka yang tidak direstui oleh Tuhan dan alam semesta.

D. Kelebihan :
Menurut saya, kelebihan dari novel Dikta dan Hukum ini cukup banyak.
Pertama, yaitu cover buku yang sangat indah. Pemilihan gradasi warna yang
tepat membuat cover buku menjadi enak dipandang dan bagi saya sendiri,
saya sudah dapat bisa merasakan bagaimana sedihnya kisah yang terdapat di
dalam buku tersebut.
Kedua, penggambaran karakter yang tepat sehingga karakter fiksi yang
ada terasa hidup dan nyata.
Seorang laki-laki kuat bernama Dikta yang akhirnya terlihat lemah,
menangis, dan menceritakan rasa sakitnya. Siswi SMA kelas 12 yang
pemalas dan masih labil, dan berbagai penggambaran tokoh lainnya.
Ketiga, persahabatan Dikta dan teman-temannya. Sebenarnya, hal ini
bisa dibilang bukan kelebihan, tetapi saya akan memasukkannya sebagai
kelebihan karena saya sangat menyukai persahabatan mereka. Bagaimana
mereka saling mendukung dan saling menyayangi.
Keempat, kehadiran tokoh Sena. Seperti poin ketiga, sebenarnya poin
keempat ini juga dapat dibilang bukanlah suatu kelebihan. Tetapi, dengan
kehadiran sosok Sen aini, cukup berpengaruh pada cerita. Bisa dibilang, jika
tidak ada tokoh Sen aini, maka Dikta tidak akan membuat ‘Things to Do’
yang akan dia lakukan Bersama Nadhira.
Kelima atau poin terakhir, yaitu pemilihan ending yang tepat. Menurut
saya, penulis sudah memilih ending yang tepat. Selain itu juga berakhirnya
kisah ini diceritakan sangat jelas sehingga pembaca tidak merasa
kebingungan dan merasa digantung oleh ending cerita.

E. Kekurangan :
Setelah menjabarkan banyak kelebihan pada paragraf atas, tentunya suatu
novel memiliki kekurangannya tersendiri.
Pertama, penggambaran tokoh yang terlalu sempurna. Menurut saya sendiri,
sosok Dikta dan Jeno digambarkan terlalu sempurna. Sifat Dikta yang memiliki
banyak kelebihan, good attitude, dan sifat yang baik. Selain itu juga sifat Jeno
yang terlalu sabar dan selalu berbuat manis kepada Nadhira.
Kedua, adegan yang berlebihan dan memiliki kesan cheesy. Adegan yang
dimaksud yaitu adegan bus dan ketika Dikta meminta maaf kepada Nadhira dari
balik pintu.

F. Unsur Intrinsik Novel Dikta dan Hukum


Berikut merupakan unsur intrinsik novel Dikta dan Hukum, diantaranya adalah:
1.1 Tema
Tema dalam novel Dikta dan hukum ini menceritakan tema tentang kisah
remaja yang dibalut kisah asmara percintaan.
1.2 Tokoh dan Penokohan
Dikta, merupakan sebagai tokoh utama yang memiliki sifat disiplin dan serius.
Kira-kira jika di imajinasikan seperti Doyoung NCT.
Nadhira, tokoh ini merupakan tokoh yang menyukai Dikta. Nadhira memiliki
sifat suka mengeluh, dan terkenal banyak mau dan sedikit keras kepala.
Sena, tokoh anak kecil yang memiliki peran penting dalam cerita dan mampu
memberikan kesan yang kuat dalam salah satu adegan.
1.3 Alur
Alur yang digunakan dalam novel Dikta dan hukum ini merupakan novel yang
memiliki alur maju dan alur mundur.
1.4 Latar Waktu
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini adalah pagi, siang, osre dan malam
hari.
1.5 Latar Tempat
Latar tempat yang terjadi dalam novel ini adalah di sekolah dan juga di rumah.
1.6 Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Dikta dan Hukum ini merupakan
novel dengan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
1.7 Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Dikta dan Hukum adalah bahasa
sehari-hari sehingga mudah dimengerti. Dan ada beberapa tambahan majas
diantaranya adalah personifikasi, asosiasi dan hiperbola.
1.8 Amanat
Amanat yan bisa di ambil dari novel Dikta dan hukum adalah lebih banyak
bersyukur diberi kehidupan yang panjang.
G. Unsur Ekstrinsik Novel Dikta dan Hukum
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Dikta dan Hukum, diantaranya
adalah:
2.1 Nilai Sosial
Novel ini banyak mengajarkan tentang nilai-nilai sosial yang bisa kita contoh
seperti membantu menghargai perasaan orang lain terutama orang tua kita
sendiri.
2.2 Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel ini adalah tentang bagaimana cara
bersyukur atas keberkahan usia yang telah kita terima dan memanfaatkan usia
kita dengan sebaik-baiknya.
2.3 Nilai Pendidikan
Dalam novel ini juga mendidik kita agar bisa bertanggung jawab, toleransi,
gemar membaca, kerja keras, disiplin dan peduli sosial.
JUDUL RESENSI : SLILIT SANG KIAI
A. Identitas Buku 2
Judul Buku : Slilit Sang Kiai
Penulis : Emha Ainun Ndjib
Penerbit : PT Pustaka Utama Grafiti
Genre : Sosial Politik
Tebal : 243 Halaman
ISBN : 9789794338186

B. Isi Buku
slilit pernah memusingkan seorang kiai di alam kuburnya, bahkan mengancam
kemungkinan suksesnya masuk surga. Ceritanya, dia mendadak dipanggil
Tuhan, sebelum para santrinua siap dipanggil untuk itu. Murid-murid setia setia
itu, sudah menguburkan sang kiai, lantas ngelembur mengaji berhari-hari - agar
dipertemukan dengan roh beliau barang satu dua jenak. Dan Allah Yang Maha
Memungkinkan Segala Kejadian akhirnya menunjukkan tanda kebenaran-Nya
dalam mimpi para santri itu. Roh kiai menemui mereka.

Terjadilah wawancara di "sana". Baik-baik, Nak. Dosa-dosaku umumnya


diampuni. Amalku diterima. Ada yang membuatku masyigul. Kalian ingat
waktu aku memimpin kenduri di rumah Pak Kusen? Sehabis makan bareng,
hadirin berebut menyalamiku, hingga aku tak sempat mengurus slilit di gigiku.
Ketika pulang, di tengah jalan, barulah bisa kulakukan sesuatu. Karena tidak
bawa tusuk slilit maka aku mengambil potongan kayu kecil dari pagar orang.
Kini alangkah sedihnya aku tidak sempat meminta maaf pada yang empunya
prihal tindakan mencuri itu.
C. Keunggulan Buku
Buku ini senantiasa mengajak si pembaca agar bisa meneladani sikap para
guru/kiai.
D. Kelemahan Buku
Buku ini lebih cenderung mengajak si pembaca agar senantiasa untuk
meneladani para guru/kiai,beda dengan buku-buku yang lain yang bersifat
menghibur.

E. Nilai-Nilai Keteladanan Pada Novel Slilit Sang Kiai Karya Emha Ainun
Nadjib.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengarang novel menitikberatkan pada
hubungan manusia dengan bagaimana rasa keteladan kita dengan seorang
kiai/guru yaitu
(1) Sabar dan selalu mengiklaskan seseorang yang kita cintai,
(2) keagungan Tuhan yang telah menciptakan seorang kiai yang di jadikan
panutan selain Rosulallah ,
(3) Wujud kecintaan seorang para santri terhadap gurunya/kiainya ,
(4) keegoisan para santri yang mementingkan masa depanya secara sendiri
sendiri,
(5) harapan keajaiban kepada sang Tuhan untuk mendapatkan nasib yang baik
agar tuhan segera menggantikan sosok yang sama seperti yang meninggalkan.
Nilai-nilai Keteladanan di dalam Novel Emha Ainun Nadjip lebih ditonjolkan
pada sikap pembaca yang senantiasa untuk meneladani sikap para guru/kiai .

Anda mungkin juga menyukai