Anda di halaman 1dari 3

RESENSI NOVEL FRIENDZONE

Judul Novel : Friendzone; lempar kode, sembunyi


hati
Pengarang : Alnira

Penerbit : Penerbit PT Gramedia Widiasarana


Indonesia
Tahun Terbit : 2018

Tebal : 300 halaman

Harga : Rp70.000,00

Novel ini ditulis oleh Alnira. Alnira adalah nama pena dari penulis yang sudah hobi
membaca sejak usia enam tahun. Alnira menyalurkan hobi menulisnya melalui sebuah aplikasi
yang bernama Wattpad, melalui aplikasi wattpad ini, Alnira sudah berhasil menerbitkan delapan
buah novel dan Friendzone;Lempar Kode Sembunyi Hati ini adalah novel kedelapan yang sudah
terbit..

Ada pepatah yang mengatakan bahwa, “Laki-laki dan perempuan bisa menjadi teman,
tetapi pada satu titik atau lain, mereka akan saling jatuh cinta sama lain… Mungkin sementara,
mungkin pada waktu yang salah, mungkin terlambat, atau mungkin selamanya.” Mungkin ini
yang tengah dirasakan oleh Dira, perasaan yang entah kapan muncul ini membuat Dira bingung.
Apa sebenarnya yang membuat Dira jatuh cinta pada dia? Mungkin Dira tidak akan bisa
menjawabnya. Pertemuan pertama setelah Dira dan sahabatnya sama-sama dewasa dulu tidak
menimbulkan rasa apa pun. Namun Dira ingat kapan pertama kali ia menyadari perasaannya
tidak lagi murni antara sahabat. Tapi sudah berkembang menjadi cinta.

Sahabat yang Dira sukai itu adalah Ransi. Ransi memang tidak setampan Angga, tapi dia
punya charisma. Mungkin juga karena Ransi berbeda dengan cowok lain yang suka tebar pesona.
Namun sampai sekarang Dira tidak pernah tahu bagaimana perasaan Ransi kepadanya. Ransi
yang sempat mengatakan bahwa dia nggak mau merusak persahabatannya, mengisyaratkan
bahwa dia memang tidak mempunyai perasaan yang lebih terhadap Dira. Hal itu membuat Dira
sedih dan memutuskan untuk moveon. Namun, tiba-tiba Ransi kembali dengan melontarkan
kode-kode yang mengisyaratkan ia menyukai Dira. Tapi Dira acuh dan tak mau terbuai dengan
kode-kodean Ransi. Hingga akhirnya sahabat Dira sendiri yang mengatakan bahwa benar Ransi
menyukai Dira dan cinta Dira tidak bertepuk sebelah tangan. Dira langsung menemui Ransi
untuk menanyakan kebenarannya. Dira mengatakan bahwa ia menyukai Ransi dan menanyakan
bagaimana perasaan Ransi terhadapnya. Ransi mengatakan bahwa ia menyukai Dira namun baru
berani mengutarakannya karena Ransi malu dengan penghasilannya, ia hanya seorang guru
dengan penghasilan sedikit tetapi Dira sudah memiliki penghasilan yang lebih tinggi
dibandingkan dirinya. Ransi juga takut tidak mampu membiayai kehidupan Dira dengan
penghasilan seadanya. Ransi tidak ingin menggunakan uang Dira untuk keperluan mereka
berdua. Ransi ingin semuanya ia yang tanggung karena ia merasa sebagai laki-laki ia harus
bertanggung jawab terhadap pacar atau istrinya nanti dan tidak ingin menyusahkan pasangannya
nanti. Mendengar hal itu, hati Dira sangat tersentuh dan meneteskan air mata. Dira mengatakan
bahwa cinta tidak bisa dinilai dengan uang, cukup dengan kasih sayang dan kejujuran, cinta itu
dapat tumbuh dengan abadi. Setelah hari itu, akhirnya Dira dan Ransi memutuskan untuk
menikah dan akan tinggal di rumah yang telah dibeli oleh Ransi dengan jeri payahnya sendiri.

Tokoh dalam novel ini ada Dira, Ransi, Maya, Angga, Wisnu, dan tokoh pembantu
lainnya. Tokoh utama dalam novel ini adalah Dira dan Ransi. Dira adalah sosok wanita tangguh
yang bekerja keras demi masa depan dan untuk membantu ibunya dan Ransi adalah sosok laki-
laki yang bertanggung jaswab, ia tidak ingin menyusahkan istri dan anaknya kelak sehingga ia
terus bekerja keras hingga dapat menabung dan membeli rumah untuk keluarga kecilnya nanti.
Novel yang dikarang oleh Alnira ini menggunakan alur maju dan mundur dan latar tempat yang
digunakan dalam novel ini adalah kota asal penulis, yaitu Palembang.

Kekurangan novel ini adalah mengajarkan pembaca untuk mendekati laki-laki atau
wanita hanya untuk pelarian, untuk menuangkan rasa kekecewaan karena tidak dapat
mendapatkan seseorang yang dia inginkan. Hal ini dapat menyakitkan hati pasangan yang kita
bohongi karena rasa cinta yang diberikan adalah kebohongan. Serta novel ini terlalu banyak
membahas mengenai kisah kehidupan perempuan utama di kantornya yang tidak terlalu penting
hingga membuat pembaca merasa cepat bosan.
Kelebihan novel ini adalah mengajarkan pembaca mengenai agama, sebagai pembaca
yang non islam saya jadi mengetahui mengenai hukum islam yang menyatakan bahwa anak yang
lahir diluar pernikahan ketika menikah harus menggunakan nasab ibunya. Hal ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca. Selain itu, novel ini mengajarkan bahwa seorang pria
yang ingin menikahi wanita harus mampu membahagiakan istri dan anaknya kelak dengan cara
selalu bertanggung jawab dan bekerja dengan giat untuk menafkahi istri dan anaknya nanti. Dan
juga kita dapat memetik suatu hal, yaitu sebuah perjuangan akan menghasilkan hasil yang baik,
maka dari itu kita tidak boleh berhenti untuk berjuang.

Novel yang dikarang oleh Alnira ini menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami
oleh remaja, sehingga remaja dapat langsung mengetahui maksud dari penulis dan dapat lebih
menikmati alur cerita dari novel ini. Konflik dalam novel ini cukup menguras emosi yang
membuat pembaca kesal dan sedih atas tindakan tokoh utama laki-laki. Novel ini berakhir
dengan bersatunya Dira dan Ransi ke meja pelaminan dan hidup bahagia setelah melewati
rintangan-rintangan besar dalam kisah percintaan mereka.

Amanat yang dapat saya petik dari novel ini adalah sebuah hubungan akan terjalin lama
jika dipenuhi dengan kepercayaan, kita tidak boleh rendah diri jika penghasilan kita dikalahkan
oleh pasangan kita. Karena tidak semua hal bisa dinilai dengan uang. Perbedaan itu sebaiknya
bisa membuat kita semakin percaya dengan pasangan kita

Kesimpulan dari novel yang dikarang oleh Alnira, yaitu cinta tidak bisa dinilai dengan
uang, cukup dengan kasih sayang dan kejujuran, cinta itu dapat tumbuh dengan abadi.

Anda mungkin juga menyukai