Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Mikrobiologi adalah telaah mengenai organism hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme sendiri terdiri dari lima kelompok

mikroorganisme yaitu : bakteri, protista, virus, algae serta cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi, kita mempelajari banyak segi mengenai jasadjasad renik ini : habitat, ciri-ciri, kekerabatan antar sesamanya, pengendaliannya serta peranannya dalam berbagai kehidupan manusia. Salah satu organisme yang dipelajari dalam mikrobiologi yaitu fungi atau jamur atau cendawan. Fungi merupakan organisme heterotrofik, yaitu memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila fungi hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut dengan saprofit. Cendawan saprofit ini banyak sekali menguntungkan manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Berdasarkan literatur, diketahui bahwa selain hidup saprofit, fungi juga hidup sebagai parasit. Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Akan tetapi, dari sekitar 500.000 spesies fungi, hanya kurang lebih 100 spesies yang patogenik terhadap manusia. Fungi atau jamur atau cendawan memiliki berbagai peranan dalam kehidupan manusia. Sejak awal abad 21, peran fungi semakin berkembang terutama dalam bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran ini, fungi dan turunannya memegang peranan yang sangat positif dalam menghasilkan obat-obatan, antara lain : anti-cholesterol statin, antibiotik dan immunosuppressant. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah sebuah makalah yang membahas berbagai fungi yang memegang peranan dalam bidang kedokteran serta bagaimana peran mereka dalam bidang tersebut, dengan judul Peran Fungi dalam Bidang Kedokteran.

II.

Rumusan Masalah a. Adakah peran positif dan negatif dari fungi dalam bidang kedokteran? b. Apa saja peran fungi dalam bidang kedokteran? c. Bagaimanakah peran fungi tersebut dalam bidang kedokteran?

III.

Tujuan Pembuatan Makalah a. Untuk mengetahui apakah fungi memiliki peran dalam bidang kedokteran, baik itu positif maupun negatif. b. Untuk mengenal peran fungi dalam bidang kedokteran. c. Untuk mengetahui bagaimanakah fungi tersebut berperan dalam bidang kedokteran.

BAB II ISI
Dalam menjawab perumusan masalah yang telah ada, telah dicari berbagai sumber literatur dan memperoleh hasil bahwa fungi hanya memiliki peran positif saja dalam bidang kedokteran, sementara peran negatifnya tidak ada. Peran fungi dalam bidang kedokteran yaitu menghasilkan produk turunan berupa obat-obatan yang dikonsumsi oleh manusia. Obat-obat tersebut antara lain anti-cholesterol statin, antibiotik dan immunosuppressant. Berikut ini akan dibahas bagaimanakah peran fungi dalam menghasilkan obat-obatan tersebut:

a. Anti-cholesterol statin Aspergillus terreus, dalam hal ini memiliki kegunaan untuk menghasilkan zat metabolit sekunder berupa lovastatin. Statin telah digunakan untuk mereduksi atau menghilangkan lipoprotein berdensitas rendah dari pembuluh darah manusia. Senyawa lovastatun ini bekerja melalui suatu enzim pada liver yang dapat menghasilkan kolesterol, yaitu lovastatun menghambat HMG CoA reductase. Dengan memblok enzim ini, tubuh dapat membuang senyawa kompleks kolesterol dari dalam pembuluh darah. Efek lainnya adalah dapat mengurangi atau menghilangkan sumbatan pada arteri, sehingga mengurangi resiko sakit jantung, stroke dan diabetes. Statin juga memiliki fungsi untuk membantu regenerasi sel yang mengalami kerusakan. Meski memiliki beberapa manfaat, beberapa statin menyebabkan masalah seperti menyusutnya otot. Sementara kebanyakan statin lain tidak memiliki efek samping dan banyak digunakan dalam mengkontrol penyakit hati. Statin dipasarkan sebagai produk dengan merek Lipitor (atorvastatin), Lescol (fluvastatin), Mevacor (lovastatin), Altoprev (lovastatin extended-release), Livalo (pitavastatin), Pravachol (pravastatin), Crestor (rosuvastatin), Zocor (simvastatin), Advicor (lovastatin / niacin extended-release), Simcor (simvastatin / niacin extendedrelease), dan Vytorin (simvastatin / ezetimibe).

Berikut ini pembahasan lebih lengkap mengenai jamur Aspergillus terreus : Kingdom Divisi Kelas Orde Famili Genus Spesies Gambar 1. Aspergillus terreus : Fungi : Ascomycota : Eurotiomycetes : Eurotiales : Trichocomaceae : Aspergillus : Aspergillus terreus

Aspergillus terreus adalah jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang mudah ditemukan dalam tanah. Selain yang terletak di tanah, Aspergillus terreus juga telah ditemukan di habitat tumbuhan yang membusuk. Aspergillus terreus berwarna kecoklatan dan warnanya akan lebih gelap dengan pertambahan usianya pada media kultur. Aspergillus terreus adalah spesies tahan panas karena memiliki pertumbuhan yang optimal pada suhu antara 35-40 C, dan pertumbuhan maksimum pada suhu 45. - 48 C.

b. Antibiotik

Pada tahun 1941, penisilin dari fungi Penicillium chrysogenum pertama kali digunakan untuk mengatasi infeksi yang dihasilkan oleh bakteri. Kegunaan penisilin ini kemudian berkembang, yaitu dapat juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang berasal dari mikroorganisme pathogen. Penisilin adalah antibiotik, suatu substansi yang dihasilkan oleh satu mikroorganisme yang dalam jumlah yang sangat kecil pun dapat menghambat pertumbuhan jasad renik lainnya. Penemuan penisilin membuka jalan bagi penemuan dan produksi komersial berbagai antibiotik lainnya. Kini, antibiotik merupakan senyawa kimia yang utama untuk pengobatan penyakit menular. (Pelczar,2007,28)

Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai jamur Penicillium chrysogenum :

Taksonomi: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Orde Famili Genus Spesies : Fungi : Ascomycota :Pezizomycotina : Eurotiomycetes : Eurotiales : Trichocomaceae :Penicillium :Penicillium chrysogenum

Gambar 1. Penicillium chrysogenum Penicillium chrysogenum (juga dikenal sebagai Penicillium notatum) adalah sumber dari antibiotik pertama, yaitu penisilin. Penisilin bekerja melawan bakteri gram positif seperti Staphylococcus dan Pneumococcus dengan mengacaukan sintesis dinding sel, yaitu pencegahan terjadinya crosslinking dari polimer peptidoglikan dengan cara menghambat kerja enzim transpeptidase, yang menyebabkan cacatnya bentuk dinding sel dan menyebabkan sel bakteri lisis. Sebagai antibiotik, penisilin mengandung senyawa -laktam yang hidrofob. Efisiensi dari penisilin bergantung pada rantai samping (kelompok R), sesuai pada gambar :

Gambar Antibiotik

2.

Senyawa

Kimia

Penisilin semula hanya berguna sebagai obat untuk infeksi bintik merah, pneumonia, gonorrhea, infeksi luka dan infeksi serius dari staphylococcus yaitu penisilin tipe G. Sekarang ini dengan bervariasinya rantai R pada penisilin memungkinkan adanya tipe lain, seperti penisilin tipe V yang kegunaannya lebih luas lagi untuk mengobati infeksi bakteri. Nama Penicillium sendiri berasal dari konidiospora fungi yang mirip dengan kuas cat, yaitu penicillus dari bahasa latin. Penicillium ditemukan oleh seorang Schotland, bernama Alexander Fleming. Fleming mengobservasi biakan

staphylococcus, kemudian meninggalkan biakan tersebut di laboratoriumnya dan menemukan setelah beberapa hari bahwa ada jamur kapang yang tumbuh di atas media. Dia kemudian mendeskripsikan Penicillium sebagai koloni fungi yang awalnya berwarna putih, lalu kemudian berubah menjadi hijau dan hitam. Warna kuning muncul setelah beberapa hari, yang akan berdifusi masuk ke dalam media.

Gambar 3. Penicillium chrysogenum Hasil Observasi Fleming

Gambar 4. Koloni Penicillium chrysogenum

Meskipun memiliki manfaat sebagai antibiotik, terdapat beberapa peran lain dari Penicillium yang merugikan, yaitu sebagai pathogen dan allergen. Struktur dari Penicillium chrysogenum ialah memiliki sel struktur eukariotik, memiliki sitoskeleton untuk pergerakan dan struktur selnya serta memiliki mitokondria yang menghasilkan ATP. Penicillium chrysogenum terdiri dari jaringan hifa yang memiliki banyak konidia. Konidia merupakan spora aseksual dari jamur yang dapat mempunyai sifat pathogen bagi manusia, yaitu menyebabkan alergi dan endophtalmitis. Endoftalmitis (endophthalmitis) adalah peradangan di bagian dalam mata, termasuk rongga sentral

mata yang berisi cairan vitreus. Peradangan juga mempengaruhi jaringan sekitarnya yang bertanggung jawab untuk penglihatan. Berdasarkan pada sifat pathogennya,Penicillium chrysogenum hanya

pathogen pada manusia dengan daya imunitas yang kurang, misalnya pada penderita HIV. Karena sifat pathogennya rendah, maka infeksi yang disebabkan pun susah dideteksi. Gejalanya adalah infeksi paru-paru, termasuk pneumonia dan granuloma serta dapat diatasi dengan obat antifungal. Sementara itu, pada manusia dengan imun normal, Penicillium chrysogenum tidak menyebabkan infeksi yang berarti.

c. Immunosuppressant

Trichoderma polysporum dan Cylindrocarpon lucidum menghasilkan metabolit berupa cyclosporine A. Cyclosporine A telah terbukti sebagai immunosuppressant yang sangat kuat pada mamalia, digunakan secara luas selama dan setelah transplantasi sumsum tulang belakang dan organ lainnya pada manusia. Cyclosporine A merupakan suatu peptida siklis yang terdiri dari 11 asam amino yang hidrofobik. Pengertian dari immunosuppressant sendiri adalah obat yang diberikan pada mereka yang kekebalan tubuhnya kurang seperti pada penyakit lupus atau bagi mereka yang baru saja melakukan transplantasi organ. Obat ini memiliki fungsi untuk menaikkan tekanan darah. Sementara itu, penjelasan mengenai kedua spesies fungi di atas, Trichoderma polysporum dan Cylindrocarpon lucidum sangat sukar ditemui. Akan tetapi, dalam berbagai penelitian telah disebutkan bahwa keduanya memang menghasilkan Cyclosporine A.

DAFTAR PUSTAKA

http://bugs.bio.usyd.edu.au/learning/resources/Mycology/UsesOf_Fungi/in dustrialProduction/fungalDrugs.shtml http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/nov2003.html https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Penicillium_chrysogenum

Anda mungkin juga menyukai