Anda di halaman 1dari 2

Resensi Buku Fiksi

Judul : Mariposa 2
Penulis : Luluk HF
Genre : Fiksi, romansa, komedi
Penerbit : Coconut Books
Tahun Terbit : 2021
Halaman : 392
ISBN : 978-623-6456-10-1
Resensator : Frederick Hayden Sahadeva Syahdhanu

Sinopsis

Novel Mariposa 2 mengisahkan hubungan setelah lulus SMA yang romantis antara seorang gadis
cantik bernama Natasha Kay Loovi atau kerap disapa Acha dan seorang laki-laki berhati beku dan
sangat dingin-bagikan es- bernama Iqbal. Mereka berdua adalah lulusan dari SMA Arwana yang
sangat pintar.

Mereka sudah menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih yang manis selama dua tahun.. Iqbal
mengambil kuliah kedokteran dan Acha memutuskan untuk gap year karena Acha ingin mencari apa
yang dia inginkan untuk Impian ke depannya. Mereka menjalin hubungan dengan penuh kasih
sayang. Sikap Iqbal sudah tidak sedingin dulu, hati Iqbal seutuhnya telah jatuh untuk seorang Acha,
begitu juga Acha yang semakin mencintai Iqbal dengan tulus. Mereka merayakan anniversary dan
ulang tahun mereka bersama setiap tahunnya.

Namun, kehadiran teman masa kecil Iqbal-Biya-yang lama menghilang membuat hubungan Iqbal dan
Acha merenggang. Kesalahpahaman terjadi di antara mereka bertiga dan menimbulkan masalah bagi
hubungan antara Iqbal dan Acha. Iqbal yang tanpa sepengetahuan Acha selalu memantu Biya
menimbulkan suatu kesalahpahaman, ketika Acha melihat Iqbal dan Biya sedang berpelukan di
dalam apartement milik Iqbal. Acha yang melihat hal itu kemudian memilih untuk mengakhiri
hubungannya dengan Iqbal, walau yang sebenarnya terjadi adalah Iqbal sedang menenangkan Biya
karena ibunya sedang kritis. Acha tidak mau mendengarkan penjelasan dari Iqbal dan tetap memilih
untuk percaya dengan apa yang ia lihat. Sehingga ia tetap memilih untuk mengakhiri hubungannya
dengan Iqbal.

Keunggulan

Novel Mariposa 2 merupakan salah satu bacaan yang ringan dan mudah dipahami. Hal itu
menunjukkan bahwa target pasar dari novel ini adalah kalangan remaja. Bisa dikatakan, novel karya
Luluk-selaku penulis- ini adalah gambaran dari kehidupan remaja yang disampaikan melalui tulisan
ringan yang secara tidak langsung akan menciptakan relasi antara pembaca dan isi cerita. Adapun
pemilihan kata seperti lo dan gue atau semacamnya yang memang terbukti sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia, khususnya remaja yang tinggal di daerah perkotaan, cenderung menggunakan
bahasa sapaan seperti itu. Novel ini juga berbeda dari novel romantis lainnya, di mana novel lain
mengisahkan bahwa perempuan yang menunggu laki-laki. Di novel ini dikisahkan bahwa sang tokoh
utama perempuan, yakni Acha, mempunyai keberanian untuk menyatakan ketertarikannya terhadap
tokoh utama laki-laki, yakni Iqbal. Sifat yang bisa dibilang di luar nalar dari seorang Acha terhadap
seorang Iqbal merupakan suatu esensi dari novel ini yang membuat novel ini terasa “hidup” dan
tidak monoton seperti novel romantis pada umumnya. Adapun konflik yang digambarkan sangat
menarik untuk diikuti sampai ke akarnya dan penyelesaian masalah yang juga mudah dipahami.

Kelemahan

Kelemahan pada novel Mariposa 2 terdapat pada penggunaan kata yang tidak baku, seperti liat
seharusnya “lihat”, tau seharusnya “tahu”, dan masih banyak lagi. Tetapi, mungkin hal itu memang
disengaja agar menyesuaikan dengan bahasa atau tuturan yang kerap kali digunakan oleh masyarakat
Indonesia.

Kemudian, karena sang tokoh utama merupakan seseorang yang cerdas, terdapat beberapa hal yang
mungkin sulit dipahami oleh orang awam, contohnya adalah penggunaan kode-kode yang
berlandaskan ilmu kimia dan sebagainya. Tetapi, pembaca akan tetap diberikan jawaban oleh penulis
melalui jawaban dari sang tokoh utama yang cerdas. Sehingga hal ini tidak terlalu bermasalah dan
tidak mengganggu pemahaman pembaca tentang jalan cerita novel.

Penutup

Dalam sebuah novel, tentu ada amanat yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembacanya,
baik itu tersurat atau tersirat. Dalam novel Mariposa 2 ini, amanat yang tersampaikan dari penulis ke
pembacanya terdapat di kesalahpahaman yang terjadi di antara Iqbal dan Acha. Iqbal yang kurangnya
keterbukaan terhadap Acha, sehingga Acha menaruh kesalahpahaman terhadap Iqbal. Sedangkan
Acha juga kurang adanya rasa kepercayaan terhadap Iqbal, ia terlalu mudah menyimpulkan sesuatu
hanya dengan sekali lihat yang belum terbukti kebenarannya, sehingga hubungan mereka menjadi
terancam. Dari sini dapat disimpulkan, bahwa dalam menjaga hubungan, kejujuran dan kepercayaan
sangat diperlukan dari masing-masing pihak untuk menghindari keruntuhan hubungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai