Anda di halaman 1dari 106

The Last Choice (1)

Posted by ollyjayzee at 12:37 PM

Sungmin sangant menyadari bahwa dirinya adalah seorang safety player. Dia selalu berfikir simple dan menghindari konflik, tidak mau menyengsarakan diri sendiri dengan hal-hal yang tidak perlu serta berdamai dengan siapapun karena paling benci punya musuh. Dia juga tidak mau merusak maupun mengganggu orang lain semata dengan harapan agar hidup dan kenyamanannya tidak terusik oleh orang lain. Dia menjalani hidup dengan tenang, ceria dan bahagia. Menikmati hidup apa adanya dan bersyukur atas semua yang dimilikinya serta membuang jauh-jauh rasa iri terhadap orang lain. Kalaupun ada orang yang mampu menjungkir balikkan dunia tenangnya, maka Kyuhyun bisa dikatakan satu-satunya yang cukup punya nyali, atau kurang kerjaan dalam istilah Sungmin, yang bisa membuat Sungmin mengeluarkan segala sifat bertolak belakang dari yang selama ditampilkannya di depan kebanyakan orang. Tetapi Kyuhyun memang bukan dalam kategori orang kebanyakan. Hubungan keduanya sudah seperti kakak adik karena memang mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Meski terlalu berlebihan untuk dikatakan mereka tumbuh bersama, namun kenyataannya memang begitu. Dan walaupun secara kondisi fisik dan sifat mereka bertolak seratus delapan puluh derajat, bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Terlalu baik malah, sehingga pengenalan masingmasing akan kepribadian yang lainnya agak menakutkan. Kyuhyun yang dianugerahi otak dan fisik menawan terlahir menjadi playboy kelas atas yang berganti teman kencan semudah para gadis berganti busana. Sementara Sungmin, meski memiliki sepasang mata indah berwarna almond dan bibir bak delima merekah, namun wajah segitiga yang dimilikinya tak memiliki keistimewaan apapun. Apalagi dengan hidung mungil mencuat yang sering dikategorikan sebagai lancang oleh Kyuhyun, tak memberi nilai plus sedikitpun pada postur tubuhnya yang termasuk kecil, di saat trend gadis-gadis saat ini berbodi kurus menjulang dengan tulang bertonjolan bak peragawati. Sungmin yang merasa pembawaannya sudah mentok kemana-mana akhirnya memilih gaya busana yang seadanya. Kyuhyun sering mengeluh bahwa penampilan Sungmin sering membuatnya sakit mata, protes yang selalu berhasil diabaikan oleh Sungmin. Namun saat ini kemarahan justru berkobar-kobar di mata Sungmin menghadapi Kyuhyun, yang dengan gaya congkak mengejeknya yang khas, hanya bersandar dengan cuek di sebelah perapian ruang duduk kediaman Sungmin yang belum

berubah dekorasinya entah sejak kapan. Tampak sekali Kyuhyun sangat menikmati memancing emosi gadis mungil di depannya ini. Kemarahan Sungmin sangat sulit terpancing. Namun sekali muncul Sungmin bisa mengamuk bak tornado kecil yang tak akan mudah ditaklukkan. Kau konyol sekali, komentar Kyuhyun santai, Orang yang tidak tahu pasti mengira kaulah yang sedang patah hati. Semaumulah! sembur Sungmin gemas. Orang yang punya mata pasti tahu kalau orang patah hati tidak akan mengamuk, melainkan akan menangis sesenggukan di kamar seperti yang dilakukan Victoria sekarang. Ah ya, Victoria, gadis yang tak kalah konyol yang menyamar sebagai adikmu itu. Kyuhyun! Setelah mematahkan hatinya setidaknya kau cukup punya sopan santun untuk tidak terus-menerus memojokannya! Kasihan sekali Victoria. Apa sih yang ada dalam otak tololmu itu ketika memutuskan untuk bikin gara-gara dengannya? Apapun itu yang pasti itu adalah tindakan paling masuk akal yang bisa kulakukan untuk mencegah Victoria berbuat sesuatu yang lebih memalukan bagi dirinya sendiri. Kalau kau berfikir mematahkan hati seorang gadis yang masih polos adalah tindakan masuk akal, maka otakmu memang sakit. Polos katamu? Victoria polos? Kupikir kau tidak sebodoh dan senaif itu untuk membiarkan setan kecil itu menipumu mentah-mentah. Lagi pula Victoria tidak patah hati, paling dia terluka sedikit harga dirinya, tapi tak lebih. Tunggu saja, tak sampai hari ini berakhir dia sudah akan pergi keluar lagi untuk berpesta dengan para laki-laki tolol yang selama ini telah antri untuk mengencaninya. Tapi dia menangis sejak semalam kau mengantarnya pulang dari kencan kalian. Aku harus beranggapan apalagi? Dia hanya menjawab bahwa kau telah memutuskan hubungan kalian secara sepihak. Nah, kau mau menyangkal apalagi? Sungmin membelalakkan matanya. Katarina! Kyuhyun berkata dengan nada tinggi. Sungmin sangat hafal bila Kyuhyun memanggilnya begitu berarti laki-laki itu sangat serius. Kau tentunya tak akan merendahkan intelektual kita berdua dengan menganggap Victoria punya hati yang bisa dipatahkan bukan? Lagi pula untuk memutuskan sebuah hubungan

diperlukan jalinan hubungan itu sendiri yang seperti kau tahu bahwa tidak ada apapun antara aku dan Victoria. Kau sudah mengencaninya hampir setahun ini! Kau tahu sekali bahwa yang aku dan Victoria lakukan bukanlah berkencan. Aku hanyalah-menuruti permintaanmu, ingat?- mengenalkankannya pada pergaulan yang lebih pantas untuk mencegah dia berbuat ketololan yang hanya membuatmu pusing kepala. Tak lebih. Aku membawanya ke kelompok sosial yang baik dan layak, mengenalkannya ke restoran dan club berkelas dimana dia bisa bertemu para gentlemen, bukannya mengumbar dirinya ke club-club rendahan tempat para pemuda mabuk dan teler berada. Dan sekarang dia sudah cukup dewasa untuk meneruskan aktifitasnya sendiri dan mencari pemuda yang layak untuk mendampinginya. Tugasku selesai. Tetapi Kyuhyun, dia jatuh cinta kepadamu! Dia hanya membayangkan dirinya jatuh cinta kepadaku, tetapi dia tidak jatuh cinta kepadaku. Ayolah, jangan konyol, mana ada sih gadis dua puluh tahun yang jatuh cinta pada laki-laki yang lima belas tahun lebih tua darinya? Tetapi dia sudah membayangkan menjadi pengantinmu, Kyuhyun! Dia sudah bercerita kepada semua temannya bahwa dia sedang memilih cincin pertunangannya. Dia juga sudah menentukan tempat dimana dia akan membuat gaun pengantinnya. Kalau ada orang yang disalahkan karena memberinya harapan setinggi itu, maka orang itu adalah kau! Victoria memang bodoh dan sering berbuat tolol, tetapi bukan berarti aku harus menanggungnya. Aku sama sekali tak pernah memberinya harapan apapun. Aku melakukan semuanya karena aku sudah tak sanggup mendengar segala keluhanmu tentang betapa sulitnya mengendalikan gadis liar menyebalkan yang sedang mekarmekarnya seperti adikmu itu. Namun yang terjadi adalah adikmu itu semakin menggila, berpikir yang tidak-tidak atas sesuatu yang tidak nyata, makanya aku harus cepat-cepat bertindak sebelum aku ikut-ikutan menjadi gila, mengerti? Apakah kau sama sekali tak tertarik pada Victoria? Ayolah Kyuhyun, jangan bilang dia bukan tipemu. Victoria toh tidak terlalu berbeda dengan barisan cewek konyol yang selama ini naik turun ranjangmu. Mereka sama-sama pirang dan cantik bak foto model dan memuja gaya hidup hedonis sepertimu. Jangan katakan kau mencari perempuan berdasarkan kapasitas otaknya, karena aku tahu betul bahwa intelegensi berada di urutan terakhir daftar kriteria teman kencanmu. Area

pandangan matamu hanya seputar wajah, dada, paha, dan apa yang ada di antaranya. Semua ada pada Victoria. Dengan bonus kau mendapatkan gadis lugu yang belum ternoda dari keturunan baik-baik, serta kau mengenal dengan baik pula walinya, yaitu aku. Aku akan tenang sekali bila adikku bisa menjadi pasangan dari sahabatku. Kalian akan cocok satu sama lain, Sungmin nyerocos tanpa sadar pada mata hitam Kyuhyun yang berkilat tajam. Bila serendah itu pandanganmu tentang kehidupan seksualku, Sungmin, aku sangat tersinggung, geramnya marah. Maaf, Kyuhyun, aku tahu aku bicara kasar, namun aku sama sekali tak mengerti alasan semua ini. Kalian tampak baik-baik saja selama ini dan aku sudah membayangkan diriku akan menjadi pendamping pengantin saat tiba-tiba Virgia pulang semalam dari kencan bersamamu sambil berurai air mata dan mengatakan semua sudah berakhir antara kau dan dirinya. Dan yang lebih mengherankankan lagi kenapa juga namaku disangkut pautkan? Aku sama sekali tak mengerti kenapa Victoria menuduhku berada di balik semua ini. Memangny apa yang telah kulakukan? Aku memutuskan bahwa Victoria sudah cukup dewasa dan harus mengetahui semua alasan di balik hubungan semu ini. Aku menjelaskan kepadanya bahwa semua tak lebih dari upayaku untuk membantumu dalam mengasuhnya. Sungmin menatap Kyuhyun dengan pandangan ngeri. Demi Tuhan, Cho Kyuhyun! teriaknya tercekat, Dari semua makhluk di rumah ini ternyata kau begitu bodoh! semburnya penuh kemarahan. Dan didorong insting kanak -kanak yang selalu muncul setiap dia bertengkar dengan Kyuhyun, tangan mungilnya segera bergerak menjangkau lengan Kyuhyun dan mencubitnya keras-keras. Tentu saja Kyuhyun yang tidak menyangka akan serangan serupa, menjerit keras. Ya ampun, Sungmin, kita toh sudah bukan anak-anak lagi! teriaknya buru-buru menangkap tangan Sungmin dan memenjarakannya dalam genggamannya yang sekeras baja. Masih untung aku tidak meninju kepala tololmu itu! Kau tahu akibat kata-kata lancangmu pada hubungan persaudaraan kami, Sungmin yang masih marah berusaha sekuat tenaga melepaskan tangannya dari Kyuhyun dan melancarkan serangan dengan tangan yang lainnya, yang juga dengan sukses berhasil diringkus oleh Kyuhyun.

Demi Tuhan, Sungmin, kalau reaksimu seperti ini kepada setiap laki-laki, aku tak akan bermimpi melepasmu dalam komunitas genderku, geramnya. Aku akan dengan senang hati menikmat keagresifanmu untukku sendiri. Kau gila, Kyuhyun! Dan kau sakit jiwa! Tiba-tiba pintu ruang duduk terbuka. Victoria, dengan rambut pirang spektakuler yang berantakan dan mata sembab karena tangis membelalakkan mata dan menutup mulutnya yang ternganga terkejut melihat pemandangan dua orang dewasa yang sedang bergulat di ruangan ini. Tanpa bisa dicegah dia menjerit histeris. Kalian! jeritnya. Menyadari posisi dirinya yang sedang diringkus Kyuhyun, Sungmin buru-buru melepaskan diri. Virgie, kau salah paham! serunya membela diri. Kau memang pengkhianat, Sungmin! Aku tak bisa mempercayai omongan Kyuhyun semalam saat dia mengatakan dia mengencaniku karena permintaanmu. Namun sekarang...., tubuh Victoria bergetar penuh kemarahan. Virgie... Biarkan saja dia berfikir semaunya! potong Kyuhyun cepat. Kalian keterlaluan! Dan kau Kyuhyun, kau memang buta bila lebih memilih perawan tua membosankan ini dari pada aku. Asal kau tahu, tubuh tua Sungmin tak akan pernah bisa memuaskanmu karena tubuhnya telah membusuk di neraka berabad-abad yang lalu! Victoria mendidih dalam kemarahan. Tubuh langsingnya yang terbalut gaun tidur sutra tipis memaparkan pemandangan yang menggiurkan pada mata laki-laki. Sungmin, di luar segala nalarnya, malah melirik penuh rasa ingin tahu akan reaksi Kyuhyun melihat pemandangan itu. Namun yang didapatinya Kyuhyun malah mendidih penuh kemarahan dan dengan cepat menarik lengan langsing Victoria dan memutarnya ke belakang membuat gadis itu menjerit kesakitan. Sekali lagi kau mengatakan hal-hal mengerikan tentang kakak yang selama ini kau tumpangi, akan kupatahkan lengan cantikmu dan membuatmu menyesal pernah lahir ke dunia ini. Kau harus minta maaf sekarang!

Dengan kasar Kyuhyun mendorong Victoria. Namun gadis itu tak juga menyerah. Segera diraihnya vas bunga terdekat dan melemparnya ke kepala Sungmin. Namun Kyuhyun bergerak cepat. Dalam sekejap Sungmin telah diraihnya dan dengan tubuh besarnya di dorongnya Sungmin menunduk menghindari lemparan Victoria. Victoria menjerit marah dan dengan membanting pintu hingga bergetar dia pergi. Suasana sunyi terasa sangat kontras dibanding keributan yang baru saja terjadi. Sungmin, yang masih berada dalam rengkuhan kuat Kyuhyun menghela nafas panjang.Wajahnya pucat pasi. Menyadari apa yang mungkin saja terjadi Sungmin tiba-tiba gemetar. Aku tak menyangkan ruangan kuno ini hampir saja bisa menyebabkan tragedi pembunuhan, gumamnya seperti pada diri sendiri. Kyuhyun melepaskan tangannya dari tubuh Sungmin, menegakkan kembali gadis itu. Sekarang kau sadar kan kalau adikmu itu seorang maniak gila? tanyanya dengan nada mengejek. Kuharap kau punya minuman yang cukup keras yang bisa membantuku melupakan kekonyolan yang baru saja terjadi. Kyuhyun pun membuka lemari kecil di bawah rak hias dan menemukan sebotol whiskey yang disimpan Sungmin entah sejak berapa lama, sebagai persiapan bila ada yang membutuhkan. Kukira secangkir teh panas akan menenangkanku, kata Sungmin. Kyuhyun tak mau mendengar. Dituangnya whiskey dan disodorkannya ke depan bibir Sungmin, Minum ini, akan membuatmu merasa lebih baik, perintahnya dan membuat gadis itu mau tidak mau meminumnya. Namun Kyuhyun benar. Saat cairan panas itu telah sampai ke perutnya, kehangatannya menyebar ke seluruh tubuh dan membuatnya rileks. Kyuhyun menarik Sungmin duduk di sebelahnya di sofa panjang yang ada di ruang itu, memandang ke luar melalui jendela pada suasana musim semi di pagi hari Minggu itu. Keduanya tak berbicara lagi. Tetapi Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin, memberinya ketenangan seperti yang selalu dilakukannya sejak mereka masih kanak-kanak. Sungmin pun menyandarkan kepalanya di pundak Kyuhyun. Tak usah dipikir terlalu keras. Victoria sudah dewasa. Adalah hak gadis bodoh itu untuk menghancurkan hidupnya sendiri. Kau tak punya tanggung jawab apapun terhadapnya. Yang telah kau tawarkan selama ini, tempat tinggal dan hidup gratis, sudah lebih dari cukup. Sudah waktunya bagi dia untuk menyadari posisinya di rumah ini tak lebih dari seorang penumpang dan dia tak berhak mengucapkan katakata mengerikan tentangmu. Aku akan memastikan kepala cantiknya yang kosong itu tahu batasnya di rumah ini.

Terima kasih, Kyuhyun, kami berdua telah sangat menyusahkanmu. Kau selalu baik kepadaku. Kau benar-benar seperti kakak laki-lakiku sendiri. Kakak laki-laki heh? Kyuhyun tertawa mengejek. Sekarang lebih baik kau ambil jaketmu. Kita keluar dari sini. Eh? Kemana? Ke rumahku. Pelayanku akan menyiapkan makan siang yang layak bagi kita berdua. Lagipula aku baru saja membeli beberapa buku baru yang mungkin kau sukai. Berdua mereka berjalan beriringan menuju Rumah Kyuhyun, rumah Kyuhyun. Sungmin sudah tak ingat lagi sejak kapan rumah Kyuhyun menjadi pelarian yang aman baginya. Mereka bertetangga sudah sejak lama. Orang tua Sungmin membawanya pindah ke Rumah Sungmin ini waktu Sungmin masih berusia tiga tahun sementara keluarga Kyuhyun adalah generasi Drake entah yang keberapa yang menghuni bangunan megah yang pekarangannya berbatasan dengan rumah baru Sungmin. Kyuhyun tujuh tahun lebih tua dari Sungmin. Namun yang diingat Sungmin dia sering bermain bersama Kyuhyun karena ibu Kyuhyun, wanita yang lembut dan baik hati, sering membawa Sungmin ke rumahnya bila pengasuhnya libur dan ibunya harus bekerja. Tak jarang Sungmin kecil menginap di rumah Kyuhyun dan dimanjakan oleh barisan pelayan di rumah besar itu. Pada umur lima tahun ibu Sungmin secara mengejutkan sakit parah dan akhirnya meninggal. Sungmin kecil yang belum terlalu mengerti tentang kehilangan lagilagi menerima begitu saja tanpa bertanya-tanya kenapa ibu Kyuhyun yang lebih banyak muncul dalam hari-harinya sementara ibunya sendiri menghilang. Namun ketika dua tahun kemudian ayahnya membawa istri barunya ke Rumah Sungmin, Elizabeth, barulah Sungmin mengerti bahwa ibu kandungnya telah tiada. Kini yang tersisa hanyalah ibu Kyuhyun yang lembut penuh kasih sayang atau istri baru ayahnya yang cantik namun tak dikenalnya. Tentu saja insting kanak-kanaknya lebih memilih berlari dalam perlindungan kasih sayang tetangganya. Apalagi ketika setahun kemudian seorang bayi kecil cantik berambut pirang dan berkulit sewarna zaitun, Victoria, lahir. Maka rumah Kyuhyun menjadi pelarian permanen bagi Sungmin karena ibu barunya lebih sibuk dengan kegiatan sosial dan bayinya sendiri dari pada memperhatikan Sungmin kecil yang haus kasih sayang. Tahun-tahun berlalu. Meski Kyuhyun harus masuk sekolah asrama dan dilanjutkan ke universitas hingga ke sekolah hukum yang membuat Sungmin jarang bertemu dengannya, namun posisi Sungmin di Rumah Kyuhyun tetap sama. Hampir setiap

malam Sungmin hadir di meja makan keluarga Drake dan seolah menjadi penghuni tetap rumah besar itu, dikenalkan sebagai Gadis Kecil Kyuhyun oleh orang tua Kyuhyun kepada setiap kerabat dan teman yang bertanya. Ketika tiba saatnya Sungmin harus bersekolah asrama dan masuk universitas, Kyuhyun telah tinggal di City dan mengawali kariernya sebagai pengacara korporasi di biro hukum paling bergengsi yang bereputasi internasional. Kesibukan membuat Kyuhyun jarang meluangkan waktunya pulang ke Ilsan. Sementara Sungmin sendiri begitu lulus dari universitas telah mengawali kariernya di sebuah perusahaan penerbitan sebagai illustrator lepas pada proyek cover buku maupun cerita bergambar untuk anak-anak. Dari ibu dan nenek pihak ibunya Sungmin mewarisi sejumlah uang dan pendapatan yang cukup untuk menunjang hidupnya. Sungmin memutuskan untuk membeli flat berukuran sedang di daerah yang lumayan bagus di Seoul, dekat dengan kantor penerbitan tempatnya bekerja yang dia gunakan juga sebagai studio pribadinya. Sedangkan Kyuhyun yang sedang dalam masa kritis kariernya yang melesat bak meteor dan kala itu menjadikannya kandidat rekanan termuda di firma hukumnya mengatakan bahwa dia telah membeli sebuah mansion dengan design tahun 1930-an yang mahal dan elegan di wilayah bergengsi Seoul. Saat itu menjadi tahun paling janggal dalam hubungan keduanya. Sungmin hanya bertemu Kyuhyun kadang-kadang bila keduanya kebetulan berakhir pekan atau menghabiskan libur natal di Ilsan. Selain itu meskipun mereka sama-sama tinggal di Seoul namun lingkup pergaulan keduanya ternyata terpisah jauh. Kyuhyun tumbuh menjadi laki-laki menawan, dengan mansion bagus, mobil jaguar, karier cemerlang, ditunjang fisiknya yang selalu tampil chic dan berkelas, busana-busana mahal membalut tubuh kekarnya yang lebih tinggi sekepala di antara orang kebanyakan, wajah keras dengan dagu persegi dan mata hitamnya yang tajam serta rambut hitam bergelombang hasil penata rambut profesional, tak heran bila menjadikannya bujangan paling paling diincar oleh para perempuan cantik. Sementara Sungmin, pada masa dewasanya tidak banyak berubah. Penampilan fisiknya tak mengesankan kelebihan apapun, dengan karier yang tidak terlalu bisa dibanggakan, namun akal sehat menuntunnya untuk menjalani hidup apa adanya dan menikmatinya. Sungmin tetaplah gadis dusun pemalu yang tersesat di belantara Seoul yang gemerlap. Suatu ketika takdir mempertemukan mereka dalam sebuah pesta. Perusahaan penerbitan tempat Sungmin bekerja mengadakan gala dinner yang mengundang seluruh karyawan baik yang tetap maupun freelance untuk hadir. Ternyata Kyuhyun juga hadir mewakili firma hukumnya karena ternyata perusahaan

Sungmin adalah salah satu klien perusahaan Kyuhyun. Kehadiran Kyuhyun sendiri telah menebarkan pesona tersendiri dalam pesta tersebut. Daya tarik maskulin yang terpancar kuat pada diri Kyuhyun menjadikannya pusat perhatian dan para wanita, tua muda, saling berebut perhatiannya. Padahal saat itu Kyuhyun tidak hadir sendiri. Seorang makhluk cantik dengan penampilan spektakuler bak muncul dari cover majalah Vogue menempel ketat di sebelahnya. Dari kejauhan, Sungmin yang memilih lingkaran aman di antara para pasangan paro baya hanya mengamati saja tanpa ada keberanian sedikitpun untuk mendekati lelaki yang semasa kecil dulu sering menggendongnya di punggung itu. Namun Kyuhyun bukanlah Kyuhyun bila tak memiliki pandangan setajam elang. Dalam sekejap dia segera mengetahui tempat persembunyian Sungmin dan menghampirinya. Diiringi pandangan kagum seluruh undangan Kyuhyun membawa Sungmin ke lantai dansa. Setelah berdansa tiga kali Kyuhyun pun mengajak Sungmin berkeliling dan memperkenalkannya kepada para undangan lain. Tidak ada yang lebih menyebalkan dalam hidup Sungmin selain tatapan heran orang-orang menyaksikan keakraban mereka berdua. Apalagi Kyuhyun mengenalkannya sebagai my precious little girl yang mengundang tatapan penasaran dari para undangan. Terpaksa Sungmin mengambil kendali dan kepada para kolega Sungmin menjelaskan dengan suara tegas dan jernih bahwa mereka adalah teman kecil yang sudah seperti saudara. Penjelasan yang mengundang tatapan gemas dari Kyuhyun. Kau tetap pemalu kan, Sungmin? tanyanya dengan sorot mata mengoda. Saat Kyuhyun mencium pipinya lembut dan memberinya pelukan persaudaraan saat mereka berpisah, Sungmin meyakini satu hal bahwa baginya Kyuhyun tidak pernah berubah. Kematian ayah Sungmin memaksa Sungmin kembali pulang ke Ilsan. Dalam wasiatnya ayahnya mewariskan Rumah Sungmin dan sejumlah besar uang kepada Sungmin, hal yang cukup masuk akal karena Rumah Sungmin dibeli atas nama ayah dan ibu Sungmin. Juga bisnis transportasi yang selama ini dikelola oleh ayahnya pemodalannya menggunakan uang warisan ibu Sungmin. Kepada Elizabeth ayahnya memberikan tunjangan yang meski cukup besar namun masih jauh lebih kecil dari selama ini dinikmati ibu tiri Sungmin. Sementara Victoria yang saat itu masih bersekolah di sebuah sekolah putri berasrama yang mahal mendapat dana perwalian yang diwakili oleh Elizabeth, dengan jumlah yang cukup untuk membiayai pendidikan gadis itu hingga tamat. Namun ternyata Elizabeth tidak bisa menerima hal itu dengan lapang dada. Dia marah karena harus keluar dari Rumah Sungmin yang telah menjadi milik Sungmin. Berkali-kali dia mengeluhkan nasibnya yang mengenaskan, mendiang

suaminya yang tidak cukup menghargainya dan meninggalkannya dalam keadaan miskin, nasib putri kecilnya yang malang karena harus meninggalkan semua kemewahan yang selama ini menjadi haknya, serta menyalahkan Sungmin, menuduhnya begitu rakus setelah menerima warisan dari begitu banyak pihak, mempunyai pekerjaan berpenghasilan besar, namun tak cukup murah hati untuk memberikan Rumah Sungmin kepada dirinya. Tuduhan yang diterima Sungmin dengan hati terluka dan berkali-kali membuatnya hampir menyerah dan menuruti kemauan Elizabeth. Namun Kyuhyun selalu mendampinginya dan menguatkan Sungmin bahwa semua itu memang haknya. Bahwa Elizabeth tak lebih dari seorang pemburu kekayaan yang memanfaatkan kecantikan hanya untuk memenuhi semua ambisinya. Ayah Sungmin telah bertindak sangat bijaksana dengan meninggalkan rumah dan seluruh sisa kekayaannya kepada Sungmin karena di tangah Elizabeth semuanya hanya akan menjadi hancur. Periode kelam perseteruannya dengan Elizabeth berakhir ketika wanita itu meninggal dalam kecelakaan mobil yang dikendarai kekasih terbarunya, seorang pria kaya raya yang mengemudikan mobil Roll Royce dalam kondisi mabuk. Yang lebih menyedihkan lagi bahwa Elizabeth telah menghabiskan seluruh warisan Victoria untuk berfoya-foya membiaya gaya hidup kelas atas yang dijalaninya sejak menjanda. Jadilah gadis yatim piatu itu berada di bawah asuhan Sungmin, kakak tirinya, yang membiayai seluruh pendidikannya. Sungmin menetapkan Rumah Sungmin sebagai kediaman resminya. Statusnya sebagai illustrator lepas memungkinkan dirinya hanya pergi ke Seoul saat diperlukan. Namun Sungmin tetap tidak melepaskan flatnya karena dia masih membutuhkan akomodasi bila harus bekerja di Seoul. Sedangkan di Ilsan Sungmin banyak meluangkan waktunya di Rumah Kyuhyun menemani orang tua Kyuhyun. Tentu saja pasangan usia senja itu menyambut hangat kehadiran Sungmin kembali ke tengah-tengah mereka. Apalagi sejak kedatangan Sungmin Kyuhyun juga semakin sering pulang meski alasan yang diyakini Sungmin adalah Kyuhyun mengkhawatirkan kesehahatan ayah ibunya. Kyuhyun semakin banyak menghabiskan waktu di Rumah Kyuhyun ketika ayahnya mulai sakit. Karena lelaki tua itu menolak kehadiran perawat profesional, maka Sungmin lah yang akhirnya merawatnya hingga lelaki tua yang baik hati itu menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah kematian suaminya kesehatan ibu Kyuhyun menurun drastis dan dalam waktu sebulan berselang wanita lembut hati itu meninggal dengan tenang dalam pengawasan Sungmin dan Kyuhyun. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya ibu Kyuhyun mengatakan betapa bahaginya dia atas kehadiran Sungmin dalam hidup mereka dan mengharapkan Sungmin dan Kyuhyun saling menjaga.

Hidup tidaklah mudah bagi Sungmin ketika dua tahun lalu Victoria lulus dari sekolahnya. Gadis itu telah menjelma menjadi makhluk cantik nan rupawan. Namun pergaulannya dengan gadis-gadis kaya membuatnya kehilangan pemahaman akan kondisi dirinya yang hidup dalam belas kasihan Sungmin. Gadis itu menganggap kecantikan membuatnya menjadi makhluk istimewa dan semua orang di sekitarnya harus memenuhi segala keinginannya. Sama egois dan berhati dingin seperti ibunya, Sungmin harus menanggung segala biaya kehidupannya yang mewah, pesta-pesta hampir tiap malam, gaun-gaun indah, semuanya. Victoria menganggap sumber keuangan Sungmin tak terbatas dan dia berhak menggunakannya sesuka hati. Sama sekali tak terfikir olehnya betapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan rumah sebesar Rumah Sungmin. Bila Sungmin menasihatinya, Victoria hanya mencibir tak peduli. Kau hanya iri padaku, Sungmin. Lagipula uangmu itu tak akan berguna untuk gadis membosankan sepertimu. Segala cara ditempuh Sungmin untuk membuat Victoria bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Termasuk menutup semua akses keuangan dan kartu kreditnya. Namun Sungmin justru dipusingkan dengan tagihan dari teman-teman Victoria karena ternyata gadis bandel itu meminjam uang kepada mereka dan menempatkan Sungmin sebagai penjamin pinjamannya. Keadaan baru teratasi sewaktu Kyuhyun akhirnya turun tangan untuk menjinakkan Victoria. Hampir setahun terakhir ini Kyuhyun mengencani Victoria, mengajaknya ke klub-klub mahal di Seoul, mengenalkannya pada lingkungan yang baik, dan yang paling utama Sungmin bisa bernafas lega ketika Victoria akhirnya memutuskan bekerja di sebuah butik di Seoul untuk menyokong hidupnya. Sungmin tak tahu bujukan model apa yang dilakukan Kyuhyun hingga membuat gadis keras kepala itu bisa berubah fikiran. Memang Sungmin masih harus membayar beberapa tagihan Victoria, namun tidak sebanyak dulu. Ketika Victoria mengatakan bahwa hanya tinggal tunggu waktu hingga Kyuhyun melamarnya, Sungmin menanggapinya penuh suka cita. Akhirnya dua orang dekatnya menemukan kecocokan. Mereka begitu serasi berdua. Tak ada gadis yang lebih cantik dari Victoria yang pantas mendampingi laki-laki setampan Kyuhyun. Namun siapa sangka semua akan berakhir semalam? Jujur Sungmin mengakui bahwa dia tidak bisa menimpakan semua kesalahan pada Kyuhyun. Victoria bukanlah gadis yang mudah untuk dipuaskan. Dan Kyuhyun memiliki hak sepenuhnya untuk memutuskan siapa gadis yang layak mendampinginya. ***

Setelah makan siang dengan hidangan lezat yang berhasil diciptakan juru masak Kyuhyun, Sungmin mengikuti Kyuhyun menuju ke perpustakaan yang merupakan ruang studi pribadi Kyuhyun. Koleksi buku yang dimiliki Kyuhyun membuat Sungmin selalu menitikkan air liur. Kegiatan mengkoleksi literatur telah dimulai oleh nenek moyang keluarga Drake seabad yang lalu. Sungmin banyak menemukan buku-buku kuno dalam edisi asli yang saat ini pasti membuat kolektor rela merogoh kocek ribuan pound untuk mendapatkannya. Sungmin sendiri sangat sering menggunakan koleksi tersebut sebagai sumber inspirasi pekerjaannya. Namun tak jarang Sungmin hanya bergelung di sofa panjang yang ada di ruang itu sambil menikmati bacaannya. Seperti yang dilakukannya saat ini sementara Kyuhyun harus sibuk dengan dokumen-dokumen hukum yang harus diperiksanya. Ketenangan mereka terganggu ketika Jolly, kepala pelayan keluarga Drake mengabarkan bahwa Sarah, pengurus rumah tangga Rumah Sungmin, baru saja menelepon dan mengabarkan bahwa Miss Victoria telah pergi dan berpesan bahwa dia tidak akan pulang untuk waktu yang tidak dapat ditentukan. Gadis kurang ajar! umpat Kyuhyun pelan. Sulit dipercaya bahwa kalian berasal dari ayah yang sama. Sungmin tersenyum melamun, Darah Dad mengalir dalam diri Victoria. Dia satusatunya saudara yang kumiliki. Ada rencana ke Seoul dalam waktu dekat ini? tanya Kyuhyun sambil lalu. Besok. Aku ada janji temu dengan penerbit. Kenapa? Kau bisa berangkat bersamaku. Ehm... sepertinya lebih baik aku membawa mobil sendiri. Aku berencana tinggal untuk beberapa hari di Seoul. Oh ya? Salah seorang temanku berniat menyewa flatku. Aku akan membuat beberapa pengaturan dengannya karena kupikir kalau temanku sendiri yang menyewa maka aku masih akan leluasa menyisakan satu kamar untukku sendiri sebagai cadangan bila sewaktu-waktu aku harus tinggal beberapa hari di Seoul. Semula aku berniat melepasnya saja. Namun dengan kondisi pekerjaanku aku masih akan membutuhkan tempat tinggal di Seoul. Makanya tawaran dari temanku ini kuanggap sebagai jawaban.

Meskipun begitu kau tetap bisa berangkat bersamaku, Sungmin. Tidak. Lebih baik aku membawa mobil karena aku membutuhkan transportasi di Seoul. Aku ingin belanja beberapa baju. Aku akan mengantarmu. Sungmin menyipitkan mata menatap Kyuhyun dengan pandangan skeptis. Wow, ada apakah gerangan ini? Tak biasanya kau ngotot begitu. Jangan konyol. Ini bukan pertama kalinya aku memberimu tumpangan, sembur Kyuhyun tiba-tiba jengkel. Sungmin terbahak. Ternyata Mr. Cho Kyuhyun Drake yang agung bisa sewot juga, gelaknya. Aku hanya menawarkan kepadamu kenyamanan dan membebaskanmu dari keharusan mengemudi dalam lalu lintas Seoul yang padat, dan kau menanggapinya seolah aku mengajakmu ke medan perang, Kyuhyun berkata masam. Oke...oke.. aku hargai tawaranmu. Maaf bila aku menyinggung perasaanmu. Aku hanya tak mau merepotkan? Kau, dengan berada di sini saja sudah cukup merepotkan buatku. Memberimu tumpangan tak akan banyak merubah keadaan. Lagipula kau tadi bilang mau berbelanja kan? Aku akan mengantarmu. Sudah waktunya ada orang yang mengoreksi caramu berpakaian. Ha?! Sungmin membelalak ngeri. Jangan coba-coba menginterfensi kegiatan belanjaku! Aku bukan Victoria ataupun barisan cewek-cewek model teman kencanmu yang bisa kau dandani semaunya! protesnya keras. Benarkah? Kyuhyun mencibir. Sinar geli bermain-main di mata gelapnya. Kujemput kau pukul delapan pagi. Kau bisa mengundangku sarapan besok lalu kita langsung berangkat. Sungmin membelalak sewot melihat Kyuhyun nyengir berpuas diri. Dengan gemas dilemparnya sebuah buku ke arah Kyuhyun yang dengan tangkas berhasil ditangkap oleh lelaki itu. Hei! Kalau kau sewot, setidaknya jangan lampiaskan kepada buku-buku berharga ini! tegurnya masih dengan tertawa. Lagipula gadis -

gadis lain akan menyembah demi mendapat kesempatan aku kawal secara ekslusif berbelanja. Reaksimu membuatku egoku terluka. Semaumulah! sembur Sungmin sambil melangkah pergi, meninggalkan Kyuhyun yang masih terbahak-bahak dengan kemarahannya. Pukul delapan tepat! teriak Kyuhyun sebelum pintu terbanting tertutup di belakang Sungmin. *** Senin pagi. Sungmin telah siap lima belas menit sebelum pukul delapan. Gadis itu menuju ke ruang sarapan kecil yang terletak berbatasan dengan beranda samping yang bermandikan sinar matahari pagi yang cerah. Sesuai janjinya tidak ada tandatanda kehadiran Victoria. Kamarnya tampak seperti kapal pecah dengan aneka pakaian yang seperti sengaja di acak-acak. Juga ada pecahan botol-botol kosmetik dan make up yang menjadi simbol kemarahan Victoria. Sungmin melarang pelayan untuk membereskannya. Dia juga mengunci dan menyembunyikan kunci pintu kamar pribadinya serta meminta para pelayan berjaga-jaga bila nanti Victoria pulang sebelum Sungmin kembali dari Seoul, serta meluapkan kemarahannya dengan merusak barang-barang berharga di rumah itu. Lima menit kemudian Cho Kyuhyun muncul. Tampak begitu tampan dan elegan dalam salah satu setelan resminya yang mahal. Sungmin yang terbiasa merasa seperti seonggok kentang sayur bila berada di dekat Cho Kyuhyun dalam busana resminya hanya mendenguskan selamat pagi seraya dengan sedih melihat ke setelannya sendiri yang meski bermutu tinggi namun sama sekali tanpa gaya dalam warna biru tua membosankan. Rambutnya pun hanya diikat ekor kuda yang jelasjelas hanya demi kepraktisan tanpa mengindahkan penampilan. Sungmin membunyikan bel dan begitu Sarah muncul, meminta wanita itu menyiapkan sarapan buat Master Cho Kyuhyun. Bagaimana kabar gadis manja kita? tanya Cho Kyuhyun sambil menyeruput kopinya. Dia memilih tidak pulang setelah seharian mengamuk. Aku sudah mengatur para pelayan untuk menjaga barang-barang dari amukan berikutnya bila dia pulang sebelum aku kembali dari Seoul. Cho Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya. Kau sudah membaca surat kabar pagi ini?

Belum. Kenapa? Kusarankan kau membacanya sekarang juga. Dengan heran Sungmin meraiha surat kabar yang sudah disiapkan pelayannya di atas meja sarapannya namun belum sempat diliriknya. Segera dia membukanya. Cho Kyuhyun memintanya membuka sebuah halaman. Sungmin menuruti. Tibatiba matanya membelalak ngeri membaca berita yang terpampang mengisi setengah halaman penuh surat kabar nasional itu. Berita pertunangan antara Katarina Anne Metcalf dan Cho Kyuhyun Alexander Drake. Pertunangan antara dirinya dan Cho Kyuhyun. Kurang ajar! teriaknya. Betul! Makhluk mengerikan yang mengaku adikmu itu memang kurang ajar, sahut Kyuhyun kalem. Kyuhyun! Kenapa kau begitu santai sih? Ini konyol! Lagipula ini... ya ampun... semua kolegamu akan membacanya... Sungmin tiba-tiba merasa lemas. Agaknya Victoria ingin mengerjai kita berdua, Kyuhyun dengan tenang menikmati rotinya. Aku akan mengirimkan berita penyangkalan secepatnya, Sungmin memutuskan dengan cepat. Tetapi ini akan begitu memalukan, terutama buatmu. Tepat seperti yang diinginkan Victoria, yaitu mempermalukan kita berdua di muka publik. Lalu apa alternatif lain yang harus kita lakukan? Hm..., Kyuhyun memandang gadis di depannya dengan pandangan geli. Kita ikuti saja plot Victoria. Kita bertunangan, jawabnya santai. Kita bertunangan? Kau gila! sembur Sungmin. Kau bisa serius tidak sih? Sungmin, bertunangan denganku apa susahnya sih? Ha? Sungmin menjadi linglung. Dipandanginya dengan gemas laki-laki tampan yang sedang menikmati sarapannya dengan santai itu seolah tidak terjadi masalah. Terserahlah! Itu urusanmu. Lagipula di sini bukanlah reputasiku yang jadi

persoalan karena yang dikenal secara nasional kan kau, bukan aku. Orang tak akan peduli kepada siapa aku bertunangan, omelnya kesal. Benarkah? Kyuhyun menyipitkan mata menatap Sungmin yang sedang bersungut-sungut. Tunggu saja nona, dalam beberapa jam lagi kau akan mengerti tentang bagaimana reputasimu dipertaruhkan setelah bertunangan dengan Cho Kyuhyun Drake sang pengacara. Aku pasti harus sering-sering sakit perut menahan tawa melihatmu menelan mentah-mentah perkataanmu sendiri. Cho Kyuhyun! Kau benar-benar menjengkelkan! Dan kau, Katarina! Sudah saatnya seorang laki-laki yang pantas menjinakkanmu!
Seperti biasa Kyuhyun mengemudikan mobil canggihnya dengan keterampilan dan kecepatan yang cukup memukau. Sungmin selalu menikmati saat-saat bermobil dengan Kyuhyun karena Sungmin sendiri, di luar penampilannya yang mungil dan lembut, sangat memuja kecepatan yang seringkali membuat Jolly, kepala pelayan Kyuhyun, berkali-kali menyampaikan kepada Kyuhyun agar mengingatkan Miss Sungmin untuk berhati-hati saat mengemudi. Peringatan yang sia-sia saja karena orang yang mengajari Sungmin cara ngebut tak lain dan tak bukan adalah Kyuhyun sendiri. Begitu meluncur ke jalan raya keduanya segera lupa dengan segala perdebatan antara mereka dan tenggelam dalam obrolan seru tentang mobil. Keduanya sama-sama berminta mengganti kendaraan mereka dengan yang lebih canggih. Sungmin mendengarkan dengan baik saran Kyuhyun karena untuk yang satu ini Kyuhyun terbukti lebih menguasai. Setiba di Seoul Kyuhyun menurunkan Sungmin di depan kantor penerbit di Bloomsburry setelah mengatur pertemuan mereka kembali saat makan siang di Connaught Hotel. Aku akan berada di bar pukul dua belas tiga puluh dan menunggumu. Sungmin berdiri di trotoar depan kantor mendongakkan kepala memandang Kyuhyun di depannya, mengernyit tidak yakin. Apakah urusanmu akan selesai saat itu? Aku tahu kau akan sangat sibuk. Sungguh, aku tidak apa-apa pergi sendiri. Aku akan baik-baik saja. Tidak, aku punya cukup waktu untukmu. Sebuah jawaban yang tak terbantahkan lagi. Tepat saat itu seorang kenalan di penerbitan lewat dan melihat Sungmin dan Kyuhyun berdiri di trotoar bergegas menghampiri. Sungmin! Sungguh luar biasa. Aku tidak langsung menyadari saat membaca koran tadi pagi bahwa kaulah yang bertunangan, Jane wanita yang penuh energi sangat antusias dengan berita itu. Dia menjabat tangan Sungmin erat-erat. Selamat. Dan apakah ini Prince Charmingnya? tanyanya menunjuk kepada Kyuhyun. Kyuhyun, berdiri dengan pongah dengan senyum di ujung bibirnya membuat Sungmin jengkel setengah mati. Kalau saja suasana sepi pasti sudah ditendangnya kaki panjangnya itu. Namun Sungmin, di luar segala temperamennya yang meledak-ledak bila berada di depan Kyuhyun, menunjukkan perilaku seorang Lady kelas atas dengan senyum sopan nan lembut dan

memperkenalkan Kyuhyun kepada Jane. Dan meski tak melihat Sungmin bisa merasakan Kyuhyun tertawa terbahak-bahak di dalam hati. Baiklah, aku tinggalkan kalian pasangan bahagia ini untuk apapun yang kalian bicarakan, Jane berpamitan. Sampai jumpa di dalam, Sungmin, Kyuhyun! Ditinggalkan berdua Sungmin menggerutu sebal. Buang segala cengiran tololmu itu Kyuhyun! Hei, aku hanya menjaga nama baikmu di depan temanmu, tak urung cengirannya semakin lebar juga. Nah, sayang, sebagai tunangan yang baik, lebih baik kau cepat masuk untuk mengurusi apapun itu sehingga nanti waktu makan siang kita tidak terlambat, seolah belum cukup Kyuhyun mendaratkan ciuman di bibir Sungmin, kuat dan cepat. Aku pasti akan merindukanmu, bisiknya berolok-olok di telinga Sungmin. Sungmin membelalakkan mata sebelum buru-buru berbalik pergi, meninggalkan Kyuhyun berpuas diri di sana menertawakan kekonyolan itu. Lelaki itu menunggu hingga Sungmin masuk dalam pintu kaca baru kemudian kembali ke mobil dan meluncur pergi. Sungmin mengamati kepergian Kyuhyun dari balik kaca berwarna gelap. Kyuhyun baginya tepat sama seperti sebelumnya, seorang teman, seseorang untuk bersandar dan orang yang selalu tahu apa yang harus dilakukan. Saat dia memberikan namanya di meja resepsionis, Sungmin memutuskan dia akan mengikuti saja apapun yang direncanakan oleh Kyuhyun. Tindakan Victoria memang keterlaluan. Meski Sungmin tak tahu apa yang akan menyambutnya di dalam kantor nanti, namun baginya semua akan baik-baik saja. Dia bukanlah orang yang menonjol dalam pergaulan. Teman-temannya mungkin akan sedikit menggodanya, menyampaikan selamat berbahagia, dan kemudian sibuk dalam urusan masing-masing dan melupakannya. Namun pasti tidak demikian halnya dengan Kyuhyun. Meski tak mengatakan keberatan sama sekali, Sungmin yakin bahwa resiko yang ditanggung oleh Kyuhyun lebih berat lagi karena dia seorang public figure. Setelah sekian tahun mengencani gadis-gadis cantik nan glamor dan terkenal, Sungmin tak bisa membayangkan betapa perasaan Kyuhyun, harga diri dan citranya akan tercoreng karena dipaksa bertunangan dengan gadis sebelah rumah yang tidak istimewa macam dirinya. Victoria tahu betul cara menjatuhkan Kyuhyun sebagai hukuman karena tidak menuruti keinginannya. Sungmin membuang jauh-jauh segala kegusarannya dan berjalan mantap menuju tangga dan menghadapi pekerjaannya. Sungmin tak memerlukan waktu lama untuk menemui koleganya. Mereka telah bekerja sama cukup lama untuk saling memahami cara kerja masing-masing. Dalam waktu singkat pekerjaan membuat ilustrasi buku panduan kesehatan untuk anak-anak itu telah menjadi miliknya, berikut juga desain sampul buku. Untuk yang terakhir ini Sungmin agak tidak terlalu familier namun dia berjanji akan mendiskusikannya lebih lanjut saat beberapa desain pendahuluan telah dibuatnya. Itu artinya dia masih harus bolak-balik ke Seoul. Hal itu mengingatkannya kepada teman yang akan menyewa flatnya. Sebelum lupa Sungmin buru-buru menghubunginya dan membuat janji temu untuk besok sore. Puas dengan semuanya Sungmin melangkah keluar gedung. Dia mksi dan masih harus sedikit berjalan untuk mendapatkan taksi dan lalu lintas teramat padat siang itu. Sungmin tiba di

Connaught Hotel terlambat sepuluh menit dan mendapati Kyuhyun telah berada di bar tanpa menunjukkan tanda ketidak sabaran sedikitpun. Pastilah Kyuhyun sudah banyak berlatih dari cewek-ceweknya yang menganggap terlambat setengah ataupun satu jam bukanlah masalah. Para lelaki tak akan keberatan menunggu mereka. Sungmin duduk menghadap Kyuhyun. Maaf, aku kesulitan mendapat taksi. Kau sudah menunggu lama? Kyuhyun tersenyum. Tidak masalah. Aku juga baru beberapa menit tiba. Mau minum apa? Sambil menikmati minuman mereka bertukar cerita. Sebetulnya kebanyakan Sungmin yang berceloteh karena Kyuhyun bukan jenis orang yang suka membicarakan pekerjaan dengan orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan hukum. Lagipula hal itu akan sia-sia karena Sungmin pasti juga tak akan mengerti sedikitpun bahasa-bahasa hukum yang rumit. Sebaliknya Sungmin dengan antusiasme anak kecil menceritakan tentang job yang baru saja diterimanya juga tentang komisi yang baru didapatnya dari hasil ilustrasi terdahulu. Selanjutnya karena sama-sama menyadari bahwa mereka berdua kelaparan keduanya pun bergerak menuju restoran. Kyuhyun menggamit lengan Sungmin dengan lembut dan membawanya ke meja yang telah dia pesan. Di meja makan Kyuhyun mengatakan kembali rencananya untuk mengantar Sungmin berbelanja. Kau pasti akan bosan sampai mati, Sungmin masih berusaha menolak. Tidak. Kita akan meninggalkan mobil di sini dan berjalan kaki. Tetapi aku akan mencoba ke Harrods atau Liberty. Kenapa kita tidak coba Bond Street atau Sloane Street saja? Mereka sedang melangkah di anak tangga pertama hotel ketika Sungmin kembali menyarankan Kyuhyun untuk meninggalkannya. Kau akan sangat membencinya Kyuhyun, jangan bilang aku belum mengingatkanmu saat kau akan jengkel dan tidak sabar ingin membunuhku. Aku kalau tidak terpaksa juga paling malas harus keluar masuk toko pakaian. Aku tidak pernah ke butik. Dengan keras kepala Kyuhyun meraih lengan Sungmin dan membimbingnya berjalan. Kenapa tidak? Karena aku tidak cantik, tidak modis....Demi Tuhan, kenapa kau tanya juga sih? Apa kepalamu perlu ditinju dulu? Masak kau tidak menyadarinya? Kau toh punya mata dan matamu tidak buta untuk melihat siapa aku. Kyuhyun tertawa terbahak-bahak. Baiklah Tuan Putri, kita akan coba beberapa tempat. Aku tahu satu dua butik yang cukup bagus. Dan kau akan menyadari bahwa dalam beberapa hal kau salah. Seperti biasa.

Sungmin berhenti berjalan dan memandang Kyuhyun dengan curiga. Sungmin tak pernah keberatan Kyuhyun tidak mengingkari kenyataan akan penampilannya yang biasa-biasa saja. Sepanjang hubungan mereka toh Kyuhyun tak pernah mempermasalahkan. Namun Sungmin lebih tertarik kepada hal yang lain. Bagaimana kau tahu tentang butik? tanyanya penasaran. Kyuhyun kembali tergelak. Jangan usil, Sungmin, katanya dan kembali membimbingnya berjalan. Mereka berhenti di depan sebuah pintu kaca elegan, yang berhiaskan ber vas-vas bunga eksotis, lambaian scarf pada sebuah kursi mungil nan elegan, serta manekin yang mengenakan dress hitam dengan potongan luar biasa langsing. Kursinya bagus sekali, Sungmin berkomentar, tertarik dengan furniture. Memang bagus, tetapi kau tidak bisa memakainya kemana-mana, sahut Kyuhyun sambil membuka pintu dan menyeretnya memasuki butik. Interior dalam butik membuat Sungmin tak bisa berkata apa-apa. Namun Cho Kyuhyun tak sedikitpun menampakkan keinginan untuk membantu. Lelaki itu dengan tenang duduk menyamankan diri di sofa yang disediakan untuk menunggu. Sungmin membelalakkan mata ke arah Kyuhyun yang tersenyum jail dengan tatapan mematikan saat seorang pramuniaga menghampiri dan menawarkan bantuan. Hijau, celetuk Kyuhyun tiba-tiba membuat Sungmin dan pramuniaga itu menoleh serempak. Tunanganku akan sangat menarik dalam gradasi warna hijau-biru cemerlang, taffeta kalau ada. Tunjukkan saja koleksi kalian dalam warna-warna itu. Sungmin berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Kyuhyun. Kau gila ya? Aku tak pernah pakai warna-warna terang, bisiknya. Itu salahmu sendiri. Warna-warna yang kau pakai selama ini khusus untuk orang buta warna, ejeknya. Lalu saat pramuniaga dibantu seorang asistennya kembali dengan sekumpulan gaungaun musim panas berwarna terang. Kyuhyun menelitinya satu per satu. Coba semuanya, sayang, katanya sambil mengedipkan sebelah mata kepada Sungmin. Ukuran dua belas kan? Kami memilihkan yang sesuai untuk tunangan anda. Dia memiliki potongan bahu dan garis dada yang indah untuk ditonjolkan, kata pramuniaga kepada Kyuhyun seolah Sungmin hanyalah boneka pajangan. Bersungut-sungut Sungmin memasuki ruang pas. Namun begitu mencoba antusiasme aneh menyerbu Sungmin. Gaun-gaun bertali mungil berwarna eksotik yang melekat lembut di badannya, setelan berpotongan sederhana namun nyaman dalam warna meriah yang membuat warna coklta mata dan rambutnya seolah tertutupi, maupun aneka rok berpotongan lebar melambai, blus asimetris yang saling silang rumit namun begitu rapuh dan cantik membuatnya terperangah terpesona. Bahkan ketika dia harus keluar masuk ruang pas untuk memamerkannya

kepada Kyuhyun bak fotomodel amatir, Sungmin merasa senang. Gadis itu tak menggerutu meski Kyuhyun dengan gaya tunangan betulan memutuskan memilih beberapa potong sekaligus. Ketika pramuniaga menyarankan sepatu dan sandal serta tas tangan Kyuhyun memintanya menunjukkan beberapa koleksi. Lagi-lagi Sungmin mencoba aneka alas kaki itu. Dari yang nyaman dipakai berjalan hingga yang bertali rumit dan sama sekali tak praktis namun sangat cantik di kaki Sungmin yang mungil. Hingga tak terasa tiga jam telah berlalu. Dengan lelah Sungmin membanting tubuhnya di sebelah Kyuhyun, menerima segelas sampanye dingin yang ditawarkan Kyuhyun. Laki-laki itu tertawa puas. Dan seolah sudah menjadi kewajibannya Kyuhyun memberikan kartu kreditnya kepada pramuniaga sementara barang belanjaan mereka dikemas dalam kotak-kotak yang pasti akan memenuhi bagian belakang mobil Kyuhyun. Sungmin membelalakkan mata tak setuju melihat Kyuhyun. Aku punya cukup uang untuk membayarnya, protesnya. Lagipula apa yang dipikirkan pramuniaga itu melihatmu membayari semua pakaianku? Biarkan pramuniaga itu berfikir semaunya. Kita toh sudah mengatakan bahwa kita bertunangan, kata Kyuhyun santai dan binar-binar jahil kembali muncul di mata gelapnya. Itu kau yang mengatakan, bukan aku. Aku melakukannya untuk kita berdua. Dan sepertinya akan lebih bagus lagi kalau kita beri dia sedikit bahan gossip, dan sebelum Sungmin sempat mencerna apa maksud ucapan Kyuhyun, lelaki itu sudah mendaratkan sebuah ciuman di bibir Sungmin. Kau keterlaluan! bisik Sungmin marah. Dua kali kau menciumku hari ini. Dan kupastikan ini bukan yang terakhir, Kyuhyun mengedipkan matanya. Kita bertunangan, ingat? Kita perlu banyak latihan agar tidak canggung bila harus muncul di depan umum. Menyebutkan kata latihan membuat Sungmin menyadari satu hal. Apakah kau akan membawaku menemui teman-temanmu? Sungguh Kyuhyun, permainan konyol Victoria ini harus segera diakhiri. Aku tak mau kau mendapat malu. Lebih baik bebaskan kepala imutmu itu dari masalah tersebut, Sungmin, biarkan aku yang urus semuanya. Oke? Tatapan mata Kyuhyun begitu dalam dan mantap, begitu menentramkan. Sungmin memegang lengannya dan tanpa sadar dia menggerakkan kepalanya dan mencium pipi Kyuhyun. Terimakasih atas semuanya. Kalau tidak ada kau dan keluargamu, aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku dulu. Hei, kau akan baik-baik saja dengan atau tanpa aku. Kau kuat. Benarkah? Sungmin mengeritkan alis mata indahnya. Namun begitu tetap saja apa yang kita beli hari ini sia-sia, bibirnya mengerucut. Kyuhyun, tidakkah terpikir olehmu bahwa kau

membelikanku terlalu banyak? Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan dengan gaun-gaun sebanyak itu? Sungmin kembali bersungut-sungut. Kau akan memakainya untuk makan malam bersamaku, juga kita akan pergi berdansa. Serahkan saja semua padaku. Lagipula sebagai pasangan kita diharapkan untuk sering terlihat bersama. Begitu ya? Sungmin berfikir sejenak. Kyuhyun, apakah penting bagimu aku tampil sempurna? Sebagus apapun gaunku, aku tetap seperti ini. Tak akan membuat banyak perbedaan. Jangan konyol, Sungmin, aku tahu persis siapa kamu, kata Kyuhyun santai dan kembali membimbing Sungmin keluar butik setelah meminta semua barang dikirim ke mansionnya, dan bukannya ke flat Sungmin. Toh kita akan membawanya pulang ke Rumah Sungmin dengan mobilku. Tak ada gunanya untuk meletakkannya di flatmu yang sebentar lagi kau sewakan. Kalau kau mau mencobanya bisa kau lakukan di tempatku. Aku punya banyak kamar kosong di sana, Kyuhyun menjelaskan dengan santai, menjawab pandangan protes Sungmin. Aku belum pernah ke tempatmu. Sudah saatnya kan? Mereka kembali berjalan ke arah hotel untuk mengambil mobil Kyuhyun. Apa rencanamu selanjutnya? tanya Kyuhyun saat mereka bermobil dalam lalu lintas Seoul yang padat merayap. Sungmin menggeleng, Kembali ke flat, aku perlu membereskan beberapa barang sebelum temanku datang besok sore. Juga studioku. Aku memang telah mengangkut hampir semuanya ke Rumah Sungmin, namun bukan berarti barangku yang tertinggal berjumlah sedikit. Bagaimana kalau kita mampir ke tempatku dulu? Kita bisa minum-minum sebelum aku mengantarmu kembali ke flat. Sungmin ragu sejenak. Kalau kau tak keberatan. Kyuhyun tertawa. Tempatku bukan rumah jagal, Sungmin. Aku tak bermaksud untuk usil Cho Kyuhyun. Apa yang kau simpan di rumahmu, dengan siapa kau tinggal sama sekali bukan urusanku. Aku hanya tak mau kau menganggapku ikut campur kehidupan pribadimu. Mengerti? Benarkah? Kyuhyun menatapnya seolah tak percaya. Wah, aku tersinggung berat nih, kalau kau tak peduli dengan kehidupan pribadiku. Kyuhyun! Sungmin membelalakkan mata.

Oke...oke..., jangan marah Sungmin. Seharian ini moodmu benar-benar kacau. Kau pun pasti akan kacau kalau berada dalam posisiku. Oh ya? Bukankah kita berada di posisi yang sama. Ah, entahlah Kyuhyun, aku bingung. Sungmin, aku kan sudah bilang, tidak usah bingung. Jalani saja semuanya. Aku tak keberatan kok. Lalu setelah ini apa, Kyuhyun? Kita bertunangan secara pura-pura. Kemudian? Apa kita tunggu beberapa lama lalu putus diam-diam? Betapa tidak masuk akalnya semua ini. Huh! Dasar Victoria. Ingin kucekik saja lehernya. Memang selama ini apa sih yang kau janjikan padanya Kyuhyun, sehingga dia bisa semarah ini? Aku tak menjanjikan apapun. Aku kan sudah mengatakannya kepadamu. Dia saja yang berekspektasi terlalu tinggi. Dari semula adikmu itu kan memang tukang cari gara-gara. Harusnya sejak dulu kamu sudah menendangnya dari Rumah Sungmin. Mana aku tega? Dia satu-satunya kerabat yang kumiliki, Sungmin mendesah. Apakah aku terlalu lemah, Kyuhyun? Kyuhyun memandang gadis di sebelahnya. Tidak, kau sangat baik hati. Itu kelebihanmu. Aku kagum sekali padamu Sungmin karena di jaman seperti ini masih ada orang sepertimu. Sungmin tertawa getir. Padahal menjadi baik hati itu kuno, menjadi baik hati itu tidak masuk akal dan mengada-ada. Kyuhyun mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Sungmin yang berada di pangkuannya. Jangan berubah, oke? Sungmin mengangguk pelan. Mansion tempat tinggal Kyuhyun berada di lantai tujuh. Sebuah properti luas, mencakup dua lantai dan berkamar tiga dengan dapur dan ruang makan terpisah. Demi Tuhan, memiliki dapur dan ruang makan terpisah adalah sebuah mimpi bagi Sungmin mengingat harga tanah di Seoul yang permeter perseginya begitu mencekik leher. Selain itu desain interiornya benar-benar menggambarkan selera Kyuhyun yang maskulin dan mahal. Tempatmu bagus sekali, Kyuhyun, Sungmin ter kagum-kagum saat memasuki ruangan. Kepalanya berputar meneliti setiap detail dalam ruangan. Kau menyukainya?

Tentu. Hanya orang buta yang tidak suka dengan tempat tinggal sebagus ini. Meski secara pribadi aku lebih menyukai rumah di pedesaan dengan halaman dan kebun yang luas, namun memiliki tempat seperti ini pasti aku tak akan menolak. Kyuhyun menghampiri Sungmin dan meraih lengannya. Mari kita berkeliling. Bolehkah? tanya Sungmin heran. Kenapa tidak? Aku tak menyembunyikan apapun disini. Kau boleh mengenduskan hidungmu di setiap kolong dan ceruk dan aku takkan keberatan. Wah, padahal aku sudah mengharap melihat salah satu dari cewek koleksimu itu keluar telanjang bulat dari balik selimut, Sungmin nyengir. Sungmin! Oke, oke, aku akan menjadi perempuan usil yang akan meneliti setiap pojok tempat tinggalmu. Berdua mereka berkeliling melihat setiap detail dan sudut dalam mansion mewah itu. Sungmin dengan pandangannya yang kritis mengoreksi beberapa ornamen, namun juga menyetujui beberapa pilihan Kyuhyun yang memang berselera tinggi terhadap segala hal. Tujuan mereka mula-mula adalah dapur yang berperalatan canggih dan modern. Di dapur seperti ini aku bisa bikin usaha katering, komentar Sungmin ringan. Dan Kyuhyun yang tahu kemampuan Sungmin yang tergolong lumayan dalam masak memasak hanya tertawa karena seperti juga halnya Sungmin yang di rumahnya selalu diladeni barisan pelayan, tidak membuat mereka berdua menjadi pribadi yang manja. Keduanya sanggup mengurus segala hal dengan atau tanpa bantuan. Mereka melanjutkan ke ruang makan yang menghadap langsung ke jendela yang menampilkan lanskap kota Seoul, ruang tamu, ruang duduk, ruang kerja hingga ke kamar-kamar yang meski tidak ditempati namun tetap terjaga rapi dan bersih. Semuanya berukuran luas dan berfurniture bagus. Elegan tapi mahal. Mewah namun tidak berlebihan. Selain itu juga berkesan hangat, jauh dari kesan kaku dan dingin. Kyuhyun pasti menggaji tinggi petugas cleaning service nya melihat betapa rapi dan bersih tempat tinggalnya. Mereka sampai di pintu terakhir yang dibuka oleh Kyuhyun dengan cengiran lebar. Ini kamar tidurku, katanya. Sungmin melongok ke dalam ruangan dan dibuat terkagum-kagum oleh luasnya kamar tersebut. Dilapisi karpet aubusson tebal berwarna terakota, dengan tempat tidur yang luas dan lemari besar. Semua perabot dalam ruangan itu sangat maskulin. Mulai dari warna hingga modelnya. Namun yang membuatnya lebih menakjubkan adalah sisi dinding yang berupa lapisan kaca jendela menampilkan pemandangan kota Seoul yang spektakuler menuju ke balkon. Dengan kamar sebagus ini, wajar bila kau memiliki koleksi begitu banyak cewek-cewek cantik, komentarnya. Mereka pasti betah berada di sini.

Sungmin, please, jangan menghakimi seperti itu. Aku cukup punya prinsip untuk tidak membawa perempuan ke tempat pribadiku. Dan semua hubunganku didasari suka sama suka. Tanpa komitmen. Aku selalu jujur kepada mereka tentang apa yang ku mau. Kalau mereka setuju dan tidak keberatan, kenapa tidak? Oh ya? Apakah itu menjadikanmu merasa lebih baik? Sungmin menatap Kyuhyun dengan mata membulat. Tidak juga. Aku bukan orang suci sepertimu. Tetapi setidaknya aku jujur dengan diriku sendiri. Aku laki-laki normal dan sehat. Aku memiliki kebutuhan. Kau hanya perlu menikah baik-baik, Kyuhyun. Betul. Bagaimana bila kau saja yang menikah denganku? Kyuhyun mengerling genit. Kyuhyun! Kau keterlaluan! Aku berusaha omong serius kau malah berolok-olok. Sungmin membelalakkan matanya sewot. Apakah Victoria pernah ke sini? Tidak pernah, meski bukan berarti dia tidak pernah mencoba. Kau satu-satunya perempuan yang pernah masuk kesini. Selain petugas kebersihan tentu saja. Obrolan mereka terpotong oleh suara telepon dari bagian sekuriti di lantai bawah yang mengabarkan kedatangan kurir dari butik yang mengantarkan hasil belanjaan mereka. Saat onggokan kotak-kotak itu menumpuk di meja kopi ruang duduk Kyuhyun, Sungmin menatapnya dengan bersungut-sungut. Karena dikirim ke sini aku jadi tidak bisa bersenang-senang dengan mencobanya, gerutunya. Kau masih bisa mencobanya. Kau bisa pakai kamarku. Eh? Sungmin, kamarku di sini sama dengan di Drake House. Kalau di Drake House kau bisa bebas keluar masuk, kenapa di sini tidak? Kau bahkan bebas mengacak-acaknya seperti yang biasa kau lakukan di Drake House. Tanpa menunggu undangan dua kali Sungmin meloncat ke kamar Kyuhyun. Kyuhyun, bantu aku angkat kotak-kotak itu! teriaknya sambil melesat menuju lantai atas. Kyuhyun hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Sungmin. Dia sudah sangat terbiasa dengan perubahan mood Sungmin. Padahal baru saja dia menolak mentah-mentah berbelanja pakaian, tapi lihat sekarang, dia begitu gembira bak anak umur lima tahun di taman bermain. Dan Kyuhyun seperti biasa, selalu tertular oleh antusiasme Sungmin yang lugu. Gadis itu begitu mudah marah, namun dengan cepat dia akan memaafkan. Meledak-ledak pada satu sisi, namun bisa jadi tertutup dan pendiam pada saat yang lain. Bila dia tertawa dia akan membawa keceriaan bagi semuanya. Namun saat sedih, dia bisa membuat orang di sekelilingnya kalang kabut ingin kembali menyenangkannya. Disukai kawan, disayangi oleh orang-orang yang

bekerja padanya. Dan Kyuhyun, sudah puluhan tahun mengenal dan menyayanginya dan setelah sekian lama dia semakin sulit mengendalikan perasaannya bila berada di dekat Sungmin. Sungmin sangat sibuk di ruang kamar mandi Kyuhyun sementara lelaki itu hanya menikmati suara jerit kegembiraan gadis itu dengan duduk di kursi berlengan yang ada di kamar pribadinya. Sesekali dia tersenyum membayangkan Sungmin berputar-putar di depan cermin memamerkan segala pakaian dan pernak pernik yang telah mereka beli bersama. Pintu kamar mandi menjeplak terbuka. Kyuhyun mengangkat wajah dengan terkejut. Sungmin meluncur keluar dari sana dalam balutan dress panjang berwarna hijau gelap yang misterius. Dress itu berbahu terbuka, hanya disangga dua helai tali tipis dan dengan potongan simple yang membungkus ketat tubuh Sungmin yang mungil, namun menonjolkan segala lekuk kewanitaannya. Kyuhyun, apa kau pikir gaun ini terlalu vulgar untukku? tanya Sungmin sambil berputar di depan Kyuhyun, menampakkan belahan gaun yang memanjang hingga jauh di atas lututnya. Kyuhyun sedikit menelan ludah. Dia sering menjumpai Sungmin dalam celan pendek yang ketat atau pun baju renang. Demi Tuhan, mereka kan tumbuh bersama? Namun baru kali ini Sungmin terlihat begitu seksi di matanya. Perempuan lain memakai bahan yang jauh lebih sedikit dari ini, katanya berusaha tenang meski melihat lekuk pinggul dan dada Sungmin yang berisi terekspose begitu rupa membuatnya tidak rela bila harus dinikmati laki-laki lain. Tapi potongan dadanya terlalu rendah. Lihat kan? Gadis itu dengan polosnya menunjuk ke arah dadanya. Lagi pula aku terlihat gemuk dengan gaun ketat begini. Kau tidak gemuk. Proporsimu pas. Memang begitulah wanita diciptakan dengan segala lekuknya. Tolong jangan berfikiran untuk mulai berdiet dengan semua makanan kelinci itu. Aku tak tahan. Oke? Gadis-gadis yang kerempeng itu sudah membuatku muak. Lagi pula apa salahnya dengan menonjolkan sedikit dadamu? Pramuniaga di butik tadi berkata benar bahwa potongan dadamu bagus. Cho Kyuhyun! Oh, ayolah Sungmin, kita toh mengenal cukup lama dan bagiku sudah bukan masalah lagi untuk mengomentari bentuk tubuhmu kan? Kyuhyun mengingat sesuatu. Kamu ingat dulu, kira-kira waktu aku berusia dua belas dan kau lima tahun. Kita berenang di sungai pada musim panas dan kau tak mengenakan apapun sama sekali, Kyuhyun tertawa mengingatnya. Iya, setelah itu aku harus menerima cubitan dan pukulan yang menyakitkan dari pengasuhku, Sungmin bersungut-sungut. Dan aku harus menerima ceramah yang membuat telinga berdenging selama lebih dua jam di ruang studi dari ayahku. Sungmin duduk di tempat tidur Kyuhyun yang luas. Lucu ya, betapa lama kita sudah saling mengenal. Meski aku tak punya saudara laki-laki, namun mengenalmu sudah cukup bagiku.

Benarkah? Iya, angguk Sungmin mantap. Kembali ke gaun ini, Kyuhyun, memang kau pikir aku butuh gaun seperti ini untuk dipakai kemana? Aku tak pernah berkencan. Kegiatan sosial yang kuikuti hanyalah pertemuan dengan ibu-ibu dari jemaat gereja ataupun pesta di perusahaan yang itupun jarang terjadi. Kupikir kalau kau mau membelikanku gaun seperti ini, harusnya kau juga menyiapkan juga teman kencan untukku. Kalau kau berani berfikir untuk mengajak lelaki lain untuk berkencan denganmu, maka aku tak akan segan-segan mencekikmu. Gaun itu hanya akan kau pakai untuk berkencan denganku. Kita telah bertunangan, ingat? Ya ampun Kyuhyun, seserius itukah arti olok-olok Victoria bagimu? Aku melakukannya bukan untuk Victoria sialan itu. Aku melakukannya untukmu. Untukku? Apa perlunya? Apa perlunya? Nona, biar kukatakan apa yang perlu bagimu. Sudah saatnya kau meninggalkan dunia fantasimu yang tak tersentuh itu dan mulai menghadapi kenyataan. Sudah saatnya kau menerima kodratmu sebagaimana layaknya perempuan. Kau bukan lagi gadis kecilku dulu. Kau sudah dewasa. Jadi sudah waktunya kau menyadari bahwa aku bukanlah kakak laki-laki bagimu. Aku seorang laki-laki. Paham? Sungmin menatap mata Kyuhyun dengan mata membelalak. Kyuhyun... Tanpa menunggu lama Kyuhyun pun segera meraih Sungmin, memeluknya erat dan menciumnya. Ciuman itu semula begitu lembut, membelai bibir indah Sungmin yang masih begitu lugu. Bibir Sungmin begitu manis. Hingga Kyuhyun menginginkan lebih. Kyuhyun memperdalam ciumannya, mengabaikan desah keterkejutan Sungmin saat dia menerobos membuka bibirnya dengan ujung lidahnya. Sungmin begitu terpana saat mulut Kyuhyun yang panas terasa membobardir mulutnya. Dia tergagap dan terengah kehabisan nafas hingga Kyuhyun melepaskan bibirnya. Kyuhyun... bisiknya bergetar. Akhirnya kau sadar kan Sungmin bahwa aku laki-laki? Yang terdiri dari darah dan daging? Sungmin mendongak menatap wajah lelaki itu. Tatapan Kyuhyun begitu tajam dan penuh gelora. Apa yang telah kau lakukan padaku, Kyuhyun? tanya Sungmin seolah linglung. Menciummu.

Kenapa? Kyuhyun meraih Sungmin, menempatkan lengannya di bahu gadis itu dan menatapnya lekatlekat. Asal kau tahu, Sungmin, mulai saat ini kaulah gadisku. Aku sudah memutuskannya. Ha? Kau bercanda? Namun melihat keseriusan di mata Kyuhyun Sungmin ragu kalau lelaki itu bercanda. Kenapa? tanyanya masih belum mengerti. Sudah waktunya. Tetapi... Sungmin, kau cukup mengenalku dengan baik. Aku juga mengenalmu sangat baik. Kita saling cocok, hubungan kita selama ini begitu solid. Kau single, aku juga. Kita tidak sedang terlibat hubungan dengan siapapun. Apa lagi yang diributkan sih? Kita tinggal melanjutkan saja apa yang sudah terjalin selama ini. Kyuhyun, jangan lecehkan inlegensiku! Aku tahu hubungan kita selama ini bukanlah hubungan seperti itu. Kau pikir aku begitu saja dengan omong kosongmu soal melanjutkan hubungan yang selama ini terjalin. Hubungan apa? Yang kumaksud sayangku, kalau selama ini kau menganggap kita sebagai kakak adik, maka sudah saatnya kau merubahnya. Aku sudah lama sekali tak menganggapmu sebagai adik perempuanku lagi. Bagaimana aku bisa menganggapmu adik bila dalam pikiranku adalah mencium bibir seksimu itu? Kyuhyun, kau vulgar! Dan sebaiknya kau terima saja semua itu, oke? Tak ada ruginya kau punya hubungan asmara denganku. Aku laki-laki, sehat, normal, dan tidak suka yang aneh-aneh. Sungmin mengangkat alisnya. Benarkah? Aku bisa membuktikannya. Kau tidak masuk akal sama sekali! Dan kau keras kepala! Namun aku akan sangat menikmati menaklukanmu, Kyuhyun menyeringai. Bagaimana? Toh kita sudah bertunangan. Kau lihat kan betapa nasib begitu mendukung kita? Kau melakukannya semata-mata kerena kekonyolan Victoria.

Siapa bilang? Gadis bodoh itu hanya memperlancar jalanku, namun tak ada hubungannya sama sekali dengan ini. Sudahlah Sungmin, kita bisa menghemat energi dengan menghentikan semua omong kosong tentang persaudaraan ini dan kita lanjutkan hubungan kita dalam dimensi baru. Kita saling tertarik kan? Jangan bilang kau tidak menikmati ciumanku. Sungmin memandang Kyuhyun dengan garang namun untuk membantah dia tidak menemukan kata-kata yang tepat. Bungkam memang lebih aman. Kyuhyun pasti bisa membalikkan semua argumennya. Dia pengacara handal kan? Terserah apa maumulah, Sungmin berlagak tak peduli. Sungmin...Sungmin, perempuan-perempuan lain akan bersedia menggadaikan nenek mereka untuk tawaran ini dan kau malah tak peduli. Kau melukai egoku sayang, Kyuhyun gelenggeleng kepala dan menarik Sungmin mendekat dalam pelukannya. Kenapa kau tidak mencari cewek lain saja seperti biasanya, Sungmin sedikit merajuk, menyandarkan kepalanya di dada Kyuhyun. Kyuhyun tertawa. Aku hanya mau denganmu. Titik. Tapi agaknya aku perlu waktu lama untuk membangun kepercayaan dalam dirimu bahwa akulah laki-laki yang paling tepat untukmu. Persepsimu akan diriku sebagai sahabat atau saudara laki-laki sudah terlalu kuat. Kau belum mempercayaiku sepenuhnya sebagai seorang laki-laki. Agaknya hatimu yang beku itu perlu dicairkan lebih dulu. Sungmin mendongakkan kepala. Matanya yang indah dan bening begitu lugu mencari-cari kebenaran kata-kata Kyuhyun dalam tatapan gelap itu. Jangan pandang aku seperti itu, sayang, aku tak akan bisa menahan diri lagi. Kamar yang luas, tempat tidur di dekat kita, dan kau dalam pelukanku, apa lagi yang akan dipikirkan seorang lakilaki sepertiku kalau bukan untuk mencumbumu hem...? Sungmin buru-buru melepaskan diri. Kau keterlaluan sekali, omelnya. Kyuhyun terbahak-bahak. Memenuhi janjinya Kyuhyun membawa Sungmin makan malam keluar. Kalau kau pikir aku akan langsung takluk padamu hanya karena kau puji aku gara-gara gaun ini, maka kau salah besar. Aku bukanlah Victoria maupun salah satu kelinci-kelinci pirang berdada melon yang biasa kau kencani sesukamu itu, komentar Sungmin pedas pada wajah Kyuhyun yang memuji penampilannya malam itu. Ya ampun Sungmin, tidak bisakah kau menerima pujian dengan anggun layaknya seorang lady? Tapi aku sudah terbiasa dengan segala omelanmu. Jadi bila kau bersikeras untuk membuat segalanya sesulit mungkin agar aku mundur, maka kau juga salah besar. Aku akan sangat menikmati menaklukanmu, Kyuhyun mengirimkan senyum mautnya yang mungkin akan membuat gadis lain akan meleleh. Namun Sungmin malah melengos.

Seperti biasa pertengkaran mereka tak pernah berlangsung lama. Kyuhyun seorang teman bicara yang menyenangkan sementara Sungmin memuji dirinya cukup cerdas untuk mengimbangi obrolan Kyuhyun dengan komentar-komentar yang tepat. Sungmin tak tahu koneksi macam apa yang digunakan Kyuhyun sehingga mereka mendapatkan meja di restoran kelas satu yang Sungmin tahu pasti daftar tunggunya sudah berbulan-bulan. Kalau begini gayamu dalam menaklukkan cewek-cewek cantik, tak heran kalau kau selalu sukses, komentarnya sambil menikmati creme brulee yang mengilat keemasan dengan indah, disajikan dalam mangkuk-mangkuk elegan yang pasti membuat para kolektor rela merogoh kocek ratusan pound untuk memilikinya. Aku lupa bahwa kadang mulutmu yang pedas itu begitu menjengkelkan membuatku ingin mencekikmu, sahut Kyuhyun gemas sambil menyesap anggur mahal yang menemani makan malam mereka. Demi kebaikanmu sendiri lebih baik kau selalu mengingat hal itu. Makan malam yang lezat disertai anggur yang bagus agaknya melancarkan lidah mereka dalam membangun suasana intim. Saat makan malam berakhir keduanya sudah saling tertawa bersama. Bahkan Sungmin sudah tidak memprotes ketika Kyuhyun menggenggam erat tangannya yang berada di atas meja sebelum membawanya ke bibir dan menciumnya mesra. Sudahkah kukatakan bahwa malam ini kau cantik sekali? tanya Kyuhyun tiba-tiba, masih menggenggam tangan Sungmin. Meski akal sehatku mengatakan bahwa semua itu omong kosong, tapi baiklah, kuterima pujianmu. Entah mengapa malam ini aku juga untuk pertama kalinya merasa cukup cantik. Mungkin karena kau begitu tampan dan aktingmu cukup bagus menjadikanku seolah gadis yang paling beruntung karena berkencan dengan orang hebat macam kamu. Aku sudah berkali-kali mendapati tatapan iri para perempuan yang memandangi kita berdua, kata Sungmin terus terang. Sayang, kadang kejujuranmu itu begitu menyebalkan, Kyuhyun menyeringai. Andai ini bukan tempat umum yang beradab, pasti sudah kubungkam mulut cantikmu itu dengan bibirku. Setelah makan malam Kyuhyun membawa Sungmin ke club yang sangat trendy dan glamour untuk berdansa. Sungmin belum pernah berdansa di tempat seperti itu. Dia hanya berdansa pada acara-acara sosial biasa seperti pesta natal. Clubnya bagus sekali, pujinya sambil mengamati suasana ramai di sekeliling mereka. Musik yang menghentak dan energi yang terpancar dari para pengunjung begitu memacu adrenalin Sungmin. Di sini, dalam kilau lampu yang berpendar Sungmin merasa begitu muda dan bebas. Pantas Victoria begitu memujamu bila kau sering membawanya ke tempat seperti ini. Gadis itu memang terlahir untuk berpesta.

Aku membawanya karena kau yang minta, kata Kyuhyun mengingatkan. Dan seandainya aku tahu kau juga suka pergi ke tempat seperti ini dan bukannya selalu mengkritikku dengan gaya seorang Lady dari jaman Victoria itu, aku pasti sudah menyeretmu kesini bertahun-tahun lalu. Lalu Kyuhyun segera menarik Sungmin ke lantai dansa. Sungmin cukup sering berdansa dengan Kyuhyun untuk mengetahui bahwa dia seorang penari yang baik. Dan Sungmin sendiri memiliki kelincahan alami dalam mengikuti irama musik. Malam itu band sedang memainkan lagu-lagu Elvis. Dan Kyuhyun serta Sungmin tiba ketika lagu-lagu slow mulai dimainkan. Kyuhyun meraih tangan kanan Sungmin, meletakkan tangan kiri gadis itu ke bahunya dan melingkarkan lengan di tubuh Sungmin. Secara otomatis Sungmin mengikuti langkahnya, bergoyang lembut mengikuti irama. Sungmin mendongak memandang Kyuhyun. Meski dia memakai sepatu bertumit tinggi namun matanya hanya menjangkau ke leher Kyuhyun saja. Ada apa hm...? tanya Kyuhyun memandang gadis dalam pelukannya. Entahlah. Aku merasa hidupku bergerak cepat ke arah perubahan besar yang tak sanggup kutolak sejak tadi pagi. Dan untuk pertama kali aku merasa begitu muda. Demi Tuhan sayang, usiamu baru dua puluh delapan. Kau belum lagi tiga puluh. Kadang aku begitu tidak sabar ingin menarikmu keluar dari sarang kenyamananmu itu. Namun berkali-kali aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa itu bukan cara yang tepat. Bahwa kau cukup bahagia dengan dirimu yang begitu bersahaja seperti itu. Apakah aku begitu menyedihkan? Tidak. Kau keras kepala, bermulut tajam, menjengkelkan, namun kau juga begitu manis dan mudah disayangi. Kau berhati hangat. Bukan menyedihkan. Andai kau tahu betapa ekspresi wajahmu saat ini. Tiba-tiba Kyuhyun mengetatkan lengan yang melingkari tubuh Sungmin serta menariknya berputar, memaksa Sungmin mengalungkan lengan di leher lelaki itu. Beberapa kali Sungmin harus berakhir dalam posisi tubuh merapat dan bersentuhan dengan tubuh maskulin Kyuhyun, melebihi standar kedekatan yang berlaku. Sungmin merasa dadanya menggesek kemeja Kyuhyun, merasakan paha Kyuhyun menempel ke kakinya, dan Demi Tuhan, Kyuhyun menempatkan sebelah tungkainya di atara kedua kaki Sungmin. Tiba-tiba Sungmin merasa kepanasan. Sensasi aneh menjalar ke seluruh tubuhnya. Sebuah fenomena fisik yang belum siap diterimanya. Kyuhyun... Ya? Kyuhyun, Sungmin merasa meleleh. Dia bersandar sepenuhnya dalam pelukan Kyuhyun. Kakinya masih bergoyang mengikuti gerakan Kyuhyun namun lelaki itu menyangga seluruh berat tubuhnya. Kurasa kau memelukku terlalu erat, suaranya bergetar.

Kyuhyun menundukkan kepalanya dan suaranya membelai daun telinganya. Tidak sayang, pelukanku sangat pas. Tentu saja. Terutama bila Kyuhyun menginginkan gadisnya meleleh seperti ini. Namun ungkapan protes Sungmin agaknya tak lebih sekedar ungkapan karena pada kenyataannya Sungmin sama sekali tak berusaha sedikitpun menarik diri dari lingkaran hangat tubuh Kyuhyun yang memeluknya. Kehangatan yang terasa pas dan nyaman saat tubuhnya bersandar pada tubuh Kyuhyun, kelembutannya berpadu tepat dengan kekerasan tubuh lelaki itu. Terus terang Sungmin menyukainya. Apalagi ketika Kyuhyun lebih mengetatkan pelukannya. Tahukah kau kalau aku memimpikan memelukmu seperti ini bertahun-tahun lalu? gumamnya di telinga Sungmin. Dan Sungmin berjengit terkejut ketika bibir Kyuhyun membelai daun telinganya. Juga ujung lidahnya. Jangan khawatir sayang, aku tak akan mencumbumu saat ini juga meski seluruh insting dalam diriku berteriak untuk membawamu pulang dan menguncinya di kamarku untuk menikmati dirimu untukku sendiri. Kita akan menjalaninya pelan-pelan, sepelan yang bisa kutolerir. Sungmin kembali mendongakkan wajah menatap Kyuhyun. Bibirnya yang ranum tampak bergetar. Kyuhyun, apa yang dilakukan oleh gadis-gadis lain dalam situasi seperti ini? tanyanya lugu. Kyuhyun menggeram, Sungmin sayang, yahukah kau bahwa keluguanmu itu membuatku gila? dan serta merta dia mendaratkan ciuman panas ke bibir Sungmin. Mereka berhenti bergerak. Bahkan hingga lagu berakhir. Sepertinya kita harus pergi dari sini atau aku tak akan bisa mengembalikan akal sehatku lagi. Kyuhyun dengan wajah mengeras buru-buru menarik Sungmin pergi. Meski malam telah larut namun jalanan kota Seoul seolah tidak pernah sepi. Tanpa banyak berbicara Kyuhyun mengemudikan mobilnya menuju arah flat Sungmin berada. Melihat dari reaksimu kepadaku rupanya kau sudah cukup lama hidup selibat. Kapan kau mengencani cewek terakhirmu, Kyuhyun? tanya Sungmin ringan. Kyuhyun mengejang sejenak sebelum tawanya pecah. Ya ampun gadisku sayang, kau benarbenar tahu bagaimana mematikan hasrat seorang laki-laki. Masuk akal kan? Pertanyaan yang tidak perlu jawaban. Sebaliknya Kyuhyun malah mengulurkan tangannya meraih tangan Sungmin dan menciumnya. Kita jalani pelan-pelan, oke? Hingga saatnya nanti tidak ada lagi keraguan di kepala mungilmu itu. Flat Sungmin terasa kosong ketika Kyuhyun membuka pintu. Lelaki itu menyalakan semua lampu dan mengecek semua pintu dan jendela. Sungmin tertawa melihat kelakuannya.

Kau berlebihan, Kyuhyun. Tingkahmu itu menggelikan karena kau kan baru sekali ini masuk ke flatku, katanya sambil tertawa. Bertahun-tahun aku hidup sendiri di sini dan aku mampu menjaga diriku sendiri. Jangan katakan kejadian hari ini memunculkan sisi posesif dirimu secara tiba-tiba begitu. Kyuhyun mengerutkan alisnya menatap gadis yang menertawakannya itu. Aku harusnya melakukannya bertahun-tahun lalu. Katika kau bercerita bahwa kau telah membeli tempat tinggal sendiri, betapa khawatirnya kami, aku dan kedua orang tuaku. Namun aku meyakinkan ayah ibuku bahwa gadis kecil mereka telah beranjak dewasa dan kami harus membiarkanmu bebas seperti itu. Kau berhak menerimanya setelah semua perlakuan yang kau dapat dari ibu tirimu itu. Tahukah kau betapa tiap saat aku ingin datang menyeretmu pulang, aku sangat khawatir kalaukalau kau terjatuh ke tangan lelaki yang tidak pantas. Namun kemudian kau kembali ke Rumah Sungmin tetap sebagai Sungmin yang kami kenal, dewasa dan berakal sehat, barulah aku bisa bernafas lega. Padahal saat itu kupikir kau sedang tenggelam dengan karir cemerlangmu, gaya hidup gemerlap dan hedonis serta barisan cewek-cewek mutakhirmu. Aku tidak munafik Sungmin bahwa aku menikmati hidupku dulu. Aku menikmati berpesta dengan gadis-gadis cantik. Namun semua itu hanya pengisi waktu. Hanya sesuatu yang kulakukan sambil lalu. Aku bahkan tak bisa mengingat dengan benar nama dan wajah perempuan yang terakhir kukencani. Dan itu lebih setahun yang lalu. Saat ini kalau kau cukup memperhatikanku aku lebih banyak berada di Rumah Kyuhyun daripada di Seoul. Dan satusatunya gadis yang kukencani atas permintaanmu ingat? Hanyalah adik tololmu itu dan aku kalau tidak mengingat betapa pusingnya kau mengurusi dia, pasti sudah kutingglkan dia berbulan-bulan yang lalu. Aku baru tahu bahwa ada makhluk yang begitu membosankan dan begitu tak berotak serta menjengkelkan seperti dia yang pernah diciptakan Tuhan. Sungmin terbahak-bahak mendengar ungkapan Kyuhyun tentang Victoria. Akhirnya mereka bergelung berdua di sofa ruang duduk Sungmin sambil menikmati seteko kopi kental dan berbincang ringan mengenai segala hal. Sungmin dengan nyaman bersandar di dada Kyuhyun sementara lelaki itu mempermainkan rambutnya yang sudah terlepas dari sanggul dan tergerai indah di bahunya. Sungmin tak ingat sudah berapa ratus kali dia tertidur di pangkuan Kyuhyun. Namun saat itu mereka sama-sama memposisikan diri sebagai saudara. Paling tidak dari pihak Sungmin. Sedangkan saat ini, dengan dimensi baru hubungan mereka Sungmin ternyata tak merasakan kejengahan sedikitpun. Kyuhyun sebagai kakak maupun sebagai kekasih tetap membuatnya merasa nyaman. Apakah kau akan mengundangku bermalam sekarang? tanya Kyuhyun setelah beberapa lama. Jangan aneh-aneh, Kyuhyun, tegurnya lembut. Kau sudah mengorbankan sepanjang hari ini bersamaku. Besok kita berdua sama-sama sibuk. Kapan kau berencana kembali ke Ilsan?

Mungkin dua hari lagi. Besok temanku datang dan aku akan menghabiskan sepanjang hari berbenah. Lusa aku masih harus ke kantor penerbitan untuk membicarakan berbagai detil. Baru besoknya aku bisa pulang ke Ilsan. Apakah kau keberatan bila kita kembali Sabtu pagi? Tidak apa-apa kan kalau kau menungguku? Sungmin berfikir sejenak. Hm... boleh juga. Akhirnya dengan enggan, setelah menciumnya untuk terakhir kali hari itu Kyuhyun beranjak pergi. *** Sungmin mengenal Simon Parker selama lima tahun. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai akunting di penerbitan tempat Sungmin bekerja itu sedang mengalami masa paling gelap dalam hidupnya. Setelah menikah lebih dari lima belas tahun dan memiliki dua anak yang beranjak remaja, tiba-tiba istrinya yang baru pulang dari wisata ke Bahama memutuskan menceraikannya demi seorang kekasih yang baru berusia dua puluh lima tahun. Tak hanya itu, selain dibayangbayangi harus membayar tunjangan perceraian yang bisa menghabiskan seluruh gajinya, rumah dan anak-anaknya pun terancam terenggut darinya. Maka ketika dia menceritakan kepada Sungmin tentang niatnya mencari tempat tinggal, Sungmin tak keberatan menawarkan flatnya. Lagi pula Simon seorang bapak rumah tangga, pasti bisa mengurus flat itu beserta tanaman koleksi Sungmin di balkon dengan baik. Lebih awal dari janjinya untuk datang sore hari, Simon muncul di depan pintu flatnya pada pukul sembilan pagi. Dia memutuskan mengambil libur hari itu untuk membantu Sungmin berbenah sekaligus mulai pindah ke tempat barunya. Mendapat tambahan dua tangan begitu tentu saja Sungmin tak menolak. Flat Sungmin tidak terlalu besar namun berada di lingkungan yang bagus dan nyaman. Sungmin menempati dua lantai dari bangunan itu dengan menjadikan lantai atas sebagai studio dan balkon tempat dia membuat sebuah kebun kecil. Di masa awal keberadaannya di Seoul, flat ini sudah menjadi tempat tinggal baginya meski tak bisa dipungkiri dibandingkan Rumah Sungmin kenyamanan yang diberikan tidak ada apa-apanya. Namun sekarang Rumah Sungmin telah menjadi miliknya dan dia tak membutuhkan tempat ini lagi. Kepada Simon Sungmin menyewakan tempat beserta seluruh perabotannya. Kecuali beberapa barang pribadi Sungmin. Khusus untuk studio sudah sejak lama Sungmin memindahkannya ke Ilsan. Jadi sekarang yang harus dibenahi tidak terlalu banyak. Dibantu oleh Simon yang cekatan menjelang senja seluruh barang-barang Sungmin telah selesai dibenahi dan perusahaan ekspedisi yang disewa Sungmin sudah datang untuk mengirimnya ke Rumah Sungmin. Yang disisakan Sungmin hanyalah barang-barang pribadi yang dibutuhkannya bila dia harus menginap di Seoul. Dan semua sudah terkunci rapi di kamar di lantai atas yang memang akan tetap dipertahankan oleh Sungmin.

Untuk makan malam Simon menawarkan diri berbelanja di toko yang berada tak sampai satu blok dari lokasi mereka berada. Tentu Sungmin menerimanya dan menyanggupi untuk memasak makan malam bagi mereka berdua. Saat mereka berdua asyik di dapur telepon berbunyi. Sebaiknya kau yang angkat, Simon. Ini toh sudah akan menjadi tempat tinggalmu, Sungmin menyarankan. Tak sampai semenit Simon telah kembali. Seorang lelaki bernama Kyuhyun mencarimu. Namun ketika kukatakan siapa diriku, dia mengatakan akan datang langsung kemari. Oh, itu Kyuhyun, temanku, kata Sungmin datar. Teman istimewa? Bisa dikatakan begitu. Apakah itu teman yang ramai diperbincangkan di kantor sebagai tunanganmu? Tepat sekali. Simon tertawa lebar. Selamat Sungmin, aku turut bergembira dengan berita bahagiamu itu. Sungmin menyeringi. Ironis bukan, apa yang terjadi pada kit berdua? Tidak juga. Apa yang terjadi padaku tak bisa lagi kusesali. Meski sebenarnya aku menyalahkan kebodohanku sendiri. Harusnya aku menyadari sejak dulu bahwa ada yang salah dalam pernikahanku. Tetapi semua sudah terlambat. Ketika mengatur meja makan Sungmin baru menyadari ponselnya yang tergeletak di sana. Ternyata Kyuhyun telah beberapa kali menelepon. Namun karena Sungmin mengaktifkan mode silent wajar bila akhirnya Kyuhyun memilih meneleponnya di flat. Ah, biarlah, pikir Sungmin, sebentar lagi juga Kyuhyun katanya mau datang. Ternyata Kyuhyun datang saat dia sedang menikmati makan malam bersama Simon. Mendengar bel pintu berbunyi kontan lelaki berpostur sedang dengan raut muka sederhana itu meloncat untuk membukakan. Namun agaknya keramahannya tak disambut dengan baik karena sebentar kemudian Kyuhyun berderap mendatangi Sungmin di dapur dengan muka tegang penuh kemurkaan. Hai, Kyuhyun, aku tak menyangka kau kemari, Sungmin yang tak memiliki firasat sedikitpun akan alasan kemarahan di wajah Kyuhyun menyapanya ramah seperti biasa. Kau sudah bertemu Simon kan? Dia yang akan menyewa flat ini. Ya, aku sudah bertemu dengannya, kata Kyuhyun pendek. Matanya tak lepas dari Sungmin yang sedang duduk. Kulihat sepertinya kalian sedang makan malam. Kuharap aku tak mengganggu keakraban kalian.

Uh oh... rupanya masalah berada di sini. Maaf, kami sedang makan. Kau sudah makan? Belum? Mau bergabung bersama kami? Iya, Kyuhyun, boleh kan kupanggil kau Kyuhyun? Kau bisa bergabung bersama kami. Tunanganmu ini pintar juga memasak, Simon menimpali dengan ramah, sama sekali tak menyadari betapa gelap tatapan Kyuhyun. Terima kasih atas tawarannya. Saat ini yang perlu kau lakukan Sungmin, yaitu segera kemasi barangmu dan kita pergi dari sini. Kyuhyun! Namun Sungmin tahu kadang Kyuhyun benar-benar tak terbantahkan. Dan sekarang adalah salah satu dari saat itu. Kau menyebalkan sekali bila bersikap keterlaluan begini, gerutu Sungmin ketika setengah jam kemudian mereka telah meluncur dalam mobil Kyuhyun membelah lalu lintas Seoul yang padat. Aku berusaha menghubungimu sepanjang sore karena aku akan mengajakmu makan malam di tempatku. Tetapi kau tak menjawab ponselmu. Kau pasti memahami betapa terkejutnya aku ketika menghubungi flatmu, diterima oleh seorang laki-laki. Dan aku tak lebih terkejut ketika aku datang seorang laki-laki menyebalkan menyambutku sok ramah seolah dialah tuan rumah di tempatmu, gerutunya. Ya ampun, Kyuhyun, itu toh cuma Simon. Kau tak pernah mengatakan bahwa teman yang akan menyewa flatmu itu seorang laki-laki! raungnya. Kyuhyun, kau sangat keterlaluan! Simon itu temanku sejak lama. Apa salahnya aku menolongnya? Asal kau tahu saja bahwa dia baru saja kehilangan istri, anak dan rumahnya. Tapi kau tak ada alasan untuk bersikap begitu ramah padanya. Kau tak harus memasak makan malam untuknya. Kalau kau ingin teman makan malam, kau hanya perlu menghubungiku. Lagipula aku sangat tak suka lelaki lain melihatmu begitu seksi begitu. Sungmin membelalakkan mata. Kemudia meneliti penampilannya. Sepanjang hari karena melakukan aktifitas fisik Sungmin memang hanya mengenakan celana jeans pendek yang mempertontonkan seluruh tungkainya yang padat berisi dan t-shirt sederhana tanpa lengan yang nyaman. Semua Sungmin pilih berdasarkan segi kepraktisan. Sama sekali tak ada dalam pikirannya untuk tampil seksi. Namun melihat betapa sewotnya Kyuhyun, tak urung tawanya meledak. Kalau aku tak mengenalmu secara baik, pasti aku sudah menganggap kau ini cemburu. Di luar dugaan Kyuhyun meminggirkan mobilnya dan berhenti. Pada Sungmin yang menatapnya penuh tanya, dia berkata, Kalau kau ingin tahu bagaimana aku kalau sedang cemburu, kau

tinggal mengingat ini, serta merta tanpa peringatan diterkamnya Sungmin dalam rengkuhannya yang erat dan bibirnya menghujam bibir lembut Sungmin, keras dan panas menggelora, dan membuat gadis itu terpana. Sesaat keduanya melepaskan diri dengan terengah-engah berusaha mengembalikan nafas mereka. Dan sekarang sayangku, kalau kau pikir aku akan diam saja dan membiarkanmu tinggal di flatmu bersama laki-laki lain, maka kau gila. Karena mulai saat ini kau harus tinggal denganku. Tidak ada pilihan lain. Setiba di mansion milik Kyuhyun, karena lelaki itu kelaparan, maka Sungmin pun segera menuju dapur. Lebih baik kau mandi dulu, makanan akan siap beberapa saat lagi, katanya. Tanpa banyak bicara Kyuhyun meninggalkan Sungmin yang sedang menginspeksi kulkasnya. Untuk ukuran bujangan Kyuhyun termasuk jenis laki-laki yang peduli dengan urusan dapur, tidak semata-mata tergantung dengan restoran, makanan beku, atau makanan siap saji. Perlengkapan di dapur canggih ini dipilih karena memang benar-benar untuk difungsikan, bukan sekedar display untuk prestise. Dan lemari penyimpannya menyediakan bahan makanan dalam jumlah dan jenis yang layak. Setelah sedikit menimbang-nimbang akhirnya Sungmin memutuskan untuk membuat daging panggang dengan kentang serta cesar salad. Kyuhyun bertubuh besar dan memiliki selera makan yang sehat, maka Sungmin pun membuka dua kerat daging yang cukup besar. Aroma daging panggang memenuhi dapur ketika akhirnya Kyuhyun muncul. Rambut gelap Kyuhyun tampak basah dan lelaki itu mengenakan jeans dan polo shirt warna merah yang membungkus ketat tubuh tegapnya. Dia hanya mengenakan kaus kaki. Sungmin tahu bahwa dibanding kesegaran dan aroma sabun Kyuhyun dia merasa sangat berminyak, bau dan penuh keringat. Tetapi siapa yang peduli? Kyuhyun duduk di meja yang ada di dapur itu, matanya tajam mengawasi Sungmin yang bergerak lincah beraktifitas di dapur. Baunya enak, pemandangannya indah. Aku ingin menjadikannya permanen, komentarnya. Maksudmu? Sungmin meletakkan daging di atas piring, setengah matang seperti kesukaan Kyuhyun, sebelum menjangkau mangkuk di rak untuk menata salad. Kau di dapurku. Kau konyol! Di Rumah Kyuhyun kau dilayani oleh barisan pelayan yang tak akan membiarkanmu untuk mencuci sebuah sendok sekalipun. Tentunya kau bisa melakukan hal serupa di sini. Kau tinggal mencari kepala pelayan dan dia yang akan mengatur segalanya untukmu. Tetapi itu sama sekali tak romantis. Sungmin membelalakkan mata. Apa hubungannya semua ini dengan romantisme?

Sungmin, yang aku inginkan adalah, dengar baik-baik, kau di dapurku, kau di rumahku, dan terutama kau di tempat tidurku. Bukan kepala pelayan. Mengerti? Sungmin memandang Kyuhyun dan melihat kesungguhan di wajah lelaki itu, entah kenapa tibatiba wajahnya memanas dan itu sama sekali tak ada hubungannya dengan panggangan. Kyuhyun tertawa melihat pipi Sungmin yang memerah. Dengan perlahan dia bangkit dan mendekati gadis itu. Tangannya menjangkau mematikan kompor yang masih menyala sebelum akhirnya melingkarkannya di tubuh gadis itu. Aku suka melihatmu tersipu, bisiknya di telinga Sungmin. Aku mau mandi dulu. Aku bau, Sungmin berusaha melepaskan diri. Siapa bilang? Baumu enak. Sungmin membelalak. Indra penciumanmu sudah rusak, katanya sengit. Sungguh, baumu enak. Kombinasi antara bawang bombay dan ikat tuna, kata Kyuhyun kalem yang disambut cubitan Sungmin di lengannya. Kau tidak akan dapat makan malam kalau kau bilang bauku seperti bawang bombay! ancamnya yang disambut gelak tawa Kyuhyun. Temani aku makan, oke? Kau berutang itu padaku. Kau sudah begitu baik hati kepada temanmu, itu membuatku iri sekali, rayunya. Dan bukan Kyuhyun namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang dimaunya. Sebentar kemudian keduanya sudah asyik duduk berhadapan di meja dapur. Kyuhyun memakan hasil masakan Sungmin denga lahap sementara Sungmin menyesap anggur lezat yang disimpan di lemari persediaan Kyuhyun sambil menikmati sandwich. Mereka berbincang akrab seperti biasanya. Bertengkar, kemudian tertawa dan berbaikan lagi. Setelah makan keduanya menikmati sepoci kopi panas sambil bergelung di sofa menikmati film yang diambil dari koleksi Kyuhyun. Sungmin menyandar di dada Kyuhyun sementara lelaki itu membelai rambutnya. Tidur di kamarku malam ini? tanya Kyuhyun lembut di telinga Sungmin. Ehm... lebih baik tidak, tolak Sungmin halus. Aku perlu waktu untuk membiasakan diri dengan semua ini, Kyuhyun. Beri aku waktu. Kyuhyun menatap wajah Sungmin. Aku telah menunggumu cukup lama. Aku sampai lupa sejak kapan aku menunggumu, Sungmin. Namun kupikir sedikit waktu lagi tak apa-apa. Sungmin membalas menatap wajah Kyuhyun, wajah yang begitu dikenalnya dan telah mengisi hari-harinya sejak dia bisa mengingat. Kenapa kau memilihku, Kyuhyun? Karena kau istimewa. Sejak dulu kau selalu istimewa, Sungmin, katanya lembut, dan selembut itu pula dia mencium bibir Sungmin.

Bibir Kyuhyun terasa hangat dan manis di bibir Sungmin. Gadis itu mendesah, kemudian mengalungkan lengannya di leher Kyuhyun dan membalas ciumannya. Hm... harus dia akui, Kyuhyun seorang pencium yang hebat dan Sungmin menyukai ciuman-ciumannya. Namun sayang, ciuman mereka harus diakhiri. Perasaan Sungmin masih terlalu rapuh untuk menerima perubahan mendadak dalam hubungan keduanya. Dengan sangat menyesal keduanya melepaskan diri. Kyuhyun bangkit dan menarik Sungmin bersamanya. Bergandengan mereka menuju ke kamar tamu di samping kamar utama yang akan ditempati Sungmin. Kyuhyun kembali memberinya ciuman selamat tidur di depan pintu, tersenyum sedikit menyeringai sebelum mendorong Sungmin masuk. Tidurlah, kunci pintunya. Aku khawatir di tengah malam aku akan mengigau dan mencarimu, Kyuhyun tertawa. Selamat tidur, mimpikan aku, bisiknya lembut sebelum berbalik pergi. Sungmin mengira dengan segala kejadian hari ini dia akan susah tidur. Apalagi di tempat yang masih terasa asing ini. Namun ternyata matanya terpejam dan dia tertidur dengan nyenyak begitu kepalanya menyentuh bantal. Agaknya mandi berendam air hangat barusan telah membuatnya rileks. Sungmin tahu bahwa Kyuhyun selalu bangun pagi. Maka dia langsung meloncat ketika alarmnya berbunyi. Hanya sempat mencuci muka dan menyisir rambut coklatnya, gadis itu buru-buru turun ke dapur. Masih dalam piyama. Ketika dia sedang menyalakan masin pembuat kopi dan membuat toast Kyuhyun muncul. Sudah sangat rapi dalam setelan kerjanya. Melihat Sungmin telah sibuk di dapur lelaki itu mendekat, meraihnya dalam pelukan dan membisikkan selamat pagi di telinganya. Benar-benar menyenangkan mendapati seorang wanita di dapur sibuk menyiapkan sarapanmu ketika pagi. Apa lagi yang diinginkan seorang pria? komentarnya. Aku merasa kita seperti pasangan yang telah lama menikah, komentar Sungmin asal sambil menata daging asap dan omelette. Wow! Menikah? Apakah kau sudah siap sayang? Kalau iya aku bisa menyeretmu ke gereja sekarang juga karena aku sendiri sudah sangat siap sejak lama, sahut Kyuhyun sambil tertawa. Itu hanya perumpamaan, Kyuhyun! balas Sungmin sengit. Pagi itu mereka sarapan berdua di balkon depan dapur yang sudah bermandikan cahaya matahari pagi kota Seoul. Mereka tak banyak berbicara karena masing-masing sibuk dengan harian pagi yang mereka bagi berdua. Apa rencanamu hari, Sungmin? Aku akan ke kantor. Mungkin baru pulang sore nanti. Aku mau semua urusanku selesai jadi aku bisa segera kembali ke Ilsan dan memulai bekerja. Jam berapa kau berangkat? Aku bisa menjemput dan mengantarmu.

Oh, tidak usah. Aku bisa naik taksi, kereta atau bus saja. Kyuhyun mengernyitkan dahi. Pakai taksi saja. Jangan naik kereta atau bus. Aku khawatir. Kyuhyun, aku bukan orang baru di Seoul. Kau tak perlu mengkhawatirkan apapun. Aku bisa jaga diri. Tetap saja aku khawatir, kata Kyuhyun keras kepala. Dan satu lagi sayang, aku tahu bahwa piyama katun itu tampak begitu nyaman untukmu. Namun bukankah sekarang sudah saatnya kau menggantinya dengan lingerie yang seksi? Benar-benar komentar yang tidak perlu bila Kyuhyun masih sayang dengan nyawanya. Untung Sungmin hanya melemparnya dengan gulungan koran dan bukan dengn cangkir kopinya. Kyuhyun berlalu sambil terbahak-bahak, meninggalkan Sungmin yang sebal setengah mati. Beberapa hari itu hampir seperti mimpi bagi Sungmin. Meski sudah mengenal Kyuhyun hampir sepanjang hidupnya, namun mengenal Kyuhyun yang seorang bujangan tampan dan seorang pengacara sukses di sarangnya di Seoul yang gemerlap, sungguh hal yang sangat baru bagi Sungmin. Berkali-kali Sungmin harus meyakinkan diri bahwa lelaki yang selalu menuntut ciuman selamat pagi dan selamat tidur, yang menggoda dan merayunya, yang selalu meneleponnya di siang hari saat mereka berjauhan karena masing-masing sibuk dengan pekerjaan, atau yang selalu mengiriminya pesan-pesan singkat bernada rayuan itu adalah Kyuhyun yang sama. Kyuhyun yang selalu bisa diandalkan. Kyuhyun yang dulu mengajarinya naik kuda dan berenang. Pertunangan pura-pura mereka melaju dengan kecepatan tinggi membuat Sungmin tak yakin lagi akan kebenarannya. Kyuhyun memperlakukannya dengan sangat manis layaknya seorang tunangan. Terus terang Sungmin sangat menikmati perhatian itu. Dan Sungmin pun mulai memperhatikan penampilannya. Dia ingin membuat Kyuhyun terkesan dan setiap lelaki itu memujinya, pipinya akan tersipu merah dan membuat lelaki itu begitu gemas. Karena Kyuhyun sering membawanya makan malam di luar Sungmin pun mau bersusah payah pergi ke beauty centre untuk perawatan wajah dan rambut. Tapi awas! Jangan sekali-kali kau berani mengecat rambutmu! ancam Kyuhyun saat Sungmin mengutarakan rencananya. Alih-alih mengantar Sungmin ke Rumah Sungmin, Kyuhyun malah menyiapkan sebuah studio mini untuk Sungmin dengan merombak salah satu kamar tamu yang cukup luas. Selain membelikan set peralatan gambar, Kyuhyun juga melengkapinya dengan komputer canggih sehingga Sungmin nyaman bekerja. Sungmin tak bisa lagi memprotes ketika kunjungannya ke Seoul molor dari beberapa hari menjadi lebih seminggu. Kyuhyun sendiri sangat sibuk. Tak jarang dia pulang saat hari sudah sangat larut. Tetapi Sungmin selalu menunggunya meski itu membuatnya sering tertidur di sofa di depan televisi. Namun selarut apapun Kyuhyun pulang Sungmin tak pernah absen menyediakan sepiring sandwich dan sepoci kopi segar mengepul untuknya. Tak pernahkah kau bertanya sayang, apa saja yang telah kulakukan hingga pulang selarut ini? goda Kyuhyun ketika dia tiba saat sudah lewat tengah malam.

Hmmm...tidak Itu urusanmu, sahut Sungmin santai. Kyuhyun menyeringai, Ketidak pedulianmu itu sangat berbahaya untuk ego laki-laki. Tidak juga. Itu semua pilihanmu. Kalau kau memilih menghabiskan waktumu di luaran dan bermain gila, itu keputusanmu. Ada atau tidaknya aku disini pasti tak akan banyak berpengaruh. Begitu pula dengan aku. Aku berada di sini, menunggumu, dan berperan menjadi teman atau apalah namanya itu itu semata-mata karena aku memutuskan begitu. Kita dua orang yang sudah sama dewasa, Kyuhyun, dan aku cukup percaya diri bahwa baik kau maupun aku sudah cukup memahami segala resiko apa yang kita pilih dan siap menjalaninya. Sederhana sekali. Apakah ketika pada akhirnya kau mencintaiku, itu juga merupakan sebuah keputusan, Sungmin? Kurasa begitu. Bila aku sudah memutuskan maka aku pasti akan menjalaninya. Kau cukup mengenalku kan? Kyuhyun tidak menjawab namun meraih Sungmin dalam pelukannya dan merengkuhnya erat. Tahukah kau kenapa kau begitu istimewa bagi kami, terutama aku? Ketika kau datang di Rumah Sungmin, tiba-tiba rumah kami menjadi begitu bersinar. Ibuku yang telah lama kehilangan harapan untuk memiliki putri begitu bahagia oleh kehadiranmu. Begitu pula aku dan ayahku. Kami menyaksikanmu tumbuh menjadi gadis remaja, dan tak pernah semenitmu kami tidak bersyukur atas berkah itu. Kau seolah gadis yang dikirim Tuhan untukku. Aku melewati masa kanak-kanak menjadi kakak laki-laki yang memujamu, melewati masa remaja dengan impian memilikimu kelak, dan saat dewasa aku meyakinkan diriku sendiri bahwa ternyata semua itu tak berubah. Begitu lama aku menunggumu. Bahkan ketika aku melewatkan waktu bersama begitu banyak wanita, aku selalu yakin bahwa pada akhirnya nanti kau akan tumbuh dewasa dan menungguku datang dan menghampirimu dan menjadikanmu milikku seutuhnya. Kyuhyun menatap mata Sungmin penuh keyakinan saat kata-kata pengakuan meluncur dari bibirnya. Sungmin hanya terdiam terpana menatap Kyuhyun, seolah sulit mempercayai bahwa kata-kata itu diucapkan oleh lelaki yang begitu tampan dan menawan yang memeluknya erat. Lelaki yang bahkan dalam mimpinya yang terliar sekalipun tak berani dia bayangkan akan menghampirinya dan menawarkan sesuatu yang melebihi ikatan persaudaraan. Selama ini Sungmin sudah sangat bersyukur mempunyai sandaran setangguh Kyuhyun, dia dalam pemikirannya yang begitu sederhana tak pernah mengharapkan lebih. Cukuplah Kyuhyun berada di sisinya, selalu siap mengulurkan tangan membantunya, menjadi tempat berlindung saat kehidupan yang begitu tak adil menyiksa dirinya. Namun saat wajah Kyuhyun yang tampan dengan mata gelap yang memandangnya tajam penuh pemujaan, Sungmin tak tahu harus berkata apa. Dunia kecilnya yang tenang terguncang membuatnya bimbang dan tak yakin akan semua yang didengarnya. Tapi Kyuhyun, kau begitu tampan dan sukses, tak mungkin kau memilihku dari semua gadis yang selama ini ada di sekelilingmu, katanya lemah. Kau tak percaya kan, sayang, betapa aku menginginkanmu? Seolah menguatkan kata-katanya Kyuhyun memperketat pelukannya. Tubuh bagian depan mereka saling menempel dengan ketat

membuat Sungmin terhenyak oleh besarnya gairah dalam tubuh kokoh panas membara yang merengkuhnya. Bibir indahnya terbuka tanpa sadar. Kyuhyun menatap bibir ranum itu dan melahapnya bulat-bulat. Sungmin hanya bisa mendesah saat gelora yang memancar dari tubuh maskulin itu serasa membakar dirinya. Desahan Sungmin memicu hasrat Kyuhyun semakin tinggi. Seperti kelaparan Kyuhyun memindahkan bibirnya ke sepanjang leher Sungmin, menelusuri kejenjangannya dengan belaian bibir dan lidah, hingga menjangkau lekuk lembut di pertemuan tulang leher dan bahu gadis itu, menggoda dengan gigitan pelan yang membangkitkan sensasi liar asing yang selama ini tak diketahui telah dimiliki oleh Sungmin. Sungmin merintih, secara naluriah menggesekkan tubuhnya ke tubuh Kyuhyun, membuat lelaki itu menggeram dan akhirnya tanpa berkata apa-apa lagi Kyuhyun membopong tubuh mungil Sungmin memasuki kamarnya dan merebahkannya dengan lembut di atas tempat tidurnya yang luas. Malam ini, kau harus jadi milikku, ucapnya di telinga Sungmin. Kyuhyun melucuti pakaian mereka berdua. Lelaki itu berusaha selembut mungkin namun gagal. Dan Sungmin yang terbenam dalam pusaran asing dan kehilangan orientasi tak mampu mencerna semua yang berputar di sekitarnya. Saat lelaki itu merengkuhnya dengan erat, dunia seolah meledak di sekitarnya. Matanya terbelalak dan desah ketidak-berdayaan terlontar dari bibir mungilnya. Kyuhyun sesaat menyadari sesuatu, namun gairah yang membuncah membuatnya kehilangan kendali dan sesaat kemudian suara erangannya yang parau berpacu dengan degup jantung yang bertalu-talu memukul rongga dada keduanya yang melekat erat. Sialan kau, Sungmin! umpat Kyuhyun tiba-tiba dan melepas tubuh Sungmin yang bergetar tak berdaya. Harusnya kau beritahu aku kalau ini pertama kalinya bagimu! raungnya penuh kemarahan. Sungmin terpana, terbangun dari mimpi indahnya. Matanya membelalak menatap lelaki yang baru saja merengkuhnya penuh gelora. Bibirnya bergetar. Maaf, aku tak tahu prosedurnya, bisiknya hampir tak terdengar. Sinar terluka terpancar dari mata almond itu. Dan Sungmin membenci dirinya sendiri saat tiba-tiba air mata meluncur ke pipinya. Maaf, desahnya dan berusaha bangkit. Kyuhyun kembali mengumpat dan meraih Sungmin kembali dalam pelukannya. Maafkan aku, sayang, aku begitu terkejut. Aku bisa saja melukaimu, bisiknya di telinga Sungmin, Maafkan aku, sekali lagi, maaf, Kyuhyun menangkup wajah Sungmin. Dengan bibirnya dihapusnya air mata di pipi Sungmin. Andai aku bisa membalikkan waktu, aku ingin melakukannya dengan benar untuk pengalaman pertamamu. Sebaliknya aku malah bersikap seperti orang bar-bar. Maafkan aku, sayangku, dengan lembut dikecupinya seluruh wajah Sungmin. Malam itu Kyuhyun memperlakukan Sungmin dengan teramat lembut. Setelah membawa Sungmin ke kamar mandi luas di kamar berdekorasi maskulin dengan membopongnya, Kyuhyun merebahkan Sungmin di tempat tidur dan merengkuhnya dalam pelukannya hingga gadis itu tertidur pulas. Saat pagi menjelang Sungmin terbangun saat merasakan lehernya diciumi oleh sepasang bibir membara. Bangun, pemalas, bisik Kyuhyun di telinga Sungmin.

Sungmin menggeliat dan mendekatkan dirinya secara naluri mencari kehangatan dari tubuh Kyuhyun. Lelaki itu mengerang. Dan kemesraan itu pun berlanjut. Sangat berbeda dengan gairah meledak-ledak semalam. Pagi itu Kyuhyun begitu lembut dan sabar membimbing Sungmin melalui puncak-puncak gairah yang baru dikenalnya. Kyuhyun bisa sangat sabar membiarkan Sungmin mereguk semua dengan rakus sebelum akhirnya dia memuaskan gairahnya sendiri. Mereka sarapan seperti biasa di teras yang bermandikan sinar mentari pagi. Dalam euforia bentuk baru hubungan keduanya Sungmin seperti berjalan di atas awan dan tak sanggup memikirkan satu pun jenis menu pagi itu. Membiarkan Kyuhyun menyiapkan segalanya. Dan telur orak-arik, daging asap, dan seteko kopi kental buatan Kyuhyun tak sanggup dinikmatinya dengan layak. Bajuku tak pernah terlihat seseksi sekarang, komentar Kyuhyun mengomentari Sungmin yang mengenakan salah satu kemeja sutra milik Kyuhyun. Sungmin memandang Kyuhyun yang hanya mengenakan jeans. Dadanya yang telanjang tampak begitu menggoda. Dan Sungmin merona mengingat apa yang telah dilakukannya terhadap bulubulu gelap di dada lelaki itu. Kyuhyun tertawa seolah membaca pikiran Sungmin. Kau berpengaruh buruk bagiku, Kyuhyun, gerutu Sungmin. Aku tak tahu apakah hari ini aku akan sanggup melanjutkan pekerjaanku dengan konsentrasi kacau seperti ini, gerutunya yang disambut oleh gelak tawa Kyuhyun.
Tak pernah terlintas dalam kepala Sungmin bahwa dia akan memiliki jenis hubungan yang begitu intens secara fisik dengan Kyuhyun. Bagai berjalan di atas awan Sungmin tenggelam dalam euphoria atas kesadaran baru bahwa perempuan seperti dirinya ternyata bisa memiliki gairah yang begitu menggebu. Tubuh femininnya yang sekian lama terlelap seolah dibangkitkan oleh Kyuhyun. Kini Sungmin jadi faham apa gunanya dada ber-cup C miliknya itu. Juga bibirnya yang baru dia sadari masuk dalam kategori seksi. Bahkan mata almond milikinya ternyata mempunyai daya tarik tersendiri. Padahal selama ini betapa iri dia dengan gadis-gadis kerempeng bak peragawati yang seperti mannequin berjalan dan berdada rata, sementara dia harus risih setengah mati menyembunyikan gumpalan menggelantung di dadanya yang seolah salah tempat pada badannya yang berpostur mungil, dan telah membuatnya malu karena saat remaja selalu menjadi bahan ejekan teman-teman pria. Bibirnya pun seperti salah bentuk saat diciptakan karena terlalu lebar untuk raut muka mungil dan berbentuk segitiga itu. Bahkan warna mata, sering dia berfikiran untuk mengenakan contact lens warna hijau atau biru karena apa menariknya sih mata berwarna coklat? Tapi ternyata Kyuhyun memuja semua kekurangan itu. Atau setidaknya Kyuhyun menampilkan kesan begitu. Sering lelaki itu berlama-lama mencumbu bibir dan dadanya hingga membuat gairah Sungmin menggelegak ingin disalurkan. Saat mereka tengah mabuk dalam pusaran gelombang yang mengiringi penyatuan fisik mereka, Kyuhyun akan menatap matanya dan terkunci dalam kedalaman mata coklat almond Sungmin. Sebagai seorang kekasih, Kyuhyun memang tak diragukan lagi keahliannya dalam membahagiakan pasangannya. Bagi Sungmin yang lugu dan tak berpengalaman, mana dia sadar bahwa perempuan tanpa pengalaman seperti dirinya tanpa partner yang tepat tak akan begitu mudah untuk mencapai puncak kepuasan. Rasa nyaman dan aman yang diberikan oleh Kyuhyun seolah membiusnya sehingga dia menerima dengan tanpa banyak keraguan dimensi baru hubungan mereka. Meski kadang sempat terlintas dalam benak Sungmin bahwa meski selalu mengatakan bahwa Sungmin adalah perempuan yang telah lama ditunggunya, dan satu-satunya yang tepat untuk mendampinginya, namun Kyuhyun sama sekali tak pernah mengungkapkan kata cinta sekalipun. Kenapa harus pusing? Pikir Sungmin berusaha tak peduli. Toh itu hanya sekedar kata-kata. Mereka berdua sudah sama-sama dewasa dan saling mengenal cukup lama sehingga untuk menuntut kata-kata itu dari mulut Kyuhyun Sungmin merasa konyol dan absurd. Pun karena kesibukan Kyuhyun yang teramat padat membuat lelaki itu sering

pulang larut, bahkan kadang harus pergi selama beberapa hari, tanpa pemberitahuan yang cukup layak, hanya pesan pendek semisal : harus menghadiri gala dinner anu... atau harus ke Jepang untuk dua hari... , tak membuat Sungmin terpancing cemburu. Meski kadang tanpa bisa dicegah sebersit perasaan was-was menghinggapi dirinya membuatnya ingin tahu dengan siapa Kyuhyun menghabiskan malam bila lelaki itu pulang pagi atau apakah Kyuhyun masih menikmati hubungannya dengan wanita-wanita lain di luar sana. Dan kenapa sejauh ini tak sekalipun Kyuhyun melibatkan Sungmin dalam lingkungan sosialnya. Namun Sungmin berusaha rasional dan berfikir jernih bahwa kepribadian Kyuhyun tak akan mengijinkan lelaki itu untuk bertingkah brengsek. Kyuhyun seorang gentleman yang tak mungkin mengkhianati wanita baik-baik, teman masa kecil seperti Sungmin. Bahwa Kyuhyun sebagai seorang pengacara professional yang bertaraf internasional memang memiliki jam kesibukan yang padat dan jam kerja yang panjang dan tak menentu. Dan Sungmin meyakinkan diri untuk kembali ke platform dasar hubungan mereka. Bila selama bertahun-tahun dia tak pernah gundah karena jarang bertemu dengan Kyuhyun, kenapa pula sekarang dia harus berubah? Maka daripada dia menghabiskan kebersamaan dengan Kyuhyun yang hanya beberapa jam sehari dengan meributkan hal-hal yang tidak jelas, Sungmin lebih memilih menikmati perhatian dan gairah lelaki itu yang seolah tak pernah terpuaskan. Sungmin menganggap dirinya telah sangat mengenal Kyuhyun dan cukup tahu betapa pesona Kyuhyun telah menyihir setiap wanita yang berada di sekitarnya. Dulu waktu mereka masih remaja tak terkatakan betapa banyak gadis-gadis yang ingin berteman dengan Sungmin hanya karena dia dekat dengan Kyuhyun. Sekali waktu beberapa teman dari asrama putri tempatnya bersekolah menghabiskan liburan dengan menginap di Rumah Sungmin dan secara kebetulan berkenalan dengan Kyuhyun. Sejak itu mereka selalu memohon Sungmin mengundang mereka untuk berlibur ke rumahnya. Permintaan yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Sungmin. Bahkan Lindsay Fowler, putri pemilik toko serba ada di wilayah mereka telah gembar gembor bahwa dia telah menyerahkan keperawanannya kepada Kyuhyun karena Kyuhyun memintanya menjadi pasangan saat menghadiri pesta dansa. Memang kau pikir dia cukup baik untuk membuatku bersikap konyol begitu? Tanya Kyuhyun sinis saat Sungmin mengatakan apa yang telah beredar di gereja tentang gossip yang dikatakan oleh Lindsay. Hingga periode Victoria yang ternyata berakhir di luar dugaan. Untuk membunuh kesepian Sungmin mencurahkan segala energi untuk pekerjaan. Bila dia ingin karirnya meningkat sepertinya inilah saat yang paling tepat. Dia berada di jantung kota Seoul, dalam mansion mewah milik lelaki spektakuler yang mengklaim dirinya, gadis sederhana, sebagai miliknya, dalam ruang kerja canggih, dan memiliki waktu tak terbatas tanpa gangguan, apalagi yang diharapkannya? Semua toh sudah ada dalam genggaman. Dengan bakat yang dimilikinya, Sungmin merasa dirinya sudah harus keluar dari dunia aman yang selama ini memanjakannya seolah dalam fantasi kekanakan, seperti ilustrasi yang sering dibuatnya dalam buku anak-anak. Sudah tiga minggu Sungmin berada di Seoul. Kesibukan Kyuhyun yang hanya menyisakan sedikit waktu membuat Sungmin memiliki kesempatan menggali kembali kemampuan dan ide-idenya. Sungmin sudah mempertimbangkan beberapa karya yang ingin dibuatnya selain dia juga menyelesaikan kontrak kerja yang dia buat dengan perusahaan penerbitan yang selama ini memanfaatkan bakatnya. Dan sungguh luar biasa kepercayaan diri yang baru tumbuh merubah kepribadian seseorang. Untuk pertama kalinya dalam hidup Sungmin merasa lega, bebas, dan entah kenapa, merasa sangat cantik dan penuh semangat. Perasaan yang memberi rona merah segar di pipinya serta memancarkan kilau muda yang ceria di mata coklat almond itu. Dengan energi baru tersebut Sungmin merasa sanggup untuk menaklukkan dunia. Perubahan itu sangat disadari oleh teman-teman di sekitar Sungmin di perusahaan penerbitan. Mereka melihat Sungmin sering keluar masuk gedung dan menjadi saksi hidup transformasi gadis itu menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kini semua telah melihat dengan jelas betapa cantiknya cewek yang sedang jatuh cinta, komentar Simon saat Sungmin mampir ke meja lelaki itu. Menanggapi komentar tersebut Sungmin hanya tertawa lebar. Apakah terlihat sejelas itu? tanyanya iseng. Sejelas papan iklan di stasiun kereta api bawah tanah. Dan aku heran cowokmu yang canggih itu membiarkanmu berkeliaran sendirian meski kau hanya mengenakan sehelai sapu tangan di tubuhmu. Kyuhyun sedang sibuk sekali. Aku hanya punya sedikit waktu dengannya, mata Sungmin seperti bermimpi mengingat semalam Kyuhyun pulang hampir jam dua belas malam dan segera membangunkannya yang sedang terlelap. Dan sejak tengah malam mereka tidak tidur hingga menjelang jam lima pagi. Dan pagi ini dengan perasaan

melambung sisa sensualitas semalam Sungmin memutuskan mengenakan gaun musim panas yang ringan melambai tanpa lengan yang meski memiliki garis leher cukup sopan namun panjangnya hanya beberapa centi di bawah pinggul, menampakkan tungkai langsing dan padat miliknya. Hai! Sadarlah! seru Simon melihat gadis itu mulai melamun. Dengan gelagapan Sungmin mengerjapkan matanya, Sorry. Padahal semula aku ingin memintamu menjadi pendampingku dalam gala dinner perusahaan Jumat malam nanti. Namun karena kau sudah punya cowok, terpaksa aku harus cari gadis lain karena bagaimanapun aku tak ingin mengawali permusuhan dengan pacarmu. Jumat malam ini ya? tanya Sungmin untuk meyakinkan diri. Tetapi kenapa tidak? Eh? Simon membelalakkan matanya. Benarkah? Sungmin mengangguk mantap. Kyuhyun sangat sibuk jadi sepertinya aku pergi pun dia tidak bakal tahu. Asal kita pulang sebelum tengah malam kurasa tak akan apa-apa. Sungmin... Ayolah, sekali-sekali aku juga ingin sedikit gila-gilaan. Dan denganmu akan aman. Kyuhyun sudah mengenalmu dan aku juga sudah menjelaskan padanya tentang hubungan pertemanan kita. Pasti tidak apa-apa. Serahkan semua padaku. Ok? Ya, pasti tidak apa-apa. Sungmin tak pernah menaruh curiga terhadap semua aktifitas Kyuhyun, dan Sungmin yakin Kyuhyun pun pasti begitu. Lagipula toh mereka bukan lagi pasangan ingusan yang sedang mengalami cinta monyet. Hubungan mereka merupakan hubungan dua orang dewasa yang dijalani dengan penuh tanggung jawab dan merupakan kelanjutan dari hubungan jangka panjang selama bertahun-tahun sejak mereka masih kanak-kanak. Dengan keyakinan tersebut Sungmin melangkah mantap menuju ke jalan yang dipenuhi deretan butik-butik mewah untuk mencari gaun pesta. Dan malam itu setelah berkutat di studionya hingga lewat waktu makan malam Sungmin bergelung di sofa di depan layar televisi membaca buku sambil mendengarkan musik. Malam ini adalah satu di antara malam-malam Kyuhyun melewatkan makan berdua bersama Sungmin. Dan bila harus makan sendiri biasanya Sungmin tak mau repot-repot memasak dan lebih memilih cara praktis memesan makanan siap saji. Saat pukul sepuluh Kyuhyun pulang hanya mendapati Sungmin yang sedang tertidur di ruang keluarga dengan buku yang tergenggam longgar di tangannya. Kyuhyun menatap ke sosok gadis di depannya. Rambut coklatnya tersebar berantakan sementara bibir sensualnya sedikit terbuka. Dadanya mergerak lembut naik turun seirama tarikan nafasnya. Tiba-tiba Kyuhyun merasa serbuan gairah yang menggelora mengisi setiap pembuluh darahnya. Tanpa membuang waktu dengan gerakan cepat dia melepas atasan setelan dan dasinya untuk kemudian di lempar di sandaran kursi, menyusul tas kerja yang telah mendapat perlakuan sama sebelumnya. Langkahnya mantap ketika dia mendekati tempat Sungmin tertidur dan tanpa suara membungkuk di sebelahnya. Halo...., bisiknya di telinga Sungmin. Nafasnya yang panas menerbangkan anak-anak rambut di pelipis gadis itu. Sungmin terbangun, matanya mengerjap terbuka dengan bingung dan seolah kehilangan orientasi. Kyuhyun... suaranya parau karena masih mengantuk. Kyuhyun tak menunggu berkata-kata, direngkuhnya Sungmin dengan erat, memuaskan bibirnya dengan kemanisan bibir Sungmin hingga gairah berkobar membakar keduanya. Malam itu keduanya tak mau lagi direpotkan untuk pindah ke kamar tidur. Kyuhyun mencumbu Sungmin dengan penuh nafsu, hanya menyempatkan sedikit akal sehat sebelum keduanya bergulung dalam pusaran birahi yang tak memungkinkan adanya perbincangan. Beberapa saat kemudian, masih dengan pakaian yang terbuka dan acak-acakan, Sungmin duduk bersandar di dada Kyuhyun. Telapak tangannya yang lembut membelai bulu-bulu kehitaman yang tersebar melapisi otot keras lelaki itu. Sebetulnya Sungmin ingin berteriak, kemana saja kau! Tapi lidahnya serasa kelu dan tak satu kata pun keluar dari bibirnya. Apakah kesibukanmu hari ini? tanya Kyuhyun seolah melamun sambil menenggelamkan bibirnya dalam gerai rambut Sungmin. Seperti biasa. Bekerja di studio, jawab Sungmin. Dia sebenarnya ingin menceritakan hari-harinya di kantor atau rencananya untuk menghadiri pesta di perusahaan. Tapi pasti hal tersebut tak cukup penting atau menarik bagi Kyuhyun. Dan saat Kyuhyun menggigiti lembut area belakang telinganya yang sensitif, Sungmin pun melupakan semuanya.

*** Hotel tempat pesta itu berada di sisi lain Seoul yang berseberangan dengan daerah dimana Sungmin tinggal bersama Kyuhyun. Simon menjemputnya di mansion Kyuhyun dan dibuat terkagum-kagum pertama akan kemunculan Sungmin dalam busana pesta yang mahal dan elegan, lalu pada interior mewah kediaman Kyuhyun. Sungmin menerima pujian Simon dengan tawa lebar. Pujian Kyuhyun selalu membuatnya tersipu. Sedangkan pujian Simon, mungkin juga dari laki-laki lain tak akan sanggup membuat pipinya memerah. Agaknya aku memang ditakdirkan menjadi kekasih Kyuhyun,pikirnya. Tak ada laki-laki lain sehebat dia. Ibarat orang tak akan memilih milkshake setelah merasakan kelezatan sampanye. Sungmin bertemu dengan hampir semua teman kantor di tempat pesta. Agaknya transformasi Sungmin telah menjadi gossip hangat di seluruh gedung. Sungmin tahu bahwa di belakang punggungnya dulu mereka menjulukinya gadis dusun atau putri pendeta. Sungmin tak merasa tersinggung karena pada kenyataannya memang begitulah penampilannya dulu. Namun sekarang Sungmin merasa senang dengan dirinya yang baru. Bila gadis-gadis lain berusaha menarik perhatian dengan gaya dandan seseksi mungkin, memperlihatkan terlalu banyak bagian dada dan paha, maka Sungmin membuat dirinya terlihat menarik dengan gaya gadis kaya yang simple tapi modis, seksi namun tidak murahan, mahal dan chic. Dan meski Simon untuk malam itu tampak tampan dalam busana resminya tetap tak bisa dibandingkan dengan ketampanan Kyuhyun. Namun paling tidak Sungmin tidak harus sendiri datang ke pesta seperti waktu-waktu lalu. Pesta dimulai dengan lancar. Sungmin, dalam waktu singkat telah menemukan rombongan rekan-rekan lain di antara penuhnya para undangan yang terdiri dari seluruh jajaran eksekutif dan karyawan penerbitan, baik regular maupun freelance, serta para relasi bisnis perusahaan. Setelah segelas sampanye mengalir melalui tenggorokannya, serta beberapa potong tarlets dan canape mengisi perutnya, Sungmin berbaur bersama yang lain. Menerima ajakan beberapa laki-laki untuk berdansa maupun berbincang dengan mereka. Simon pun tak kalah aktif dalam bersosialisasi. Sungmin mengerling kepada kawannya dengan sayang dan tersenyum memberi support. Agaknya perceraian telah berdampak bagus pada lelaki itu tanpa dia sadari. Simon seperti menemukan dimensi baru kepribadiannya, terlepas dari istrinya yang tukang selingkuh itu. Baik Simon maupun Sungmin memang berada di planet yang sama, planet tempat orang-orang yang baru saja menemukan sisi lain kepribadian mereka. Sungmin sedang mengambil setusuk udang dan memasukkannya ke dalam mulut ketika tiba-tiba seorang perempuan paruh baya muncul di hadapannya. Sungmin kan? tanya perempuan tersebut. Sungmin membelalak menatapnya. Wanita itu berbusana resmi, anggun, mahal, dan tampak angkuh di usia senja. Sungmin berfikir sebentar berusaha mengingat wajah itu. Mrs. Clever? tebaknya. Wanita itu tersenyum Agaknya kau tidak lupa. Bagaimana kabarmu? Sudah cukup lama ya, sejak ayahmu meninggal dulu. Pasangan Clever adalah salah satu tetangga di Ilsan yang mengenal keluarga Sungmin. Putri mereka, Angela, dua tahun lebih tua dari Sungmin, sangat cantik, dan kabarnya telah lama menapaki karir di dunia fashion. Sekitar lima tahun yang lalu pasangan itu pindah ke Birmingham. Joe ternyata teman sekolah direktur penerbitan. Dia mengundang kami berdua, bersama Angela juga tentunya, untuk hadir. Sayang, Angela masih berada di Paris. Yah, kau tahu sendiri bagaimana dunia fashion itu. Sungmin setengah mati ingin seseorang menyelamatkan dia dari perjumpaan tak terduga dengan wanita sombong ini. Oh ya, bagaimana kabar Drake Muda, tetanggamu itu? Apakah kau masih sering bertemu dengan dia sewaktu kalian di Ilsan? Seingatku kalian dulu sangat dekat semasa kanak-kanak. Tetapi memang sulit mempertahankan keakraban masa lalu. Apalagi dia sekarang sudah sangat sukses. Bujangan kaya dan tampan, mungkin terlalu sibuk untuk menemui kembali teman kana-kanaknya. Orang biasanya begitu. Itu normal. Sungmin memendam kedongkolannya dalam hati. Ingin dihapusnya cengiran puas diri di wajah wanita itu dengan mengatakan bahwa Kyuhyun dan dia sekarang bukan hanya masih akrab, namun juga telah menjadi sepasang kekasih. Tapi emosi tak akan membawa kemana-mana. Maka alih-alih membantah Sungmin hanya tersenyum manis, Agaknya begitu. Apalagi sekarang saya juga sudah sibuk di Seoul. Anak muda jaman sekarang, terlalu asyik dengan dunia karir dan tidak peduli kepada kehidupan berkeluarga. Kalian para gadis, tidak perlu harus mengejar karier terlalu tinggi. Yang perlu kalian lakukan hanyalah mencari leki-laki yang

cukup baik dan kaya dan kalian akan hidup bahagia. Angela juga. Dengan wajahnya yang cantik dan posisi kami yang cukup terpandang, dia tidak perlu harus bekerja sekeras itu bila Cho Kyuhyun Drake berencana mempersuntingnya. Eh? Sungmin merasa telinganya berdenging. Oh, ayolah, sayang... Mrs. Clever melanjutkan melihat keterkejutan di mata Sungmin. Kyuhyun mungkin tak menceritakannya padamu. Mereka berdua telah liburan bersama ke Hawaii musim dingin akhir tahun lalu. Apalagi yang terjadi bagi dua orang itu selama dua minggu di pulau yang eksotis itu selain percintaan yang menggebu? Dan kami yakin kali ini mereka telah saling serius. Kyuhyun begitu kaya, sukses, dan tampan sementara Angela kami yang cantik pasti merupakan pasangan yang cocok untuknya. Laki-laki dengan kedudukan seperti Cho Kyuhyun membutuhkan pasangan yang mengerti dengan baik lingkungan sosial kelas atas. Kami benar-benar tak sabar menunggu kabar bahagia mereka. Sayangnya baik Kyuhyun maupun Angela masih malu-malu untuk mengatakannya. Bahkan waktu kami bertemu saat makan malam minggu lalu mereka juga masih berusaha menutupi hubungan mereka. Ya ampun, kami benar-benar penasaran. Mrs. Clever terus berbicara tanpa menyadari betapa wajah Sungmin memucat. Simon yang berada di seberang ruangan melihat sekilas kepada Sungmin dan segera tersadar bahwa Sungmin tengah memancarkan sinyal SOS. *** Pukul delapan malam. Kyuhyun memutar kunci dan membuka pintu, melangkah memasuki mansionnya dengan perasaan lega dan penuh antisipasi. Pekerjaannya yang seolah tak pernah berakhir, meeting panjang seolah tanpa henti, negosiasi alot yang menguras seluruh energi hingga tak menyisakan apapun saat dia pulang, pada akhirnya mencapai titik akhir dengan menorehkan kesuksesan dalam daftar panjang keberhasilannya. Trend investasi skala besar di kawasan Asia telah pula menghinggapi para klien kelas kakap yang selama ini ditangani oleh Kyuhyun. Bayang-bayang suram ekonomi Amerika dan Eropa menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi pemegang kapital skala internasional yang bergerak di bidang produksi massal. Sebaliknya kebangkitan wilayah timur begitu menggiurkan dengan semakin membengkaknya jumlah penduduk dengan kemampuan menengah yang bersiap menjadi konsumen baru. Menghadapi prospek cerah di benua timur dan meninggalkan bayang-bayang kemakmuran Eropa yang diperkirakan hanya akan menjadi kenangan belaka. Kyuhyun sebagai salah satu rekanan termuda dan memiliki segala kepiawaian yang dibutuhkan seorang pengacara korporasi harus mengawal klien-klien utama dalam melakukan ekspansi pasar ke Asia. Dibutuhkan segala kecerdikan dan ketangguhan untuk menembus birokrasi dunia baru, menyiasati segala undang-undang perdagangan dan keuangan serta kelihaian tingkat tinggi untuk menyelip di sela perlindungan yang diterapkan oleh negara-negara yang memasang sistem dumping demi melindungi perekonomian lokal dari serbuan investor asing. Proyek yang sudah dimulai sejak berbulan-bulan lalu mencapai puncaknya justru dalam minggu-minggu terakhir ini. Jelas waktu yang sangat tidak tepat karena di saat Kyuhyun sangat ingin memfokuskan seluruh perhatiannya pada Sungmin. Sungmin yang telah membawa kenyamanan dan ketentraman dalam mansion mewah miliknya yang selama ini selalu terasa dingin dan kaku. Hanya dengan melangkahkan kaki memasuki ruangan depan, Kyuhyun sudah merasakan semburan keberadaan Sungmin di wilayah pribadinya. Membayangkan gadis itu terlelap di sofa, atau mendengar senandung pelannya saat asyik di studio telah cukup membawa pergi semua beban pekerjaan dari pundaknya. Sungminnya yang mungil dengan mata coklat almond dan bibirnya yang seksi, yang selalu menghampiri benaknya, bahkan di saat paling tidak tepat sekalipun, seperti saat dia harus memeriksa berkas-berkas hukum yang disiapkan oleh asistennya atau dalam perbincangan penting yang terjadi dalam jamuan makan malam resmi, dan selalu membuatnya hampir gila karena ingin segera pulang. Sungmin yang sejak kehadirannya bertahun-tahun lalu telah meBahkan dengan satu kerlingan saja telah sanggup membuat Kyuhyun melepaskan semua kontrol dirinya dan segera membopong Sungmin ke kamar utama, sarang cinta mereka. Hampir setelah percintaan mereka yang pertama Kyuhyun tak lagi mengijinkan Sungmin menempati kamar tamu. Dia sendiri yang memindahkan semua barang pribadi Sungmin ke dalam kamarnya. Dan sekarang Kyuhyun bisa melihat deretan parfum dan make up Sungmin menempati meja riasnya. Baju-baju Sungmin telah pula tergantung berjajar mendampingi pakaiannya di lemari besar di kamarnya. Mereka pun berbagi laci untuk menyimpan tumpukan pakaian dalam dan aneka pernik lainnya. Perasaan dekat dan intim menghangatkan hatinya manakala mereka bergantian memakai kamar mandi yang sama, sikat gigi Sungmin berada bersisian dengan miliknya, atau alat cukur Sungmin yang berwarna pink dan tumpul tampak imut dan cantik mendampingi miliknya yang punya pisau ganda. Bahkan

hanya dengan tumpukan dua handuk lembab bekas dipakai atau baju-baju kotor mereka yang tertumpuk di keranjang cucian Kyuhyun merasakan Sungmin memenuhi hatinya, lebih dari belasan tahun hubungan mereka. Kyuhyun bukan pria sok suci. Dia menyadari benar seperti apa dirinya dan hubungan-hubungannya dengan banyak wanita. Dunia yang mungkin tidak akan siap untuk dikenalkannya pada Sungmin. Namun dia ingin Sungmin lebih mengenalnya, lebih memahaminya, bukan untuk mencari pembenaran atas sikapnya di masa lalu, namun lebih untuk menciptakan landasan kuat bagi hubungan asmara mereka yang masih teramat sangat muda. Kyuhyun ingin bila saatnya tiba ia ingin Sungmin melihatnya secara keseluruhan, baik dan buruknya dia dengan adil sebagai satu kesatuan manusiawi bagai dua sisi keping mata uang. Dia ingin Sungmin yakin bahwa Kyuhyun lah lelaki satusatunya yang memang diciptakan untuk membahagiakannya. Kyuhyun melirik jam tangan platina tipis di pergelangan tangannya dan kaget manakala sadar bahwa jarumnya sudah menunjuk ke pukul sepuluh malam. Dan Sungmin belum juga pulang. Mungkin dia sedang ketemu temantemannya. Tetapi, brengsek sekali kenapa dia tidak meninggalkan pesan? Dan handphonennya pun kenapa dimatikan? Kyuhyun sudah beberapa kali mencoba menghubungi tanpa hasil. Saat waktu menunjukkan pukul sebelas Kyuhyun merasa keringat dingin mengaliri punggungnya. Berbagai skenario jahat berputar di kepalanya. Pikiran yang tak mampu dicegahnya mengingat betapa mandirinya Sungmin, yang merasa Seoul sudah sebagai kota taklukannya sehingga menumpang kereta bawah tanah pun dilakoninya. Kyuhyun berharap semoga Sungmin punya cukup akal sehat untuk tidak berkeliaran sendirian dan memilih transportasi yang lebih aman. Menjelang pukul dua belas Kyuhyun akhirnya mendengar pintu depan di buka dan suara Sungmin yang memberi salam perpisahan kepada siapapun itu menggema halus menyirami emosinya yang sudah di puncak kepala. Dari ruang duduk diamatinya gadis kesayangannya itu melenggang masuk dalam balutan busana pesta yang diakui Kyuhyun sangat cocok untuk Sungmin. Kyuhyun menyaksikan manakala Sungmin tiba-tiba sadar bahwa dirinya sedang diamati serta merta menoleh, membalikkan langkahnya yang semula menuju ke tangga dan bergegas menghampirinya. Kyuhyun... Brengsek ! Dari mana saja kau selarut ini baru pulang? semburnya marah tanpa bisa ditahan. Sungmin terkejut. Dia benar-benar tak menyangka Kyuhyun sudah berada di rumah dalam busana santai, tanda dia pulang dari tadi. Dan lebih terkejut lagi saat Kyuhyun menegurnya penuh kemarahan. Aku tak menyangka kau pulang cepat. Biasanya kau pulang lewat tengah malam. Jadi kau memanfaatkan ketidak-beradaanku dengan main-main di luar? Wajah Sungmin berkedut. Tak sampai lima detik tiba-tiba kemarahan yang selama ini terbenam dalam dirinya menggelegak ingin dilampiaskan. Mata coklatnya berkobar. Aku tak pernah usil dengan jadwalm u yang tidak wajar. Aku merasa diriku cukup dewasa untuk menerimamu yang sering pergi tanpa pemberitahuan yang layak. Aku tak mau membebani kepalaku dengan kemarahan dan prasangka yang tidak perlu karena aku merasa telah mengenalmu dengan sangat baik. Untuk itu aku mengharap perlakuan serupa darimu. Tetapi sepertinya aku salah, dengan kata-kata itu Sungmin mendekat dengan berani menghampiri Kyuhyun. Apa yang kau katakan main-main itu sebetulnya adalah aku menghadiri pesta gala dinner perusahaan. Kau terlalu sibuk sehingga aku sengaja tidak memberitahumu. Aku pergi dengan Simon, temanku yang sudah kau kenal. Namun kau sangat tidak adil karena kau tak pernah menceritakan apapun kepadaku. Sehingga acara makan malammu dengan Angela Clever minggu kemarin harus aku dengar dari Mrs. Clever yang sangat menantikan kalian berdua meresmikan hubungan, meneruskan apa yang kalian rencanakan di Hawaii pada liburan musim dingin tahun lalu. Kyuhyun merasa semburan hawa dingin membekukan hatinya. Dan mungkin bukan hanya Angela yang harus kau kenalkan lagi kepadaku. Perempuan-perempuan lain dengan siapa kau menghabiskan waktumu selama ini, mungkin ada baiknya kau bawa kepadaku sehingga aku tidak harus mendengarnya dari orang lain. Namun sebaliknya kau tak perlu terlalu marah dengan teman laki-lakiku. Karena tidak seperti dirimu yang sukses dan populer, lingkup pergaulanku dengan laki-laki sangat terbatas, dan tentu saja tidak akan sebanding dengan petualangan asmaramu.

Dengan kata-kata itu Sungmin pun berbalik dan pergi meninggalkan Kyuhyun yang berdiri mematung. Namun Kyuhyun tak perlu waktu lama untuk menemukan kesadarannya dan dalam

sedetik dia melangkah dan meraih Sungmin. Bila ada perempuan yang sanggup memporakporandakan pertahanan emosinya serta sanggup membuatnya melakukan apapun, maka Sungmin lah orangnya. Sungmin satu-satunya perempuan yang cukup punya nyali untuk mendebatnya dengan berapi-api, bahkan tak jarang balas menyerangnya baik dengan argumentasi maupun dengan fisik. Sejak semasa kanak-kanak Sungmin tak segan-segan mencubit maupun menjewer telinganya manakala Kyuhyun menggodanya. Dan dari semua itu Kyuhyun sangat menikmati pertengkaranpertengkaran mereka karena biasanya hal itu tak akan bertahan lama. Tak sampai satu jam mereka sudah kembali berbaikan, berkuda bersama, menjelajahi hutan kecil di belakang rumah mereka, atau berenang di kolam pribadi yang ada di Rumah Kyuhyun. Namun Kyuhyun tak tahan bila Sungmin memasang wajah terluka seperti itu. Kyuhyun tak suka mendengar kata-kata Sungmin yang diucapkan dengan begitu dingin. Dan Kyuhyun semakin tidak suka saat Sungmin, bukannya mendengar pembelaan darinya, malah berbalik dan meninggalkannya berdiri seperti orang tolol. Namun tentu saja langkah pendek Sungmin tak imbang dengan tungkai panjang miliknya. Dalam sekejap Kyuhyun sudah melompat dan meraih Sungmin. Gadis itu tepat berada di anak tangga pertama dan Kyuhyun dengan gerakan menyentak memegang bahunya serta memutar tubuh Sungmin menghadap kepadanya. Namun alangkah terkejutnya Kyuhyun melihat betapa mata Sungmin telah basah dengan air mata. Kyuhyun begitu tersentak, refleks kedua tangannya bergerak menangkup wajah terkasih itu. Namun Sungmin, menolak merasa lemah, balas menatap mata gelap Kyuhyun dengan kobaran amarah di balik deraian air matanya. Sungmin, sayang, tolong jangan menangis. Aku tak tahan, suara Kyuhyun parau. Kau mau aku seperti apa, Kyuhyun? Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak mau menjadi cengeng, aku tak mau menjadi lemah. Tapi aku tak bisa menahan perasaanku. Aku tak mengerti karena aku tak pernah mengalaminya. Aku tak pernah punya kekasih sebelumnya. Dalam situasi seperti ini aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Yang aku tahu dan baru aku sadari hanyalah ternyata aku tak mengenalmu sama sekali, kau yang laki-laki seperti itu. Aku hanya tahu kau seperti yang selama ini kufahami, kau yang kutemui di Rumah Kyuhyun, laki-laki yang bisa kuandalkan. Bukan kau yang di Seoul ini, bukan kau yang bujangan tampan dan kaya yang jadi incaran dengan barisan wanita di belakangmu. Aku kehilangan arah tentang hubungan kita sekarang, Sungmin berkata dengan jujur. Sungmin... Kyuhyun, kumohon untuk kali ini tolong kau mengerti aku. Biarkan aku sendiri untuk memikirkan semua ini. Melihat sinar permohonan di mata berwarna almond itu Kyuhyun tak berdaya. Dengan lemah dilepasnya tangannya yang menangkup wajah Sungmin. Dengan mata nanar dipandangnya gadis itu melangkah pelan menaiki tangga dan masuk ke kamar tamu yang dulu dia tempati tanpa sekalipun menoleh kepada laki-laki yang mengiringi kepergiannya dengan tidak rela. Dan sekarang sudah hampir pagi namun Kyuhyun tak juga bisa memejamkan mata. Di tempat tidur berukuran besar yang sekarang ditempatinya sendiri itu terasa sangat dingin dan tidak nyaman. Dengan masam diliriknya bantal di sebelahnya yang kini kosong. Sialan kau Sungmin! Rutuknya dalam hati dan dalam sekali gerakan melompat bangkit. Kamar ini telah bertahun-tahun menjadi sarang pribadinya. Selama ini hanya petugas kebersihan yang diberinya ijin untuk memasukinya. Meski belum genap sebulan dia berbagi dengan Sungmin, namun gadis itu seolah telah berada di situ selamanya. Dan sekarang, saat dia tidak ada Kyuhyun merasakan lubang yang menganga, kosong dan hampa. Apa yang telah kau lakukan padaku, Sungmin? Desahnya putus asa.

Setelah yakin dia tak akan bisa tidur Kyuhyun beranjak keluar. Dengan nanar ditatapnya pintu kamar tempat Sungmin berada. Kyuhyun berusaha menahan diri, demi menghormati permintaan Sungmin, untuk tidak menerobos masuk. Namun akal sehatnya telah terbang entah kemana karena dalam sekejap melawan segala logika Kyuhyun malah membuka pintu itu. Manakala dia tidak mendapati Sungmin disana, dengan panik dia berderap menuju satu-satunya ruangan yang mungkin didatangi gadis itu. Studio. Pintu ruang studio tertutup, namun tidak terkunci saat Kyuhyun memasukinya. Dan di sana, di kursi kerja, Sungmin tertidur dalam posisi duduk. Gadis itu tampak begitu muda dan damai. Wajahnya tampak tenang. Mulutnya yang setengah terbuka begitu menggoda. Dengan mendesah Kyuhyun mendekatinya. Dan dalam satu gerakan ringan diangkatnya Sungmin dan dibopongnya keluar menuju peraduan mereka berdua. Maafkan aku, Sungmin, aku bukannya tak menghargai permintaanmu, tetapi aku tak mau sendirian, katanya pelan seraya meletakkan Sungmin di atas tempat tidur besar itu. Kyuhyun mengatur posisinya di sebelah Sungmin, meraih gadis itu dan meletakkan kepalanya di relung bahunya dan setelah menyelimuti tubuh mereka berdua, hanya dalam hitungan menit Kyuhyun pun terlelap. Sungmin terbangun, merasakan kehangatan yang melingkupinya sebagaimana yang selalu dia rasakan setiap pagi dia terbangun di sebelah Kyuhyun. Bila dulu Kyuhyun menjadi tempatnya bersandar melebihi saudara sekarang Kyuhyun bahkan telah menjadi pusat hidupnya. Kyuhyun menjadi orang terakhir yang ditatapnya sebelum matanya terpejam dan orang pertama yang ditemuinya saat dia membuka mata. Sungmin merasakan pesonanya, gairahnya, kehangatannya, perasaan naik turun bak roller coaster saat dia begitu percaya bahwa Kyuhyun hanya miliknya, namun juga saat dia merasa begitu terpuruk dengan ketidak-yakinan akan perasaan Kyuhyun kepadanya. Seperti semalam. Eh? Bukankah semalam...dengan panik Sungmin membalikkan badannya, berputar agar bisa menghadap Kyuhyun yang tengah memeluknya dari belakang. Kyuhyun merasakan gerakan Sungmin yang tiba-tiba segera terbangun. Saat membuka mata yang didapatinya adalah mata almond Sungmin yang menyala dengan berang. Keterlaluan kau, Kyuhyun! desisnya penuh kemarahan dan berusaha berontak dari rengkuhan Kyuhyun. Namun mana mau Kyuhyun melepaskan Sungmin begitu saja. Dengan erat dipeluknya gadis itu eraterat. Sungmin, sshh... jangan berontak, sayang, Kyuhyun berusaha menenangkan Sungmin yang masih saja berusaha lepas. Kyuhyun! Sayang...sshh...diamlah. Kita akan membicarakan ini dengan tenang sebagaimana layaknya orang beradab, oke? Kyuhyun membujuk Sungmin. Menyadari gadis itu berhenti memberontak, dengan lembut Kyuhyun memegang dagu Sungmin dan menatap dalam-dalam ke matanya. Kalau kau pikir kau bisa mengintimidasiku di daerah kekuasaanmu ini, maka kau salah besar, Kyuhyun, kata Sungmin memperingatkan dengan dingin. Daerah kekuasaanku? Kyuhyun tertawa pahit, Sayang, asal kau tahu rumah ini telah menjadi milikmu. Aku tak bisa membayangkan tempat ini tanpa kamu. Kau pikir kenapa aku harus ambil resiko menerima kemarahanmu dengan membawamu kembali ke kamar ini semalam bila aku masih bisa tinggal di sini sendirian?

Sungmin membelalakkan mata. Itulah arti dirimu bagiku, sayang. Aku tak ingin mencari pembenaran atas sikapku yang buruk kepadamu hari-hari terakhir ini. Itu salahku karena aku begitu ingin semua pekerjaan besarku selesai sehingga aku akan bisa punya lebih banyak waktu untuk kita. Aku juga sangat bersalah karena tak bisa terus terang kepadamu. Karena apa yang kau katakan itu benar adanya. Masa laluku tidak bersih sepertimu. Aku memiliki banyak hubungan dengan banyak wanita. Aku laki-laki sehat, meski sekarang bila aku ingat kembali aku merasa sangat malu. Dan aku lebih merasa malu lagi karena aku tak bisa mengingat dengan baik siapa dan bagaimana wajah mereka. Karena itu sudah lama sekali. Sebelum kita menjadi seperti ini. Dan sekarang aku hanya bisa mengharap kau cukup mengenalku untuk mempercayai bahwa aku tak akan mungkin mengkhianatimu. Sungmin membalikkan tubuhnya membelakangi Kyuhyun, hanya bisa diam dan mencerna semua perkataan Kyuhyun. Tahun-tahun yang terentang membentuk hubungan mereka berdua sejak dia berusia lima tahun, melewati masa kanak-kanak hingga masa dewasanya, dengan Kyuhyun selalu berada di sisinya. Siap menjadi pelarian dan sandaran. Memberinya kepercayaan diri bahwa dirinya masih memiliki orang yang bisa diandalkan, yang bisa menerimanya sebagaimana adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya tanpa menuntut dan menghakimi. Sekokoh itulah hubungannya. Namun ketika asmara terlibat di antara mereka kenapa dia menjadi goyah dan ragu? Seolah dia kehilangan figur dan arah tentang Kyuhyun, Cho Kyuhyun Drake-nya. Entahlah, Kyuhyun. Di otakku aku tahu semua. Aku dengan mudah dan jelas bisa mengerti bahwa kita mempunyai dasar hubungan yang sangat kuat. Kau dan aku sudah mengenal begitu dalam sampai-sampai terasa menyebalkan untuk diucapkan. Namun di dalam hatiku aku tak bisa mencegah apa yang kurasakan. Aku merasa marah dan terabaikan. Bukan begini hubungan asmara yang kuinginkan. Aku tahu kau bekerja keras dan sangat mencintai pekerjaanmu. Namun emosi jahat dalam diriku selalu menuntut kenapa kau tak mau meluangkan waktu sedikit saja untukku? Tak cukup berhargakah aku untuk mendapat waktumu? Toh kita baru saja jadian. Harusnya aku merasa di awang-awang, menikmati segala perhatian dan pujian konyol dan penuh omong kosong sebagaimana gadis-gadis tolol lain. Tak bisakah aku mendapatkannya tanpa harus meminta? Sungmin... Diamlah, Kyuhyun, dengarkanlah semua omonganku, selagi aku cukup punya kegilaan mengatakannya kepadamu meski nanti mungkin aku akan sangat menyesal. Meski aku tak ingin memikirkannya jauh di dalam hatiku selalu ada keraguan akan hubungan kita. Selama ini aku tak pernah meragukanmu sebagai seorang kakak laki-laki ideal setiap gadis, namun sebagai kekasih? Sungmin bangkit dan duduk, menarik Kyuhyun duduk saling berhadapan. Tolong lihatlah aku baik-baik. Apakah aku cukup punya daya tarik untuk memikat lelaki tampan sepertimu? Cukup istimewakah aku untuk mendapatkan komitmenmu? Kau harus jujur pada dirimu sendiri, Kyuhyun. Aku tak mau kau terperangkap dalam fantasi kanak-kanak kita, ataupun ekpektasi orang tuamu tentang aku. Hal itu akan sangat menyakitkan bagiku sekaligus merendahkan akal sehatku. Aku ingin kau menjadi diri sendiri. Bukan sebagai kakak yang baik yang menjaga adik kecilnya, namun sebagai laki-laki sukses yang tampan, playboy yang senang dikelilingi wanita-wanita cantik dan trendy yang siap mendampingimu ke pesta-pesta mewah kelas atas yang akan membuat para klienmu terkesan. Semalam, menghadiri pesta perusahaan, bertemu dengan orang-orang, sesuatu yang selama ini selalu aku hindari, menyadarkan aku bahwa tentunya kau sangat familier dengan pergaulan sosial seperti itu. Kau membutuhkannya sebagai bagian dari profesimu. Dan aku tak yakin bahwa aku akan bisa menyesuaikan diri dengan gaya hidup seperti itu. Terlepas dari segala pembicaraan Mrs. Clever tentang kau dan Angela, sangat menyedihkan bagiku karena ternyata aku memerlukan wanita konyol

itu untuk membuka mataku bahwa kau dan aku sangat berbeda. Sebagai pribadi kita tetap Kyuhyun dan Sungmin, tidak berubah seperti dulu. Tapi hidup sudah begitu kompleks kan? Kyuhyun memandangi gadis di depannya, menyadari penderitaan gadis itu selama ini. Menyeimbangakna antara logika dan perasaan, apalagi di usia hubungan asmara mereka yang masih sangat muda, bagi gadis yang praktis dan sederhana serta tanpa pengalaman seperti Sungmin tentulah bukan perkara mudah. Sungmin selama ini telah bersembunyi dalam cangkang aman yang tidak pernah mengijinkan dirinya untuk mengambil resiko dengan menerima orang lain cukup dekat dengannya baik secara fisik maupun asmara. Pengalaman buruk masa kanak-kanak, yang dimulai ketika ibunya meninggal, kemudian harus menerima perlakuan yang tidak adil dari ibu tiri yang membuatnya melarikan diri mencari kedamaian di keluarga Kyuhyun sedikit banyak sangat mempengaruhi perilakunya di masa dewasa. Kehadiran adik tiri yang jauh lebih cantik dan istimewa kian menekan rasa percaya dirinya hingga ke dasar. Hanya penerimaan Kyuhyun sekeluarga yang menerima dirinya sebagai bagian dari mereka yang membuat Sungmin tetap menjadi gadis yang ceria tanpa memperlihatkan luka-luka emosi masa lalunya. Khusus untuk Kyuhyun Sungmin bisa menerimanya karena Kyuhyun menawarkan perlindungan seorang kakak, sebagai bagian keluarga, kepadanya. Kyuhyun mengutuki dirinya sendiri yang begitu gegabah dalam menangani perasaan Sungmin yang sensitif. Meski Sungmin cukup logis sehingga mau berterus terang mengungkapkan semuanya, namun tetap saja Kyuhyun merasa begitu bersalah karena tidak menyadarinya sejak awal. Dia yang tumbuh bersama Sungmin harusnya cukup menyadari kebutuhan gadis itu untuk pengakuan, memberinya jaminan rasa aman bahwa dia tidak akan tersakiti. Rupanya semalam kau telah berfikir sangat keras untuk merumuskan hubungan kita, sayang. Kyuhyun, salah seorang di antara kita harus ada yang melakukannya. Bila kau terlalu sibuk untuk memikirkannya, maka mau tak mau akulah yang kebagian tugas itu. Sayang, aku tak pernah merasa harus memikirkannya sedalam itu karena aku sudah sangat yakin dengan perasaanku padamu. Aku tak perlu menimbang dan meninjaunya dari segala segi, termasuk tentang omong kosong ekspektasi orang tuaku maupun fantasi kanak-kanakku. Aku orang terakhir yang akan memikirkan hal-hal tolol yang merasuki kepala cantikmu itu. Aku tak perlu membuat para klien terkesan dengan pasanganku. Aku bisa membuat mereka terkesan dengan kemampuanku sendiri, tak perlu hal lainnya. Jadi, satu hal yang harus kau pegang saat kau ragu kepadaku, kepada kekurang-ajaranku yang kadang tak sengaja menelantarkanmu, bahwa dengan begitu konyol aku telah jatuh cinta setengah mati kepadamu. Sejak dulu. Namun entah kenapa kekeras kepalaanku mengalahkan harga diriku untuk merendahkan diri dan mengakuinya secara gamblang kepadamu. Kau mengerti? Kyuhyun...kau...kau... Sungmin terperangah mendengarkan pengakuan Kyuhyun yang blak-blakan. Kau tak percaya kan, sayang? tanya Kyuhyun sambil menyeringai. Kemudian dengan sayang, dielusnya kepala Sungmin, Padahal untuk mengucapkannya aku harus membuang jauh-jauh segala gengsiku. Dan kau tak mempercayainya? Sayang sekali. Aku tak tahu, bila klienku mengetahui ini mereka mungkin akan berfikir ulang untuk memakai jasaku, katanya dengan masam. Karena kau tak pernah mengatakan padaku, balas Sungmin pedas.

Kuakui itu memang salahku. Salah satu dari kesalahanmu. Kau belum menjelaskan soal Angela, Sungmin mengejar tanpa ampun. Satu-satu, sayang, atau kepala cantikmu itu akan meledak. Seharusnya dengan keagresifanmu mengejar kebenaran sebuah berita, aku heran kenapa kau dulu tidak menjadi wartawan saja. Kyuhyun! seru Sungmin putus asa. Baiklah. Aku berjanji untuk menceritakan semuanya, tapi nanti. Namun satu hal yang pasti adalah Angela Clever itu tak cukup berharga untuk membuatmu cemas. Tak ada apapun di antara aku dan Angela. Aku menjamin itu. Kemudian tanpa Sungmin duga Kyuhyun bangkit dan membawa Sungmin bersamanya. Berat badan Sungmin sama sekali tak ada artinya bagi Kyuhyun. Hei, mau kau bawa kemana aku? protesnya. Sudah siang. Aku lapar. Paling tidak kau cukup berbaik hati untuk memberiku sarapan. Kau membuatku sulit mempercayai kata-katamu tadi. Jangan-jangan kau membutuhkanku di sini hanya untuk menyiapkan sarapan untukmu? Kan sudah kubilang kau cukup cari pelayan yang akan melayanimu dengan lebih baik. Aku tak mau berhubungan seks dengan pelayan. Kau keterlaluan! Dan kau tak masuk akal! Pagi itu mereka menyaipkan sarapan dengan ribut. Saat roti sudah keluar dari toaster, ham dan telur sudah di goreng, serta sepoci kopi yang wangi mengepul tersaji di meja sarapan kecil di teras dapur mansion mewah itu, bukannya cepat-cepat menikmati sarapan, namun Kyuhyun malah menarik Sungmin duduk dipangkuannya. Diputarnya tubuh gadis itu hingga mereka saling berhadapan. Kau tak bisa berpura-pura melupakan kewajibanmu untuk menciumku, katanya sebelum dengan ganas melumat bibir Sungmin. Sungmin gelagapan menerima luapan gairah Kyuhyun yang membabi buta. Dalam sekejap mereka telah melupakan semua yang telah repot-repot mereka siapkan. Untungnya kursi itu cukup kokoh untuk menyangga aktifitas fisik mereka yang seolah tak pernah terpuaskan. Saat semua telah selesai, Sungmin menempelkan dahinya di dahi Kyuhyun. Nafas keduanya sama-sama memburu. Kau bohong, Kyuhyun, katanya pelan. Hmm? Kyuhyun menelusuri leher Sungmin denga ujung hidungnya. Kau berjanji untuk membicarakan semuanya layaknya orang beradab. Tapi kau justru bertingkah bar-bar.

Kyuhyun tertawa terbahak-bahak. Aku kehilangan semua akal sehatku bila sudah menyangkut kamu, Sungmin. Tapi meski begitu aku tetap ingat bahwa kau belum pernah mengatakan apa yang kau rasakan kepadaku. Kau belum menjawab perasaanku meski kau dengan begitu tak tahu diri telah menerima layanan seksku yang luar biasa. Tapi sayang, kau harus ingat siapa aku, aku akan menagihnya, dan terus menagihnya, hingga kau mengatakan semuanya kepadaku. Kau hanya buang-buang waktu, ejek Sungmin. Ini sudah siang. Kau akan terlambat untuk bekerja. Ini akhir pekan. Oh ya? Aku lupa kau tidak bekerja di akhir pekan. Kau ke Jepang akhir pekan lalu. Itu harus kulakukan sayang bila ingin minggu depan kita bisa pulang ke Ilsan. Kyuhyun! Kau serius? Sungmin membelalak tak percaya. Kegembiraan berpendar di mata almondnya. Tentu, Kyuhyun menyeringai. Dan aku mengharapkan ungkapan rasa terima kasih yang sepadan. Untuk itu kita perlu makan. Aku tak mau kau pingsan di tengah jalan, Sungmin tertawa mengejek. Kau meragukanku, sayang? Tentu saja tidak. Untuk urusan satu ini tak sekalipun Sungmin meragukannya.

Saat Kyuhyun menggandengnya keluar dari Rumah Sungmin, Sarah memandangnya. Meski hanya tatapan maklum yang didapati Sungmin dalam kedua bola mata wanita paruh baya yang telah menemaninya entah sejak kapan itu, Sungmin merasakan teguran halus yang membuatnya jengah. Sarah dan suaminya memang telah mengucapkan selamat atas pertunangannya dengan Kyuhyun, namun tak urung Sungmin masih merasa Sarah mengetahui hubungan fisik yang telah dia lakukan dengan Kyuhyun dan wanita itu, meski dalam diam, tak menyetujuinya. Kata-kata Kyuhyun, Malam ini Miss Sungmin menginap di Drake Castle, kian memperburuk suasana hatinya. Berbagai aturan

norma dan etika menari-nari di kepalanya. Sungmin setengah linglung ketika masuk kembali ke mobil Kyuhyun yang kemudian meluncur ke Rumah Kyuhyun. Lebih baik kau tak usah terlalu memikirkannya, komentar Kyuhyun ringan. Eh? Sungmin menoleh, menatap heran kepada laki-laki di sebelahnya. Sungmin sayang, kau pikir aku tidak tahu apa yang ada di kepalamu kan? Aku bisa membaca dengan jelas apa yang kau pikirkan. Kau, dan wajahmu itu, ibarat buku yang terbuka bagiku. Paham? Sungmin membuang pandangan ke luar, menatap kegelapan malam sebelum mereka membelok memasuki halaman Drake Castle yang megah dan bermandikan cahaya. Begitu mobil berhenti, seakan sudah ditunggu, pintu depan Rumah Kyuhyun terbuka dan Jolly muncul dengan senyum ramah terukir di wajahnya. Sungmin mengikuti Kyuhyun keluar dari mobil. Meski dia sempat menyegarkan diri di Rumah Sungmin namun tidak bisa dipungkiri kalau saat ini yang dia inginkan adalah segera merebahkan diri ke tempat tidur. Selamat datang Miss Sungmin, Master Kyuhyun, Jolly menyambutnya ramah. Sungmin tersenyum kepada laki-laki itu. Sama halnya dengan Sarah dan suaminya, Jolly dan istrinya yang tinggal di Drake Castle juga sangat akrab dengannya. Masa lalunya memang

telah terikat pada dua rumah yang dibatasi pagar dari rumpun perdu wisteria itu. Kyuhyun menggandeng Sungmin memasuki rumah yang telah begitu familier baginya. Ketika Sungmin menolak tawaran sandwich maupun kopi, Kyuhyun langsung membimbingnya menaiki tangga dan menuju ke kamar utama yang terletak di sebelah depan. Beberapa bulan setelah ibunya meninggal, Kyuhyun memang menempati ruangan yang dulu merupakan ruang pribadi kedua orang tuanya itu. Dulu Sungmin agak heran ketika Kyuhyun mempertahankan semua furniture yang ada di sana. Pria itu hanya meminta pendapat Sungmin untuk tata letak perabot utama seperti tempat tidur dan nakas, serta memilih bahan dan warna untuk dinding, karpet serta gorden. Memasuki kamar ini kembali, sesuatu yang dulu sangat sering Sungmin lakukan, namun dalam konteks yang berbeda, sejenak Sungmin tertegun di ambang pintu. Dia seolah bisa merasakan kehadiran ayah dan ibu Kyuhyun di sana sedang mengawasi mereka berdua. Sejenak bulu kuduknya meremang. Kau merasakannya juga? tanya Kyuhyun sambil berbisik di telinga Sungmin. Sungmin mengangguk lemah. Aku selalu senang berada di sini karena dengan begitu aku seolah merasakan kehadiran orang tuaku. Tetapi itu selalu terasa kurang karena aku selalu berharap kau ada di sini bersamaku. Hanya kau yang tahu perasaanku tentang kedua

orang tuaku, Sungmin. Sungmin tak pernah meragukan cinta kasih Kyuhyun kepada ayah ibunya. Karena Sungmin merasakan hal serupa. Setelah acara penguburan ibunya dulu, setelah tamu-tamu pulang, berada berdua di rumah yang besar ini, merasakan kekosongan dan kehampaan, Sungmin dan Kyuhyun meringkuk di depan perapian. Mereka bercerita tentang masa lalu dengan derai air mata di pipi keduanya hingga akhirnya dengan berpelukan mereka menangis hingga pagi menjelang. Sekarang Kyuhyun membimbing Sungmin memasuki ruangan besar yang didesain dengan cita rasa klasik dan abadi, mendekat ke cermin tinggi yang terpasang di salah satu dinding. Begitu tiba di depan cermin, lelaki itu memeluk Sungmin dari belakang. Kedua lengannya yang besar melingkari pinggang Sungmin yang mungil sementara tubuhnya yang kokoh menyangga Sungmin dalam posisi yang menyerukan kepemilikan dan keintiman tak terbantahkan pada mereka. Sungmin terbelalak melihat ekspresi wajahnya yang tampak di pantulan dirinya di cermin. Dengan sinar mata yang seolah bermimpi, rona di wajahnya, maupun bahasa tubuhnya yang seolah selalu mencari kecocokan posisi dengan Kyuhyun tanpa mereka berdua sadari, siapapun akan melihat apa yang telah terjadi di antara mereka. Bahkan bagi mata Sarah yang kuno. Tiba-tiba Sungmin menjadi resah. Kejengahan yang dirasakan saat meninggalkanRumah Sungmin kembali mendera.

of 6 KOMENTAR DAN ULASAN (10) Login or Tampilkan Lebih 11876938 Laporkan undian Tambah teru_teru_bozu Roman DISARANKAN MADE IN CANADA 2013 WP Technology Inc. User-submitted content subject to its own terms. WATTPAD TENTANG KAMI BLOG PEKERJAAN HELP QUESTIONS HUBUNGI KAMI GIFT SHOP MORE INFO PERSYARATAN LAYANAN PRIVACY POLICY CODE OF CONDUCT

Like 26 Part 8 of 10 3,231 Ada apa lagi hm? tanya Kyuhyun. Aku tak suka melihat kerut di kening cantikmu itu. Aku tetap merasa tidak enak, Kyuhyun, dengan Sarah, dengan Jolly. Meski aku berusaha tak peduli, tapi jauh di dasar hatiku aku tahu apa yang kita lakukan ini salah. Tinggal bersama tanpa ikatan seperti ini membuatku merasa demikian tak berharga, desah Sungmin pelan. Berada di Seoul, tinggal bersamamu di sana mungkin memang tak terasa. Namun kembali ke rumah, aku tak bisa mengingkari bahwa aku malu kepada diriku yang seperti ini. Kyuhyun, entah sejauh apa perubahan yang kualami, namun aku tetaplah gadis kuno seperti yang dulu kau kenal. Kyuhyun membalikkan tubuh Sungmin, memeluknya erat. Sayang, aku berjanji kita akan melakukannya dengan benar. Kita akan menikah besok bila memang itu maumu. Bukankah aku telah mengatakan kepadamu bahwa aku menunggumu cukup lama? Kau hanya perlu meyakinkan dirimu bahwa inilah yang kau inginkan seperti aku yang telah yakin bahwa ini memang sesuatu yang sangat kuinginkan. Inilah kita sekarang, Sungmin, kau dan aku. Sungmin menggelengkan kepalanya keras-keras dalam pelukan Kyuhyun. Entahlah, Kyuhyun. Aku tahu bahwa inilah memang

seharusnya. Namun aku tak bisa. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku. Aku tak bisa berpikir sama sekali. Kyuhyun melonggarkan pelukannya, menangkup wajah Sungmin dengan kedua telapak tangannya. Apapun yang kau mau, sayangku. Aku akan selalu menunggumu, seperti yang selama ini kulakukan, dan mencium bibir Sungmin dalam-dalam. Beberapa saat kemudian, saat keduanya telah berpelukan di atas tempat tidur, Kyuhyun tiba-tiba bangkit, menggapai laci kecil yang berada di sebelah tempat Sungmin. Tubuhnya yang berotot dan tanpa tertutup apapun itu menggesek kulit lembut Sungmin setiap kali dia bergerak. Ketika kembali ke posisinya semula, sebuah kotak telah tergenggam di tangannya. Pada wajah Sungmin yang mendongak dengan tatapan penuh tanya, Kyuhyun tersenyum lembut dan memberikan kotak tersebut. Untukmu, bukalah. Sungmin sedikit gemetar ketika menerimanya. Perlahan dia membuka kotak tersebut dan mendapati sebuah cincin dengan batu safir berbentuk segi empat yang sangat familier bagi Sungmin. Cincin ibu Kyuhyun. Kyuhyun... Sungmin tak sanggup meneruskan kalimatnya. Untukmu. Kau tahu ini kuwarisi dari ibuku. Ibuku memberikannya padaku untuk kuberikan kepada wanita yang kucintai yang akan melahirkan anak-anakku. Ketika kukatakan bahwa suatu hari aku akan menyematkannya di jarimu, ibuku

berkata bahwa tak ada gadis lain yang pantas memakainya selain kamu. Sungmin menatap kotak itu dengan nanar. Kyuhyun, katanya dengan bibir gemetar, Pasangkan ini di jariku. Kyuhyun tak menunggu undangan dua kali. Dengan sigap diambilnya benda mungil itu dan dipasangkannya di jari Sungmin yang gemetar. Kemudian dengan mata terpejam diciumnya buku-buku jari Sungmin. Terima kasih karena mau menerimanya, katanya lembut. Kemudian dengan pelan dia merebahkan Sungmin di atas bantal. Tatapan matanya yang gelap begitu tajam hingga Sungmin bisa melihat betapa api yang pelan-pelan tersulut hingga akhirnya menyala dan Sungmin tergagap menerima serbuannya. Kyuhyun memenjara Sungmin dalam luapan gairah menggebu dalam pesta pora menyambut tahapan baru hubungan mereka. Namun sayang kebahagiaan itu harus sedikit ternoda ketika Victoria menelepon keesokan harinya. Dari semua kejadian yang dialaminya tak pernah terpikirkan oleh Sungmin kalau Victoria akan menghubunginya di saat yang sangat tidak tepat. Saat pagi, saat dirinya asyik bergelung dalam pelukan Kyuhyun, masih setengah bermimpi oleh kemesraan yang terjadi antara mereka berdua. Kau puas kan, Sungmin? Kau telah menganggap dirimu hebat karena memenangkan Kyuhyun? Kau yang kuno dan memalukan bisa mengalahkan aku yang jauh lebih muda, lebih menarik

dan lebih cantik? Kau bermimpi, Sungmin! Victoria, dengan amarah membara, berteriak di telepon yang diterima Sungmin di kamar utama Rumah Kyuhyun. Dan Kyuhyun yang berada sangat dekat di sebelahnya, dengan kulit mereka yang saling bersentuhan, sangat sensitif setelah percintaan terakhir mereka, tak memperbaiki keadaan karena terus menggoda Sungmin dan merusak konsentrasinya. Belaian tangannya menyerang di titik-titik tepat yang merupakan spot paling lemah Sungmin yang sudah sangat difahami oleh laki-laki itu. Kau pikir kau cukup pintar kan? Kau dan Kyuhyun bagaikan bumi dan langit. Siapa yang sedang kau bohongi, Sungmin? Victoria berteriak histeris di ujung sana. of 6 KOMENTAR DAN ULASAN (10) Login or Tampilkan Lebih 11876938 Laporkan undian Tambah teru_teru_bozu Roman DISARANKAN MADE IN CANADA 2013 WP Technology Inc. User-submitted content subject to its own

terms. WATTPAD TENTANG KAMI BLOG PEKERJAAN HELP QUESTIONS HUBUNGI KAMI GIFT SHOP MORE INFO PERSYARATAN LAYANAN PRIVACY POLICY CODE OF CONDUCT Part 8 of 10 Di saat yang sama,dengan gagang telepon di telinganya, Sungmin hampir menjerit manakala Kyuhyun mencumbunya dengan gilagilaan. Victoria masih menyemburkan serentetan kata-kata makian yang tidak mampu dicerna oleh Sungmin yang penuh kabut oleh belaian mematikan tangan-tangan Kyuhyun yang lihai. Ketika akhirnya ketika adik tirinya itu membanting telepon, Sungmin sudah sepenuhnya tenggelam dalam gairah Kyuhyun yang begitu menggebu. Kau jahat! sembur Sungmin yang dengan penuh kemarahan melepaskan diri dari Kyuhyun dan matanya menyala-nyala menuduh pria itu.

Namun Kyuhyun malah merebahkan diri dengan malas dan nyengir puas, Tidak sayang, aku baik sekali. Aku mengalihkanmu dari sesuatu yang tidak perlu. Melihat cengiran nakal di bibir Kyuhyun serta ketidak-pedulian lakilaki itu, tiba-tiba segala emosi, rasa jengah, dan semua hal yang selama ini terpendam dalam diri Sungmin menggelegak keluar. Sungmin merasa matanya memanas. Dan tanpa sadar dia mengangkat tangan kanannya dan PLAK! Sepenuh tenaga telapak tangannya menampar wajah Kyuhyun. Kau anggap semua ini lucu kan, Kyuhyun? Kau, Victoria, semua sama saja. Kalian semua memanfaatkanku hanya untuk mendapatkan apa yang kalian mau tanpa mau sedikitpun berpikir tentang perasaanku! dengan kata-kata itu Sungmin meloncat turun dari tempat tidur. Tak peduli dengan ketelanjangannya dia bangkit dan menyambar pakaiannya yang terserak di lantai. Tanpa berkata-kata lagi dia berderap masuk kamar mandi dan membanting pintu di belakangnya. Di depan cermin Sungmin berhenti dan memandangi wajahnya. Dia hampir tak mengenali lagi perempuan yang menatap balik ke arahnya itu. Aku bukan perempuan yang seperti itu! Protesnya dengan sedih. Sungmin yang lugu dan polos itu telah terkubur. Yang tampak di depannya hanyalah wanita yang kehilangan orientasi akan hidupnya dan tak tahu harus berbuat apa. Telapak tangan dan lengannya terasa ngilu. Pasti rahang Kyuhyun

terasa sakit karena dalam kemarahan yang memuncak Sungmin tak sadar bahwa dia telah mengerahkan seluruh tenaganya. Dengan gontai Sungmin melangkah menuju pancuran dan memutar airnya pada kecepatan penuh. Di bawah guyuran air itu Sungmin menangis, membebaskan dadanya yang sesak dan melepaskan semua beban yang selama ini menghimpit nuraninya. Di dalam kamar, mengenakan mantel dari kain terry berwarna biru tua, Kyuhyun telah bangkit dan berdiri di depan jendela, memandang ke taman yang tampak di bawah. Dia bukannya tak mendengar isak tangis Sungmin di bawah pancuran. Namun dia merasa cukup cerdas untuk membiarkan gadis itu sendirian karena hal itulah yang sangat dibutuhkan olehnya. Tulang pipinya terasa berdenyut-denyut. Dia tersenyum masam. Kemarahan Sungmin memang bukan hal baru baginya. Bahkan saat masih kecil gadis itu tak segan-segan menggigitnya bila dia telah sangat marah. Namun di saat dewasa, Sungmin tumbuh menjadi gadis dengan akal sehat yang lebih tenang dan terkendali. Hanya kepada orang terdekat saja dia bisa menunjukkan sifat aslinya yang kadang suka meledak-ledak itu. Dan orang terdekat Sungmin adalah dia. Kyuhyun tak punya cara lain untuk menghibur Sungmin karena sumber masalah gadis itu saat ini adalah dia sendiri. Sungmin perlu waktu untuk mencerna semuanya dan meresponnya dengan kecepatannya sendiri. Untuk sekali ini

Kyuhyun tak akan berbuat apapun selain menunggu. Dia akui dia memang terlalu agresif dan tergesa-gesa menginvasi pertahanan Sungmin yang rapuh. Sungmin tak salah bila menuduhnya telah memanfaatkannya demi keuntungan pribadinya. Gadis itu begitu istimewa, dia tidak seperti gadis kebanyakan yang telah mengecap kehidupan modern yang bebas. Sungmin meski hidup dalam gemerlap karir dan kota besar namun tetap berpegang kuat pada prinsip yang dianutnya. Dan Kyuhyun, memanfaatkan kedekatan emosional di antara mereka telah berhasil menghancurkan benteng itu. Hal ini tak akan terasa saat mereka berada dalam kemilau kehidupan hedonis di mansion pribadi Kyuhyun di Seoul. Namun kembali ke habitat asli dalam kedamaian Ilsan telah mengembalikan Sungmin pada segala nurani. Pasti dia merasa telah ditelanjangi baik secara fisik maupun emosi. Kyuhyun bukannya tak tahu betapa jengahnya Sungmin pada tatapan Sarah yang telah menjadi pengurus rumah tangga sekaligus pengasuhnya sejak kecil. Telepon dari Victoria kian memperburuk situasi karena Kyuhyun sangat mengenal pribadi adik tiri Sungmin yang licik bak ular berbisa itu. Dan puncak dari semua itu justru Kyuhyun yang bertingkah luar biasa brengsek pada Sungmin. Dari semua kepedihan yang dirasakan Sungmin Kyuhyun berperan paling besar. Permintaan maaf dan penyesalan saja tak akan pernah cukup.Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat Kyuhyun menoleh. Sungmin berdiri di sana, mengenakan celananya yang

kemarin, dengan atasan tertutup jacket tebal milik Kyuhyun. Sungmin memandang Kyuhyun. Matanya masih merah dan bengkak. Wajahnya juga sangat pucat. Kyuhyun khawatir bila tubuh mungil Sungmin akan ambruk. Namun dia tak mengucapkan satu kata pun. Aku pulang. Maaf aku pinjam jacketmu dulu. Nanti aku akan menyuruh orang untuk mengembalikannya, kata Sungmin susah payah dan berjalan menyeberangi ruangan menuju pintu keluar. Saat Kyuhyun bergerak akan mendekat, gadis itu mengangkat tangannya. Maaf Kyuhyun, tolong jangan ikuti aku. Aku ingin menyendiri dulu, katanya parau dan terus melangkah. Meninggalkan Kyuhyun berdiri mematung di belakangnya. *** Rumah Sungmin tampak tenang saat Sungmin yang berjalan melewati kebun yang ada di antara kedua rumah, membuka pintu kecil yang tertutup rumpun perdu wisteria, dan tiba di halaman belakang rumah yang berukuran lebih kecil itu. Tampak beberapa pelayan yang berasal dari desa sekitar sedang membersihkan kaca jendela yang berbentuk petakpetak kecil sebagaimana khas rumah-rumah lama Inggris di pedalaman. Matt, suami Sarah, telah mengabarkan bahwa beberapa bagian atap perlu diperbaiki untuk menghadapi musim dingin

nanti, serta beberapa ruangan yang akan ditutup demi menghemat pemanas ruangan. Sungmin menghitung dalam hati berapa jumlah biaya yang bisa dia alokasikan untuk perawatan rutin tahunan bangunan itu. Sungmin mencintai rumah ini dan tak ingin melepasnya. Terlalu banyak kenangan yang tersimpan di sini. Namun dia tak tahu arah hubungannya dengan Kyuhyun akan berakhir di mana. Bila semua berjalan dengan buruk maka Sungmin tak akan sanggup untuk tinggal di sini lagi. Seandainya saja semua bisa begitu sederhana seperti cara berpikir Kyuhyun, bahwa mereka saling mencintai dan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Sesederhana itu. Namun entah mengapa Sungmin tidak bisa menerimanya begitu saja. Jauh di dalam hatinya dia merasa ada suatu ganjalan yang membuatnya tak bisa menerima dengan mudah hubungan barunya dengan Kyuhyun. Victoria mungkin satu masalah. Namun insting kewanitaannya memberi sinyal bahwa ada hal lain yang lebih besar yang menghalanginya untuk menerima Kyuhyun sebagai laki-laki dalam hidupnya. Sarah telah melihat kedatangan Sungmin sejak putri majikannya itu memasuki kebun belakang. Dengan tersenyum, wanita separo baya itu menyiapkan teh dan makanan kecil untuk Sungmin. Sarah merasakan kejengahan Sungmin semalam saat dia digandeng Kyuhyun untuk pergi ke Rumah Kyuhyun. Memang dalam pola pikirnya yang sederhana itu hubungan Kyuhyun dan Sungmin

yang memutuskan untuk tinggal bersama sebelum ikatan pernikahan adalah hal yang tak layak. Namun dia yang mengawasi sendiri bagaimana mereka berdua tumbuh bersama memang menduga bahwa lambat laun keduanya akan menyadari bahwa mereka telah ditakdirkn bersama. Tak ada yang lebih cocok mendampingi Master Kyuhyun selain Miss Sungmin, seperti tak akan ada gadis yang cukup layak untuk menjadi nyonya rumah di Rumah Kyuhyun selain Miss Sungmin. Semoga saja keduanya cukup punya nurani untuk segera melegalkan ikatan mereka dalam perkawinan yang sah. Nah, Miss Sungmin, duduklah. Ada sepoci teh yang hangat dan harum untukmu. Tak ada yang lebih nikmat di hari yang mulai dingin ini selain duduk dengan teh yang mengepul serta susu kental yang lezat, undang Sarah begitu Sungmin masuk. Sungmin memandang wanita itu. Sejenak matanya tampak sedikit berkabut. Namun melihat senyum tulus dan hangat di wajah tua itu tiba-tiba dia merasa sudah pulang ke rumah. Sarah, aku merindukanmu, katanya dengan bibir bergetar. Aku tahu, Miss Sungmin. Sudahlah, apapun yang sedang berada di kepala cantikmu itu tak akan bisa menghalangimu untuk menikmati hari yang indah di Rumah Sungmin. Bukan begitu, sayang? Sungmin tersenyum mengiyakan. Sungmin tahu bahwa cepat atau lambat dia akan berhadapan dengan Victoria. Sungmin bahkan tidak akan heran bila saat ini Victoria sedang dalam

perjalanan ke Ilsan dari manapun dia datang. Maka Sungmin menenangkan diri untukmenghadapi pertempuran yang mau tidak mau, suka tidak suka, akan segera dihadapinya. Sungmin berkutat di studionya yang terletak di lantai dua Rumah Sungmin. Dengan mood kacau seperti ini memang tak mungkin dia akan menghasilkan sebuah karya. Namun paling tidak dia bisa membereskan ruang studio yang sudah sebulan tak tersentuh. Menjelang waktu minum teh sore hari akhirnya Sungmin mendengar suara mobil memasuki halaman Rumah Sungmin. Sungmin melongok melalui jendela studionya dan melihat mobil Victoria memasuki halaman dengan kecepatan sembrono yang membuat batu koral di jalan masuk itu terlempar beterbangan. Dan setelah berhenti dengan sembarangan di depan pintu gadis itu meloncat keluar. Sungmin berjalan cepat meninggalkan jendela, keluar dari studionya ke ruang depan. Sungmin baru menginjak anak tangga teratas ketika dia mendengar langkah Victoria. Bahkan dari gerak kakinya saja Sungmin sudah merasakan kemarahan yang meluap-luap pada diri Victoria. Hampir berlari Sungmin menuruni tangga dan tepat saat dia tiba di anak tangga terakhir Sungmin berhadapan langsung dengan Victoria. Gadis itu tampak begitu spektakuler dengan rambut pirangnya yang digunting trendy. Tubuhnya yang langsing sore itu dibalut dress pendek yang sempit dan hanya mampu

membungkus pinggulnya, dengan stockin sutra corak polkadot dan sepatu boot setinggi lutut. Jacketnya yang pendek berbahan suede halus berwarna biru toska tampak sangat segar dan penuh vitalitas untuk gadis dengan kepribadian gampang meledak seperti Victoria. Seperti saat ini. Kemarahan berkobar di ekspresi wajahnya. Jadi sudah pulang sekarang kau Sungmin! tuduhnya kasar kepada kakak tirinya. Selamat sore, Virgie, Sungmin berusaha menghadapinya penuh martabat. Brengsek! Jangan coba untuk mengejekku! Aku sedang berusaha menghargaimu dengan sepatutnya, Virgie. Menghargaiku? Setelah kau mengkhianatiku dengan affairmu bersama Kyuhyun itu? Affair? Kalau kau ingat dengan baik, kaulah yang menyebarkan berita tentang pertunanganku! Dan apa hakmu untuk marah bila pertunangan itu menjadi kenyataan? Seru Sungmin. Sejenak Victoria terkejut. Sungmin yang dia kenal tak pernah berteriak. Namun hal itu tak membuat ciut nyalinya. Menjadi kenyataan? Victoria tertawa terbahak-bahak. Aku selalu tahu bahwa kau itu lemah Sungmin, namun aku tak menyangka kalau kau juga bodoh! Tapi itulah yang terjadi, Victoria. Kau boleh percaya boleh

tidak, sahut Sungmin tenang. Pada Victoria yang melihat dengan tatapan menyelidik ke jari tengah kirinya, Sungmin tak berkomentar. Oh, jadi kau merasa sudah menang dariku hanya karena kau sudah memakai cincin kuno yang norak itu di jarimu? Victoria menyerang ke fokus lain. Aku suka cincin ini, jawab Sungmin kalem. Sudah selayaknya. Karena kau sama noraknya seperti cincin itu. Kenapa, Victoria? Kenapa kau menyerangku sedemikian rupa? Apa yang membuatmu begitu murka, Victoria bila kau sendiri yang menginginkan kami bertunangan? Dan kau merasa begitu cerdik karena sudah memenangkan Kyuhyun dariku, Sungmin? Kau begitu menjijikkan! Kau jauh lebih hina karena kau mengijinkan Kyuhyun menidurimu. Kau tahu bahwa kau telah berbagi tempat tidur dengan hampir separuh wanita di Seoul dan kau masih menganggap dirimu lebih baik dari aku? Padahal kau telah melacurkan dirimu pada laki-laki seperti Kyuhyun! Dan bila Kyuhyun sudah bosan dirimu, jangan harap kau masih punya harga diri yang selama ini dengan sombong selalu kau banggakan itu! Kata-kata Victoria begitu tajam menghujam jantung Sungmin. Gadis itu tersentak kaget. Dan seolah ingin membuat Sungmin lebih terpojok, Victoria menambahkan dengan sadis, Dan aku ragu Kyuhyun menceritakan kepadamu tentang hubungannya

dengan Angela. Kau tahu kan Angela Clever? Sungmin mundur ke belakang, mencari pegangan. Emosinya yang sudah teraduk-aduk kian berantakan. Sungmin khawatir bila dia nanti akan jatuh pingsan. Maka dengan menguatkan diri, dia berkata pelan, Kau telah mengatakan semua yang ingin kau katakan, Victoria. Maka sudah tak ada lagi urusanmu di sini. Sudah tak ada lagi hubungan persaudaraan ini bagi kita. Lebih baik kau pergi, Victoria. Aku sudah lelah. Kau mau balas dendam karena aku mengungkapkan fakta yang tak ingin kau dengar? Victoria tersulut kembali emosinya. Tidak. Aku melakukan apa yang seharusnya kulakukan bertahun-tahun lalu, yaitu melepaskanmu, Sungmin menelan ludah. Kau menyakiti hatiku, kau menghinaku, kau memanfaatkanku, entah bagaimana urutan yang tepat, tetapi itulah semua yang selama ini kau lakukan. Terkutuklah aku bila terus menerus menerima perlakuanmu yang brengsek itu. Mulai sekarang aku melepaskan diri dari ikatan itu. Aku tak akan menanggung semua hidupmu seperti selama ini. Pengacaraku akan memastikan bahwa aku tak akan ada hubungannya lagi dengaKau keterlaluan, Sungmin! seru Victoria dengan ngeri. Kita bersaudara! Kita memang bersaudara. Tapi hanya secara biologis. Tak lebih. Maka lebih baik kau pergi, Victoria. Aku akan meminta Matt mengantarmu keluar. Semua barangmu akan dikemas

dan dikirkan ke alamatmu, Sungmin hendak berbalik pergi. Namun dia menyadari manakala Victoria hendak menyambar vas yang ada di dekat meja dan mengingatkan, Bila kau merusak barang yang ada di rumahku, Victoria, maka aku akan mengirimkan tagihannya untuk kau lunasi. Pergilah, Sungmin membalikkan punggungnya. Dan di sana, di pintu, entah sejak kapan Kyuhyun telah berdiri memandang mereka berdua.n urusan finansialmu. Kepala Kyuhyun terasa berat, penuh dengan pikiran tentang Sungmin. Namun dia sadar bahwa Sungmin butuh ruang yang cukup untuk dirinya sendiri. Saat ini satu-satunya yang bisa Kyuhyun lakukan hanyalah memberi ruang itu untuk Sungmin dengan membiarkan gadis itu sendiri. Sungmin perlu mencerna apa yang telah terjadi di antara mereka dengan kemampuannya sendiri dan dengan kecepatan pemahaman yang bisa dia terima. Meski seluruh naluri posesif pada dirinya seolah berteriak ingin menarik gadis itu kembali, namun akal sehat mencegahnya melangkah keluar dari Rumah Kyuhyun. Kyuhyun sama sekali tak rela melihat Sungmin keluar dari perlindungannya. Namun tatapan terluka dari kedua mata sewarna hazzle itu mencegah Kyuhyun untuk memaksakan keinginannya menahan Sungmin tetap berada di sisinya. Gadis itu serius ketika mengatakan ingin menyendiri. Maka Kyuhyun meski tak suka, harus menyerah dan menuruti kemauannya. Kali ini Kyuhyun memang harus mengedepankan logikanya kembali

yang telah terbang entah ke mana semenjak dia dan Sungmin menjadi sepasang kekasih. Meski mereka sama-sama sudah menyatakan saling mencintai, belum berarti selesai atau semua akan baik-baik saja. Problem terbesar mereka adalah kepribadian Sungmin yang memiliki perasaan yang halus dan peka, serta tingkat toleransinya yang teramat tinggi membuat gadis itu serba ragu dan tidak bisa dengan lega menerima Kyuhyun menjadi laki-laki dalam hidupnya, satu-satunya, dan sebagai suaminya. Terlalu banyak yang harus dipertimbangkan oleh Sungmin. Kyuhyun bukannya tidak mengetahui bagaimana otak Sungmin bekerja. Sungmin masih merasa jengah dengan Sarah, pengasuhnya, dengan segala muatan moral yang meski wajar bagi Sungmin namun terasa kuno dalam pandangan Kyuhyun yang lebih liberal dan penganut kehidupan hedonis. Belum lagi masalah Victoria. Sungmin pasti merasa tidak enak sekali dengan adiknya yang parasit dan tak tahu diri itu. Berulang kali Kyuhyun ingin berteriak, agar Sungmin mengabaikan Victoria, namun berulang kali pula Kyuhyun mengingatkan dirinya sendiri bahwa lembut hati adalah sifat dasar Sungmin. Sifat dasar yang bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya. Dan bila Kyuhyun mencintai Sungmin, itu berarti termasuk dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mutlak dalam satu paket. Setelah satu jam berlalu, Kyuhyun ternyata tetap tak kunjung bisa menenangkan diri. Kyuhyun tak sanggup menghalau kegelisahan di kepalanya. Ini sama sekali tak benar! Sungmin, gadis mungil

keras kepala itu telah dengan mudahnya mengacaukan seluruh hidupnya. Bahkan dalam kegalauan hatinya Kyuhyun telah tanpa sadar melampiaskannya dengan berjalan tak tentu arah, mengelilingi rumahnya yang luas. Namun alam bawah sadarnya tetap terkendali sehingga sekuat tenaga pria itu masih bisa menahan diri agar tidak menerobos ke Stockley House mencari Sungmin. Namun berjalan-jalan ternyata tak juga menenangkan pikirannya. Dengan menggerutu sebal Kyuhyun akhirnya memasuki ruang kerjanya kembali dan membuka semua berkas yang dibawanya, berharap segala kerumitan dunia hukum akan mengalihkan perhatiannya dari Sungmin. Kyuhyun baru saja duduk di belakang meja kerja dari kayu mahogany antik serta membuka dan menyalakan notebook manakala tatapannya jatuh pada sofa panjang yang berada di seberang ruangan, tempat dimana Sungmin begitu sering berada. Kyuhyun menyeringai dengan gemas karena dia tahu tak mungkin dia bisa berkonsentrasi dengan suasana hati seperti ini. Kyuhyun pun mengakui bahwa menyerah adalah jalan yang terbaik. Sehingga Kyuhyun pun akhirnya menutup kembali pekerjaannya dan membiarkan lamunannya kembali kepada Sungmin. Entah sejak kapan, namun sepanjang yang diingat oleh Kyuhyun, Sungmin begitu sering berada di sofa itu, menunggu atau menemani Kyuhyun bekerja sambil membaca. Mereka biasanya tak saling bicara, tenggelam dalam aktifitas masing-masing dan

menikmati keheningan yang tercipta di antara mereka. Gaya Sungmin begitu khas yang hanya bisa Kyuhyun definisikan sebagai milik Sungmin seorang. Kadang gadis itu akan duduk bersandar pada lengan sofa dan menyelonjorkan kakinya. Bila buku yang dibacanya sangat menarik maka dia akan membungkukkan kepalanya untuk waktu cukup lama tanpa sadar, meski akhirnya dia akan mengeluh karena punggungnya terasa kaku serta meminta Kyuhyun memijitnya. Namun tak jarang juga Sungmin berbaring di sana bila sedang membaca novel ringan untuk refreshing. Bila novel itu telah jatuh ke lantai atau jatuh menutupi wajahnya, itu artinya Sungmin sudah tertidur. Namun di antara semua posisi duduk Sungmin di sofa itu yang paling membuat Kyuhyun gemas adalah bila Sungmintidur tengkurap dan meletakkan bukunya di lantai, di atas karpet tebal. Gaya itu adalah bila Sungmin tidak mau menerima gangguan. Dia akan membaca sambil bersenandung tak tentu arah, lengkap dengan menggoyangkan kakinya yang tertekuk. Berapa kalipun Kyuhyun memanggil, dia tak akan pernah peduli. Kecuali bila Kyuhyun mendekatinya dan mengangkatnya agar berdiri. Kadang Sungmin akan terkejut karena terganggu aktifitasnya. Namun gadis itu seringkali marah bila Kyuhyun mengejutkannya seperti itu. Dan satu-satunya cara mengusir kemarahan Sungmin adalah dengan mengajaknya berkuda bersama. Ya, Sungmin memang keranjingan berkuda. Juga berenang. Betapa mengherankan bahwa gadis yang dari luar begitu

kalem dan tenang itu ternyata sangat menggilai kegiatan luar ruangan. Sungmin juga sangat menikmati bermobil dengan kecepatan tinggi. Kyuhyun memang mengenalkan semua itu kepada Sungmin namun sama sekali tak mengharap dia akan tertarik. Sehingga ketika Sungmin benar-benar menyukainya Kyuhyun pun dibuat kelabakan. Apalagi sekarang. Kyuhyun tak akan bermimpi untuk melepaskan Sungmin sendiri ngebut dengan mobil sportnya tanpa didampingi Kyuhyun. Bukannya Kyuhyun meragukan kemampuan Sungmin. Dari semua orang yang mengenal Sungmin, Kyuhyun lah yang paling mengerti bahwa Sungmin gadis dengan logika paling sehat. Dia tahu batas dan mengerti bagaimana bermain dengan aman. Hanya rasa posesif Kyuhyun yang tinggilah yang membuat Kyuhyun selalu mengkhawatirkan Sungmin. Sebetulnya sudah sejak lama Kyuhyun memendam rasa khawatir itu. Namun dia tak sekalipun menunjukkannya karena bila Sungmin tahu betapa dia sejak dulu mencintai gadis itu, bisa-bisa Sungmin yang tidak siap akan segera bersembunyi dan menjaga jarak dengannya. Sungmin memang sangat berbeda dengan Victoria.... Kyuhyun tertegun sesaat akan pikiran yang terlintas secara tak sengaja. Dia selama ini tak pernah membandingkan Sungmin dengan Victoria, atau dengan gadis manapun. Meski Kyuhyun bertualang dengan banyak perempuan, posisi Sungmin di hatinya tak pernah berubah. Sungmin memiliki tempat tersendiri yang membuatnya berbeda dari perempuan kebanyakan. Kyuhyun memandang Sungmin adalah Sungmin, dan tidak bisa dibandingkan

dengan siapa-siapa. Kyuhyun tak pernah terpikirkan untuk membandingkan Sungmin dengan siapapun. Kyuhyun duduk bertopang dagu di atas meja di ruang kerja pribadinya itu, berusaha mengingat kembali rentang usianya sejak remaja hingga dewasa. Kyuhyun tidak munafik dan mengakui bahwa di masa remajanya dia pernah jatuh cinta dengan gadis lain. Kyuhyun menghabiskan masa pubernya di sebuah sekolah berasrama elit seperti selayaknya putra-putri keluarga Inggris kelas menengah ke atas. Dalam salah satu liburan musim panas, dia berkunjung ke rumah salah satu teman yang tinggal di Scotland, serta jatuh cinta dengan adik temannya itu. Gadis pirang berwajah manis yang suka curi-curi perhatian ke arahnya. Saat kembali ke asrama dia dan gadis itu beberapa kali saling mengirim surat. Kyuhyun tak ingat alasan persisnya mereka tak lagi berhubungan karena saat kembali pulang ke Rumah Kyuhyun Natal tahun itu juga dia telah kembali asyik bermain dengan Sungmin. Yang dia ingat hanyalah betapa senangnya dia kembali bertemu dengan Sungmin yang saat itu menginjak usia dua belas tahun. Dan pada tahun berikutnya Sungmin telah masuk ke sekolah asrama pula sementara Kyuhyun beberapa saat kemudian pergi ke universitas. Di Universitas Kyuhyun seorang mahasiswa yang populer, mengetuai sebuah perkumpulan mahasiswa, jago orasi, aktif di perhimpunan, dan tentu saja dari awal sudah menentukan nasibnya untuk menjadi seorang pengacara. Dalam gemerlap

kehidupan kampus, kehidupan karir, dan naik turunnya percintaannya bersama beberapa perempuan, sejauh yang Kyuhyun ingat tak pernah sekalipun Kyuhyun ingin mencari istri selain Sungmin. Dalam benaknya seolah tertanam semacam keyakinan bahwa hanya Sungmin calon istri yang layak untuknya. Sejauh manapun dia pergi dia akan selalu pulang kepada Sungmin. Bahkan meski gadis itu sama sekali tak tahu akan perasaannya dan masih tenggelam dalam imajinasi yang menempatkan Kyuhyun sebagai kakak lelakinya. Jauh di dasar hatinya Kyuhyun selalu tahu bahwa dia dan Sungmin ditakdirkan bersama dan mereka sama-sama saling mencintai. Kyuhyun memang lebih dulu menyadari perasaannya itu sementara Sungmin perlu waktu cukup lama untuk memahaminya. Kyuhyun menyadari bahwa Sungminlah perempuan untuknya, calon istri satu-satunya untuknya, juga yang akan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Tak ada lagi jalan kembali untuknya selain maju terus memenangkan cinta Sungmin. Ketika akhirnya Sungmin mewarisi Rumah Sungmin dan gadis itu pulang kembali ke Ilsan, Kyuhyun pun mulai lebih sering pulang ke Rumah Kyuhyun sesempat waktu yang dimilikinya. Kehidupan gemerlap Seoul sedikit demi sedikit mulai ditinggalkannya. Dengan sangat perlahan Kyuhyun berusaha menjangkau hati Sungmin meski gagal total. Mereka memang dekat. Teramat dekat malah. Namun Sungmin tak menganggapnya lebih dari seorang kakak. Meski keputus-asaan hampir menderanya, namun Kyuhyun pantang

menunjukkannya dan pantang menyerah. Apapun. Apapun Kyuhyun lakukan asalkan demi Sungmin. Termasuk harus pura-pura mendekati gadis tolol bernama Victoria itu. Dari awal Kyuhyun sudah tahu bahwa Victoria adalah bentuk lain dari ibunya, wanita berhati dingin yang suka memanipulasi. Kyuhyun juga sangat mengerti bahwa dengan sifatnya itu Victoria akan selalu memanfaatkan kelemahan Sungmin yang lembut hati demi kepentingan pribadinya. Satu tahun penuh Kyuhyun berusaha agar Victoria tak menganggu Sungmin, termasuk membujuk Victoria agar mau bekerja di sebuah butik yang pemiliknya pernah menjadi kekasih Kyuhyun di masa lalu. Bukan Kyuhyun namanya bila tak bisa mengatur situasi mengikuti kemauannya. Namun Kyuhyun hampir kalah telak manakala Victoria dengan otaknya yang bebal namun penuh muslihat itu mulai menghembuskan isu tentang pertunangan mereka. Bahkan Sungmin pun tampak mempercayai bualan itu dan yang lebih kacau lagi Sungmin, terpujilah hatinya yang bersih, percaya bahwa memang seharusnya Kyuhyun dengan Victoria memiliki hubungan istimewa. Dua orang terdekatku yang kusayangi begitu kata Sungmin selalu. Hell! Sampai mati pun Kyuhyun tak akan pernah bermimpi untuk memilih Victoria menjadi pendampingnya. Dan terkutuklah Kyuhyun bila semua usahanya mendekati Sungmin harus sia-sia hanya karena gadis brengsek murahan seperti Victoria. Maka Kyuhyun pun mengambil langkah drastis dengan membeberkan semua kenyataan kepada Victoria. Termasuk

juga skenario kenapa dia pura-pura mendekati Victoria. Semua pun meledak. Kemarahan Victoria, kekalutan Sungmin, dan Kyuhyun yang berlagak sebagai penengah telah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dalam sengketa antar saudara itu. Situasi yang sedikit di luar kendali itu akhirnya justru menghasilkan kemenangan bertubi-tubi ke pihak Kyuhyun. Dan puncaknya adalah pertunangan Sungmin dan Kyuhyun. Bila Victoria menganggap dia bisa menjatuhkan Kyuhyun dengan membuat pengumuman palsu pertunangannya denga Sungmin maka dia salah besar! Karena justru itulah harapan terbesar Kyuhyun. Dan Kyuhyun menikmati setiap kemenangannya dengan penuh kepuasan. Memenangkan Sungmin, tubuhnya, dan terakhir cintanya. Tak ada yang lebih berharga dari itu. Namun sekarang nasibnya justru ditentukan oleh gadis tolol itu. Kyuhyun cukup mengenal Victoria sehingga bisa menduga kemana pikiran Victoria akan menuju. Menyimak pembicaraan kakak beradik tadi pagi di telepon kemungkinan besar saat ini juga Victoria sedang menuju Rumah Sungmin. Dan Kyuhyun harus pasrah dengan apapun keputusan Sungmin. Bila Victoria bisa menerima hubungannya dengan Sungmin tanpa ribut-ribut, serta dengan rela hati menggelinding pergi membiarkan mereka hidup tenang berdua, maka Kyuhyun akan dengan rela hati membayar sebesar apapun kompensasi yang diminta Victoria. Namun bila tidak, bila nurani Sungmin lebih berbicara dan menganggap ikatan persaudaraannya dengan Victoria lebih

berharga dari hubungan penuh nafsu dengan Kyuhyun, maka Kyuhyun harus siap-siap memulainya dari awal lagi. Ya, dari awal lagi! Kyuhyun tak akan sudi melepaskan Sungmin begitu saja. Lagipula usianya masih tiga puluh lima tahun, masih cukup banyak waktu untuk memulai semuanya dengan Sungmin. Sungmin berharga di setiap detik usianya! Mungkin dia akan melakukan pendekatan yang berbeda, bukan sebagai seorang laki-laki yang menawarkan persaudaraan, melainkan langsung menunjukkan keinginannya untuk serius memperistri Sungmin. Bila Sungmin ingin kencan seminggu sekali dengan makan malam di restoran romantis dan berdansa, dia akan melakukannya. Bila Sungmin ingin mereka mengikuti kelas persiapan pernikahan di gereja, dia dengan senang hati akan menghadirinya. Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah jendela. Dia memandang keluar, ke halaman Rumah Kyuhyun yang luas dan dirawat dengan baik. Puncak atap Stockley House terlihat dari tempat Kyuhyun berdiri. Kyuhyun merasakan ketidaknyamanan akan keberadaan Sungmin di rumah itu. Apalagi bila nanti Victoria datang. Radar posesif Kyuhyun memang meningkat daya tangkap sinyalnya bila menyangkut Sungmin. Dan keberadaan Victoria dengan segala The Last Choice keculasannya kian mempertajam sensor kepekaannya. Gadis itu begitu licik dan penuh tipu muslihat serta tidak stabil. Sehingga melepaskan Sungmin sendiri berdua dengannya di saat seperti ini sangatlah berbahaya.

Akhirnya Kyuhyun kembali menenangkan diri dengan kembali menenggelamkan diri dengan pekerjaan. Ada beberapa berkas yang harus dia teliti. Juga di saat dia pulang ke Rumah Kyuhyun biasanya dia memanfaatkan waktunya untuk mengecek kembali investasinya. Keluarga Drake memang telah memiliki kekayaan turun-temurun yang dikelola sejak dari nenek moyangnya dulu, dalam wujud properti, saham, maupun obligasi. Selain harta warisan Kyuhyun sendiri memiliki penghasilan yang tidak sedikit. Meski dia tumbuh dalam keluarga kelas atas yang berkecukupan, namun ayahnya telah mendidiknya dengan baik untuk menjadi seorang pekerja keras. Pola asuh yang rencananya akan dia terapkan untuk putra-putrinya kelak. Sungmin pasti tak akan keberatan. Sungmin secara tidak langsung juga telah menerima pendidikan dari kedua orang tua Kyuhyun dan tak bisa diingkari bahwa Sungmin pun mencintai mereka. Lewat waktu makan siang akhirnya Kyuhyun sudah tidak tahan lagi. Manakala dia mendengar deru mobil yang melaju melewati batas kecepatan terdengar dari jalanan di depan rumah, bulu kuduknya langsung berdiri. Itu hanya berarti satu hal. Victoria! Dan Sungmin sedang dalam bahaya! *** Sungmin yang masih limbung oleh rentetan kata-kata Victoria, membalikkan tubuhnya hendak berjalan menjauh. Namun di sana, sambil berdiri di pintu entah sejak kapan, Kyuhyun

memandang mereka berdua. Sejuta hal ingin diutarakan oleh Sungmin pada laki-laki itu. Semua yang dirasakannya, segala kegelisahan dan rasa sakit hati yang telah terpendam. Namun tiba-tiba saja tatapan mata Kyuhyun berubah. Sinar kengerian terpancar di sana. Sungmin tak memahami apa yang terjadi karena tiba-tiba saja Kyuhyun melesat meloncat ke arahnya dan menerjangnya Dan sebelum dia sempat memahami arti tatapan itu tiba-tiba saja Kyuhyun telah meloncat menerjang ke arahnya. Sungmin! Tidaaakkkkkkkk! Teriakan Kyuhyun teredam oleh suara pecah berantakan di sekitarnya saat tiba-tiba Sungmin merasa punggungnya dihantam benda keras yang membuatnya tersungkur. Kegelapan yang datang selanjutnya menyergap dan menyesakkan dada, sebelum akhirnya Sungmin terbenam dalam ketidak sadaran.. Saat Kyuhyun berjalan cepat menghapus jarak antara Stockley House dan Rumah Kyuhyun, instingnya sudah mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasakan ketakutan yang kuat tanpa tahu apa penyebabnya. Namun berulang kali dia meyakinkan diri bahwa Sungmin akan baik-baik saja. Dia akan bisa menghadapi Victoria dengan kekuatan kepribadiannya sendiri. Mereka toh tumbuh bersama. Namun entah kenapa rasa frustasi itu begitu pekat. Sialan! Kyuhyun pun berlari melewati rumpun wisteria pembatas kedua lahan, tak mempedulikan

tatapan orang-orang yang sedang bekerja baik di Rumah Kyuhyun maupun Rumah Sungmin. Dan bagai kerbau lepas dari ikatannya dia menerjang masuk ke Rumah Sungmin, menuju ke ruang depan dimana asal suara Victoria dan Sungmin terdengar. Kyuhyun masuk tepat saat Victoria menyinggung tentang Angela Clever. Dia hanya mendengarkan dari jauh perbincangan keduanya tanpa bermaksud turut campur. Apa yang terlihat dari ambang pintu, suara Sungmin yang lembut dan tegas saat mengusir Victoria membuatnya bersorak dalam hati. Gadisku! Gadisku yang hebat! Kebanggaan memenuhi hatinya. Namun hanya sesaat. Karena detik kemudian, apa yang dilihatnya membuatnya membeku. Bukan tatapan Sungmin yang akhirnya mengetahui kehadirannya. Namun Victoria yang berdiri di belakang Sungmin dengan vas porselen china besar terangkat ke atas siap menghantam Sungmin yang membuat perutnya melilit ketakutan. Secepat refleksnya bekerja Kyuhyun pun berteriak dan berlari menerjang Sungmin, berusaha menarik Sungmin agar terhindar dari hantaman vas yang dilemparkan Victoria dari balik punggunnya. Namun terlambat. Karena yang terjadi detik kemudian adalah Sungmin yang tersungkur di lantai dengan pecahan porselen bertebaran di sekelilingnya. Oh Tuhan... kata Kyuhyun, suaranya parau, sama sekali tidak mirip suara Kyuhyun. Sarah! Matt! raungnya membahana... Adegan berikutnya bagai sebuah mimpi buruk. Ketika paramedis dan polisi berdatangan, Kyuhyun bagaikan mati rasa.

Teriakan dan cacian yang dijeritkan Victoria kala digelandang polisi ke dalam mobil tak membuatnya menoleh. Matanya hanya terpaku pada Sungmin, dengan posisi tubuh tertelungkup di atas brankar yang didorong memasuki mobil ambulan. Wajahnya bagai batu granit, dingin dan keras, saat bersama petugas mendampingi Sungmin menuju rumah sakit. Tawaran Sarah untuk menemaninya tak digubris sedikitpun. Sehingga setengah jam setelah Kyuhyun dan Sungmin pergi, Sarah menelepon ke Rumah Kyuhyun untuk meminta Jolly ke rumah sakit menemani Kyuhyun. Tolong jaga pula gadis tersayang kami, pinta Sarah memohon. Di rumah sakit Kyuhyun menunggu dengan perasaan terpuruk ketika Sungmin langsung dibawa masuk ke ruang perawatan intensif. Bila sebelumnya dia tak tahu bagaimana rasanya tak punya harapan, maka saat inilah untuk pertama kalinya Kyuhyun mengalaminya. Bila dia harus hidup seratus tahun lagi, Kyuhyun pasti tak akan bisa melupakan kengerian yang membekukan tulang manakala melihat benda besar itu menghantam punggung Sungmin. Seratus tahun tak akan sanggup menghapus penyesalan terdalam akibat ketololannya yang telah membiarkan Sungmin seorang diri menghadapi gadis labil seperti Victoria. Ya Tuhan, hampir saja dia kehilangan Sungmin! Andai vas itu mengenai kepala Sungmin.... Bara kemarahan berkobar di kepalanya dan sepenuh hati Kyuhyun mengutuk Victoria, berharap dia akan punya cukup waktu

untuk menyiapkan segala tuntutan kepada perempuan yang hampir merenggut nyawa orang yang paling dikasihinya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Tidak! Gadisnya pasti akan baik-baik saja! Tuhan tak akan sekejam itu merenggut nyawa Sungminnya yang tercinta. Demi Tuhan, setelah sekian lama tak pernah menginjakkan kakinya di gereja, Kyuhyun merasakan kebutuhan yang sangat mendesak untuk berdoa. Sungmin layak mendapatkan segala kerendahan hati dan penghambaan yang tulus darinya demi memperoleh segala keajaiban apapun yang bisa mengembalikan Sungmin seperti sedia kala.Jolly tiba tak lama setelah Sungmin didorong memasuki ruang perawatan intensif, dimana Kyuhyun hanya bisa memasrahkan nasibnya pada para dokter yang menanganinya. Kepala pelayan itu membawakan mantel Kyuhyun. Namun Kyuhyun menolak ketika Jolly menawarkan diri untuk menemaninya meski lelaki tua itu akhirnya berada di sebelah Kyuhyun, di lorong depan ruangan tempat Sungmin dirawat untuk beberapa saat lamanya. Mereka hanya duduk terpekur dalam diam hingga akhirnya Jolly mengatakan bahwa dia akan pulang. Karena Kyuhyun tidak membawa mobil maka Jolly meninggalkan kendaraan itu di tempat parkir dan pulang kembali dengan taksi. Jolly bahkan tak yakin kalau Kyuhyun menyadari kepergiannya. Kyuhyun meninggalkan tempat itu manakala menyadari perutnya lapar. Bagai robot dia berjalan mencari dimana kantin berada. Dan Kyuhyun makan apapun yang terhidang di depannya tanpa

mengingat dengan jelas apa menu yang dipesannya. Bagai mati rasa dia menelan makanan atau apa yang sepertinya tampak bagai makanan itu. Bahkan kopi encer dan beraroma kaporit pun dia minum dengan tanpa protes sedikitpun. Saat ini Kyuhyun hanya membutuhkan kafein yang terkandung dalam cairan pekat itu dan tidak membutuhkan rasa. Indra perasanya seolah mati seiring dengan matinya rasa akibat kebekuan di hatinya. Dan setelah semua kebutuhan dasarnya terpenuhi, Kyuhyun pun melangkah kembali ke tempatnya berada. Menunggu. Tengah malam, setelah berlangsung operasi darurat selama lima jam tanpa henti, akhirnya pintu ruang perawatan intensif terbuka dan seorang ahli bedah yang masih mengenakan seragam ruang bedah muncul dari balik pintu. Kyuhyun berdiri dan berjalan menghampirinya. Pria berseragam itu tersenyum memandang laki-laki gagah yang tampak berantakan di depannya. Selamat malam, apakah Anda famili dari Miss Metcalf? tanyanya. Tunangannya, sahut Kyuhyun singkat. Oh, maaf, pria itu terbatuk kecil. Saya Jameson, ahli bedah yang menangani Miss Metcalf. Bisa saya tahu secepatnya kondisi tunangan saya? potong Kyuhyun singkat tak terbantahkan. Ehm, baik. Secara umum kondisi fisik Miss Metcalf tidak

terancam bahaya. Sepertinya benturan tidak sampai mengenai kepalanya. Luka terberat berada di punggung, yaitu robekan pada otot yang cukup dalam dan lebar, namun sejauh ini bisa diatasi. Tulang belakang aman, hanya benturan cukup keras terjadi di tulang bahu dan untuk beberapa saat kami harus memantau kondisinya untuk mengantisipasi terjadinya trauma. Saat ini Miss Metcalf masih dalam kondisi tidak sadar pasca operasi. Melihat sinar keraguan di mata Kyuhyun, doketr itu meyakinkan, Pulanglah. Anda akan terasa lebih baik setelah beristirahat. Kyuhyun ingin membantah. Namun akal sehat yang semula terbang entah kemana sudah kembali lagi bersarang di kepalanya. Sehingga menuruti saran ahli bedah itu akhirnya Kyuhyun pun memutuskan pulang untuk beristirahat. Toh Sungmin masih dalam pengaruh obat bius. Namun Kyuhyun meminta jaminan pihak rumah sakit untuk menghubunginya kapanpun kondisi Sungmin memburuk. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, Kyuhyun pun melangkah gontai keluar gedung rumah sakit. Begitu tiba di lapangan parkir Kyuhyun menghirup nafas dalam-dalam, baru menyadari betapa leganya udara malam menjelang pagi. Kyuhyun pulang untuk mandi dan berganti pakaian. Saat hendak merebahkan diri di tempat tidur, dia hanya sanggup menatap ranjang luas dan rapi itu. Padahal belum lama Sungmin meninggalkan kamar ini, semalam dia masih memadu kasih dengan gadis itu. Semalam dia masih menggoda Sungmin tanpa

ampun di sana. Namun semua itu terasa sudah terjadi berhari-hari yang lalu. Dan ranjang itu sekarang tampak dingin dan kaku. Sungguh tak tertahankan berada di sana sendirian. Akhirnya sambil mendengus Kyuhyun beranjak ke ruang kerja dan membaringan diri di sofa. Sialan, Sungmin telah membawa pergi semua kewajaran dalam hidupnya. Bahkan Kyuhyun tak bisa menikmati kesendiriannya lagi. Dengan masam dia memejamkan matanya, sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya begitu Sungmin dinyatakan sembuh. Menikah berada dalam urutan pertama daftar prioritasnya. Dia pasti akan menyeret Sungmin ke depan altar secepatnya. Bila perlu mereka bisa menikah di rumah sakit saat pertama Sungmin sadar dari pengaruh obat bius, dan dia akan meminta pendeta menikahkan mereka di sana. Dan Sungmin pasti akan marah, merajuk, atau bahkan mengamuk. Kyuhyun pasti akan sangat menikmati amukan Sungmin. Kyuhyun tersenyum. Sungmin boleh mengamuk kepadanya, boleh menendangnya, atau bahkan menjewer telinganya. Apapun akan Kyuhyun lakukan asal gadis tercintanya itu kembali seperti dulu.Pagi hari setelah sarapan, Kyuhyun telah tampil seperti dirinya yang biasa. Istirahat yang cukup telah mengembalikan staminanya dan Kyuhyun tampak gagah dan penuh percaya diri, siap menghadapi apapun yang terjadi hari ini. Kyuhyun telah menghubungi rumah sakit dan diberitahu bahwa kondisi Sungmin telah stabil. Berita itu seolah mengangkat beban berat yang

tak disadarinya telah bertengger di pundaknya. Perasaannya terasa ringan, yakin bahwa gadisnya akan baik-baik saja. Hari ini dan mungkin beberapa hari mendatang Kyuhyun akan mengambil cuti dari pekerjaannya. Dia tahu bahwa cuti di saat genting seperti ini, saat tendertender besar sedang pada titik rawan dan saat dokumendokumen penting siap untuk dinegoisasikan, sangatlah tidak mungkin. Mungkin para partner akan mencak-mencak bila dia tidak hadir di kantor minggu ini. Mungkin dia akan diberhentikan dari pekerjaannya. Namun Kyuhyun tidak peduli. Dia tahu posisi tawarnya dalam perusahaan biro hukum itu. Dia tahu tempatnya berpijak. Seperti dia tahu dengan pasti bahwa Sungmin jauh lebih berharga dibandingkan jenjang karirnya. Kyuhyun cukup memiliki rasa percaya diri akan talenta dan kemampuannya. Dengan atau tanpa biro hukum itu Kyuhyun tetap memiliki keahlian sebagai pengacara dan kepiawaian tingkat tinggi dalam bernegosiasi. Dia memiliki kejelian alami untuk menangkap celah hukum sekecil apapun yang kemudian mampu dengan lihai dia sulap untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Bila orang lain perlu bersusah payah dan bekerja keras untuk menduduki posisi rekanan, Kyuhyun sebaliknya melaju dengan pasti seolah memang disanalah tempat itu telah disiapkan untuknya. Tak perlu proses panjang dan melelahkan untuknya. Kyuhyun hanya perlu fokus pada pekerjaannya dan menggunakan

kemampuan serta intuisinya dan dalam waktu singkat dia telah menjadi salah satu rekanan termuda dalam biro hukum paling bergengsi berkaliber internasional itu. Kliennya yang terdiri dari korporasi-korporasi besar itu telah menjadi klien loyal karena berulang kali sepak terjang Kyuhyun telah membukukan saldo yang kian menggemukkan pundi-pundi mereka. David Elldridge menerima telepon Kyuhyun pada dering pertama. Halo, David. Maaf mengganggu acara pagimu. Aku hanya akan memberitahu bahwa untuk hari ini serta beberapa hari kedepan, atau mungkin untuk minggu ini, aku tak akan datang ke kantor. Ada situasi genting yang harus kutangani di Ilsan. Kuharap kau menyiapkan penggantiku untuk semua agenda yang telah tersusun untukku. Kau mau libur? Kau pasti bercanda! raung David. Aku serius, sangat serius, Kyuhyun menambahkan. Kyuhyun, mengambil cuti di saat seperti ini? Kau pasti gila! Kau bisa dipecat karena hal ini! Aku akan ambil resiko itu, sahut Kyuhyun singkat. Maaf, David. Kyuhyun! Cho Kyuhyun! Sialan, paling tidak beri aku alasan! Kyuhyun... Kyuhyun telah menutup ponselnya. Dari semua rekanan di tempatnya bekerja David Elldridge satu-satunya orang yang Kyuhyun cukup respek pada kemampuan dan kredibilitasnya. David selain cerdas juga memiliki insting bisnis yang sangat kuat. Kyuhyun bukannya tidak sengaja untuk menghubungi David pada

kali pertama terpikir olehnya untuk mengambil cuti. Karena Kyuhyun bisa membayangkan otak bisnis David bekerja saat ini juga. David tidak akan dengan konyol memutuskan memecat Kyuhyun hanya karena mangkir dari negosiasi kontrak ribuan Euro bila Kyuhyun telah memiliki 7% saham di biro itu. Banyak agenda yang harus diselesaikan Kyuhyun hari ini. Salah satunya adalah ke kantor polisi untuk menjadi saksi. Dipastikan Victoria bisa dituntut untuk kasus penyerangan yang dia lakukan terhadap kakak tirinya. Namun apapun itu, menemui Sungmin ada dalam prioritas utamanya. Setiba di lapangan parkir rumah sakit, Kyuhyun meloncat dari mobilnya dan dengan tak sabar berjalan cepat menuju ke gedung di mana Sungmin berada. Tiba di sana Sarah ternyata sudah lebih dahulu sampai. Melihat kehadiran Kyuhyun, wanita tua itu tersenyum lembut. Miss Sungmin sudah siuman Master Kyuhyun. Tapi kita harus menunggu tiga puluh menit lagi sebelum diijinkan masuk, kata Sarah. Meski Kyuhyun menebar senyum maklum kepada sarah, dalam hati dia mengumpat habis-habisan pada penundaan itu. Kyuhyun ragu apakah Sarah akan tetap memanggilnya Master Kyuhyun dengan begitu takzim seandainya dia tahu apa yang ada dalam hatinya. Maka tanpa bisa berkata apapun Kyuhyun pun duduk di sebelah Sarah di bangku keras dan dingin, tempat yang sejak semalam telah akrab dengannya.Sarah duduk dengan tenang meski raut mukanya menunjukkan

kekhawatiran. Tak sabar dengan kesunyian antara dirinya dengan Sarah, Kyuhyun pun bangkit dan berjalan menuju ke jendela terdekat, berharap sinar mentari pagi mencerahkan hari ini. Sisa optimisme pagi tadi menguap seiring dengan kesuraman rumah sakit yang seolah menelan semua keceriaan di sekelilingnya dan menularkan aura kelabu kepada semua yang berada di dalamnya. Tepat setelah tiga puluh menit seorang perawat keluar dari pintu tertutup tempat Sungmin dirawat. Baik Sarah maupun Kyuhyun sama-sama bergerak menuju pintu. Saat perawat itu mengatakan bahwa kunjungan dibatasi satu orang serta merta Kyuhyun mundur mempersilakan Sarah masuk duluan. Selain karena Kyuhyun tidak tega melihat kekhawatiran di wajah Sarah, alasan utamanya adalah Kyuhyun tidak mau pertemuannya dengan Sungmin nanti akan terbatasi oleh keharusan bergiliran dengan Sarah. Tepat setelah lima belas menit Kyuhyun memutuskan waktu untuk Sarah usai dan dia melangkah masuk. Melihat kehadiran Kyuhyun tanpa diucapkan pun Sarah sudah cukup mengerti. Sambil tersenyum maklum Sarah bangkit dan membiarkan Kyuhyun mendekati tempat dimana Sungmin berada. Apa yang dikatakan dokter dengan baik-baik saja adalah kenyataan Sungmin tidur dalam posisi telungkup dengan aneka selang dan jarum tertancap di tubuhnya. Melihat kondisi wanita yang dicintainya begitu menderita Kyuhyun harus menahan kuat-kuta

kemarahannya yang berkobar kepada Victoria. Kyuhyun pasti akan memastikan perempuan gila itu akan membayar setimpal pada perbuatannya. Kyuhyun... suara Sungmin terdengar lemah. Kyuhyun duduk di sebelah kepala Sungmin. Matanya menggelap saat beradu dengan sinar sayu yang terpancar dari sepasang mata berwarna almond itu. Sungmin..., desahnya. Maafkan aku, sayang. Seandainya saja aku datang lebih cepat, katanya penuh sesal. Bukan salahmu. Aku baik-baik saja, jawab Sungmin, tetap pelan. Tidak, Kyuhyun menggeleng. Kau tidak baik-baik saja, balasnya. Kondisi Sungmin memang masih sangat lemah. Luka di punggungnya yang telah dioperasi oleh tim dokter semalam pasti masih terasa sangat sakit. Tulang bahunya masih berdenyut-denyut. Sungmin begitu tak berdaya. Tidur tertelungkup tanpa bisa bergerak sama sekali memang terasa menyesakkan. Namun luka-luka di bagian belakang tubuhnya terasa lebih sakit bila dia sedikit menggerakkan tubuhnya. Kyuhyun meraih tangan Sungmin yang tidak tertancap oleh jarum infus dan diciumnya dalam-dalam. Tanpa sadar air matanya menetes. Kau tahu Sungmin, betapa takutnya aku akan kehilanganmu? Aku tahu.

Dan kupastikan Victoria akan menerima akibat perbuatannya, Kyuhyun bertekad. Dia hanya lepas kontrol, Kyuhyun. Dia gadis yang bodoh. Tak akan imbang bila kau melawannya. Tapi Sungmin... Kyuhyun, sudahlah, putus Sungmin. Kyuhyun terdiam sejenak. Baiklah. Hanya sampai kau sembuh, sayang, setelah itu kita akan berbicara tentang hal ini. Dan Victoria, aku akan menggantung kasusnya sampai kau normal kembali. Setelah itu aku yang akan memutuskan tuntutan terhadap perempuan tak tahu diri itu. Ya, begitulah. Kyuhyun cukup kooperatif dan mau mengalah demi Sungmin. Namun hanya untuk saat ini. Setelah tiga hari barulah Sungmin bisa berbaring meski sebentar, dan kemudian menghabiskan waktu dengan posisi berbaring miring. Saat itu Sungmin sudah keluar dari ruang perawatan intensif dan menempati kamar pribadi di ujung lorong yang menghadap ke taman. Selama Sungmin di rawat setiap hari Kyuhyun menungguinya dari pagi hingga petang. Baru beranjak pulang setelah diusir. Kenapa kau tidak di Seoul, Kyuhyun? Kau tidak kerja? tegur Sungmin. Saat itu sudah hari kelima Sungmin di rumah sakit dan sudah bisa duduk. Kyuhyun hanya mengangkat bahu. Aku ingin cuti. Dan kau adalah alasan yang cukup bagus. Alasan? Jadi kau hanya menganggapku sebagai alasan?

Sungmin menyipitkan matanya dengan sengit. Kyuhyun tergelak dan mencium bibir Sungmin kuat-kuat. Aku bahagia kalau kau sudah kembali pulih menjadi Sungmin yang berlidah tajam, katanya. Setelah kau sembuh kita akan menikah. Secepatnya, lanjut Kyuhyun tak terbantahkan. Secepatnya ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Sungmin memerlukan dua minggu penuh untuk pulih meski setelah seminggu di rumah sakit dia diperbolehkan pulang. Urusan kembali pulang mereka perdebatkan dengan berapiapi. Kyuhyun tentu saja menolak berpisah dengan Sungmin dan satusatunya jalan yang terpikir di kepala chauvinisnya tentu saja menyeret Sungmin ke Rumah Kyuhyun. Ide yang ditentang Sungmin mati-matian. Aku tak mau tinggal di rumahmu dalam kondisi tak berdaya begini. Aku lebih nyaman di sini, di rumahku sendiri dan Sarah akan merawatku, tolak Sungmin. Itu akan menjadi rumahmu juga. Sarah bisa kau bawa bila kau ingin. Tetap saja aku tak mau di sana. Sungmin keras kepala. Kalau kau merasa tidak enak karena status kita yang belum resmi, baiklah, aku aka membuatnya menjadi resmi. Aku bisa mengusahakan pernikahan secepat mungkin, Kyuhyun tak mau kalah. Sungmin menatap Kyuhyun dengan berapi-api. Kau pikir aku tolol? semburnya. Pokoknya aku akan tinggal di Rumah Sungmin,

Titik. Karena aku yang sedang sakit maka pendapatkulah yang berlaku. Kau mau terima atau tidak terserah, dan Sungmin tak menunjukkan tanda-tanda untuk mengalah sedikitpun. Jadilah sejak malam itu Kyuhyun yang menginap di Stockley House. Sarah tanpa diduga memberi mereka kejutan dengan menyiapkan kamar utama yang sejak meninggalnya ayah Sungmin tak pernah digunakan. Kamar Miss Sungmin terlalu kecil untuk kalian berdua, kata Sarah. Di kamar yang lebih besar Master Kyuhyun akan lebih leluasa dan Miss Sungmin pun bisa merasa lebih nyaman. Ketika mereka telah berada berdua di kamar, Sungmin kembali mengeluarkan kata-kata pedasnya. Sebetulnya tak ada gunanya kau berada di sini, Kyuhyun. Kita tak akan bisa melakukan apapun. Kondisiku tak memungkinkan bahkan hanya untuk pergi ke kamar mandi sendiri aku masih harus dibantu. Aku tidak main-main ketika bilang kalau aku membutuhkan perawatan Sarah. Kyuhyun mendekati Sungmin, lalu dengan lembut menumpangkan lengannya di bahu gadis itu. Apakah yang pikir aku mendekatimu hanya untuk seks, sayang? Seburuk itukah aku di matamu, hmm...? Kyuhyun... Aku hanya ingin berada di dekatmu. Aku tak akan mengganggumu. Dan soal merawatmu, aku bisa dan mau melakukannya. Kalau kau merasa tidak enak itu adalah

masalahmu sendiri. Bukan masalahku. Aku tahu, sayang, kau merasa sangat tidak karuan saat ini. Moodmu pun sedang naik turun tidak stabil sehingga kau hanya ingin meluapkan semuanya kepada orang lain. Boleh saja. Kau mau bersikap getir, silakan. Kau mau mencaci maki aku, aku tak keberatan. Namun satu hal yang perlu kau tahu, aku tak akan mau menjauh darimu. Jadi pilihanmu cuma satu, kau harus mau menerima kehadiranku di sisimu, suka atau tidak. Kyuhyun membuktikan ucapannya. Sepanjang malam, dia memeluk Sungmin, memberinya rasa aman, membantunya saat Sungmin butuh pertolongan ke kamar mandi, mengatur posisi Sungmin berbaring agar merasa nyaman, dan semua dilakukannya dengan penuh kelembutan. Kasus Victoria bergulir dan semua berada dalam kendali Kyuhyun sepenuhnya. Meski Sungmin menyatakan keberatan bila Victoria harus dihukum, Kyuhyun meyakinkan bahwa memberi pelajaran pada Victoria adalah salah satu bentuk pendidikan paling utama agar membuatnya jera. Kyuhyun tak hanya berusaha membuat Victoria mendapatkan perawatan mental akibat ketidak-stabilan perilakunya, dia juga mengatur pengacara Sungmin untuk mengajukan tuntutan selain untuk penyerangan yang mengancam keselematan jiwa, juga mengajukan larangan bagi Victoria untuk mendekati Sungmin. Aset Victoria yang terkait dengan Rumah Sungmin memang sudah habis karena ibunya telah menghabiskan seluruh dana

perwalian gadis itu bertahun-tahun lalu. Selama ini Sungmin telah berbaik hati menanggung hidup adik tirinya itu dan sekian tahun dia telah terus menerus dirong-rong oleh Victoria yang pemalas namun suka berfoya-foya. Kyuhyun perlu mengatur agar sejak sekarang Sungmin tak bertanggung jawab lagi atas segala urusan finansial Victoria. Rumah Sungmin menjadi milik Sungmin karena dulu dibeli dengan menggunakan warisan milik ibu Sungmin jauh sebelum ayahnya menikah lagi dengan ibu Victoria. Jadi secara hukum Victoria memang sudah tidak berhak lagi mengajukan klaim Rumah Sungmin sebagai miliknya. Kyuhyun harus segera kembali bekerja, tentu saja. Pada Sungmin dia berjanji untuk selalu memantau perkembangan kasusnya dan selalu terhubung dengan pengacara Sungmin. Jadi meskipun keduanya merasa berat, namun Kyuhyun harus segera ke Seoul dengan janji akhir minggu dia akan pulang lagi ke Ilsan. Aku tidak akan mengeluhkan kepergianmu. Aku tidak keberatan karena itu memang pekerjaanmu, Sungmin meyakinkan Kyuhyun. Aku akan baik-baik saja di sini. Semua orang baik dari Rumah Sungmin maupun Rumah Kyuhyun sudah menjagaku dengan baik. Tapi aku yang benci harus meninggalkanmu! sembur Kyuhyun. Pokoknya aku akan menikahimu begitu kau sudah cukup kuat jalan ke altar! ancamnya. ***

Pernikahan itu akhirnya terjadi dua bulan kemudian, karena Sungmin menolak menikah dengan cara bar-bar Kyuhyun dan menunggu semua persiapan selesai dilakukan. Dia berkeras melakukan semuanya dengan layak, hal-hal yang berhubungan dengan undangan, kue, gaun, bunga, dan segala tetek bengek sebagaimana layaknya pernikahan dilakukan. Kyuhyun mau tidak mau harus menurutinya. Bila Sungmin ngambek, dia tidak bisa menikah sendirian kan? Upacara pernikahan akhirnya dilangsungkan di kebun luas antara Rumah Sungmin dan Rumah Kyuhyun. Baik Sungmin maupun Kyuhyun mengundang teman-teman kerja mereka dari Seoul untuk hadir, selain para tetangga yang telah mengenal mereka sejak kecil. Kyuhyun tampak begitu gagah, berdiri di sana menunggu Sungmin yang berjalan pelan digandeng Matt, suami Sarah, dalam gaun berwarna peach yang begitu cantik. Membawa buket bunga pilihan Kyuhyun yang sesuai bagi ukuran tubuh maupun warna gaun Sungmin. Saat akhirnya Kyuhyun membalikkan tubuh menyambutnya, menatapnya dengan pandangan matanya yang begitu menggelora, saat itulah segala keraguan, bila ada, menguap hilang dari diri Sungmin. Ini memang laki-laki yang diciptakan untuknya. *** Epilog Sungmin keluar dari Rumah Kyuhyun menuju mobil yang telah disiapkan Jolly untuknya. Tangannya menggandeng seorang

bocah laki-laki berusia enam tahun yang berambut coklat dan tampak jangkung untuk usianya sementara dan seorang gadis kecil berambut hitam berusia empat tahun menggelandot manja di sebelahnya. Ayo anak-anak, kita harus cepat. Daddy pasti tak sabar menunggu makan siangnya! katanya, memasukkan kedua anak itu ke dalam mobil bersama dengan keranjang berisi makanan yang telah disiapkan oleh istri Jolly. Setelah yakin semua berada pada tempatnya dan anakanaknya telah duduk dengan aman, meski tetap ribut seperti yang biasa terjadi, akhirnya Sungmin duduk di belakang kemudi dan melaju keluar dari halaman menuju jalan raya. Lima belas menit kemudian mereka telah tiba di pusat kota dan Sungmin mengendarai mobil coupe mungil warna merah yang merupakan hadiah suaminya pada ulang tahunnya itu menuju sebuah sentra bisnis. Tiba di lapangan parkir sebuah gedung modern berwarna abu-abu berlantai tiga dia berhenti. Kedua anaknya dengan ribut berloncatan keluar, mengabaikan teriakan ibunya yang menyuruh mereka berhati-hati. Anakanak itu telah begitu mengenal gedung tempat dimana ayah mereka bekerja. Sudah menjadi rutinitas Sungmin dan Kyuhyun untuk piknik saat makan siang sekali dalam seminggu, sesuatu yang bisa mereka nikmati sebelum anak-anak beranjak dewasa dan terlalu malu untuk terus menerus terlibat dengan ayah-ibunya.

Resepsionis yang dipekerjakan Kyuhyun menyambut mereka dengan ramah dan mempersilakan mereka menunggu sejenak karena Kyuhyun sedang melakukan konferensi jarak jauh dengan kliennya di luar negeri. Sungmin dengan tersenyum menuju ke sofa dan duduk tenang di sana sementara anak-anaknya berlarian dan berkejaran bermain sepanjang lorong kantor hukum milik Kyuhyun ini. Sungmin mengedarkan matanya dengan bangga pada penataan kantor bergaya elegan yang telah dia lakukan untuk suaminya. Dia yang membantu Kyuhyun dalam pemilihan warna maupun desain interiornya. Cita rasa Sungmin memang tidak diragukan lagi. Bakat seni yang mengalir dalam dirinya memberinya keahlian alami dalam memilih komposisi yang tepat dan padu padan warna bercita rasa tinggi. Beberapa koleksi cat air miliknya juga tergantung di dinding ruang tunggu serta di ruang kerja Kyuhyun. Ketika kehamilan pertamanya berusia dua bulan Kyuhyun akhirnya memutuskan keluar dari biro hukum di Seoul dan memilih membuka miliknya sendiri di Ilsan. Saat itu memang Kyuhyun dan Sungmin sering tinggal terpisah karena Sungmin berada di Ilsan sementara kesibukan Kyuhyun di Seoul tak mengijinkannya terlalu sering pulang. Kyuhyun yang pertama menyimpulkan bahwa kehidupan pernikahan seperti itu adalah hal konyol untuk dilakukan. Maka dia memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja karena

membawa Sungmin ke Seoul pun bukan solusi. Keduanya sama-sama terlalu mencintai rumah leluhur tempat mereka dibesarkan dan ingin anak-anak mereka pun dibesarkan di tempat yang sama. Kepergian Kyuhyun dari tempat kerja lamanya memang bukannya tanpa gejolak karena Kyuhyun pergi juga diikuti oleh beberapa klien loyal dan potensial yang selama ini ditangani oleh Kyuhyun. Setelah melalui negosiasi alot akhirnya Kyuhyun masih bersedia menjadi konsultan bagi beberapa kasus hukum yang menjadi bidang spesialisnya. Dan tidak memerlukan waktu lama akhirnya kota Ilsan menjadi langganan para klien maupun pengacara yang secara bergantian mengunjungi gedung tempat biro hukum Kyuhyun berada. Dan Kyuhyun tak membutuhkan banyak waktu untuk membuat namanya dikenal kembali karena tidak sampai setengah tahun dia telah kebanjiran klien-klien kelas kakap yang meminta Kyuhyun sebagai kuasa hukumnya. Lamunan Sungmin terhenti karena kemunculan Kyuhyun dari lorong sambil membawa kedua anaknya dalam dukungannya, melangkah menuju tempat Sungmin. Hai, sayang, katanya begitu dekat. Refleks dia membungkuk dan mencium Sungmin keras, tepat di bibirnya. Kita pergi sekarang? tanyanya. Senyumnya begitu menawan dan Sungmin setelah sekian lama masih sering dibuat terpesona akan ketampanan Kyuhyun yang

begitu maskulin. Hm..hm... boleh juga, sahut Sungmin. Sebuah rahasia yang diketahui pagi ini olehnya membuat binar terpancar dari mata almondnya, tak luput dari perhatian Kyuhyun yang jeli. Ada sesuatu? tanyanya penasaran. Sungmin hanya tersenyum. Kyuhyun memandangnya dengan tatapan menyelidik. Namun konsentrasi keduanya teralihkan ketika kedua bocah super atraktif dalam gendongan Kyuhyun memilih meluncur turun dan berlarian menuju mobil Ashton Martin hitam milik ayahnya dan berteriak-teriak dengan ribut meminta mereka bergegas. Kyuhyun pun menggandeng Sungmin keluar. Aku tidak lupa. Aku akan menagihnya nanti, katanya mengancam. Sungmin tersenyum sambil berjalan mengikuti Kyuhyun. Saat Kyuhyun telah duduk di belakang kemudi dan anak-anak di belakang masih dengan ribut berceloteh mengomentari segala hal yang tampak oleh mereka, Sungmin mendekatkan wajahnya ke telingan Kyuhyun. Lalu berbisik pelan, Kali ini kau ingin laki-laki atau perempuan? tanyanya lembut. Serta merta Kyuhyun menoleh dan memandang istrinya dalamdalam. Melihat kesungguhan di mata Sungmin dia pun endesah, Sungmin... dan mencium istrinya penuh gelora. Tak peduli mereka sedang berada di tempat parkir dengan anak-anak

berisik yang berteriak-teriak tak sabar meminta ayah ibunya bergegas

Anda mungkin juga menyukai