Anda di halaman 1dari 4

Kilovegram : Cinta Tidak di ukur dengan timbangan badan

“ Cinta memang bukan soal ukuran, bukan soal angka pada jarum timbangan, juga
bukan soal wajah yang di poles riasan. Cinta melibatkan lebih dari itu ... Yaitu
perasaan. “ (Hlm 268)

Cinta itu rumit, cinta itu buta dan cinta itu tidak ada logika. Siapa yang tidak
mengenal cinta, semua orang punya rasa cinta. Asalkan hati mulai dirasuki cinta,
maka apapun yang menghadang tak akan ada artinya. Tak peduli seperti apa dia,
mau seganteng pangeran berkuda atau hanya pemeran figuran yang hanya muncul
sesaat lalu menghilang dalam kisah cinta pemeran utama. Tak peduli dia bertubuh
seperti bintang iklan pelangsing, atau bahkan yang kelebihan berat badan. Satu hal
yang pasti tidak ada yang salah dengan cinta.
Berbicara tentang cinta memang sangat berhubungan dengan dunia remaja.
Seperti yang di sampaikan oleh Mega Shofani dalam buku remaja ini. Penulis ingin
memberitakan bahwa cinta itu tak hanya untuk mereka yang sempurna.
Saat membaca judul Kilovegram, maka pembaca akan segera dihadapkan pada
kisah cinta yang manis dan berhubungan dengan berat satuan kilogram. Benar saja,
Kilovegram tidak jauh dengan apa yang pembaca tafsirkan.
Tersebutlah, Aruna gadis cantik tapi gendut. Aruna baru saja memasuki dunia
putih abu-abu – SMA –. Aruna sama seperti gadis lain, hanya saja dia punya masalah
dengan berat badannya. Dia tak pernah bisa menolak makanan, apalagi yang enak.
Seperti masakan mama, atau traktiran Raka.
Raka cowok keren, sahabat Aruna sejak kecil. Selalu satu sekolah dan dua
tingkat di atas Aruna. Aruna selalu menyakinkan dirinya, bahwa dia tidak akan
pernah jatuh cinta pada sahabatnya itu. Aruna sebenarnya tidak punya kepercayaan
diri, sebab bentuk tubuhnya. Logika pasti lebih berbicara, cowok keren seperti Raka
akan lebih memilih cewek cantik bertubuh bak peragawati.
Aruna tidak mempan dengan ejekan dari teman-temannya. Aruna sosok yang
tidak peduli dengan hal itu. Perundungan yang di lancarkan oleh beberapa cewek
cantik yang iri dengan Aruna tak membuatnya gentar. Tapi sifat cuek Aruna mulai
berubah, sejak kehadiran Nada, sepupu Aruna yang cantik dan serbabisa. Dan Raka
dengan terang-terangan mendekati Nada, Aruna merasa tersingkir dan minder.
Aruna dilema, diet harus dimulai. Karena untuk menarik hati Raka, dia harus
menjadi langsing seperti Nada. Dia mengurangi makan dan minum obat pelangsing.
Aruna harus menjadi kurus dalam waktu yang sangat singkat.
Tema yang di angkat oleh penulis dalam buku ini bukan hal baru. Kisah cinta
gadis bertubuh gemuk jadi pokok utama cerita. Kisah-kisah seperti ini sudah banyak
bertebaran, baik dalam film layar lebar atau novel. Tapi Mega Shofani berhasil
menyajikannya dengan segar. Sahabat jadi cinta, cinta yang tak memandang bentuk
tubuh, perundungan remaja menjadi satu ramuan yang pas dalam buku setebal 272
halaman. Menghadirkan kisah yang biasa itu menjadi sedikit berbeda dengan
karakter kuat khas remaja. Remaja labil, dengan segala macam masalah dalam
menentukan jati diri yang sebenarnya. Dengan menyelipkan pesan moral diantara
dialog-dialog yang tercipta juga cara jitu penulis. Tidak ada kesan untuk
memaksakan seseorang untuk menangkap pesan itu, tapi membiarkan pembaca
menemukannya sendiri.
Konflik yang dihadirkan dalam buku ini tidak terlalu berat, mungkin karena
memang ditujukan untuk pembaca remaja. Seputar cinta, perundungan,
persahabatan dan cerita manis masa SMA. Namun cerita yang sederhana ini tak
hanya cocok di baca remaja, pembaca dewasa juga masih bisa mengikuti kisah ini.
Terutama bagi mereka yang sudah meninggalkan masa SMA belasan tahun lalu.
Ada banyak hal menarik seputar masa-masa SMA. Jatuh cinta, getar-getar
hati yang sedang berbunga-bunga. Kisah persahabatan yang menuai rasa cemburu,
ingin menjadi yang paling di mengerti dan juga perasaan yang timbul karena terlalu
sering bersama. Persaingan antar teman, dan juga perundungan yang entah kenapa
selalu menjadi momok setiap remaja.
Tapi yang paling menarik dan menjadi pokok utama dalam Kilovegram adalah
bentuk, berat dan ukuran tubuh seseorang. Seseorang yang memiliki tubuh gemuk
akan menjadi sasaran empuk bahan ejekan orang. Mereka yang memiliki tubuh
diluar batas orang lain akan lebih mudah dilihat dan dirundung oleh orang lain.
Sering kali mereka yang bertubuh gemuk akan mengalami dilema. Di nomor dua kan
dalam berbagai bidang. Mereka akan di anggap kurang mampu, dan akhirnya
meruntuhkan kepercayaan diri mereka. Dalam Kilovegram, semua gambaran itu ada
pada Aruna. Gadis bertubuh gendut namun cantik. Gadis yang krisis kepercayaan
diri, setiap hari makan hati karena tekanan yang terus di alamatkan kepadanya.
Gadis yang di anggap lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Dan memang Aruna
digambarkan seperti itu, di awal cerita dia dibuat pingsan setelah melakukan Push-
Up. Setidaknya Aruna punya seorang Mama yang sangat mengerti dia, serta sahabat
yang selalu berada disebelahnya untuk membuatnya bangkit sekaligus terjatuh.
Aruna hadir, untuk merubah anggapan bahwa gadis gendut juga bisa
melakukan hal yang sama. Selain bisa jatuh cinta, dia juga bisa menjadi seperti yang
lain. Termasuk menjadi seorang model busana, Aruna berhasil membuktikan itu.
Aruna bukan sosok yang dewasa, dan bijaksana. Kadang juga masih dapat tersulut
emosinya. Memang sifat remaja seperti itu, kadang berubah-ubah. Ceroboh, bahkan
untuk urusan yang paling gawat sekalipun.
Namun, Aruna masih tampak lebih baik dari Raka. Raka di sini jadi sosok
yang serba tanggung. Dewasa tidak, kekanak-kanakan juga tidak terlalu. Jika Aruna
di tuliskan sebagai remaja gadis yang masih labil, lain halnya dengan Raka. Sangat
tidak cocok dengan pengambaran dirinya yang terlihat keren, cakep dan populer.
Penulis seharusnya membuat Raka lebih matang. Kepopuleran Raka seakan hilang
karena satu hal, sifat kekanak-kanakannya.
Nada disini tampil sebagai orang ketiga yang sempurna. Setelah Aruna dengan
segala kekurangannya. Penulis menyajikan tokoh yang benar-benar sempurna.
Cantik, pandai, multitalenta, bisa bermain musik dan memiliki sopan santun yang
baik. Meskipun alasan utama Nada pindah ke Jakarta karena putus cinta. Sosok
cewek idaman setiap cowok. Nada hadir dalam kisah Aruna dan Raka. Menjadi duri,
namun Nada bukanlah cewek yang yang tidak punya perasaan. Dia sangat
memahami Aruna, dia juga salah satu orang yang selalu mendukung dan
memberikan dorongan semangat untuk Aruna tampil percaya diri dengan kondisi
tubuhnya. Selain Mama Aruna tentunya.
Mama Aruna tampil hanya sekilas, namun kemunculannya sangat pas,
sebagai tokoh penengah. Sehingga cerita manis ini, penuh adegan seru keluarga.
Terlebih lagi jiwa muda sang Mama juga membuat cerita ini lebih menarik. Seorang
Ibu yang sangat baik dan pengertian meskipun sebagai orang tua tunggal.
Tidak ada masalah dengan Alur cerita, semua berjalan dengan baik. Mulai dari
setting tempat yang tidak terlalu detail juga masalah waktu kejadian. Hanya saya,
pembaca tidak dijelaskan kapan semua cerita ini berlangsung. Jika mendalami cerita
maka setting waktu tidak terjadi baru-baru ini. Ada sedikit kejanggalan setting
tempat kejadian. Pembaca akan merasa bahwa ini bukan di Jakarta tapi di Jawa.
Mungkin tempat tinggal penulis, budaya serta keadaan sekitar penulis tinggal masih
kentara. Beberapa istilah daerah lokal, yang pembaca akan tahu bahwa itu bukan di
Jakarta. Sepertinya penulis belum bisa lepas dengan kebiasaannya sehari-hari.
Alangkah bijaksana penulis membuat setting cerita sesuai dengan apa yang dia
rasakan. Sehingga tidak akan terjadi kerancuan. Bahkan akan lebih bagus lagi, jika
penulis membuat cerita dengan setting tempat tinggalnya, akan terasa lokalitasnya
dan menambah nilai dari cerita itu. Karena penulis akan lebih fasih menuliskan
keadaan sekitar lingkungannya daripada berkhayal terlalu jauh.
Selain itu, beberapa kesalahan dalam penulis juga sedikit mewarnai
Kilovegram. Beberapa kalimat tidak jelas, karena beberapa kata itu hilang secara
misterius. Atau kesalahan dalam penulisan ejaan. Pembaca diminta untuk berpikir
menemukan kata yang hilang itu. Namun semua itu tidak menjadi masalah besar.
Seperti apa yang ingin di sampaikan oleh penulis bahwa ketidaksempurnaan itu
akan menjadi sempurna jika bisa menerima. Dan Kilovegram menjawab itu. Bahasa
yang digunakan juga sangat mencerminkan remaja, tidak terlalu berlebihan, sangat
pas. Tidak terkesan dibuat-buat.
Yang paling menarik, selain membahas tentang bentuk tubuh seseorang yang
akan menimbulkan rasa tidak percaya diri. Dalam kilovegram juga dipaparkan
bagaimana sifat tidak terima manusia saat menyadari bahwa mereka memiliki
sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Di sini dikisahkan Aruna yang ingin
langsing dengan cara instan. Aruna melakukan diet dengan cara yang berlebihan.
Dan seperti hukum sebab akibat. Aruna pun dibuat mengerti dengan apa yang dia
lakukan.
Hanya ada sedikit yang menganggu, kemuncullan tokoh pendamping di
pertengahan cerita dan di akhir hilang begitu saja. Tokoh yang di buat untuk
menyemarakkan cerita. Meskipun memang tidak ada keharusan untuk
menyelesaikan tokoh ini, namun kehadiran tokoh ini lebih matang dari pada tokoh
utama pria. Valen, kakak laki-laki dari Diana, tampil lebih menarik dari pada Raka.
Sayangnya, kehadirannya seperti Oasis.
Kepercayaan diri itu penting, manusia dapat meraih mimpinya karena percaya
diri. Tidak hanya mimpi, cita, cinta dan apapun itu. Kepercayaan diri bukan hanya
untuk mereka yang memiliki kesempurnaan. Tapi milik orang-orang yang percaya
pada dirinya sendiri. Perundungan adalah hal yang menguatkan, dengannya kita
tahu seberapa besar kesalahan yang tidak pernah manusia tahu. seberapa
berharganya diri manusia untuk manusia lain.
Aruna adalah perwujudan dari cewek yang memiliki kelebihan berat beban.
Dia dapat memberikan contoh yang baik. Meskipun kenyataannya, manusia
bertubuh gemuk sering kali di nomor dua kan. Bukan hanya masalah cinta, namun
dalam bidang yang lain. Beruntunglah Aruna dapat meraih semuanya, ada banyak
yang lain yang tidak seberuntung Aruna.
Kilovegram merupakan bacaan ringan namun sarat makna. Kilovegram tidak
hanya menghadirkan kisah cinta remaja, namun melibatkan lebih dari itu. Yaitu,
bacalah ...

Anda mungkin juga menyukai