Quick
A Romance Story by
(1). Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana diamaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf I untuk penggunaan secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
(2). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf f, dan atau huruf h,
untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
(3). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g,
untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu
miliar rupiah).
(4). Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
Mr. Quick
Diterbitkan melalui:
SALINEL Publisher
Mall Botania 2 Blok O no.4
Batam Centre – Batam
081290712019
Email : salinelpublisher@gmail.com
Wattpad : Salinel Publisher
Instagram : Sali.nel
Facebook : Salinel Publisher
Youtube : Salinel Publisher
Ucapan Terimakasih…
Mr. Quick v
dan berkat kalian buku ini bisa selesai dan sampai di tangan
kalian.
Terima kasih ya, aku sayang kalian semua. Love you my
dear readers…muuuuuaaaaccccchhhhh….
Itu kecupan Afrain loh bukan daku, wkwkkwkw.
Nah panjangkan ?
Iyak, kan sudah dibilang ini tuh curhatan isi hatiku, bukan
hanya sekedar mau bilang thank you. Wkwkwkwk…
vi Mr. Quick
Daftar Isi
Ucapan Terimakasih...
Daftar Isi......... .vii
1. Perkenalan ....... 1
2. Afrain Derson 4
3. Siapa Bos-nya ? 9
7. Be My Love . 32
9. Gone........... 44
10. Hai Sugar .50
11. Why God .. . 56
12. Say Yes !! 62
13. Say Yes, And We Will Fall in Love 68
14. Mr. Quick ........... ..74
15. Couple...... .79
16. Marry Me ? .. 85
17. Sorry Afrain ..... .91
18. She's Gone ..97
19. Be With You 102
20. Enggagment .. .108
21. Rumah Kita ............ ..112
22. Rumah Masa Depan Kita .. .... 117
23. Pertengkaran Kecil.......... .123
VIII Mi.Quick
1. Perkenalan
Mr. Quick 1
unga duduk menyilangkan kakinya dengan sangat
B anggun. Wajah tenang miliknya itu menatap lurus
pasangan suami istri yang menikmati dentuman musik keras di
dalam club. Bunga hanya bisa menatap dari jauh dan sesakali
melempar senyuman untuk Sandra__sahabatnya.
“Boleh aku duduk disini?” suara itu mengalihkan
perhatian Bunga. Dia tidak menjawab. Mengamati wajah Pria
yang tidak asing baginya. Namun dimana dia pernah bertemu
dengan Pria ini.
Hal yang sama juga dilakukan Pria itu, dia menatap
Bunga dengan intens, mata elang itu menghipnotis Bunga tanpa
dia sadari. “Mr.Derson?” tanya Bunga tak yakin. Lalu suara itu
langsung mengingatkan si Pria siapa wanita cantik nan menarik
di hadapannya ini. “Ah kamu Bung_a.” Bunga mengangguk
dan seketika Afrain duduk tanpa dipersilahkan.
Tidak ada percakapan antara Bunga dan Afrain
setelahnya. Mereka hanya saling memandang lantai dansa.
“Membosankan,” ucap Afrain yang dapat didengar Bunga. Dia
menoleh lalu menemukan Afrain memainkan ponsel. Bunga
tidak tahu harus berkata apa sampai Afrain menarik tangannya.
“Ikut aku jika kamu bosan disini.” Bunga yang masih bingung
menjawab apa tidak sempat mengeluarkan jawabannya karena
Afrain sudah menarik tangannya cepat.
Melewati kerumunan manusia dan juga sorotan lampu
lampu club. “Mr. Kita kemana?”
“Mencari tempat yang indah untuk dilihat.”
Bunga hanya diam saat mobil mulai di jalankan Afrain.
Secepat itu Bunga mengikuti kemauan Afrain. Dan secepat
itu Afrain mau mengajaknya menikmati hembusan angin yang
2 Mr. Quick
menenangkan Bunga.
Mereka sekarang berada di Bondi Beach. Duduk di
salah satu bangku yang tersedia. Jaket yang dipakai Bunga
ternyata tidak mampu menahan dinginnya angin. Maklum saja
dia biasa tinggal di Jakarta, dan sekarang dia berada di tempat
yang berbeda benua. Dia memeluk tubuhnya sendiri. “Mau ku
peluk?” pertanyaan Afrain membuat Bunga tidak bisa berkata
kata. Dia heran kenapa sikap Afrain seolah telah berteman
lama dengannya. Bunga hanya diam tidak ingin menjawab
pertanyaan konyol itu.
Sudah lima belas menita tapi mereka tidak berbicara
hal lainnya. Tebakan Bunga adalah kalau Afrain sedang patah
hati atau sejenisnya. Bunga melirik Afrain yang sepertinya
memejamkan mata sudah sedari tadi dengan menyunggingkan
sedikit senyuman. “Mr.Derson,” panggil Bunga hati-hati.
Karena tidak ada jawaban Bunga berusaha menyentuh lengan
Afrain dan dia benar-benar terkejut saat Afrain menggenggam
tangannya lalu tiba-tiba tubuhnya melayang berpindah tempat.
Seringai Afrain membuat darah Bunga mengalir. Apa
Afrain pikir dia wanita penghibur. Bunga bangkit dari pangkuan
Afrain dan satu tamparan yang cukup keras diberikan Bunga.
“Kau benar-benar pria idiot !”
Bunga berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Afrain
ternyata sama sekali tidak mengejar atau hanya memanggil
namanya.
“Idiot, dia pikir dia siapa. Ketampanan mu sayangnya
tidak bisa membuatku terpesona dengan sekejap. Uang
sayangnya tidak bisa menghipnotis ku untuk menjadi jalang mu
meski hanya untuk satu malam saja.”
Mr. Quick 3
2. Afrain Derson
4 Mr. Quick
bisa punya anak jika sudah tua baru menikah. Dan bagi Afrain
itu hal konyol. Tapi tetap saja sebulan ini dia terus diawasi oleh
Mamanya dan dia gerah. Ingin berkencan semalam saja pun
tidak bisa, karna Mamanya akan dengan senang hati segera
menikahkan dia.
Afrain mengangkat ponselnya yang bergetar. Sebuah
pesan singkat dari sekertarisnya masuk.
◆◆◆
Mr. Quick 5
Derson George dan tentunya cucu dari Dion Derson George.
Cicit dari Denish Albi George serta Mawar Cantika Derson.
Lengkap bukan?
Afrain sangat terlihat dominan dari semua sepupunya
yang juga menjadi pemimpin perusahaan ternama. Karisma
sebagai pemimpin tidak bisa di elak kan lagi. Tidak ada yang
berani menolak kerjasama denganya. Meski dia baru memimpin
perusahaan setelah Ayah nya pensiun lima tahun lalu.
Langkah Afrain menuju ke ruang meeting di ikuti oleh
beberapa staff membuatnya terlihat jelas sebagai bos besar.
Membaca serta mengamati berkas yang akan dibahas wajah
Afrain sangat serius. Sampai dia tidak melihat wanita yang
sangat tidak ingin bertemu dengannya.
Bunga. Dia berada di dalam lift yang sama dengan
Afrain. Nafasnya baru bisa normal saat rombongan Afrain
keluar dari dalam lift dan dia melanjutkan ke ruangannya.
Bunga baru bekerja dua hari di perusahaan Afrain itu, dan dia
sudahtahukalauAfrainadalahpimpinannya.Menolakkerjatidak
mungkin, dia memimpikan bekerja di perusahaan bergengsi ini.
Apalagi bagian yang dia dapatkan adalah menjadi sekertaris
dari manager keuangan perusahaan itu.
“Bunga what are you doing there?” Suara Clara bos nya
mengejutkan dirinya. Clara sudah berumur dua puluh delapan
tahun dan dia juga baru diangkat menjadi kepala manager
keuangan satu tahun yang lalu menggantikan posisi karyawan
yang harus pensiun. “Oh sorry Miss.” Clara tersenyum ramah
padanya lalu Bunga masuk kedalam ruangan Clara mengambil
beberapa berkas yang harus dia kerjakan. Untungnya Clara
sangat baik serta ramah. Clara terlihat sama sekali tidak
6 Mr. Quick
memiliki sifat bossy.
“Bunga aku ada rapat direksi pagi ini, jadi aku minta
kamu selesaikan ini secepat mungkin ya. Karna setelah rapat
pasti Sir. Derson akan meminta perincian biaya tahap awal
yang harus kita keluarkan untuk proyek mall ini.” Bunga
mengangguk mengerti. Mudah baginya mengerjakan hal
semacam ini, apalagi Clara sudah menjelaskan dengan detail
bagian perincian dana nya semalam.
Clara berjalan anggun menuruni lift dimana ruang
meeting berada. Karena di lantai itu hanya terdapat ruangan
devisi keuangan, head marketing, juga bagian personalia
perusahaan. Mereka berada di tower A atau tower utama ,
sementara tower B itu digunakan untuk komersil. Seperti cafe,
juga ada beberapa toko baju. Disana juga terdapat fasilitas
tempat tinggal milik karyawan. Dan betapa beruntungnya
Bunga karena dia juga tinggal disana.
Posisinya sekarang membuatnya mendapatkan
fasilitas kantor itu. Gaji Bunga juga dibilang cukup
besar jauh dari dulu dia bekerja di perusahaan Adam.
Mengingat pria itu rasanya kerinduan menguar begitu saja
dalam tubuh Bunga. Senyuman miris membuat aura-nya
mendung. Tidak secerah mentari.
Bunga bergegas mengerjakan pekerjaannya dan
setelah selesai Bunga turun dengan lift untuk keruang
fotocopy yang berada satu lantai dengan ruang meeting.
Bunga menunggu mesin fotocopy bekerja lalu dia segera
memeriksa hasilnya. “Hai Bunga.”
“Oh hai Nick,” balas Bunga kepada teman barunya yang
bernama Nick itu. “Sepertinya pekerjaan mu banyak.”
Mr. Quick 7
“Kau juga.” Bunga tersenyum lalu berpamitan dengan
Nick. Tepat saat dia keluar dari pintu ruangan dia menabrak
tubuh Afrain membuatnya terhuyung kebelakang dan kertas
kertas itu berterbangan dengan indahmenutup wajahnya. “Shit,”
makinya pelan lalu mengambil kertas yang berada di wajahnya.
Bunga terkejut saat melihat sosok tampan dengan mata tajam
melihatnya bagaikan daging segar yang siap disantap.
“Bunga,” ucapnya sehingga Bunga tersenyum sopan.
Walau dalam hati Bunga enggan melakukan hal itu untuk si idiot
Afrain. Tanpa Bunga duga Afrain berjongkok dihadapannya
mengamati wajah Bunga sehingga para staff direksi lain melihat
mereka dengan bingung. Bisik-bisik pun mulai terdengar.
Afrain mengulurkan tangannya ingin membantu Bunga berdiri.
Bunga tidak menanggapi uluran tangan itu, dia malah sibuk
memunguti kertas fotocopy nya.
Afrain tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
“Sir Antoni jadikan dia sekertarisku menggantikan Jane.” Jane
bersorak riang dalam hatinya karena terlepas dari Afrain si
perfecsionist. Beda dengan Jane, Bunga melebarkan matanya
tidak menyangka akan seperti ini nasib nya.
8 Mr. Quick
3. Siapa Bos-nya ?
Mr. Quick 9
“Selamat siang anda memanggil saya Sir.” Bunga menatap
Afrain yang sibuk dengan kegiatannya di depan laptop.
“Oh hai Bunga. Kesinilah, aku ingin memperlihatkan
sesuatu kepada mu.” Bunga ragu untuk mendekat karena
yang dia dengar Afrain adalah seorang playboy. “Hei tenang
saja, aku tidak akan mendudukanmu dipangkauan ku. Kecuali
jika kau memintanya.” Bunga menarik napas nya kasar, lalu
memutuskan mendekati Afrain.
“Ini adalah desain Mall baru yang akan perusahaan kita
bangun. Menurutmu lebih indah jika didepannya dihiasi taman
atau air mancur yang megah?” Bunga menatap serius desain itu
sementara Afrain mengamati wajah Bunga.
“Taman lebih bagus Sir karna akan terlihat lebih
menyenangkan dan juga hangat. Pasti akan banyak orang yang
sekedar membeli kopi atau setelah berbelanja mereka akan
duduk disana untuk menikmati waktu mereka,” ucapan Bunga
malah tidak didengar Afrain. Dia sibuk memainkan rambut
Bunga yang jatuh terjuntai.
Kesal ! Bunga menarik rambutnya lalu menjauh dari
Afrain. “Anda sebenarnya mau apa sama saya? Saya tidak
mengerti kenapa sifat anda seperti ini kepada saya.” Bunga muak
menahan pertanyaan yang bercokol dalam hatinya. Sehingga
semua itu keluar begitu saja saat ini, dia tidak ingin menjadi
salah satu wanita yang siap di pakai Afrain untuk bersenang
senang. Patah hatinya saja belum pulih, kenapa malah harus
bersitegang dengan Afrain. Lebih baik dia resign.
“Bunga you look so preety and sexy.”
“What?!!”
10 Mr. Quick
Bunga tidak habis pikir dengan bos yang dikatakan
berkarisma dan memiliki magnet yang cukup kuat itu. Nyatanya
Afrain Derson adalah satu satu spesies Pria idiot dan berotak
mesum. Pria ini hanya beruntung karena lahir dari keluarga
yang kaya raya. Bunga memegang pelipis lalu menyatukan
kedua tangannya di depan dada seolah dia memohon.
“Apa masih ada yang anda ingin katakan kepada saya
Sir?”.
“No. But I____,” ucapan Afrain terpotong saat Bunga
langsung berbicara.
“Kalau begitu saya pamit undur diri Sir.”
Afrain mendesah pasrah saat Bunga keluar dari
ruangannya. Menghadap pemandangan luar gedungnya yang
indah, dia membayangkan tubuh indah serta wajah Bunga.
Sepertinya dia menginginkan Bunga dalam rengkuhannya.
Pertama bertemu Bunga memang Afrain sudah tertarik
dengannya, mereka pertama kali bertemu di Indonesia. Namun
Afrain berpikir dia tidak akan lagi bertemu dengan wanita yang
bisa menarik aura dalam dirinya.
Hingga mereka bertemu lagi di Club malam itu. Anehnya
mereka bertemu di tiga tempat berbeda. Satu Indonesia, dua
Sydney, dan sekarang di kantor nya. London.
Afrain menelpon seseorang untuk menguatkan semua
kegelisahan hatinya akan perasaan yang dia rasakan untuk
Bunga.
“Hallo Ka, lagi dimana?”
“Aku sedang bersama Akira. Ada apa?”
“Nanti malam datang ke Club biasa. Ada hal penting.”
Mr. Quick 11
Sebelum Azka menjawab Afrain langsung mematikan
sambungan telponnya. Membuat Azka___sepupunya itu
mengumpat di tempatnya.
◆◆◆
12 Mr. Quick
Bunga lagi-lagi menarik napas. Dia tidak memperdulikan
semua barang-barang itu. Dia mengunci pintu lalu masuk ke
dalam kamarnya. “Ya tuhan bagaimana dia bisa memasukan
semua barang itu ke dalam apartementku?” Bunga merinding
memikirkan bagaimana Afrain bisa memiliki akses masuk atas
apartement nya.
◆◆◆
Mr. Quick 13
menegak minuman.
“Bagaimana mungkin kau tidak tahu. Kau mencintai
seorang wanita sedari kalian kecil hingga sekarang.” Azka
menerawang mengingat Azura. Sepupunya yang tak lain adalah
wanita yang dia cintai. “Jika kau jatuh cinta. Perasaan itu tidak
bisa kau rincikan. Tidak bisa kau jelaskan dengan kata-kata.
Dia hanya tergambar jelas meronai hati dan pikiranmu.” Afrain
menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruangan.
Memikirkan apa yang dikatakan Azka.
14 Mr. Quick
4. Afrain Semakin Aneh
Pagiyang
menjadi sekertaris
burukbagi Bungamenggantikan
karena dia hari
posisi
ini resmi
Jane.
Dengan malas-malasan Bunga
Afrainmenaiki lift menuju ruangan
Mr. Quick 15
blajer berwarna pich dengan kemeja hitam didalamnya. Rok
pencil menjadi pilihan Bunga untuk dia gunakan.
Sementara didalam ruangan Afrain melihat setiap
gerakan yang dilakukan Bunga. Dia mengamati bagaimana
wajah yang cantik itu menyunggingkan senyuman dan tak lama
kemudian dia melihat Bunga berjalan keruangannya. Afrain
pura-pura sedang menatap laptop hingga dia mengucapkan
kalimat. “Masuk,” kata Afrain dan terlihatlah Bunga dengan
wajah datar memberikannya dokumen yang harus dia tanda
tangani.
“Bunga kamu ada acara sore ini?”
“Ha !” Bunga langsung menggelengkan kepalanya lalu
menjawab dengan semangat. “Ada Sir. Jadwal saya penuh dari
sore hingga besok sore lagi.” Afrain memberikan dokumen itu
lalu dengan cepat Bunga mengambilnya. “Kamu bukannya
baru pindah kesini.”
“Iya.”
“Lalu kamu sibuk apa? Setahu saya kamu tidak punya
pacar.” Astaga Bunga ingin mengamuk saja dengan Afrain ini,
dan terus darimana dia tahu kalau Bunga tidak punya pacar.
“Ayo jawab cepat lagi.” Bunga menguatkan dirinya
sendiri karena benar-benar kesal dengan Afrain. “Bukankah
sibuk tidak harus dengan pacar. Dan maaf Sir mengenai kado
yang ada di apartement saya apa benar itu untuk saya.?”
“Ya ! Dan saya tidak mau kamu menolaknya.”
Afrain kembali diam melihat wajah merah Bunga. “Ya sudah
kamu bolehpergi. Saya minta kamu kirim ke saya laporanproyek
Mall baru itu. Saya ingin semua tim siap tanpa terkecuali.”
16 Mr. Quick
“Baik Sir.”
“Kerjakan dalam waktu setengah jam ya. Saya akan
kedatangan tamu sebentar, jadi saya mau saat tamu saya pulang
kamu sudah harus memberikan laporan itu.”
“Yes Sir,”
“Oh jangan lupa, susun jadwal saya mulai besok sampai
dua minggu kedepan ya. Saya ingin kamu bacakan itu nanti.”
Bunga mengerjapkan matanya, pantas saja Jane bahagia tidak
menjadi sekertaris Afrain.
Bunga mengangguk lagi lalu segera keluar dari kandang
singa itu. Jane di tempatnya menatap Bunga khawatir.
“Kenapa?”
“Gila ya! Masa dia minta aku ngerjain laporan detail
proyek baru dari semua tim, ditambah urutin jadwal meeting
dia dua minggu kedepan.” Bunga duduk lalu menarik napasnya.
SementaraAfrain diruangannya tidak lagi memperhatikan
Bunga. Dia sudah tenggelam dalam banyaknya pekerjaan yang
dia miliki. Satu lagi sifat Afrain adalah workaholic. Dan itu di
buktikan Afrain malam ini yang masih setia lembur di kantor
nya.
Sudah pukul sebelas malam dan Afrain selesai dengan
semua pekerjaannya. Ponselnya berdering menampilkan nama
Mama nya.
“Ya Ma.”
“Kamu kapan kembali ke rumah. Mama kangen.”
“Mama sabar ya. Nanti Afrain pulang. Bye Mom,
I love you.” Afrain mematikan ponsel lalu bergegas
mengambil kunci mobil serta jas yang tadi dia buka.
Mr. Quick 17
Niatnya ingin kembali ke apartementnya Afrian malah berhenti
tepat di depan pintu mobil nya.
Langkah kaki tegas menuju arah yang sangat ingin
dia datangi. Senyum Afrain mengembang. Mengeluarkan
card yang sudah dia dapatkan dari orang suruhannya
Afrain membuka akses masuk kedalam apartement Bunga.
Keadaan ruangan yang temaram membuat Afrain harus hati
hati melangkah. Pintu kamar yang tidak tertutup sempurna
membuatnya semangat melihat apa yang dilakukan Bunga saat
ini.
Ah...tentu saja jawabannya sedang tidur. Afrain
takjub melihat Bunga tertidur dengan posisi duduk sambil
mengenakan mukena. Sebelah kepalanya bersandar pada
tempat tidur. Afrain perlahan mengangkat tubuh Bunga, lalu
menutup Alqur’an yang pasti tadinya di baca Bunga. Dengan
pelan Afrain meletakan Alqur’an itu ketempatnya. Dia tegak
dihadapan Bunga yang sedang tertidur.
Cinta itu tidak bisa dijelaskan.
“Apa aku jatuh cinta pada mu?”
Afrain langsung naik ketempat tidur dan mencoba
memeluk Bunga perlahan. Dia membayangkan Bunga adalah
istrinya. Dari jarak sedekat ini dia dapat mencium aroma tubuh
Bunga yang memabukkan.
Bunga yang merasakan aneh dalam tidurnya pun mulai
gelisah. Dia memang merasa nyaman, namun sepertinya ada
sesuatuyangsalah.Perlahanmataitupunterbuka.Betapadiasangat
terkejut melihat Afrain memejamkan mata sambil memeluknya.
Jarak mereka sangat dekat dan tangan Afrain memeluknya erat.
18 Mr. Quick
“Astagfirullahaladzim,” ucap Bunga lalu menjauhkan
tubuh Afrain. Afrain bangun dan melihat Bunga yang buru
buru membuka mukenanya. Wanita itu mengangkat gagang
telpon. “Hallo polisi...”
Afrain tidak menyangka Bunga akan memanggil polisi.
Benar-benar wanita yang payah. “Bunga kenapa kamu telpon
polisi.”
“Anda sedang apa dikamar saya? Kenapa bisa masuk
kesini. Mau apa!!” Afrain menatap wajah yang sedang emosi
itu. “Jangan dekat-dekat.” Bunga melempar wajah Afrain
dengan bantal. Afrain pun pasrah saat polisi London yang
bergerak cepat menangkapnya di apartement Bunga.
“Bunga saya bisa jelaskan sama kamu.” Bunga menarik
masuk dirinya kedalam. Membiarkan Afrain pergi dibawa
para polisi itu. “Bunga,” teriak Afrain tapi Bunga tidak
memperdulikannya. Dia duduk di depan laptop lalu menuliskan
surat pengunduran diri.
Mr. Quick 19
5. Bunga Yang Kesal
20 Mr. Quick
punya.” Bunga hanya diam memeluk bantal dikamar tamu yang
sekarang menjadi kamarnya sementara.
Tak lama kemudian bel rumah Sandra berbunyi membuat
wanita itu dengan berat hati meninggalkan Bunga yang masih
memasang wajah masam.
Orang didepan pintu Sandra adalah seorang Pria yang
sepertinya sering dilihat Sandra. Lalu tak lama kemudian
wanita paruh baya yang anggun keluar dari dalam mobil seraya
tersenyum lembut pada Sandra. “Selamat pagi. Bisa saya
bertemu dan berbicara dengan Bunga?” Sandra menaikkan
sebelah alisnya. Ada apa Bunga sampai dicari wanita yang
sangat terlihat high class ini pikirnya.
“Maafkan saya tapi anda siapa Nyonya?”
“Oh maafkan aku. Aku Claire Derson.” Sandra hampir
membuka lebar mulutnya namun dia tahan. Dengan sangat kaku
dia mempersilahkan Claire dan Pria yang tersenyum padanya
itu. Dan sekarang Sandra tahu kalau Pria itu adalah Alfa sepupu
dari Afrain yang sering menghiasi majalah bisnis.
“Silahkan duduk saya akan panggilkan Bunga.”
Sandra segera memanggil Bunga dikamar tamu.
“Bunga, loe ada masalah apa sampai Mrs.Derson datang kesini
buat nyari loe.” Bunga menarik napas lelah. Dia tidak menjawab
pertanyaan Sandra dan langsung saja menuju ruang tamu.
Disana sudah duduk Pria tampan yang menatapnya dari
atas hingga kebawah. Namun wanita yang terlihat anggun
itu tidak melakukan hal yang sama. Dia lebih fokus melihat
ekspresi wajah Bunga serta memperlihatkan senyuman.
“Apa kamu Bunga?” tanya Claire dan Bunga mengangguk
lalu duduk dihadapan Claire. Sementara Sandra mencoba
Mr. Quick 21
menguping dibalik sekat ruang tamunya.
“Perkenalkan saya Claire, saya Mommy-nya Afrain.
Kamu tentu kenal anak nakal itu bukan.” Bunga jelas saja
mengenal pria menjengkelkan itu. “Saya datang kesini karena
ingin meminta maaf atas perbuatan anak saya kepada kamu.
Dia pikir semua wanita bisa mudah dia dapatkan sehingga
dia seenaknya saja dengan kamu. Tapi tenang saja, saya
mendukung apa yang kamu lakukan terhadap Afrain. Dia
sesekali perlu diajari menghormati wanita.” Bunga terpana
dengan anggun dan bijaknya Claire, tidak seperti anaknya yang
malas dijabarkan Bunga.
“Maaf Mrs.Derson saya tidak bermaksud lancang.
Hanya saja Sir Afrain sangat tidak sopan. Saya bahkan baru
mengenalnya dan dia__,” kalimat Bunga tertahan karena tawa
Alfa. Namun pria itu langsung terdiam saat Claire menatapnya.
“Baiklah Bunga, saya pamit dulu. Senang bisa melihat wanita
yang berani melaporkan Afrain ke polisi.” Claire tersenyum
lalu memeluk tubuh Bunga tanpa wanita itu duga.
“Saya harap bisa bertemu kamu kembali.” Alfa hanya
tersenyum lalu berlalu dengan Sandra yang baru saja tiba ingin
menawarkan minuman.
◆◆◆
22 Mr. Quick
Sandra ikut berpikir. “Kayanya belom. Loe masa gak nangkap
apa yang nyokap dia bilang.” Bunga baru paham dan dia buru
buru mengambil mantel musim dingin serta syalnya. “Loe mau
kemana? Udah malam loh Nga.”
“Gue mau ke kantor polisi di dekat apartement itu. Gue
gak enak kalau dia masih dipenjara disana. Karna tadi ada
nomor yang nelpon gue tapi gak gue angkat.” Bunga berlalu
setelah menjelaskan pada Sandra. Dia langsung keluar rumah
dan langsung menemukan tube yang bisa dia gunakan menuju
kantor polisi.
Benar dugaan Bunga, dia menemukan Afrain terduduk
di lantai jeruji besi itu. Bunga menghela napas kasar melihat
pemandangan yang tidak enak.
“Kenapa pria ini tidak menggunakan nama besar atau
uang yang dia miliki untuk keluar dari sana.” Gerutu Bunga
dalam hati. Bunga berjalan menuju petugas yang berjaga. Dia
mengurus semuanya agar Afrain bisa keluar.
Saat keluar dari balik jeruji Afrain tersenyum melihat
Bunga disana berdiri dengan wajah kesal melihat Afrain.
“Thanks my lady.” Bunga langsung berlalu meninggalkan
Afrain yang mengejarnya lalu menarik tangan Bunga untuk
berhenti.
“Bunga maaf.” Bunga berhenti menarik tangannya.
Suara Afrain terdengar mampu menembus rasa dingin dihati
Bunga. Begitu hangat dan dia merasa gemetar saat Afrain
mendekat. “Stop ! Cukup disana saja, jangan mendekat.” Bunga
memperingati Afrain yang dengan mudah dituruti.
Afrain menghela napasnya membuat Bunga ingin
tersenyum. “Senyum saja, tidak usah ditahan.” Bunga berubah
Mr. Quick 23
memasang wajah galaknya.
“Bunga bisa kita jalan sebentar?” Bunga menggelengkan
kepalanya.
“Kalau begitu saya antar kamu pulang?” Bunga
menggelengkan lagi kepalanya.
“Bagaimana jika saya telpon kamu nanti?” Bunga masih
menggelengkan kepalanya membuat Afrain gemas. Dia dengan
langkah panjang berada tepat di depan wajah Bunga.
“Kalau begitu biarkan saya mencium bibir yang bungkam
ini.” Bunga belum sempat bereaksi namun Afrain lebih cepat
darinya. Ditahannya tengkuk Bunga dan mencium bibir yang
sangat menggemaskan bagi Afrain. Satu-satunya wanita
yang menolak dekat dengan dia. Wanita yang sudah berhasil
memasukkannya kedalam jeruji besi.
Sementara Afrain menikmati moment indah yang dia
lakukan kepada Bunga. Bunga malah masih melebarkan mata
karena Afrain mengingatkannya akan sesuatu.
Adam
Pria yang membuat Bunga terpaksa melupakan cintanya.
Melupakan mimpi indah besar dan angan yang ia miliki.
Afrain menyadari tidak ada pergerakan dari Bunga lalu
dia melepaskan bibir manis milik Bunga. Menatap cairan
bening yang keluar dari kelopak mata indah itu.
Bunga yang tahu Afrain menatapnya langsung
mendorong tubuh Afrain menjauh lalu ia berlari. Afrain ingin
mengejar namun Bunga sudah lebih dulu masuk kedalam tube
meninggalkan Afrain yang heran disana.
Kenapa dia menangis ? Apa aku menyakitinya ?
24 Mr. Quick
Pertanyaan itu berputar dikepala Afrain. Dia mengambil
ponselnya untuk menelpon supir, sembari mengusap jejak
bibir manis Bunga yang dia dapatkan. Afrain sepertinya begitu
bahagia, hingga dia merasakan dia terobsesi dengan Bunga.
Ya . Dia benar-benar ingin mendapatkan Bunga.
Mr. Quick 25
6. Crazy Man
26 Mr. Quick
“Gak mau. Kamu saja yang pergi.”
“Bunga buka atau aku paksa.”
“Bodo amat !”
Afrain yang tidak mengerti apa yang diucapkan Bunga
mendorong kuat hingga Bunga kalah dan dia terjatuh.
“Sudah aku katakan buka pintu nya.” Afrain membantu
Bunga berdiri namun di tepis Bunga. Dia tidak mau berurusan
dengan Afrain.
“Kamu mau apa kesini?” Afrain duduk di sofa dengan
santai lalu memerintah Bunga. “Kamu yang kenapa tidak
masuk kantor? Sekarang cepat bersiap aku tunggu disini!”
“Orang gila !” Kata Bunga lalu meninggalkan Afrain
begitu saja masuk kedalam kamar. Bunga berdiam diri disana
selama lima belas menit membuat Afrain heran. Dia mengikuti
arah Bunga masuk kedalam kamar tadi dan mengetuk pintu itu.
“My lady kamu mau mengundang ku kedalam sana
hem?” Bunga merasa horor dengan perkataan Afrain itu. Dia
membanting bantal kesal kerena Afrain. “Kamu yang buka atau
aku paksa hem?” Karena kesal Bunga membuka pintu itu lalu
mendorong tubuh Afrain jauh dari depan pintu. Bisa gawat
kalau Afrain berada di dekat pintu kamarnya.
“Kamu mau apa sih ! Kita gak punya urusan lagi.”
“Kamu masih karyawanku dan posisi kamu adalah
sekertarisku.”
“Saya sudah mengundurkan diri. Dan surat pengunduran
diri saya sudah saya serahkan kepada bagian personalia.”
“Suratnya sudah saya bakar.”
“What?” Bunga merasa kepalanya akan mengeluarkan
Mr. Quick 27
asap saat ini.
“Aku baik karena membakar surat itu. Karena kalau surat
itu aku terima, kamu harus membayar denda yang cukup besar.”
Bunga mengernyit akan hal yang dia dengar. Lalu dia teringat
akan ikatan kontrak yang sudah ia tanda tangani.
“Jadi bagaimana? Masih mau mengundurkan diri.”
“Iya! Saya tetap mau mengundurkan diri.”
“Kalau begitu mengundurkan dirinya nanti karena surat
kamu kemarin sudah saya bakar. Silahkan buat surat ulang
dan kamu hari ini harus masuk. Jadwal saya padat.” Bunga
menghentakkan kakinya, sedangkan Afrain tersenyum bahagia.
Dia menunggu Bunga di ruang tamu hingga wanita itu
keluar dengan stelan kerjanya. “Kamu mau pakai rok pendek
itu?”
“Kenapa? Apa urusan kamu? Lagi ini tidak pendek. Ini
pas dibawah lutut.” Afrain tetap menelan ludahnya karena
melihat kaki jenjang yang dimiliki Bunga. Ditambah kemeja
pich yang pas ditubuh Bunga, membuatnya membayangkan hal
yang tidak-tidak.
Bunga yang tahu pikiran kotor Afrain menendang kaki
Afrain. “Ayo berangkat.” Afrain mengaduh kesakitan hingga
Bunga ingin tertawa. “Kenapa kamu bar-bar sekali Bunga,”
teriaknya namun Bunga tak perduli. Dia keluar rumah lebih
dulu menunggu Afrain di depan teras.
Setelah Afrain keluar dari dalam rumah dia mengunci
pintu rumah lalu mengirimkan Sandra pesan singkat. Di dalam
mobil Afrain tersenyum sejak mereka berangkat dari rumah
hingga tiba di sebuah perhotelan mewah. Ya jadwal Afrain saat
28 Mr. Quick
ini adalah meeting dengan jajaran pengurus hotel Derson yang
terletak di pusat kota. Bunga dengan cepat memberitahu Afrain
apa saja pokok Utama yang akan mereka bahas di meeting kali
ini agar Afrain tidak lupa. Tugas Afrain itu banyak, jadi wajib
bagi sekertarisnya untuk memperingatkan apa saja yang akan
Afrain lakukan.
“Sir. Setelah ini apa anda jadi untuk tetap pergi ke
Manchester ?”
“Ada apadisana ?”tanyaAfrainmemandangiwajahBunga
dengan serius tidak seperti saat mereka didalam mobil tadi.
Afrain benar-benar bisa menguasai dirinya dan menampilkan
kesan seorang Bos besar. Bunga salut akan hal itu. Tidak seperti
Adam yang memang selalu terlihat berwibawa, Afrain lebih
konyol jika terlihat aslinya dan itu sangat menyebalkan.
“Bunga apa yang kamu pikirkan ? Meeting akan dimulai
sebentar lagi dan kamu tidak menjawab pertanyaan saya tadi.”
Bunga terdiam dan melihat wajah tampan didepannya sambil
menelan ludah dengan berat.
“Ah. maaf Sir. Jadwal anda ke Manchester dikarenakan
ada pesta perayaan kolega anda dan anda diundang. Pemilik
perayaan itu adalah Mr. Azka DG Orlando.”
“Ah pesta perayaan perusahaan barunya Azka. baiklah
kita akan datang.” Bunga menatap Afrain untuk memperjelas
apa maksud Afrain dengan KITA.
“Why ? kamu adalah sekertarisku dan kamu harus
mengikuti kemanapun aku pergi bukan? Apalagi ini undangan
kolega kita.” Bunga yang belum tahu siapa Azka hanya bisa
diam dan patuh.
Mr. Quick 29
Disaat meeting Afrain benar-benar sangat tegas dan
juga mengintimidasi semua karyawannya. Namun semua
itu tidak membuat karyawannya tegang melainkan mereka
merasa nyaman. Hal itu dapat dirasakan oleh Bunga. Semua
orang tersenyum puas saat Afrain selesai memberikan arahan .
Mereka semua bubar dan Bunga menunggu Afrain yang masih
berbincang dengan seorang wanita. Sepertinya Afrain memang
pria genit.Lihat saja pria itu sibuk HAHAHIHI.. dengan wanita
super seksi di depannya itu membuat Bunga jengah. Bunga
ingin pergi karena mengira Afrain masih lama tapi suara Afrain
menahannya.
“Bunga tetap tunggu disana, aku tidak mau kamu salah
paham nanti.”
“What!? Dasar pria sinting. Apa urusannya dengan dia
jika Afrain mau berbuat mesum sekalipun dengan wanita itu.”
Gerutu Bunga pelan.
Afrain menarik lengannya saat dia sudah selesai dengan
wanita tadi. “Ayo kita makan lalu kau ku antarkan ke salon.”
Afrain menarik bahu Bunga hingga menempel erat dipelukan
Afrain. Dengan sengaja Afrain mencium kening Bunga,
membuat beberapa mata menatap Bunga iri dan beberapa juga
patah hati. Afrain dan Bunga bagaikan langit dan Bumi. Bunga
adalah wanita yatim piatu yang hidup bekerja sehari-hari untuk
menghidupi dirinya karena tuntutan hidup. Sementara Afrain,
pria itu bekerja mengumpulkan pundi-pundi uang yang lebih
untuk garis keturunannya. Bunga tidak sanggup terus dekat
dengan Afrain, dia bisa gila karena terus depresi dengan semua
sikap semaunya Afrain.
Sesampainya didalam mobil Bunga menghempaskan
30 Mr. Quick
rangkulan Afrain dan menatap penuh amarah pada pria itu.
“Saya bukan salah satu wanita penghibur anda, jadi jangan
seenaknya menyentuh saya. Apa anda mengerti Tuan Derson
yang terhormat. Saya bisa makan siang sendiri dan saya akan
menemui anda setelah jam makan siang berakhir.” Bunga
keluar dari dalam mobil dengan sedikit membanting pintu.
Afrain menggelengkan kepalanya, dia semakin penasaran
dengan Bunga. Kenapa wanita itu sulit sekali didekati. Apa
yang kurang dari dirinya? dia bahkan tidak lagi memperdulikan
wanita lain yang menggodanya semenjak dia bertemu dengan
Bunga. Dia benar-benra ingin mendapatkan Bunga. Apa Bunga
perlu penjelasan darinya ? Apa wanita itu akan mau berdekatan
dengannya jika Afrain menjadikannya kekasih sungguhan?
Semisal acara menyatakan cinta ? Oh Afrain belum pernah
melakukannya selama ini karena wanita selalu suka rela
melemparkan tubuh pada Afrain.
Baiklah jika Bunga ingin pengakuan dan status resmi
maka dia bisa membuat hal romantis itu. Itu perkara mudah
bagi Afrain.
Mr. Quick 31
7. Be My Love
32 Mr. Quick
Sementara Bunga ? Wanita itu hanya biasa-biasa saja
melihat pria tampan di depannya. Well, Bunga memang
mengakui kalau Afrain adalah pria tampan kelas atas. Namun
dia tidak suka dengan sikap semaunya Afrain juga kebiasaan
buruk lainnya dari Pria itu.
“Bunga ayo !” Bunga mengangguk dan mengucapkan
terimakasih pada pegawai salon yang sudah menghiasnya.
Mereka menaiki mobil menuju hotel Derson lalu menaiki
helikopter dari atas gedung raksasa yang memiliki landasan
helipad tersebut.
Keluarga Derson sungguh kaya raya, dan itu diakui
Bunga. Semua yang ada pada diri Afrain bahkan bisa berpuluh
puluh juta harganya atau ratusan. Melihat dari semua yang dia
kenakan adalah tempahan khusus dari brand-brand ternama.
Lamunan Bunga berakhir saat Afrain memakaikan
penutup telinga padanya. Afrain sibuk mengetikkan sesuatu
membuat Bunga hanya bisa diam dan menikmati pemandangan
langit yang luar biasa menawan.
“Kau bahkan lebih indah dari pemandangan langit malam
ini.” Darah Bunga berdesir karena tiba-tiba Afrain mendekat ke
telinganya dan membisikkan kalimat itu. Meski suara baling
baling dan mesin helikopter mengganggu, namun Bunga
jelas mendengar semuanya. Dia terkesima, dari jarak yang
sangat dekat saat ini. Mata itu terlihat hanya tertuju pada dia.
Senyuman nakal Afrain itu untuknya. Bunga menelan ludahnya
sendiri saat Afrain tersenyum manis.
Dan tanpa Bunga sadari Afrain mengambil potret
mereka dari jarak yang sangat dekat. Ujung hidung mereka
saling bersentuhan, Bunga terdiam cukup lama hingga Afrain
Mr. Quick 33
menutup kedua matanya. Lalu lima detik kemudian Afrain
mempertunjukan Bunga pemandangan indah dari sebuah layar
iklan televisi yang bisa dia lihat. Semua televisi raksasa itu
menampilkan foto dirinya tadi dan Afrain.
Bunga melihat wajah Afrain tidak mengerti.
“Aku ingin mereka semua tau, kalau kau adalah wanita yang
membuatku begitu menginginkan mu. Tidak pernah ada
yang special seperti ini selain kamu.” Bunga menggelengkan
kepalanya tidak mungkin. Sehinga dia hanya diam dan tidak
lagi ingin melihat mata Afrain. Hati Bunga yang beku tentu
bisa dirasakan Afrain, Bunga ternyata berhasil juga membuat
rasa percaya dirinya berkurang.
Hingga mereka tiba di tempat acara. Afrain sebelum
masuk membenarkan posisi rambut Bunga. Wanita itu
menepisnya karena Bunga merasa Afrain sudah sangat
berlebihan. Dia tidak memiliki perasaan apapun pada Afrain,
dan semua ini tidak dia inginkan.
◆◆◆
34 Mr. Quick
“Membawa wanita baru lagi hem?” Seorang wanita
menarik telinga Afrain dan mereka tertawa. Oh ternyata wanita
ini kembar. Hanya saja yang satunya terlihat lebih datar. Hanya
sebuah senyuman elegant yang dapat Bunga lihat.
“No Akira. Aku tidak pernah membawa wanita teman
kencan ku ke acara yang pasti akan keluarga besarku hadiri.”
Wait...wait keluarga besar ! Jadi Afrain membawanya
ke acara keluarga besarnya. Dasar menyebalkan, kalau begitu
untuk apa dia ikut ! Afrain benar-benar membuat Bunga kesal.
“Sir permisi, saya ingin ke toilet sebentar.”
“Mau ku temani?” tanya Afrain dan tawa Akira pecah
begitu saja, membuat Azura kembarannya mencubit gemas
kelakuan tidak sopan kakak-nya itu.
“Maafkan aku Bunga, hanya saja Afrain membuatku
lepas kendali.” Bunga mengangguk dan menatap ganas Afrain.
“Well, kelihatannya wanita itu tidak tertarik padamu.”
Azura memberi komentar. “Tidak ada wanita yang tidak jatuh
oleh pesona ku.” Azura dan Akira ingin meninju wajah sok
tampan dari Afrain, dan Claire sudah menjewer telinga putranya
itu.
“Tapi tidak dengan Bunga. Mama bisa tahu saat dia
memilih menjebloskan mu ke sel.” Akira dan Azura terkejut
dengan berita itu. “Waw....itu sangat luar biasa. Aku akan
memberikannya kado karena sudah memberimu pelajaran.”
Azura tersenyum bahagia membuat Afrain kesal.
“Jangan mempermainkannya Afrain, kalau kau suka
silahkan katakan dengan jantan. Tidak semua wanita terbius
dengan yang namanya kekayaan dan ketampanan mu.” Claire
Mr. Quick 35
menasehati anaknya itu dan Afrain memeluk Mamanya itu.
“Mommy tenang saja, aku pastikan dia menjadi
kekasihku Mom.” Tepat setelah itu Bunga keluar, Afrain dengan
seenaknya saja langsung menarik pinggang Bunga untuk dia
bawa menemui rekan bisnis-nya.
“Sir tolong lepaskan. Saya bisa berjalan sendiri.”
“Jangan berisik dan bersikap manislah, atau kamu aku
cium disini.”
Pria sinting ! Pikir Bunga. Dia terpaksa memasang
wajah manis dan terus tersenyum hingga pipinya terasa kebas.
Lalu akhirnya Afrain melepaskan tangan pria itu, dia berjalan
menuju podium saat Azka memanggilnya untuk menyampaikan
berita penting. Bunga menatap Afrain sambil meminum jus
yang dia ambil tadi.
“Malam semua.”
“Malam...”
“Seperti yang Azka katakan, aku memang memiliki
berita besar malam ini. Khusunya bagi keluargaku yang sudah
sangat lama menantikan kabar ini.”
Tiba-tiba banyak orang mendekati Bunga lalu membentuk
lingkaran dengan berlutut menghadapnya. Bunga tidak mengerti
dan merasa aneh. Dia kembali melihat dengan awas ke arah
Afrain. Pikirannya mulai tertuju akan hal gila yang mungkin
terjadi saat ini.
“Wanita yang ada disana,” tunjuk Afrain lalu semua mata
tertuju pada Bunga yang menutup matanya.
“Wanita itu adalah wanita yang sudah menggetarkan
hatiku. Dan aku yakin aku ingin memilikinya seumur hidupku.”
36 Mr. Quick
Bunga mengepalkan kedua tangannya. Dia menatap penuh
amarah pada Afrain. Sama sekali tidak tersanjung meski lampu
sorot kini mengarah padanya.
“Aku mencintai mu Bunga Humaira. Maukah kau
menjadi kekasih ku,” ungkapAfrain dan Bunga tidak menjawab,
malah dengan keyakinan yang kuat dia berlari setelah yakin
memang harus pergi.
Bunga berlari membuat semua tamu terkejut, Afrain
buru-buru turun dari panggung mengejar Bunga. Langkah
kakinya yang besar mampu meraih lengan Bunga yang berlari
menggunakan heels tinggi.
Dia menarik lengan Bunga dan sebuah tamparan cukup
kuat dapat dirasakan Afrain. Banyak orang yang melihat itu
termasuk keluarga besarnya. “Uang, harta dan nama besar
anda tidak bisa membeli saya Mr.Derson.” Bunga pergi dengan
masih berlari karena ingin menghindari Afrain dan tatapan
semua orang disana.
Afrain terdiam mengingat sorot mata yang diberikan
Bunga padanya. Seolah kalimat yang dia katakan tadi begitu
menyakiti hati wanita itu. Afrain memanggil nama Bunga
namun wanita itu tetap pergi.
Mr. Quick 37
8. Why Bunga Humaira
38 Mr. Quick
kalimat itu, dia langsung mengambil jasnya dan keluar pergi
dari sana.
Afrain masuk kedalam mobil dan meminta supir
mengantarkannya ke rumah sahabat Bunga itu. Namun sebuah
kejutan besar didapatkan Afrain. Disebuah cafe dekat dengan
perusahaannya dia melihat Bunga bersama seorang Pria yang
terlihat sangat akrab dengan wanita itu.
Bahkan sorot mata Bunga terlihat nyaman dengannya.
Afrain menerka-nerka siapakah pria itu ? Apa mungkin ternyata
Bunga memiliki kekasih ? Afrain meminta supirnya berhenti,
dan dia mengamati dari dalam mobil saat surai indah Bunga
disentuh pria itu. Afrain ternyata dikelabui oleh rasa obsesinya
terhadap Bunga. Dia tidak menyangka wanita itu memiliki
kekasih.
DanAfrain tidak terima . Dia pergi mendekati dua manusia
yang tertawa bersama itu dan langsung menghajar wajah pria
yang bersama Bunga tanpa aba-aba. “Hei what are___,” sebuah
pukulan kembali didapat pria itu membuat kesabarannya habis.
Bunga berteriak histeris dan berusaha menjauhkan Afrain dari
tubuh sahabat lamanya.
“Pria gila ! Lepaskan dia !” Tegas Bunga sembari
berteriak. Namun itu tidak berhasil membuat Bunga memukul
badan Afrain dengan tasnya. Afrain yang kesal langsung
menarik tangan Bunga membawanya masuk kedalam mobil.
“Lepaskan aku,” teriak Bunga namun Afrain tidak
mengindahkannya.
“Pergi ke apartement ku sekarang juga.” Bunga
membulatkan mata saat Afrain memberitahukan kemana dia
akan membawanya. Dia masih terus bergerak agar Afrain
Mr. Quick 39
melepaskan tangannya. Hingga mobil sampai di depan
gedung apartement Bunga berusaha lari namun Afrain berhasil
menangkapnya, membopong tubuh Bunga bagaikan karung
beras menuju unit miliknya.
Setelah akses Afrain diterima, dia langsung mengunci
pintu lalu membawa tubuh Bunga kekamarnya yang super
luas. Dengan jendela kaca besar mengelilingi kamar itu.
Bunga terdiam saat Afrain membuka kancing kemejanya dan
dia ketakutan. “Apa yang kau lakukan?” Afrain tersenyum
bagaikan iblis, dan Bunga langsung bangkit dari ranjang
berusaha lari menuju pintu keluar.
Namun dia tidak bisa membuka pintu itu. Dia tidak
bisa mengelak lagi saat Afrain semakin dekat dengannya.
“Kau hanya milikku, kau mengerti Bunga ? Aku akan membuat
ini menjadi mudah bagimu.” Afrain mendorong tubuh Bunga
ke dinding dan langsung menyambar bibir itu dengan rakus.
Bunga sangat terkejut mendapatkan perlakuan seperti ini.
Bunga sekuat tenaga mendorong tubuh Afrain namun
Afrain malah membuat gerakan itu menjadi sensasi bagi
mereka karena satu tangannya memeluk erat tubuh Bunga
sementara yang satunya sudah menjelajahi tubuh Bunga.
Afrain benar-benar suka akan rasa Bunga. Tubuh mereka jatuh
diatas sofa empuk membuat Bunga benar-benar terkunci oleh
Afrain.
Mata Bunga mulai berair, dia berpikir apakah Afrain
akan memperkosa-nya?
Afrain teenyata tidak perduli jika Bunga tidak
membalas setiap kecupannya, dia masih saja terus melakukan
kegiatannya sampai merobek kemeja yang dipakai Bunga.
40 Mr. Quick
Melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuh Bunga. Dia
mencium setiap jengkal tubuh itu membuat Bunga merinding.
Sampai tiba di bagian inti Bunga, Afrain sudah bersiap
ingin melepaskan pakaian dalam wanita itu namun dia terhenti
saat Bunga memegang bahunya. “Please don’t atau kau akan
menyesali ini seumur hidupmu.” Mata yang berair dan rambut
berantakan membuat Afrain mendapatkan kesadarannya
kembali.
Dia memeluk tubuh Bunga dengan cepat dan mengusap
bahu yang bergetar akibat tangisan Bunga yang pecah.
“Sorry, Sorry.” Afrain juga tidak mengerti kenapa dia sangat
menginginkan Bunga.
“Aku tidak suka melihatmu dengan pria lain
sedekat itu, sementara kau terus menghindar dariku.”
Bunga masih menangis, lalu Afrain membawa tubuh Bunga
masuk kedalam kamarnya dengan menggendong tubuh itu.
Dia memberikan selimut untuk menutupi tubuh Bunga.
“Maafkan aku Bunga.” Bunga tidak menjawab dia masih
mengontrol dirinya untuk tidak terlihat menyedihkan.
“Istirahatlah disini aku akan meminta orangku
menyiapkan makanan dan bajumu.”
“Aku ingin pulang !” ucap Bunga dan Afrain menarik
napasnya berat.
“Bunga tidakkah kau melihat betapa aku berusaha
mendapatkanmu?”
“Aku ingin pulang Mr.Derson.”
Afrain kembali hilang kesabarannya, dia naik ke ranjang
besar itu dan memegang kedua bahu Bunga. Menatap dalam
Mr. Quick 41
manik mata yang masih terluka oleh perbuatannya tadi.
“Dengar ! Aku mencintaimu___,”
“Tapi aku tidak Mr.Derson,” jawab Bunga tanpa ragu
sedikitpun. “Lalu bisakah ini berakhir !?” tanya Bunga langsung
tanpa membiarkan Afrain memotong perkataannya.
“Apa yang kurang dari ku Bunga?”
“Tidak ada ! Kau begitu sempurna hingga aku tidak
mampu jatuh cinta pada mu Sir.” Bunga ternyata tidak tahan,
dia mengintat cinta masa lalunya. Seorang pria yang begitu
sempurna hingga membuatnya tertahan untuk membuka
hatinya pada pria manapun.
Afrainmenggelengkankepalanyatidakpercaya.Diakeluar
dari dalam kamar setelahnya dengan membanting pintu kamar
itu. Bunga memeluk kedua lututnya dan dia kembali menangis.
Mengingat kisah cintanya yang selalu membayangi dia. Bahkan
Afrain sama menariknya seperti Adam yang dulu berusaha
mendapatkannya.
Adam___pria yang membuatnya jatuh cinta hingga
hampir melakukan hal gila.Adam adalah pria sempurna, mapan,
tampan, pintar dan dari keluarga terpandang. Dan yang paling
penting Adam mencintainya dan terus berusaha mendapatkan
hati Bunga dulu. Layaknya Afrain yang saat ini melakukan hal
sama. Dan Bunga tidak sanggup untuk kembali mengulang
kisah pahit percintaannya.
Bunga tidak munafik, dia berusaha untuk tidak terjerat
dengan semua yang Afrain lakukan untuk membuatnya luluh.
Hanya saja, saat Afrain mencoba menaklukan hatinya, dia harus
membangun tembok besar dan tebal untuk membatasi hatinya.
42 Mr. Quick
Agar Afrain tidak akan bisa menjangkaunya sedikitpun.
Dan Afrain harus menyerah. Agar semua perjalanan
pahit itu tidak terulang kembali. Sehingga Bunga tidak akan
merasakan sakit lagi. Sakit saat kau merelakan kekasih mu
pergi demi kebaikan dua insan yang terikat.
Bunga masih menangis, sementara Afrain melihat diam
diam di depan pintu kamarnya yang sempat dia buka lagi untuk
memberikan baju baru bagi Bunga. Tapi apa yang dia lihat
membuatnya semakin penasaran dengan Bunga. Dia berbalik
arah dan menelpon seseorang diruang kerjanya.
“Hallo, aku ingin semua data tentang Bunga Humaira
kau berikan padaku. Termasuk seputar masa lalunya.”
Mr. Quick 43
9. Gone
44 Mr. Quick
Bunga begitu takut padanya. Seolah dia monster yang harus di
jauhi.
Pintu ruangannya terbuka memperlihatkan Alfa dan
Azka yang memasang wajah heran melihat Afrain. “Kalian
sedang apa disini? Aku sedang tidak ingin menerima tamu.”
Afrain beralih fokus pada dokumen lainnya yang harus dia
tanda tangani.
“Kau sedang patah hati hem?” tanya Azka membuat
masam wajah Afrain.
“Jangan bertanya lagi Az, sudah jelas jika dia ditolak
malam itu.”
“Sial ! Apa kalian kesini ingin mengejek ku?” Afrain
ingin pergi namun ditahan oleh Alfa. “Wanita itu, aku bertemu
dengannya pagi ini di bandara. Aku rasa dia akan pergi.” Afrain
menatap Alfa tak percaya.
“Kurasa dia ingin menghindarimu.” Azka menambahi,
langkah Afrain yang tadinya ingin keluar tidak jadi dia lakukan.
Afrain memilih duduk di sofa ruangannya sambil memicit
pelipisnya yang terasa sakit. “Kenapa bisa aku menyukainya
!?” Rutuk Afrain tidak mengerti dengan perasaannya.
“Menyakitkan bukan?” Azka menimpali. Dia tahu betul
rasa yang sedang di alami oleh Afrain. Karena dia pernah
mengalaminya.
“Apa kau tidak ingin tahu kemana wanita itu pergi?” Alfa
kembali memfokuskan pembicaraan ke Bunga. Wanita yang
mampu mencuri hati seorang Afrain.
“Biarkan saja dia pergi. Aku tidak ingin berurusan
dengannya lagi. Kau tahu aku hampir memperkosanya karena
melihat dia dengan pria lain.” Azka dan Alfa terdiam, mereka
Mr. Quick 45
benar-benar akan menyebut Afrain gila sekarang.
“Kau gila !” Umpat Azka.
“Mencuri hati seorang wanita tidak harus dengan hal
romantis yang kau paksakan itu. Cukup kau pahami dia dan
selalu ada untuknya.” Alfa menepuk bahu Afrain.
“Bagaimana aku tidak gila. Dia terlihat sangat nyaman
dengan pria lain, sementara dia selalu menghindariku. Dan apa
kau bilang ? Selalu ada untuknya !? Dia saja tidak ingin aku
berada dalam jarak radius yang dekat dengannya.”
“Kau tidak mencoba menyelidikinya ?”
“Sudah ! Sudah dua hari dan orang ku akan mengirim
kabar besok.”
“Kau tidak ingin mengejar wanita itu?” Afrain terdiam
dan menarik napas lelah, dia mengingat wajah Bunga yang
menangis akibat ulahnya dan Afrain tidak bisa melihat Bunga
seperti itu lagi.
“No ! Akan lebih baik dia jauh dariku. Mungkin suasana
hatiku akan membaik seperti dulu.” Azka dan Alfa saling
pandang dan mereka menaikkan bahu.
“Baiklah kami akan pergi. Jika kau butuh teman silahkan
hubungi kami oke !” Afrain mendengus. Dia menutup kedua
matanya dan berbaring di sofa itu setelah kedua sepupunya itu
pergi.
Dia merasa sangat lelah. Jika semalam dia benar-benar
memperkosa Bunga, apa yang akan terjadi padanya hari ini ?
Apa mereka akan menikah ? Atau dia mendekam di penjara ?
Afrain mengumpat memikirkan Bunga...Bunga..dan
Bunga...
46 Mr. Quick
◆◆◆
Di satu tempat, Bunga sedang menyusun semua barang
barang yang dia bawa untuk pindah ke tempat barunya.
Dia memang sengaja meninggalkan London agar bisa hidup
nyaman tanpa gangguan Afrain lagi.
Dan tebak dia pergi kemana ?
Oh tenang saja, dia masih berada di Inggris. Hanya saja
tidak lagi di London. Dia pindah ke utara Inggris, dimana
sebuah kota kecil yang menjadi destinasinya kali ini. Kota itu
adalah York atau juga disebut North YorkShire
Mr. Quick 47
bakar ekstra. Bunga juga sudah mengatur tata letak dapurnya.
Setelah beberapa minggu disana, Bunga mulai merasa
memerlukan makan nasi, dia benar-benar tidak bisa semangat
jika tidak memakan nasi. Dan Bunga meminta Sandra
mengirimkan paket makanan khsusus orang Asia khususnya
makanan Indonesia dari London. Karena Bunga tidak
menemukan toko bahan makanan Indonesia selama dia tinggal
di York. Atau dia belum menemukan toko itu.
Bunga sangat bersemangat membuka paketnya dan
langsung memasak beras serta tempe untuk dia eksekusi. Suara
ponselnya yang bergetar membuat Bunga terpaksa meletakkan
kembali tempe itu.
My Sandra calling...
“Ya hallo....,”
“Hallo loe udah nerima paketnya ?”
“Sudah. Ini gue mau masak tempe goreng tepung dan
makan pakai nasi panas juga bon cabe. Makasih ya Sand, gue
gak tahu harus apa tanpa loe.”
“Iya...iya..loe hati-hati ya disana. Ntar klo lakik bule gue
libur gue main ke tempat loe.”
“Iya beres. Gue buka pintu lebar-lebar buat loe dan lakik
loe.” Mereka tertawa bersama.
“Eh...loe jadi buka toko kue nya ?”
“Jadi dong. Mau makan apa gue klo gak kerja. Malam
ini gue mulai buat kue-kue dan coklat yang mau gue jual, sama
papan nama toko juga udah gue pesan sih.”
48 Mr. Quick
“Loe gak cari orang kerja ?”
“Gak dulu deh. Masih awal ini, gue mau hemat-hemat
dulu.”
“Yaudah...sering-sering telpon gue ya. Eh hampir lupa
semalam gue ketemu Pak Afrain dan dia ngasih surat resign loe
juga sama uang gaji loe sih katanya. Halo...halo... Bunga !”
Bunga sudah mematikan telponnya saat dia mendengar
nama Afrain. Dia tidak perduli lagi, dia mau hidup tenang !
Dan Afrain adalah masalah yang harus dia jauhkan. Pria kaya,
sok ganteng, dan tidak punya sopan santun.
Bunga yang lapar semakin lapar mengingat pria bernama
Afrain itu.
Mr. Quick 49
10. Hai Sugar
50 Mr. Quick
sendiri juga.
Hari sudah mulai sore dan seorang wanita tetangga
Bunga mendatangi toko kuenya.
“Hello Bunga.”
“Oh hai Jes,”
“Apa cake pesananku sudah selesai.”
“Ah...kau tepat sekali, aku baru mengemasnya kedalam
kotak.” Bunga mengambil kotak kue pesanan Jessi tetangganya
itu.
“Ah aku sangat bahagia akhirnya ada yang menjual cake
disekitar sini.” Bunga tersenyum hangat lalu dia menerima
beberapa Pound dari Jessi.
“Oh thank you so much Jes.”
Jessi melambaikan tangannya langsung pergi
meninggalkan Bunga yang juga ikut menutup toko kuenya. Dia
harus berbelanja bahan kue untuk pesanan lainnya besok.
◆◆◆
Mr. Quick 51
“Aku sama sekali tidak seperti yang kalian pikirkan.”
Alfa dan Azka tidak berkomentar dan Alfa pamit untuk
mengangkat telpon dari istrinya.
“Kalian pulanglah, aku baik-baik saja. Aku belum pada
tahap sekarat mencintainya. Tapi entah nanti saat kami bertemu
lagi.”
“Kau tahu dimana dia sekarang ?”
Afrain menggeleng mendengar pertanyaan Azka itu.
“Aku tidak ingin menambah luka dalam hidupnya. Jika
memang aku dan Bunga ditakdirkan bersama, aku yakin Tuhan
akan mempertemukan kami lagi.”
“Kau sangat terdengar puitis tahu ? Dan apa maksudnya
luka dalam hidupnya ?” Azka tidak mengerti makud Afrain.
“Aku mencari tahu tentang Bunga dan yang aku dapatkan
adalah, dia pernah gagal menikah dengan kekasihnya karena
wanita lain.”
“Wanita yang malang,” jawab Azka prihatin.
Alfa datang mengajak Azka untuk pergi karena istrinya
sudah mengamuk dirumah mendengar dia berada di sebuah Bar.
“Hem...kalian kembalillah pada istri masing-masing.
Aku masih ingin menikmati malam ini sendiri.” Afrain tertawa
mengejek lalu perlahan senyumnya pudar.
Dia memikirkan betapa malangnya nasib Bunga. Dia tidak
menyangka kalau wanita cantik dan sebaik Bunga mengalami
hal yang sangat tidak mengenakkan seperti itu. Ditambah kalau
kekasihnya adalah Bos-nya sendiri, pasti itu yang membuat
Bunga tidak ingin dekat-dekat dengannya.
Afrain memainkan ponselnya sejenak lalu melihat
52 Mr. Quick
sebuah foto Bunga disana, dia menekan tombol hapus untuk
menghilangkan semua memori tentang Bunga dalam hidupnya.
Dia tahu kalau dia adalah pria brengsek dan Bunga tidak
pantas dia dapatkan. Dia sudah tahu semua masa lalu yang
Bunga jalani, dan dia tidak berhak mengacaukan hidup Bunga
lagi.
Kecuali jika nanti takdir mempertemukan mereka lagi,
maka Afrain akan benar-benar menjadikan Bunga sebagai
istrinya tanpa perlu status pacar ataupun sebutan sebagai
kekasihnya.
◆◆◆
Mr. Quick 53
Lama Bunga menimbang hingga dengan sendirinya jari
Bunga membuka aplikasi itu. Dia menahan napas dan mulutnya
berhenti mengunyah. Matanya fokus memandang sebuah foto
bahagia. Sedikit ujung bibirnya tertarik, dia benar-benar iri
namun juga bahagia.
Dia iri karena dia masih tetap berada pada titik
dimana hatinya belum bisa terbuka untuk orang lain.
Dan dia bahagia, karena akhirnya Adam bisa menerima
kehadiran Sofia. Meski Bunga tahu, hal itu tidaklah sulit karena
Sofia adalah wanita yang baik.
Perut buncit Sofia membuat Bunga akhirnya tersenyum
lebar. “Semoga kalian selalu bahagia,” ucapnya tulus lalu
menutup akunnya dan melanjutkan makan.
Dua bungkus mie instan dan telur menjadi sarapan
yang sempurna bagi Bunga, dan wanita itu siap melakukan
aktifitasnya.
◆◆◆
54 Mr. Quick
masuk kedalam tokonya ini. Begitupun wanita itu. “Ah kau
adalah___,” ucap Bunga tertahan dan wanita itu tersenyum
anggun.
“Aku Azura, beruntung kau masih mengingatku.” Azura
tersenyum ramah dengan wajah yang sangat cantik menurut
Bunga.
“Tidak usah kaku padaku, aku hanya mampir karena
ingin memberi kejutan untuk kekasihku. Kebetulan dia ada
pekerjaan disekitar sini, dan aku melihat toko kue mu.” Jelas
Azura membuat Bunga mengerti.
Azura tidak berlama-lama ternyata, wanita itu hanya
memilih kue ulang tahun yang simple dan beberapa kue kering
yang dijual Bunga. Tiba-tiba Bunga teringat sesuatu saat Azura
akan pergi.
“Azura,”
“Ya ?” jawab Azura penuh tanda tanya.
“Bisakah kau merahasiakan dari Afrain kalau aku disini.”
Azura terlihat berpikir dan dia mengangguk setuju.
“Sure, it’s easy.” Lalu Azura melanjutkan kalimatnya.
“But if you are destined, God will bring you together
again. Trust me.” Kalimat Azura mampu membuat bulu kuduk
Bunga merinding seketika.Azura pergi dari sana sambil tertawa
kecil, dia tidak habis pikir kalau ternyata Afrain jatuh cinta pada
wanita yang benar-benar tidak menyukainya sama sekali.
Sedang di toko Bunga menggelengkan kepalanya
berdoa semoga apa yang Azura katakan sebagai takdir
dari Tuhan tadi tidak berlaku untuk pria bernama Afrain.
Dia tidak mau ! titik .
Mr. Quick 55
11. Why God
56 Mr. Quick
dengan manis di pinggir jalan tertabrak olehnya. Bunga terjatuh
hingga lututnya berdarah, begitu juga siku tangannya.
Pria yang menjadi sopir mobil itu secepat mungkin
keluar disaat seharusnya dia membawa tuannya untuk segera
pergi ke tempat meeting. Afrain terdiam melihat wajah yang
tengah kesakitan itu, dia menatap cemas dari dalam kaca mobil.
Ingin keluar namun dia bimbang.
Afrain menutup mata saat ucapan yang pernah dia ucap
mampu menggetarkan hatinya.
“Aku tidak ingin menambah luka dalam hidupnya. Jika
memang aku dan Bunga ditakdirkan bersama, aku yakin Tuhan
akan mempertemukan kami lagi.”
Apa benar Bunga dan dia berjodoh ? Hal itu sangat
menggelikan dalam telinga Afrain namun juga dia tersenyum
simpul, andai itu benar.
Kecuali jika nanti takdir mempertemukan mereka lagi,
maka Afrain akan benar-benar menjadikan Bunga sebagai
istrinya tanpa perlu status pacar ataupun sebutan sebagai
kekasihnya.
Senyum yang tadi Afrain tampilkan hilang begitu saja.
Dia memikirkan kata menikah dengan Bunga. Sepertinya dia
belum siap untuk itu, dan ya hatinya ragu untuk kelak tidak
menyakiti Bunga. Dia belum pernah berkomitmen sebelumnya,
jadi bisa saja kelak dia melakukan kesalahan bukan ?
Afrain tidak keluar dari dalam mobil hingga sang supir
masuk kembali ke dalam mobil. “Sir, apa kita akan menuntut
wanita itu?”
“Tidak perlu ! Kau pergilah membawanya kerumah
Mr. Quick 57
sakit. Gunakan kartu ku ini, aku akan menuju tempat meeting
dengan taksi.” Afrain memberikan perintah pada sopirnya.
“Pergilah, aku akan menelponmu nanti,” kata Afrain dan sopir
itu menuruti kemauan tuannya.
◆◆◆
58 Mr. Quick
Senyumnya tercetak tanpa dia sadari saat pintu kamar
rawat Bunga sudah didepan matanya. Keterkejutan Bunga
adalah hal pertama yang ditangkap oleh Afrain.
“Anda,” ucap Bunga sambil membulatkan matanya.
“Maaf karena membuat lutut dan siku mu terluka
hon.” Afrain dengan santainya mengecup kening Bunga dan
meletakkan buah serta bunga yang ia bawa keatas nakas.
“Kenapa anda bisa disini,” tanya Bunga tak mengerti.
“Karena kamu menabrak mobilku.” Mulut Bunga
terbuka dan keningnya mengkerut. Dia spontan menepuk jidat.
Kenapa Tuhan mempertemukan dia dan Afrain kembali ?
“Apa kau ingin meminta ganti rugi ?”
“Mana ada orang yang mau minta ganti rugi namun
datang membawa bunga dan buah seperti ini.”
“Lalu kau mau apa?”
“Mau menemanimu,” jawab Afrain santai. “Kenapa
Bunga? Apa kau takut jatuh cinta padaku?” Bunga hanya diam,
dia membuang tatapannya pada Afrain, namun rasa hangat
menjalar saat tangan Afrain menyentuh lengannya.
“Aku tahu ini kedengaran aneh, tapi aku juga bingung
kenapa terus menginginkanmu.” Bunga menatap wajah Afrain
melihat keseriusan pria itu. “Saat kau pergi aku sudah mulai
mengontrol kegilaan dalam diriku ini, dan mulai menjalankan
hidupku seperti biasa hanya saja kurang belaian wanita.” Wajah
Bunga langsung berubah jijik dan Afrain tertawa.
“Tapi kau tahu kenapa semua itu terjadi?” Afrain
mendekatkan tubuhnya kearah Bunga membuat tubuh wanita
itu otomatis mundur. “Semua itu karena dirimu, aku tidak bisa
Mr. Quick 59
memikirkan wanita lain selain kamu.” Hembusan napas Afrain
membelai indah kulit wajah Bunga. Tidak ada semburat merah
atau lainnya di wajah Bunga selain keterkejutan dari mata yang
nyata dilihat Afrain.
Sebegitu kuatnya Bunga menutup hati, pikir Afrain.
“Bolehkah kamu membuka sedikit saja hati mu untukku
Bunga?” Tidak ada jawaban dari Bunga selain pandangannya
yang berubah, dia membuang muka dan menjauhkan tubuh
Afrain darinya.
“Pulanglah sir, saya ingin istirahat.” Hanya itu yang
didapatkan Afrain. Namun pria itu sepertinya tidak ingin
menyerah. Dia sudah sejauh ini dan dia tidak akan mundur.
Pantang bagi seorang Derson tidak mendapatkan apa kemauan
mereka.
“Aku tidak akan kemanapun, aku akan menjagamu
disini, dan mulai sekarang akan menjagamu dimana pun kamu
berada.” Bunga mengangkat tangannya.
“Cukup ! Aku sudah muak mendengar semua hal seperti
ini. Please pergilah, dan jangan ganggu hidupku.” Afrain
menarik tangan itu dan menatap tajam netra Bunga.
“Apa kau pikir aku mau mengganggumu ? Bahkan aku
tidak tahu kalau kau ada di Kota ini. Dan aku bukan pria bodoh
yang meninggalkan kekasihnya saat sudah merencanakan
pernikahan.” Bunga kembali terkejut lalu dia tertawa mengejek.
“Ah orang kaya dan kebiasaannya mencari tahu masa
lalu seseorang. Tapi baguslah jika anda sudah tahu semua
tentang saya, dan saya minta anda pergi sekarang juga karena
saya tidak punya waktu untuk mendengar semua janji bulshit
dan pidato anda tentang cinta !”
60 Mr. Quick
Afrain menghembuskan napasnya karena Bunga begitu
keras kepala. Dia menarik napas lelah lalu berusaha mengontrol
emosinya. Semua tidak akan berjalan lancar jika dia emosi.
“Aku jatuh cinta padamu itu pasti, dan aku akan
menikahimu secepatnya itu juga pasti. Aku tidak akan
mengingkarinya.” Afrain mengecup kening Bunga sekali lagi
lalu pergi dari kamar rawat itu. Ruangan VVIP yang sengaja
Afrain berikan untuk Bunga, wanitanya yang enggan membuka
hati untuknya.
Mr. Quick 61
12. Say Yes !
62 Mr. Quick
“Suster tinggalkan kami, sepertinya calon istriku
merajuk.” Bunga menatap sengit Afrain yang ingin tertawa
melihat ekspresi lucu Bunga baginya.
Dia mengamati Bunga dari hujung rambut sampai hujung
kaki, Bunga sangat manis dan juga semua yang ada pada
Bunga tampak pas bagi Afrain. Dia mendekat pada Bunga dan
memeluk wanita itu lembut. Bunga ingin menolak namun dia
juga merasa sangat nyaman.
“Apa kau tidak lelah terus menolak dan membenci ku ?
Padahal aku tidak melakukan kesalahan patal apapun padamu ,
selain aku mencintaimu.” Bunga menarik napasnya dalam, apa
yang dikatakan Afrain benar, namun rasa takutnya membuat
dia harus melakukan hal ini.
“Apa kau tidak ingin melihat keseriusanku padamu?”
Bunga mengadahkan kepalanya menatap wajah Afrain yang
juga menatap bola matanya. “Mau ya jadi pacar ku?”
“Tapi saya tidak lagi ingin pacaran.”
“Kalau begitu kita menikah, seperti orang bilang cinta
kelak akan tumbuh saat kita menikah.” Bunga melepaskan
pelukan mereka namun Afrain meraih kedua bahu wanita itu
untuk menatapnya.
“Ikuti saja kata saya. Kamu berpikir apa lagi ! saya kaya,
tampan, mapan, dan dari keluarga baik-baik. Complete right?
so come’on say yes !.”
Bunga tidak mengerti sama sekali jalan pikiran Afrain,
apa dia pikir menikah semudah itu.
“Bunga ? Aku barusan melamar kamu !” Bunga diam dia
menepis tangan Afrain dari pundaknya. Namun Afrain berlutut
Mr. Quick 63
dan mengeluarkan sebuah cincin yang sangat indah.
“Please say yes,” ucapnya dengan senyuman yang sangat
menggoda iman Bunga saat ini.Ada pria tampan, gagah, berlutut
dan melamarnya. Dan kapan pria ini membelikannya cincin ?
Sebuah ide muncul di otak cerdas Bunga. Dia tersenyum licik
membuat Afrain heran.
“Saya akan menerima lamaran anda jika cincin ini pas di
jari manis saya. Bagaimana ?” Afrain tersenyum lebar dengan
tawaran itu.
Dia berdiri dan memakaikan cincin bermata kan berlian
itu di jari manis Bunga dan hasilnya memuaskan. Cincin
tersebut pas !
Afrain mengecup kedua pipi Bunga yang terdiam melihat
cincin indah itu. Bagaimana mungkin ? Adam saja tidak tepat
memilihkan cincin untuknya. Karena jari Bunga termasuk jari
yang berukuran mungil.
“Ayo sayang aku antar pulang.” Afrain sangat girang,
dia bahkan berulang kali menahan tawa melihat wajah masam
Bunga.
◆◆◆
64 Mr. Quick
dapurnya. Hari ini dia tidak akan membuka toko dulu karena
masih belum sepenuhnya sehat.
Bunga memasak mie instan untuk mengisi perutnya di
sore hari itu, dan dia tersenyum bahagia saat mie nya sudah siap
untuk dia santap.
Baru saja garpu akan mendarat di mulutnya ketukan pintu
kembali didengar Bunga juga deringan bel rumahnya. Dengan
penasaran dia melihat dari jendela siapa yang kira-kira datang.
Apakah Afrain lagi ?
Betapa Bunga terkejut sudah ada Claire dan beberapa
orang lainnya dari keluarga Afrain berada di teras rumahnya.
Dengan menelan ludah berat Bunga membuka pintu rumah.
“Hai Bunga,” Claire menyapa Bunga hangat lalu
memeluk wanita itu dan masuk. Dibelakangnya menyusul Zia
aunty Afrain dan juga Akira serta suaminya. “Hai Bunga, aku
kebetulan sedang disini jadi Afrain ikut meminta ku melamar
mu sekarang juga. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba begini tapi
aku terus terang sangat bahagia. Ya kan Aunty?”
“Ya, kami semua bahagia. Apalagi pilihan Afrain adalah
kamu Bunga. Dari awal saya sudah sangat menyukaimu.”
Bunga menelam ludahnya berat saat sorot mata Claire penuh
harapan. Lalu Claire menangkap basah cincin yang ada di jari
manis Bunga. Dia tersenyum lagi dengan hangat.
Jantung Bunga berdegup kencang saat ini, dan perutnya
mulas. Saat suara Afrain dia dengar dia merasa asap keluar
dari kepala dan telinganya. Afrain benar-benar mengambil
kesempatan. Namun melihat setiap anggota keluarga
menatapnya hangat dan bahagia dia jaditidak bisa mengeluarkan
protes akan hal ini.
Mr. Quick 65
Bunga menarik napasnya dan mencoba tersenyum saat
Afrain mengecup keningnya lagi.
“Jadi kapan kalian akan menikah ?” Asal suara itu bukan
dari Claire, melainkan dari Papa Afrain. Pria itu datang sedikit
lebih lama.
“Bunga selamat bergabung di keluarga kami.” Afrain
mendorong tubuh Papa-nya saat Roland ingin memeluk Bunga.
“Kau begitu posesif son.”
Mereka semua tertawa dan Bunga mendapatkan pelukan
hangat dari Roland. Bunga ingin tertawa melihat wajah masam
Afrain karena Roland mengambil alih Bunga ikut bersamanya
untuk duduk di sofa ruang tengah rumah mungilnya itu.
“Aku tahu kau belum yakin untuk menikah dengan
putra ku yang bodoh itu ! Kami tidak masalah. Katakan saja
jika kalian, atau terutama kau sudah siap. Maka kami akan
secepatnya menikahkan kalian.”
“Pa , aku ingin secepatnya menikah dengan Bunga.”
“Tapi aku tidak !” Bunga keceplosan dan dia menutup
mulutnya.
“Ah, maaf. Maksudnya saya perlu waktu. Ini terlalu tiba
tiba.” Dia tersenyum penuh penyesalan. Afrain masih berdiri
disebelah Akira dan Azka.
Claire mengambil tempat di sebelah Bunga, dia
menggenggam tangan Bunga. “Baiklah kami mengerti. Tapi
jangan sungkan jika ingin menghubungi ku atau meminta
bantuan pada kami. Karena kau adalah bagian dari keluarga ini
sekarang. Kau mengerti Bunga ?”
Bunga mengangguk, dia merasa sangat tersanjung.
66 Mr. Quick
Senyum Bunga menular pada Afrain yang tadi berwajah
masam. “Afrain kami akan pulang, dan akan kembali setelah
Bunga setuju untuk menikah,” ucap Roland diikuti yang lainnya
keluar dari rumah Bunga.
Mobil-mobil mewah yang terparkir itu pergi
meninggalkan Bunga dan Afrain yang saling berpandangan.
Bunga menyerah, dia membiarkan Afrain mengikutinya masuk
kedalam rumah.
“Hon,” panggil Afrain dan Bunga tidak menjawab.
“Bunga,” panggilnya lagi dengan nada lembut.
“Hem,” jawab Bunga.
“Tatap aku atau aku cium.” Bunga berdecak dan
membalik tubuhnya menghadap Afrain.
“Saya tidak suka anda berbuat sesuka hati seperti ini. Saya
ini manusia, saya punya perasaan. Anda tidak bisa memaksa
kemauan anda pada saya !” Bunga mengucapkannya dengan
satu tarikan napas.
PerlahanAfrain mendekat dan meyatukan kening mereka.
Dia dapat mendengar jelas tarikan napas yang memburu dari
Bunga.
“Kalau begitu coba terima aku, maka kau tidak akan
merasa terpaksa.”
Mr. Quick 67
13. Say Yes, And We Will Fall in Love
68 Mr. Quick
“Aku berjanji akan menghapus namanya dari memorimu,
kalau perlu aku menghapus namanya dari Dunia ini.” Afrain
tertawa begitu juga Bunga yang perlahan merekahkan
senyuman. Dia membalas pelukan Afrain.
Tidak pernah terpikirkan Bunga, kalau dia
pergi ke luar negri dan bertemu dengan Afrain. Lalu
sekarang pria itu mengajaknya menjalin hubungan.
Sudah lelah Bunga untuk menolak, jadi dia memutuskan untuk
menerima Afrain.
“Jadi kau memilih yang mana ? Menjadi kekasihku atau
menjadi Ny.Derson langsung ?” Bunga memukul bahu Afrain.
“Aku tidak memilih keduanya.” Bunga beralih duduk
dan melanjutkan untuk memakan mie yang sudah kembang.
Afrain yang dibuatnya bingung ikut duduk disebelah dia
dan melihat makanan Bunga. Dia menarik mangkuk mie itu
dengan cepat sebelum Bunga memasukkannya kedalam mulut.
“Kamu sakit, jangan makan mie saat kamu seperti ini.”
Afrain membuang mie tersebut kedalam tempat sampah Bunga
yang berada didekat washtafel.
Bunga memperhatikan Afrain yang membuka isi
kulkasnya lalu berdecak. Mata pria itu menatap sinis Bunga.
Tunggu, aku akan pesan makanan sehat untukmu.
Bunga hanya diam saat Afrain menatap layar ponselnya.
Dia lalu bosan dan memilih masuk kedalam kamar.
Tidak begitu lama ketukan pintu kamar membuat dia kembali
melihat wajah Afrain.
“Makanan sudah datang, ayo makan.” Afrain
benar-benar terlihat sangat perhatian padanya. Pria itu
Mr. Quick 69
membuka semua bungkusan makanan yang dia pesan di
sebuah restoran yang tidak jauh dari posisi rumah Bunga.
Tidak tahu dari mana Afrain tahu restoran tersebut hanya yang
sangat diperdulikan Bunga adalah dia menelan ludah berat saat
melihat apa yang Afrain pesan.
Ada Roast meats.
Lancashire hotpot
70 Mr. Quick
Dan Yorkshire pudding.
Mr. Quick 71
Saat dengan Sandra dia makan makanan Asia, begitu juga
saat dia tinggal sendiri. Dia akan memasak nasi, sambal dan
ayam. Atau jika tidak menemukan hal yang biasa dia makan
dia akan membeli nuget ayam untuk dia makan.
Tak terasa Bunga sudah menghabiskan empat
suapan dari Afrain, dan saat suapan kelima dia menyerah.
“Sorry, aku tidak lagi bisa melanjutkannya.” Afrain mengerti,
dia mengambilkan air mineral untuk Bunga minum.
“Minum obat lalu istirahatlah, aku akan keluar sebentar.”
Bunga hanya bisa mengangguk, kepalanya juga sudah sangat
berat.
◆◆◆
72 Mr. Quick
“Aku tidak memintamu memasak makanan seperti
tadi. Aku hanya ingin kau makan dengan benar. Aku juga
membelikan tofu, serta ini.” Afrain menunjukkan dua buah
tempe yang dia beli.
“Kamu beli dimana itu?” tunjuk Bunga takjub. Dia sudah
sangat lama tidak makan tempe.
“Minggu depan aku kembali, kita akan berbelanja
bersama.” Bunga memicingkan mata horor mendengar kalimat
Afrain.
“Apa ! Kau calon istriku jadi jangan banyak
menolak apa yang aku minta.” Bunga tersenyum simpul
membuat Afrain bahagia hanya dengan sedikit senyum itu.
Meski dia berharap lebih. Afrain tahu dia jatuh cinta pada
Bunga, dan dia tidak perlu tahu alasan mengapa dia jatuh cinta.
Karena cinta tidak memiliki alasan pada siapa dia berlabuh.
Malam itu Afrain makan malam bersama Bunga dirumah
sederhana milik wanita itu. Bunga memasakkannya tempe
goreng, dan mereka makan dengan nasi serta kerupuk dan
sambal yang juga buatan Bunga.
Afrain baru kali pertama merasakan masakan Indonesia,
meski ayahnya memiliki garis keturunan Indonesia yang besar
dalam keluarga mereka. Tapi Afrain lahir dan besar di luar. Dia
tidak pernah tahu tradisi nenek moyangnya itu.
Malam itu Afrain kembali ke London meninggalkan
Bunga yang harus berjanji akan menunggu dirinya.
Afrain akan kembali dan mereka akan pergi kencan. Itulah janji
Afrain. Mereka akan mendekatkan diri satu sama lain sebelum
resmi Afrain melamar Bunga.
Mr. Quick 73
14. Mr.Quick
74 Mr. Quick
orangtuanya. Wajah jutek Bunga, senyuman Bunga malam itu
untuknya membuat tekad Afrain menjadikan Bunga istrinya
semakin bulat.
Tidak mau menunggu terlalu lama Afrain meminta orang
kepercayaannya untuk menyiapkan helikopter di atas gedung
Derson Group ini.
Dari sana Afrain menaiki helikopter menuju Yorkshire.
Dia tidak sabar ingin melihat wajah terkejut Bunga. Setelah
tiga puluh menit di udara, akhirnya helikopter itu mendarat di
landasan udara milik angkatan militer. Pilot tersebut sudah ijin
terlebih dahulu, dan karena ini milik keluarga Derson mereka
pun menginjinkannya.
Afrain menyalami Jendral yang ada disana untuk
mengucapkan terimakasih. Lalu segera pergi dengan mobil
yang sudah menunggu menuju rumah orang terkasihnya.
◆◆◆
Mr. Quick 75
ini ? Bukankah besok ?” Afrain tidak menjawab langsung
pertanyaan itu. Dia memeluk Bunga dari belakang yang masih
sibuk membuat adonan kue.
Menghirup dalam aroma tubuh Bunga, lalu
menenggelamkan wajahnya di curuk leher Bunga. “Kau
mematikan ponselmu, jadi aku putuskan kesini.”
“Jika aku terus membalas pesanmu dan terus menjawab
telpon yang setiap sepuluh menit berdering darimu aku tidak
akan bisa menyelesaikan pekerjaanku.” Afrain hanya bisa
menahan sedih atas jawaban Bunga. Ya walau memang dia
yang sangat konyol.
“Afrain berhenti memelukku, aku harus bergegas
membuat ini.” Afrain yang tidak mau menjauh semakin erat
memeluk Bunga.
“Afrain lepaskan atau aku___,”
Bunga tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Afrain
memutar tubuhnya dengan tiba-tiba. Posisi mereka yang
sekarang saling berhadapan memperjelas betapa tampannya
Afrain dan Bunga mulai tidak waras karena dia menatap terus
menerus wajah itu hingga tak sadar wajah Afrain sudah tidak
berjarak lagi dari wajahnya.
Sebuah kecupan lembut diberikan Afrain dibibir Bunga
memberikansengatankecilyangbelumlagipernahBungarasakan.
Jantung Bunga berpacu seirama dengan hatinya yang
menyebutkan nama Afrain. Senyuman Afrain sendirilah yang
mampu membuat detakan jantunganya kembali normal.
“I love you,” kata Afrain tepat di depan wajah Bunga,
sangat berbekas dalam pahatan memori yang ia miliki.
76 Mr. Quick
Bunga membalik tubuhnya tak lagi ingin terus menatap mata
dan wajah Afrain.
“Aku tunggudirumah ya.”Afraintidak inginmengganggu
pekerjaan Bunga jadi dia berniat membuatkan mereka berdua
makan malam.
“Afrain jangan membuat rumah ku berantakan ya,” teriak
Bunga yang tidak dijawab pria itu. Bunga yang takut Afrain
membuat kekacauan didalam rumahnya memilih bergegas
mengerjakan kue.
◆◆◆
Mr. Quick 77
saat kita menikah aku ingin kita memiliki banyak anak. Jadi
tidak perlu repot seperti ku, mengurus perusahaan sendiri.”
Bunga membulatkan mata tak percaya dengan semua
rencana Afrain. Dia saja belum yakin akan menikah dengan
Afrain atau tidak.
“Ayo makan. Aku sudah lapar.”
Bunga mengangguk setuju, senyumnya ikut terbit saat
Afrain menyuapkan dia sepotong sosis bakar. Masakan Afrain
memang lezat. “Kau suka ?”
Bunga mengangguk dan mereka melanjutkan makan
sambil membicarakan masa lalu. Bukan Bunga yang
menceritakan semuanya tapi Afrain. Pria itu terlihat sangat
serius dengan apa yang dia mulai.
“Kau tahu, hanya kau satu-satunya wanita yang aku
ceritakan kebiasaan semua keluarga ku.” Bunga menatap mata
elang itu dengan seksama.
“Masa laluku buruk tentang wanita Bunga, aku akui
itu. Tapi saat aku sudah serius memulai sesuatu yang aku
inginkan, aku tidak akan pernah melepaskan impianku.”
Bunga menelan potongan daging yang dia makan dengan susah
payah. Entah kenapa dia merasa tatapan mata Afrain saat ini
begitu menyeramkan.
“Dan impianku tentang masa depan ada bersamamu.
Maka kau tahu kelanjutan kalimatnya bukan ?” Afrain kembali
tersenyum tapi Bunga masih luar biasa tegang.
“Aku tidak akan melepaskanmu.”
Gumam Bunga dalam hatinya.
78 Mr. Quick
15. Couple
Mr. Quick 79
Semalam Afrain membantunya membersihkan dapur
bahkan dia memaksa keluar malam-malam demi mengisi
kulkas Bunga. Mereka berbelanja di tempat yang baru Bunga
ketahui ada di Yorkshire. Apalagi kalau bukan toko Asia.
Bunga sangat bahagia saat berbelanja disana. Dan Afrain
memberikan semua yang dia mau.
Satu permintaan Afrain yang Bunga harus catat.
“Saat aku kembali menemuimu kau harus memasakkan
ku masakan favorite mu. Aku ingin lihat seberapa hebat calon
istriku memasak.”
Bunga tersenyum mengingat semua perlakuan Afrain
padanya. Dan dia tidak sadar kalau adonan yang dia buat sudah
sangat siap untuk masuk kedalam oven.
◆◆◆
80 Mr. Quick
menggelikan di telinga Bunga namun anehnya dia suka. Bunga
tersenyum hangat di tempatnya sekarang.
“Kenapa tidakmenjawab?Apakau tidak merindukanku?”
“Tidak ! Kita baru bertemu semalam.”
“Aku tidak lagi mau bertemu seminggu sekali denganmu
hon, jantungku bisa tidak sehat jika kita bertemu satu minggu
sekali.” Bunga akhirnya tertawa karena ucapan konyol Afrain.
“Kau sangat konyol Afrain.”
“Oh hon, ayolah panggil aku honey.” Bunga masih
terkikik ditempatnya.
“Kita kencan bagaimana.”
Bunga terdiam di tempatnya lalu dia teringat akan
sesuatu.
“Aku tidak menyukai kencan. Aku lebih suka berdiam diri
dirumah. Kau istirahatlah, aku yakin kau lelah karena semalam
bolak-balik London dan Yorkshire.”
“Aku mencintaimu Bunga.” Bunga diam, tidak tahu
harus menjawab apa. Dan Afrain menertawakan dirinya sendiri
yang terlalu berlebihan jika sudah menyangkut Bunga.
“Baiklah aku harus kembali bekerja, kau
jangan lupa makan ya honey. Jangan terlalu
memaksa tanganmu untuk memasak semua kue itu.”
Bunga mengangguk meksi Afrain tidak bisa melihatnya, lalu
Afrain memberikan kecupan dari handphone-nya untuk Bunga.
Iya Afrain semanis dan se-lebay itu jika menyangkut
Bunga.
◆◆◆
Mr. Quick 81
Mengatakan ingin bekerja kembali tapi bukan itu yang
dilakukan Afrain, dia menyuruh sekertarisnya menyiapkan lagi
helikopter untuk dia pergi menuju Yorkshire.
Afrain rela menghabiskan berpuluh-puluh juta hanya
untuk sekali melihat Bunga, tidak masalah baginya. Asalkan
keinginannya untuk bertemu Bunga bisa dia lakukan tanpa
harus menyiksa karena menunggu waktu.
Sementara di tempat lain, seorang pria sedang menatap
layar ponselnya yang menampilkan wajah seorang wanita yang
dangat dia cintai.
“Mas, sedang apa ?”Adam terkejut karena sofia__istrinya
berdiri tepat di belakangnya. Adam tahu Sofia sudah melihat
apa yang juga dia lihat. Sofia mengusap perutnya namun masih
mencoba tersenyum lembut pada suaminya.
“Maaf, aku tidak sengaja membuka instagram lalu
melihat satu postingan dari Mr.Derson dan ternyata itu adalah
wajah Bunga.” Sofia mencoba mengingat nama Mr.Derson dan
Sofia ingat siapa gerangan yang dimaksud Adam.
“Mr.Derson bukankah kolega bisnis kamu ? Yang pria
luar negri itu kan Mas ?”Adam mengiyakan pertanyaan istrinya.
“Kenapa dia bisa posting foto Bunga. Apa mereka punya
hubungan ya?” Adam menaikkan bahunya tidak tahu. Dia lalu
menarik tangan Sofia untuk ikut bersamanya ke luar rumah, dia
akan membawa Sofia berjalan-jalan sore.
Sofia sendiri tahu kalau Adam masih memiliki rasa itu
untuk Bunga, dan dia cemburu saat ini. Cemburu karena Bunga
sangat berjiwa besar merelakan Adam untuknya.
◆◆◆
82 Mr. Quick
Bunga mendengarkan musik melalui headset dia sedikit
menggerakkan tubuhnya sembari menyemprot kaca dengan
cairan pembersih lalu ingin mengelap kaca toko kue-nya itu.
Saat dia menyemprotkan pembersih itu dia terkejut karena
Afrain berada disana menatapnya dengan seringai mempesona.
Afrain mengecup kaca luar membuat Bunga menyemprotkan
kembali pembersih kaca itu. Mereka tertawa bersama lalu tak
lama Afrain menyusul Bunga. Dia merentangkan tangan ingin
memeluk Bunga tapi Bunga menghindar.
“Kenapa kekasihku pelit sekali,” ucapnya lucu dan
Bunga tertawa.
“Kenapa kesini lagi ?” tanya Bunga yang dijawab oleh
Afrain sambil dia mendekap tubuh Bunga.
“Aku ingin bersamamu, jadi aku datang.” Afrain
mengecup kening Bunga yang tersenyum dalam hati karena
perlakuan Afrain.
Afrain mengambil salah satu kabel headseat dia memakai
kan kabel itu ditelinganya. Dia menerka lagu apa yang didengar
Bunga lalu senyuman muncul saat dia tahu lagu ini.
Afrain mulai membawa tangan Bunga untuk bertaut
dengan jemarinya. Dia meletakkan semprotan ke meja.
Lalu mereka berdansa dengan mengikuti irama lagu.
“Mau berkencan dengan ku malam ini ?” Bunga tersenyum dan
mengangguk, dia merasa detak jantung sudah tidak lagi bisa
normal jika dekat dengan Afrain.
Bunga tidak menampik lagi jika dia memang benar
benar sudah jatuh pada pesona Afrain yang dulu mati-matian
dia abaikan dan tolak.
Mr. Quick 83
Jika memang Afrain benar mencintainya apa salahnya
Bunga mencintai sekali lagi ?
84 Mr. Quick
16. Marry Me ?
Mr. Quick 85
Tentu saja Afrain memakai jaket kulit dan Bunga juga sama.
Mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih yang tengah
dimabuk asmara.
Afrain mengajaknya turun ke salah satu kedai kopi yang
berada disudut kota York Shire. Dia mengambil tempat dimana
mereka bisa melihat hamparan lampu-lampu yang indah.
Afrain memesan menu untuk mereka lalu dia menatap
Bunga dengan senyuman menggoda yang ia miliki.
Jemari Afrain masuk mengisi lengan dingin Bunga, sehingga
jemari mereka saling bertautan.
Sebelah tangan Afrain merogoh kocek jaket dan
memasukkan perlahan sebuah cincin di jari manis Bunga.
“Bunga, will you marry me?”
Bunga melihat jari manis di tangan kirinya sudah
terpasang sebuah cincin bermatakan berlian solitaire yang
sangat indah. Takut semua akan menjadi buruk Bunga tidak
bisa tersenyum, ingatan masa lalu itu menghantamnya.
Afrain yang mengerti jalan pikiran wanitanya langsung
mendekap kedua tangan Bunga lalu mengecupnya, memberikan
kehangatan yang tidak bisa dijelaskan Bunga apa namanya.
Semacam kau diberikan obat yang begitu menenangkan,
namun membuat dirimu kecanduan. Begitulah sentuhan serta
perilaku Afrain untuknya.
“Aku bukan dia. Aku benar-benar akan menikahimu,
maukah kau percaya padaku ?”
Bunga masih diam, matanya sudah berkaca-kaca. Dia
menarik napas agar sedikit lebih lega melihat Afrain yang
menatapnya. Tangan Afrain terulur menyentuh pipinya.
86 Mr. Quick
“Tadinya aku tidak ingin secepatnya melamarmu, aku ingin kita
merasakan yang namanya pacaran. Tapi sepertinya aku tidak
bisa.” Bunga menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.
“Aku tidak bisa bertahan dengan seksinya bibirmu yang
memanggilku untuk segera melumatnya.” Bunga berdecih lalu
melepaskan genggaman tangan mereka.
Buru-buru Afrain meraih kedua lengan itu kembali
dan memohon. “Tidak, tidak. Ini semua terjadi begitu saja
percayalah, ya walau memang aku sudah menyiapkan cincin
ini sejak lama.” Bunga tertawa hingga wajahnya memerah.
“So....., will you marry me?”
Bunga kembali terdiam mendengar pertanyaan itu.
Menatap lama mata Afrain dan semua inchi wajah pria itu lalu
didalam hati Bunga berdoa.
“Ya. Aku mau,” ucapnya dan Afrain begitu bahagia. Dia
sedikit bergerak dan mencium kening Bunga.
Tiba-tiba kembang api mengejutkan Bunga yang terpaku
pada cahaya indah itu.Afrain mengambil posisi duduk disebelah
Bunga lalu memeluknya erat. Begitu bahagia.
“Terima kasih....,” kata Afrain sambil menopang dagunya
di bahu Bunga.
“Ini pertama kalinya aku jatuh cinta.” Bunga menoleh
kesamping mempertemukan mata mereka. Beradu dalam irama
yang begitu indah di hati masing-masing.
“Kau menyiapkan ini ?”
“Tentu saja ! Kau adalah nyonya Derson sekarang.
Dan aku akan memberikan yang terbaik.” Afrain berdiri
lalu menggendong tubuh Bunga. Memutar tubuh itu dalam
Mr. Quick 87
gendongganya, dia sangat bahagia. Begitu juga Bunga.
Para tamu lainnya di kedai itu bertepuk tangan,
dan beberapa diantaranya mengambil moment mereka.
Sementara kembang api masih terus menyala di langit indah
York shire.
Mengecup bibir Bunga sebentar lalu mereka kembali
duduk menikmati pesanan mereka. Senyuman tak hentinya
hadir diwajah keduanya.
Bagi Bunga, pernikahan sebentar lagi akan ada didepan
matanya.
Dan dia memiliki calon suami seperti Afrain. Betapa
beruntungnya dia, dan semoga tidak ada apapun yang terjadi
saat pesta pernikahan mereka.
◆◆◆
88 Mr. Quick
langsung meraih ponselnya lalu mematikan sambungan telpon
itu.
“Ada apa ?” tanya Bunga tak mengerti dengan tatapan
Afrain.
“Setelah menikah kita akan tinggal dimana ?” Pertanyaan
Afrain tidak pernah terpikirkan oleh Bunga. Karena tentu saja
dia akan tinggal dimana suaminya tinggal.
“Kau punya rumah impian ?”
Bunga menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
“Aku akan tinggal dimana suami ku akan tinggal. Dan
rumah impianku adalah dimana suami ku bisa setia dan selalu
mencintaiku.” Afrain memeluknya lalu mengecup kening
Bunga.
“Aku akan memberikan yang terbaik buat mu.”
“Gantilah bajumu, kita akan ke London.”
“Untuk apa ?”
“Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum
mengambil cuti. Jadi aku butuh moodbooster ku berada
disisiku.” Bunga merona namun dia menyembunyikan hal itu.
Dicubitnya gemas pipi Afrain hingga pria itu mengaduh
kesakitan. “Pernikahan kita masih satu bulan lagi, kembalilah
ke London karena aku akan menyiapkan beberapa pekerjaanku
juga disini.”
Afrain menghembuskan napasnya kasar, dia bermaksud
agar setiap hari bisa melihat Bunga namun Bunga tetap tidak
mau sering-sering dekat dengannya.
“Apa kau yakin tidak akan merindukanku?” Bunga
tertawa dengan pertanyaan Afrain.
Mr. Quick 89
“Tidak ! Tapi aku tahu kau pasti merindukanku dan itu
hukumanmu sebelum kita menikah.” Afrain tertunduk lesu.
“Apa kau yakin ?” tanya Afrain lagi.
“Iya honey aku yakin.” Bunga tertawa lalu berlari menuju
meja dapur. Mereka belum makan apapun selain sandwich
buatan Afrain dipagi hari.
Bunga tersenyum dalam diamnya memperhatikan Afrain
yang sedang menelpon sekertarisnya. Ekspresi wajah Afrain
sangat disukai oleh Bunga.
Tuhan benarkah Afrain jodohnya ?
◆◆◆
90 Mr. Quick
17. Sorry Afrain
Mr. Quick 91
Pengusaha ternama dari keluarga Derson dibawa
oleh pihak kepolisian atas tuduhan pelecahan
pada mantan karyawannya dan polisi _____
92 Mr. Quick
Bunga berubah pucat.
Apa kali ini akan gagal lagi ?
Bunga berusaha mencari udara untuk dia bernapas. Satu
pertanyaan besar dalam kepalanya sedang berputar-putar dan
bahkan berbisik di telinganya.
“Bunga are you oke ?”
“Aku baik-baik saja. Katakan saja pada Afrain aku tidak
bisa ke London.”
“Kau tidak mempercayainya ?” Bunga menggeleng kuat
lalu memegang tangan Akira.
“Please Akira aku tidak bisa pergi. Afrain bisa menikahi
wanita itu dan mereka bisa merawat anak mereka.” Bunga
bergetar lalu Akira membawa Bunga untuk duduk.
Azka menarik napas kasar karena Bunga seolah
mengatakan. Aku pergi , aku mengalah.
“Bunga apa kau tidak percaya Afrain ?” Bunga diam dia
tidak tahu harus menjawab apa. Dia ragu, dan wanita itu hamil
dengan kenyataan memang Afrain pernah menidurinya.
“Bunga ini bukan di Indonesia. Meski benar yang
dikandung Charlotte adalah anak Afrain, Afrain tidak harus
menikahi Charlotte. Dia hanya perlu bertanggung jawab atas
anak itu.” Bunga lagi hanya mampu terdiam.
“Kau tahu Bunga, Afrain pertama kalinya tergila
gila dengan wanita dan wanita itu adalah dirimu. Dia
memperjuangkan perasaanya bahkan terus merebut perhatianmu
agar kau melihat sesungguhnya apa yang dia rasakan untukmu.
Lantas kau masih juga belum percaya hal itu ? Bahkan setelah
kalian memutuskan untuk menikah ?”
Mr. Quick 93
Bunga diam dengan semua perkataan Azka, tidakkah
mereka juga melihat bagaimana Bunga bingung ? Bagaimana
rasa takut hancur itu menjalar cepat dalam darahnya.
Bagaimana jika Afrain kelak berubah pikiran lalu
menikahi Charlotte ?
Bagaimana jika untuk membuat nama baik keluarga
mereka aman maka Afrain harus menikahi Charlotte ?
Bagaimana jika semua hal itu terjadi ?
Bagaimana jika Afrain berubah seperti Adam ?
Bunga akhirnya meneteskan airmata, dia menguatkan
hati untuk mundur lebih awal. Meski rasa itu sudah tumbuh,
namun Bunga tahu ia belum berakar kuat dalam hati Bunga.
Maka Bunga akan memangkasnya dengan cepat.
“Bunga ?” panggilAkira lembut karena Bunga sepertinya
tidak mendengarkan apa yang dia bicarakan.
“Maaf Akira aku tidak bisa,” gumamnya pelan diiringi
airmata.
Mereka tidak tahu apa yang sudah Bunga lewati. Mereka
tidak tahu masa lalu itu menghantui Bunga.
Akhirnya Azka dan Akira kembali ke London dengan
berita buruk. Afrain akan lebih pusing mendengar ini daripada
menghadapi kasusnya.
◆◆◆
94 Mr. Quick
kedua orangtuanya. Claire langsung menatap marah pada
Afrain. Bukan karena Afrain bersalah, namun apa yang selama
ini dia takutkan akan terjadi.
“Apa kau sudah tahu kenapa aku selalu mengawasimu
Afrain ?”
“Mom, maafkan aku. Lagi pula aku tidak
menghamilinya.”
“Tapi kau menidurinya.” Afrain diam, dia lalu berjalan
menuju pintu keluar kantor polisi. Pengacaranya memang
mengeluarkan Afrain namun kasusnya masih berjalan.
“Afrain kau masih dalam bebas bersyarat jadi kau tidak
bisa kemanapun sesuka hatimu.” Afrain berhenti dan melihat
kedua orangtuanya.
“Aku hanya ingin menemui Bunga Pa, aku takut dia
berpikir yang macam-macam.” Afrain pun pergi menggunakan
taksi menuju hotel Derson. Dia sudah meminta helikopter
membawanya ke Yorkshire.
Bunga tidak datang menjenguknya itu berarti wanita
itu marah kepadanya. Dan Afrain akan menjelaskan semua
pada Bunga tanpa kebohongan sedikitpun. Namun betapa dia
terkejut saat sebuah notifikasi masuk ke ponselnya dan pesan
itu dari Bunga.
Afrain langsung membaca pesan itu dengan cepat.
Mr. Quick 95
Afrain buru-buru mendial nomor Bunga namun tidak
aktif. Dia menghubungi Sandra dan saat Sandra menjawab dia
langsung menanyakan Bunga.
“Sandra apakah ada Bunga ? Tolong jangan tutupi
apapun, dia hanya salah paham. Ini bukan seperti yang dia
dengar di televisi itu.”
“Afrain maaf tapi Bunga tidak ada disini. Aku baru ingin
menelponnya tapi nomornya tidak aktif.”
Afrain benar-benar kacau, dia langsung mematikan
sambungan telpon itu lalu kembali menelpon Bunga. Tapi sama
saja, nomor Bunga tidak aktif.
Afrain tiba di lantai paling atas hotel dan segera menaiki
helikopternya. Dia yakin Bunga masih di Yorkshire, ini baru
satu hari dari setelah dia meminta Akira dan Azka menjemput
wanitanya itu.
96 Mr. Quick
18. She’s Gone
Mr. Quick 97
mengetuk pintu itu, tidak memperdulikan beberapa orang yang
lewat melihatnya.
“Bunga, please open the door. Please Bunga,” kata
Afrain dengan napas yang memburu.
“Aku tahu kamu ada didalam, bisakah kita bicara
sebentar ?” Bunga masih tidak membuka pintu rumahnya.
Apa yang diduga Afrain benar. Wanita yang dia cintai
itu ada didalam sana, berpelukan dengan guling dan ditemani
temaramnya lampu kamar. Dia menulikan telinganya untuk
mendengar apa yang Afrain katakan dan ketukan-ketukan pintu
membuat dadanya semakin bergemuruh, memaksa Bunga
untuk membuka pintu itu lalu memeluk Afrain.
Tapi Bunga enggan melakukannya, karena dia
takut akan ditinggalkan oleh Afrain dikemudian hari.
Dia takut untuk kembali masuk dalam zona nyaman antara
hubungannya dan Afrain. Takut untuk meneruskan pintalan
benang yang sudah separuhnya meraka jalin.
“Bunga, aku tahu kamu mendengar ini.” Bunga terkejut
karena suara Afrain tepat berada di jendela kamarnya.
“Keluarlah sebentar dan kita berbicara,” kata Afrain pelan
namun mampu Bunga dengar dengan jelas.
Afrain menarik napasnya lelah, dia tidak menyangka
semua rencana indahnya kacau seperti ini. “Bunga memang
benar aku pria yang brengsek dulunya. Aku memiliki banyak
teman kencan.” Afrain mengakui semua keburukannya dengan
jujur untuk Bunga.
“Namun bukan berarti aku tidak mencintaimu dan
aku hanya bermain-main dengan kata akan menikahimu.
98 Mr. Quick
Sungguh, aku sangat ingin menjadikanmu istriku.” Bunga
yang mendengar apa yang Afrain katakan hanya diam meski
darahnya berdesir mendengar itu semua.
“Setelah apa yang aku katakan maukah kau menerima
masa laluku ? Maukah kau memaafkan semua salah ku ?”
“Bunga tolong jangan diam saja !”Afrain mulai kehabisan
cara dan dia sangat kesal pada dirinya sendiri. Diketuknya
jendela kamar itu tiga kali lalu mengatakan satu kalimat.
“Bunga aku sudah mengatakan semuanya, jika kau
tidak bisa menerima masa laluku maka aku tidak bisa berbuat
lebih. Tapi asal kau tahu, aku benar-benar mencintaimu hingga
menjadi setolol ini. Mengetuk-ngetuk pintu seperti seorang
suami yang diusir oleh istrinya karena pulang larut malam
dengan keadaan mabuk. Berbicara di jendela kamar seolah aku
adalah pria pinggir jalan yang memiliki kelainan jiwa. Apa
kau tahu tetanggamu saat ini menatapku dengan aneh ? Bahkan
diantaranya merekam aksi ku.”
Bunga tanpa sadar tersenyum dengan apa yang Afrain
katakan dengan panjang lebar. “Jika kau tersenyum maka ayolah
suruh aku masuk. Disini sangat dingin dan aku lupa memakai
mantel hangat ku.” Afrain berbohong, dia buru-buru membuka
mantel hangat yang ia kenakan lalu menyembunyikannya
dibelakang rumah Bunga.
Saat dia ingin kembali kearah jendela, dia mendengar
suara kunci pintu dibuka.Afrain buru-buru menuju pintu rumah.
Saat Bunga keluar dari dalam rumah beberapa orang yang
menyaksikan aksi Afrain memberikan tepuk tangan dan sorak
bahagia. Afrain melambaikan tangannya kepada orang-orang
itu lalu masuk karena Bunga menarik tangannya.
Mr. Quick 99
“Apa yang kau lakukan ?” tanya Bunga frustasi. Dia
tidak menyangka ada banyak orang disekitar rumahnya yang
memang terletak di pinggir jalan.
“Membuat mu untuk tidak menjauh dariku.” Afrain
memeluk Bunga, rasanya seolah ketakutan Bunga sirna dan
mimpi yang dia idamkan kembali hadir.
“Kau benar mencintaiku ?” tanya Bunga ragu.
“Jika ada alat tes kejujuran disini aku bersedia
melakukannya sekarang juga, atau kita pergi besok ke kantor
kepolisian mereka mungkin mau membantu ku mengatakan
kejujuran padamu atau____,” kalimat yang ingin keluar lebih
panjang lagi dari mulut Afrain ditahan Bunga dengan tatapan
dan juga telunjuk Bunga yang mendarat sempurna dibibir
Afrain.
Posisi mereka saat ini membuat Afrain berharap ada
seseorang yang mengabadikannya. “Cukup katakan jika
kau mencintaiku.” Pikiran mesum Afrain berganti dengan
keseriusan yang hadir dalam jiwanya.
“I love you Bunga Humaira. I love you,” kata Afrain dan
mengalun indah hingga sampai kehati Bunga. Airmata jatuh
begitu saja ke pipi Bunga membuat Afrain sadar dari sosok
bidadari yang dia lihat tadi.
“Hei, why you crying ?” Afrain menghapus lembut
airmata itu dia semakin erat memeluk pinggang Bunga.
Bunga meraih tubuh Afrain untuk dia peluk, dia merasa sangat
konyol karena selama ini hanya memikirkan masa lalunya yang
tidak bisa dia banggakan itu. Malah dia hampir mengacaukan
rencana pernikahannya sendiri.
◆◆◆
◆◆◆
aki Bunga rasanya pegal bukan main, hari ini dia benar
K benar dibuat Afrain gila dengan segala kemewahan
hidup pria itu. Bukan Bunga norak, hanya saja kelas Afrain
jauh berbeda dari prediksi Bunga.
Bagaimana tidak, mereka pergi dari London
menggunakan private jet milik Afrain, lalu setelahnya mereka
menaiki mobil mewah untuk makan di restoran mahal pilihan
Afrain. Katanya sesekali dia mengajak Bunga makan direstoran
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
Malam hari...
Bunga buru-buru membuka pintu rumah, dia berpikir
Afrain yang datang karena sedari tadi bel berbunyi seolah si
tamu sudah sangat tidak sabar.
“Afrain kamu___, “ Bunga tidak jadi melanjutkan
kalimatnya karena di hadapannya ini sudah ada Adrian yang
tersenyum manis sembari memegang buket bunga mawar putih
kesukaannya.
“Menunggu tunanganmu hem?” Bunga berdecak lalu
tertawa menyuruh Adrian masuk kedalam rumah.
“Kenapa tidak menelponku Ad.” Bunga menghidangkan
kopi hangat dan cookies yang dia buat sendiri.
“Aku tidak sempat, setelah dari rumah sahabatmu aku
langsung kembali ke hotel dan siang tadi aku langsung kesini.
Sorry aku tidak hadir ke pertunanganmu.”
Bunga mengangguk mengerti, saat itu Adrian
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
Pagi hari...
A frainduduk Dia
keluarganya. di terlihat
meja gelisah.
taman belakang mansion
Dia yang semalam
memancing membicarakan Adam, mantan kekasih Bunga itu,
tapi kini dia sendiri yang sepertinya tidak tenang. Bukan hanya
Adam yang menjadi pikirannya, Adrian_teman Bunga yang
malam itu memancing emosinya juga membuatnya frustasi
sejak sebelum matanya tertutup untuk tidur.
◆◆◆
Cantik.
Sungguh indah.
Dan aku beruntung, karena dia akan menjadi milik
ku.____Afrain Derson.
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
◆◆◆
The End