Anda di halaman 1dari 322

Mr.

Quick

A Romance Story by

Nadra EL Mahya Bakrie


Penerbit SaLiNel Publisher
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta

(1). Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana diamaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf I untuk penggunaan secara
komersial dipidana dengan pidana penjara paling penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
(2). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf f, dan atau huruf h,
untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
(3). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g,
untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama
4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu
miliar rupiah).
(4). Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
Mr. Quick

Nadra EL Mahya Bakrie


Mr. Quick
Nadra EL Mahya Bakrie
14x20 cm, viii + 314 Halaman;

Copyright 2021 by Nadra EL Mahya Bakrie


Cetakan Pertama : Februari 2021

Penyunting : Team Salinel


Penata Letak : Kesha Art
Desain Sampul : Team Salinel

Diterbitkan melalui:

SALINEL Publisher
Mall Botania 2 Blok O no.4
Batam Centre – Batam
081290712019

Email : salinelpublisher@gmail.com
Wattpad : Salinel Publisher
Instagram : Sali.nel
Facebook : Salinel Publisher
Youtube : Salinel Publisher
Ucapan Terimakasih…

Hai…sepertinya ini bukan hanya sekedar tulisan untuk


ucapan terima kasih dariku, namun semua adalah curahan dari
hati ku kepada kalian semua yang sudah sangat berjasa dalam
hidup ku, terutama dalam menuliskan ‘Mr.Quick’ini.
Pertama puji dan syukur aku panjatkan kepada Allah
SWT yang berkat rahmat dan karunianya aku bisa menuliskan
cerita ini hingga selesai dan sampai kepada kalian.
Aku juga beritama kasih kepada kedua orang tua ku yang
selalu mendoakan ku, kepada saudara-saudara ku yang sangat
mendukung keinginan ku dalam menulis, begitu juga dengan
suami ku tercinta. Anak-anak bunda, Zara & Qinand yang
selalu jadi mood booster bunda.
Dan yang ter-special, adalah kalian para pembaca ku
tercinta. Terima kasih sudah selalu menunggu lanjut demi
lanjutan part yang aku up, terima kasih atas kesabaran kalian
yang di uji dalam menunggu lanjutan cerita, dan terima kasih
banyak kalian sudah memberikan support yang luar biasa
dengan setiap komentar kalian. Kalian luarrrrr biasa guys…..

Mr. Quick v
dan berkat kalian buku ini bisa selesai dan sampai di tangan
kalian.
Terima kasih ya, aku sayang kalian semua. Love you my
dear readers…muuuuuaaaaccccchhhhh….
Itu kecupan Afrain loh bukan daku, wkwkkwkw.
Nah panjangkan ?
Iyak, kan sudah dibilang ini tuh curhatan isi hatiku, bukan
hanya sekedar mau bilang thank you. Wkwkwkwk…

vi Mr. Quick
Daftar Isi
Ucapan Terimakasih...
Daftar Isi......... .vii

1. Perkenalan ....... 1

2. Afrain Derson 4

3. Siapa Bos-nya ? 9

4. Afrain Semakin Aneh ........... 15


5. Bunga Yang Kesal....... ..20
6. Crazy Man ....... 26

7. Be My Love . 32

8. Why Bunga Humaira 38

9. Gone........... 44
10. Hai Sugar .50
11. Why God .. . 56
12. Say Yes !! 62
13. Say Yes, And We Will Fall in Love 68
14. Mr. Quick ........... ..74
15. Couple...... .79

16. Marry Me ? .. 85
17. Sorry Afrain ..... .91
18. She's Gone ..97
19. Be With You 102
20. Enggagment .. .108
21. Rumah Kita ............ ..112
22. Rumah Masa Depan Kita .. .... 117
23. Pertengkaran Kecil.......... .123

Mr. Quick VII


24. Pertengkaran Bag.11 . .129
25. Forgive Me.......... 136
26. Rasa Ini ..... 145
27. Rencana Yang Berubah 149

28. Wedding Day Bag........... . 153


29. Wedding Day Bag.11 158

30. Mrs.Derson .. .164

31. Undangan Bag.... 173


32. Undangan Bag.1l . .180

33. Honey Moon (Swiss ) .187

34. Happy Birthday ( Swiss ) . ..... ..194

35. Ice Skatting ( Swiss )..... .201


36. Bunga Yang Kecewa . .209
37. Kharisma Afrain ........... ..217
38. Nyonya Besar....... .224
39. Satu Tahun Pernikahan 227

40. Why ?...... .234


41. Sorry Honey . .241
42. All Of You ........ .246
43. Welcome To The World, 253
44. Happy With You. .259
45. Keterkejutan Afrain .264
46. I Know .270
47. How Are You ? .276
48. Tunggu Aku Sayang .281
49. Lepaskan Aku 288
50. Menjemputmu .294
51. Maut Yang Memisahkan ....... .299
52. End............. .302
53. Ekstra Part 1 .306
54. Ekstra Part 2 . ..311

Tentang Penulis .314

VIII Mi.Quick
1. Perkenalan

Aku melangkah dengan angin yang membawaku maju.


Kamu melangkah dengan dia yang sudah kamu tuju.
Tanpa aku tahu, takdir kita akan saling beradu.
Kau dengannya...
Dan aku dengan langkah ku untuk meninggalkan kamu.

Mr. Quick 1
unga duduk menyilangkan kakinya dengan sangat
B anggun. Wajah tenang miliknya itu menatap lurus
pasangan suami istri yang menikmati dentuman musik keras di
dalam club. Bunga hanya bisa menatap dari jauh dan sesakali
melempar senyuman untuk Sandra__sahabatnya.
“Boleh aku duduk disini?” suara itu mengalihkan
perhatian Bunga. Dia tidak menjawab. Mengamati wajah Pria
yang tidak asing baginya. Namun dimana dia pernah bertemu
dengan Pria ini.
Hal yang sama juga dilakukan Pria itu, dia menatap
Bunga dengan intens, mata elang itu menghipnotis Bunga tanpa
dia sadari. “Mr.Derson?” tanya Bunga tak yakin. Lalu suara itu
langsung mengingatkan si Pria siapa wanita cantik nan menarik
di hadapannya ini. “Ah kamu Bung_a.” Bunga mengangguk
dan seketika Afrain duduk tanpa dipersilahkan.
Tidak ada percakapan antara Bunga dan Afrain
setelahnya. Mereka hanya saling memandang lantai dansa.
“Membosankan,” ucap Afrain yang dapat didengar Bunga. Dia
menoleh lalu menemukan Afrain memainkan ponsel. Bunga
tidak tahu harus berkata apa sampai Afrain menarik tangannya.
“Ikut aku jika kamu bosan disini.” Bunga yang masih bingung
menjawab apa tidak sempat mengeluarkan jawabannya karena
Afrain sudah menarik tangannya cepat.
Melewati kerumunan manusia dan juga sorotan lampu
lampu club. “Mr. Kita kemana?”
“Mencari tempat yang indah untuk dilihat.”
Bunga hanya diam saat mobil mulai di jalankan Afrain.
Secepat itu Bunga mengikuti kemauan Afrain. Dan secepat
itu Afrain mau mengajaknya menikmati hembusan angin yang

2 Mr. Quick
menenangkan Bunga.
Mereka sekarang berada di Bondi Beach. Duduk di
salah satu bangku yang tersedia. Jaket yang dipakai Bunga
ternyata tidak mampu menahan dinginnya angin. Maklum saja
dia biasa tinggal di Jakarta, dan sekarang dia berada di tempat
yang berbeda benua. Dia memeluk tubuhnya sendiri. “Mau ku
peluk?” pertanyaan Afrain membuat Bunga tidak bisa berkata
kata. Dia heran kenapa sikap Afrain seolah telah berteman
lama dengannya. Bunga hanya diam tidak ingin menjawab
pertanyaan konyol itu.
Sudah lima belas menita tapi mereka tidak berbicara
hal lainnya. Tebakan Bunga adalah kalau Afrain sedang patah
hati atau sejenisnya. Bunga melirik Afrain yang sepertinya
memejamkan mata sudah sedari tadi dengan menyunggingkan
sedikit senyuman. “Mr.Derson,” panggil Bunga hati-hati.
Karena tidak ada jawaban Bunga berusaha menyentuh lengan
Afrain dan dia benar-benar terkejut saat Afrain menggenggam
tangannya lalu tiba-tiba tubuhnya melayang berpindah tempat.
Seringai Afrain membuat darah Bunga mengalir. Apa
Afrain pikir dia wanita penghibur. Bunga bangkit dari pangkuan
Afrain dan satu tamparan yang cukup keras diberikan Bunga.
“Kau benar-benar pria idiot !”
Bunga berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Afrain
ternyata sama sekali tidak mengejar atau hanya memanggil
namanya.
“Idiot, dia pikir dia siapa. Ketampanan mu sayangnya
tidak bisa membuatku terpesona dengan sekejap. Uang
sayangnya tidak bisa menghipnotis ku untuk menjadi jalang mu
meski hanya untuk satu malam saja.”

Mr. Quick 3
2. Afrain Derson

Dentingan garpu dan sendok beradu di meja makan, Afrain


Sudahmendadak
sebulan diapusing
tidak memiliki
dengan kesunyian
pacar, tidakyang
memiliki
dia hadapi.
tempat

menyalurkan hasratnya yang paling penting.


Ya ! Dia sebejat itu. Namun Afrain tidak pernah
menjanjikan apapun pada wanita yang dia kencani. Sebulan ini
dia merasa di awasi oleh Claire___Mama nya. Mamanya sibuk
menyuruh dia menikah. Menakutinya yang kelak akan tidak

4 Mr. Quick
bisa punya anak jika sudah tua baru menikah. Dan bagi Afrain
itu hal konyol. Tapi tetap saja sebulan ini dia terus diawasi oleh
Mamanya dan dia gerah. Ingin berkencan semalam saja pun
tidak bisa, karna Mamanya akan dengan senang hati segera
menikahkan dia.
Afrain mengangkat ponselnya yang bergetar. Sebuah
pesan singkat dari sekertarisnya masuk.

Jam sepuluh kita akan memulai rapat direksi Sir.

Afrain menyudahi sarapan lalu bergegas mandi. Dia ada


rapat penting hari ini. Saat dia melewati pintu kamar dia kembali
berjalan mundur. Melihat Bunga mawar putih yang menghiasi
vas bunga. Wajah seorang wanita membuatnya tersenyum.
Sudah dua bulan dari kejadian malam di Sydney itu dan Afrain
masih mengingat jelas wajah wanita bernama Bunga itu. Raut
amarahnya semakin membuat Afrain mengingatnya.

◆◆◆

Gedung besar menjulang tinggi diantara gedung


lainnya. Derson Group itulah nama gedung yang selalu
memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang melihat.
Dua tower berwarna emas yang berdiri kokoh mempertegas
akan gaya para pemiliknya.
Dan Pimpinan utama Perusahaan ternama di Dunia
itu tak lain adalah Afrain Derson George. Anak dari___ Gio

Mr. Quick 5
Derson George dan tentunya cucu dari Dion Derson George.
Cicit dari Denish Albi George serta Mawar Cantika Derson.
Lengkap bukan?
Afrain sangat terlihat dominan dari semua sepupunya
yang juga menjadi pemimpin perusahaan ternama. Karisma
sebagai pemimpin tidak bisa di elak kan lagi. Tidak ada yang
berani menolak kerjasama denganya. Meski dia baru memimpin
perusahaan setelah Ayah nya pensiun lima tahun lalu.
Langkah Afrain menuju ke ruang meeting di ikuti oleh
beberapa staff membuatnya terlihat jelas sebagai bos besar.
Membaca serta mengamati berkas yang akan dibahas wajah
Afrain sangat serius. Sampai dia tidak melihat wanita yang
sangat tidak ingin bertemu dengannya.
Bunga. Dia berada di dalam lift yang sama dengan
Afrain. Nafasnya baru bisa normal saat rombongan Afrain
keluar dari dalam lift dan dia melanjutkan ke ruangannya.
Bunga baru bekerja dua hari di perusahaan Afrain itu, dan dia
sudahtahukalauAfrainadalahpimpinannya.Menolakkerjatidak
mungkin, dia memimpikan bekerja di perusahaan bergengsi ini.
Apalagi bagian yang dia dapatkan adalah menjadi sekertaris
dari manager keuangan perusahaan itu.
“Bunga what are you doing there?” Suara Clara bos nya
mengejutkan dirinya. Clara sudah berumur dua puluh delapan
tahun dan dia juga baru diangkat menjadi kepala manager
keuangan satu tahun yang lalu menggantikan posisi karyawan
yang harus pensiun. “Oh sorry Miss.” Clara tersenyum ramah
padanya lalu Bunga masuk kedalam ruangan Clara mengambil
beberapa berkas yang harus dia kerjakan. Untungnya Clara
sangat baik serta ramah. Clara terlihat sama sekali tidak

6 Mr. Quick
memiliki sifat bossy.
“Bunga aku ada rapat direksi pagi ini, jadi aku minta
kamu selesaikan ini secepat mungkin ya. Karna setelah rapat
pasti Sir. Derson akan meminta perincian biaya tahap awal
yang harus kita keluarkan untuk proyek mall ini.” Bunga
mengangguk mengerti. Mudah baginya mengerjakan hal
semacam ini, apalagi Clara sudah menjelaskan dengan detail
bagian perincian dana nya semalam.
Clara berjalan anggun menuruni lift dimana ruang
meeting berada. Karena di lantai itu hanya terdapat ruangan
devisi keuangan, head marketing, juga bagian personalia
perusahaan. Mereka berada di tower A atau tower utama ,
sementara tower B itu digunakan untuk komersil. Seperti cafe,
juga ada beberapa toko baju. Disana juga terdapat fasilitas
tempat tinggal milik karyawan. Dan betapa beruntungnya
Bunga karena dia juga tinggal disana.
Posisinya sekarang membuatnya mendapatkan
fasilitas kantor itu. Gaji Bunga juga dibilang cukup
besar jauh dari dulu dia bekerja di perusahaan Adam.
Mengingat pria itu rasanya kerinduan menguar begitu saja
dalam tubuh Bunga. Senyuman miris membuat aura-nya
mendung. Tidak secerah mentari.
Bunga bergegas mengerjakan pekerjaannya dan
setelah selesai Bunga turun dengan lift untuk keruang
fotocopy yang berada satu lantai dengan ruang meeting.
Bunga menunggu mesin fotocopy bekerja lalu dia segera
memeriksa hasilnya. “Hai Bunga.”
“Oh hai Nick,” balas Bunga kepada teman barunya yang
bernama Nick itu. “Sepertinya pekerjaan mu banyak.”

Mr. Quick 7
“Kau juga.” Bunga tersenyum lalu berpamitan dengan
Nick. Tepat saat dia keluar dari pintu ruangan dia menabrak
tubuh Afrain membuatnya terhuyung kebelakang dan kertas
kertas itu berterbangan dengan indahmenutup wajahnya. “Shit,”
makinya pelan lalu mengambil kertas yang berada di wajahnya.
Bunga terkejut saat melihat sosok tampan dengan mata tajam
melihatnya bagaikan daging segar yang siap disantap.
“Bunga,” ucapnya sehingga Bunga tersenyum sopan.
Walau dalam hati Bunga enggan melakukan hal itu untuk si idiot
Afrain. Tanpa Bunga duga Afrain berjongkok dihadapannya
mengamati wajah Bunga sehingga para staff direksi lain melihat
mereka dengan bingung. Bisik-bisik pun mulai terdengar.
Afrain mengulurkan tangannya ingin membantu Bunga berdiri.
Bunga tidak menanggapi uluran tangan itu, dia malah sibuk
memunguti kertas fotocopy nya.
Afrain tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
“Sir Antoni jadikan dia sekertarisku menggantikan Jane.” Jane
bersorak riang dalam hatinya karena terlepas dari Afrain si
perfecsionist. Beda dengan Jane, Bunga melebarkan matanya
tidak menyangka akan seperti ini nasib nya.

8 Mr. Quick
3. Siapa Bos-nya ?

unga berjalan menuju ruangan Afrain. Setelah kembali


B ke ruangannya Clara meminta Bunga untuk menemui
Afrain, sesuai perintah Afrain pada Clara. Dan mau tidak
mau Bunga mengikuti perintah, sementara Clara sendiri tidak
mengerti apa hubungan Bunga dan Afrain.
Membenarkan blazer hitam yang dia gunakan Bunga
masuk setelah mengetuk pintu. Jane yang berada di bangku
sekertaris tersenyum lebar pada Bunga yang muram.

Mr. Quick 9
“Selamat siang anda memanggil saya Sir.” Bunga menatap
Afrain yang sibuk dengan kegiatannya di depan laptop.
“Oh hai Bunga. Kesinilah, aku ingin memperlihatkan
sesuatu kepada mu.” Bunga ragu untuk mendekat karena
yang dia dengar Afrain adalah seorang playboy. “Hei tenang
saja, aku tidak akan mendudukanmu dipangkauan ku. Kecuali
jika kau memintanya.” Bunga menarik napas nya kasar, lalu
memutuskan mendekati Afrain.
“Ini adalah desain Mall baru yang akan perusahaan kita
bangun. Menurutmu lebih indah jika didepannya dihiasi taman
atau air mancur yang megah?” Bunga menatap serius desain itu
sementara Afrain mengamati wajah Bunga.
“Taman lebih bagus Sir karna akan terlihat lebih
menyenangkan dan juga hangat. Pasti akan banyak orang yang
sekedar membeli kopi atau setelah berbelanja mereka akan
duduk disana untuk menikmati waktu mereka,” ucapan Bunga
malah tidak didengar Afrain. Dia sibuk memainkan rambut
Bunga yang jatuh terjuntai.
Kesal ! Bunga menarik rambutnya lalu menjauh dari
Afrain. “Anda sebenarnya mau apa sama saya? Saya tidak
mengerti kenapa sifat anda seperti ini kepada saya.” Bunga muak
menahan pertanyaan yang bercokol dalam hatinya. Sehingga
semua itu keluar begitu saja saat ini, dia tidak ingin menjadi
salah satu wanita yang siap di pakai Afrain untuk bersenang
senang. Patah hatinya saja belum pulih, kenapa malah harus
bersitegang dengan Afrain. Lebih baik dia resign.
“Bunga you look so preety and sexy.”
“What?!!”

10 Mr. Quick
Bunga tidak habis pikir dengan bos yang dikatakan
berkarisma dan memiliki magnet yang cukup kuat itu. Nyatanya
Afrain Derson adalah satu satu spesies Pria idiot dan berotak
mesum. Pria ini hanya beruntung karena lahir dari keluarga
yang kaya raya. Bunga memegang pelipis lalu menyatukan
kedua tangannya di depan dada seolah dia memohon.
“Apa masih ada yang anda ingin katakan kepada saya
Sir?”.
“No. But I____,” ucapan Afrain terpotong saat Bunga
langsung berbicara.
“Kalau begitu saya pamit undur diri Sir.”
Afrain mendesah pasrah saat Bunga keluar dari
ruangannya. Menghadap pemandangan luar gedungnya yang
indah, dia membayangkan tubuh indah serta wajah Bunga.
Sepertinya dia menginginkan Bunga dalam rengkuhannya.
Pertama bertemu Bunga memang Afrain sudah tertarik
dengannya, mereka pertama kali bertemu di Indonesia. Namun
Afrain berpikir dia tidak akan lagi bertemu dengan wanita yang
bisa menarik aura dalam dirinya.
Hingga mereka bertemu lagi di Club malam itu. Anehnya
mereka bertemu di tiga tempat berbeda. Satu Indonesia, dua
Sydney, dan sekarang di kantor nya. London.
Afrain menelpon seseorang untuk menguatkan semua
kegelisahan hatinya akan perasaan yang dia rasakan untuk
Bunga.
“Hallo Ka, lagi dimana?”
“Aku sedang bersama Akira. Ada apa?”
“Nanti malam datang ke Club biasa. Ada hal penting.”

Mr. Quick 11
Sebelum Azka menjawab Afrain langsung mematikan
sambungan telponnya. Membuat Azka___sepupunya itu
mengumpat di tempatnya.

◆◆◆

Sore menjelang, jam kantor pun usai. Bunga kembali ke


apartementnya dengan perasaan kesal. Mulai besok dia akan
menjadi sekertaris Afrain, dan Clara melepaskannya begitu
saja. Dia tidak bisa berpikir jernih lagi. Afrain itu benar-benar
mengerikan. Tatapan matanya seolah ingin menembus kepala
Bunga.
Begitu membuka apartement dia terkejut dengan semua
barang-barang yang ada di depan pintu. Ada balon yang
tergantung dengan sehelai surat di depan sisinya.

Selamat bergabung dengan perusahaan ku. Dan maafkan


semua yang ku lakukan.
Kamu cantik dan aku suka itu.
Kado-kado ini sebagai permintaan maaf ku.
Afrain Derson

12 Mr. Quick
Bunga lagi-lagi menarik napas. Dia tidak memperdulikan
semua barang-barang itu. Dia mengunci pintu lalu masuk ke
dalam kamarnya. “Ya tuhan bagaimana dia bisa memasukan
semua barang itu ke dalam apartementku?” Bunga merinding
memikirkan bagaimana Afrain bisa memiliki akses masuk atas
apartement nya.

◆◆◆

Dentuman musik menggelegar memekakan telinga.


Afrain ditemani wanita cantik yang sedari tadi sudah
menggodanya namun Afrain hanya melihat ponsel dan menatap
wajah Bunga. Dia benar-benar menginginkan Bunga saat ini.
“Rain, loe kenapa?” Suara Azka mengembangkan
senyuman Afrain. Dia tersenyum bagaikan Pria aneh dimata
Azka.
“Kau kenapa?”
“Aku sangat menginginkan wanita ini.” Afrain
menunjukan langsung foto Bunga yang dia dapat itu, lalu dia
mengusir wanita penghibur yang sedari tadi menenaminya.
“Ya sudah dekati seperti biasa.” Afrain menggelengkan
kepalanya. “Dia wanita Indonesia dan sepertinya dia tidak akan
mau dengan ku.” Azka tertawa lebar membuat Afrain kesal.
“Kalau begitu minta dia dengan lembut menjadi kekasihmu.”
“Kalau dia menolak?”
“Apa kau sekarang tidak lagi percaya diri.”
“Dia berbeda Azka Aldi Orlando.” Tekan Afrain karena
kesal. “Tapi apakah aku jatuh cinta denganya? Atau ini hanya
karena aku penasaran?” Azka mengangkat bahunya acuh lalu

Mr. Quick 13
menegak minuman.
“Bagaimana mungkin kau tidak tahu. Kau mencintai
seorang wanita sedari kalian kecil hingga sekarang.” Azka
menerawang mengingat Azura. Sepupunya yang tak lain adalah
wanita yang dia cintai. “Jika kau jatuh cinta. Perasaan itu tidak
bisa kau rincikan. Tidak bisa kau jelaskan dengan kata-kata.
Dia hanya tergambar jelas meronai hati dan pikiranmu.” Afrain
menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruangan.
Memikirkan apa yang dikatakan Azka.

14 Mr. Quick
4. Afrain Semakin Aneh

Pagiyang
menjadi sekertaris
burukbagi Bungamenggantikan
karena dia hari
posisi
ini resmi
Jane.
Dengan malas-malasan Bunga
Afrainmenaiki lift menuju ruangan

Afrain di lantai paling atas gedung itu. Tak henti-henti nya


Bunga merapalkan doa dalam hati. Semoga tingkah absurd
Afrain tidak lagi kambuh.
Di tempatnya Jane sudah menanti Bunga. Dia akan
mengajari Bunga semua tentang pekerjaannya. Bunga memakai

Mr. Quick 15
blajer berwarna pich dengan kemeja hitam didalamnya. Rok
pencil menjadi pilihan Bunga untuk dia gunakan.
Sementara didalam ruangan Afrain melihat setiap
gerakan yang dilakukan Bunga. Dia mengamati bagaimana
wajah yang cantik itu menyunggingkan senyuman dan tak lama
kemudian dia melihat Bunga berjalan keruangannya. Afrain
pura-pura sedang menatap laptop hingga dia mengucapkan
kalimat. “Masuk,” kata Afrain dan terlihatlah Bunga dengan
wajah datar memberikannya dokumen yang harus dia tanda
tangani.
“Bunga kamu ada acara sore ini?”
“Ha !” Bunga langsung menggelengkan kepalanya lalu
menjawab dengan semangat. “Ada Sir. Jadwal saya penuh dari
sore hingga besok sore lagi.” Afrain memberikan dokumen itu
lalu dengan cepat Bunga mengambilnya. “Kamu bukannya
baru pindah kesini.”
“Iya.”
“Lalu kamu sibuk apa? Setahu saya kamu tidak punya
pacar.” Astaga Bunga ingin mengamuk saja dengan Afrain ini,
dan terus darimana dia tahu kalau Bunga tidak punya pacar.
“Ayo jawab cepat lagi.” Bunga menguatkan dirinya
sendiri karena benar-benar kesal dengan Afrain. “Bukankah
sibuk tidak harus dengan pacar. Dan maaf Sir mengenai kado
yang ada di apartement saya apa benar itu untuk saya.?”
“Ya ! Dan saya tidak mau kamu menolaknya.”
Afrain kembali diam melihat wajah merah Bunga. “Ya sudah
kamu bolehpergi. Saya minta kamu kirim ke saya laporanproyek
Mall baru itu. Saya ingin semua tim siap tanpa terkecuali.”

16 Mr. Quick
“Baik Sir.”
“Kerjakan dalam waktu setengah jam ya. Saya akan
kedatangan tamu sebentar, jadi saya mau saat tamu saya pulang
kamu sudah harus memberikan laporan itu.”
“Yes Sir,”
“Oh jangan lupa, susun jadwal saya mulai besok sampai
dua minggu kedepan ya. Saya ingin kamu bacakan itu nanti.”
Bunga mengerjapkan matanya, pantas saja Jane bahagia tidak
menjadi sekertaris Afrain.
Bunga mengangguk lagi lalu segera keluar dari kandang
singa itu. Jane di tempatnya menatap Bunga khawatir.
“Kenapa?”
“Gila ya! Masa dia minta aku ngerjain laporan detail
proyek baru dari semua tim, ditambah urutin jadwal meeting
dia dua minggu kedepan.” Bunga duduk lalu menarik napasnya.
SementaraAfrain diruangannya tidak lagi memperhatikan
Bunga. Dia sudah tenggelam dalam banyaknya pekerjaan yang
dia miliki. Satu lagi sifat Afrain adalah workaholic. Dan itu di
buktikan Afrain malam ini yang masih setia lembur di kantor
nya.
Sudah pukul sebelas malam dan Afrain selesai dengan
semua pekerjaannya. Ponselnya berdering menampilkan nama
Mama nya.
“Ya Ma.”
“Kamu kapan kembali ke rumah. Mama kangen.”
“Mama sabar ya. Nanti Afrain pulang. Bye Mom,
I love you.” Afrain mematikan ponsel lalu bergegas
mengambil kunci mobil serta jas yang tadi dia buka.

Mr. Quick 17
Niatnya ingin kembali ke apartementnya Afrian malah berhenti
tepat di depan pintu mobil nya.
Langkah kaki tegas menuju arah yang sangat ingin
dia datangi. Senyum Afrain mengembang. Mengeluarkan
card yang sudah dia dapatkan dari orang suruhannya
Afrain membuka akses masuk kedalam apartement Bunga.
Keadaan ruangan yang temaram membuat Afrain harus hati
hati melangkah. Pintu kamar yang tidak tertutup sempurna
membuatnya semangat melihat apa yang dilakukan Bunga saat
ini.
Ah...tentu saja jawabannya sedang tidur. Afrain
takjub melihat Bunga tertidur dengan posisi duduk sambil
mengenakan mukena. Sebelah kepalanya bersandar pada
tempat tidur. Afrain perlahan mengangkat tubuh Bunga, lalu
menutup Alqur’an yang pasti tadinya di baca Bunga. Dengan
pelan Afrain meletakan Alqur’an itu ketempatnya. Dia tegak
dihadapan Bunga yang sedang tertidur.
Cinta itu tidak bisa dijelaskan.
“Apa aku jatuh cinta pada mu?”
Afrain langsung naik ketempat tidur dan mencoba
memeluk Bunga perlahan. Dia membayangkan Bunga adalah
istrinya. Dari jarak sedekat ini dia dapat mencium aroma tubuh
Bunga yang memabukkan.
Bunga yang merasakan aneh dalam tidurnya pun mulai
gelisah. Dia memang merasa nyaman, namun sepertinya ada
sesuatuyangsalah.Perlahanmataitupunterbuka.Betapadiasangat
terkejut melihat Afrain memejamkan mata sambil memeluknya.
Jarak mereka sangat dekat dan tangan Afrain memeluknya erat.

18 Mr. Quick
“Astagfirullahaladzim,” ucap Bunga lalu menjauhkan
tubuh Afrain. Afrain bangun dan melihat Bunga yang buru
buru membuka mukenanya. Wanita itu mengangkat gagang
telpon. “Hallo polisi...”
Afrain tidak menyangka Bunga akan memanggil polisi.
Benar-benar wanita yang payah. “Bunga kenapa kamu telpon
polisi.”
“Anda sedang apa dikamar saya? Kenapa bisa masuk
kesini. Mau apa!!” Afrain menatap wajah yang sedang emosi
itu. “Jangan dekat-dekat.” Bunga melempar wajah Afrain
dengan bantal. Afrain pun pasrah saat polisi London yang
bergerak cepat menangkapnya di apartement Bunga.
“Bunga saya bisa jelaskan sama kamu.” Bunga menarik
masuk dirinya kedalam. Membiarkan Afrain pergi dibawa
para polisi itu. “Bunga,” teriak Afrain tapi Bunga tidak
memperdulikannya. Dia duduk di depan laptop lalu menuliskan
surat pengunduran diri.

Mr. Quick 19
5. Bunga Yang Kesal

Sandrabersidekap melihat sahabatnyaitu pagi-pagisudah


datangke rumahnya dan mengatakan akan resigndari
Derson Group. Hal gila apa yang sebenarnya sudah terjadi pada
Bunga sehingga sahabatnya itu melepaskan kesempatan emas
yang dia miliki.
“Loe kenapa sih? Pagi datang bilang numpang tinggal
sementara waktu karena loe resign dari Derson Group. Itu loe
kesambet apa sampe nyia-nyiain kesempatan bagus yang loe

20 Mr. Quick
punya.” Bunga hanya diam memeluk bantal dikamar tamu yang
sekarang menjadi kamarnya sementara.
Tak lama kemudian bel rumah Sandra berbunyi membuat
wanita itu dengan berat hati meninggalkan Bunga yang masih
memasang wajah masam.
Orang didepan pintu Sandra adalah seorang Pria yang
sepertinya sering dilihat Sandra. Lalu tak lama kemudian
wanita paruh baya yang anggun keluar dari dalam mobil seraya
tersenyum lembut pada Sandra. “Selamat pagi. Bisa saya
bertemu dan berbicara dengan Bunga?” Sandra menaikkan
sebelah alisnya. Ada apa Bunga sampai dicari wanita yang
sangat terlihat high class ini pikirnya.
“Maafkan saya tapi anda siapa Nyonya?”
“Oh maafkan aku. Aku Claire Derson.” Sandra hampir
membuka lebar mulutnya namun dia tahan. Dengan sangat kaku
dia mempersilahkan Claire dan Pria yang tersenyum padanya
itu. Dan sekarang Sandra tahu kalau Pria itu adalah Alfa sepupu
dari Afrain yang sering menghiasi majalah bisnis.
“Silahkan duduk saya akan panggilkan Bunga.”
Sandra segera memanggil Bunga dikamar tamu.
“Bunga, loe ada masalah apa sampai Mrs.Derson datang kesini
buat nyari loe.” Bunga menarik napas lelah. Dia tidak menjawab
pertanyaan Sandra dan langsung saja menuju ruang tamu.
Disana sudah duduk Pria tampan yang menatapnya dari
atas hingga kebawah. Namun wanita yang terlihat anggun
itu tidak melakukan hal yang sama. Dia lebih fokus melihat
ekspresi wajah Bunga serta memperlihatkan senyuman.
“Apa kamu Bunga?” tanya Claire dan Bunga mengangguk
lalu duduk dihadapan Claire. Sementara Sandra mencoba

Mr. Quick 21
menguping dibalik sekat ruang tamunya.
“Perkenalkan saya Claire, saya Mommy-nya Afrain.
Kamu tentu kenal anak nakal itu bukan.” Bunga jelas saja
mengenal pria menjengkelkan itu. “Saya datang kesini karena
ingin meminta maaf atas perbuatan anak saya kepada kamu.
Dia pikir semua wanita bisa mudah dia dapatkan sehingga
dia seenaknya saja dengan kamu. Tapi tenang saja, saya
mendukung apa yang kamu lakukan terhadap Afrain. Dia
sesekali perlu diajari menghormati wanita.” Bunga terpana
dengan anggun dan bijaknya Claire, tidak seperti anaknya yang
malas dijabarkan Bunga.
“Maaf Mrs.Derson saya tidak bermaksud lancang.
Hanya saja Sir Afrain sangat tidak sopan. Saya bahkan baru
mengenalnya dan dia__,” kalimat Bunga tertahan karena tawa
Alfa. Namun pria itu langsung terdiam saat Claire menatapnya.
“Baiklah Bunga, saya pamit dulu. Senang bisa melihat wanita
yang berani melaporkan Afrain ke polisi.” Claire tersenyum
lalu memeluk tubuh Bunga tanpa wanita itu duga.
“Saya harap bisa bertemu kamu kembali.” Alfa hanya
tersenyum lalu berlalu dengan Sandra yang baru saja tiba ingin
menawarkan minuman.

◆◆◆

Malam pun tiba dan dua wanita yang masih betah


bercerita itu tidak beranjak sama sekali dari tempat mereka.
“Ya ampun gue gak habis pikir loe bisa nelpon polisi buat ngusir
seorang Afrain Derson.” Sandra tertawa kencang sementara
raut wajah Bunga lalu berubah. “Apa dia udah keluar ya?”

22 Mr. Quick
Sandra ikut berpikir. “Kayanya belom. Loe masa gak nangkap
apa yang nyokap dia bilang.” Bunga baru paham dan dia buru
buru mengambil mantel musim dingin serta syalnya. “Loe mau
kemana? Udah malam loh Nga.”
“Gue mau ke kantor polisi di dekat apartement itu. Gue
gak enak kalau dia masih dipenjara disana. Karna tadi ada
nomor yang nelpon gue tapi gak gue angkat.” Bunga berlalu
setelah menjelaskan pada Sandra. Dia langsung keluar rumah
dan langsung menemukan tube yang bisa dia gunakan menuju
kantor polisi.
Benar dugaan Bunga, dia menemukan Afrain terduduk
di lantai jeruji besi itu. Bunga menghela napas kasar melihat
pemandangan yang tidak enak.
“Kenapa pria ini tidak menggunakan nama besar atau
uang yang dia miliki untuk keluar dari sana.” Gerutu Bunga
dalam hati. Bunga berjalan menuju petugas yang berjaga. Dia
mengurus semuanya agar Afrain bisa keluar.
Saat keluar dari balik jeruji Afrain tersenyum melihat
Bunga disana berdiri dengan wajah kesal melihat Afrain.
“Thanks my lady.” Bunga langsung berlalu meninggalkan
Afrain yang mengejarnya lalu menarik tangan Bunga untuk
berhenti.
“Bunga maaf.” Bunga berhenti menarik tangannya.
Suara Afrain terdengar mampu menembus rasa dingin dihati
Bunga. Begitu hangat dan dia merasa gemetar saat Afrain
mendekat. “Stop ! Cukup disana saja, jangan mendekat.” Bunga
memperingati Afrain yang dengan mudah dituruti.
Afrain menghela napasnya membuat Bunga ingin
tersenyum. “Senyum saja, tidak usah ditahan.” Bunga berubah

Mr. Quick 23
memasang wajah galaknya.
“Bunga bisa kita jalan sebentar?” Bunga menggelengkan
kepalanya.
“Kalau begitu saya antar kamu pulang?” Bunga
menggelengkan lagi kepalanya.
“Bagaimana jika saya telpon kamu nanti?” Bunga masih
menggelengkan kepalanya membuat Afrain gemas. Dia dengan
langkah panjang berada tepat di depan wajah Bunga.
“Kalau begitu biarkan saya mencium bibir yang bungkam
ini.” Bunga belum sempat bereaksi namun Afrain lebih cepat
darinya. Ditahannya tengkuk Bunga dan mencium bibir yang
sangat menggemaskan bagi Afrain. Satu-satunya wanita
yang menolak dekat dengan dia. Wanita yang sudah berhasil
memasukkannya kedalam jeruji besi.
Sementara Afrain menikmati moment indah yang dia
lakukan kepada Bunga. Bunga malah masih melebarkan mata
karena Afrain mengingatkannya akan sesuatu.
Adam
Pria yang membuat Bunga terpaksa melupakan cintanya.
Melupakan mimpi indah besar dan angan yang ia miliki.
Afrain menyadari tidak ada pergerakan dari Bunga lalu
dia melepaskan bibir manis milik Bunga. Menatap cairan
bening yang keluar dari kelopak mata indah itu.
Bunga yang tahu Afrain menatapnya langsung
mendorong tubuh Afrain menjauh lalu ia berlari. Afrain ingin
mengejar namun Bunga sudah lebih dulu masuk kedalam tube
meninggalkan Afrain yang heran disana.
Kenapa dia menangis ? Apa aku menyakitinya ?

24 Mr. Quick
Pertanyaan itu berputar dikepala Afrain. Dia mengambil
ponselnya untuk menelpon supir, sembari mengusap jejak
bibir manis Bunga yang dia dapatkan. Afrain sepertinya begitu
bahagia, hingga dia merasakan dia terobsesi dengan Bunga.
Ya . Dia benar-benar ingin mendapatkan Bunga.

Mr. Quick 25
6. Crazy Man

unga sibuk melihat beberapa info pekerjaan di salah


B satu website yang dia baca. Sandra sedang pergi belanja
bulanan dengan suaminya sehingga Bunga tinggal dirumah itu
sendirian.
Baru Bunga mau keluar kamar untuk mengambil
jus yang dia buat tadi. Tapi Bell rumah sudah berbunyi.
Belum penuh pintu terbuka Bunga sudah ingin menutupnya
kembali. “Bunga buka pintunya.”

26 Mr. Quick
“Gak mau. Kamu saja yang pergi.”
“Bunga buka atau aku paksa.”
“Bodo amat !”
Afrain yang tidak mengerti apa yang diucapkan Bunga
mendorong kuat hingga Bunga kalah dan dia terjatuh.
“Sudah aku katakan buka pintu nya.” Afrain membantu
Bunga berdiri namun di tepis Bunga. Dia tidak mau berurusan
dengan Afrain.
“Kamu mau apa kesini?” Afrain duduk di sofa dengan
santai lalu memerintah Bunga. “Kamu yang kenapa tidak
masuk kantor? Sekarang cepat bersiap aku tunggu disini!”
“Orang gila !” Kata Bunga lalu meninggalkan Afrain
begitu saja masuk kedalam kamar. Bunga berdiam diri disana
selama lima belas menit membuat Afrain heran. Dia mengikuti
arah Bunga masuk kedalam kamar tadi dan mengetuk pintu itu.
“My lady kamu mau mengundang ku kedalam sana
hem?” Bunga merasa horor dengan perkataan Afrain itu. Dia
membanting bantal kesal kerena Afrain. “Kamu yang buka atau
aku paksa hem?” Karena kesal Bunga membuka pintu itu lalu
mendorong tubuh Afrain jauh dari depan pintu. Bisa gawat
kalau Afrain berada di dekat pintu kamarnya.
“Kamu mau apa sih ! Kita gak punya urusan lagi.”
“Kamu masih karyawanku dan posisi kamu adalah
sekertarisku.”
“Saya sudah mengundurkan diri. Dan surat pengunduran
diri saya sudah saya serahkan kepada bagian personalia.”
“Suratnya sudah saya bakar.”
“What?” Bunga merasa kepalanya akan mengeluarkan

Mr. Quick 27
asap saat ini.
“Aku baik karena membakar surat itu. Karena kalau surat
itu aku terima, kamu harus membayar denda yang cukup besar.”
Bunga mengernyit akan hal yang dia dengar. Lalu dia teringat
akan ikatan kontrak yang sudah ia tanda tangani.
“Jadi bagaimana? Masih mau mengundurkan diri.”
“Iya! Saya tetap mau mengundurkan diri.”
“Kalau begitu mengundurkan dirinya nanti karena surat
kamu kemarin sudah saya bakar. Silahkan buat surat ulang
dan kamu hari ini harus masuk. Jadwal saya padat.” Bunga
menghentakkan kakinya, sedangkan Afrain tersenyum bahagia.
Dia menunggu Bunga di ruang tamu hingga wanita itu
keluar dengan stelan kerjanya. “Kamu mau pakai rok pendek
itu?”
“Kenapa? Apa urusan kamu? Lagi ini tidak pendek. Ini
pas dibawah lutut.” Afrain tetap menelan ludahnya karena
melihat kaki jenjang yang dimiliki Bunga. Ditambah kemeja
pich yang pas ditubuh Bunga, membuatnya membayangkan hal
yang tidak-tidak.
Bunga yang tahu pikiran kotor Afrain menendang kaki
Afrain. “Ayo berangkat.” Afrain mengaduh kesakitan hingga
Bunga ingin tertawa. “Kenapa kamu bar-bar sekali Bunga,”
teriaknya namun Bunga tak perduli. Dia keluar rumah lebih
dulu menunggu Afrain di depan teras.
Setelah Afrain keluar dari dalam rumah dia mengunci
pintu rumah lalu mengirimkan Sandra pesan singkat. Di dalam
mobil Afrain tersenyum sejak mereka berangkat dari rumah
hingga tiba di sebuah perhotelan mewah. Ya jadwal Afrain saat

28 Mr. Quick
ini adalah meeting dengan jajaran pengurus hotel Derson yang
terletak di pusat kota. Bunga dengan cepat memberitahu Afrain
apa saja pokok Utama yang akan mereka bahas di meeting kali
ini agar Afrain tidak lupa. Tugas Afrain itu banyak, jadi wajib
bagi sekertarisnya untuk memperingatkan apa saja yang akan
Afrain lakukan.
“Sir. Setelah ini apa anda jadi untuk tetap pergi ke
Manchester ?”
“Ada apadisana ?”tanyaAfrainmemandangiwajahBunga
dengan serius tidak seperti saat mereka didalam mobil tadi.
Afrain benar-benar bisa menguasai dirinya dan menampilkan
kesan seorang Bos besar. Bunga salut akan hal itu. Tidak seperti
Adam yang memang selalu terlihat berwibawa, Afrain lebih
konyol jika terlihat aslinya dan itu sangat menyebalkan.
“Bunga apa yang kamu pikirkan ? Meeting akan dimulai
sebentar lagi dan kamu tidak menjawab pertanyaan saya tadi.”
Bunga terdiam dan melihat wajah tampan didepannya sambil
menelan ludah dengan berat.
“Ah. maaf Sir. Jadwal anda ke Manchester dikarenakan
ada pesta perayaan kolega anda dan anda diundang. Pemilik
perayaan itu adalah Mr. Azka DG Orlando.”
“Ah pesta perayaan perusahaan barunya Azka. baiklah
kita akan datang.” Bunga menatap Afrain untuk memperjelas
apa maksud Afrain dengan KITA.
“Why ? kamu adalah sekertarisku dan kamu harus
mengikuti kemanapun aku pergi bukan? Apalagi ini undangan
kolega kita.” Bunga yang belum tahu siapa Azka hanya bisa
diam dan patuh.

Mr. Quick 29
Disaat meeting Afrain benar-benar sangat tegas dan
juga mengintimidasi semua karyawannya. Namun semua
itu tidak membuat karyawannya tegang melainkan mereka
merasa nyaman. Hal itu dapat dirasakan oleh Bunga. Semua
orang tersenyum puas saat Afrain selesai memberikan arahan .
Mereka semua bubar dan Bunga menunggu Afrain yang masih
berbincang dengan seorang wanita. Sepertinya Afrain memang
pria genit.Lihat saja pria itu sibuk HAHAHIHI.. dengan wanita
super seksi di depannya itu membuat Bunga jengah. Bunga
ingin pergi karena mengira Afrain masih lama tapi suara Afrain
menahannya.
“Bunga tetap tunggu disana, aku tidak mau kamu salah
paham nanti.”
“What!? Dasar pria sinting. Apa urusannya dengan dia
jika Afrain mau berbuat mesum sekalipun dengan wanita itu.”
Gerutu Bunga pelan.
Afrain menarik lengannya saat dia sudah selesai dengan
wanita tadi. “Ayo kita makan lalu kau ku antarkan ke salon.”
Afrain menarik bahu Bunga hingga menempel erat dipelukan
Afrain. Dengan sengaja Afrain mencium kening Bunga,
membuat beberapa mata menatap Bunga iri dan beberapa juga
patah hati. Afrain dan Bunga bagaikan langit dan Bumi. Bunga
adalah wanita yatim piatu yang hidup bekerja sehari-hari untuk
menghidupi dirinya karena tuntutan hidup. Sementara Afrain,
pria itu bekerja mengumpulkan pundi-pundi uang yang lebih
untuk garis keturunannya. Bunga tidak sanggup terus dekat
dengan Afrain, dia bisa gila karena terus depresi dengan semua
sikap semaunya Afrain.
Sesampainya didalam mobil Bunga menghempaskan

30 Mr. Quick
rangkulan Afrain dan menatap penuh amarah pada pria itu.
“Saya bukan salah satu wanita penghibur anda, jadi jangan
seenaknya menyentuh saya. Apa anda mengerti Tuan Derson
yang terhormat. Saya bisa makan siang sendiri dan saya akan
menemui anda setelah jam makan siang berakhir.” Bunga
keluar dari dalam mobil dengan sedikit membanting pintu.
Afrain menggelengkan kepalanya, dia semakin penasaran
dengan Bunga. Kenapa wanita itu sulit sekali didekati. Apa
yang kurang dari dirinya? dia bahkan tidak lagi memperdulikan
wanita lain yang menggodanya semenjak dia bertemu dengan
Bunga. Dia benar-benra ingin mendapatkan Bunga. Apa Bunga
perlu penjelasan darinya ? Apa wanita itu akan mau berdekatan
dengannya jika Afrain menjadikannya kekasih sungguhan?
Semisal acara menyatakan cinta ? Oh Afrain belum pernah
melakukannya selama ini karena wanita selalu suka rela
melemparkan tubuh pada Afrain.
Baiklah jika Bunga ingin pengakuan dan status resmi
maka dia bisa membuat hal romantis itu. Itu perkara mudah
bagi Afrain.

Mr. Quick 31
7. Be My Love

Siangitu setelah Afrain menyuruh supir nya menjemput


SemuaBunga,
setelan
Afrain
yang membawa
diperlukanwanita
Bungaitu
bahkan
ke salon
sudah
untuk
disiapkan
dihias.

Afrain. Bunga terlihat sangat cantik dengan polesan simpel


dari orang kepercayaan Afrain. Pria dengan setelan jas mewah
itu sudah siap dan menunggunya, dia terpukau melihat betapa
cantiknya Bunga saat menggunakan dress yang dia pilihkan.

32 Mr. Quick
Sementara Bunga ? Wanita itu hanya biasa-biasa saja
melihat pria tampan di depannya. Well, Bunga memang
mengakui kalau Afrain adalah pria tampan kelas atas. Namun
dia tidak suka dengan sikap semaunya Afrain juga kebiasaan
buruk lainnya dari Pria itu.
“Bunga ayo !” Bunga mengangguk dan mengucapkan
terimakasih pada pegawai salon yang sudah menghiasnya.
Mereka menaiki mobil menuju hotel Derson lalu menaiki
helikopter dari atas gedung raksasa yang memiliki landasan
helipad tersebut.
Keluarga Derson sungguh kaya raya, dan itu diakui
Bunga. Semua yang ada pada diri Afrain bahkan bisa berpuluh
puluh juta harganya atau ratusan. Melihat dari semua yang dia
kenakan adalah tempahan khusus dari brand-brand ternama.
Lamunan Bunga berakhir saat Afrain memakaikan
penutup telinga padanya. Afrain sibuk mengetikkan sesuatu
membuat Bunga hanya bisa diam dan menikmati pemandangan
langit yang luar biasa menawan.
“Kau bahkan lebih indah dari pemandangan langit malam
ini.” Darah Bunga berdesir karena tiba-tiba Afrain mendekat ke
telinganya dan membisikkan kalimat itu. Meski suara baling
baling dan mesin helikopter mengganggu, namun Bunga
jelas mendengar semuanya. Dia terkesima, dari jarak yang
sangat dekat saat ini. Mata itu terlihat hanya tertuju pada dia.
Senyuman nakal Afrain itu untuknya. Bunga menelan ludahnya
sendiri saat Afrain tersenyum manis.
Dan tanpa Bunga sadari Afrain mengambil potret
mereka dari jarak yang sangat dekat. Ujung hidung mereka
saling bersentuhan, Bunga terdiam cukup lama hingga Afrain

Mr. Quick 33
menutup kedua matanya. Lalu lima detik kemudian Afrain
mempertunjukan Bunga pemandangan indah dari sebuah layar
iklan televisi yang bisa dia lihat. Semua televisi raksasa itu
menampilkan foto dirinya tadi dan Afrain.
Bunga melihat wajah Afrain tidak mengerti.
“Aku ingin mereka semua tau, kalau kau adalah wanita yang
membuatku begitu menginginkan mu. Tidak pernah ada
yang special seperti ini selain kamu.” Bunga menggelengkan
kepalanya tidak mungkin. Sehinga dia hanya diam dan tidak
lagi ingin melihat mata Afrain. Hati Bunga yang beku tentu
bisa dirasakan Afrain, Bunga ternyata berhasil juga membuat
rasa percaya dirinya berkurang.
Hingga mereka tiba di tempat acara. Afrain sebelum
masuk membenarkan posisi rambut Bunga. Wanita itu
menepisnya karena Bunga merasa Afrain sudah sangat
berlebihan. Dia tidak memiliki perasaan apapun pada Afrain,
dan semua ini tidak dia inginkan.

◆◆◆

Banyak orang yang datang menemui Afrain disana


hingga suara seseorang yang sepertinya pernah Bunga dengar
menghampiri mereka.
“Ah....Afrain kau sudah tiba son.” Bunga terkejut melihat
adanya Claire disana. “Oh Bunga.” Claire memeluk Bunga
sayang dan tersenyum hangat. “Aku senang kau hadir bersama
Afrain disini.” Bunga yang tidak mengerti semakin menjadi
bingung saat semua orang yang sepertinya memiliki hubungan
dekat dengan Afrain mendatangi mereka.

34 Mr. Quick
“Membawa wanita baru lagi hem?” Seorang wanita
menarik telinga Afrain dan mereka tertawa. Oh ternyata wanita
ini kembar. Hanya saja yang satunya terlihat lebih datar. Hanya
sebuah senyuman elegant yang dapat Bunga lihat.
“No Akira. Aku tidak pernah membawa wanita teman
kencan ku ke acara yang pasti akan keluarga besarku hadiri.”
Wait...wait keluarga besar ! Jadi Afrain membawanya
ke acara keluarga besarnya. Dasar menyebalkan, kalau begitu
untuk apa dia ikut ! Afrain benar-benar membuat Bunga kesal.
“Sir permisi, saya ingin ke toilet sebentar.”
“Mau ku temani?” tanya Afrain dan tawa Akira pecah
begitu saja, membuat Azura kembarannya mencubit gemas
kelakuan tidak sopan kakak-nya itu.
“Maafkan aku Bunga, hanya saja Afrain membuatku
lepas kendali.” Bunga mengangguk dan menatap ganas Afrain.
“Well, kelihatannya wanita itu tidak tertarik padamu.”
Azura memberi komentar. “Tidak ada wanita yang tidak jatuh
oleh pesona ku.” Azura dan Akira ingin meninju wajah sok
tampan dari Afrain, dan Claire sudah menjewer telinga putranya
itu.
“Tapi tidak dengan Bunga. Mama bisa tahu saat dia
memilih menjebloskan mu ke sel.” Akira dan Azura terkejut
dengan berita itu. “Waw....itu sangat luar biasa. Aku akan
memberikannya kado karena sudah memberimu pelajaran.”
Azura tersenyum bahagia membuat Afrain kesal.
“Jangan mempermainkannya Afrain, kalau kau suka
silahkan katakan dengan jantan. Tidak semua wanita terbius
dengan yang namanya kekayaan dan ketampanan mu.” Claire

Mr. Quick 35
menasehati anaknya itu dan Afrain memeluk Mamanya itu.
“Mommy tenang saja, aku pastikan dia menjadi
kekasihku Mom.” Tepat setelah itu Bunga keluar, Afrain dengan
seenaknya saja langsung menarik pinggang Bunga untuk dia
bawa menemui rekan bisnis-nya.
“Sir tolong lepaskan. Saya bisa berjalan sendiri.”
“Jangan berisik dan bersikap manislah, atau kamu aku
cium disini.”
Pria sinting ! Pikir Bunga. Dia terpaksa memasang
wajah manis dan terus tersenyum hingga pipinya terasa kebas.
Lalu akhirnya Afrain melepaskan tangan pria itu, dia berjalan
menuju podium saat Azka memanggilnya untuk menyampaikan
berita penting. Bunga menatap Afrain sambil meminum jus
yang dia ambil tadi.
“Malam semua.”
“Malam...”
“Seperti yang Azka katakan, aku memang memiliki
berita besar malam ini. Khusunya bagi keluargaku yang sudah
sangat lama menantikan kabar ini.”
Tiba-tiba banyak orang mendekati Bunga lalu membentuk
lingkaran dengan berlutut menghadapnya. Bunga tidak mengerti
dan merasa aneh. Dia kembali melihat dengan awas ke arah
Afrain. Pikirannya mulai tertuju akan hal gila yang mungkin
terjadi saat ini.
“Wanita yang ada disana,” tunjuk Afrain lalu semua mata
tertuju pada Bunga yang menutup matanya.
“Wanita itu adalah wanita yang sudah menggetarkan
hatiku. Dan aku yakin aku ingin memilikinya seumur hidupku.”

36 Mr. Quick
Bunga mengepalkan kedua tangannya. Dia menatap penuh
amarah pada Afrain. Sama sekali tidak tersanjung meski lampu
sorot kini mengarah padanya.
“Aku mencintai mu Bunga Humaira. Maukah kau
menjadi kekasih ku,” ungkapAfrain dan Bunga tidak menjawab,
malah dengan keyakinan yang kuat dia berlari setelah yakin
memang harus pergi.
Bunga berlari membuat semua tamu terkejut, Afrain
buru-buru turun dari panggung mengejar Bunga. Langkah
kakinya yang besar mampu meraih lengan Bunga yang berlari
menggunakan heels tinggi.
Dia menarik lengan Bunga dan sebuah tamparan cukup
kuat dapat dirasakan Afrain. Banyak orang yang melihat itu
termasuk keluarga besarnya. “Uang, harta dan nama besar
anda tidak bisa membeli saya Mr.Derson.” Bunga pergi dengan
masih berlari karena ingin menghindari Afrain dan tatapan
semua orang disana.
Afrain terdiam mengingat sorot mata yang diberikan
Bunga padanya. Seolah kalimat yang dia katakan tadi begitu
menyakiti hati wanita itu. Afrain memanggil nama Bunga
namun wanita itu tetap pergi.

Mr. Quick 37
8. Why Bunga Humaira

frain mengetuk-ngetuk jemarinya diatas meja, dia tidak


A hentinya berpikir apa yang sebenarnya yang kurang dari
dia. Mengapa wanita bernama Bunga itu sulit sekali jatuh pada
pesonanya. Bahka Afrain sudah mengungkapkan perasaannya
dihadapan semua orang termasuk keluarganya.
Tanpa Afrain sadari kalau seorang pegawainya masuk
kedalam ruangannya. “Sir. Sorry ini ada surat pengunduran
diri dari sekertaris anda.” Devan mengumpat saat mendengar

38 Mr. Quick
kalimat itu, dia langsung mengambil jasnya dan keluar pergi
dari sana.
Afrain masuk kedalam mobil dan meminta supir
mengantarkannya ke rumah sahabat Bunga itu. Namun sebuah
kejutan besar didapatkan Afrain. Disebuah cafe dekat dengan
perusahaannya dia melihat Bunga bersama seorang Pria yang
terlihat sangat akrab dengan wanita itu.
Bahkan sorot mata Bunga terlihat nyaman dengannya.
Afrain menerka-nerka siapakah pria itu ? Apa mungkin ternyata
Bunga memiliki kekasih ? Afrain meminta supirnya berhenti,
dan dia mengamati dari dalam mobil saat surai indah Bunga
disentuh pria itu. Afrain ternyata dikelabui oleh rasa obsesinya
terhadap Bunga. Dia tidak menyangka wanita itu memiliki
kekasih.
DanAfrain tidak terima . Dia pergi mendekati dua manusia
yang tertawa bersama itu dan langsung menghajar wajah pria
yang bersama Bunga tanpa aba-aba. “Hei what are___,” sebuah
pukulan kembali didapat pria itu membuat kesabarannya habis.
Bunga berteriak histeris dan berusaha menjauhkan Afrain dari
tubuh sahabat lamanya.
“Pria gila ! Lepaskan dia !” Tegas Bunga sembari
berteriak. Namun itu tidak berhasil membuat Bunga memukul
badan Afrain dengan tasnya. Afrain yang kesal langsung
menarik tangan Bunga membawanya masuk kedalam mobil.
“Lepaskan aku,” teriak Bunga namun Afrain tidak
mengindahkannya.
“Pergi ke apartement ku sekarang juga.” Bunga
membulatkan mata saat Afrain memberitahukan kemana dia
akan membawanya. Dia masih terus bergerak agar Afrain

Mr. Quick 39
melepaskan tangannya. Hingga mobil sampai di depan
gedung apartement Bunga berusaha lari namun Afrain berhasil
menangkapnya, membopong tubuh Bunga bagaikan karung
beras menuju unit miliknya.
Setelah akses Afrain diterima, dia langsung mengunci
pintu lalu membawa tubuh Bunga kekamarnya yang super
luas. Dengan jendela kaca besar mengelilingi kamar itu.
Bunga terdiam saat Afrain membuka kancing kemejanya dan
dia ketakutan. “Apa yang kau lakukan?” Afrain tersenyum
bagaikan iblis, dan Bunga langsung bangkit dari ranjang
berusaha lari menuju pintu keluar.
Namun dia tidak bisa membuka pintu itu. Dia tidak
bisa mengelak lagi saat Afrain semakin dekat dengannya.
“Kau hanya milikku, kau mengerti Bunga ? Aku akan membuat
ini menjadi mudah bagimu.” Afrain mendorong tubuh Bunga
ke dinding dan langsung menyambar bibir itu dengan rakus.
Bunga sangat terkejut mendapatkan perlakuan seperti ini.
Bunga sekuat tenaga mendorong tubuh Afrain namun
Afrain malah membuat gerakan itu menjadi sensasi bagi
mereka karena satu tangannya memeluk erat tubuh Bunga
sementara yang satunya sudah menjelajahi tubuh Bunga.
Afrain benar-benar suka akan rasa Bunga. Tubuh mereka jatuh
diatas sofa empuk membuat Bunga benar-benar terkunci oleh
Afrain.
Mata Bunga mulai berair, dia berpikir apakah Afrain
akan memperkosa-nya?
Afrain teenyata tidak perduli jika Bunga tidak
membalas setiap kecupannya, dia masih saja terus melakukan
kegiatannya sampai merobek kemeja yang dipakai Bunga.

40 Mr. Quick
Melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuh Bunga. Dia
mencium setiap jengkal tubuh itu membuat Bunga merinding.
Sampai tiba di bagian inti Bunga, Afrain sudah bersiap
ingin melepaskan pakaian dalam wanita itu namun dia terhenti
saat Bunga memegang bahunya. “Please don’t atau kau akan
menyesali ini seumur hidupmu.” Mata yang berair dan rambut
berantakan membuat Afrain mendapatkan kesadarannya
kembali.
Dia memeluk tubuh Bunga dengan cepat dan mengusap
bahu yang bergetar akibat tangisan Bunga yang pecah.
“Sorry, Sorry.” Afrain juga tidak mengerti kenapa dia sangat
menginginkan Bunga.
“Aku tidak suka melihatmu dengan pria lain
sedekat itu, sementara kau terus menghindar dariku.”
Bunga masih menangis, lalu Afrain membawa tubuh Bunga
masuk kedalam kamarnya dengan menggendong tubuh itu.
Dia memberikan selimut untuk menutupi tubuh Bunga.
“Maafkan aku Bunga.” Bunga tidak menjawab dia masih
mengontrol dirinya untuk tidak terlihat menyedihkan.
“Istirahatlah disini aku akan meminta orangku
menyiapkan makanan dan bajumu.”
“Aku ingin pulang !” ucap Bunga dan Afrain menarik
napasnya berat.
“Bunga tidakkah kau melihat betapa aku berusaha
mendapatkanmu?”
“Aku ingin pulang Mr.Derson.”
Afrain kembali hilang kesabarannya, dia naik ke ranjang
besar itu dan memegang kedua bahu Bunga. Menatap dalam

Mr. Quick 41
manik mata yang masih terluka oleh perbuatannya tadi.
“Dengar ! Aku mencintaimu___,”
“Tapi aku tidak Mr.Derson,” jawab Bunga tanpa ragu
sedikitpun. “Lalu bisakah ini berakhir !?” tanya Bunga langsung
tanpa membiarkan Afrain memotong perkataannya.
“Apa yang kurang dari ku Bunga?”
“Tidak ada ! Kau begitu sempurna hingga aku tidak
mampu jatuh cinta pada mu Sir.” Bunga ternyata tidak tahan,
dia mengintat cinta masa lalunya. Seorang pria yang begitu
sempurna hingga membuatnya tertahan untuk membuka
hatinya pada pria manapun.
Afrainmenggelengkankepalanyatidakpercaya.Diakeluar
dari dalam kamar setelahnya dengan membanting pintu kamar
itu. Bunga memeluk kedua lututnya dan dia kembali menangis.
Mengingat kisah cintanya yang selalu membayangi dia. Bahkan
Afrain sama menariknya seperti Adam yang dulu berusaha
mendapatkannya.
Adam___pria yang membuatnya jatuh cinta hingga
hampir melakukan hal gila.Adam adalah pria sempurna, mapan,
tampan, pintar dan dari keluarga terpandang. Dan yang paling
penting Adam mencintainya dan terus berusaha mendapatkan
hati Bunga dulu. Layaknya Afrain yang saat ini melakukan hal
sama. Dan Bunga tidak sanggup untuk kembali mengulang
kisah pahit percintaannya.
Bunga tidak munafik, dia berusaha untuk tidak terjerat
dengan semua yang Afrain lakukan untuk membuatnya luluh.
Hanya saja, saat Afrain mencoba menaklukan hatinya, dia harus
membangun tembok besar dan tebal untuk membatasi hatinya.

42 Mr. Quick
Agar Afrain tidak akan bisa menjangkaunya sedikitpun.
Dan Afrain harus menyerah. Agar semua perjalanan
pahit itu tidak terulang kembali. Sehingga Bunga tidak akan
merasakan sakit lagi. Sakit saat kau merelakan kekasih mu
pergi demi kebaikan dua insan yang terikat.
Bunga masih menangis, sementara Afrain melihat diam
diam di depan pintu kamarnya yang sempat dia buka lagi untuk
memberikan baju baru bagi Bunga. Tapi apa yang dia lihat
membuatnya semakin penasaran dengan Bunga. Dia berbalik
arah dan menelpon seseorang diruang kerjanya.
“Hallo, aku ingin semua data tentang Bunga Humaira
kau berikan padaku. Termasuk seputar masa lalunya.”

Mr. Quick 43
9. Gone

frain duduk dengan serius menampilkan mimik wajah


A yang sangat tegang. Saat ini dia sedang menandatangani
surat resign-nya Bunga. Afrain memilih membiarkan Bunga
pergi darinya untuk menghentikan kegilaan yang akan dia
lakukan jika terus dekat dengan Bunga.
Entah lah ! Rasa ingin memiliki Bunga sangat besar
dalam dirinya. Dia tidak tahu alasannya selain kata dia jatuh
cinta. Tapi Afrain sudah cukup normal setelah melihat sendiri

44 Mr. Quick
Bunga begitu takut padanya. Seolah dia monster yang harus di
jauhi.
Pintu ruangannya terbuka memperlihatkan Alfa dan
Azka yang memasang wajah heran melihat Afrain. “Kalian
sedang apa disini? Aku sedang tidak ingin menerima tamu.”
Afrain beralih fokus pada dokumen lainnya yang harus dia
tanda tangani.
“Kau sedang patah hati hem?” tanya Azka membuat
masam wajah Afrain.
“Jangan bertanya lagi Az, sudah jelas jika dia ditolak
malam itu.”
“Sial ! Apa kalian kesini ingin mengejek ku?” Afrain
ingin pergi namun ditahan oleh Alfa. “Wanita itu, aku bertemu
dengannya pagi ini di bandara. Aku rasa dia akan pergi.” Afrain
menatap Alfa tak percaya.
“Kurasa dia ingin menghindarimu.” Azka menambahi,
langkah Afrain yang tadinya ingin keluar tidak jadi dia lakukan.
Afrain memilih duduk di sofa ruangannya sambil memicit
pelipisnya yang terasa sakit. “Kenapa bisa aku menyukainya
!?” Rutuk Afrain tidak mengerti dengan perasaannya.
“Menyakitkan bukan?” Azka menimpali. Dia tahu betul
rasa yang sedang di alami oleh Afrain. Karena dia pernah
mengalaminya.
“Apa kau tidak ingin tahu kemana wanita itu pergi?” Alfa
kembali memfokuskan pembicaraan ke Bunga. Wanita yang
mampu mencuri hati seorang Afrain.
“Biarkan saja dia pergi. Aku tidak ingin berurusan
dengannya lagi. Kau tahu aku hampir memperkosanya karena
melihat dia dengan pria lain.” Azka dan Alfa terdiam, mereka

Mr. Quick 45
benar-benar akan menyebut Afrain gila sekarang.
“Kau gila !” Umpat Azka.
“Mencuri hati seorang wanita tidak harus dengan hal
romantis yang kau paksakan itu. Cukup kau pahami dia dan
selalu ada untuknya.” Alfa menepuk bahu Afrain.
“Bagaimana aku tidak gila. Dia terlihat sangat nyaman
dengan pria lain, sementara dia selalu menghindariku. Dan apa
kau bilang ? Selalu ada untuknya !? Dia saja tidak ingin aku
berada dalam jarak radius yang dekat dengannya.”
“Kau tidak mencoba menyelidikinya ?”
“Sudah ! Sudah dua hari dan orang ku akan mengirim
kabar besok.”
“Kau tidak ingin mengejar wanita itu?” Afrain terdiam
dan menarik napas lelah, dia mengingat wajah Bunga yang
menangis akibat ulahnya dan Afrain tidak bisa melihat Bunga
seperti itu lagi.
“No ! Akan lebih baik dia jauh dariku. Mungkin suasana
hatiku akan membaik seperti dulu.” Azka dan Alfa saling
pandang dan mereka menaikkan bahu.
“Baiklah kami akan pergi. Jika kau butuh teman silahkan
hubungi kami oke !” Afrain mendengus. Dia menutup kedua
matanya dan berbaring di sofa itu setelah kedua sepupunya itu
pergi.
Dia merasa sangat lelah. Jika semalam dia benar-benar
memperkosa Bunga, apa yang akan terjadi padanya hari ini ?
Apa mereka akan menikah ? Atau dia mendekam di penjara ?
Afrain mengumpat memikirkan Bunga...Bunga..dan
Bunga...

46 Mr. Quick
◆◆◆
Di satu tempat, Bunga sedang menyusun semua barang
barang yang dia bawa untuk pindah ke tempat barunya.
Dia memang sengaja meninggalkan London agar bisa hidup
nyaman tanpa gangguan Afrain lagi.
Dan tebak dia pergi kemana ?
Oh tenang saja, dia masih berada di Inggris. Hanya saja
tidak lagi di London. Dia pindah ke utara Inggris, dimana
sebuah kota kecil yang menjadi destinasinya kali ini. Kota itu
adalah York atau juga disebut North YorkShire

Bunga siap pindah karena dia akan memulai suatu


kehidupan baru.
Yaps... Bunga membeli sebuah rumah kecil nan manis
dengan uang tabungan miliknya. Dia akan memulai usaha
kecilnya disana. Semua sudah dia perhitungkan, ditambah
dengan uang pinjaman dari Sandra membuatnya bisa menata
hidup lebih baik.
Dan Bunga akan memulainya dengan menata rumah
barunya. Sungguh sangat terasa nyaman sekali. Udara dingin
dan lembab kota York membuat Bunga harus memiliki kayu

Mr. Quick 47
bakar ekstra. Bunga juga sudah mengatur tata letak dapurnya.
Setelah beberapa minggu disana, Bunga mulai merasa
memerlukan makan nasi, dia benar-benar tidak bisa semangat
jika tidak memakan nasi. Dan Bunga meminta Sandra
mengirimkan paket makanan khsusus orang Asia khususnya
makanan Indonesia dari London. Karena Bunga tidak
menemukan toko bahan makanan Indonesia selama dia tinggal
di York. Atau dia belum menemukan toko itu.
Bunga sangat bersemangat membuka paketnya dan
langsung memasak beras serta tempe untuk dia eksekusi. Suara
ponselnya yang bergetar membuat Bunga terpaksa meletakkan
kembali tempe itu.

My Sandra calling...

“Ya hallo....,”
“Hallo loe udah nerima paketnya ?”
“Sudah. Ini gue mau masak tempe goreng tepung dan
makan pakai nasi panas juga bon cabe. Makasih ya Sand, gue
gak tahu harus apa tanpa loe.”
“Iya...iya..loe hati-hati ya disana. Ntar klo lakik bule gue
libur gue main ke tempat loe.”
“Iya beres. Gue buka pintu lebar-lebar buat loe dan lakik
loe.” Mereka tertawa bersama.
“Eh...loe jadi buka toko kue nya ?”
“Jadi dong. Mau makan apa gue klo gak kerja. Malam
ini gue mulai buat kue-kue dan coklat yang mau gue jual, sama
papan nama toko juga udah gue pesan sih.”

48 Mr. Quick
“Loe gak cari orang kerja ?”
“Gak dulu deh. Masih awal ini, gue mau hemat-hemat
dulu.”
“Yaudah...sering-sering telpon gue ya. Eh hampir lupa
semalam gue ketemu Pak Afrain dan dia ngasih surat resign loe
juga sama uang gaji loe sih katanya. Halo...halo... Bunga !”
Bunga sudah mematikan telponnya saat dia mendengar
nama Afrain. Dia tidak perduli lagi, dia mau hidup tenang !
Dan Afrain adalah masalah yang harus dia jauhkan. Pria kaya,
sok ganteng, dan tidak punya sopan santun.
Bunga yang lapar semakin lapar mengingat pria bernama
Afrain itu.

Mr. Quick 49
10. Hai Sugar

unga menata berbagai macam kue yang dia buat di etalase


B tokonya yang begitu sederhana itu. Bunga memang
memilih membuka toko kue pinggir kota. Toko itu langsung
terhubung kerumahnya, jadi dia membuat teras samping
rumahnya itu sebagai toko nya. Tidak hanya menjual kue, tapi
juga Bunga menjual beberapa bunga.
Tokonya sangat terlihat manis dan simple. Bunga menata
semuanya sendiri dan membeli semua barang yang dia butuhkan

50 Mr. Quick
sendiri juga.
Hari sudah mulai sore dan seorang wanita tetangga
Bunga mendatangi toko kuenya.
“Hello Bunga.”
“Oh hai Jes,”
“Apa cake pesananku sudah selesai.”
“Ah...kau tepat sekali, aku baru mengemasnya kedalam
kotak.” Bunga mengambil kotak kue pesanan Jessi tetangganya
itu.
“Ah aku sangat bahagia akhirnya ada yang menjual cake
disekitar sini.” Bunga tersenyum hangat lalu dia menerima
beberapa Pound dari Jessi.
“Oh thank you so much Jes.”
Jessi melambaikan tangannya langsung pergi
meninggalkan Bunga yang juga ikut menutup toko kuenya. Dia
harus berbelanja bahan kue untuk pesanan lainnya besok.

◆◆◆

Afrain duduk di sebuah kursi didalam Bar miliknya, dia


bersama Alfa dan juga Azka. Dua pria itu terpaksa menemani
Afrain karena takut kalau Afrain akan melakukan hal konyol.
Tapi ternyata tidak , Afrain masih baik-baik saja. Dia tertawa
melihat tingkah konyol para manusia yang ada disana.
“Kalian kenapa membuntuti ku ? Apa karena Mama ku
?” Azka menggelengkan kepalanya.
“Kau tahu kami sangat tahu kalau kau sangat frustasi saat
ini.” Afrain menggelengkan kepalanya tidak terima.

Mr. Quick 51
“Aku sama sekali tidak seperti yang kalian pikirkan.”
Alfa dan Azka tidak berkomentar dan Alfa pamit untuk
mengangkat telpon dari istrinya.
“Kalian pulanglah, aku baik-baik saja. Aku belum pada
tahap sekarat mencintainya. Tapi entah nanti saat kami bertemu
lagi.”
“Kau tahu dimana dia sekarang ?”
Afrain menggeleng mendengar pertanyaan Azka itu.
“Aku tidak ingin menambah luka dalam hidupnya. Jika
memang aku dan Bunga ditakdirkan bersama, aku yakin Tuhan
akan mempertemukan kami lagi.”
“Kau sangat terdengar puitis tahu ? Dan apa maksudnya
luka dalam hidupnya ?” Azka tidak mengerti makud Afrain.
“Aku mencari tahu tentang Bunga dan yang aku dapatkan
adalah, dia pernah gagal menikah dengan kekasihnya karena
wanita lain.”
“Wanita yang malang,” jawab Azka prihatin.
Alfa datang mengajak Azka untuk pergi karena istrinya
sudah mengamuk dirumah mendengar dia berada di sebuah Bar.
“Hem...kalian kembalillah pada istri masing-masing.
Aku masih ingin menikmati malam ini sendiri.” Afrain tertawa
mengejek lalu perlahan senyumnya pudar.
Dia memikirkan betapa malangnya nasib Bunga. Dia tidak
menyangka kalau wanita cantik dan sebaik Bunga mengalami
hal yang sangat tidak mengenakkan seperti itu. Ditambah kalau
kekasihnya adalah Bos-nya sendiri, pasti itu yang membuat
Bunga tidak ingin dekat-dekat dengannya.
Afrain memainkan ponselnya sejenak lalu melihat

52 Mr. Quick
sebuah foto Bunga disana, dia menekan tombol hapus untuk
menghilangkan semua memori tentang Bunga dalam hidupnya.
Dia tahu kalau dia adalah pria brengsek dan Bunga tidak
pantas dia dapatkan. Dia sudah tahu semua masa lalu yang
Bunga jalani, dan dia tidak berhak mengacaukan hidup Bunga
lagi.
Kecuali jika nanti takdir mempertemukan mereka lagi,
maka Afrain akan benar-benar menjadikan Bunga sebagai
istrinya tanpa perlu status pacar ataupun sebutan sebagai
kekasihnya.

◆◆◆

Pagi yang sejuk membuat Bunga merapatkan selimutnya.


Setiap harinya dia berada di Inggris dia masih saja tetap
kedinginan, dan sialnya musim dingin akan menyapa di daerah
itu.
Bunga menyerah ! Dia tidak bisa melanjutkan tidurnya
lagi. Dia lalu bergegas menuju pantry untuk membuat sarapan
bagi dirinya sendiri. Pagi yang dingin membuat sebuah
kebiasaan Bunga dia lakukan, yaitu mie instan. Ya, Bunga
akan memasak mie rebus ditambah telur mata sapi dan bawang
goreng, oh jangan lupakan saus ekstra pedas yang sudah dia
pesan pada Sandra.
Dengan cepat Bunga menyiapkan semua makanannya.
Lalu mengambil mangkuk mie itu, melahapnya sembari
membuka ponsel. Mata Bunga terpaku pada sebuah icon sosial
media yang sudah sangat lama dia tidak buka semenjak dia
pergi dari Indonesia.

Mr. Quick 53
Lama Bunga menimbang hingga dengan sendirinya jari
Bunga membuka aplikasi itu. Dia menahan napas dan mulutnya
berhenti mengunyah. Matanya fokus memandang sebuah foto
bahagia. Sedikit ujung bibirnya tertarik, dia benar-benar iri
namun juga bahagia.
Dia iri karena dia masih tetap berada pada titik
dimana hatinya belum bisa terbuka untuk orang lain.
Dan dia bahagia, karena akhirnya Adam bisa menerima
kehadiran Sofia. Meski Bunga tahu, hal itu tidaklah sulit karena
Sofia adalah wanita yang baik.
Perut buncit Sofia membuat Bunga akhirnya tersenyum
lebar. “Semoga kalian selalu bahagia,” ucapnya tulus lalu
menutup akunnya dan melanjutkan makan.
Dua bungkus mie instan dan telur menjadi sarapan
yang sempurna bagi Bunga, dan wanita itu siap melakukan
aktifitasnya.

◆◆◆

Bunga sedang menata bunga mawar putih dan beberapa


tangkai bunga lili untuk dijadikan sebuah buket. Ini adalah
pesanan seorang pria lokal yang singgah di tokonya pagi ini.
Pria itu juga memesan satu kue ulang tahun berbentuk hati
untuk kekasihnya. Sungguh sangat romantis, pikir Bunga.
Saat dia tersenyum sendiri memikirkan pelanggannya,
bel pintu kedai kue pun berbunyi. “Selamat datang di Flowers
Cake,” ucap Bunga ramah dan dengan senyuman terbaik
miliknya.
Tapi sepertinya dia mengenal wanita yang baru saja

54 Mr. Quick
masuk kedalam tokonya ini. Begitupun wanita itu. “Ah kau
adalah___,” ucap Bunga tertahan dan wanita itu tersenyum
anggun.
“Aku Azura, beruntung kau masih mengingatku.” Azura
tersenyum ramah dengan wajah yang sangat cantik menurut
Bunga.
“Tidak usah kaku padaku, aku hanya mampir karena
ingin memberi kejutan untuk kekasihku. Kebetulan dia ada
pekerjaan disekitar sini, dan aku melihat toko kue mu.” Jelas
Azura membuat Bunga mengerti.
Azura tidak berlama-lama ternyata, wanita itu hanya
memilih kue ulang tahun yang simple dan beberapa kue kering
yang dijual Bunga. Tiba-tiba Bunga teringat sesuatu saat Azura
akan pergi.
“Azura,”
“Ya ?” jawab Azura penuh tanda tanya.
“Bisakah kau merahasiakan dari Afrain kalau aku disini.”
Azura terlihat berpikir dan dia mengangguk setuju.
“Sure, it’s easy.” Lalu Azura melanjutkan kalimatnya.
“But if you are destined, God will bring you together
again. Trust me.” Kalimat Azura mampu membuat bulu kuduk
Bunga merinding seketika.Azura pergi dari sana sambil tertawa
kecil, dia tidak habis pikir kalau ternyata Afrain jatuh cinta pada
wanita yang benar-benar tidak menyukainya sama sekali.
Sedang di toko Bunga menggelengkan kepalanya
berdoa semoga apa yang Azura katakan sebagai takdir
dari Tuhan tadi tidak berlaku untuk pria bernama Afrain.
Dia tidak mau ! titik .

Mr. Quick 55
11. Why God

iga bulan setelah bertemu dengan Azura, hidup Bunga


T baik-baik saja hingga pagi hari yang sangat sial bagi
Bunga ini terjadi.
Seperti kata pepatah kalau jodoh tidak kemana, dan
mungkin memang ini yang diinginkan takdir. Bunga kembali
bertemu dengan Afrain pagi ini.
Skuter matic yang dikendarai Bunga tiba-tiba hilang
kendali, membuatnya menabrak mobil yang sedang parkir

56 Mr. Quick
dengan manis di pinggir jalan tertabrak olehnya. Bunga terjatuh
hingga lututnya berdarah, begitu juga siku tangannya.
Pria yang menjadi sopir mobil itu secepat mungkin
keluar disaat seharusnya dia membawa tuannya untuk segera
pergi ke tempat meeting. Afrain terdiam melihat wajah yang
tengah kesakitan itu, dia menatap cemas dari dalam kaca mobil.
Ingin keluar namun dia bimbang.
Afrain menutup mata saat ucapan yang pernah dia ucap
mampu menggetarkan hatinya.
“Aku tidak ingin menambah luka dalam hidupnya. Jika
memang aku dan Bunga ditakdirkan bersama, aku yakin Tuhan
akan mempertemukan kami lagi.”
Apa benar Bunga dan dia berjodoh ? Hal itu sangat
menggelikan dalam telinga Afrain namun juga dia tersenyum
simpul, andai itu benar.
Kecuali jika nanti takdir mempertemukan mereka lagi,
maka Afrain akan benar-benar menjadikan Bunga sebagai
istrinya tanpa perlu status pacar ataupun sebutan sebagai
kekasihnya.
Senyum yang tadi Afrain tampilkan hilang begitu saja.
Dia memikirkan kata menikah dengan Bunga. Sepertinya dia
belum siap untuk itu, dan ya hatinya ragu untuk kelak tidak
menyakiti Bunga. Dia belum pernah berkomitmen sebelumnya,
jadi bisa saja kelak dia melakukan kesalahan bukan ?
Afrain tidak keluar dari dalam mobil hingga sang supir
masuk kembali ke dalam mobil. “Sir, apa kita akan menuntut
wanita itu?”
“Tidak perlu ! Kau pergilah membawanya kerumah

Mr. Quick 57
sakit. Gunakan kartu ku ini, aku akan menuju tempat meeting
dengan taksi.” Afrain memberikan perintah pada sopirnya.
“Pergilah, aku akan menelponmu nanti,” kata Afrain dan sopir
itu menuruti kemauan tuannya.

◆◆◆

Setelah Bunga dan sopirnya pergi, Afrain pun keluar


dari dalam mobil dengan wajah bimbang. Hingga akhirnya dia
memanggil taksi dan pergi dari sana. Begitu sampai di lokasi
meeting Afrain di sambut oleh semua bawahannya. Kali ini dia
memang mengadakan pertemuan langsung dengan tim yang dia
tunjuk untuk membuka sebuah perumahan elit di York Shire.
Sepanjang pertemuan ituAfrain tidak bisa berkonsentrasi,
bahkan beberapa kali dia meminta sekertarisnya mengulangi
apa yang mereka bahas. Sekertarisnya sampai bingung melihat
atasannya yang biasa perfeksionis itu menjadi seperti ini.
Afrain mengusap dagu dan menutup mata, sepertinya dia
tidak bisa menghilangkan ingatannya akan wajah Bunga.
“Sial !” Umpatnya membuat semua orang terkejut.
“Meeting nya kita tunda besok. Aku harus pergi sekarang
!” Afrain tidak melihat siapapun dia hanya lurus menuju pintu
restoran dan pergi dengan taksi menuju tempat dimana Bunga
berada.
Setelah menelpon sopirnya dia bisa tahu kalau Bunga
sedang berada dirumah sakit, dan wanita itu akan dirawat
karena demam serta tekanan darahnya yang rendah. Sebelum
sampai di rumah sakit Afrain menyempatkan membeli Bunga
dan buah segar.

58 Mr. Quick
Senyumnya tercetak tanpa dia sadari saat pintu kamar
rawat Bunga sudah didepan matanya. Keterkejutan Bunga
adalah hal pertama yang ditangkap oleh Afrain.
“Anda,” ucap Bunga sambil membulatkan matanya.
“Maaf karena membuat lutut dan siku mu terluka
hon.” Afrain dengan santainya mengecup kening Bunga dan
meletakkan buah serta bunga yang ia bawa keatas nakas.
“Kenapa anda bisa disini,” tanya Bunga tak mengerti.
“Karena kamu menabrak mobilku.” Mulut Bunga
terbuka dan keningnya mengkerut. Dia spontan menepuk jidat.
Kenapa Tuhan mempertemukan dia dan Afrain kembali ?
“Apa kau ingin meminta ganti rugi ?”
“Mana ada orang yang mau minta ganti rugi namun
datang membawa bunga dan buah seperti ini.”
“Lalu kau mau apa?”
“Mau menemanimu,” jawab Afrain santai. “Kenapa
Bunga? Apa kau takut jatuh cinta padaku?” Bunga hanya diam,
dia membuang tatapannya pada Afrain, namun rasa hangat
menjalar saat tangan Afrain menyentuh lengannya.
“Aku tahu ini kedengaran aneh, tapi aku juga bingung
kenapa terus menginginkanmu.” Bunga menatap wajah Afrain
melihat keseriusan pria itu. “Saat kau pergi aku sudah mulai
mengontrol kegilaan dalam diriku ini, dan mulai menjalankan
hidupku seperti biasa hanya saja kurang belaian wanita.” Wajah
Bunga langsung berubah jijik dan Afrain tertawa.
“Tapi kau tahu kenapa semua itu terjadi?” Afrain
mendekatkan tubuhnya kearah Bunga membuat tubuh wanita
itu otomatis mundur. “Semua itu karena dirimu, aku tidak bisa

Mr. Quick 59
memikirkan wanita lain selain kamu.” Hembusan napas Afrain
membelai indah kulit wajah Bunga. Tidak ada semburat merah
atau lainnya di wajah Bunga selain keterkejutan dari mata yang
nyata dilihat Afrain.
Sebegitu kuatnya Bunga menutup hati, pikir Afrain.
“Bolehkah kamu membuka sedikit saja hati mu untukku
Bunga?” Tidak ada jawaban dari Bunga selain pandangannya
yang berubah, dia membuang muka dan menjauhkan tubuh
Afrain darinya.
“Pulanglah sir, saya ingin istirahat.” Hanya itu yang
didapatkan Afrain. Namun pria itu sepertinya tidak ingin
menyerah. Dia sudah sejauh ini dan dia tidak akan mundur.
Pantang bagi seorang Derson tidak mendapatkan apa kemauan
mereka.
“Aku tidak akan kemanapun, aku akan menjagamu
disini, dan mulai sekarang akan menjagamu dimana pun kamu
berada.” Bunga mengangkat tangannya.
“Cukup ! Aku sudah muak mendengar semua hal seperti
ini. Please pergilah, dan jangan ganggu hidupku.” Afrain
menarik tangan itu dan menatap tajam netra Bunga.
“Apa kau pikir aku mau mengganggumu ? Bahkan aku
tidak tahu kalau kau ada di Kota ini. Dan aku bukan pria bodoh
yang meninggalkan kekasihnya saat sudah merencanakan
pernikahan.” Bunga kembali terkejut lalu dia tertawa mengejek.
“Ah orang kaya dan kebiasaannya mencari tahu masa
lalu seseorang. Tapi baguslah jika anda sudah tahu semua
tentang saya, dan saya minta anda pergi sekarang juga karena
saya tidak punya waktu untuk mendengar semua janji bulshit
dan pidato anda tentang cinta !”

60 Mr. Quick
Afrain menghembuskan napasnya karena Bunga begitu
keras kepala. Dia menarik napas lelah lalu berusaha mengontrol
emosinya. Semua tidak akan berjalan lancar jika dia emosi.
“Aku jatuh cinta padamu itu pasti, dan aku akan
menikahimu secepatnya itu juga pasti. Aku tidak akan
mengingkarinya.” Afrain mengecup kening Bunga sekali lagi
lalu pergi dari kamar rawat itu. Ruangan VVIP yang sengaja
Afrain berikan untuk Bunga, wanitanya yang enggan membuka
hati untuknya.

Mr. Quick 61
12. Say Yes !

unga tidak ingin berlama-lama di dalam Rumah sakit,


B jadi pagi ini dia sudah meminta perawat membantunya
berkemas. Afrain yang baru tiba disana terkejut karena Bunga
sudah terlihat akan pergi.
“Hei apa kau sudah baikan?” Bunga diam tidak mau
menjawab. Tapi Afrain tidak menyerah.

62 Mr. Quick
“Suster tinggalkan kami, sepertinya calon istriku
merajuk.” Bunga menatap sengit Afrain yang ingin tertawa
melihat ekspresi lucu Bunga baginya.
Dia mengamati Bunga dari hujung rambut sampai hujung
kaki, Bunga sangat manis dan juga semua yang ada pada
Bunga tampak pas bagi Afrain. Dia mendekat pada Bunga dan
memeluk wanita itu lembut. Bunga ingin menolak namun dia
juga merasa sangat nyaman.
“Apa kau tidak lelah terus menolak dan membenci ku ?
Padahal aku tidak melakukan kesalahan patal apapun padamu ,
selain aku mencintaimu.” Bunga menarik napasnya dalam, apa
yang dikatakan Afrain benar, namun rasa takutnya membuat
dia harus melakukan hal ini.
“Apa kau tidak ingin melihat keseriusanku padamu?”
Bunga mengadahkan kepalanya menatap wajah Afrain yang
juga menatap bola matanya. “Mau ya jadi pacar ku?”
“Tapi saya tidak lagi ingin pacaran.”
“Kalau begitu kita menikah, seperti orang bilang cinta
kelak akan tumbuh saat kita menikah.” Bunga melepaskan
pelukan mereka namun Afrain meraih kedua bahu wanita itu
untuk menatapnya.
“Ikuti saja kata saya. Kamu berpikir apa lagi ! saya kaya,
tampan, mapan, dan dari keluarga baik-baik. Complete right?
so come’on say yes !.”
Bunga tidak mengerti sama sekali jalan pikiran Afrain,
apa dia pikir menikah semudah itu.
“Bunga ? Aku barusan melamar kamu !” Bunga diam dia
menepis tangan Afrain dari pundaknya. Namun Afrain berlutut

Mr. Quick 63
dan mengeluarkan sebuah cincin yang sangat indah.
“Please say yes,” ucapnya dengan senyuman yang sangat
menggoda iman Bunga saat ini.Ada pria tampan, gagah, berlutut
dan melamarnya. Dan kapan pria ini membelikannya cincin ?
Sebuah ide muncul di otak cerdas Bunga. Dia tersenyum licik
membuat Afrain heran.
“Saya akan menerima lamaran anda jika cincin ini pas di
jari manis saya. Bagaimana ?” Afrain tersenyum lebar dengan
tawaran itu.
Dia berdiri dan memakaikan cincin bermata kan berlian
itu di jari manis Bunga dan hasilnya memuaskan. Cincin
tersebut pas !
Afrain mengecup kedua pipi Bunga yang terdiam melihat
cincin indah itu. Bagaimana mungkin ? Adam saja tidak tepat
memilihkan cincin untuknya. Karena jari Bunga termasuk jari
yang berukuran mungil.
“Ayo sayang aku antar pulang.” Afrain sangat girang,
dia bahkan berulang kali menahan tawa melihat wajah masam
Bunga.

◆◆◆

Bagaikan anak anjing yang diusir tuan rumahnya,


Afrain pun melakukan hal yang sama. Dia berdiri sambil terus
mengetuk pintu rumah Bunga. Bunga tidak mengijinkannya
ikut masuk kedalam rumah.
Bunga sendiri gelisah karena sudah empat jam Afrain
masih belum juga pergi. Tak lama dia mengintip ternyata
Afrain sudah tidak ada. Menghirup napas lega, Bunga menuju

64 Mr. Quick
dapurnya. Hari ini dia tidak akan membuka toko dulu karena
masih belum sepenuhnya sehat.
Bunga memasak mie instan untuk mengisi perutnya di
sore hari itu, dan dia tersenyum bahagia saat mie nya sudah siap
untuk dia santap.
Baru saja garpu akan mendarat di mulutnya ketukan pintu
kembali didengar Bunga juga deringan bel rumahnya. Dengan
penasaran dia melihat dari jendela siapa yang kira-kira datang.
Apakah Afrain lagi ?
Betapa Bunga terkejut sudah ada Claire dan beberapa
orang lainnya dari keluarga Afrain berada di teras rumahnya.
Dengan menelan ludah berat Bunga membuka pintu rumah.
“Hai Bunga,” Claire menyapa Bunga hangat lalu
memeluk wanita itu dan masuk. Dibelakangnya menyusul Zia
aunty Afrain dan juga Akira serta suaminya. “Hai Bunga, aku
kebetulan sedang disini jadi Afrain ikut meminta ku melamar
mu sekarang juga. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba begini tapi
aku terus terang sangat bahagia. Ya kan Aunty?”
“Ya, kami semua bahagia. Apalagi pilihan Afrain adalah
kamu Bunga. Dari awal saya sudah sangat menyukaimu.”
Bunga menelam ludahnya berat saat sorot mata Claire penuh
harapan. Lalu Claire menangkap basah cincin yang ada di jari
manis Bunga. Dia tersenyum lagi dengan hangat.
Jantung Bunga berdegup kencang saat ini, dan perutnya
mulas. Saat suara Afrain dia dengar dia merasa asap keluar
dari kepala dan telinganya. Afrain benar-benar mengambil
kesempatan. Namun melihat setiap anggota keluarga
menatapnya hangat dan bahagia dia jaditidak bisa mengeluarkan
protes akan hal ini.

Mr. Quick 65
Bunga menarik napasnya dan mencoba tersenyum saat
Afrain mengecup keningnya lagi.
“Jadi kapan kalian akan menikah ?” Asal suara itu bukan
dari Claire, melainkan dari Papa Afrain. Pria itu datang sedikit
lebih lama.
“Bunga selamat bergabung di keluarga kami.” Afrain
mendorong tubuh Papa-nya saat Roland ingin memeluk Bunga.
“Kau begitu posesif son.”
Mereka semua tertawa dan Bunga mendapatkan pelukan
hangat dari Roland. Bunga ingin tertawa melihat wajah masam
Afrain karena Roland mengambil alih Bunga ikut bersamanya
untuk duduk di sofa ruang tengah rumah mungilnya itu.
“Aku tahu kau belum yakin untuk menikah dengan
putra ku yang bodoh itu ! Kami tidak masalah. Katakan saja
jika kalian, atau terutama kau sudah siap. Maka kami akan
secepatnya menikahkan kalian.”
“Pa , aku ingin secepatnya menikah dengan Bunga.”
“Tapi aku tidak !” Bunga keceplosan dan dia menutup
mulutnya.
“Ah, maaf. Maksudnya saya perlu waktu. Ini terlalu tiba
tiba.” Dia tersenyum penuh penyesalan. Afrain masih berdiri
disebelah Akira dan Azka.
Claire mengambil tempat di sebelah Bunga, dia
menggenggam tangan Bunga. “Baiklah kami mengerti. Tapi
jangan sungkan jika ingin menghubungi ku atau meminta
bantuan pada kami. Karena kau adalah bagian dari keluarga ini
sekarang. Kau mengerti Bunga ?”
Bunga mengangguk, dia merasa sangat tersanjung.

66 Mr. Quick
Senyum Bunga menular pada Afrain yang tadi berwajah
masam. “Afrain kami akan pulang, dan akan kembali setelah
Bunga setuju untuk menikah,” ucap Roland diikuti yang lainnya
keluar dari rumah Bunga.
Mobil-mobil mewah yang terparkir itu pergi
meninggalkan Bunga dan Afrain yang saling berpandangan.
Bunga menyerah, dia membiarkan Afrain mengikutinya masuk
kedalam rumah.
“Hon,” panggil Afrain dan Bunga tidak menjawab.
“Bunga,” panggilnya lagi dengan nada lembut.
“Hem,” jawab Bunga.
“Tatap aku atau aku cium.” Bunga berdecak dan
membalik tubuhnya menghadap Afrain.
“Saya tidak suka anda berbuat sesuka hati seperti ini. Saya
ini manusia, saya punya perasaan. Anda tidak bisa memaksa
kemauan anda pada saya !” Bunga mengucapkannya dengan
satu tarikan napas.
PerlahanAfrain mendekat dan meyatukan kening mereka.
Dia dapat mendengar jelas tarikan napas yang memburu dari
Bunga.
“Kalau begitu coba terima aku, maka kau tidak akan
merasa terpaksa.”

Mr. Quick 67
13. Say Yes, And We Will Fall in Love

unga memejamkan mata, dia tidak tahu harus


B memberikan keputusan seperti apa. Afrain menyentuh
wajah Bunga mencoba mengurangi kegelisahan wanita itu.
“Trust me Bunga,” ucapnya lembut sambil meyakinkan Bunga.
“Say yes, and we will fall in love.”
Bunga memberanikan diri menatap bola mata Afrain
yang menatapnya dengan lembut dan sangat meyakinkan.
“Apa kau bisa menghilangkan masa lalu dari kisah cintaku ?”
tanya Bunga dan Afrain memeluk Bunga dengan erat.

68 Mr. Quick
“Aku berjanji akan menghapus namanya dari memorimu,
kalau perlu aku menghapus namanya dari Dunia ini.” Afrain
tertawa begitu juga Bunga yang perlahan merekahkan
senyuman. Dia membalas pelukan Afrain.
Tidak pernah terpikirkan Bunga, kalau dia
pergi ke luar negri dan bertemu dengan Afrain. Lalu
sekarang pria itu mengajaknya menjalin hubungan.
Sudah lelah Bunga untuk menolak, jadi dia memutuskan untuk
menerima Afrain.
“Jadi kau memilih yang mana ? Menjadi kekasihku atau
menjadi Ny.Derson langsung ?” Bunga memukul bahu Afrain.
“Aku tidak memilih keduanya.” Bunga beralih duduk
dan melanjutkan untuk memakan mie yang sudah kembang.
Afrain yang dibuatnya bingung ikut duduk disebelah dia
dan melihat makanan Bunga. Dia menarik mangkuk mie itu
dengan cepat sebelum Bunga memasukkannya kedalam mulut.
“Kamu sakit, jangan makan mie saat kamu seperti ini.”
Afrain membuang mie tersebut kedalam tempat sampah Bunga
yang berada didekat washtafel.
Bunga memperhatikan Afrain yang membuka isi
kulkasnya lalu berdecak. Mata pria itu menatap sinis Bunga.
Tunggu, aku akan pesan makanan sehat untukmu.
Bunga hanya diam saat Afrain menatap layar ponselnya.
Dia lalu bosan dan memilih masuk kedalam kamar.
Tidak begitu lama ketukan pintu kamar membuat dia kembali
melihat wajah Afrain.
“Makanan sudah datang, ayo makan.” Afrain
benar-benar terlihat sangat perhatian padanya. Pria itu

Mr. Quick 69
membuka semua bungkusan makanan yang dia pesan di
sebuah restoran yang tidak jauh dari posisi rumah Bunga.
Tidak tahu dari mana Afrain tahu restoran tersebut hanya yang
sangat diperdulikan Bunga adalah dia menelan ludah berat saat
melihat apa yang Afrain pesan.
Ada Roast meats.

Lancashire hotpot

70 Mr. Quick
Dan Yorkshire pudding.

Afrain tersenyum saat dia merasa Bunga akan takjub


padanya, namun nyatanya yang ada Bunga malah menutup
wajah dengan kedua tangannya.
“Kau mau menyuruhku makan ini ?”
Afrain mengangguk, dia merasa tidak ada yang salah.
Semua ini makanan sehat dan sangat bergizi. Ini adalah
makanan enak yang sangat terkenal di Inggris.
“Sir maaf, tapi aku tidak bisa memakannya.”
“Why ?” tanya Afrain heran.
“Karena lidah saya belum terbiasa makan makanan
seperti ini.”
“Kalau begitu cobalah, sesuatu yang belum kau coba
tidak akan tahu rasanya seperti apa.” Afrain mengambil sendok
dan menyuapkan satu sendok Lancashire hotpot kedalam
mulut Bunga yang otomatis terbuka. Bunga sudah mengunyah
makanan itu perlahan namun tetap saja dia tidak bisa memakan
ini lebih jauh. Lidahnya belum terbiasa dengan ini semua, tapi
apa yang dikatakan Afrain ada benarnya juga.

Mr. Quick 71
Saat dengan Sandra dia makan makanan Asia, begitu juga
saat dia tinggal sendiri. Dia akan memasak nasi, sambal dan
ayam. Atau jika tidak menemukan hal yang biasa dia makan
dia akan membeli nuget ayam untuk dia makan.
Tak terasa Bunga sudah menghabiskan empat
suapan dari Afrain, dan saat suapan kelima dia menyerah.
“Sorry, aku tidak lagi bisa melanjutkannya.” Afrain mengerti,
dia mengambilkan air mineral untuk Bunga minum.
“Minum obat lalu istirahatlah, aku akan keluar sebentar.”
Bunga hanya bisa mengangguk, kepalanya juga sudah sangat
berat.

◆◆◆

Malam pun tiba, Bunga baru saja selesai mengerjakan


shalat manghrib. Dia mendengar bunyi ribut-ribut dari luar
kamar. Bergegas melipat mukena dan sajadah dia segera keluar
untuk melihat apa yang terjadi. Betapa dia terkejut melihat
Afrain sedang berlutut didepan kulkas dan menyusun isi kulkas
itu.
“Apa yang kau lakukan ?” tanya Bunga heran.
Afrain tersenyum masih sambil menyusun isi kulkas itu.
“Aku membeli buah-buahan, yougurt, susu, sayur, juga daging.
Agar kau bisa mengolahnya, dan tidak lagi sering-sering makan
mie instan.” Bunga tidak habis pikir ternyata Afrain keluar
untuk membeli semua itu.
“Aku tidak terbiasa makan-makanan seperti disini. Aku
sudah punya stok makanan sendiri.” Bunga menunjuk arah rak
dimana dia menyimpan kaleng sarden, indomie, bon cabe, dan
juga beberapa makanan indonesia lainnya.

72 Mr. Quick
“Aku tidak memintamu memasak makanan seperti
tadi. Aku hanya ingin kau makan dengan benar. Aku juga
membelikan tofu, serta ini.” Afrain menunjukkan dua buah
tempe yang dia beli.
“Kamu beli dimana itu?” tunjuk Bunga takjub. Dia sudah
sangat lama tidak makan tempe.
“Minggu depan aku kembali, kita akan berbelanja
bersama.” Bunga memicingkan mata horor mendengar kalimat
Afrain.
“Apa ! Kau calon istriku jadi jangan banyak
menolak apa yang aku minta.” Bunga tersenyum simpul
membuat Afrain bahagia hanya dengan sedikit senyum itu.
Meski dia berharap lebih. Afrain tahu dia jatuh cinta pada
Bunga, dan dia tidak perlu tahu alasan mengapa dia jatuh cinta.
Karena cinta tidak memiliki alasan pada siapa dia berlabuh.
Malam itu Afrain makan malam bersama Bunga dirumah
sederhana milik wanita itu. Bunga memasakkannya tempe
goreng, dan mereka makan dengan nasi serta kerupuk dan
sambal yang juga buatan Bunga.
Afrain baru kali pertama merasakan masakan Indonesia,
meski ayahnya memiliki garis keturunan Indonesia yang besar
dalam keluarga mereka. Tapi Afrain lahir dan besar di luar. Dia
tidak pernah tahu tradisi nenek moyangnya itu.
Malam itu Afrain kembali ke London meninggalkan
Bunga yang harus berjanji akan menunggu dirinya.
Afrain akan kembali dan mereka akan pergi kencan. Itulah janji
Afrain. Mereka akan mendekatkan diri satu sama lain sebelum
resmi Afrain melamar Bunga.

Mr. Quick 73
14. Mr.Quick

eminggu rasa sebulan, itulah yang dirasakan


S Afrain. Dia tidak pernah absen menelpon Bunga
membuat wanita itu kesal dan mematikan ponselnya.
Afrain menimbang apakah dia harus menemui Bunga sekarang
saja, dia berdecak kesal karena akan ada pertemuan penting
besok di perusahaannya.
Tapi dia sangat merindukan Bunga, sangat. Afrain
kini bagaikan anak-anak yang tidak dibelikan mainan oleh

74 Mr. Quick
orangtuanya. Wajah jutek Bunga, senyuman Bunga malam itu
untuknya membuat tekad Afrain menjadikan Bunga istrinya
semakin bulat.
Tidak mau menunggu terlalu lama Afrain meminta orang
kepercayaannya untuk menyiapkan helikopter di atas gedung
Derson Group ini.
Dari sana Afrain menaiki helikopter menuju Yorkshire.
Dia tidak sabar ingin melihat wajah terkejut Bunga. Setelah
tiga puluh menit di udara, akhirnya helikopter itu mendarat di
landasan udara milik angkatan militer. Pilot tersebut sudah ijin
terlebih dahulu, dan karena ini milik keluarga Derson mereka
pun menginjinkannya.
Afrain menyalami Jendral yang ada disana untuk
mengucapkan terimakasih. Lalu segera pergi dengan mobil
yang sudah menunggu menuju rumah orang terkasihnya.

◆◆◆

Bunga sedang sibuk menyiapkan pesanan kue dari


pelanggan yang semalam baru saja memesan kue untuk acara
ulang tahun anaknya. Bel pintu toko kue miliknya berbunyi
dan dia baru saja memasang senyum lebar untuk pelanggan
langsung tidak jadi mempertahankan senyum itu lebih lama.
Dia hanya berdecak tidak percaya Afrain datang dengan
senyuman yang sudah mengembang di wajah pria itu.
“Hai calon istri, merindukanku?” Sapa Afrain yang hanya
dijawab dengan gelengan kepala Bunga.
Afrain mengerucutkan bibirnya membuat Bunga diam
diam gemas dengan tingkah pria itu. “Kenapa datang hari

Mr. Quick 75
ini ? Bukankah besok ?” Afrain tidak menjawab langsung
pertanyaan itu. Dia memeluk Bunga dari belakang yang masih
sibuk membuat adonan kue.
Menghirup dalam aroma tubuh Bunga, lalu
menenggelamkan wajahnya di curuk leher Bunga. “Kau
mematikan ponselmu, jadi aku putuskan kesini.”
“Jika aku terus membalas pesanmu dan terus menjawab
telpon yang setiap sepuluh menit berdering darimu aku tidak
akan bisa menyelesaikan pekerjaanku.” Afrain hanya bisa
menahan sedih atas jawaban Bunga. Ya walau memang dia
yang sangat konyol.
“Afrain berhenti memelukku, aku harus bergegas
membuat ini.” Afrain yang tidak mau menjauh semakin erat
memeluk Bunga.
“Afrain lepaskan atau aku___,”
Bunga tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Afrain
memutar tubuhnya dengan tiba-tiba. Posisi mereka yang
sekarang saling berhadapan memperjelas betapa tampannya
Afrain dan Bunga mulai tidak waras karena dia menatap terus
menerus wajah itu hingga tak sadar wajah Afrain sudah tidak
berjarak lagi dari wajahnya.
Sebuah kecupan lembut diberikan Afrain dibibir Bunga
memberikansengatankecilyangbelumlagipernahBungarasakan.
Jantung Bunga berpacu seirama dengan hatinya yang
menyebutkan nama Afrain. Senyuman Afrain sendirilah yang
mampu membuat detakan jantunganya kembali normal.
“I love you,” kata Afrain tepat di depan wajah Bunga,
sangat berbekas dalam pahatan memori yang ia miliki.

76 Mr. Quick
Bunga membalik tubuhnya tak lagi ingin terus menatap mata
dan wajah Afrain.
“Aku tunggudirumah ya.”Afraintidak inginmengganggu
pekerjaan Bunga jadi dia berniat membuatkan mereka berdua
makan malam.
“Afrain jangan membuat rumah ku berantakan ya,” teriak
Bunga yang tidak dijawab pria itu. Bunga yang takut Afrain
membuat kekacauan didalam rumahnya memilih bergegas
mengerjakan kue.

◆◆◆

Selesai menutup toko, Bunga masuk kedalam


rumah dan melihat tubuh Afrain yang terbaring di sofa.
Bunga mendekat dan tersenyum saat wajah Afrain dia lihat
sangat tenang. Bunga mendekat dan dengan jahil dia menyentil
kening Afrain. “Ayo bangun, ini sudah malam.” Bunga buru
buru pergi sebelum Afrain melakukan hal lain yang berpotensi
membuat otaknya berhenti bekerja.
Bunga berjalan kearah dapur lalu dia terpaku dengan
meja makan yang sudah tersedia masakan ala western tertata
rapi dilengkapi dengan lilin sebagai pemanisnya.
“Terkesima hon ?”
Bunga tidak berkata apapun selain berjalan perlahan
mendekat kearah meja. Dia meneliti semua masakan itu dan
Afrain benar-benar keren pikirnya.
“Kau bisa memasak ?”
“Tentu saja, aku dulu bercita-cita menjadi koki. Namun
tidak bisa karena, ya dengan keadaan seperti ini. Makanya nanti

Mr. Quick 77
saat kita menikah aku ingin kita memiliki banyak anak. Jadi
tidak perlu repot seperti ku, mengurus perusahaan sendiri.”
Bunga membulatkan mata tak percaya dengan semua
rencana Afrain. Dia saja belum yakin akan menikah dengan
Afrain atau tidak.
“Ayo makan. Aku sudah lapar.”
Bunga mengangguk setuju, senyumnya ikut terbit saat
Afrain menyuapkan dia sepotong sosis bakar. Masakan Afrain
memang lezat. “Kau suka ?”
Bunga mengangguk dan mereka melanjutkan makan
sambil membicarakan masa lalu. Bukan Bunga yang
menceritakan semuanya tapi Afrain. Pria itu terlihat sangat
serius dengan apa yang dia mulai.
“Kau tahu, hanya kau satu-satunya wanita yang aku
ceritakan kebiasaan semua keluarga ku.” Bunga menatap mata
elang itu dengan seksama.
“Masa laluku buruk tentang wanita Bunga, aku akui
itu. Tapi saat aku sudah serius memulai sesuatu yang aku
inginkan, aku tidak akan pernah melepaskan impianku.”
Bunga menelan potongan daging yang dia makan dengan susah
payah. Entah kenapa dia merasa tatapan mata Afrain saat ini
begitu menyeramkan.
“Dan impianku tentang masa depan ada bersamamu.
Maka kau tahu kelanjutan kalimatnya bukan ?” Afrain kembali
tersenyum tapi Bunga masih luar biasa tegang.
“Aku tidak akan melepaskanmu.”
Gumam Bunga dalam hatinya.

78 Mr. Quick
15. Couple

unga merutuki dirinya karena sudah sedari pagi dia terus


B mengingat kalimat mengerikan yang diutarakan Afrain
semalam padanya. Afrain yang dia kenal selalu membuatnya
jengkel tiba-tiba semalam menjadi sangat manly dan hot.
Bagaimana mungkin Bunga bisa tidak menyukai pria
itu, Afrain sempurna. Dari segi materi, wajah, dan semuanya
perfect menurut penglihatan mata manusia. Jadi tentu saja
Bunga tergoda juga dengan pria itu.

Mr. Quick 79
Semalam Afrain membantunya membersihkan dapur
bahkan dia memaksa keluar malam-malam demi mengisi
kulkas Bunga. Mereka berbelanja di tempat yang baru Bunga
ketahui ada di Yorkshire. Apalagi kalau bukan toko Asia.
Bunga sangat bahagia saat berbelanja disana. Dan Afrain
memberikan semua yang dia mau.
Satu permintaan Afrain yang Bunga harus catat.
“Saat aku kembali menemuimu kau harus memasakkan
ku masakan favorite mu. Aku ingin lihat seberapa hebat calon
istriku memasak.”
Bunga tersenyum mengingat semua perlakuan Afrain
padanya. Dan dia tidak sadar kalau adonan yang dia buat sudah
sangat siap untuk masuk kedalam oven.

◆◆◆

Afrain menyelesaikan meeting penting hari ini dengan


sempurna. Karena memang itu yang harus dia lakukan.
Proyek baru yang akan dia kerjakan kali ini adalah membuat
sebuah hunian bergengsi di Yorkshire. Itulah kenapa Afrain
berada di York saat pertama kali kembali bertemu dengan
Bunga.
Jika mengingat Bunga, Afrain akan tersenyum sendiri
seperti orang gila. Bahkan sekertarisnya bingung melihat
Afrain yang terus tersenyum sedari tadi. Afrain mengalihkan
perhatiannya pada ponsel lalu men-dial nomor wanita
pujaannya. Tidak seperti dulu, kali ini Bunga mengangkat
telponnya di deringan kedua.
“Hai, I miss You.” Afrain membuat suara yang sangat

80 Mr. Quick
menggelikan di telinga Bunga namun anehnya dia suka. Bunga
tersenyum hangat di tempatnya sekarang.
“Kenapa tidakmenjawab?Apakau tidak merindukanku?”
“Tidak ! Kita baru bertemu semalam.”
“Aku tidak lagi mau bertemu seminggu sekali denganmu
hon, jantungku bisa tidak sehat jika kita bertemu satu minggu
sekali.” Bunga akhirnya tertawa karena ucapan konyol Afrain.
“Kau sangat konyol Afrain.”
“Oh hon, ayolah panggil aku honey.” Bunga masih
terkikik ditempatnya.
“Kita kencan bagaimana.”
Bunga terdiam di tempatnya lalu dia teringat akan
sesuatu.
“Aku tidak menyukai kencan. Aku lebih suka berdiam diri
dirumah. Kau istirahatlah, aku yakin kau lelah karena semalam
bolak-balik London dan Yorkshire.”
“Aku mencintaimu Bunga.” Bunga diam, tidak tahu
harus menjawab apa. Dan Afrain menertawakan dirinya sendiri
yang terlalu berlebihan jika sudah menyangkut Bunga.
“Baiklah aku harus kembali bekerja, kau
jangan lupa makan ya honey. Jangan terlalu
memaksa tanganmu untuk memasak semua kue itu.”
Bunga mengangguk meksi Afrain tidak bisa melihatnya, lalu
Afrain memberikan kecupan dari handphone-nya untuk Bunga.
Iya Afrain semanis dan se-lebay itu jika menyangkut
Bunga.

◆◆◆

Mr. Quick 81
Mengatakan ingin bekerja kembali tapi bukan itu yang
dilakukan Afrain, dia menyuruh sekertarisnya menyiapkan lagi
helikopter untuk dia pergi menuju Yorkshire.
Afrain rela menghabiskan berpuluh-puluh juta hanya
untuk sekali melihat Bunga, tidak masalah baginya. Asalkan
keinginannya untuk bertemu Bunga bisa dia lakukan tanpa
harus menyiksa karena menunggu waktu.
Sementara di tempat lain, seorang pria sedang menatap
layar ponselnya yang menampilkan wajah seorang wanita yang
dangat dia cintai.
“Mas, sedang apa ?”Adam terkejut karena sofia__istrinya
berdiri tepat di belakangnya. Adam tahu Sofia sudah melihat
apa yang juga dia lihat. Sofia mengusap perutnya namun masih
mencoba tersenyum lembut pada suaminya.
“Maaf, aku tidak sengaja membuka instagram lalu
melihat satu postingan dari Mr.Derson dan ternyata itu adalah
wajah Bunga.” Sofia mencoba mengingat nama Mr.Derson dan
Sofia ingat siapa gerangan yang dimaksud Adam.
“Mr.Derson bukankah kolega bisnis kamu ? Yang pria
luar negri itu kan Mas ?”Adam mengiyakan pertanyaan istrinya.
“Kenapa dia bisa posting foto Bunga. Apa mereka punya
hubungan ya?” Adam menaikkan bahunya tidak tahu. Dia lalu
menarik tangan Sofia untuk ikut bersamanya ke luar rumah, dia
akan membawa Sofia berjalan-jalan sore.
Sofia sendiri tahu kalau Adam masih memiliki rasa itu
untuk Bunga, dan dia cemburu saat ini. Cemburu karena Bunga
sangat berjiwa besar merelakan Adam untuknya.

◆◆◆

82 Mr. Quick
Bunga mendengarkan musik melalui headset dia sedikit
menggerakkan tubuhnya sembari menyemprot kaca dengan
cairan pembersih lalu ingin mengelap kaca toko kue-nya itu.
Saat dia menyemprotkan pembersih itu dia terkejut karena
Afrain berada disana menatapnya dengan seringai mempesona.
Afrain mengecup kaca luar membuat Bunga menyemprotkan
kembali pembersih kaca itu. Mereka tertawa bersama lalu tak
lama Afrain menyusul Bunga. Dia merentangkan tangan ingin
memeluk Bunga tapi Bunga menghindar.
“Kenapa kekasihku pelit sekali,” ucapnya lucu dan
Bunga tertawa.
“Kenapa kesini lagi ?” tanya Bunga yang dijawab oleh
Afrain sambil dia mendekap tubuh Bunga.
“Aku ingin bersamamu, jadi aku datang.” Afrain
mengecup kening Bunga yang tersenyum dalam hati karena
perlakuan Afrain.
Afrain mengambil salah satu kabel headseat dia memakai
kan kabel itu ditelinganya. Dia menerka lagu apa yang didengar
Bunga lalu senyuman muncul saat dia tahu lagu ini.
Afrain mulai membawa tangan Bunga untuk bertaut
dengan jemarinya. Dia meletakkan semprotan ke meja.
Lalu mereka berdansa dengan mengikuti irama lagu.
“Mau berkencan dengan ku malam ini ?” Bunga tersenyum dan
mengangguk, dia merasa detak jantung sudah tidak lagi bisa
normal jika dekat dengan Afrain.
Bunga tidak menampik lagi jika dia memang benar
benar sudah jatuh pada pesona Afrain yang dulu mati-matian
dia abaikan dan tolak.

Mr. Quick 83
Jika memang Afrain benar mencintainya apa salahnya
Bunga mencintai sekali lagi ?

84 Mr. Quick
16. Marry Me ?

Kencan romantis yang dipikir Bunga akan mereka lakukan


dengan cara orang kaya melakukan diner dan lainnya
ternyata salah. Afrain tidak melakukan hal seperti itu padanya.
Melainkan pria dengan setelan polo shirt serta jeans denim itu
membawanya mengelilingi York Shire dengan sepeda motor
yang Bunga miliki.
Mereka tertawa bersama sembari bercerita banyak
hal. Menikmati pemandangan dimalam hari yang dingin.

Mr. Quick 85
Tentu saja Afrain memakai jaket kulit dan Bunga juga sama.
Mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih yang tengah
dimabuk asmara.
Afrain mengajaknya turun ke salah satu kedai kopi yang
berada disudut kota York Shire. Dia mengambil tempat dimana
mereka bisa melihat hamparan lampu-lampu yang indah.
Afrain memesan menu untuk mereka lalu dia menatap
Bunga dengan senyuman menggoda yang ia miliki.
Jemari Afrain masuk mengisi lengan dingin Bunga, sehingga
jemari mereka saling bertautan.
Sebelah tangan Afrain merogoh kocek jaket dan
memasukkan perlahan sebuah cincin di jari manis Bunga.
“Bunga, will you marry me?”
Bunga melihat jari manis di tangan kirinya sudah
terpasang sebuah cincin bermatakan berlian solitaire yang
sangat indah. Takut semua akan menjadi buruk Bunga tidak
bisa tersenyum, ingatan masa lalu itu menghantamnya.
Afrain yang mengerti jalan pikiran wanitanya langsung
mendekap kedua tangan Bunga lalu mengecupnya, memberikan
kehangatan yang tidak bisa dijelaskan Bunga apa namanya.
Semacam kau diberikan obat yang begitu menenangkan,
namun membuat dirimu kecanduan. Begitulah sentuhan serta
perilaku Afrain untuknya.
“Aku bukan dia. Aku benar-benar akan menikahimu,
maukah kau percaya padaku ?”
Bunga masih diam, matanya sudah berkaca-kaca. Dia
menarik napas agar sedikit lebih lega melihat Afrain yang
menatapnya. Tangan Afrain terulur menyentuh pipinya.

86 Mr. Quick
“Tadinya aku tidak ingin secepatnya melamarmu, aku ingin kita
merasakan yang namanya pacaran. Tapi sepertinya aku tidak
bisa.” Bunga menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.
“Aku tidak bisa bertahan dengan seksinya bibirmu yang
memanggilku untuk segera melumatnya.” Bunga berdecih lalu
melepaskan genggaman tangan mereka.
Buru-buru Afrain meraih kedua lengan itu kembali
dan memohon. “Tidak, tidak. Ini semua terjadi begitu saja
percayalah, ya walau memang aku sudah menyiapkan cincin
ini sejak lama.” Bunga tertawa hingga wajahnya memerah.
“So....., will you marry me?”
Bunga kembali terdiam mendengar pertanyaan itu.
Menatap lama mata Afrain dan semua inchi wajah pria itu lalu
didalam hati Bunga berdoa.
“Ya. Aku mau,” ucapnya dan Afrain begitu bahagia. Dia
sedikit bergerak dan mencium kening Bunga.
Tiba-tiba kembang api mengejutkan Bunga yang terpaku
pada cahaya indah itu.Afrain mengambil posisi duduk disebelah
Bunga lalu memeluknya erat. Begitu bahagia.
“Terima kasih....,” kata Afrain sambil menopang dagunya
di bahu Bunga.
“Ini pertama kalinya aku jatuh cinta.” Bunga menoleh
kesamping mempertemukan mata mereka. Beradu dalam irama
yang begitu indah di hati masing-masing.
“Kau menyiapkan ini ?”
“Tentu saja ! Kau adalah nyonya Derson sekarang.
Dan aku akan memberikan yang terbaik.” Afrain berdiri
lalu menggendong tubuh Bunga. Memutar tubuh itu dalam

Mr. Quick 87
gendongganya, dia sangat bahagia. Begitu juga Bunga.
Para tamu lainnya di kedai itu bertepuk tangan,
dan beberapa diantaranya mengambil moment mereka.
Sementara kembang api masih terus menyala di langit indah
York shire.
Mengecup bibir Bunga sebentar lalu mereka kembali
duduk menikmati pesanan mereka. Senyuman tak hentinya
hadir diwajah keduanya.
Bagi Bunga, pernikahan sebentar lagi akan ada didepan
matanya.
Dan dia memiliki calon suami seperti Afrain. Betapa
beruntungnya dia, dan semoga tidak ada apapun yang terjadi
saat pesta pernikahan mereka.

◆◆◆

Malam setelah Afrain melamar Bunga, dia menginap


dirumah Bunga lalu pagi-pagi mereka berdua menelpon
Claire dan Sandra untuk memberitahukan kabar bahagia itu.
Semua orang bahagia, tidak ada yang tidak bahagia.
Bunga dan Afrain akhirnya memutuskan menikah dalam
kurun waktu satu bulan dari sekarang. Dan pesta itu akan
diadakan di Indonesia, tempat kelahiran Bunga.
Keluarga Afrain tidak masalah karena mereka juga
memiliki darah Indonesia. Afrain mengusap rambut Bunga
yang indah sembari memperhatikan wajah Bunga yang sedang
mengobrol dengan Mommy-nya.
“Mom sudah dulu ya. Aku akan pergi dengan Bunga
sebentar. Mommy siapkan saja pernikahan kami.” Afrain

88 Mr. Quick
langsung meraih ponselnya lalu mematikan sambungan telpon
itu.
“Ada apa ?” tanya Bunga tak mengerti dengan tatapan
Afrain.
“Setelah menikah kita akan tinggal dimana ?” Pertanyaan
Afrain tidak pernah terpikirkan oleh Bunga. Karena tentu saja
dia akan tinggal dimana suaminya tinggal.
“Kau punya rumah impian ?”
Bunga menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
“Aku akan tinggal dimana suami ku akan tinggal. Dan
rumah impianku adalah dimana suami ku bisa setia dan selalu
mencintaiku.” Afrain memeluknya lalu mengecup kening
Bunga.
“Aku akan memberikan yang terbaik buat mu.”
“Gantilah bajumu, kita akan ke London.”
“Untuk apa ?”
“Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum
mengambil cuti. Jadi aku butuh moodbooster ku berada
disisiku.” Bunga merona namun dia menyembunyikan hal itu.
Dicubitnya gemas pipi Afrain hingga pria itu mengaduh
kesakitan. “Pernikahan kita masih satu bulan lagi, kembalilah
ke London karena aku akan menyiapkan beberapa pekerjaanku
juga disini.”
Afrain menghembuskan napasnya kasar, dia bermaksud
agar setiap hari bisa melihat Bunga namun Bunga tetap tidak
mau sering-sering dekat dengannya.
“Apa kau yakin tidak akan merindukanku?” Bunga
tertawa dengan pertanyaan Afrain.

Mr. Quick 89
“Tidak ! Tapi aku tahu kau pasti merindukanku dan itu
hukumanmu sebelum kita menikah.” Afrain tertunduk lesu.
“Apa kau yakin ?” tanya Afrain lagi.
“Iya honey aku yakin.” Bunga tertawa lalu berlari menuju
meja dapur. Mereka belum makan apapun selain sandwich
buatan Afrain dipagi hari.
Bunga tersenyum dalam diamnya memperhatikan Afrain
yang sedang menelpon sekertarisnya. Ekspresi wajah Afrain
sangat disukai oleh Bunga.
Tuhan benarkah Afrain jodohnya ?

◆◆◆

Claire ditempatnya sangat bahagia, dia akhirnya akan


mendapatkan anak perempuan yang bisa menemaninya. Dan
Bunga adalah wanita yang baik.
Dia bergegas menelpon Zia dan saudara yang lainnya
untuk membantu menyiapkan pesta pernikahan yang akan
diadakan di Indonesia itu. Mereka akan pergi ke Indonesia satu
minggu sebelum acara diadakan. Itulah yang Claire janjikan
pada Bunga.
Dan pesta yang diminta Bunga adalah pesta pernikahan
sederhana yang melibatkan keluarga dan sahabat dekat mereka.
Claire sibuk mengecek website event organizer di Indonesia
yang bisa dipercaya membuat pernikahan sempurna untuk anak
dan menantunya itu.
Ini adalah moment yang ditunggu-tunggu Claire dalam
hidupnya.

90 Mr. Quick
17. Sorry Afrain

Dua minggu kemudian....


unga menikmati secangkir teh hangat dipagi hari yang
B dingin. Yorkshire memang selalu dingin ditambah
dengan saat ini sedang turun salju.
Bunga menghidupkan televisi untuk melihat berita. Dia
membesarkan volume tv karena melihat wajah Afrain disana.

Mr. Quick 91
Pengusaha ternama dari keluarga Derson dibawa
oleh pihak kepolisian atas tuduhan pelecahan
pada mantan karyawannya dan polisi _____

Bunga tidak sanggup untuk mendengar kelanjutan berita


tersebut dia mematikan televisi dan berniat menelpon Afrain.
Namun sebelum dia menelpon bel rumahnya berbunyi, Bunga
berharap itu Afrain dan berita itu hanya kesalahpahaman saja.
Wajah Bunga semakin tegang saat yang datang adalah
Akira dan Azka__suaminya.
“Hai Bunga, boleh kami masuk?” tanya Akira dengan
senyuman.
“Ya silahkan.” Bunga mempersilahkan Akira dan Azka
masuk. Saat Azka mengambil tempat di sofa, Akira berdiri
menghampiri Bunga.
“Kau sudah mendengar beritanya ?” Bunga mengangguk
menjawab pertanyaan Akira.
“Kami kesini diminta Afrain untuk membawamu kesana.
Dia membutuhkanmu.”
“Lalu apakah berita itu benar ? Apakah wanita yang
tampil di televisi itu mengandung anak Afrain?” Bunga tidak
sabar ingin mendengar kebenarannya.
“Charlotte memang bawahan Afrain dulu. Dia bekerja di
divisi keuangan salah satu kantor cabang Derson. Tapi Afrain
mengatakan mereka berhubungan atas kemauan Charlotte juga,
dan itu bukan paksaan Afrain.”
Bunga mundur beberapa langkah kebelakang hingga
menyentuh rak buku. Azka berdiri karena dilihatnya wajah

92 Mr. Quick
Bunga berubah pucat.
Apa kali ini akan gagal lagi ?
Bunga berusaha mencari udara untuk dia bernapas. Satu
pertanyaan besar dalam kepalanya sedang berputar-putar dan
bahkan berbisik di telinganya.
“Bunga are you oke ?”
“Aku baik-baik saja. Katakan saja pada Afrain aku tidak
bisa ke London.”
“Kau tidak mempercayainya ?” Bunga menggeleng kuat
lalu memegang tangan Akira.
“Please Akira aku tidak bisa pergi. Afrain bisa menikahi
wanita itu dan mereka bisa merawat anak mereka.” Bunga
bergetar lalu Akira membawa Bunga untuk duduk.
Azka menarik napas kasar karena Bunga seolah
mengatakan. Aku pergi , aku mengalah.
“Bunga apa kau tidak percaya Afrain ?” Bunga diam dia
tidak tahu harus menjawab apa. Dia ragu, dan wanita itu hamil
dengan kenyataan memang Afrain pernah menidurinya.
“Bunga ini bukan di Indonesia. Meski benar yang
dikandung Charlotte adalah anak Afrain, Afrain tidak harus
menikahi Charlotte. Dia hanya perlu bertanggung jawab atas
anak itu.” Bunga lagi hanya mampu terdiam.
“Kau tahu Bunga, Afrain pertama kalinya tergila
gila dengan wanita dan wanita itu adalah dirimu. Dia
memperjuangkan perasaanya bahkan terus merebut perhatianmu
agar kau melihat sesungguhnya apa yang dia rasakan untukmu.
Lantas kau masih juga belum percaya hal itu ? Bahkan setelah
kalian memutuskan untuk menikah ?”

Mr. Quick 93
Bunga diam dengan semua perkataan Azka, tidakkah
mereka juga melihat bagaimana Bunga bingung ? Bagaimana
rasa takut hancur itu menjalar cepat dalam darahnya.
Bagaimana jika Afrain kelak berubah pikiran lalu
menikahi Charlotte ?
Bagaimana jika untuk membuat nama baik keluarga
mereka aman maka Afrain harus menikahi Charlotte ?
Bagaimana jika semua hal itu terjadi ?
Bagaimana jika Afrain berubah seperti Adam ?
Bunga akhirnya meneteskan airmata, dia menguatkan
hati untuk mundur lebih awal. Meski rasa itu sudah tumbuh,
namun Bunga tahu ia belum berakar kuat dalam hati Bunga.
Maka Bunga akan memangkasnya dengan cepat.
“Bunga ?” panggilAkira lembut karena Bunga sepertinya
tidak mendengarkan apa yang dia bicarakan.
“Maaf Akira aku tidak bisa,” gumamnya pelan diiringi
airmata.
Mereka tidak tahu apa yang sudah Bunga lewati. Mereka
tidak tahu masa lalu itu menghantui Bunga.
Akhirnya Azka dan Akira kembali ke London dengan
berita buruk. Afrain akan lebih pusing mendengar ini daripada
menghadapi kasusnya.

◆◆◆

Ditempat lain Afrain sedang menghirup kembali udara


segar setelah satu hari terkurung di jeruju besi, atas laporan
konyol yang dia terima.
Pengacara keluarga mereka mendekati Afrain dengan

94 Mr. Quick
kedua orangtuanya. Claire langsung menatap marah pada
Afrain. Bukan karena Afrain bersalah, namun apa yang selama
ini dia takutkan akan terjadi.
“Apa kau sudah tahu kenapa aku selalu mengawasimu
Afrain ?”
“Mom, maafkan aku. Lagi pula aku tidak
menghamilinya.”
“Tapi kau menidurinya.” Afrain diam, dia lalu berjalan
menuju pintu keluar kantor polisi. Pengacaranya memang
mengeluarkan Afrain namun kasusnya masih berjalan.
“Afrain kau masih dalam bebas bersyarat jadi kau tidak
bisa kemanapun sesuka hatimu.” Afrain berhenti dan melihat
kedua orangtuanya.
“Aku hanya ingin menemui Bunga Pa, aku takut dia
berpikir yang macam-macam.” Afrain pun pergi menggunakan
taksi menuju hotel Derson. Dia sudah meminta helikopter
membawanya ke Yorkshire.
Bunga tidak datang menjenguknya itu berarti wanita
itu marah kepadanya. Dan Afrain akan menjelaskan semua
pada Bunga tanpa kebohongan sedikitpun. Namun betapa dia
terkejut saat sebuah notifikasi masuk ke ponselnya dan pesan
itu dari Bunga.
Afrain langsung membaca pesan itu dengan cepat.

Afrain maafkan aku. Aku tidak bisa melanjutkan ini semua.


Meski aku akui aku mulai merasakan cinta itu.
Aku tidak bisa melanjutkan ini. I’m sorry...

Mr. Quick 95
Afrain buru-buru mendial nomor Bunga namun tidak
aktif. Dia menghubungi Sandra dan saat Sandra menjawab dia
langsung menanyakan Bunga.
“Sandra apakah ada Bunga ? Tolong jangan tutupi
apapun, dia hanya salah paham. Ini bukan seperti yang dia
dengar di televisi itu.”
“Afrain maaf tapi Bunga tidak ada disini. Aku baru ingin
menelponnya tapi nomornya tidak aktif.”
Afrain benar-benar kacau, dia langsung mematikan
sambungan telpon itu lalu kembali menelpon Bunga. Tapi sama
saja, nomor Bunga tidak aktif.
Afrain tiba di lantai paling atas hotel dan segera menaiki
helikopternya. Dia yakin Bunga masih di Yorkshire, ini baru
satu hari dari setelah dia meminta Akira dan Azka menjemput
wanitanya itu.

96 Mr. Quick
18. She’s Gone

elikopter Afrain pun sampai di Yorkshire. Mencari


H landasan yang luas sesuai perintah Afrain. Pria itu tidak
ingin membuang-buang banyak waktu, karena baginya penting
melihat wajah Bunga dan menjelaskan semua ini secara
langsung.
Begitu turun dari mobil yang membawanya kerumah
Bunga, Afrain langsung mengetuk pintu rumah itu. Afrain
dapat melihat sepertinya Bunga ada didalam sana, dan dia terus

Mr. Quick 97
mengetuk pintu itu, tidak memperdulikan beberapa orang yang
lewat melihatnya.
“Bunga, please open the door. Please Bunga,” kata
Afrain dengan napas yang memburu.
“Aku tahu kamu ada didalam, bisakah kita bicara
sebentar ?” Bunga masih tidak membuka pintu rumahnya.
Apa yang diduga Afrain benar. Wanita yang dia cintai
itu ada didalam sana, berpelukan dengan guling dan ditemani
temaramnya lampu kamar. Dia menulikan telinganya untuk
mendengar apa yang Afrain katakan dan ketukan-ketukan pintu
membuat dadanya semakin bergemuruh, memaksa Bunga
untuk membuka pintu itu lalu memeluk Afrain.
Tapi Bunga enggan melakukannya, karena dia
takut akan ditinggalkan oleh Afrain dikemudian hari.
Dia takut untuk kembali masuk dalam zona nyaman antara
hubungannya dan Afrain. Takut untuk meneruskan pintalan
benang yang sudah separuhnya meraka jalin.
“Bunga, aku tahu kamu mendengar ini.” Bunga terkejut
karena suara Afrain tepat berada di jendela kamarnya.
“Keluarlah sebentar dan kita berbicara,” kata Afrain pelan
namun mampu Bunga dengar dengan jelas.
Afrain menarik napasnya lelah, dia tidak menyangka
semua rencana indahnya kacau seperti ini. “Bunga memang
benar aku pria yang brengsek dulunya. Aku memiliki banyak
teman kencan.” Afrain mengakui semua keburukannya dengan
jujur untuk Bunga.
“Namun bukan berarti aku tidak mencintaimu dan
aku hanya bermain-main dengan kata akan menikahimu.

98 Mr. Quick
Sungguh, aku sangat ingin menjadikanmu istriku.” Bunga
yang mendengar apa yang Afrain katakan hanya diam meski
darahnya berdesir mendengar itu semua.
“Setelah apa yang aku katakan maukah kau menerima
masa laluku ? Maukah kau memaafkan semua salah ku ?”
“Bunga tolong jangan diam saja !”Afrain mulai kehabisan
cara dan dia sangat kesal pada dirinya sendiri. Diketuknya
jendela kamar itu tiga kali lalu mengatakan satu kalimat.
“Bunga aku sudah mengatakan semuanya, jika kau
tidak bisa menerima masa laluku maka aku tidak bisa berbuat
lebih. Tapi asal kau tahu, aku benar-benar mencintaimu hingga
menjadi setolol ini. Mengetuk-ngetuk pintu seperti seorang
suami yang diusir oleh istrinya karena pulang larut malam
dengan keadaan mabuk. Berbicara di jendela kamar seolah aku
adalah pria pinggir jalan yang memiliki kelainan jiwa. Apa
kau tahu tetanggamu saat ini menatapku dengan aneh ? Bahkan
diantaranya merekam aksi ku.”
Bunga tanpa sadar tersenyum dengan apa yang Afrain
katakan dengan panjang lebar. “Jika kau tersenyum maka ayolah
suruh aku masuk. Disini sangat dingin dan aku lupa memakai
mantel hangat ku.” Afrain berbohong, dia buru-buru membuka
mantel hangat yang ia kenakan lalu menyembunyikannya
dibelakang rumah Bunga.
Saat dia ingin kembali kearah jendela, dia mendengar
suara kunci pintu dibuka.Afrain buru-buru menuju pintu rumah.
Saat Bunga keluar dari dalam rumah beberapa orang yang
menyaksikan aksi Afrain memberikan tepuk tangan dan sorak
bahagia. Afrain melambaikan tangannya kepada orang-orang
itu lalu masuk karena Bunga menarik tangannya.

Mr. Quick 99
“Apa yang kau lakukan ?” tanya Bunga frustasi. Dia
tidak menyangka ada banyak orang disekitar rumahnya yang
memang terletak di pinggir jalan.
“Membuat mu untuk tidak menjauh dariku.” Afrain
memeluk Bunga, rasanya seolah ketakutan Bunga sirna dan
mimpi yang dia idamkan kembali hadir.
“Kau benar mencintaiku ?” tanya Bunga ragu.
“Jika ada alat tes kejujuran disini aku bersedia
melakukannya sekarang juga, atau kita pergi besok ke kantor
kepolisian mereka mungkin mau membantu ku mengatakan
kejujuran padamu atau____,” kalimat yang ingin keluar lebih
panjang lagi dari mulut Afrain ditahan Bunga dengan tatapan
dan juga telunjuk Bunga yang mendarat sempurna dibibir
Afrain.
Posisi mereka saat ini membuat Afrain berharap ada
seseorang yang mengabadikannya. “Cukup katakan jika
kau mencintaiku.” Pikiran mesum Afrain berganti dengan
keseriusan yang hadir dalam jiwanya.
“I love you Bunga Humaira. I love you,” kata Afrain dan
mengalun indah hingga sampai kehati Bunga. Airmata jatuh
begitu saja ke pipi Bunga membuat Afrain sadar dari sosok
bidadari yang dia lihat tadi.
“Hei, why you crying ?” Afrain menghapus lembut
airmata itu dia semakin erat memeluk pinggang Bunga.
Bunga meraih tubuh Afrain untuk dia peluk, dia merasa sangat
konyol karena selama ini hanya memikirkan masa lalunya yang
tidak bisa dia banggakan itu. Malah dia hampir mengacaukan
rencana pernikahannya sendiri.

100 Mr. Quick


“Kau mau memaafkan masa lalu ku ?” Bunga
mengangguk dalam pelukan Afrain.
“Kau mempercayaiku ?” Lagi Bunga mengangguk dan
dia mengurai pelukan mereka. Menatap wajah Afrain dan
kedua bola matanya. Satu tangan Bunga meraih rahang Afrain.
“Maafkan aku ya,” gumamnya dengan hidung merah
dan mata sembab. “Maaf karena aku menjadi egois.” Afrain
tersenyum lembut kembali meraih Bunga dalam pelukannya.
“Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu
Bunga. Aku akan selamanya menjeratmu dalam hidupku. Aku
bersumpah akan hal itu.” Bunga tertawa kecil, merasa lega
akhirnya kisahnya tidak menjadi buruk seperti yang sudah dia
khawatirkan.
Dia percaya Afrain mencintainya, hanya saja dia perlu
menata ulang rencana pernikahan mereka. Karena dia akan
disisi Afrain untuk menguatkan pria itu dari kasus yang dia
hadapi.
Yah,.. walau sepertinya Afrain tidak terlalu perduli
dengan kasus yang sedang dia hadapi. Karena bagi Afrain
menahan Bunga untuk tetap disisi nya itu jauh lebih penting.
Bunga adalah sesuatu yang dia impikan sedari dulu.
Wanita dengan keteguhan hati yang kuat, juga cantik dan seksi
tentunya.
“Hon,” gumam Afrain saat mereka sudah tidak lagi
berpelukan.
“Hem,” jawab Bunga singkat.
“Bolehkah aku dapat satu kecupan?”

Mr. Quick 101


19. Be With You

Satu minggu berlalu dan Bunga bisa berdiri tegak


disamping Afrain. Dia menutup telinga akan semua berita
miring Afrain serta dirinya, ya sebelum semua ini terungkap
banyak berita buruk tentangnya dan juga Afrain. Tapi itu tak
berlangsung lama, karena Claire sebagai ibu Afrain tidak
membiarkan semua itu menghancurkan nama putranya dan
terutama Bunga yang baru masuk ke dalam hidup Afrain.

102 Mr. Quick


Dengan kekuasaannya dia membungkam semua media
dan juga para paparazi. Dan akhirnya hari ini kasus Afrain akan
selesai, mereka sedang menunggu hasilnya di pengadilan dan
Bunga yakin Afrain tidak seperti yang dikatakan wanita itu.
“Terimakasih sudah menemani ku seminggu ini sayang,”
kata Afrain dan Bunga tersenyum menepuk tangan Afrain yang
menggenggam tangannya.

Setelah melihat bukti atas kasus yang membawa


nama Afrain Derson sebagai tersangka dan
Charlotte sebagai pelapor atau korban, maka
kami memutuskan bahwa saudara Afrain Derson
tidak bersalah dan Sidang ini ditutup.

Bunga terkejut karena Afrain langsung memeluknya lalu


mencium pipinya dengan sangat bahagia. Afrain juga memeluk
ibunya serta ayahnya. Mereka semua bernapas lega karena
nama keluarga mereka kembali bersih, dan ini bukan suatu
tipuan karena mereka berkuasa. Karena memang benar Afrain
tidak bersalah.
Tak sengaja tatapan mata Bunga melihat Charlotte yang
menatapnya tidak suka. Bunga ingat setelah Afrain pergi dari
rumahnya malam itu, besok paginya Charlotte datang dengan
mengatakan banyak hal tentang Afrain. Mengatakan bahwa
Afrain kelak akan bosan padanya setelah pria itu mendapatkan
apa yang dia mau. Karena nyatanya Afrain adalah pria yang
penuh obsesi jadi Bunga saat ini adalah obsesinya semata.
Bunga langsung mengusir wanita itu karena dia merasa Afrain
bukanlah tipe pria seperti itu. Afrain memang pria yang penuh

Mr. Quick 103


obsesi dan ambisi mendapatkan suatu hal, namun itu bukan
tentang urusan perasaannya, melainkan bisnis yang dijalani
pria itu.Dan Bunga sangat yakin dengan Afrain. Dia tidak lagi
ragu melangkah bersama pria itu.

◆◆◆

“Baiklah kita bisa melanjutkan pernikahan kita,” kata


Afrain saat mereka berada dalam mobil. Bunga memutar bola
matanya lalu bergumam. “Dasar Mr.Quick,” katanya yang
dapat di dengar Afrain.
“Afrain maaf, ku rasa kita perlu waktu untuk itu. Bisakah
kita tunda ?”
Afrain memasang wajah serius, dia mencari jawaban
pertanyaan yang ada di kepalanya melalui sorot mata Bunga.
“Afrain, kau dengar aku?”
“Aku dengar, hanya saja kenapa harus ditunda ? Semua
ini sudah beres, aku tidak bersalah. Bisakah kau tidak berpikir
macam-macam tentangku.”
“Jika aku berpikir macam-macam tentangmu aku tidak
akan ada disini.” Bunga melipat kedua tangannya di depan
dada.
Kenapa Afrain malah berprasangka buruk kepadanya.
“Aku masih ingat kau tidak ingin berpacaran.”
“Kita memang tidak akan berpacaran Afrain,” tekan
Bunga pada setiap katanya.
“Lalu kalau begitu apa ?”
Bunga tidak menjawab, dia juga bingung apa namanya
jika tidak berpacaran.

104 Mr. Quick


“Kau sendiri tidak tahu apa namanya bukan ?” Bunga
terdiam melihat Afrain yang membuang pandangannya pada
arah luar jalan.
“Afrain,” gumam Bunga dan Afrain menatap kearahnya
seolah bertanya. “Aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi,”
ungkap Bunga sambil menahan gejolak dalam dirinya. Ini sama
saja dia mengajak Afrain berpacaran pikirnya.
Dan benar saja, Afrain sudah tersenyum sangat manis
disebelahnya. Lalu dengan tiba-tiba mengecup pipi Bunga.
“Aku menerimanya,” katanya membuat Bunga menepuk
keningnya.
“Aku tidak menyangka kamu bisa romantis seperti ini.”
Afrain menaik turunkan alisnya membuat Bunga jengah.

◆◆◆

Taman yang luas, dihiasi banyak bunga dan bunyi


gemericik air mancur membuat Bunga sangat nyaman berada
disana. Dia tersenyum melihat Claire datang bersama Afrain
yang merangkul bahu Mommy-nya itu. “Oh hai Bunga, aku
sangat bahagia akhirnya Afrain membawamu datang kerumah
ini.” Claire memeluk Bunga dengan hangat.
“Ma, aku dan Bunga sudah memutuskan untuk menunda
pernikahan kami. Tapi kami tetap akan bertunangan. Benar
begitu bukan hon ?” Bunga merasa telingnya sedikit nyeri saat
Afrain memanggilnya dengan kata hon yang berarti honey.
“Iya tante,” jawab Bunga dan Claire memicingkan
matanya.
“Kamu harus membiasakan diri memanggil Mommy

Mr. Quick 105


mulai saat ini. Jika kamu tidak melakukannya maka kamu
harus menemaniku berbelanja.” Bunga tersenyum mendengar
semua itu.
“Tapi kenapa kalian memutuskan memundurkan tanggal
pernikahan ?” Claire bingung.
“Karena Bunga ingin kami saling mengenal satu sama
lain Mom.” Afrain kembali yang menjawab.
“Ya sudah, semua terserah pada kalian. Asal kalian
yakin dengan semua itu, aku akan mendukungnya.” Bunga
mengangguk bersamaan dengan Afrain.
Begitulah selanjutnya kisah Bunga dan Afrain,
mereka akan melangsungkan acara pertunangan minggu
depan namun rencana pernikahan akan mereka tunda.
Bunga kembali ke York Shire dengan diantar oleh Afrain
yang berjanji akan menjemputnya satu hari sebelum mereka
bertunangan.
Namun Afrain tidak bisa menahan satu hari saja tidak
melihat wajah Bunga, dia pun setiap hari mengunjungi Bunga
dengan banyak sekali alasan yang dia buat sampai Bunga sudah
hapal akan kebiasaan Afrain itu.
Tapi dia bahagia, Afrain tidak berlebihan
memperlakukannya. Mereka menjalani semua dengan normal,
meski Afrain kaya raya, Afrain tidak menculiknya untuk
sekedar berkencan, tidak memberikan kejutan seperti film-film
romansa yang dia lihat jika seorang wanita berpacaran dengan
pria kaya raya.
Tidak, Afrain tidak seperti itu. Dia bahkan mengajak
Bunga berjalan-jalan dengan motor. Atau mereka akan menaiki

106 Mr. Quick


sepeda hanya untuk sekedar menemani Bunga membeli
beberapa bahan kue. Afrain mencintainya tepat pada porsinya.
Memperlakukannya dengan istimewa dengan caranya sendiri.
Bunga tidak menginginkan kisah seperti film-film
romansa yang dia lihat. Dia hanya menginginkan kisah
sempurnanya sendiri dengan jalan cerita yang dia dan Afrain
ukir.
Seperti saat ini mereka sedang menikmati senja dengan
berjalan-jalan menaiki sepeda sambil Bunga memakan ice
cream yang dibelikan Afrain. Sederhana tapi Bunga benar
benar bahagia.
“Hon, besok tinggal satu hari lagi menuju hari
pertunangan kita. Apa ada yang kamu inginkan?”
Bunga berpikir sejenak lalu dia tersenyum.
“Tidak ada ! Cukup doa kan agar aku tidak lari saat hari
itu tiba.”

Mr. Quick 107


20. Enggagment

ari itu tiba, dimana Bunga dan Afrain bertunangan dan


H mereka sudah berada dimasing-masing kamar mereka.
Claire sedang menunggu Bunga berdanda dengan
make-up artis pilihannya. Azura datang membawa gaun yang
diberikannya khusus untuk Bunga.
“Hai Bunga ini kado dariku untuk hari ini,” ujarnya
membuat Bunga sangat berterimakasih.

108 Mr. Quick


Dia dibantu memakai gaun pemberian Azura yang
berwarna biru muda itu. Azura terlihat sangat cantik layaknya
dia adalah cinderella modern.
Gaun biru itu berpotongan kerah sabrina, dan gaun itu
membelit indah tubuh Bunga.
Bunga melihat penampilannya didepan cermin dan dia
tidak menyangka dirinya akan terlihat berbeda. Ini seperti
bukan dirinya. “Kau sangat cantik sayang, ayo kita turun. Afrain
pasti sudah menunggu lama,” ajak Claire dan merekapun turun
dengan perlahan bersama Bunga menuju tempat dimana para
tamu sudah berkumpul.
Acara pertunangan Bunga dan Afrain diadakan dengan
sangat private. Diadakan disebuah pulau yang sudah dipesan
oleh Afrain, dan dengan nuansa pantai menjadi latar bagi acara
pertunangan mereka. Ada banyak yacht yang berada tak jauh
dari bibir pantai.
Yacht itu adalah sarana yang dipakai para keluarga dan
sahabat yang datang ke pesta pertunangan mereka. Afrain yang
sangat menyukai pantai memilih bertunangan ditempat itu.
Bunga mengikuti kemauan Afrain itu karena dia juga setuju.
Bunga tidak menggunakan sepatu heels melainkan
sneaker berbanding jauh dengan gaun indah yang dia gunakan.
Namun hal itu sangat disukai Afrain mengingat mereka
mengadakan pesta di pasir pantai yang tidak mungkin Bunga
menggunakan heels.
Afrain tertegun melihat wajah Bunga yang berbeda. Tapi
meski berbeda Afrain tetap menyukai kekasihnya itu tanpa
make-up lebih terlihat seksi dan menggoda menurutnya.

Mr. Quick 109


Afrain tersenyum menyambut tangan Bunga yang sudah
berada didepannya. Dari pihak Bunga hanya ada kepala panti
asuhan yang datang sebagai perwakilan keluarganya.
Mengikuti budaya di negara yang berbeda Bunga diminta
untuk memberikan beberapa kalimat untuk moment bahagianya
itu.
Bunga melepaskan genggaman tangan Afrain, dia
menuju panggung yang sudah disiapkan. Dia terlihat menarik
napas sebelum mengeluarkan suaranya.
“Sebelum menuju hari ini, aku sempat mengatakan pada
Afrain agar mendoakan jika aku tidak kabur dihari ini.” Semua
orang tertawa mendengarnya. Dan Bunga sendiri menatap
Afrain dengan tatapan yang tidak bisa Afrain artikan.
“Thanks Mr.Quick, terimakasih untuk cintamu padaku.
Meski aku tidak sepadan denganmu maupun keluargamu kau
menyakinkanku jika aku layak untuk kau cintai. Jika aku
benar-benar berarti bagimu. Kau adalah kejutan yang sangat
indah untukku. I love you Sir,” ucap Bunga dan dia menahan
wajahnya yang merona dengan menutup wajahnya.
Giliran Afrain yang disuruh maju untuk menggantikan
posisi Bunga. Afrain berdehem sebentar dan dia tersenyum
menggoda kearah Bunga.
“Hei hon, I love you too.” Beberapa orang bersiul dan
lainnya bertepuk tangan.
“Jika aku adalah kejutan indah bagimu, maka kau tahu,
kau adalah kado terindah dari Tuhan untukku.” Kembali semua
orang heboh, bahkan Claire bersorak gembira untuk anaknya.
“Jangan pernah berpikir meninggalkanku Bunga. Karena
aku akan mengurungmu selamanya disisi ku. Jangan menyesal

110 Mr. Quick


telah memutuskan bertunangan dan kelak menikah denganku,
karena aku tidak akanmembiarkankamu pergi sedikitpun.Kamu
harus tahu, kamu akan selamanya terperangkap bersamaku
honey. Aku juga tidak tahu kenapa bisa jatuh cinta denganmu
dan kejutekanmu itu. Tapi aku pernah berujar jika sekali lagi
Tuhan mempertemukan kita, maka aku langsung mengajakmu
untuk menikah. Dan ternyata itu terjadi saat kita kembali
bertemu di Yorkshire. Lalu aku yakin, kaulah orangnya. Thats
you honey,” ucap Afrain dan diakhiri dengan kecupan yang dia
layangkan untuk Bunga.
Setelah itu ucapan dari beberapa keluarga lainnya
termasuk ibu panti Bunga. Bunga memeluk ibu itu saat turun
dari panggung.
Lalu setelah semua acara selesai, mereka masuk ke acara
puncak yaitu pertukaran cincin. Angin yang berhembus di tepi
pantai itu menambah keromantisan Bunga dan Afrain. Bendera
bendera putih yang berkibar serta lampion yang bergoyang
kesana kemari akibat tiupan angin menambah indahnya acara
itu.
Semua orang bertepuk tangan bergembira setelah Bunga
dan Afrain saling memakai cincin.
Afrain memeluk gemas Bunga dan menggendongnya
membuat Bunga terkejut sekaligus tertawa setelahnya.
Foto-foto mereka yang diabadikan beberapa teman
mereka ternyata sampai terlihat oleh Sofia dan Adam. Adam
seolah merasa tidak rela, namun juga dia bahagia.
Bunga mendapatkan pria yang tepat untuknya.
Sofia juga bahagia, karena Bunga sudah menemukan tambatan
hatinya.

Mr. Quick 111


21. Rumah Kita

Satu minggu berlalu, dan pesta pertunangan mereka masih


saja menjadi perbincangan hangat para kaum elit.
“Kenapa Afrain Derson bisa memilih calon istri dari
kalangan rendah.”
“Apa cantiknya wanita yang menjadi kekasih Afrain itu.”
“Mr.Derson pasti hanya bermain-main dengan gadis
keturunan Asia itu. Lihat saja beberapa bulan kemudian.”

112 Mr. Quick


Apa yang mereka katakan dibelakang Afrain tentu saja
sampai ke telinga Afrain. Namun Afrain tidak ambil pusing,
dia malah bahagia karena pilihannya yang jatuh pada Bunga
membuat semua orang ikut memikirkannya.
Afrain tertawa sendiri jika mengingat banyaknya kritikan
tentang pilihannya mencari istri. Apa mereka tidak melihat
bagaimana hot nya calon istri yang dia pilih itu.
“Afrain,” panggilan dari seorang yang dia rindukan
membuat Afrain menoleh dan tersenyum mendapati kekasih
hatinya sudah sampai di kantornya.
“Yes hon,” jawab Afrain dan Bunga terlihat jengah.
Wanita satu ini memang tidak mempan dengan pesona
senyuman yang Afrain berikan.
“Kenapa ?” tanya Afrain bingung mendapati Bunga yang
terlihat kesal sampai dikantornya.
“Kenapa ?! Masih bertanya kenapa ?” Bunga bersidekap
membuat Afrain mulai tidak mengerti. Sepertinya dia tidak
melakukan kesalahan, kenapa kekasihnya ini pikir Afrain
bingung.
Bunga meletakkan sebuah map yang Afrain tahu isinya
apa.
“Kenapa membeli rumah tanpa bertanya padaku,” teriak
Bunga benar-benar kesal. Masalahnya Afrain tidak hanya
membeli satu rumah yang harganya begitu fantastis di Amerika
sana, namun Afrain membelikannya tiga rumah sekaligus dan
atas nama dirinya.
Afrain berdiri, dia dengan santai memasukkan satu
tangannya kedalam saku celana dan menarik napasnya lelah.

Mr. Quick 113


“Jadi karena surat rumah ini kamu marah ?”
“Ya jelas aku marah, kamu tidak bertanya dulu aku
mau rumah seperti apa untuk kita, dan kenapa jauh sekali
sampai di Amerika sana. Apa kamu berniat pindah dan juga
tidak memberitahukanku ? Bagaimana dengan rumah ku di
Yorkshire.” Gantian Afrain yang dibuat bingung.
“Bunga hei, kamu pernah menjadi sekertarisku dan kamu
tidak tahu jika kantor pusat Derson ada di Amerika ? Lalu
apa kau berniat ingin tetap tinggal di Yorkshire setelah kita
menikah.” Bunga terdiam, benar apa yang ditanyakan Afrain.
Bunga berdecak tidak suka. Afrain sangat pintar bermain
kata dengannya. “Hei honey tell me,” ujar Afrain menuntut
penjelasan Bunga perihal masalah rumah.
“Maaf aku hanya tidak habis pikir dengan kamu yang
membeli rumah tanpa berdiskusi dengan ku.” Afrain tidak
marah, dia mendekati Bunga dan memeluknya. Membuat
suasana tegang diantara mereka mencair.
“Aku tentu akan berdiskusi denganmu hon, untuk itu kita
akan pergi kesana melihat rumah itu secara langsung. Kita akan
tinggal dirumah yang kau inginkan.” Bunga menatap Afrain
bingung.
“Lalu yang dua lagi mau diapakan ?”
“Kita sewakan atau jika kau tidak ingin mengurusnya
kita jual saja lagi.” Bunga tidak percaya bagaimana entengnya
Afrain mengatakan hal tersebut. Bunga tidak ingin ambil
pusing, duit juga duit Afrain terserahlah Afrain mau melakukan
apa. Asal jangan merugikan dirinya.
Bunga tertawa kecil dengan pemikirannya.

114 Mr. Quick


“Jadi setelah menikah kita akan tinggal di Amerika ?”
cicit Bunga lagi masih berpelukan dengan Afrain.
“Hem..sebenarnya kemungkinan bulan depan aku sudah
mulai pindah kembali ke Amerika, tapi itu masih prediksi. Kau
tidak perlu repot memikirkan hal tentang rumah dan pekerjaan
mu di Yorkshire hon, cukup jadi Kate Midelton ala keluarga
Derson.” Bunga melepaskan pelukan Afrain dan memasang
wajah bertanya.
“Ya seperti Kate Midelton, mengikuti kemana Putra
Mahkota pergi dan mengurusi semua hal yang perlu dilakukan
oleh seorang istri dari penerus.” Bunga kemudian berpikir apa
maksud Afrain dan dia merasa kalau hidupnya akan berubah
total setelah menikah dengan Afrain.
“Tenang saja, aku tidak memberikanmu pengawal yang
banyak seperti Kate.” Bunga menjitak kening Afrain dan dia
tertawa.
“Kau pikir aku seorang putri mahkota huh ?”
Afrain ikut tersenyum lebar. Dia bahagia Bunga bisa
menerima semua konsekuensi saat nanti mereka menikah.
“Ayo kita makan siang terlebih dulu, lalu menuju rumah
masa depan kita,” ajak Afrain dan Bunga mengangguk setuju.
Mereka bergandengan tangan saat keluar dari ruangan
Afrain, banyak pegawai yang melihat aksi Afrain yang terlihat
sangat romantis kepada Bunga itu.
“Afrain mereka ada yang merekam kita,” kata Bunga
sedikit berbisik saat mereka sudah tiba di Lobby perusahaan.
“Biarkan saja, aku tidak perduli yang mereka lakukan.
Yang penting kau dan aku bahagia.” Afrain mengecup pipi

Mr. Quick 115


Bunga, membuat Bunga tersentak. Wajahnya sudah semerah
tomat saat ini.
“By the way hon, kau mengerti bukan salah satu tugas
penting dari istri penerus seperti Kate Midelton.” Bunga
belum menjawab, dia masih berpikir namun Afrain langsung
menjawabnya sendiri.
“Memberikan banyak penerus, yang artinya kau harus
memberikan ku banyak anak.” Setelah berbisik di telinga Bunga,
Afrain tertawa keras sementara Bunga ingin melemparkan
tasnya ke wajah Afrain.

116 Mr. Quick


22. Rumah Masa Depan Kita

aki Bunga rasanya pegal bukan main, hari ini dia benar
K benar dibuat Afrain gila dengan segala kemewahan
hidup pria itu. Bukan Bunga norak, hanya saja kelas Afrain
jauh berbeda dari prediksi Bunga.
Bagaimana tidak, mereka pergi dari London
menggunakan private jet milik Afrain, lalu setelahnya mereka
menaiki mobil mewah untuk makan di restoran mahal pilihan
Afrain. Katanya sesekali dia mengajak Bunga makan direstoran

Mr. Quick 117


mewah.
Setelah dari restoran mereka menaiki helikopter menuju
lokasi mansion mewah yang di beli Afrain. Mansion pertama
terletak di Beverly Hils Amerika. Mansion itu luar biasa
mewah, luas tanah yang mungkin berhektar-hektar hingga
Bunga bingung sendiri dengan setiap penjelasan agent yang
diminta Afrain membawa mereka mengitari mansion itu. Dan
Bunga belum menjawab apakah dia menyukai mansion itu atau
tidak.
Kedua, mereka kembali terbang menaiki helikopter
menuju Nevada dimana Afrain membeli mansion mewah juga
namun kali ini terletak di pinggiran pantai, pemandangannya
sangat indah namun saat bersamaan Bunga merasa seram
karena mansion itu berada di pinggir pantai.
Ketiga dari sana mereka kembali menaiki halikopter
menuju New York City dimana Afrain membeli sebuah rumah
besar di kawasan elit. Entah kenapa Bunga juga tidak mendapat
kesan hangat dari rumah itu. Afrain memeluk tubuhnya dari
belakang saat mereka sudah berada di apartment Afrain dia
NYC, mereka memutuskan beristirahat disana sebelum kembali
ke London besok.
“Jadi kau memilih yang mana ?” Bunga menarik napas
lelah, dia tidak enak hati mengatakan pendapatnya.
“Kau tidak menyukai ketiga rumah itu ?”
“Bagiku itu bukan rumah, itu terlihat seperti sebuah
museum atau mungkin juga mall.” Bunga menggigit bibir
bawahnya dan Afrain gemas ingin melumat bibir nakal itu.
“Hentikan menggigitnya atau aku yang akan

118 Mr. Quick


menggantikan dirimu menggigitnya.” Bunga langsung
memasang wajah masam dan berdecak.
“Hei hon, aku tidak marah jika kau tidak menyukai
pilihanku dan Mom. Jika kau tidak suka tidak masalah, kita
akan mencari rumah yang seperti kau inginkan. Aku akan
mencari seorang arsitek untuk membuat rumah seperti yang
kau inginkan.” Bunga membuka sedikit mulutnya tak percaya
dengan apa yang Afrain katakan. Dia pikir Afrain akan kecewa
dengan pendapatnya.
“Kenapa ? Ada yang salah ?!” Bunga menggelengkan
kepalanya.
“Kau tidak marah ?” Afrain menggelengkan kepalanya
lalu mendekap erat tubuh Bunga, meletakkan dagunya diatas
kepala Bunga. Bunga merasa sangat nyaman dalam dekapan
Afrain saat ini.
“Kau adalah Ratunya, kau yang akan mengurus rumah
kita kelak. Sementara aku hanya bertugas mengurus dirimu saat
kita dikamar. Hahahha,” tawa Afrain membuat Bunga tersipu.
“Aku ingin kau bahagia menikah denganku, dan aku tidak
ingin sedikit saja kau merasa ada yang tidak menyenangkan.
Kita menikah untuk masa depan yang ku janjikan akan bahagia,
jadi jika dimula saja kau sudah tidak suka maka mari kita ganti
pilihan rumah itu. Atur sesuai keinginanmu, hal yang mudah
bukan ?” Afrain mengecup puncak kepala Bunga.
“Afrain, jika kita bertengkar kelak maukah kau memeluk
seperti ini ?” Bunga merapatkan tubuh mereka sehingga Afrain
tertawa.
“Kau seperti anak kecil yang memeluk ayahnya jika

Mr. Quick 119


seperti ini.”
“Biar saja yang penting aku suka.”
“Apakah sangat nyaman ?”
“Hem,” gumam Bunga.
“Aku juga merasa sangat nyaman sekaligus tergoda.”
Bunga buru-buru melepaskan pelukannya dan Afrain tertawa.
Dia kemudian menarik lagi tubuh Bunga untuk dia peluk.
Mengusap pelan rambut Bunga dan berkata. “Aku
sepertinya sudah benar-benar jatuh pada pesona mu hon.”
“Gombal,” cibir Bunga.

◆◆◆

Rumah masa depan, itulah yang Afrain katakan pada


Bunga. Pagi ini Bunga sudah di sibukkan dengan menggambar
rumah impiannya lengkap dengan tata ruang dirumah itu.
Afrain mengundur kembalinya mereka ke London karena hari
ini mereka akan melihat lokasi tanah yang akan mereka jadikan
tempat berdirinya rumah masa depan mereka.
Afrain sedang menunggu orang suruhannya untuk
mencarikan agent properti terbaik di New York. Mereka
memutuskan akan membangun rumah di kota Washington.
Karena dekat dengan perusahaan Afrain dan juga sebuah
kawasan nyaman yang tadi malam sudah dilihat-lihat oleh
Bunga di artikel-artikel properti.
Afrain,Bunga dan agent properti itu terbang menaiki
helikopter ke Washington DC. Mereka sampai di sebuah tempat
yang terkenal dengan nama Medina. Kawasan ini terkenal
dihuni oleh orang-orang kaya seperti Bill gates, dan Jeff Bezos.

120 Mr. Quick


Afrain menyukai lokasi yang Bunga pilih itu karena disana
keamanannya begitu ketat. Tidak sembarangan orang bisa
masuk ke daerah itu, dan juga mereka mendapat lokasi yang
cukup indah. Yaitu adanya Danau yang akan menghiasi
pemandangan rumah mereka.
“Kau suka ?” tanya Bunga pada Afrain dan Afrain
tersenyum.
“Ya aku suka. Seleramu luar biasa.” Bunga tertawa lalu
kembali berbicara tentang rumah yang dia inginkan.
“Berapa lama kira-kira rumahnya akan siap ?” tanya
Afrain disesi akhir pembicaraan Bunga dan agent itu.
“Sekitar tiga atau empat bulan Mr.Derson.”
“Jadikan itu dua bulan, aku tidak bisa menunggunya
terlalu lama.” Afrain benar-benar terlihat mengintimidasi saat
ini membuat Bunga tidak enak dengan pria disebelahnya itu.
“Afrain tidak masalah jika rumahnya siap dalam waktu
empat bulan, kita bisa menunggunya.”
“Tidak ! Aku sudah memutuskan rumahnya akan siap
dalam waktu dua bulan. Tidak masalah mengeluarkan biaya
yang lebih asal semua sesuai dengan yang kau inginkan.”
“Dasar Mr.Quick semua mau cepat,” gumam Bunga
dalam hatinya. Agent itu pun menyanggupi dengan biaya yang
sudah disetujui Afrain. Dan harga itu benar-benar membuat
Bunga seperti orang bodoh. Dia terus mengulang nilai rumah
itu didalam hatinya dan menjadi pusing.
“Hon kau tidak apa ? Kau terlihat pucat.”
“Hah ! Tidak, aku tidak apa-apa.”
“2,2 triliun,” gumam Bunga dalam hati.

Mr. Quick 121


Gila ! Ini benar-benar gila hanya untuk sebuah rumah,
dan Afrain menyanggupinya. Bunga seketika menyesal
menginginkan lokasi dan desain yang dia mau.
Didalam perjalan kembali ke London Bunga memasang
wajah menyesal menatap Afrain. “Afrain, sepertinya rumah
tadi terlalu mahal. Aku rasa lebih baik kita mengambil rumah
yang ada di New York saja.”
“Apa ? Itu tidak perlu. Lagipula aku suka lokasinya.
Aku sudah kembali menjual rumah di New York, dan masalah
pembayaran aku sudah membayarkan lima puluh persen kepada
agent properti itu melalui sekertaris ku, jadi kau tenang saja
oke.” Bunga benar-benar tidak bisa berbuat apapun lagi.
Dia memejamkan mata didalam pesawat itu,
dan sebuah kecupan di pipinya diberikan Afrain.
“Istirahatlah, aku tahu kau lelah. Aku akan mengurus beberapa
pekerjaanku.” Bunga mengangguk dan benar-benar ingin
tidur saja. Saat memejamkan mata dia sedikit membayangkan
bagaimana jadinya bentuk rumah yang dia inginkan itu.

122 Mr. Quick


23. Pertengkaran Kecil

ari-hari berlalu begitu cepat, Bunga saat ini sedang di


H Yorkshire rumahnya yang kecil namun sangat nyaman.
Dia baru saja kembali sehabis mengantarkan pesanan kue milik
tetangganya.
Bunga menutup toko kue miliknya karena hari sudah
mulai larut malam. Begitu dia masuk ke ruang tamu sebuah
pesan pun seolah tahu menyambut kehadirannya. Siapa lagi
kalau bukan tunangannya yang sangat perhatian.

Mr. Quick 123


124 Mr. Quick
Bunga tersenyum sendiri dengan balasan yang dia
kirimkan. Tak lama ponselnya bergetar namun bukan Afrain
yang menelpon melainkan Sandra sahabatnya.
“Ya San, ada apa?”
“Ini ada tamu, dia bilang namanya Adrian. Dia nyari loe,
nomor loe yang lama gak bisa dihubungi katanya dan medsos
loe udah dia chat tapi gak loe balas.” Jelas Sandra panjang kali
lebar.
“Oh yaudah sini gue ngomong sebentar deh sama dia.”
Bunga menunggu beberapa detik dan kemudian
terdengarlah suara Adrian.
“Bunga?” tanya Adrian dan Bunga tersenyum
ditempatnya.
“Ya Ad, sorry gue gak balas chat loe soalnya gue udah
lama gak buka sosmed.”
“Loe dimana? Boleh gue minta alamat loe? Kebetulan
gue lagi di London.”
“Gue gak lagi di London, gue pindah. Oke gue kirim
alamat gue ke loe ya.”
Sambungan telpon pun beralih ke Sandra dan mereka
berbincang-bincang sebentar.

◆◆◆

Bunga baru ingin bergerak namun dia terkejut saat


tangan seseorang melingkar di pinggangnya. “Afrain astaga
sejak kapan kamu disini?”
“Sejak kamu menyebut nama pria siapa itu Ad, Ad.” Tiru
Afrain namun tetap tidak melepaskan pelukannya.

Mr. Quick 125


“Adrian. Dia itu sahabatku dari Indonesia, namun tinggal
di Jerman belakangan ini. Dan saat ini dia sedang di London.”
“Dia ingin menemuimu? “
“Ya! Ada apa?”
“Tidak boleh! Kau hanya boleh menemuinya jika ada
aku.” Bunga menganga tak percaya dengan aturan Afrain ini.
“Afrain dia temanku, aku akan mengenalkanmu nanti
oke?”
“Pokoknya aku tidak ingin kau menemuinya jika aku
tidak ada.”
“Hem ya... ya..,” jawab Bunga malas berdebat.
Afrain menarik wajah Bunga lalu mengecup kening lalu
kedua pipi Bunga. Mereka memang belum melakukan hal lebih
karena Afrain sadar dia harus memperlakukan Bunga berbeda.
Bukantidak inginmelumat bibirBunga yang membuatnya
gila meski hanya melihatnya, namun Afrain tahu waktunya
belum tepat. Dia akan melakukannya nanti sesuai dengan apa
yang dia janjikan dalam hatinya.
“Kau selalu saja datang tanpa memberitahuku, bagaimana
jika aku sedang tidak dirumah?”
“Simpel, hanya tinggal menunggumu atau menjemputmu
untuk kembali.” Afrain menjawab santai sementara Bunga
sedang berjalan ke arah dapur menyiapkan makan malam untuk
mereka.
“Hon, sebenarnya aku ingin mengajakmu pergi akhir
pekan ini. Apa kau bisa?”
“Bisa, kau tahu aku tidak sibuk apapun. Memangnya
mau kemana?”

126 Mr. Quick


Bunga dengan cepat memanaskan sup ayam yang dia
masak tadi siang lalu menatanya di meja makan lengkap dengan
nasi dan sambal kecap.
“Teman dekatku melangsungkan pernikahan di sebuah
pulau, dan kita akan datang kesana menikmati pestanya.”
Bunga mengangguk tanda dia mengerti.
Afrain lalu menarik tubuh Bunga yang
terpaksa jatuh di pangkuannya. Bunga mencebik
namun mata Afrain yang tajam menghipnotis nya.
“Kau sangat lelah hem?”
“Tidak! Jangan larang aku lagi mengerti.” Bunga
menghembuskan napas karena Afrain benar-benar susah diajak
kerjasama jika menyangkut jadwal pria itu yang terlalu sering
bolak balik London ke tempatnya. Bunga jadi merasa bersalah
jika seperti ini.
“Boleh aku memelukmu seperti ini sebentar?” Bunga
mengangguk dan jantungnya mulai berdegup kencang.
Afrain memberikan efek luar biasa pada tubuh Bunga jika
mereka sudah berdekatan seperti ini.

◆◆◆

Pagi yang sama seperti sebelumnya, jika Afrain akan


pergi pagi buta tanpa Bunga tahu kapan pria itu kembali.
Hanya sebuah sarapan yang disiapkan Afrain penanda pria itu
berpamitan.
Bunga berinisiatif menelpon kekasihnya itu namun tidak
diangkat. Bunga menebak mungkin Afrain sedang meeting
atau hal lainnya. Bunga meninggalkan ponselnya lalu langsung

Mr. Quick 127


ingin mandi.
Bunga menjalani rutinitasnya seperti biasa hingga hari
menjelang sore. Dia heran satu hari ini Afrain belum ada
menelpon atau mengiriminya pesan seperti biasa.
Bunga menutup toko lalu masuk kedalam rumah. Dia
duduk di sofa lalu menekan tombol power di remot TV. Saat
mencari-cari chanel yang ingin dia lihat Bunga berhenti di
satu siaran yang menampilkan wajah Afrain dia mengerutkan
keningnya saat melihat Afrain menghadiri sebuah acara penting
dan disebelahnya ada seorang wanita yang dari tayangan itu dia
tahu bernama Vanilla Moses. Wanita berambut pirang dengan
gaun seksi berwarna hitam itu bergelayut manja di lengan
Afrain membuat Bunga muak. Dia mematikan siaran itu ingin
masuk kedalam kamar dan langsung tidur.
Pantas tidak telpon atau apapun, ternyata dengan wanita
lain hem.
Pikir Bunga dalam hatinya lalu langsung memejamkan
matanya untuk segera tidur meski ini masih jam enam sore.
Mood Bunga benar-benar tidak baik setelah melihat tayangan
tadi.

128 Mr. Quick


24. Pertengkaran Bag.II

agi yang buruk bagi Afrain karena Bunga sama sekali


P tidak mengangkat telponnya sedari malam hari hingga
pagi ini.
Dia mengirim pesan namun tidak juga dibalas Bunga.
Dia mencoba mengirim pesan lagi kepada Bunga disore hari dan
menunggu balasan namun suara sekertaris nya mengingatkan
dia jika dia ada meeting sore ini bersama Vanilla, anak dari
rekan bisnis perusahaan Derson yang baru menjabat sebagai

Mr. Quick 129


CEO perusahaan ayahnya Dany Moses.
“Baiklah aku segera kesana.”
Tapi Afrain masih memandangi chat yang dia kirim
untuk Bunga.

130 Mr. Quick


Afrain tidak habis pikir dengan balasan yang dikirimkan
Bunga dan kini Bunga tidak lagi membaca pesannya.
Afrain tahu semalam dia tidak menjawab telpon Bunga dan juga
dia tidak menelpon balik. Tapi semalam dia benar-benar sibuk
ditambah Vanilla yang mengajaknya ke acara bersama wanita
itu padahal Afrain sebenarnya malas untuk pergi. Namun demi
kerjasamanya dengan perusahaan Moses dia harus bersikap
baik juga kepada Vanilla.
Menarik napasnya Afrain siap untuk bernegosiasi dengan
Vanilla. Dan semoga hasilnya baik.

◆◆◆

Malam hari...
Bunga buru-buru membuka pintu rumah, dia berpikir
Afrain yang datang karena sedari tadi bel berbunyi seolah si
tamu sudah sangat tidak sabar.
“Afrain kamu___, “ Bunga tidak jadi melanjutkan
kalimatnya karena di hadapannya ini sudah ada Adrian yang
tersenyum manis sembari memegang buket bunga mawar putih
kesukaannya.
“Menunggu tunanganmu hem?” Bunga berdecak lalu
tertawa menyuruh Adrian masuk kedalam rumah.
“Kenapa tidak menelponku Ad.” Bunga menghidangkan
kopi hangat dan cookies yang dia buat sendiri.
“Aku tidak sempat, setelah dari rumah sahabatmu aku
langsung kembali ke hotel dan siang tadi aku langsung kesini.
Sorry aku tidak hadir ke pertunanganmu.”
Bunga mengangguk mengerti, saat itu Adrian

Mr. Quick 131


mengatakan kalau dia sedang kembali ke Indonesia. “Aku tidak
menyangka kau akan jadi istri dari salah satu keluarga Derson.”
Bunga tersenyum dan tahu ada hal lain sepertinya yang ingin
disampaikan Adrian.
“Kapan rencana pernikahan mu ?”
“Mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan. Jangan
bilang kau tidak bisa lagi datang.” Adrian menggelengkan
kepalanya lalu tertawa.
“Aku pasti datang. Aku ingin melihat kau dihari bahagia
mu.” Bunga mengangguk lagi dan Adrian memberikan sebuah
amplop.
“Ini dari Sofia. Dia menuliskan surat untukmu, dia juga
mengucapkan selamat atas pertunanganmu.”
Bunga diam namun dia tersenyum. “Bagaimana kabar
Sofia?”
“Kau tidak tahu kabar mereka?”
Bunga menggelengkan kepalanya membuat Adrian
paham tentunya Bunga tidak ingin diusik lagi dengan masa
lalunya. Jika jadi Bunga pun Adrian akan melakukan hal yang
sama.
“Saat aku kesana itu karena Sofia sakit, tapi anak mereka
dan Adam baik-baik saja.”
“Sofia sakit?” tanya Bunga.
“Iya.”
“Oh.. Semoga dia lekas sembuh.”
Adrian mengangguk dan tak lama Bunga mendengar
suara pintu terbuka dia berdiri karena tahu siapa yang datang.
Dan tebakannya benar, Afrain berdiri di hadapannya melihat

132 Mr. Quick


Adrian dan Bunga dengan tatapan dingin dan tersirat tidak suka.
“Jadi ini yang kau lakukan ? Tidak menjawab pesan dan
bahkan telpon ku !”
Afrain berjalan ke hadapan Adrian dan menatapnya
dengan sombong. Adrian tidak ingin kalah dia pun menatap
sosok Afrain dengan tak suka.
“Keluar dari rumah ini. Ada yang harus aku bicarakan
dengan tunanganku.”
“Afrain !” teriak Bunga tak suka.
“Tidak apa Bunga aku akan pergi.” Bunga merasa tidak
enak dengan Adrian saat ini. Adrian berjalan menghampiri
Bunga lalu memeluk Bunga memancing emosi Afrain. “Aku
pamit dulu, katakan padaku jika dia mengecewakanmu. Aku
dengan senang hati membawa mu lari dari pria sombong ini.”
Afrain mengepalkan tangannya dia berjalan cepat dan
menarik lengan Bunga membawa wanita itu masuk kedalam
kamar. Adrian hanya menggelengkan kepalanya lalu pergi dari
sana.

◆◆◆

“Apa yang kau lakukan ha ? Apa kau selalu seperti ini


dibelakang ku ?”
Bunga berdecih, dia tidak mau menjawab Afrain dia
memilih duduk di tempat tidur sambil memeluk bantalnya.
“Bunga jawab aku !” Suara Afrain yang meninggi
membuat Bunga tidak sabar. Dia berdiri dan menatap tajam
Afrain.
“Pertama-tama sebelum menghina ku kau lihat dulu

Mr. Quick 133


seperti apa dirimu Mr.Derson. Ke dua dia sahabatku dan ini
rumah ku, kau tidak ada hak mengusirnya. Ke tiga lebih baik
sekarang kau pergi dari sini karena aku benar-benar muak
berdebat seperti ini.”
Afrain mencengkram kuat kedua bahu Bunga dan
menatapnya tak seperti biasa. Afrain sedang cemburu dan juga
marah, tapi Afrain juga tidak tahu kalau Bunga pun sama marah
dan cemburunya kepada dia.
Afrain tiba-tiba melumat bibir Bunga kasar, mendorong
tubuh Bunga hingga jatuh ke tempat tidur. Afrain mengunci
tubuh Bunga yang berontak tidak ingin diperlakukan kasar
seperti ini oleh Afrain.
Sementara Afrain matanya mulai menggelap dia hanya
ingin memiliki Bunga seutuhnya sehingga tidak ada pria lain
yang bisa merebut Bunga darinya.
Afrain menghisap leher Bunga memberikan bekas yang
Bunga tahu nanti nya akan ada. Afrain beralih mendesak
membuka bibir Bunga dan dia berhasil saat dia menyentak
Bunga menggunakan tangannya yang bermain di payudara
Bunga. Airmata Bunga mulai jatuh, dia terisak dan Afrain
berhenti dengan kegilaannya. Afrain mendengar isakan itu
lalu menatap mata Bunga yang sudah basah. Hidung Bunga
memerah.
“Tolong jangan lakukan, jika tidak aku akan
membencimu seumur hidupku.”
Afrain berdiri, dia meninggalkan Bunga begitu saja dan
Bunga menangis.
Kenapa Afrain memperlakukannya seperti ini lagi ?

134 Mr. Quick


Kemana Afrain yang lembut kepadanya ?
Bunga meringis karena punggung tubuhnya terasa sakit
saat dia mencoba bangun. Bunga mengambil tas dan menyusun
beberapa helai pakaian.
Sementara Afrain, pria itu memilih kembali ke London
dan menghabiskan waktu di apartmentnya dengan minuman
alkohol. Afrain kecewa pada dirinya sendiri, dan dia tidak tahu
harus bagaimana menghadapi Bunga nantinya.

Mr. Quick 135


25. Forgive Me

S andra menggelengkan kepala melihat Bungasedih.


Hidung merah,mata sembab, sangat menyedihkan.
Sandra menarik napas dan mengusap bahu Bunga.
“Udah dong Nga, loe jangan nangis lagi. Mending kita
tunggu aja Afrain nelpon dan kalian bisa berbicara tanpa emosi.
Itu lebih baik, idung loe udah luka itu loe tarik ingus terus dari
tadi. Ish...,” gerutu Sandra.

136 Mr. Quick


Sandra sebenarnya kasihan kepada Bunga, sahabatnya
itu jam sepuluh pagi sudah berada didepan pintu rumahnya dan
langsung berhambur memeluk Sandra.
Satu yang menyebabkan Bunga begitu sedih. Yaitu,
sikap Afrain yang kasar dan memperlakukannya tidak baik.
Bunga ingat bagaimana kasarnya Afrain memperlakukannya
malam itu. Tapi Bunga tahu, dia punya andil membuat sisi
gelap Afrain keluar.
Bunga menunggu Afrain menelponnya namun
tidak juga ada panggilan dari pria itu hingga malam tiba.
Dan perasaan ragu pun menyelinap dihati Bunga yang memang
sedang galau.

◆◆◆

Suara bel yang tiada henti membuat Afrain kesal. Dia


membuka pintu begitu saja lalu melihat wajah Claire yang
menyelidik.
“Mom,” ucap Afrain dan Claire langsung masuk
kedalam apartment mewah milik Afrain itu.
“Mama terkejut saat bertanya pada Antonio kalau kamu
dihari minggu berada di apartment. Tidak menemani Bunga
seperti biasanya.” Afrain menghela napasnya lalu menunduk.
Dia sudah duga Antonio orang kepercayaan mamanya itu
membuntutinya.
“Aku tidak bisa bersama dengan Bunga lagi mom,”
ucapnya dan Claire terkejut bukan main. Dia menepuk-nepuk
pipi Afrain agar putranya itu sadar.
“Hei, apa kau sadar dengan apa yang kau katakan ?

Mr. Quick 137


Dan apa kau sadar kalau kau yang dulu merengek meminta ku
dan papa melamar Bunga cepat-cepat ?” Afrain duduk di sofa
menghela napas lagi dan Claire mendekati putranya itu.
“Apa ini karena wanita bernama Vanilla itu ?” Gantian
Afrain yang terkejut mendengar nama yang disebut Claire.
“Maksudnya ?”
“Pagi ini dia datang kerumah, membawa beberapa
makanan layaknya ingin mendekatkan diri denganku. Tapi
aku tahu dia ingin mendekati kamu. Ada apa dengan kamu dan
Bunga ? kalian bertengkar ?”
“Aku hampir memperkosanya mom,” kata Afrain dan
Claire langsung menepuk pundak Afrain kencang.
“AFRAIN....,” teriak Claire.
“Aw, sakit mom.”
“Kamu bodoh atau idiot sih. Ya Tuhan, Bunga pasti
sangat terkejut dan dia pasti sedih, lalu apa yang kau lakukan
mendekam di sini. Kenapa kau tidak langsung menemuinya ?”
Claire tak habis pikir dengan pikiran putranya ini.
“Aku tidak tahu harus berkata apa mom, aku_ aku...”
“Afrain apa kau mencintainya ?” Afrain tidak menjawab.
“Oke ganti saja pertanyaannya. Apa kau siap melepaskan
Bunga dengan sikap diam mu ini lalu pria lain mengambil dia
darimu. Kau siap.” Afrain masih diam.
“Cari dia sayang, aku wanita dan mommy tahu kalau
saat ini dia sedang menunggu penjelasan serta permintaan maaf
kamu. Dan aku minta kamu jangan dekat-dekat dengan Vanilla
itu. Ingat kamu sudah bertunangan, jaga perasaan Bunga.
Dengan begitu baru bisa Bunga percaya sama kamu.”

138 Mr. Quick


Seketika Afrain mengingat sesuatu Bunga
mendiamkannya setelah dia pergi dengan Vanilla.Apa mungkin
Bunga tahu dan dia marah ?
“Mom, aku pergi dulu.”
“Eh kamu mau kemana ?”
“Menemui menantu mommy.” Claire tersenyum melihat
Afrain yang bergegas mengambil jaket serta kunci mobilnya.
Afrain membuka pintu lalu terkejut menemukan Vanilla disana.
“Hai, aku baru mau menekan bel.”
“Ah hai, ada apa kau kesini ?”
“Oh itu aku ingin berkunjung saja dan jika tidak keberatan
aku ingin____,”
“Ada siapa Afrain ?” suara Claire membuat ucapan
Vanilla terhenti. Disaat yang bersamaan Afrain menangkap
sosok Bunga yang terdiam melihat dia dan Vanilla yang berada
di depan pintu. Sorot mata Bunga membuat Afrain tahu kalau
dia harus bergegas.
Benar saja, Bunga berbalik arah.
“Bunga,” teriak Afrain lalu langsung mengejar
kekasihnya itu.
Vanilla kini berhadapan dengan Claire yang menaikkan
kedua alisnya menatap Vanilla. “Vanilla kau disini ? ada apa ?”
“Ah tidak aunty, tadi hanya ingin menemui Afrain.”
“Oh begitu, tapi Afrain tadi buru-buru untuk bertemu
tunangannya.” Claire menekan suaranya saat di kata
tunangannya. “Maaf mengecewakanmu Vanilla.” Claire
menutup pintu apartement Afrain dengan senyuman yang jelas
jelas terpaksa. Namun saat Claire keluar dan ingin pergi dia

Mr. Quick 139


masih melihat Vanilla disana.
“Maaf Vanilla ku pikir kau bisa kembali, karna aku juga
ada keperluan lainnya.” Claire meninggalkan Vanilla yang
sangat kesal sepertinya.

◆◆◆

Afrain berhasil mengejar Bunga dan dia meminta Bunga


untuk ikut bersamanya membicarakan semua kesalahan yang
sudah dia lakukan. Mobil yang dibawa Afrain menuju satu
tempat yang Bunga tahu akan kemana. Pemandangan sungai
Thames pun terlihat begitu indah dimata Bunga saat ini.
Afrain memarkirkan mobilnya dan membukakan pintu
untuk Bunga. Mereka menyusuri jalan yang biasa dipergunakan
untuk pejalan kaki. Lalu Afrain memilih duduk di salah satu
bangku yang tersedia disana. Hari yang mulai gelap membuat
pemandangan sangat indah.
Afrain menggenggam tangan Bunga dan baru kali ini
Bunga melihat Afrain sulit memulai percakapan diantara
mereka. “Afrain, aku minta maaf.” Afrain langsung menutup
matanya tidak ingin Bunga melanjutkan kalimat itu.
“Listen, meskipun ladies first selalu di agungkan namun
aku tidak mengijinkanmu berbicara lebih dulu kali ini.” Bunga
mengerutkan keningnya.
“Aku tahu aku salah dan aku terlalu egois malam
itu, namun tahukah kamu Bunga kalau aku stres seharian
memikirkan kamu mengabaikanku dan saat aku datang aku
melihat kamu dengan pria lain. Aku tidak suka dan aku rasanya
sangat emosi hingga___,”

140 Mr. Quick


“Susttt.... I know Afrain, but___,”
“Yes I know it’s my false. But, i’m....” Afrain menarik
napasnya lagi sembari menggenggam lebih erat jemari Bunga.
“Aku sangat mencintaimu hingga aku bersikap egois dengan
tidak ingin membagimu dengan pria lain manapun. Aku tidak
bisa. Dan aku tahu itu salah, karena kegilaan itu juga aku
berpikir ingin memilikimu malam itu.” Afrain tertunduk lalu
melepaskan jemari Bunga membuat Bunga merasa kehilangan
dan dia merasa seolah hampa.
Kehangatan yang dia rasakan saat Afrain mengisi sela
sela jemarinya begitu membuatnya nyaman. “Maafkan aku,
aku tahu aku salah dan kamu berhak jika ingin menghukumku.
Namun satu hal yang tidak akan pernah aku ijinkan. Yaitu kamu
tidak boleh meninggalkan ku.” Bunga menyentuh wajahAfrain,
rahang kokoh itu dia sentuh dengan kelembutan tangannya.
“Afrain I love you,” ucap Bunga. Dan setelah tenggelam
dengan tatapan satu sama lain, Afrain memeluk Bunga.
Dan Bunga tahu kalau keputusannya untuk menemui Afrain
tidak salah.
Dia tidak menjatuhkan harga dirinya dengan ingin
menemui Afrain, malah keadaan jauh lebih mudah. Tidak perlu
dijelaskan panjang kali lebar, Bunga sudah yakin jika Afrain
mencintainya dan dia pun begitu. Dia sudah cukup mengenali
Afrain selama dua tahun ini, baginya Vanilla atau wanita
manapun yang diberitakan dekat dengan Afrain atau terlihat
mengejar-ngejar Afrain adalah sedikit kerikil di hubungan
mereka. Yang terlihat jelas adalah Afrain mengejarnya saat dia
ingin berlari dan pria itu memeluknya erat saat ini.
“Maafkan aku juga, aku hanya kesal dan sedikit cemburu

Mr. Quick 141


kau pergi ke sebuah acara dan berpasangan dengan wanita
lain. Wanita yang tadi aku lihat ada didepan pintu apartement
mu.” Afrain mengusap wajah Bunga lalu mengecup kening
Bunga. Dia sangat bahagia, pertama kali Bunga mengatakan
mencintainya. Rasanya Afrain akan meledak karena terlalu
bahagia.
“Dia bukan siapa-siapa hanya sebatas aset rekan kerja
yang harus ku jaga baik.”
“Apa itu berarti kau lebih mendahulukannya daripada
aku ?”
“Aku tidak akan berada disini jika aku mendahulukan
aset seperti itu.”
“Kau harus mengenalku lebih baik honey. Aku tidak
mencampur adukkan bisnis dan pribadi kecuali terhadapmu
kemarin.” Mereka tertawa bersama.
“Aku pergi dengannya karena ajakannya, kerjasama
ku sebenarnya dengan ayahnya. Namun ayahnya mengutus
anaknya yang aku tahu menyukaiku itu untuk mengurus
semuanya. Aku hanya membicarakan bisnis dengannya
sepanjang kami ada di acara itu. Tidak ada yang special, dan
kau tahu jika kau ingin aku berhenti bekerjasama dengannya
maka aku siap. Tidak masalah bagiku.”
“Kau tahu dia menyukaimu ?”
“Ya ! Lalu ?”
Bunga diam dia hanya menarik napas. “Dia yang
menyukaiku bukan aku. Itu bukan masalahku itu masalahnya,
karena dia menyukai pria yang jelas-jelas sudah milik wanita
lain, dan itu kamu.”

142 Mr. Quick


Blush...
Afrain benar-benar handal membuat sesuatu didalam
diri Bunga menggila. “Besok kita ke Indonesia ya ?” Bunga
menaikkan alisnya lalu tiba-tiba Afrain bersujud didepannya.
Beberapa orang yang lewat tersenyum-senyum karena mengira
Afrain melamarnya. Sementara dia sudah dilamar bahkan
cincinnya sudah tersemat resmi dijari manisnya.
“Afrain what are you doing ?”
Afrain menatap Bunga seperti sangat memohon dengan
mimik wajah yang sangat pas. “Please menikah denganku
secepatnya ya.” Bunga terdiam melihat wajah Afrain dia
berpikir apakah ini waktu yang tepat ?
“Jika masalah untuk saling mengenal, bukankah kita bisa
lebih mengenal setelah menikah. Sudah dua tahun sayang, dan
aku sudah sangat ingin memiliki buku nikah. Aku ingin terlihat
tampan di foto pernikahan kita, kau tahu bukan jika aku sudah
hampir menginjak kepala tiga.” Bunga sedikit tertawa lalu
kembali fokus pada ucapan Afrain selanjutnya.
“Kita memang dua manusia yang berbeda hon, dan
sudah tentu akan memiliki sifat yang berbeda bahkan
bertolak belakang. Tapi, bukankah formula cinta kita akan
memperbaikinya. Membuat perbedaan itu menjadi magnet itu
kita tetap bersama ? Seperti permasalahan kita semalam. Kita
bisa memperbaikinya karena kita saling mencintai bukan?”
Afrain benar, Bunga tahu itu. Tapi kenapa Bunga ragu
mengatakan iya ? Dan Bunga tahu apa yang membuatnya
ragu. Lalu Bunga memutuskan untuk bertanya sebelum dia
menjawab.

Mr. Quick 143


“Afrain aku ingin bertanya satu hal. Boleh kah ?”
“Sure !”
“Afrain apakah aku hanya seperti sebuah obsesimu ?”
Afrain dengan yakin menjawab.
“Ya ! Kamu obsesi ku, aku benar-benar ingin memiliki
kamu.” Bunga pucat, jika Afrain terobsesi padanya itu berarti ?
“Aku terobsesi memiliki kamu hanya untukku,
selamanya tentu dengan status menjadi istriku dan aku ingin itu
selamanya.” Bunga lalu tersenyum, dia lalu berpikir bukankah
itu obsesi yang baik.
“Jadi kita segera menikah ?” tanya Afrain lagi disela-sela
pelukan mereka.
“Yes Mr.Quick.”

144 Mr. Quick


26. Rasa Ini

P ernikahansudahdi depan mata, Bunga pun sudah


ke apartement
meninggalkanrumah
Afrain sementara
yang di
barudia
London.
beliDan
itu setelah
untuk pindah
resmi

menikah mereka akan tinggal di Amerika.


Demi apapun Bunga tidak percaya jika dia akan segera
menikah. Dan kali ini dia hanya menjalin dua tahun lebih satu
bulan dengan seorang pria yang benar-benar tidak menyerah
mendekatinya.

Mr. Quick 145


Bunga tersenyum menatap nama Afrain di layar
ponselnya.
“Ya hallo,”
“Hon kamu dimana ? Aku sedang dijalan bersama
mommy, maaf telat mommy menyuruhku menjemputnya.”
“Aku sudah di apartement kamu. Iya tidak apa-apa.”
Sambungan telpon pun terputus setelah Afrain
mengatakan mencintainya. Bunga menatap sekeliling unit
milik Afrain itu, dan dia benar-benar akan gila jika harus
membersihkan semua sisi unit apartment ini seorang diri.
Bunga berjalan lebih jauh masuk kedalam apartment itu
lalu menemukan pintu menuju balkon belakang dia tersenyum
karena desain yang sangat indah.
Kembali masuk kedalam Bunga lalu mendengar suara
pintu terbuka, dia pun tersenyum menyambut Afrain dan Claire.
“Hai sayang,” sapa Claire lalu memeluk hangat Bunga.
“Mommy selalu saja curi start.” Afrain memasang wajah
kesalnya. Dia selalu saja kalah cepat dari mommy-nya.
“Ish kamu kan udah sering peluk-peluk Bunga, gantian
lah.” Afrain hanya berdecak lalu memilih memeluk Bunga dari
belakang.
“Oh ya Bunga, mommy sudah siapkan pernikahan kalian
di Jakarta. Jadi kalian tinggal kasih list nama tamu dan juga
gaun serta kebaya seperti yang kamu mau sudah siap.”
Bunga terkejut Claire menyiapkan semua hanya dalam
waktu satu minggu. Ya memang sudah satu minggu semenjak
Bunga setuju untuk menikah.
“Bunga kamu tidak mau ya mommy yang menyiapkan

146 Mr. Quick


pesta kalian ?”
“Ha...Oh bukan mom. Bukan. Hanya saja saya terkejut
mommy sangat cepat menyiapkan semuanya.”
“Ah...itu mudah bagi ku. Papa juga sudah menyiapkan
pesta pernikahan kalian di sini nanti tapi setelah kalian berbulan
madu.”
Bunga terbatuk-batuk saat mendengar kata bulan madu.
Afrain yang gemas mencubit pipi Bunga sehingga Claire
tertawa melihat tingkah keduanya.
“Jadi besok kita akan berangkat ke Jakarta mom ?”
“Ya, tentu saja. Papa juga sudah disana lebih dulu.”
Bunga menelan ludahnya berat.
“Ah mommy kesini hanya ingin memberikan ini sama
kamu. Kalian bereskan saja dulu semua barang-barang kamu,
lalu ke makan malam yang sudah mommy siapkan.”
Claire lalu pergi seorang diri meninggalkan Afrain yang
langsung memeluk Bunga. “Afrain maksud mommy kamu
makan malam apa ?”
“Makan malam bersama semua keluarga besar ku
dirumah. Sebelum besok kita akan ke Jakarta.” Bunga kembali
tidak tenang.
“Kamu kenapa tegang seperti ini ? Bukankah sudah tahu
semua keluarga ku ?”
“Iya, hanya saja aku. Ah..ntah lah.” Bunga melepaskan
pelukan Afrain lalu membuka satu persatu box yang dia bawa.
Afrain mendekatinya dan menatap Bunga.
“Kamu tidak yakin ingin menikah sekarang ? Aku tidak
mau kamu lari dari pesta pernikahan kita nanti Bunga.” Bunga

Mr. Quick 147


diam dia perlahan menatap Afrain dan tersenyum lembut.
“Bukan, bukan tidak yakin. Hanya saja aku belum yakin
jika aku akan menikah dengan seorang pria seperti kamu. Kamu
terlalu tinggi dari mimpiku sekalipun Afrain.” Tangan Bunga
terulur menyentuh lembut rahang Afrain.
“Kamu begitu sempurna untukku Afrain.”
Afrain menarik telapak tangan Bunga lalu menciumnya.
“Aku belum sempurna. Dan tidak akan sempurna, jika kamu
tidak melengkapinya.” Bunga tertawa pelan lalu menunduk.
“Jangan pernah merasa rendah Bunga, kamu hanya
perlu tahu bahwa aku mencintaimu. Lalu berikan hati dan
kepercayaanmu kepadaku.”
Bunga mengangguk lalu Afrian mendekapnya erat.
“Kamu akan mengundang mantan kamu itu saat kita menikah
bukan ?”
Deg...
Bunga lupa akan hal ini. Bagaimana bisa dia mengundang
Adam. Sementara dia sungkan untuk bertemu dengan Adam
ataupun Sofia.
“Hei hon ?”
Bunga tersenyum saat Afrain menatap manik matanya.
“Ya tentu.”
“Jangan khawatir, aku akan menjaga kamu dengan baik
saat bertemu dengan masa lalumu dan aku pastikan kamu akan
lebih baik.”
Semoga saja.....

148 Mr. Quick


27. Rencana Yang Berubah

Pagi hari...
A frainduduk Dia
keluarganya. di terlihat
meja gelisah.
taman belakang mansion
Dia yang semalam
memancing membicarakan Adam, mantan kekasih Bunga itu,
tapi kini dia sendiri yang sepertinya tidak tenang. Bukan hanya
Adam yang menjadi pikirannya, Adrian_teman Bunga yang
malam itu memancing emosinya juga membuatnya frustasi
sejak sebelum matanya tertutup untuk tidur.

Mr. Quick 149


Afrain yang melamun terkejut saat Bunga menepuk
pundaknya. “Kamu kenapa mau mengundurkan keberangkatan
kita ?” Bunga masih menahan tawa karena Afrain tadi terkejut.
“Tidak ada, hanya___.”
Bunga menanti kelanjutannya tapi Afrain tiba-tiba
merubahposisiduduknyabegituseriusmenghadapkearahBunga.
“Kita menikah disini saja ya ?”
“HA !” Bunga benar-benar dibuat terkejut.
“Maksud ku kita menikah disini secara sah, lalu tetap
melakukan resepsi di Jakarta.”
“Ya tapi kenapa jadi seperti ini ?”
“Kamu cinta aku atau tidak ?”
“Ya cinta tapi kamu kenapa ?” Bunga benar-benar dibuat
bingung oleh Afrain. Afrain mencium pipi Bunga lalu menarik
tangannya.
Afrain tersenyum sembari menyusuri setiap ruangan.
Masih menggenggam jemari Bunga yang sama sekali tidak
mengerti dengan sikap Afrain.
“Mom,” panggil Afrain membuat Claire menoleh dari
acaranya yang sedang memilih tas untuk dia pakai.
“Ada apa Afrain ?”
“Papa sudah di jalan kembali ke London kan ?”
“Ya, setelah semalam kamu meminta kepergian di undur
Papa langsung kembali. Mungkin nanti malam sudah sampai.”
“Good ! kalau begitu siapkan semua yang Afrain minta
ya mom.” Claire tidak mengerti dan beralih menatap Bunga
yang terlihat sama bingungnya.
“Aku ingin sah menikahi Bunga di London, lalu resepsi

150 Mr. Quick


diadakan di Jakarta.” Claire memasang wajah tak percaya.
“Afrain ! Ada apa sih ?”
“Jika kau mencintaiku kita menikah disini besok pagi,
lalu malamnya kita ke Jakarta. Tidak perlu acara mewah, hanya
keluarga kita saja.”
“Ya tapi kenapa ?”
“Karena aku ingin ! Aku tidak ingin di bantah untuk
masalah ini.”
Aura sombong dan dingin Afrain keluar membuat Bunga
jengah. Dia menarik tangannya dari genggaman Afrain lalu
pergi dari sana. Kesabarannya menghadapi sifat Afrain ini
benar-benar harus level tingkat dewa.
“Bunga,” teriak Afrain tapi Bunga terus berlari menuju
kamar yang dia tempati.
Afrain berlari menaiki tangga menuju kamar Bunga
sementara wanita itu menggunakan lift. Afrain menghalangi
Bunga saat ingin masuk kedalam kamarnya, sementara Claire
mendengar dari kejauhan.
“Minggir, aku tidak ingin menikah dengan pria sombong
dan labil seperti mu.” Afrain masih mencoba menarik tubuh
Bunga.
Dia berhasil, memeluk tubuh yang terlihat sedang sangat
penuh dengan amarah. “Maaf,” ujarnya lembut. “Aku tidak
ingin kau berubah pikiran sampai di Jakarta, jadi aku pikir lebih
baik menikahi mu secepatnya di sini.” Bunga yang tadinya
marah langsung mereda, seperti bongkahan es yang disiram air
panas. Sekejap itu juga emosi Bunga melebur.
“Kau benar-benar konyol Afrain.”

Mr. Quick 151


Mereka berdua tertawa juga Claire yang dibelakang
mereka. “Jadi kau setuju kan ?”
Bunga diam, dia masih bingung karena Afrain benar
benar aneh. “Hon, bercinta di dalam jet pribadi itu sungguh
sangat menggairahkan.” Bisik Afrain ditelinga Bunga membuat
Bunga dengan cepat mencubit gemas perut Afrain yang tertawa
karena merasa geli.
“Hei...hei...,” Claire datang dan mereka berhenti bersenda
gurau.
“Jadi kalian akan menikah besok ?”
“Iya mom. Mohon mom persiapkan ya. Afrain akan
membawa Bunga untuk mencari gaun pengantin.”
“Baiklah akan mommy atur semuanya.”
Afrain menarik tangan Bunga untuk pergi. “Mom jangan
lupa ya, bunga mawar putih. Kesukaan menantu mommy.”
Bunga tersenyum malu karena tingkah Afrain.
Menikah....
Besok dia akan menikah. Dadakan pula.
Bunga tidak habis pikir dengan semua ini. Afrain benar
benar membuatnya merasa menaiki roller coster.

152 Mr. Quick


28. Wedding Day Bag.I

Hari ini pun tiba.


Hari yang tidak pernah aku duga akan secepat ini
terjadi.
Moment indah yang dulu pernah aku rencanakan, kini
hadir tanpa sedikit pun rencana dari ku.
Hanya dia,
Dia yang mewujudkan semua mimpi ku.

Mr. Quick 153


emua dekorasi indah sudah dilakukan di salah satu
S ballroom hotel milik keluarga Derson di London,
Afrain sudah tiba lebih dulu bersama Roland dan juga Claire.
Sementara Bunga masih berada di kamar hotel tempat
Bunga menginap dan juga pagi ini di make over.
Meski Afrain sudah meminta Claire untuk tidak melakukan
pesta mewah tetap saja Claire sebagai ibu melakukan hal yang
terbaik untuk Putra dan menantu satu-satunya itu.
Roland juga mendukungnya, menurut Roland ini adalah
hari bahagia jadi untuk apa mereka membuat acara yang
sederhana jika kolega mereka sendiri di London sangat banyak.
Bunga tidak tahu perihal ini, dia hanya tahu kalau keluarga
Afrain saja yang hadir dan pesta yang diadakan sederhana
mengingat resepsi yang sebenarnya diadakan di Jakarta.
Meski akad nikah terbilang dadakan dan tamu yang hadir
hanya diundang melalui email dan telpon tapi tak membuat
acara menjadi sepi. Malah Afrain sebagai mempelai pria
terkejut karena banyaknya tamu yang hadir.
Azka juga sudah mengontrol masalah media yang datang
untuk meliput, agar mereka semua tidak mengganggu tamu dan
pihak keluarga yang hadir.
“Ada apa denganmu ?” tanya Akira tiba-tiba mengejutkan
Afrain.
“Ck...kau sudah tiba ?”
“Tentu saja,” kata Akira ikut memperhatikan apa yang
membuat Afrain termenung. Lalu Akira tersenyum.
“Aku tidak menyangka kau akan menikah, ku pikir tidak
akan ada wanita yang mau dengan pria sombong dan play boy
sepertimu.”

154 Mr. Quick


“Bukankah sudah ku katakan, kalau aku akan berhenti
jika menemukan wanita yang tepat ?” Afrain menaik turunkan
alisnya.
Tak lama Claire datang mendekat ke arah mereka.
“Semua sudah siap, kau duduk lah dikursi mempelai pria.
Sandra dan Adrian akan membawa Bunga keluar.”
“Siapa mom ?” tanya Afrain berharap dia tuli.
“Sandra dan Adrian, sahabat Bunga.” Claire mencoba
menjelaskan, namun melihat rahang putranya yang mengeras
serta Afrain yang bergegas ingin pergi sontak Claire dan Akira
menahan kedua lengannya.
“Afrain apapun yang ada dalam pikiranmu mommy
mohon singkirkan. Jika tidak semua ini bisa kacau.” Afrain
semakin mengeraskan rahangnya.
“Tapi kenapa mommy biarkan si Adrian itu menemui
Bunga ?! Aku saja belum melihat calon istriku sedari semalam.”
Akira mencubit lengan Afrain gemas.
“Apa kau tidak mengerti artinya sahabat ? Kau tidak bisa
cemburu dengan sahabatnya Afrain.” Jelas Akira yang disetujui
Claire.
“Ada apa ini ?” tanya Roland berjalan dengan gagahnya.
Dia menepuk pundak Afrain lalu tersenyum bangga pada
anaknya.
“Ayo son waktunya sudah tiba.”
Afrain menghembuskan napasnya lalu mengangguk.
Dia berjalan menuju kursi mempelai pria terletak.
Dan semua tamu pun sudah duduk untuk menyaksikan moment
penting bagi Afrain itu.

Mr. Quick 155


◆◆◆
Bunga duduk dengan gelisah di tempatnya. Dia tidak
menyangka akan setegang ini.
“Bunga,” suara Sandra langsung membuat Bunga
menoleh kebelakang dan menemukan Sandra serta Adrian dan
suami Sandra ada disana. Menatap dirinya dengan senyuman
serta airmata kebahagiaan.
Sandra memeluk erat Bunga. “Jangan menangis, atau
make up mu akan sia-sia.” Bunga sedikit tertawa di moment
haru itu.
Sandra bergantian dengan Adrian untuk memeluk Bunga.
“Kamu cantik sekali Bunga,” ucapnya dan Bunga tertawa lagi.
“Terima kasih atas pujiannya.” Sandra mengusap bahu
Bunga saat mereka berdua duduk di tepi tempat tidur. Sorot
kebahagiaan jelas diperlihatkan Sandra untuknya.
“Gue gak nyangka loe bakal nikah di London, dan loe
beruntung bisa masuk dalam kartu keluarga Derson.” Bunga
tersenyum karena godaan dari Sandra itu.
“Tapi dia baik kan Nga, sama loe ?” tanya Sandra.
Airmata Bunga hampir lagi tumpah, Sandra benar
benar sahabatnya yang luar biasa. “Bagi gue gak ada yang
lebih penting selain dia baik dan memperlakukan loe dengan
baik. Kalau dia kaya dan tampan itu adalah bonusnya.” Bunga
kemudian tertawa sambil sedikit menyeka airmatanya.
Bunga kemudian tersenyum mengingat sosok Afrain.
“Dia baik San, baik banget. Gue beruntung di cintai oleh dia.
Perhatian, serta rasa yang dia berikan ke gue itu berbeda. Tapi
sangat bermakna bagi gue.”

156 Mr. Quick


“Loe udah jatuh cinta banget ya sama Mr.Derson itu.”
Bunga tersenyum dan mengangguk.
Sementara Adrian, dia memperhatikan raut wajah penuh
kebahagiaan dari Bunga. Dan dia pun turut bahagia. Bunga
yang dia lihat saat ini jauh berbeda dari Bunga yang dulu.
Wajah Bunga sudah lagi tidak mendung. Dan itu membuat
Bunga semakin cantik saja.
Adrian memang masih memiliki rasa itu untuk Bunga,
tapi dia tahu. Ada yang lebih baik untuk Bunga, dan itu bukan
dia.
Seorang wanita datang dan memberitahukan kepada
Bunga kalau dia sudah bisa ke ballroom. Sandra tersenyum
penuh semangat pada Bunga.
“Ayo kita temui Mr.Derson itu.”

◆◆◆

Afrain berulang kali menarik napasnya, lalu dia tiba-tiba


saja baru teringat tanggal berapa dia dan Bunga ini memutuskan
untuk menikah.
“Ma, ini tanggal berapa ?” Claire yang berada tak jauh
dari Afrain menjawabnya sambil tersenyum dan Afrain rupanya
tertegun. Dia seolah mengingat sesuatu.

Mr. Quick 157


29. Wedding Day Bag.II

Cantik.
Sungguh indah.
Dan aku beruntung, karena dia akan menjadi milik
ku.____Afrain Derson.

158 Mr. Quick


frain tersenyum dan dia merencanakan sesuatu untuk
A nanti. Sebuah suara dari pemandu acara membuat
Afrain mengalihkan pandangannya ke arah pintu Ball room.
Afrain terkesima. Bunga sangat cantik dengan gaun putih
pilihannya, dan Bunga memakai penutup kepala berwarna biru
Navy menyesuaikan dengan jas yang dikenakan Afrain.
Afrain tersenyum saat matanya dan Bunga saling tatap
satu sama lain. Tapi Afrain tahu ada yang aneh dari Bunga,
wanita itu seolah kesulitan bernapas dan memutuskan kontak
mata mereka. Sandra dan Adrian mengantarkan Bunga untuk
duduk di kursi mempelai wanita lalu Sandra mengambil
selendang Bunga untuk diletakkan di atas kepala Afrain.
Afrain menggenggam tangan Bunga yang sangat dingin
lalu dia berkata dengan sangat lembut.
“Hon ini hari pernikahan kita, ayo berbahagialah.
Jangan pikirkan apapun selain aku dan pernikahan kita.”
Mungkin bagi Afrain Bunga terkejut karena pesta-nya diadakan
sangat meriah dan mewah. Tapi bagi Bunga dia terganggu
karena saat melihat dekorasi putih dan kursi pelaminan dia
membayangkan kejadian dia yang menghadiri pernikahan
Adam dan Sofia, dimana nuansa putih pilihannya harus dia
lihat menjadi milik orang lain.
Bunga hanya takut akan masa lalunya.
“Afrain aku...aku...,” ucap Bunga terbata. Lalu Afrain
tahu hal yang sebenarnya. Dia menggenggam tangan Bunga erat
mengantarkan rasa hangat dan sorot mata Afrain meyakinkan
Bunga.
“Ini pernikahan kita, dan semua ini untuk kamu. hem...,”

Mr. Quick 159


kata Afrain lalu Bunga tersenyum.
Setelahnya penghulu langsung bertanya apakah semua
sudah siap. Afrain langsung dengan suara khasnya mengatakan
sangat siap.
Claire, Sandra sampai meneteskan airmata bahagia
melihat Afrain dengan lantang mengucapkan kalimat ijab qabul.
Lalu Roland serta Adrian bersama yang lainnya mengucapkan
kata ‘SAH’ sambil bertepuk tangan.
Afrain meraih dagu Bunga lalu mengecup manis bibir
Bunga. “Hei Mrs.Derson I love You,” ucapnya dan Bunga
tersipu malu sambil tersenyum lebar.
Afrain memulai langkah baru hari ini, dia begitu
bahagia serta lega karena sudah sampai pada titik ini.
Point penting dalam kehidupannya, dan Afrain berjanji akan
terus menggam tangan Bunga sampai maut memisahkan
mereka.
Afrain menggendong tubuh Bunga menuju pelaminan
megah mereka. Bunga sangat terkejut dan sekaligus malu saat
menyadari kelakuan Afrain.
“Afrain aku malu,” katanya dan Afrain tertawa.
“Kau tahu hon, hari ini aku sangat bahagia. Rasanya
seperti aku baru lahir dan disambut bidadari yang sangat
cantik.”

◆◆◆

Acara pagi itu berlangsung sangat sempurna. Seluruh


keluarga Afrain sangat bahagia begitu juga tamu-tamu yang
lain menghadiri acara yang terbilang sangat singkat.

160 Mr. Quick


Acara itu memang hanya dilakukan dari pagi hingga
pukul empat sore saja. Alasannya adalah mereka sekeluarga
harus berangkat ke Indonesia untuk acara resepsi disana yang
tinggal dua hari lagi.
Bunga pun kelelahan karena tadi dia terus berdiri demi
menyalami para tamu serta foto-foto. Dansa dan sebagainya.
Saat Bunga sudah di dalam kamar hotel Afrain masih diluar
untuk mengerjakan beberapa hal termasuk bercengkrama
dengan para teman prianya.
Bunga sudah tahu akan hal itu dan dia memutuskan untuk
mengganti pakaian serta menghapus make up dibantu dengan
Sandra.
Sahabatnya itu juga akhirnya pulang setelah berpamitan.
Sandra akan kembali lagi nanti malam karena dia akan ikut
rombongan keluarga Afrain menuju Indonesia.
Bunga yang sangat lelah pun akhirnya memutuskan
untuk tidur sejenak sebelum nanti harus menyiapkan koper.
Dan setelah Bunga terlelap Afrain baru sampai di kamar hotel
yang sudah di tata rapi seperti kamar para pengantin lainnya.
Taburan kelopak mawar di tempat tidur, lampu temaram,
serta ada banyak lilin aroma theraphy. Pemandangan yang
sangat indah bagi Afrain adalah dia bisa melihat Bunga yang
terlelap disana. Afrain mendekati istrinya itu lalu menyusuri
wajah indah Bunga dengan tatapannya.
Merasa terusik Bunga membuka mata dan
tatapan mereka saling bertabrakan satu sama lain.
Afrain mendekatkan wajahnya ke Bunga dengan perlahan dan
mengecup bibir dengan lembut dan dalam. Pertama kalinya
Afrain dan Bunga melakukan hal seintim ini.

Mr. Quick 161


Bunga menyambut perlakuan Afrain dia melingkarkan
lengannya dileher Afrain saat Afrain sudah semakin merapatkan
tubuhnya ke Bunga. Lama ciuman dalam itu berlangsung dan
tangan Afrain sudah menyusuri kimono yang Bunga kenakan.
Melepaskan tali jubahnya dan meninggalkan lingerie seksi
berwarna merah.
Afrain menyusuri leher Bunga dengan hisapan dan
juga kecupan lembut membuat Bunga begitu terlena. Hingga
ketukan pintu kamar membuat Afrain mengumpat dalam hati
namun tetap melanjutkan aktivitasnya.
Desahan Bunga yang keluar membuat dia ingin
melakukan lebih namun ketukan pintu yang sangat mengganggu
itu membuat Afrain akhirnya berhenti. “Hon,” kata Afrain
lembut dengan deru napas yang memburu.
“Hem,” jawab Bunga dengan wajah semerah tomat.
Afrain tersenyum lalu menyelimuti tubuh Bunga.
“Kita akan lanjutkan nanti. Aku tahu siapa pengganggu ini
sepertinya.”
Afrain turun dari tempat tidur menuju pintu kamar.
Dia mengintip dari lubang kecil dan tebakannya benar. Dia
membuka pintu melihat tamu yang tidak dia harapkan untuk
hadir itu.
“Hai Afrain, aku ingin memberikan ini.”
Karena mendengar suara dari wanita Bunga turun
dari tempat tidur dan ingin melihat siapa yang datang.
Karena melihat wanita yang tidak dia suka itu Bunga urung
menggunakan lagi kimono yang dia kenakan. Dia berjalan
santai masih menggunakan lingerie seksi pemberian Azura itu

162 Mr. Quick


lalu memeluk Afrain dari belakang dengan mesra.
“Sayang siapa ?” Bunga lalu mengambil posisi disebelah
Afrain. “Oh hai, kau ?” Bunga seolah bertanya.
“Aku Vanilla, aku ingin mengantarkan dokumen
penting dari papa untuk kerjasama perusahaan kami.” Bunga
menampilkan senyuman terpaksa lalu mengambil map yang
disodorkan Vanilla.
“Aku heran apa kau tidak memiliki sekertaris nona, dan
kau tahu ini hari pernikahan kami. Apa kau tidak mengambil
cuti sayang ?” tanya Bunga kepada Afrain dan Afrain
mengecup gemas kening Bunga lalu merangkul pinggang
Bunga.
“Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Aku sudah
mengatakannya kepada Vanilla saat dia mengatakan akan
datang mengantarkan surat ini. Tapi dia memaksa.”
“Oh begitu ! Maaf nona tapi suamiku sangat sibuk
denganku, bisakah kau memberikan surat ini kepada
sekertarisnya saja, ku mohon please jangan ganggu moment
kami.” Bunga menampilkan senyuman terpaksa itu lagi lalu
segera menutup pintu.
Afrain tertawa dengan apa yang Bunga lakukan.
“Kau sangat menggemaskan hon.”
“Sudah ku katakan aku tidak menyukainya bukan ?!”
“Aku tahu, tapi kau lihat dia seperti itu.”
“Dasar tidak tahu malu !” umpat Bunga lalu dia terkejut
karena Afrain meremas bokongnya.
“Afrain,” teriak Bunga dan Afrain langsung menggedong
tubuh Bunga menuju kamar mereka.

Mr. Quick 163


30. Mrs.Derson.

Kini kau adalah bagian penting dalam hidupku.


Tempat aku akan menghabiskan sisa waktu yang
diberikan Tuhan.
Afrain Derson suami ku.
Ku harap kau bisa menjaga cinta kita sampai maut
memisahkan. ____Bunga Humaira.

164 Mr. Quick


unga tidur saat pesawat pribadi mereka sudah lepas
B landas sekitar dua jam. Cabin pesawat yang memiliki
kamar tidur itu membuat Bunga benar-benar nyaman untuk
tidur. Setelah tadi dia melewati sore panas dengan suaminya
itu.
Afrain sendiri sibuk diluar dengan laptop-nya.
Dia memang mengatakan mengambil cuti, tapi Bunga
tahu sekarang. Pengusaha sekelas Afrain tidak ada kata
cuti. Meski tidak datang ke kantor, tetap saja Afrain
tidak bisa lepas dari yang namanya laptop dan laporan.
Afrain sungguh pria yang pekerja keras. Dia sangat teliti dan
ingin semua urusan dikerjakan tanpa ada kata nanti. Semua
harus cepat, karena bagi Afrain sedikit waktu yang terbuang
akan membuat penundaan yang lama. Dan Afrain tidak suka
akan hal itu. Dia sangat anti dengan yang namanya kerja lama.
Roland sang ayah duduk bersama Afrain membicarakan
masalah bisnis mereka. Sementara Claire sedang sibuk melihat
perkembangan resepsi yang akan diadakan di Jakarta.
Keluarga mereka yang lain menaiki pesawat pribadi dari
keluarga Edward. Jadi di dalam pesawat mereka hanya mereka
berempat saja.

◆◆◆

Setelah tiga jam tertidur, Bunga bangun dan dia terkejut


karena disebelahnya sudah ada Afrain yang memeluknya.
Bunga tersenyum lalu menyentuh rahang yang ditumbuhi bulu
bulu halus itu.

Mr. Quick 165


“Hon, jangan mengangguku. Aku harus tidur jika
tidak aku akan menerkam mu,” ucap Afrain sambil masih
menutup mata tapi seringai nakal menghiasi wajahnya. Bunga
menggelengkan kepala lalu memutuskan untuk keluar dari
kamar itu.
“Mau kemana hon ?”
“Aku keluar sebentar menemani mommy,” katanya
lalu Afrain membuka mata. Dia tersenyum lalu memberikan
kecupan jauh untuk Bunga.
Bunga melihat sepertinya Afrain sangat lelah, dia keluar
lalu melihat Claire yang sedang berbicara dengan Roland
sangat serius.
“Mom,” sapa Bunga. Claire langsung tersenyum begitu
juga Roland.
“Oh Bunga, kemarilah sayang.” Claire dan Roland
meminta Bunga duduk dihadapan mereka.
Baru sebentar Bunga duduk, Pramugari mengantarkan
beberapa makanan untuk mereka.
“Tolong antarkan satu lagi untuk menantuku,” pinta
Roland. Bunga benar-benar bahagia bisa diterima di keluarga
Afrain tanpa susah payah.
“Oh Bunga sebenarnya ada yang ingin mommy
bicarakan dengan kamu.”
“Claire, mereka baru menikah. Tidak perlu
mengatakannya sekarang.”
Claire tidak perduli, dia tetap meneruskan apa yang akan
dia katakan kepada Bunga. Dan itu membuat Bunga sedikit
takut.

166 Mr. Quick


“Ada apa mom ?”
“Begini Bunga, mommy meminta kamu untuk
menjadi sekertaris Afrain. Bukankah sudah ku katakan padamu
dulu ?” Bunga mengangguk.
“Lalu apa keputusan kamu ?”
“Bunga tidak masalah mom, asalkan Afrain tidak
terganggu dengan itu.”
“Mommy sudah bicarakan tadi kepada Afrain, tapi
dia katakan tidak ingin kamu bekerja. Dia hanya ingin kamu
selalu ada dan menemaninya kapan pun dia inginkan. Dasar
berlebihan. Padahal kamu juga nanti yang akan kesepian jika
dia sibuk dengan segudang kegiatan perusahaan. Seperti aku
yang selalu ditinggal papa kamu ini.” Claire membuat Bunga
berpikir bahwa sebenarnya ibu mertuanya ini ingin Bunga tidak
menjalani apa yang dia jalani.
“Sayang, Afrain tidak akan membuat Bunga kesepian.
Biarkan mereka menentukan jalan pernikahan mereka. Biarkan
mereka menikmati proses jalannya.” Apa yang Roland katakan
tentunya benar.
“Sayang kau hanya perlu ajarkan Bunga untuk tetap
disisi Afrain apapun yang terjadi. Seperti dirimu yang selalu
tahu kebenaran tentangku.” Claire memutar bola matanya, dan
hal itu sangat lucu di mata Bunga.
Afrain tiba-tiba keluar dari dalam bilik kamar, dia
merangkul bahu Bunga dan duduk di bagian tangan kursi.
“Kau tidak jadi tidur ?” tanya Bunga dan Afrain tersenyum
menatap bola mata Bunga.
“Jika kalian tidak jadi menggunakan kamar tersebut biar

Mr. Quick 167


papa dan mommy yang menggunakannya.” Roland tertawa dan
langsung menarik tangan Claire yang ikut tertawa.
Afrain mengumpat dengan kelakuan kedua orang tuanya
itu.
“Ada apa ? Kau seperti memikirkan sesuatu ?” tanya
Bunga sangat penasaran.
“Tidak ada ! Oh ya Hon, apa kau yang meminta pada
arsitek rumah kita untuk menambahkan ruang di kamar mandi
bagian dalam kamar ?” Bunga tersenyum canggung dan
mengangguk.
“Untuk apa ?” tanya Afrain akhirnya dan Bunga sangat
malu mengatakan hal ini.
“Aku tidak terbiasa menggunakan tisu untuk keperluan
buang air, jadi aku minta arsiteknya membuatkan satu petakan
kecil untuk tempat penampungan air di dekat,___” Belum siap
Bunga menagtakan semuanya Afrain sudah menutup mulutnya
dan tertawa.
“Afrain kau sangat menyebalkan.” Geram Bunga tapi
masih saja Afrain tertawa.
“Aku baru paham ternyata di toilet rumah mu kenapa
ada wadah di bawah keran air.” Bunga masam, dia kesal
ditertawakan oleh Afrain.
“Sorry hon, hanya saja kau sangat lucu.”
“Apanya yang lucu ? semua orang di Indonesia
menggunakannya. Kalian orang luar saja yang aneh !” Bunga
tidak ingin kalah namun dia tahu dia sudah salah. “Sorry
maksudku tidak ada yang lucu dengan itu, setiap orang kan
berbeda-beda kebutuhan serta kebiasaannya.” Bunga mencoba

168 Mr. Quick


menjelaskan.
“Iya aku paham, maafkan aku juga ya ?” Bunga tersenyum
saat Afrain mengusap pipinya lembut.
“Jangan mulai Afrain, kita masih didalam pesawat.”
“Bukankah sudah ku katakan jika bercinta di dalam
pesawat itu sangat menggairahkan ?” Satu alis Afrain terangkat
dan senyuman menggoda itu membuat darah Bunga berdesir.
Afrain memulai untuk memagut bibir Bunga lalu satu
tangannya sudah menjelajahi lekukan tubuh istrinya itu. Bunga
tidak bisa berkonsentrasi sama sekali padahal dia melihat
pramugari yang tidak jadi mendekat kearah mereka karena
melihat aksi dari Afrain.
“Ah...Afrain sto...p...” Afrain masih saja memaksakan
kehendaknya hingga Bunga pun menyerah.
Dia membiarkan Afrain melakukan apa yang pria itu
mau, sebelah tangan Afrain menarik tirai diatas mereka lalu
dengan cepat membuat kursi Bunga menjadi layaknya sofa bed
agar bisa mereka gunakan dengan nyaman.
“I want you hon,” ucap Afrain dengan suara serak dan
tersirat nada menggoda disana.
“Do it,” jawab Bunga yang langsung mengeluarkan suara
desahan kemudian setelah Afrain memasuki kenikmatan yang
ia punya.

◆◆◆

Afrain dan Bunga tidak sadar jika pesawat mereka


sudah sampai di landasan. Claire dan Roland membangunkan
mereka yang tertidur di satu bangku dengan Bunga yang berada

Mr. Quick 169


dipangkuan Afrain. Bunga benar-benar sangat malu.
Dia merapikan penampilannya lalu keluar dari dalam
pesawat bersama Afrain. Akhirnya dia kembali ke tempat
ini. Bunga menarik napas lalu tersenyum mendapati Afrain
mengulurkan tangan.
Saat ini hari sudah mulai malam, Claire dan Roland
langsung menuju rumah keluarga besar mereka. Sementara
Afrain ingin mengajak Bunga ke suatu tempat. Katanya
untuk makan malam, dan Bunga terkejut saat Afrain seorang
pengusaha kaya itu mengajaknya makan bakso di pinggir jalan.
Afrain tidak perduli beberapa orang menatap
dirinya, mungkin karena Afrain adalah pria bule tampan
dan datang ke tempat itu menggunakan mobil mewah.
“Ada apa ? Kau tersenyum sedari tadi.”
“I love you,” kata Bunga membuat Afrain bahagia
bukan main. Ini kali kedua Bunga mengatakan cinta lebih dulu
kepadanya.
Tanpa pikir panjang Afrain langsung mencium bibir
Bunga meski ada meja sebagai penghalang mereka. Bunga
menepuk-nepuk bahu Afrain agar pria itu berhenti.
“Kalau mau nyosor ya mbok di rumah atu den..den...,”
kata si penjual bakso saat mengantar pesanan mereka. Bunga
langsung melebarkan mata menatap Afrain.
“Bukannya apa, takut ntar yang jomblo pada iri. Terus
bunuh diri.” Sontak beberapa pengunjung yang lain tertawa
mendengar celotehan itu. Tapi sepertinya Afrain tidak terlalu
mengerti dia menatap Bunga seolah bertanya.
“Kau membuat ku malu saja.”

170 Mr. Quick


“Kenapa harus malu ? Kamu istriku, dan bukankah aku
mendapatkan pahala mencium istriku sendiri. Aku mendengar
itu saat ada acara di rumah Aryan.” Bunga menarik napas lalu
mencoba menjelaskan dengan sabar.
“Budaya di Indonesia dan Eropa kan berbeda. Apa kau
lupa ?” Afrain langsung terdiam, dia benar-benar lupa akan
hal itu. “Berciuman seperti yang kau lakukan tadi disini akan
menarik pusat perhatian orang dan bisa dikatakan seperti tidak
sopan. Berbeda dengan saat kita berada di London.” Afrain
menarik lengan Bunga lalu mengecupnya.
“Sorryhon, aku tadi sangat bahagia.” Bunga
mengangguk mengerti.
“Oh ya, kenapa kamu bisa tahu ada bakso enak disini ?”
“Kau lihat pak tua yang duduk disana.” Bunga melihat
arah tunjuk Afrain di sudut tempat makan itu.
“Iya kenapa ?”
“Pak tua itu pernah datang ke Wieldburg. Raja Akhtar
yang menyuruh orang membawanya karena Aunty atau yang
kau tahu Ibu suri Vienza saat hamil Aryan sangat ingin makan
bakso ini.” Bunga terlihat terkejut namun memang masuk akal.
Bakso yang dia makan ini sangat enak.
“Lalu dari mana kau tahu dia berjualan disini ?”
Azura dan Akira sering makan di tempat ini, terutama
Azura yang memang sempat lama berada di Indonesia. Begitu
juga Viza. Jadi setiap aku dan mereka ke Jakarta pasti kami
akan singgah dan makan disini.
“Viza itu istrinya pilot itu kan ?”
“Mantan Pilot.”

Mr. Quick 171


“Ck...sama saja.”
Afrain tersenyum lalu mereka segera menghabiskan
makanan mereka ditambah Afrain memesan beberapa bungkus
untuk dibawa kerumah keluarganya.
“Kita akan menginap di rumah Viza ?”
“Bukan !”
“Lalu ?”
“Rumah putih keluarga Derson.” Bunga seketika
merinding mendengarnya.
Tuhan aku tahu ini adalah kado dari mu agar aku bersama
pria sebaiknya. Dan kumohon, jangan ambil kado yang engkau
beri ini begitu cepat dari ku. ____Bunga Humaira.

172 Mr. Quick


31. Undangan Bag.I

alam yang mendebarkan kembali Bunga alami saat


M dia masuk ke rumah putih keluarga Derson yang
sangat megah itu. Disana terdapat foto-foto keluarga mereka
dari buyut Afrain yaitu Mawar Cantika Derson dan Denish Albi
George, Ada Hans Derson dan lainnya.
“Kau pasti bertanya-tanya kenapa nama kami tidak lagi
memakai nama George bukan ?”

Mr. Quick 173


Bunga mengangguk benar akan tebakan Afrain itu.
“Itu dikarenakan dulu sempat pihak istana mempermasalahkan
nama George yang buyut kami pakai. Lantaran kakek buyut
kami tidak menikah dengan keluarga bangsawan ataupun
kerajaan. Sehingga belakangan keluarga kami melepaskan
nama George dan hanya menggunakan nama keluarga yaitu
Derson.” Jelas Afrain panjang lebar saat Bunga memperhatikan
foto keluarga besar mereka itu.
“Tenang saja, nanti fotomu akan ada disini.” Bunga tidak
mengerti.
“Ini adalah foto keluarga, jadi setiap ada tambahan
anggota keluarga, Aunty Vienza akan meminta orang
menambahkannya. Itu dulu keinginan nenek buyut kami.”
Bunga mengangguk paham sekarang.
“Nenek buyut kalian sangat cantik ya, pantas saja
kalian semua mewarisi wajahnya.” Afrain tertawa dan dia lalu
mengajak Bunga keruangan lain.
Barulah Bunga melihat semua keluargaAfrain berkumpul
dan berbagai pertanyaan menghampirinya. Afrain tertawa dari
kejauhan karena Bunga menjadi pusat perhatian keluarganya.
Hanya Azura yang tidak heboh, sepupunya itu hanya duduk di
salah satu kursi menghadap kolam renang sambil memegang
segelas wine.
Tadinya Afrain ingin mendekati Azura tapi tepukan
dari Azka menghentikannya. “Jangan di ganggu, dia ingin
menenangkan diri.”
“Aku tidak ingin mengganggunya, hanya ingin
menanyakan kabar. Itu saja.”

174 Mr. Quick


“Lebih baik tidak usah. Kau urus saja istrimu, lihat
sebentar lagi dia akan muntah mendengar semua ocehan
mereka.” Afrain lalu menatap kearah Bunga yang terlihat
salah tingkah, tapi syukurnya Claire__mommy-nya langsung
mendekati Bunga.
“Kau sudah datang rupanya,” suara Alfa membuat
mereka berdua menoleh. “Sudah siap untuk lusa bro ?”
“Apa ?! aku dan Bunga sudah menikah. Hanya tinggal
menjalani resepsi saja nanti.” Afrain dengan santainya
menjawab.
“Bukan itu maksud ku.”
“Lalu ?” tanya Afrain tak mengerti dengan arah
pembicaraan Alfa.
“Aku dengar dari aunty kalau Bunga mengundang semua
teman dan kerabatnya. Itu artinya kau akan bertemu satu dari
dua mantan kekasih Bunga.” Rahang Afrain mulai mengeras.
“Kau saja yang aneh memikirkan mantan pacar istrimu
saat kalian mengadakan resepsi pernikahan.” Sanggah Azka.
“Kau tidak begitu karena Akira adikku itu tidak memiliki
kekasih lain. Rasanya kau pasti ingin sekali menghajar wajah
mantan kekasih istrimu saat dia melihat milikmu.”
“Tutup ocehanmu Alfa.” Aryan datang menepuk bahu
Afrain.
“Santai saja Afrain, yang terpenting dia sudah sah
menjadi milikmu. Bukan begitu ?”
“Nah itu benar !” Azka menimpali.
“Hai...kalian membicarakan apa ? Serius sekali.” Bunga
menghampiri mereka berempat.

Mr. Quick 175


“Hai Bunga,” sapa semuanya serempak.
Bunga membalas dengan senyuman manis miliknya.
“Kalian lucu,” katanya dan Afrain gerah melihat Bunga
tersenyum sangat manis kepada para sepupunya itu.
Pandangan mereka lalu beralih dimana seorang wanita
dengan wajah lelah memeluk Claire dan para orang tua.
“Itu siapa ?” tanya Bunga.
“Oh itu, Harlein.” Jelas Alfa.
“Dia Ratu dari Fortania. Anaknya uncle Zyan.” Azka
menambahkan.
“Sangat cantik ya.” Puji Bunga.
“Tetap lebih cantik dan seksi kamu hon,” ujar Afrain.
“Modus !” kata Azka.
“Ada maunya !” kata Alfa.
“Biar nanti malam sampai subuh.” tambah Aryan. Dan
mereka semua tertawa membuat Bunga sangat malu.
Afrain menjauhkan Bunga dari para sepupunya itu,
membawa Bunga kearah rooftop yang sangat indah.
“Kau lelah ? mau beristirahat ?” Bunga mengangguk tapi
sepertinya maksud Afrain mengajak Bunga ke atas sana adalah
ingin menanyakan sesuatu.
“Oh ya hon, apa kau mengundang mantan kekasihmu ?”
Bunga menaikkan alisnya dan menggelengkan kepala.
“Belum, aku hanya baru menelpnon Mama Asih dan
Maryam. Aku belum memberitahukan kepada Adam maupun
Sofia.”
“Kenapa ?” tanya Afrain.
“Aku ingin bertanya kepada mu dulu, apa kau tidak

176 Mr. Quick


keberatan ?” Afrain bangga akan jawaban Bunga. Dia memeluk
Bunga erat.
“Terimakasih sudah menghargai perasaanku hon.”
“Aku istrimu, apapun yang akan ku lakukan harus aku
pertimbangkan apa dampaknya untuk mu. Bukankah begitu ?”
Afrain mengangguk benar akan apa yang dikatakan Bunga.
“Bagaimana jika kita undang dia besok pagi ?”
“Ha !?” Bunga terkejut dengan ajakan Afrain itu.
“Datang secara langsung maksudmu ?”
“Iya. Ada apa ?”
“Tidak, hanya saja.”
“Tenang saja. Ada aku, aku akan pastikan kalau kau bisa
melakukannya.” Afrain sebenarnya ingin menyombongkan diri
di hadapan Adam itu, jika dialah yang berhasil mendapatkan
Bunga.
Apa dia salah ?
Sepertinya tidak !
“Bagaimana hon ?” tanya Afrain dan Bunga hanya bisa
mengikuti saran Afrain itu.

◆◆◆

“Ma..ma….,” ucap seorang anak perempuan yang terbata


sambil berlari masuk kedalam rumah besar.
“Ya ampun Bunga, kamu kenapa lari-lari sayang.”
Wanita dengan hijabnya itu merentangkan tangan memeluk
putri-nya yang baru berusia satu tahun setengah itu.
Dua orang yang melihat keharuan itu terlihat terpukau.

Mr. Quick 177


“Ya Allah Bunga?” Sofia menggendong anaknya sambil
mendekati Bunga di depan pintu. Bunga tersenyum lalu
mencubit gemas pipi anak perempuan yang mirip dengan Adam
itu.
“Sayang siapa?” tanya Adam dari lantai atas rumah
mereka.
Bunga mengamati rumah yang tidak berubah itu, lalu dia
terkejut melihat foto-nya yang terpajang di salah satu dinding
rumah. Lalu foto bersama keluarga Adam saat moment mereka
merayakan ulang tahun Asih mama Adam.
Sofia mempersilahkan Bunga dan Afrain masuk. Lalu
pandangan Adam dan Bunga bertemu, tepat saat Adam sampai
di ruang tengah. Lama mereka berpandangan, tapi Bunga
langsung tersadar saat lengan Afrain disebelahnya memeluk
posesif pinggangnya. “Hai dam,” sapa Bunga tersenyum lalu
Adam tersenyum. Dia mengambil posisi disebelah Sofia.
“Maaf ya ganggu kalian pagi-pagi gini.”
Bunga memulai obrolan mereka namun Adam seolah
bertanya maksud Bunga datang ke rumahnya dengan membawa
Pria yang dia kenal. Apakah ini ada hubungannya dengan
bisnis ?
“Aku dan Afrain akan melangsungkan resepsi pernikahan
kami di Jakarta. Jadi aku minta kalian datang ya, sebagai bagian
dari keluarga ku,” ucap Bunga yang langsung dipeluk Sofia.
Airmata Sofia jatuh begitu saja.
“Hey girl, whats your name?” Afrain bertanya pada anak
kecil yang duduk di tengah-tengah Bunga dan Sofia.
“Namanya Bunga om.” Sofia yang menjawab sambil

178 Mr. Quick


memangku Bunga kecil. Bunga menatap Adam yang juga
menatapnya.
“Sofia yang ingin nama itu. Dia bilang biar hatinya sebaik
kamu. Cantik, juga pintar kaya kamu.”
“Ngaco,” jawab Bunga. Afrain hanya tersenyum
mendengar obrolan itu.
“Jadi kalian sudah menikah?” tanya Adam menatap
Afrain.
“Ya, dia adalah wanita yang luar biasa.” Bunga menutup
mulut Afrain.
“Maaf. Karena jika diteruskan dia akan berbicara sangat
banyak dan kalian akan pusing.” Bunga mencubit perut Afrain
gemas. Namun bukannya marah Afrain malah mencium
tangan Bunga.
Sofia sampai tersipu malu. “Kalian cocok.” Ungkap
Sofia. Afrain tersenyum bangga, dia menautkan tangannya dan
tangan Bunga.
“Keikhlasan hati adalah kunci dari kata move on.”___
Bunga.

Mr. Quick 179


32. Undangan Bag.II

cara pernikahan megah yang diadakan oleh keluarga


A Afrain tidak main-main. Bukan hanya sebuah resepsi
biasa. Keluarga Derson sudah mengumumkan kalau mereka
setelah ini akan langsung berlayar menggunakan kapal pesiar
mewah keluaran Inggris. Dan bagi tamu siapa saja bisa ikut
mereka untuk berlayar selama satu minggu itu.
Bunga yang mendengar itu sangat terkejut bahkan juga
Afrain. Dia tidak tahu jika Claire dan Roland akan membuat

180 Mr. Quick


acara seperti itu.
Afrain dan Bunga yang masuk kedalam ballroom
langsung diberikan tepukan tangan. Didalam hati Afrain akan
meminta penjelasan dari Roland secepatnya. Dia ingin waktu
berdua dengan Bunga, kenapa malah membuat acara ramai
ramai seperti ini.
Bunga memperlihatkan senyuman bahagia saat Asih
dan juga Maryam tersenyum kepadanya, begitu juga Sofia dan
Adam.
Mengingat Adam, Bunga sudah melupakan semuanya.
Dia kini hanya milikAfrain. Baik raga maupun jiwa dan hatinya.
Afrain menyempatkan menatap sorot kebahagiaan Bunga saat
mereka berjalan beriringan menuju pelaminan yang dihiasi
serba putih, namun kali ini ditambah dengan aksen gold.
Saat mereka duduk di pelaminan Bunga bisa
melihat anak-anak panti asuhan dan juga ibu pantinya.
Dia sangat bahagia melihat kehadiran mereka.
“Kau bahagia hon ?”
“Iya, terima kasih ya.”
Afrain mengangguk lalu mengecup kening dan pipi
Bunga yang kemudian menimbulkan suara riuh dan tepukan
tangan.
Bunga dan Afrain lalu melanjutkan acara memotong
wedding cake yang tingginya melebihi tinggi Afrain. Potongan
pertama Bunga berikan kepada ibu mertua-nya Claire yang
sangat tersanjung akan hal itu.
Setelah acara pemotongan kue Bunga danAfrain berdansa
dengan tamu-tamu yang lain. Musik yang dimainkan membuat

Mr. Quick 181


Afrain rasanya ingin berdua saja dengan Bunga.
“Hon.”
“Ya.”
“Kau sangat cantik.”
“Aku sudah tahu.” Bunga lalu tertawa melihat wajah
masam Afrain.
“Kau sudah seperti Azura saja.” Bunga menggelengkan
kepalanya.
“Aku tidak ada apa-apanya dibanding dengan Azura.”
“Kau salah ! Kau jauh lebih baik bagi Azura.”
“Itu karena kau suami ku. Makanya berkata seperti itu.”
“Nah itu baru benar,” jawab Afrain dan mereka tertawa
bersama.
Musik berhenti dan Afrain serta Bunga menunduk
menandakan dansa selesai. Asih mendekati Bunga lalu
memeluknya erat.
“Mama bahagia akhirnya kamu bisa bahagia,” ucapnya
dan Bunga juga meneteskan airmata keharuan.
“Hon, aku menyapa beberapa kolega dulu oke.” Pamit
Afrain dan Bunga mengerti jika Afrain ingin memberikan
ruang baginya dan Asih.
“Oke,” jawab Bunga. Lalu Afrain kembali mengecup
kening Bunga.
“Dia pria yang baik sepertinya. Kau tahu Bunga, mama
berulang kali menelpon nomor kamu tapi tidak aktif. Mama
merasa sedih karena harus kehilangan anak perempuan mama.”
“Maafkan Bunga ma, Bunga janji setelah ini Bunga
akan selalu angkat telpon mama.” Asih mengangguk kembali

182 Mr. Quick


memeluk Bunga lalu dia berbisik sesuatu kepada Bunga.
“Ha ! Mama serius ?” tanya Bunga dengan binar bahagia.
“Iya dong. Mama kan tahu kesukaan kamu.” Bunga
tertawa bersama Asih lalu Sofia, Adam, Maryam dan Adrian
datang menghampiri mereka. Dan alhasil Bunga mengajak
mereka semua untuk duduk di salah satu meja tamu yang
berada di dekatnya.
“Kau bahagia ?” suara itu membuat Bunga menoleh.
Disebelahnya tepat ada Adam. Bunga tersenyum lalu menatap
sosok Afrain yang mengawasinya dari jauh.
Suaminya itu seolah mengawasi setiap gerak-geriknya.
“Tidak pernah lebih bahagia dari ini,” jawaban Bunga
membuat Adam mengangguk paham.
Bunga adalah belahan jiwanya, bagaimanapun dia tidak
akan bisa melupakan Bunga sepenuhnya. Tapi dia juga bahagia
karena Bunga menemukan kebahagiaannya. Dan tugasnya
adalah membahagiakan Sofia__istrinya.
“Memiliki suami tampan, kaya raya ya bagaimana tidak
bahagia Dam,” kata Maryam.
“Setiap perbuatan baik itu buahnya juga manis. Iya toh ?”
Lagi Maryam membuka suara.
“Afrain bukan hanya tampan dan kaya. Dia lebih dari itu.”
Bunga menyunggingkan senyuman. Sofia yang mendengarnya
terharu akan jawaban Bunga.
“Hem...dari raut wajah mu aku bisa tebak dia sangat
membuat mu bahagia.” Bunga mengangguk.
“Bunga kalian akan tinggal dimana setelah menikah ?
Apa tetap di London ?” itu pertanyaan dari Adrian.

Mr. Quick 183


“Oh tidak. Kami akan pindah ke Washington, kantor
pusat perusahaannya ada disana jadi mau tidak mau kami akan
pindah kesana.”
“Kalau begitu nanti undang Mama ya. Biar Mama jalan
jalan ke Amerika. Adam susah sekali membawa mama jalan
jalan.”
“Iya ma, nanti Bunga ajak mama jalan-jalan disana.”
Bunga memang sudah menganggap Asih sebagai ibunya
sendiri. Tidak heran jika dia menghormati Asih.
Tak lama supir yang disuruh Asih membawakan kado
untuk Bunga itu datang mendekati mereka. “Nah Bunga ini
kado dari mama.” Bunga yang tadi sudah tahu apa yang akan
diberikan Asih langsung membuka box putih yang diberikan
Asih untuknya.
Wajah bersinar bahagia itu pun mengucapkan terima
kasih kepada Asih. “Ma terima kasih ya,” katanya lalu Adam
yang bisa melihat dari tempatnya hanya menggelengkan kepala.
“Kamu makan ya, mama sengaja buatkan yang banyak
buat kamu. Pasti di London kamu tidak pernah makan kan ?”
“Iya mama benar. Makasih ya ma.”
“Iya, nanti kalau mau lagi tinggal bilang. Mama buatkan
lalu mama minta Adam kirim ke Amerika buat kamu.”
Mereka semua tertawa karena sudah tahu apa yang
diberikan Asih kepada Bunga.
“Hon,” suara Afrain mengintrupsi mereka semua.
“Ya,” jawab Bunga langsung berdiri dibantu Afrain.
“Mommy dan Papa mengajak kita untuk foto. Anak-anak
dari panti juga menunggu kamu.” Bunga lupa kalau dia belum

184 Mr. Quick


menyapa saudaranya yang lain.
“Ma, Sofia, tante, saya permisi dulu ya.”
Mereka semua mengangguk tersenyum melihat Afrain
yang juga tersenyum kepada mereka semua.

◆◆◆

Adam melihatnya, belahan jiwa yang dia ingin miliki


dulu kini sudah meraih kebahagiaan. Sama seperti dirinya.
Bunga juga sudah menikah, bersama Pria yang Adam yakin
akan mampu membahagiakan Bunga.
Dia melihat senyuman Bunga setiap waktu saat resepsi
pernikahan itu. Hati Adam bangga akan kebahagiaan yang
diraih Bunga. Mungkin jika Bunga bersamanya belum tentu
Bunga akan bahagia seperti saat ini.
Bukankah takdir Tuhan sungguh indah ?
“Gue merasa bersyukur Bunga gak jadi nikah sama loe,”
kata seseorang yang Adam tahu siapa orangnya.
“Kalau dia nikah sama loe, dia gak bakal masuk ke
keluarga konglomerat kaya gini. Gue bangga banget tau.”
Sandra tertawa tapi Adam tahu Sandra hanya bercanda meski
ada benarnya.
“Dasar loe.” Adam menepuk bahu Sandra.
“Afrain itu berusaha banget dapetin hati Bunga. Ya loe
kan tau, dia baru gagal nikah dan patah hati akut. Trus ada cowo
bule terkenal play boy dan kaya raya lagi pepetin dia. Dia jaga
jarak banget. Sampe nekat pergi dari London ke Yorkshire.”
Jelas Sandra sambil mengenang kisah asmaraAfrain dan Bunga.
“Oh ya ?”

Mr. Quick 185


“Iya. Bahkan Afrain pernah masuk penjara gara-gara
nerobos masuk ke wisma milik karyawan yang ditempati
Bunga.” Sandra kembali tertawa.
“Tapi yang namanya jodoh ya, sekuat apapun Bunga
menolak juga tetap jadi. Sama dengan sekuat apa Bunga
mempertahankan loe, tetap aja kalian bukan jodoh.”
Adam setuju dengan hal itu. Dia dan Bunga mencoba
mencari cara untuk bersama, tapi Tuhan tetap yang memutuskan
dengan mengikat siapa dengan siapa.
“Mas,” panggil Sofia. Sepertinya giliran mereka yang
berfoto dengan pengantin.

186 Mr. Quick


33. Honey Moon (Swiss)

Seperti permintaan Afrain, kalau dia tidak ikut dengan


rombongan yang pergi berlayar. Afrain membawa Bunga
berlibur ke tempat-tempat yang memang sudah di tentukan
oleh Afrain.
Afrain sudah menyiapkan semuanya untuk bulan
madunya itu. Dan tempat yang pertama dituju oleh Afrain dan
Bunga adalah Swiss.

Mr. Quick 187


Disinilah Bunga, dengan menggunakan mantel
hangat serta membawa satu koper yang diminta Afrain.
Jadi Bunga hanya membawa sedikit pakaian mereka.
Bunga terpesona dengan keindahan alam yang dia lihat
saat masih di dalam kereta menuju sebuah desa dengan nama
Lauterbrunnen.

Sungguh sangat indah. Ini adalah kali ke tiga Bunga


mengabadikan foto air terjun yang dia lihat. Kata Afrain
Lauterbrunnen artinya adalah sumber air. Dan memang desa
yang akan mereka kunjungi kali ini berada di tengah-tengah
lembah.
“Indah bukan ?” Bunga mengangguk setuju dengan apa
yang dikatakan Afrain.
“Kenapa kau memilih untuk berlibur kesini ?”
“Tidak ada. Hanya saja aku merasa jika nanti kita
memiliki anak aku ingin anak kita menjadi orang yang tenang
dan cinta kedamaian seperti tempat ini.” Bunga menggelengkan
kepala tidak percaya dengan apa yang dikatakan Afrain.
“Apa kau tidak tahu ? Di Swiss untuk mendapat paspor
mereka harus bertetangga dengan baik dan juga minimal tinggal
di suatu tempat setidaknya tiga tahun.”

188 Mr. Quick


“Serius ?” tanya Bunga yang baru tahu fakta ini.
“Tentu saja. Swiss juga disebut-sebut sebagai Negara
yang damai dan juga masyarakatnya berpikiran terbuka.”
“Itu sebabnya kau mengajak ku kesini ?”
Afrain mengangguk. Dia berbisik di telinga Bunga
dengan nada yang sangat seksi.
“Aku ingin membuat anak dengan mu dengan keadaan
tenang.” Bunga yang gemas mencubit perut Afrain membuat
Afrain tertawa. Lalu perlahan tangannya mengusap lembut
wajah Bunga.
“Aku mencintaimu Mrs.Derson.”
“Me too,” jawab Bunga. Lalu pagutan bibir terjadi meski
hanya sejenak.

◆◆◆

Bunga membuka jendela rumah yang dia dan Afrain


tempati.
“Afrain ini sangat indah,” kata Bunga dengan mata yang
menatap takjub pada pemandangan di depannya.
Sementara Afrain, pria itu memeluk Bunga dari belakang

Mr. Quick 189


lalu menjelajahi leher Bunga dengan sentuhan bibirnya.
Bunga yang merasa meremang memutuskan memutar tubuhnya
dan menatap Afrain horor.
“Afrain kita baru sampai.”
“Hon. Mulai saat ini aku ingin kamu memanggilku
dengan sebutan Honey.”
Bunga menelan ludahnya berat. Dia tidak mampu
berkata-kata lagi. Tatapan mata Afrain begitu menghipnotisnya.
Afrain merapatkan tubuh mereka ke jendela sehingga Bunga
tidak bisa bergerak. Kedua lengan kekar itu mengunci tubuh
Bunga.
“Jika kau tidak memanggil ku dengan Honey, maka
aku akan langsung menghukummu. Tidak perduli tempat, dan
waktu. Seperti ini.”
Afrain langsung mencium panas Bunga, gerakan Afrain
benar-benar membuat Bunga megap-megap namun keintiman
itu jelas terlihat.
Oh shit ! Bunga mendamba ciuman Afrain yang seperti
ini. Dia melingkarkan tangannya ke leher Afrain dan desahan
kenikmatan itu terdengar saat tangan Afrain sudah bermain di
salah satu payudara Bunga.
Tidak tahan lagi, Afrain mengarahkan tubuh Bunga
menuju ruang tamu yang ada di rumah itu. Mereka melucuti
satu persatu pakaian masing-masing. Dan ini pertama kalinya
Bunga terlihat agresif, membuat Afrain sangat bahagia.
Afrain mengarahkan Bunga untuk duduk diatasnya.
“You’re beautifull baby. Oh...,” erang Afrain saat Bunga
menggerakkan tubuhnya.

190 Mr. Quick


Tubuh Bunga yang bercahaya membuat Afrain sangat
suka melihatnya, ditambah wajah seksi yang menggoda itu
mengeluarkan desahan kenikmatan bersamanya. Kulit putih
seperti porselen, bibir penuh dan semerah delima. Mata yang
bercahaya adalah kombinasi yang sangat tepat.
Bahkan bentuk tubuh Bunga membuat Afrain menjamin
akan banyak pria diluar sana yang mendambakan memiliki istri
seperti Bunga. Padat di tempat-tempat yang semestinya.
Afrain membalik tubuh mereka karena melihat Bunga
sudah lelah dan satu kali kenikmatan sudah mereka rasakan
bersama. “Hon, kau lelah ?”
“Tidak. Kamu ?” Afrain tersenyum lebar mendengar
jawaban itu lalu kembali bermain diatas tubuh Bunga.
Ini adalah bulan madu yang Afrain impikan, dan dia
juga harus membuat ini berkesan untuk Bunga. Afrain akan
melakukan yang terbaik untuk istrinya ini.
Setelah sama-sama lelah, Bunga berniat mengambil
pakaiannya yang tergelatak dj lantai. Tapi Afrain tiba-tiba
menariknya membuat Bunga jatuh ke pangkuan Afrain. Tubuh
mereka kembali bersentuhan langsung, dan Bunga tahu Afrain
masih menginginkannya.
“Perlu kamu ingat hon, aku sangat suka kau di
pangkuanku seperti ini.” Afrain benar-benar tidak membiarkan
Bunga lepas.
Hingga kaki Bunga rasanya lemas untuk melangkah
menuju kamar mereka. Afrain yang tahu hal itu langsung
menggendong Bunga menuju kamar, Bunga tersenyum bahagia.
“Pantas orang-orang sangat ingin berbulan madu,” kata

Mr. Quick 191


Bunga dan mereka tertawa bersama.
“Honey, aku lapar. Apa disini bisa pesan makanan ?”
“Bisa. Tapi kita tidak akan melakukannya. Kita akan
melakukan semua berdua selama disini.” Bunga berpikir sejenak
tapi sepertinya Afrain tahu kalau Bunga ingin mengatakan jika
dia sangat lelah.
“Baiklah aku yang akan memasak makan malam kita.”
Bunga tersenyum girang lalu memeluk Afrain gemas di tempat
tidur.
“Berapa hari kita disini ?”
“Sekitar satu minggu. Besok kita akan berjalan-jalan.”
Bunga mengangguk lalu Afrain memintanya untuk
istirahat. Sementara pria itu pergi untuk memasak dan
meletakkan pakaian mereka di lemari.
Afrain mempersiapkan semua makan malam istimewa
mereka itu seorang diri. Dia menatap semua makanan yang dia
masak ke meja di dekat balkon.
Bersumber-kan Google Afrain menanak nasi, salah satu
hal penting bagi Bunga saat makan. Lalu dia memasak steak
ayam dan juga kentang rebus yang dimasak dengan baby
bayam.
Merasa semua sudah siap tapi Bunga belum juga bangun
Afrain jadi memiliki waktu untuk membuat hal lainnya yang
pasti tidak akan disadari oleh Bunga.
Dan saat semua sudah siap. Afrain meletakkan box yang
tutupnya sudah Afrain buka memperlihatkan dress merah seksi
dan heels yang berwarna senada. Afrain meletakkan satu buah
memo dan saat sudah selesai diatur, dia mematikan lampu

192 Mr. Quick


rumah itu.
Rumahitumenjadigelapgulitahanyaditerangicahayalilin.
Afrain menunggu pujaan hatinya di balkon bersama angin
yang bertiup cukup dingin. Tapi Afrain tetap menunggu, agar
moment ini berhasil dia lakukan dengan baik.

Mr. Quick 193


34. Happy Birthday (Swiss)

frain menatap menu dan meja yang sudah dia hias.


A Dan sudah satu jam tapi Bunga belum juga muncul.
Tak lama Afrain mendengar namanya disebut.

◆◆◆

194 Mr. Quick


Bunga terbangun karena merasa pengap. Dia terkejut
karena keadaan sangat gelap. Hanya sinar rembulan yang
sangat terang menghiasi kamar mereka.
Bunga melihat satu kotak dengan memo diatasnya. Dia
membacanya lalu berdecak dengan hal semacam ini.

Hai sayang aku tunggu di balkon, pakailah dan


jangan terlalu lama oke.

Bunga buru-buru memakai dress itu takut Afrain terlalu


lama menunggu. Dia melihat banyaknya lilin yang sudah
hampir setengahnya meleleh. Bunga yang belum tahu dimana
letaknya balkon hanya bisa mengikuti arah lilin itu berpusat.
Lalu dia menangkap sosok Afrain berdiri menghadapnya
dengan sebuah cake.
Yang benar saja, Bunga bahkan tidak mengira Afrain
akan menyiapkan ini semua. Dan lagi ulang tahunnya masih
besok.
Afrain menyanyikan lagu selamat ulang tabun untuknya
lalu Bunga membaca do’a dan meniup semua lilin-lilin itu.
“Ini jam berapa ? Kenapa kau melakukannya sekarang ?”
“Ini sudah jam 11 malam lewat lima puluh menit.”
“Itu berarti tanggal ulang tahun ku belum masuk Afrain,”
kata Bunga tak terima.
“Tetap saja, hanya beda sepuluh menit saja. Tidak
ada bedanya. Jika kita di London kau sudah berulang tahun
pastinya.” Malas berdebat Bunga hanya mampu pasrah dan geli
akan sifat Afrain ini.

Mr. Quick 195


Benar-benar Mr.Quick.
Afrain melihat betapa cantiknya Bunga dengan baju
pilihannya. Dia mempersilahkan Bunga duduk dan memberikan
sebuah box kado. Bunga tersenyum lalu membukanya. Dia
terkejut saat ada sebuah surat sertifikat rumah dan saat membuka
map itu terlihat namanya dan alamat rumah mereka yang ada
di Washington.
“Afrain ini ?”
“Rumahnya sudah siap, dan aku meminta orang
membuatkan secepat mungkin surat kepemilikan itu atas nama
kamu.”
“Tapi kan__,”
“Tidak ada tapi-tapi. Mommy dan Papa juga menitipkan
ini.” Kembali Afrain memberikan sebuah map.
Bunga melihat beberapa aset milik Derson group yang
didalamnya ada nama dirinya. “Mulai saat ini kau resmi menjadi
salah satu pemegang saham diperusahaan Derson group.”
“Afrain ini berlebihan.”
“Ini tidak berlebihan. Ini adalah hak mu, hanya saja
mommy dan papa memberikannya lebih awal. Karena harusnya
kau menerima ini saat kau melahirkan seorang anak untuk ku.
Tapi mommy tidak ingin seperti itu. Dia berkata kau adalah
anaknya, sudah sepantasnya kau mendapatkan semua milikmu.”
Bunga sangat terharu dia memeluk Afrain begitu saja.
“Afrain aku hanya ingin menjadi istri yang baik. Apa
kau percaya ?” Bunga terisak dan Afrain mengusap lembut
punggung tubuh Bunga.
“Aku percaya. Kau akan menjadi istri yang baik dan

196 Mr. Quick


bonusnya mendapat warisan dari ku, hahahahaha...,” kata
Afrain dan dia tertawa membuat Bunga kesal setengah mati.
“Sudah ayo makan, aku sudah lapar dan kedinginan.”
Afrain mengajak Bunga untuk menikmati hidangan yang dia
masak sendiri.
Malam itu Bunga kembali sangat bahagia, dan tentunya
dia juga menjadi punya beban dengan pemberian Afrain serta
keluarganya.
“Jangan memikirkan apapun selain kebahagiaan kita
hon.”
“Makan saja, jangan cerewet.” Bunga menahan tawa
melihat wajah cemberut Afrain yang tidak suka saat Bunga
mengatakannya cerewet.

◆◆◆

Bunga bangun tidur dengan merentangkan tangan. Dia


melihat Afrain masih menutup mata dan saat Bunga melihat
jam di dinding, dia menggelengkan kepala karena ini sudah jam
dua belas siang. Bukan pagi lagi.
Pantas saja perutnya minta diisi membuat tidur pun
tidak lagi nyenyak. Bunga bangkit lalu menuju bilik kamar
mandi untuk bersih-bersih. Betapa Bunga terkejut melihat
beberapa tanda peninggalan dia dan Afrain.Untung saja Afrain
melakukannya di tempat yang bisa di tutupi.
Bunga mengenakan sweater berbahan woldan jeans.
Udara yang sangat dingin membuat Bunga sadar kenapa
rumah ini memakai interior kayu. Dia memang sangat lama
memikirkannya.

Mr. Quick 197


Saat mencari dapur Bunga rasanya tidak bisa berhenti
kagum dengan desain rumah yang dia tempati ini.
Dari dapur dia bahkan bisa melihat kabut-kabut yang
menutupi bukit. Afrain memang tidak pernah salah memilih
tempat. Bunga membuka lemari es dan melihat apa yang dia
bisa masak. Bunga mendengus karena tidak bisa memasak
makanan indonesia.
Lalu dia teringat akan satu hal. Bunga buru-buru masuk
ke kamar dan mencari dimana koper yang mereka bawa.
Karena tidak ada Bunga membuka lemari pakaian dan
menemukan semua sudah tersusun rapi. Lalu dimana pemberian
Mama Asih ?
Bunga sibuk berpikir lalu teringat dia melihat bungkusan
di lemari es. Bunga kembali menuju dapur dan benar saja
bungkusan hitam itu berisikan pemberian dari Asih.
“Oh ma. Thanks...,” ucapnya lalu melihat satu bungkus
bumbu opor ayam yang sudah asih buatkan rempah-rempahnya
tinggal Bunga giling menjadi satu.
Bunga mengeluarkan ayam dari lemari es untuk
membiarkannyacairterlebihdulu.Laludengancepatdiamemasak.
Bunga ingat saat malam selesai resepsi saat itu Afrain heran
melihat Bunga memakan opor ayam buatan Asih sampai tidak
ingin berbagi dengan siapapun.
Iya, Asih memang memberikan opor ayam kesukaan
Bunga di hari resepsi mereka. Bahkan saat akan berangkat bulan
madu Asih memberikan bumbu-bumbunya serta beberapa jenis
kerupuk dan lainnya untuk Bunga bawa. Alhasil dia bisa makan
masakan Indonesia di Swiss.

198 Mr. Quick


Benar-benar nikmat. Makan opor dan kerupuk pakai
sambal ditambah dengan cuaca dingin dan pemandangan yang
hijau. Ditengah enaknya Bunga memakan hasil masakannya,
Afrain berdiri disebelahnya sambil menggelengkan kepala.
“Hon kau makan sendiri dan tidak membangunkan ku ?”
“Sorry, tapi aku sangat lapar.” Bunga menampilkan
senyum merasa bersalah.
“Ck,” ujar Afrain lalu duduk di sebelah Bunga dengan
menarik kursi.
“Kau mau kopi atau teh ? Biar aku buatkan.” Afrain
menggelengkan kepalanya.
“Makanlah, aku selalu minum air putih saat bangun
tidur.”
Bunga tahu fakta berikutnya tentang Afrain. Dan dia
harus ingat itu.
Afrain bertanya pada Bunga darimana dia mendapatkan
makanan Indonesia itu, dan Bunga menjelaskan semuanya
sementara Afrain hanya bisa menggelengkan kepala.
“Apa nanti aku perlu setiap bulan meminta orang
membelikan apa yang kau mau dari Indonesia ?” Bunga
langsung mengangguk antusias. Bodo amat dengan mahalnya
harga pengiriman barang, suaminya kaya raya. Afrain tidak
akan bangkrut hanya karena keinginannya itu.
Meski sudah lebih dari satu tahun tinggal di luar Negri
tetap saja Bunga hanya bisa makan cita rasa masakan Indonesia.
Jika tidak ada bahan yang bisa di olah, Indomie adalah pilihan
yang tepat baginya.
Tiba-tiba Bunga menyuapkan nasi yang dia makan ke

Mr. Quick 199


Afrain, tapi suaminya itu hanya diam ngeri melihat sambal
yang Bunga berikan juga.
“Coba saja, kau pasti suka. Selama ini tidak pernah aku
melihatmu makan sambal.”
Afrain menuruti Bunga, dan setelah dia menelannya
kuping dan wajah Afrain sedikit memerah lalu dia terbatuk.
Bunga buru-buru memberikan air mineral dan Afrain langsung
menghabiskannya.
Bunga tidak berani bertanya, karena dia tahu jawabannya.
Dia hanya diam lalu melanjutkan makan. Afrain tersenyum
dalam diam sambil mengamati istrinya itu.
“Sepertinya setiap hari istriku harus memasak dua menu
yang berbeda.”

200 Mr. Quick


35. Ice Skatting (Swiss)

unga hanya duduk diam di tempat tidur saat Afrain


B mengemas barang dalam satu tas untuk mereka bawa.
“Kita akan kemana ?” tanya Bunga yang sudah siap dengan
pakaian hangat karena Afrain mengatakan kalau mereka akan
pergi ke tempat yang sangat dingin.
“Bermain ice skatting.” Afrain dengan senyuman
santainya membuat Bunga gelisah.
“Afrain kita ke tempat lain saja ya ?”

Mr. Quick 201


“Kenapa ?”
“Aku...ehm..aku...___”
“Kau tidak bisa bermain ice skating ?”
Bunga mengangguk lesu, Afrain mendekati Bunga.
Berlutut di depan istrinya itu dengan senyuman yang
meneduhkan. “Ikutlah denganku, apapun akan aku ajarkan
untuk mu. Kau hanya perlu menggenggam tanganku seperti
ini.” Afrain menunjukkan jemari mereka yang saling bertaut.
Bunga tersenyum lalu mengecup pipi Afrain. “Aku baru
tahu kalau bos ku ini sekarang jadi sering tersenyum. Dulu
sangat kaku dan suka memerintah.”
“Kau sekarang istriku, tentu beda. Ayolah, nanti kita
ketinggalan kereta.” Bunga mengangguk semangat dan hatinya
benar-benar bahagia.
Ternyata bulan madu semanis ini.
Pikirnya dalam hati sambil melihat punggung Afrain.

◆◆◆

Pemandangan yang sangat indah memanjakan mata


Bunga. Bagaimana tidak, apa yang dia lihat tidak berhenti
membuat dia kagum akan ciptaan Tuhan.
Afrain sendiri bahagia melihat raut wajah bahagia istrinya
itu. Diam-diam dia mengabadikan setiap moment bersama
dengan Bunga melalui kamera ponselnya.
“Hon apa kita akan kesana ?” tunjuk Bunga pada sebuah
gunung es yang terlihat.
“Ya, kita akan kesana. Indah bukan ?” Bunga memeluk
Afrain yang sedang duduk sambil memegang ponselnya.

202 Mr. Quick


“Kau sedari tadi memegang ponsel terus, apa ada
pekerjaan ?”
“Tidak ada. Hanya memeriksa beberapa hal.”
Bunga mengerti, dia hanya memeluk erat Afrain yang di
balas dengan rangkulan Afrain di bahunya.
Afrain sebenarnya bisa saja membawa Bunga tinggal
di hotel mewah, lalu pergi ke tempat seperti ini menggunakan
helikopter sewaan. Tapi Afrain ingin hal yang lebih natural.
Dia ingin dirinya dan Bunga mengalami proses sama
seperti pasangan lainnya yang berbulan madu. Meski dia kaya
raya, Afrain lebih suka dengan kehidupan biasa. Dan sejauh ini
Bunga tidak mempermasalahkan apapun yang Afrain pilih.
Wanita itu sungguh sangat menghargai apapun keinginan
Afrain. Tapi Afrain berjanji setelah tempat-tempat yang ingin
dia datangi bersama Bunga selesai dia akan mengajak Bunga
dilain waktu berlibur ke tempat yang Bunga inginkan.

Tak lama mereka tiba, angin yang bertiup lebih kencang


membuat Bunga mengancing erat jaket tebalnya.
Afrain terlihat mengurus keperluan mereka dan Bunga
menunggu di bangku tunggu. Banyak beberapa wisatawan yang
ada disana membuat perhatian Bunga tertuju pada mereka.

Mr. Quick 203


Afrain mendekat kearah Bunga membawa sepatu dan
juga papan seluncur. “Hon ayo pakai.” Bunga tersenyum lebar
saat Afrain membantu memakai sepatu untuk berselancar itu,
dan Bunga tahu banyak mata wanita yang mengarah kepada
mereka. Biar saja, yang penting Afrain hanya miliknya.
“Kenapa tersenyum sendiri ?” tanya Afrain dan Bunga
mengangkat kedua bahunya.
Mereka lalu bersiap untuk berselancar. Bunga yang
belum pernah melakukan hal semacam ini merasa sangat
konyol karena berulang kali jatuh dan Afrain tertawa akan
hal itu. Dia kembali mengajari Bunga untuk menjaga
keseimbangan agar bisa berselancar tapi Bunga menyerah.
“Aku lelah,” ucap Bunga membuat Afrain mengajak Bunga
bermain papan selancar.
Bunga menikmati permainan itu meski mereka harus
jatuh bergulung-gulung dengan salju. Tawa Bunga membuat
Afrain begitu bahagia. “Hon kita naik cable car mau ?” tunjuk
Afrain keatas mereka. Bunga mengangguk saja, dia tidak takut
ketinggian jadi tidak ada masalah.
Sesampainya di dalam cable car tersebut, Bunga
kembali kagum akan pemandangan yang dia lihat. Afrain terus
memeluknya dari belakang tidak perduli dengan orang lain
yang melihat.
Bunga berpikir mungkin jika pria kaya lain akan menyewa
satu cable car ini untuk mereka berdua, tapi tidak denganAfrain.
Dia memilih menikmati moment mereka seperti orang lainnya.
Ada masanya dimana Bunga kagum akan kekayaan Afrain tapi
satu sisi suaminya ini selalu memilih hal normal untuk mereka
lakukan. Dan Bunga suka itu, bukan berarti suaminya kaya

204 Mr. Quick


mereka mau melakukan semua dengan private dan mewah.
Ponsel Bunga bergetar, dilihatnya itu panggilan dari
Adrian. Bunga ingin mengangkatnya namun dia melihat Afrain
untuk meminta persetujuan. “Angkatlah. Siapa tahu penting,”
kata Afrain dan Bunga mengangkatnya.
“Hallo Ad,”
“Bunga, Sofia meninggal.”
Tarikan napas Bunga terhenti, waktu seolah berhenti
berputar. Dia membayangkan wajah Sofia saat itu juga.
“Tidak mungkin,” ujar Bunga membuat Afrain ingin tahu
apa yang terjadi.
“Dia datang ke perusahaan Adam, tapi Adam tidak
sedang disana. Lalu ada kebakaran di perusahaan dan Sofia
terlambat untuk di selamatkan.”
Bunga memeluk Afrain langsung, airmatanya tumpah
begitu saja.
“Hei hon, what’s wrong?” Afrain yang tidak tahu mulai
panik karena Bunga sepertinya terguncang.
“Sofia meninggal.” Afrain merasakan kesedihan Bunga.
Dia mengeratkan pelukannya dan mengecup puncak kepala
Bunga.
“Kamu mau kita ke Indonesia ?” Bunga bimbang, dia
rasanya tidak ingin mendekat kembali tapi dia juga merasa
harus hadir.
“Apakah tidak apa-apa ?”
“Aku belajar percaya padamu, bukankah itu yang kamu
mau ?” Bunga tersenyum lalu mengecup bibir Afrain.
“Thanks hon, your the best.” Bunga tersenyum disela

Mr. Quick 205


sela airmata yang dia jatuhkan.
Disinilah Bunga dan Afrain, setelah menempuh jarak
yang sangat lama untuk kembali ke Indonesia. Mereka langsung
ke rumah Adam dan Sofia. Sofia tentu sudah di makamkan, tapi
rasanya Bunga mendengar suara Sofia memanggil namanya.
Afrain menggenggam tangan Bunga untuk masuk
kedalam rumah. pemandangan haru dapat dilihat Bunga ketika
Adam duduk termenung sambil memangku buah hatinya.
Maryam juga disana membacakan lantunan ayat untuk putrinya.
Asih yang menyadari kehadiran Bunga langsung berdiri
memeluk Bunga dengan derai airmata. “Ma,” ujar Bunga
mengusap punggung tubuh Asih lalu membawanya untuk
duduk.
“Mama sudah katakan menunggu Adam dirumah saja,
namun Sofia bilang dia mau memberikan kejutan untuk Adam.”
Bungahanyadiammendengarkan.AfraindudukdisampingAdam.
“Terima kasih sudah datang kesini,” kata Adam masih dengan
suara yang terdengar lelah.
“Tidak masalah, apapun yang Bunga inginkan akan coba
ku lakukan.” Afrain dengan kalimat kesombongannya masih
saja tetap sama.
Bunga pun mendekat, dia menyentuh lengan Adam.
“Aku turut berduka ya,” ucapnya dan Adam memeluk Bunga
langsung membuat tatapan mata Afrain menjadi sangat horor.
Meski Adam berduka tapi tetap saja dia tidak bisa
memeluk Bunga seperti itu. Bunga yang tahu suaminya murka
langsung menjauhkan tubuh Adam. “Kata mama dia ingin
memberitahu ku kalau dia sedang hamil lagi. Namun malah ini

206 Mr. Quick


yang terjadi.”
“Kenapa bisa ada kebakaran ?”
“Entahlah, polisi masih menyelidiki semuanya.”
“Pihak asuransi sudah kamu telpon ?”
“Sudah. Aku sudah meminta sekertaris ku mengurus
semua biaya untuk karyawan yang menjadi korban.” Bunga
tahu ini sangat berat bagi Adam, dia menepuk kembali bahu
Adam menguatkan pria itu.
“Aku dan Afrain akan ke makam Sofia, kamu yang tabah
ya. Ingat ada buah hati kalian yang harus kau perhatikan Dam.”
Bunga tersenyum lalu mengajak Afrain untuk pergi. Mereka
berpamitan dengan yang lainnya lalu Adrian mengantarkan
Bunga dan Afrain ke makam Sofia.
Tangisan Bunga pecah disana, dulu dia membenci wanita
ini tapi rasa itu sirna saat dia tahu mana yang benar dan harus
dia lakukan. Setelah memanjatkan do’a Afrain mengajak Bunga
kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Afrain yang diam saja membuat Bunga tahu kalau
suaminya itu sedang marah perihal pelukan dia dan Adam.
“Hon, maafkan aku ya.”
Afrain berdeham lalu memilih menutup matanya untuk
segera tidur.
“Afrain jika kau marah seperti ini aku bersumpah tidak
mau makan dan minum.” Afrain menarik napasnya.
“Aku tidak marah padamu, aku rasanya hanya sangat kesal
pada pria itu. Benar-benar menyebalkan.” Afrain menyingkap
selimut lalu turun dari tempat tidur untuk menuju balkon.
Bunga mendekat lalu duduk dipangkuan Afrain.

Mr. Quick 207


“Hon percaya padaku, apapun itu tidak akan mengembalikan
rasa yang sudah aku buang jauh. Aku tahu kalau aku selalu
milikmu.”
Bunga mengecup bibir Afrain dan sepertinya berhasil
meluluhkan suaminya itu.

208 Mr. Quick


36. Bunga Yang Kecewa

A frain terpaksa membatalkan rencana honeymoon


terlalu dekat
panjang
dengan
yangSofia
sudahdia
dan Adam,
rencanakan.
namun Meski
baginyadiatidak
mereka

adalah kerabat Bunga.


Setelah satu minggu berada di Indonesia menemani
Bunga yang bolak balik datang ke kediaman Adam. Afrain
dan Bunga akhirnya memutuskan kembali ke London.
Ada beberapa hal penting yang juga harus Afrain lakukan

Mr. Quick 209


sebelum dia meninggalkan London.
Perjalan lima belas jam dengan satu kali transit itu
membuat Bunga lelah bukan main. Mereka memang tidak
memakai pesawat pribadi atau menyewa private jet karena
Bunga yang memintanya. Alhasil Bunga pun mengerti kenapa
Afrain lebih suka menaiki pesawat pribadi daripada komersil.
Supir yang menjemput mereka di Bandara langsung
mengantarkan Bunga ke Mansion sementara Afrain langsung
menuju perusahaannya.
“Hon beristirahat saja oke ?” Bunga mengangguk
lalu melambaikan tangannya dari teras mansion mewah itu.
Laire menyambut Bunga dengan bahagia. “Oh menantu mama
sudah sampai. Ayo Bunga masuk,” ajak Laire dengan semangat
lalu koper Bunga dibawa masuk kedalam kamar mereka.
“Mama tahu kamu lelah, langsung saja beristirahat ya.
Nanti mama minta Frida untuk mengantarkan makan siang
kamu ke kamar.”
“Terimakasih ma, nanti Bunga turun saja.”
“Eh tidak usah. Kamu lebih baik istirahat dengan baik,
siapa tahu nanti malam akan bertempur kembali.” Goda Laire
dan Bunga tahu maksudnya.
“Baiklah ma, terima kasih.”
“Sama-sama sayang.”
Bunga langsung naik menuju kamar Afrain berada,
mansion luas dan mewah itu tidak hentinya membuat Bunga
berdecak kagum. Tiba di pintu kamar Afrain, Bunga kembali
terkesiap.
Luas dan semua tertata rapi. Bahkan Bunga tidak yakin

210 Mr. Quick


berapa ukuran tempat tidur itu. Dari dalam kamar itu Bunga bisa
melihat pemandangan danau buatan yang berada di lingkungan
perumahan.
Kaca-kaca yang menjadi dinding kamar itu semakin
menambah kesan mewah. Bunga dulu sangat memimpikan
memiliki kamar seindah ini. Dan bagai mimpi semua itu
terwujud dengan dia menjadi istri dari Afrain Derson.
Bunga langsung memutuskan mandi lalu bersiap untuk
tidur. Sebelum dia mandi dia melihat sebuah koran yang ada
di meja lalu melihat tanggal terbit koran mingguan tersebut.
Bunga menyadari kamar Afrain layaknya kamar hotel yang
mendapatkan service full setiap harinya seperti kamar-kamar
hotel. Tapi raut kagum itu berubah saat melihat sebuah foto dan
judul dari artikel yang dia baca.

Derson Grub harga sahamnya menurun karena


keluarga Moses memutuskan membatalkan
kerjasama yang hampir terlaksanakan.

Bunga ingat kenapa saat di dalam pesawat menuju


Indonesia untuk resepsi saat itu Afrain terlihat gelisah. Semua
pasti karena masalah ini.

◆◆◆

Bunga sudah tidur, bahkan makan siang dan malamnya


sudah dia lewatkan tapi Afrain belum juga kembali.
Pesan yang dia kirimkan bahkan tidak Afrain balas.
Apa sampai jam sepuluh malam seperti ini Afrain masih

Mr. Quick 211


sibuk ?
Bunga memutuskan untuk kembali berbaring, dia akan
menanyakan perihal ini kepada Afrain nanti setelah suaminya
itu kembali.
Akhirnya Afrain pun kembali, Bunga yang tidur
membelakangi pintu tidak merubah posisi tidurnya.
Afrain pun langsung memutuskan melihat Bunga yang dia pikir
sudah tidur.
“Hon, aku pikir kau sudah tidur ?”
“Apa kau pikir aku bisa tidur saat suamiku tidak memberi
kabar apapun hingga larut malam seperti ini ?”
Afrain menarik napasnya, dia lelah sangat lelah tapi dia
tahu dia memang salah.
“Kita baru saja menikah dan kau sudah pulang larut
malam seperti ini ?”
Afrain mengusap lengan Bunga yang sudah duduk
berhadapan dengannya. “Maafkan aku, tadi begitu banyak yang
harus aku kerjakan karena sebentar lagi kita akan ke Amerika.”
“Apa juga karena Vanilla Moses yang memutuskan
kerjasama perusahaan kalian ?”
“Ck...jangan bawa-bawa masalah lain jika kita sedang
bertengkar Bunga.”
“Masalah lain apa ? Aku membaca berita dan aku sangat
kecewa karena kau tidak ingin bercerita kepadaku. Apa aku
orang asing ?”
Afrain mengulum bibirnya lalu menatap Bunga serius.
“Aku hanya tidak ingin kau merasa terbebani itu saja. Dan
jika masalah pulang lama aku berjanji tidak akan pernah

212 Mr. Quick


melakukannya lagi, dan jika sampai jam delapan malam aku
masih belum kembali ke rumah kita, maukah kau menjemputku
? Karena terkadang aku lupa jika sudah ingin menyelesaikan
masalah di perusahaan.”
“Workaholic.” Batin Bunga.
Bunga sudah tahu fakta itu sebelum dia memutuskan
menjalin hubungan serius dengan Afrain. Dan ya, tanggung
jawab Afrain sangat besar.
Bunga memeluk Afrain lalu menarik napasnya lelah.
AfrainmengusappunggungBungadanmengecupsuraicoklatitu.
“Berjanjilah untuk terus bercerita masalah apapun denganku.
Karena aku adalah bagian dari hidupmu saat ini dan selamanya
hon,” kata Bunga dan Afrain setuju akan hal itu.
“Iya aku berjanji. Maafkan aku.”

◆◆◆

Setelah menikah kau akan tahu bagaimana tingkah


laku pasanganmu, begitu juga yang dialami Bunga.
Setiap hari dia melihat bagaimana Afrain mengontrol semua
pekerjaannya dari rumah maupun saat dia sedang menemani
Bunga untuk pergi berbelanja. Disana Bunga sadar selama
Afrain mendekatinya, itu berarti Afrain hampir tidak punya
waktu untuk beristirahat.
Sudah hampir satu bulan dan besok mereka akan pindah
ke Amerika. Pagi ini Afrain pagi-pagi sudah buru-buru ke
kantor setelah semalam juga bekerja lembur dari rumah karena
tidak ingin Bunga marah atau kesal. Jadi siang ini Bunga akan
mengunjungi Afrain untuk mengantarkan bekal makan siang.

Mr. Quick 213


Laire dan Roland sedang pergi ke Paris untuk mengurus
bisnis, jadi Bunga merasa kesepian selama Laire pergi.
Setelah semua makanan yang dia buat selesai Bunga meminta
salah satu pembantu disana untuk menyusunnya sementara dia
bersiap.
Supir keluarga Afrain mengantarkan Bunga ke
perusahaan dan Bunga langsung menuju ruangan Afrain.
Melihat meja sekertaris Afrain yang kosong disaat masih jam
kerja Bunga pun heran. “Masih dua puluh menit lagi jam
istirahat kenapa mejanya kosong ?” gumam Bunga lalu berjalan
lurus menuju pintu ruangan Afrain.
Dan dari depan pintu Bunga bisa mendengar suara Afrain.
“APA KAU TIDAK BISA MENGINGAT HAL SEPELE
SEPERTI INI !”
Bunga membuka pintu dan dia bisa melihat sekertaris
baru Afrain yang bergetar ketakutan melihat wajah iblis Afrain.
“Hon, kau kesini ?” tanya Afrain saat melihat Bunga.
“Ya, hai. Aku membawakan makan siang untukmu.”
Bunga merasa tidak enak karena masih ada sekertaris Afrain
yang berdiri tegang disana.
“KAU PERGILAH ! BESOK JANGAN KEMBALI KE
SINI.” Mata sekertaris itu dan Bunga menatap Afrain terkejut.
Bunga langsung menghampiri Afrain dan memegang bahu
suaminya yang saat ini sangat menyeramkan.
“Hon,” ucap Bunga lembut dan Afrain menarik napas
kasar tahu apa yang akan Bunga sampaikan.
“Kau pergilah !” usir Afrain dan sekertaris itu menunduk
untuk permisi.

214 Mr. Quick


“Ayo makan,” ajak Afrain yang langsung mengambil
kotak bekal ditangan Bunga. Berjalan santai ke sofa diikuti
Bunga di belakangnya.
“Hon, apa tidak lebih baik memberikannya kesempatan
? Daripada langsung memecatnya seperti itu.” Bunga masih
kasihan dengan nasib sekertaris Afrain tadi.
“Aku tidak membutuhkan orang yang tidak bisa bekerja
sesuai standart perusahaan ini. Dia sudah diberi kesempatan
hampir satu minggu namun masih saja tidak bisa bekerja,
untuk apa memiliki sekertaris jika aku harus mengerjakan
semua pekerjaan mereka.” Jelas Afrain sambil membuka kotak
bekal. Bunga tidak bisa bilang apa-apa jika sudah seperti ini
dan Afrain juga benar adanya.
“Oh ya, aku dengar perusahaan Adam jatuh bangkrut.
Beberapa investor membatalkan kerjasama mereka, dan
juga Adam belum memberikan keputusan apapun semenjak
perusahaan itu terbakar.”
“Benarkah ?” tanya Bunga dan Afrain mengangguk.
“Kau kasihan padanya ?” Bunga tak menjawab dan hanya
menarik napas berat.
“Aku bisa membantunya jika kau ingin.”
“Apa-apaan itu. Bukan karena dia mantan kekasihku aku
akan memintamu, ingat hubungan kami sudah berakhir. Jika
kau ingin membantunya dan menurutmu itu baik untuk Derson
Grub maka lakukan saja. Jangan karena diriku.”
“Itu baru istri ku.” Afrain tersenyum lebar dengan
tanggapan yang diberikan Afrain.
“Baiklah aku akan mempertimbangkannya nanti.

Mr. Quick 215


Sekarang aku sangat lapar dan membutuhkan tenaga yang
banyak akibat sekertaris tidak becus itu.”
Bunga diam, dia memperhatikan Afrain dengan
senyuman. Afrain benar-benar pekerja keras. Menjadi orang
kaya raya ternyata tidak mudah.
“Oh ya, setelah ini kita akan ke club milikku. Ada
orang yang katanya sangat ingin bertemu denganku. Kau mau
menemani ku ?”
Bunga mengangguk setuju, dia juga tidak memiliki
kesibukan apapun.

216 Mr. Quick


37. Kharisma Afrain

M enjadi pusat perhatian menjadi bagian dari hidup


Bunga sudah
Bunga
terbiasa
setelah
dengan
bertunangan
hal itu. resmi dengan Afrain dan

“Kau semakin cantik hon.” Bunga tertawa kecil dengan


pujian Afrain itu.
Mereka masuk kedalam club yang di sore hari sudah
ramai dikunjungi para muda mudi dan orang-orang elite lainnya
yang senang dengan hiburan.

Mr. Quick 217


“Sir, mereka sudah menunggu sedari tadi.” Afrain
mengangguk lalu meminta manager club itu menyuruh tamu
tersebut masuk ke ruangannya.
Sesampainya di dalam ruangan Afrain meminta Bunga
menunggu dirinya didalam sebuah ruangan kecil yang ada
diruangan itu. “Kau tunggu disini oke. Mereka tidak boleh tahu
jika istriku sedang disini.”
“Afrain ada apa ?”
“Yang aku dengar mereka adalah sekelompok mafia yang
ingin membeli tempat ini.” Bunga yang terbilang orang awam
ngeri mendengar kata mafia yang disebutkan Afrain.
“Tidak masalah. Tempat ini milikku, dan mereka tidak
bisa macam-macam.” Afrain menenangkan Bunga lalu keluar
dari ruangan pribadinya itu.
Tak lama dari tempatnya Bunga bisa mendengarkan
suara berat seorang pria menyapa Afrain.

◆◆◆

“Selamat sore Mr.Derson aku sudah sangat lama


menunggu untuk bertemu dengan anda. Oh ya selamat atas
pernikahan anda,” ucap salah seorang pria yang berjabat tangan
dengan Afrain.
“Terima kasih. Maaf baru bisa bertemu dengan anda.”
Afrain dengan santai menyapa tamunya itu.
Tamu Afrain yang sudah dia tahu maksud dan latar
belakangnya itu tidak membuat Afrain gentar. Dia masih sangat
santai dan mengintimidasi.
“Jadi bagaimana Mr.Derson ? Apa anda setuju dengan

218 Mr. Quick


penawaran yang diberikan ?”
“Maaf tuan, tapi keputusan saya masih sama. Saya tidak
akan menjual tempat ini atau menyewakannya meski tawaran
anda cukup menarik. Sekali lagi saya minta maaf !” Dengan
keyakinan yang kuat Afrain menolak mentah-mentah tawaran
untuk menjual club yang dia miliki itu.
Tak heran banyak pihak yang menginginkan tempat yang
dia miliki tersebut. Afrain membangun banyak bisnis club
ternama dimana-mana dan dia juga memiliki beberapa casino.
Tempat yang dia miliki didatangi pengunjung-pengunjung kelas
tinggi dan juga sangat memanjakan pengunjungnya dengan
berbagai jenis minuman yang tersedia juga desain tempat yang
luas serta fasilitas yang lengkap.
“Apakah anda yakin Mr.Derson ? Anda sudah berkali
kali menolak bisnis yang kami ajukan, apakah anda tidak akan
menyesal nantinya ?”
Afrain tertawa sumbang, dia menatap tajam lawan
bicaranya dan kesombongannya pun keluar begitu saja.
“Hei tuan, kekayaan ku tidak akan hilang hanya karena menolak
tawaran dari anda.” Benar bukan yang dikatakan Afrain.
“Mungkin yang hilang dari anda bukan kekayaan
Mr.Derson namun seseorang yang sangat berharga mungkin,”
jawab pria tersebut dan Afrain sangat tidak suka dengan ini.
“Pergi dari sini !” usir Afrain dan pria itu langsung berdiri
dengan senyuman sinisnya.
“Baiklah Mr.Derson selamat menjalani hari-hari mu.”
Afrain diam saja dengan aura mengerikan yang dia perlihatkan.
Bunga keluar dari tempatnya setelah mendengar

Mr. Quick 219


percakapan seram itu. Dia memeluk Afrain dan Afrain
membalas pelukannya.
“Jangan khawatir, aku sering berhadapan dengan orang
orang seperti mereka.”
“Kau benar-benar tidak akan menjual tempat ini ?”
“Tidak akan ! Aku tidak ingin mereka bebas menjual
barang-barang terlarang di tempat yang sudah dari awal aku
bangun ini. Aku tahu isi otak dari komplotan mafia seperti
mereka.”

◆◆◆

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Mereka pindah


ke Amerika, menempati rumah baru yang mereka beli.
Laire dan Roland masih berada di Paris dan akan mengunjungi
mereka setelah mereka kembali.
Bunga mengelilingi rumah mereka bersama Afrain dan
dia sungguh bahagia. “Hon, aku sudah memberikan list tempat
dimana kau bisa meminta jasa pengurus rumah tangga yang
kamu inginkan di email mu. Besok kau bisa mengurusnya.”
Bunga mengangguk setuju lalu memeluk Afrain.
“Ah...aku ternyata menjadi nyonya besar.” Dia tertawa
begitu juga Afrain. Tidak menampik Bunga tidak akan sanggup
mengurus mansion luas seperti ini sendirian.
“Oh ya hon, besok malam ada perayaan penyambutan
kembali aku di Washington jadi kau bersiap-siap ya. Aku akan
meminta orang untuk mendandani mu.”
“Ckckckc...tidak perlu. Aku bisa sendiri hon.”
Afrain mengecup bibir Bunga sekilas lalu mereka

220 Mr. Quick


melanjutkan melihat-lihat isi rumah. Belum banyak perabotan
yang ada karena memang Bunga dan Afrain akan memilih
pelan-pelan sesuai kebutuhan dan kegunaannya.

◆◆◆

Tidur di tempat yang baru membuat Bunga tidak bisa


terlelap dengan pulas. Ada saja yang membuat Bunga terjaga
di tengah malam. Alhasil Bunga memutuskan memakai jubah
tidurnya untuk keluar kamar. Dia berjalan ke dapur untuk
melihat-lihat apa yang kira-kira akan dia beli untuk melengkapi
perabotan di sana.
Bunga membayangkan apa saja yang akan dia beli lalu
menuliskannya di catatan ponsel. Setelah tiga puluh menit di
dapur Bunga beralih ke ruang keluarga yang berada di lantai
tiga rumah mereka. Melakukan hal yang sama dengan di dapur
Bunga kemudian duduk di sofa yang ada.
Dia menyalakan televisi hingga akhirnya tanpa sadar dia
tertidur. Afrain yang sadar istrinya tidak ada di sampingnya
langsung mencari Bunga dan menemukan Bunga di ruang
keluarga yang masih satu lantai dengan kamar mereka.

◆◆◆

Afrain menggendong tubuh Bunga masuk kembali ke


kamar mereka. Dilihat-nya lama wajah itu lalu mengusapnya
lembut. Terbesit dibenak Afrain apa yang membuatnya jatuh
cinta segila ini pada Bunga dan ingin memilikinya. Jawabannya
dia tidak tahu, yang dia tahu adalah dia sangat menggilai Bunga
sejak pertama mereka bertemu. Bahkan saat melihat Bunga di

Mr. Quick 221


Indonesia dia tahu ada ketertarikan dalam dirinya saat melihat
wajah Bunga.
Sudah berulang kali Afrain bertanya apa yang
membuat dia jatuh cinta pada Bunga, dan dia tetap tidak tahu.
Tapi dia tentunya bersyukur Tuhan menjadikan Bunga miliknya,
karena Bunga benar-benar adalah tipe wanita yang dia butuhkan
dan bonusnya juga kriteria Afrain.
Cantik,pintar,seksi, dan bisa mengendalikan rasa egois
dalam diri Afrain. Hanya terkadang Afrain ragu, benarkah
Bunga mencintainya ?
Atau Bunga hanya mencoba mencintainya ?
Bunga kembali terusik dalam tidurnya, dia membuka
perlahan lalu melihat wajah Afrain tepat didepan wajahnya.
“Kenapa ?” tanya Afrain lalu Bunga melihat jam digital yang
ada di nakas dekat lampu tidur mereka.
“Masih pukul empat pagi ya ?”
“Iya,” jawab Afrain menggoda Bunga. Wajah Bunga
bersemu merah saat Afrain menatapnya intens lalu satu
tangannya mencoba melepaskan tali jubah yang dikenakan
Bunga.
“Olahraga pagi hon,” kata Afrain tersenyum menggoda
lalu tanpa Bunga jawab terlebih dulu Afrain sudah membuai
bibir Bunga dengan lihai.
Sengatan gairah itu begitu cepat menerpa keduanya,
dan Afrain sangat menikmati setiap deru napas Bunga yang
memburu. Desahan kenikmatan yang dia dengar juga begitu
merdu sehingga dia ingin terus membuat Bunga merasa terlena
dengan setiap sentuhan serta lumatan yang dia berikan.

222 Mr. Quick


Bunga yang benar-benar tidak tahan terus digoda Afrain
akhirnya meminta Afrain melakukannya.
“Hon, please do it.”
“Yes baby,” jawab Afrain semangat.

Mr. Quick 223


38. Nyonya Besar

ingga tiba acara puncak yaitu kata sambutan dari Afrain.


H Namanya yang disebut oleh pembawa acara langsung
membuat Afrain ingin menuju panggung. Sebelum pergi Afrain
menyempatkan mengecup pipi Bunga membuat Bunga kembali
merona.
Tampan, mempesona, dan karisma Afrain benar-benar
luar biasa. “Selamat malam semuanya, saya sangat bahagia
kita kembali bertemu.” Riuh tepuk tangan menyambut kalimat

224 Mr. Quick


pertama dari Afrain.
“Dan juga pada kesempatan malam ini, saya akan
memperkenalkan secara langsung istri saya tercinta kepada
kalian semua. Kalian tentu sudah melihatnya sedari tadi,” ucap
Afrain lagi membuat Bunga jadi pusat perhatian.
Setelah perkenalan singkat itu Afrain mulai berbicara
perihal kinerja perusahaan yang dia inginkan dan juga hal
lainnya tentang Derson Group. Dilanjutkan dengan Afrain
memberikan hadiah kepada para karyawan di perusahaannya
yang menjalankan tugas dengan baik selama dia berada di
London.
“Aku secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada
kalian semua, karena kalian sudah berusaha dengan sangat baik
sehingga aku kembali kesini bisa membawa istri. Kalian luar
biasa.” Banyak tepuk tangan dan juga tawa diakhir kalimat
Afrain itu.
Turun dari panggung Afrain duduk kembali disebelah
Bunga, mengecup kembali pipi Bunga yang membuat
kaum hawa memimpikan memiliki suami seperti Afrain.
Namun ada juga yang mengatakan kalau mereka masih
pengantin baru, sehingga Afrain bersikap seperti itu. Terlebih
Afrain terkenal dulunya adalah play boy.
Sudah hampir acara selesai Bunga semakin tidak bisa
menahan sakit kepalanya, dia tapi tidak mungkin mengajak
Afrain pulang disaat acara tersebut dibuat untuk menyambut
kembali Afrain.
Bunga menahan sakit kepalanya hingga mereka kembali
ke mansion. Afrain tidak menyadari karena Bunga bersikap
biasa saja.

Mr. Quick 225


Sesampainya di Mansion, baru turun dari mobil Bunga
langsung terjatuh tak sadarkan diri membuat Afrain benar
benar terkejut.

226 Mr. Quick


39. Satu Tahun Pernikahan

aru menikah namun Afrain sudah melakukan kesalahan,


B dia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa
menjaga Bunga.
Dia menunggu Bunga membuka mata pagi itu,
istrinya itu masih terlelap akibat obat yang diberikan dokter.
Bunga memang langsung Afrain bawa ke rumah sakit malam
itu juga, dia mengabari Claire dan Roland.

Mr. Quick 227


Dokter mengatakan kalau Bunga hanya mengalami
kelelahan, dan itu membuatAfrain menyesali semua aktifitasnya
yang masih tidak bisa dia kontrol padahal dia sudah menikah.
Bunga membuka mata dan sepertinya bertanya dimana
dia saat ini, Afrain mengecup tangan Bunga lalu mengusap
puncak kepala istrinya itu.
“Kita dirumah sakit, semalam kamu tidak sadarkan diri
dan aku membawa mu kesini,” jelas Afrain membuat Bunga
menyesal harus berakhir di rumah sakit.
“Hon sorry,” kata Afrain membuat Bunga tak mengerti.
“Kenapa ? Aku yang harusnya meminta maaf karena
tidak bisa menjaga kondisi tubuhku. Maaf ya,” ucap Bunga
masih dengan wajah yang pucat.
Afrain menggelengkan kepalanya, raut penyesalan
itu terlihat jelas sehingga Bunga pun tak enak hati.
“Baiklah kita saling memaafkan.” Afrain tersenyum lalu
memberikan air mineral untuk Bunga minum terlebih dulu.
“Kau ingin sarapan ?”
“Boleh,” jawab Bunga dan Afrain mengambil makanan
yang sudah disiapkan pihak rumah sakit.
Afrain menyuapi Bunga dengan pelan-pelan, membuat
Bunga gemas. “Kau tidak bekerja hari ini.”
“Pertanyaan konyol apa itu ? Istriku sakit mana mungkin
aku pergi bekerja.” Bunga tersenyum bahagia. “Lagi pula aku
bisa mengawasi semuanya dari laptopku sambil menemanimu
beristirahat.”
Setelah sarapan Bunga meminum obat dan dokter
yang sudah memeriksa Bunga mengatakan Bunga sudah

228 Mr. Quick


boleh pulang, namun harus rajin mengkonsumsi vitamin.
Afrain langsung membawa Bunga kembali ke rumah mereka,
dia menemani Bunga seharian meski harus sambil fokus pada
laptopnya. Ada beberapa pertemuan meeting yang dilakukan
Afrain namun digantikan dengan via video call.
Bunga memiliki suami yang super duper sibuk, dari
percakapan Afrain melalui laptopnya Bunga bisa tahu kalau
besok Afrain akan pergi ke New York untuk meninjau cabang
disana.
Bunga harus menjadi istri yang mandiri agar Afrain tidak
terbebani. Afrain berbaring di sebelah Bunga sambil memeluk
tubuh Bunga.
“Hon, aku akan pergi sebentar besok. Apa kau tidak apa
apa ?”
“Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, maaf aku tidak bisa
menemani mu.” Afrain mengecup kening Bunga.
“Tidak masalah, aku akan segera kembali. Jika naik
helikopter aku bisa pulang dengan cepat.”
Bunga mengangguk setuju, beginilah rumah tangganya
akan berjalan sepertinya. Persis seperti yang dikatakan ibu
mertuanya kalau Afrain akan sangat sibuk. Tapi tidak masalah
asal Afrain tidak melupakan kehadirannya sebagai istri.

◆◆◆

Hari-hari berlalu, Bunga menjalani tugasnya menjadi


istri yang baik. Afrain juga selalu memberikan waktu untuk
Bunga meski dia sibuk. Weekend tidak ada pekerjaan, dan jika
penting Afrain hanya akan memeriksa di laptop atau Ipad-nya.

Mr. Quick 229


Perabotan juga sudah terisi satu persatu sesuai keinginan
Bunga, tidak ada Afrain karena Afrain menyerahkan semua
kepada Bunga dan alasan sebenarnya yang Bunga tahu adalah
Afrain sibuk. Sehingga Bunga membelinya secara langsung
atau mengikuti saran Claire.
Enam bulan berlalu semua masih baik-baik saja,
namun satu tahun kemudian Bunga dan Afrain mulai ribut
masalah kecil, seperti Afrain yang telat pulang kerumah.
Afrain yang lupa janji makan siang dirumah, Bunga yang
cuek, dan yang sering adalah masalah kecemburuan Afrain
kepada Adam yang belakangan sering menelpon Bunga.
Meski hanya menanyakan kabar atau Asih yang sebenarnya
menelpon Afrain tetap tidak suka.
Malam ini Afrain pulang larut lagi sehingga Bunga
jengah untuk berkomentar. Dia meminum obat tidur agar bisa
tidur tanpa perlu menunggu dan tahu kapan Afrain akan pulang.
Bunga mulai suka mengkonsumsi pil tidur sepertinya
semenjak dia sering bertengkar dengan Afrain. Tapi Bunga
tidak pernah memperlihatkan kepada orang lain jika dia dan
Afrain sedang tidak baik-baik saja.
Hari ini Adam menelpon Bunga lagi, namun untuk
memberitahukan Bunga jika Afrain sudah menarik sahamnya
di perusahaan Adam. Tentu Bunga sangat terkejut dan kecewa
akan hal ini. Dia akan menanyakan perihal ini kepada Afrain
nanti.
Tapi Afrain belum kembali hingga pukul dua belas malam
barulah Afrain sampai dirumah mereka dengan keadaan mabuk.
Bunga menahan emosinya karena harus mengurus Afrain yang
pulang dalam keadaan mabuk.

230 Mr. Quick


◆◆◆
Bunga sedang di dapur menyiapkan sarapan dan susu
hangat untuk dia bawa ke dalam kamar. Camila yang melihat
mata sembab Bunga ikut sedih melihat majikannya yang
belakangan ini terlihat sedih.
Saat sampai dikamar Bunga melihat Afrain sudah selesai
mandi dan sedang memakai kemeja kerja. “Mau sarapan dulu
hon ?”
“Boleh,” jawab Afrain singkat. Bunga meletakkan
nampan sarapan yang dia bawa ke meja balkon.
Afrain mendekat sambil ingin memakai dasinya, tapi
Bunga meraih dasi itu dan membantu memakaikannya. Afrain
menyadari mata sembab Bunga dan dalam hati dia mengumpat.
Bagi Afrain sikapnya belakangan ini adalah karena dua pria
yang tidak dia suka sering kali menghubungi istrinya danAfrain
sangat kesal. Dia mengetahui itu karena dia bisa tahu siapa
yang mengirimi Bunga pesan dan juga siapa yang menelpon
istrinya itu.
“Boleh aku tahu kau darimana semalam ?” Bunga
memberanikan diri membuka suara.
“Tidak ada. Hanya ada perayaan kecil dengan kolega
bisnis ku.” Bunga mengangguk lalu kembali bungkam.
Afrain benar-benar terganggu dengan ini, dia lebih baik
pergi buru-buru tadi daripada tersiksa melihat Bunga seperti ini.
“Bunga, bisa hentikan berkomunikasi dengan mantan
kekasihmu itu ataupun pria lainnya ?” Bunga mengangguk lagi.
“Apa karena masalah itu kau mencabut saham mu yang
ada di perusahaan Adam ?” Afrain yang baru akan meminum

Mr. Quick 231


susu hangatnya geram mendengar pertanyaan tersebut. Dan
nada yang Bunga keluarkan seolah wanita itu sangat terluka.
“Kenapa ? Apa kau kasihan kepada pria itu !?” Bunga
baru akan menjawab namun Afrain kembali memotong
ucapannya.
“Aku tidak mengerti, kau ini sebenarnya istriku atau
wanita suruhannya yang ingin menggodaku demi harta yang
aku miliki ! Kau siapa !?” Jantung Bunga berdetak lebih cepat
karena nada tinggi dan aura menjijikkan Afrain yang sombong
itu kembali menggores luka dihati Bunga.
Afrain langsung pergi begitu saja, dia benar-benar emosi
karena ternyata Bunga benar-benar masih mengurusi mantan
kekasihnya. “Aku bersumpah akan membuat keparat itu
hancur.” Geram Afrain didalam mobil. Afrain tidak sudi berbagi
wanitanya, meski hanya sedetik saja Bunga memikirkan pria
lain dia tidak suka.
Bunga yang ada di balkon melihat mobil yang
membawa suaminya pergi. Dia berharap tuli saja sepertinya.
Marahnya Afrain tadi sebenarnya membuatnya tahu jika Afrain
cemburu, Bunga sedikit lega dan dia akan bertindak untuk
membuat semua kembali membaik.
Dia mengambil ponselnya mengirim pesan kepada
Adam dan Adrian untuk tidak menghubunginya lagi karena
tidak ingin Afrain terganggu. Dia juga langsung memblok
kedua nomor itu agar Afrain tidak lagi marah padanya.
Demi tuhan jika dia tahu Afrain masih sangat cemburu seperti
ini dia tidak akan membiarkan dirinya untuk berkomunikasi
dengan Adam ataupun Adrian.

232 Mr. Quick


Dia akan meminta maaf kepada Afrain nanti saat
Afrain pulang. Bunga menyusun sebuah rencana jika Afrain
telat pulang malam ini. Rencana seperti janji mereka dulu.

Mr. Quick 233


40. Why ?

S udah jam delapan malam dan Afrainbelum juga pulang.


Bunga lalu bersiap-siap ingin menjemput Afrain.
“Dan jika aku telat pulang sampai jam delapan malam,
maukah kau menjemputku agar aku ingat ?”
Bunga tersenyum mengingat kalimat yang Afrain berikan
itu. Dia meminta supir mengantarkan dirinya ke perusahaan
Afrain. Hanya menggunakan pakaian sederhana Bunga
menjemput suaminya itu.

234 Mr. Quick


Kantor yang sudah hampir tidak ada penghuninya itu
membuat Bunga leluasa masuk langsung menuju lantai dimana
ruangan Afrain berada. Tapi dia mendengar suara beberapa
orang dari luar pintu. Dan saat pintu dia buka dia hanya melihat
beberapa orang pria dan wanita memegang botol minuman
dan terkejut melihat kehadirannya, tapi dia tidak bisa melihat
dimana Afrain.
Sadar dimana suaminya berada Bunga langsung
menuju ruangan tersembunyi milik Afrain yang dia ketahui.
Bunga membuka langsung pintu itu dengan menekan tombol
dibelakang sebuah lukisan.
Benar saja, Afrain sedang berbaring disana dan yang
membuat Bunga lega adalah Afrain seorang diri di tempat itu,
dan sepertinya dia terkejut melihat kehadiran Bunga yang tiba
tiba.
“Hon ?” tanya Afrain masih kaku.
“Iya ini aku. Sudah jam delapan malam lewat dan kamu
belum kembali, jadi ku putuskan menjemputmu. Bukankah itu
janji kita dulu ?” Rasa bahagia membuncah dalam diri Afrain
dia benar-benar girang.
Buru-buru Afrain mencium semua sisi wajah Bunga tak
lupa melumat dalam bibir istrinya itu.
“Ayo kita pulang,” ajak Afrain tersenyum lebar. Bunga
mengangguk setuju lalu mereka pergi dari ruangan Afrain
tentunya setelah Afrain mengusir beberapa temannya yang
datang tanpa dia undang.
“Mereka siapa ?” tanya Bunga yang tidak pernah melihat
wajah semua pria dan wanita tadi.

Mr. Quick 235


“Hanya teman-teman ku saat aku masih kuliah dulu.
Mereka ingin bertemu dan ku minta datang ke kantor saja.”
“Lalu kau membiarkan tamu mu begitu saja, dan kau
memilih berbaring di kasur ?! Sungguh sangat sopan hon,” kata
Bunga tersenyum lucu.
“Aku sedang tidak enak hati karena merasa belakangan
hubungan kita tidak baik-baik saja.Aku tahu aku bersikap salah,
tapi setiap aku ingin meminta maaf selalu saja kau membuatku
kesal.” Bunga bingung kenapa jadi dia yang salah.
“A-aku ?! Kenapa aku ?!”
“Tentu saja dirimu, kau sekarang lebih sering menjawab
telpon Adam dan Adrian. Bahkan kau menjawab pesan
mereka.”
“Baiklah maaf...maaf...., tapi tenang saja aku sudah
memblokir nomor mereka. Jadi Mr.Quick ku yang tampan ini
tidak perlu lagi cemburu.” Apa yang dikatakan Bunga membuat
Afrain tidak percaya namun juga sangat bahagia.
Bunga dan Afrain saling melengkapi, mereka berjanji
akan mengatasi masalah apapun dengan cara yang sudah
mereka sepakati. Dan tentunya ketika bertengkar, logika harus
mereka kalahkan karena jika mereka mengandalkan logika
mereka masing-masing rasa egois akan mencuci otak mereka
sehingga tidak akan bisa menemukan titik untuk meredakan
masalah yang ada.
Baik Afrain dan Bunga tahu akan hal itu, belajar dari
banyak orang dan tentunya mendengarkan nasehat dari Roland
dan Claire. Bunga ingat saat Claire berpesan.
“Menjadi setara dengan pria itu bagus, namun jika sudah

236 Mr. Quick


menikah kita tidak bisa menyetarakan diri dengan suami. Kita
harus lebih mengalah dan harus bisa mengendalikan emosi
kedua belah pihak. Serta jadilah istri yang selalu di butuhkan
suaminya.”

◆◆◆

Pagi yang begitu menyiksa bagi Bunga karena sepertinya


dia masuk angin. Afrain yang bingung dengan nama penyakit
masuk angin memilih menuruti apa pun permintaan Bunga.
Bunga meminta bantuan Afrain untuk mengusap minyak
kayu putih yang dia bawa dari Indonesia ke bagian belakang
tubuhnya, lalu dia meminta lengan Afrain yang kokoh itu
menjadi bantalnya.
Baru memejamkan mata, tersirat sebuah pertanyaa
dibenak Bunga.
Apakah aku hamil ?
Pikirnya dalam hati namun kemudian dia tepis. Baru
satu hari ini dia merasa pusing dan mual-mual, tidak mungkin
langsung hamil. Nanti jika belum sembuh juga baru Bunga
akan mengatakannya pada Afrain.

◆◆◆

Setelah Bunga tertidur, barulah Afrain kembali


mengurus pekerjaannya namun hanya dari rumah.
Dia tahu Bunga sedang membutuhkannya.
Setelah selesai mengecek semua email dan laporan dari
orang-orang kepercayaannya Afrain kembali masuk kedalam

Mr. Quick 237


kamar. Bunga masih belum membuka mata membuat Afrain
bingung.
Karena takut Afrain sedikit mengguncang tubuh Bunga.
“Hon ?” panggilnya dan Bunga belum menjawab.
“Bunga, hei honey ?”
“Ehm....ada apa ?” Menghembuskan napas lega Afrain
mengecup kening Bunga.
“Tidak ada apa-apa. Sudah menjelang sore namun kau
belum bangun juga, aku hanya takut.” Bunga mencoba duduk
dibantu dengan Afrain.
Afrain meninggalkan Bunga setelah mengatakan akan
mengambilkan makanan untuk Bunga. Dan tak lama makanan
lezat yang mengundang selera langsung di santap habis oleh
Bunga.
Setelah makan Bunga kembali berbaring sambil
menonton televisi ditemani Afrain, pintu kamar mereka di
ketuk dan yang datang adalah camila membawakan buah
buahan segar untuk Bunga nikmati.
“Terima kasih,” ucap Afrain datar dan Camila hanya
menunduk hormat.
“Terima kasih Cami,” kata Bunga disertai senyuman
yang ia berikan.
Afrain menikmati waktu luang mereka, dengan
memeluk tubuh Bunga dia benar-benar merasa hidupnya
sempurna. Setengah jalan menonton ternyata Bunga
sudah tidur, Afrain menggelengkan kepalanya gemas.
Mematikan televisi lalu Afrain membenarkan posisi tidur
Bunga agar lebih nyaman.

238 Mr. Quick


Afrain melihat jam di dinding, karena masih jam tujuh
malam Afrain memutuskan untuk berolahraga. Ruang untuk
yoga dan olahraga terdapat di lantai dua mansion, dua pelayan
yang bertugas disana menjadi canggung saat melihat tuan
rumah mereka. Afrain benar-benar tampan, dan wajah sombong
yang di milikinya bukan membuat orang muak namun malah
semakin mengagumi aura yang Afrain perlihatkan.
Afrain menghabiskan satu jam berolahraga, dan itu
sangat cukup untuk membuat tubuhnya bugar kembali. Sambil
mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang ia bawa,
Afrain kembali menuju kamar. Dilihatnya Bunga masih terlelap
dengan nyaman, dia tersenyum lalu langsung menuju kamar
mandi. Tak begitu lama Afrain sudah keluar dari kamar mandi
dan menuju ruang ganti yang masih berada di kamar mereka.
Afrain memilih piyama untuk dia pakai tidur, lalu
dia melihat sebuah benda yang mengganggu perhatiannya.
Afrain mengambil benda itu lalu melihat bungkus plastik yang
didalamnya ada botol obat. Afrain sempat berpikir kenapa
Bunga menyimpan obatnya di selipan baju yang tersusun di
sini.
Afrain mengambil obat itu dan meletakkan begitu saja
bungkusnya. Awalnya Afrain berniat menanyakan hal ini nanti
saat Bunga sudah bangun, namun urung dia lakukan karena
merasa ada hal yang disembunyikan Bunga. Misalnya, Bunga
sakit namun tidak ingin Afrain tahu.
Mengambil ponselnya Afrain mengetikkan nama obat
yang bisa dia baca di botol itu.
“Obat tidur ? Apa Bunga mengkonsumsi obat tidur
selama ini ?”

Mr. Quick 239


Afrain bertanya dalam hati, namun dia yakin jika Bunga
baru mengkonsumsi obat tersebut. Rahangnya mengeras lalu
Afrain meletakkan botol obat itu di atas meja rias. Dia bersiap
untuk tidur, namun pandangannya tak lepas dari wajah Bunga.
Pertanyaan masih berputar dalam benaknya, ada rasa kecewa
karena Bunga tidak mengatakan apapun tentang hal ini.

240 Mr. Quick


41. Sorry Honey

ual melanda Bunga meski dia masih menutup mata,


M Bunga langsung bangun lalu menuju kamar mandi
untuk memuntahkan isi perutnya yang hanya air.
“Hon,” panggil Bunga saat dia sudah keluar dari kamar
mandi. Dia tidak melihatAfrain, lalu saat melihat jam di dinding
ini baru pukul delapan pagi. Afrain biasa pergi ke kantor jam
sembilan.

Mr. Quick 241


Bunga duduk di cermin rias melihat pantulan dirinya
yang sangat pucat. Sepertinya dia harus ke dokter pagi ini juga.
Bunga turun ke lantai bawah dan ternyata Camila mengatakan
kalau Afrain sudah berangkat pagi-pagi tadi.
Bunga mengirimkan chat kepada Afrain, mengatakan
kalau dia akan pergi ke dokter pagi ini jika masih merasa mual.
Tapi ternyata Afrain langsung menelponnya.
“Tunggu aku dirumah jika ingin ke dokter, aku akan
mengantarkanmu.”
“Apa kau tidak sibuk ? aku bisa pergi dengan supir jika
kau sibuk.”
“Tidak ! aku akan menemanimu.”
Setelah itu sambungan terputus, rasanya ada yang aneh
dengan Afrain. Suaminya itu terlihat sangat datar saat berbicara
dengannya. Bunga tidak ingin ambil pusing langsung meminum
susu dan roti selai kacang yang sudah Camila buatkan untuknya.
“Thanks Cam,” ucap Bunga lalu langsung menuju
kamarnya bersiap-siap.

◆◆◆

Wajah dingin Afrain sangat menyebalkan bagi Bunga,


rasanya dia sangat ingin mengomel. Namun melihat suasana
rumah sakit Bunga memilih diam saja, begitu juga Afrain.
Nama mereka dipanggil dan setelah dari dokter umum
Bunga diminta menemui dokter kandungan karena sepertinya
Bunga sedang hamil. Bunga menemui dokter cantik bernama
Nathalie. Setelah melakukan tes urine Bunga dan Afrain
menunggu. Afrain sebenarnya gelisah namun dia menahan

242 Mr. Quick


ekspresinya karena sedang marah dengan Bunga.
Amplop putih ditangan Nathalie diberikan kepada Bunga
dan dokter itu tersenyum. “Congratulations Mr. and Mrs.
Derson you have a little baby.”
Bunga tampak tersenyum bahagia dan Afrain juga sama.
Afrain menjabat tangan dokter itu dan mengucapkan terima
kasih begitu juga Bunga. Mereka sepakat akan melakukan
kontrol bulan depan di usia kehamilan Bunga yang memasuki
minggu ke delapan. Karena saat ini Bunga sudah hamil di
minggu ke empat. Hal itu diketahui saat Nathalie melakukan
USG terhadap Bunga.
Mereka pulang setelah Afrain mengambil vitamin dan
obat mual untuk Bunga. Dia juga sempat membeli susu hamil
untuk Bunga di apotek rumah sakit itu.

◆◆◆

Afrain melihat Bunga yang menyandarkan kepalanya di


bahu Afrain saat di dalam mobil. “Hon, apa kau tidak bahagia?”
“Sure. I’m happy,” jawab Afrain lagi-lagi dengan nada
yang datar.
Bunga menegakkan tubuhnya merasa sangat kesal.
“Kenapa kau bersikap menyebalkan seperti ini Afrain ?”
Afrain menyadari jika Bunga terganggu dengan
tingkahnya, namun dia juga sangat kesal. Meski juga akhirnya
dia bahagia karena Bunga sedang mengandung anaknya.
“Sorry,” ucapnya lembut dan menampilkan sebuah
senyuman. “Aku tidak suka kau menutupi sesuatu dariku.”
Sorot mata Afrain menjelaskan semuanya dan Bunga menunduk

Mr. Quick 243


merasa malu akan perbuatannya.
Mereka tiba di rumah dengan Bunga yang masih terus
melingkarkan tangan pada Afrain. Setibanya di kamar, Bunga
memulai perbincangan mereka.
“Hon sorry, aku hanya terlalu kesal terus menunggumu
setiap malam dan terus terang aku tidak bisa tertidur jika kau
belum kembali. Maka dari itu aku meminum obat tidur,” tutur
Bunga menatap wajah Afrain lalu menunduk. Afrain yang
sudah tahu alasannya membuat dia semakin merasa bersalah.
Dialah penyebab Bunga meminum obat tidur.
Afrain memeluk Bunga yang menangis meski suara
isak-nya seolah hanya berbisik. “Maafkan aku, aku sangat
mencintaimu Bunga. Hanya terkadang kau tahu, aku suka lupa
jika sudah mengerjakan sesuatu. Kau mau memaafkan ku ?”
Bunga mengangguk dalam dekapan Afrain.
“Aku berjanji akan lebih sering dirumah mulai saat ini.”
“Itu harus ! aku sedang hamil dan kau adalah bos besar,
tidak bisakah aku menjadi wanita paling bahagia di dunia ini
?” Afrain otomatis tertawa mendengar penuturan Bunga yang
sangat drama.
“Terima kasih hon kau memberikan banyak hal istimewa
dalam hidupku.” Afrain mencium bibir Bunga dalam. Mencubit
hidung Bunga lalu mengusap rambut istrinya itu dengan
sayang. “Kita harus telpon mommy sekarang, dia pasti sangat
bahagia.” Bunga mengangguk setuju membuat Afrain langsung
mengambil ponselnya.
Mereka melakukan video call dengan Claire yang sedang
bersama Roland. “Kalian terlihat sangat bahagia, ada apa ?”

244 Mr. Quick


tanya Claire yang tersenyum lebar melihat putra dan putrinya
menelpon.
Afrain memperlihatkan foto USG dan Claire menutup
mulutnya dengan wajah yang sangat terkejut. “Oh aku akan
segera menjadi nenek,” ucapnya dan Roland terlihat tertawa.
“Aku bangga padamu son. Bunga segeralah melahirkan
cucuku lalu kalian buat lagi, aku ingin rumah ku ini ramai
dengan cucu-cucuku yang lucu.”
“Pasti pa, kami akan memberikan dirimu banyak cucu
yang lucu-lucu.” Claire memukul bahu Roland dan Bunga
sangat bahagia karena bisa memberikan kebahagiaan pada
orang-orang yang dia cintai.
“Thanks hon,” Afrain tersenyum sembari mendekatkan
wajah mereka. Perlahan sentuhan lembut dan menggoda dapat
dirasakan Bunga. “May I,” tanya Afrain benar-benar membuat
tubuh Bunga terbakar.
“Sure,” jawab Bunga mengalungkan lengan di leher
Afrain.

Mr. Quick 245


42. All Of You

unga masih berselimutkan bedcover di atas tempat


B tidurnya, dia membuka mata karena terusik dengan suara
langkah kaki yang kesana kemari.
Afrain tersenyum saat Bunga membuka matanya,
mengecup kening Bunga lalu perut besar yang kini menjadi
spot favorit untuk Afrain kecup. “Tidurlah lagi, ini masih
terlalu pagi.” Bunga mengangguk lalu kembali tidur. Selama
masa hamil Bunga mudah lelah, mual, dan belakangan dia tidak

246 Mr. Quick


bisa tidur dengan nyenyak, kini usia kandungan Bunga sudah
mencapai enam bulan. Tapi untungnya Afrain sekarang lebih
sering dirumah, suaminya itu benar-benar menuruti keinginan
Bunga agar selalu ditemani. Tapi tetap saja Afrain akan
mengontrol seluruh perusahaannya dari rumah. Melakukan
video conference atau sekedar membuka email yang masuk.
Dalam satu minggu Afrain hanya akan datang ke kantor tiga
kali, selebihnya dia akan menemani istrinya tercinta untuk
melakukan kegiatan ibu hamil. Seperti Yoga, juga dia mengajak
Bunga jalan-jalan sore.
Selama hamil Bunga lebih sensitive, sehingga Afrain
harus pintar-pintar agar Bunga tidak marah atau merajuk. Claire
dan Roland yang sudah berkunjung tiga kali untuk melihat
Bunga sangat bahagia dan juga mereka selalu menasehati
Afrain ini dan itu.
Bunga yang tadinya mandiri menjadi sangat manja,
bahkan dia sendiri bingung dengan sikapnya. Untungnya Afrain
selalu memahami Bunga. Semua diberikan pria itu untuk wanita
yang sangat dia cintai, meski Bunga tiba-tiba merajuk Afrain
akan dengan senang hati menyambar bibir Bunga, dan tentu
saja itu menjadi senjata Afrain. Karena saat dia membaca buku
tentang kehamilan, dia mengetahui jika, gairah seorang wanita
akan bertambah disaat kehamilan terjadi. Itu adalah salah satu
faktor penting Afrain betah dirumah.
Afrain menyelimuti tubuh Bunga yang sudah kembali
nyenyak tidur, dia masuk kedalam kamar mandi untuk
membersihkan diri setelah berolahraga. Lalu Afrain akan
membuka laptopnya untuk melakukan video conference.

Mr. Quick 247


◆◆◆
“Aku ingin semuanya sempurna dan ingat ! katakan pada
mereka semua harus tepat waktu.” Apa yang diucapkan Afrain
membuat anak buahnya sesak napas, waktu yang diberikan
Afrain untuk proyek baru mereka sangat singkat menurut
hitungan mereka, tapi tentu tidak dengan hitungan Afrain. Isi
kepala genius yang dia miliki sudah memperhitungkan semua
dengan benar dan detail.
“Tapi sir_____,” belum sempat anak buahnya berbicara,
Bunga sudah duduk di pangkuan Afrain tiba-tiba dan memeluk
Afrain dengan suara yang manja, membuat mereka semua
terdiam melihat pemandangan langka di pagi hari.
“Hon, aku ingin kamu temani,” kata Bunga dan Afrian
langsung berdeham. Melihat kedepan layar laptop lalu berbicara
sekali lagi dengan tegas.
“Lakukan apa yang aku katakana tadi ! kirim laporan
lainnya ke email ku secepatnya.” Afrain menutup layar laptop
lalu menatap lekat wajah Bunga.
“Maafkan aku jika aku mengganggu mu,” cicit Bunga
membuat Afrain gemas dengan wajah istrinya itu.
“Kau bos-nya mana mungkin mengganggu. Ayo aku
temani,” ajakAfrain yang langsung menggedong tubuh Bunga.”
Mengusap-usap perut Bunga dengan lembut mereka
menikmati kebersamaan itu. Banyak hal yang mereka
perdebatkan termasuk nama untuk anak mereka. Afrain sudah
menyiapkan beberapa nama anak laki-laki dan juga perempuan,
meski hasil USG mengatakan anak mereka adalah laki-laki tapi
tetap saja Afrain menyiapkan nama untuk anak perempuan.

248 Mr. Quick


Pertengkaran kecil itu berhenti saat dengan konyolnya Afrain
menggoda Bunga dengan memainkan titik sensitive istrinya itu.
Suara bel mansion yang dapat mereka dengar di hari
yang mulai sore itu membuat keduanya saling tatap satu sama
lain. Mereka menebak-nebak siapa tamu yang datang, Afrain
membuka layar cctv depan pintu lalu terlihat wanita yang dia
kenal dan beberapa orang lainnya.
“Sial !” umpat Afrain membuat Bunga bingung dan
mengikuti langkah Afrain yang menuju pintu kamar mereka
untuk turun ke lantai bawah.
“Kenapa kalian kesini ?” tanya Afrain begitu melihat
seorang wanita atau lebih tepatnya salah satu mantan kekasih
Afrain.
“Aku bertanya kepada sekertarismu, lalu dia mengatakan
kalau kau sedang berada disini lalu kami memutuskan untuk
kesini.”
“Really ?” tanya Afrain tak percaya jika sekertarisnya
mengatakan dimana alamat rumahnya.
“Oh...tidak Afrain sebenarnya Haidi men-stalker mu.”
Itu suara salah satu wanita teman mereka.
“Lalu untuk apa kalian kesini ?” tanya Afrain sementara
Bungayangberadadidepanpintu lifthanyadiam mendengarkan.
Dia juga tidak tahu siapa semua orang yang saat ini berada di
ruang tamu mereka.
“Oh...ayolah Afrain, ini hari perayaan club kita,” kata
Haidi. Afrain dan beberapa orang temannya dulu membuat
sebuah club tempat dimana mereka sering melakukan trip
perjalanan bersama atau party disetiap akhir pekan. Mereka

Mr. Quick 249


juga yang datang ke perusahaan Afrain saat Bunga menyusul
Afrain.
Namun saat Afrain sudah pindah ke London dia tidak lagi
ikut bergabung bersama teman-temannya itu, terlebih dia sudah
memiliki Bunga, tidak mungkin dia party-party lagi, bsa-bisa
Bunga meminta cerai darinya. Afrain lalu melihat dimana
keberadaan Bunga dan ternyata istrinya itu sedang berdiri
memperhatikan interaksi dia dan teman-temannya yang sekitar
lima belas orang.
“Hon,” ucapnya lalu Bunga berjalan mendekat sambil
mengusap perutnya.
“Hem, siapa mereka ? apa teman-teman mu ?” Haidi
langsung mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan
dirinya.
“Aku Haidi, teman satu sekolah Afrain dulu dan ini
Max,Tommy,Jesie,___” banyak nama yang disebutkan Haidi
dan satu persatu dari mereka bersalaman atau melambaikan
tangan kepada Bunga.
“Hai...aku Bunga istri dari Afrain.” Setelah Bunga
memperkenalkan dirinya Haidi menjelaskan pada Bunga jika
mereka ingin mengadakan pesta di rumah mereka namun
dengan lembut Bunga menolaknya dengan alasan dia sedang
hamil dan meminta maaf jika dia menolak niat baik dari teman
teman Afrain itu.
Afrain sangat bahagia melihat bagaimana cara Bunga
berbicara dengan teman-temannya, Bunga terlihat sangat
bahagia berkenalan dengan teman-teman semasa sekolahnya,
mereka semua juga sempat berbincang-bincang di ruang tamu
lalu memutuskan pulang setelah makan malam bersama.

250 Mr. Quick


“Hon, kau sangat anggun saat di depan teman-temanku.”
“Maksudmu selama ini aku terlihat bar-bar ?”
“Ehm,...tidak juga,” jawab Afrain seadanya lalu
memangku tubuh Bunga sambil wanita itu memakai pelembab
wajah sebelum tidur.
“Hon kau yakin salah satu dari mereka bukan mantan
pacarmu ?” Afrain terdiam, rasanya ia sulit sekali menarik
napas.
“Hei kenapa diam saja ? katakan saja aku tidak marah.”
Afrain tersenyum dan menggenggam tangan Bunga.
“Ehm...sebenarnya Haidi adalah mantan kekasih ku.” Bunga
langsung memicingkan matanya lalu bangkit dari pangkuan
Afrain. “Wah...pasti menyenangkan sekali memiliki kekasih di
club party dan trip ya. Seperti di film yang aku sering tonton,
jika remaja disini berpesta akan ada saja malam indah yang
mereka lewatkan bersama. Bukan kah begitu ?”
Afrain lagi menelan ludahnya, menatap mata Bunga yang
saat ini rasanya seperti pisau indah dengan mata yang sangat
tajam, siap untuk menggorok lehernya.
“Sayang dengar itu masa lalu, karena sekarang___”
belum sempat Afrain mengucapkan kalimatnya Bunga sudah
mendahuluinya.
“Karena sekarang aku adalah masa depan mu. Tapi tetap
saja memikirkan kau melakukan hal itu dengan wanita lain
itu sangat menyebalkan Afrain Derson !” Bunga lalu menutup
tubuhnya dengan bedcover bersiap untuk tidur dengan rasa
jengkel serta cemburu yang bercokol di kepalanya.
Afrain menghembuskan napas kasar lalu menyusul

Mr. Quick 251


istrinya yang sudah memejamkan mata. Baru Afrain ingin
menutup mata Bunga sudah kembali bersuara membuatnya
terkejut bukan main.
“Afrain boleh ceritakan berapa banyak mantan mu ?”
Ya Tuhan kenapa dia mendapat ujian seperti ini, dia
tersenyum lalu melumat bibir Bunga gemas. “Daripada
memikirkan berapa banyak mantan ku bagaimana jika aku
menyapa anak kita malam ini.” Afrain menaik turunkan alisnya
dan Bunga tertawa.
“Tidak perduli seberapa banyak mantanku yang jadi
istriku akan tetap satu,” ucap Afrain disela-sela kecupan yang
ia berikan diseluruh wajah Bunga.
“Meski aku nanti lebih dulu mati ?” tanya Bunga
membuat Afrain tak suka.
“Kau tidak boleh berkata seperti itu.”
“Jawab saja Mr.Quick.”
“Ya meski kau pergi dari dunia ini aku tetap akan setia
menjaga cinta kita.” Bunga tersenyum lembut dia mengusap
rahang Afrain.
“Awas saja jika kau berbohong, aku akan menghantuimu
kau tau !?
Afrain tidak menjawabnya dia sibuk bermain dia curuk
leher Bunga, memberikan sengatan yang membangkitkan
gairah.
“Hon,”
“Hem...,” jawab Afrain.
“Aku ingin buang air kecil.” Afrain menghentikan
aktivitasnya dan Bunga turun dari ranjang buru-buru ke kamar
mandi sambil tertawa.

252 Mr. Quick


43. Welcome To The World

Hari yang ditunggu-tunggu Bunga dan Afrain tiba, Claire


dan Roland sedang dalam perjalanan untuk menuju
rumah sakit. Bunga melahirkan secara normal, dan kelahiran
bayi mereka lebih cepat dari prediksi dokter yang menangani
Bunga.
Afrain cemas bukan main saat Bunga terus merasa
kesakitan karena akan melahirkan. Bahkan saat didalam
ruang bersalin rumah sakit Afrain tidak berhenti merapalkan

Mr. Quick 253


doa didalam hatinya dan tangannya terus menggenggam
tangan Bunga. Untungnya Bunga tidak berteriak-teriak atau
menjambak rambut Afrain, seperti video yang selama ini Afrain
tonton untuk mempersiapkan dirinya saat Bunga melahirkan.
Bunga hanya mengaduh lembut dan mencoba terus
tersenyum kepada Afrain agar suaminya itu tidak cemas. “Hon.
Sorry,” ucap Afrain mengecup kening serta tangan Bunga.
“Kenapa ?”
“Aku tidak bisa menggantikan dirimu untuk melahirkan
anak kita,” katanya dan Bunga ingin menangis saja. Dia tahu
maksud Afrain mengatakan hal itu.
“Ahk..,” Bunga mulai merasakanlagisakitnya. Sepertinya
saat untuk melahirkan bayi mereka sudah tiba. Banyak perawat
yang langsung sibuk menyiapkan ini dan itu setelah melihat
keadaan Bunga.
Afrain tetap berada disisi Bunga saat Bunga berusaha
menarik serta menghembuskan napas sesuai instruksi dokter.
Tak berapa lama terdengar suara bayi yang menggema mengisi
seluruh ruangan. Bunga menghembuskan napasnya lelah.
Dokter memberikan bayi mungil yang masih menangis
keras itu kepada Afrain yang takjub melihat anaknya. “Hei
my boy,” Afrain mengecup lembut wajah anaknya lalu dia
menunjukkan anaknya kepada Bunga. Senyuman lelah Bunga
terlihat sangat menawan, dia mendekap bayi mungilnya
beberapa saat lalu dokter mengambilnya kembali untuk
membersihkan si bayi.
Afraindiminta keluar karena Bunga juga akan dibersihkan
dan akan dipindahkan ke ruang rawat.

254 Mr. Quick


◆◆◆
Ramai keluarga Afrain yang hadir, Bunga merasa
beruntung dapat diterima di keluarga Afrain dengan baik.
Bahkan Claire dan Roland sangat menyayangi Bunga.
Kebahagiaan Bunga sekarang semakin bertambah karena
kehadiran anak mereka, Afrain sedari tadi menatapnya dengan
senyuman. Suaminya itu tak henti melakukan itu sedari tadi,
bahkan Bunga menjadi risih karenanya.
Saat bayi kecil didalam gendongan Claire itu menangis
Afrain mengambilnya dan memberikan waktu untuk Bunga
mendekap kembali anak mereka. Bunga kembali menyusui
anak mereka, Afrain memotret moment itu. Dia benar
benar sangat bahagia, Tuhan benar-benar baik padanya.
Bagi bunga semua rasa sakit dan lelah yang dia rasakan sirna
begitu saja saat melihat bayi mungilnya itu dan dia berpikir apa
yang dipikirkan ibunya saat memberikan dia ke panti asuhan,
apakah ibunya tidak menginginkan kehadirannya ?
Wajah Bunga yang tiba-tiba muram membuat Afrain tahu
istrinya memikirkan hal lain. “Hei ada apa ?” tanya Afrain dan
Bunga menggelengkan kepalanya.
Suasanapun kamar rawat Bunga pun seketika sepi ketika
Devano hadir disana akibat ulah Banu. Entah apa yang terjadi
diluar sana, Bunga dan Afrain mendoakan Azura bisa bahagia
seperti mereka.

◆◆◆

Malam pun tiba, Bunga sedang menikmati makan


malamnya dengan disuapi oleh Afrain. Anak mereka sedang

Mr. Quick 255


berada di ruang bayi. Bunga bernapas lega saat Afrain
mengatakan besok pagi dia sudah bisa kembali ke rumah.
“Hon, tadi kau memikirkan apa ?” tanya Afrain membuat
Bunga sedikit berpikir.
“Ah...itu. Aku hanya sedang memikirkan kenapa
kedua orangtua ku meninggalkan ku di panti asuhan. Bahkan
sekalipun mereka tidak pernah menjenguk ku.” Afrain tahu
Bunga sangat sedih saat ini namun wanita itu menyembunyikan
kesedihannya.
“Kau ingin aku mencari tahu tentang mereka ?” Bunga
terkesiap, dia menggelengkan kepalanya.
“Tidak usah, aku sudah berumur dua puluh tujuh tahun
mereka pasti sudah melupakan ku sepenuhnya. Lagi pula aku
pernah mencari tahu saat aku masih SMA, dan tidak ada yang
bisa ku temukan. Kata ibu panti, dia menemukan aku di depan
teras panti dan tidak ada surat apapun yang ditinggalkan oleh
orangtua ku.”
“Hon, percaya padaku. Aku akan mendapatkan apa yang
kau ingin tahu tentang kedua orangtua mu.” Afrain mengecup
kening Bunga.
Afrain tahu itu tidak mudah, tapi setidaknya dia tahu jika
Bunga sebenarnya ingin tahu siapa orangtuanya. Dulu juga
Afrain pernah memiliki ide untuk mencari tahu siapa orangtua
Bunga sebenarnya, dilihat dari wajah Bunga tentu dia bisa
menebak jika Bunga bukan asli Indonesia. Wajahnya seperti
wanita-wanita di Eropa.
“Afrain aku sudah kenyang, aku ingin tidur,” ucapan
Bunga membuat Afrain tersenyum dan mengecup kedua pipi

256 Mr. Quick


istrinya itu dengan gemas.
“Hei, jaga anak kita baik-baik oke !?”
“Oke Bos !” jawab Afrain dan mereka berdua tertawa.

◆◆◆

Bunga duduk di kuris roda dan Afrain yang


mendorongnya sementara bayi mungil mereka berada dalam
gendongan Claire. Mereka tahu ada beberapa wartawan yang
diam-diam mengambil potret mereka semua.
Didalam mobil Claire sangat heboh dengan mengajak
cucunya berbicara, dia memang terlihat sangat bahagia. Roland
dan Afrain meminta Claire untuk berhenti namun tetap saja
Claire tidak mengindahkan apa yang diminta suami dan anaknya
itu. Bunga sendiri hanya mampu menahan tawa melihat wajah
kesal Afrain dan ayah mertuanya.
Hingga mereka tiba di rumah mewah milik Bunga dan
Afrain, para pembantu dan keluarga mereka yang ada disana
menyambut kehadiran Bunga dengan terompet dan balon
balon.
Mereka semua berbahagia, sepertinya hidup Bunga
memang sangat sempurna setelah dulu dia terluka. Tidak Bunga
sangka ada banyak sekali kado didalam kamar bayi mereka.
Kata Afrain itu semua dari kolega bisnis dan juga karyawan
karyawannya.
Bunga menggelengkan kepala lalu meminta pelayan
mereka untuk membawa kado-kado itu ke kamarnya dan Afrian
saja. Kebetulan juga kamar mereka memiliki pintu koneksi
yang bisa langsung ke kamar si bayi tapi setelah Bunga pikir

Mr. Quick 257


pikir dia tidak ingin membuang waktu untuk sampai di kamar
anaknya jadi dia putuskan untuk meminta tiga pelayannya
memindahkan box bayi dan meja tempat susu dan peralatan
lainnya ke dalam kamar dia dan Afrain.
Afrain dan orangtuanya bahkan heran dengan apa yang
Bunga lakukan.
“Hei hon, kenapa kau pindahkan ?”
“Hon sorry, ku pikir anak kita masih terlalu kecil untuk
di letakkan dikamar seorang diri.”
Afrain hanya tersenyum dengan jawaban itu dan Roland
serta Claire juga paham. Mereka membiarkan apa yang Bunga
inginkan, ya meski jika di Eropa atau Amerika kamar bayi
pun harus ada agar mereka lebih mandiri namun tidak dengan
pemikiran Bunga. Dia merasa kasihan bayi-nya harus ditinggal
seorang diri di dalam kamar.
Jadi malam itu mereka tidur satu tempat tidur, box
yang ada dikamar pun sepertinya tidak ada gunanya. Karena
Bunga tidur bersebelahan dengan bayi mungilnya. Afrain harus
bersabar lagi untuk tidur memeluk istrinya. Sebelum tidur dia
mengecup pipi mungil anaknya dan kening Bunga.
Lama dia menatap wajah kedua orang disampingnya lalu
segera ikut memejamkan mata.

258 Mr. Quick


44. Happy With You

unga dan Afrain tengah berbahagia, usia anak mereka


B sudah genap dua bulan dan mereka memberikan nama
Erkan Afba Derson. Erkan yang berarti pria pemberani dan
Afba adalah singkatan nama Afrain dan Bunga lalu Derson
tentu saja nama keluarga besar mereka.
Bunga sangat protektif dengan anaknya, dia mengerjakan
semua tugas untuk melayani suami serta anaknya. Afrain juga
sudah bekerja dengan normal kembali, seperti pagi ini Bunga

Mr. Quick 259


sudah sibuk dengan memasak sarapan untuk Afrain sambil
sesekali dia melihat anaknya di box bayi karena dia sedang
memasak di dapur dibantu dengan Camila.
Semua sarapan untuk Afrain sudah siap, lalu Afrain pun
turun dengan masih membawa dasi. Bunga memakaikan dasi
itu lalu kecupan didapatnya dari suami tercinta.
“Nanti mau makan malam diluar ?” Bunga
menganggukkan kepala antusias. Memang sudah lama dia tidak
keluar rumah, lalu apa salahnya jika malam ini mereka keluar
membawa anak mereka seperti orang-orang lainnya.
“Aku akan pulang lebih awal hari ini lalu kita pergi
bersama.”
Bunga mengangguk lalu Afrain mengecup kening Bunga
dan Erkan. “Jangan terlalu lelah, minta Camila membantu
menjaga Erkan jika kau butuh tidur.” Bunga mengangguk.
Afrain tentu tahu istrinya sangat lelah karena malam hari
mereka berdua selalu saja berjaga akibat Erkan yang tidak
tidur jika malam hari sampai pagi, siang pun Erkan tidur harus
di pangkuan Bunga. Erkan seolah berebut perhatian Bunga
dengan Afrain, membuat Afrain terkadang gemas sendiri
dengan anaknya itu.

◆◆◆

Afrain sibuk memimpin rapat yang sangat penting


hari ini, dan begitu selesai dia langsung meminta sekertaris
pribadinya membacakan jadwal untuk dia besok dan ternyata
dia harus terbang ke London untuk beberapa hari kedepan.

260 Mr. Quick


Afrain bisa-bisanya lupa untuk tinjauannya ke London.
Sebelum kembali ke mansion Afrain menyempatkan
diri menambahkan foto diatas meja kerjanya. Dia juga sempat
berpikir untuk merenovasi kantornya itu. Afrain tersenyum lalu
kembali ke Mansion dengan diantar oleh supir yang dia miliki.
Tidak butuh waktu lama akhirnya dia sampai, Afrain
sangat bersemangat untuk bertemu Erkan dan Bunga.
“Hon,” panggilnya meski masih di lantai satu. Afrain
memang sangat konyol.
“Hon,” lagi Afrain berteriak sambil tersenyum menuju
pintu kamarnya. Bunga membuka pintu kamar lalu memasang
wajah kesal. “Kau ini, Erkan baru saja tidur,” kata Bunga sangat
pelan.
“Sorry,” bisik Afrain di telinga Bunga lalu mengecup
pipi istrinya itu lembut.
“Kita pergi sekarang ?” tanya Afrain dan Bunga
mengangguk.
“Aku mandi sebentar, kau jaga Erkan oke ?”
“Tidak mau ! aku ingin ikut mandi saja dengan mommy
nya Erkan.” Bunga geli melihat wajah Afrain yang sangat genit
saat ini.
“Jangan macam-macam ! jaga saja Erkan. Awas jika dia
sampai menangis.” Afrain menunduk lesu tapi seketika dia
bersemangat untuk berbaring di sebelah anaknya.
“Hai son, kenapa mommy mu sangat seksi jika sedang
mengancam ya,” katanya sambil terus memandangi wajah
anaknya.
◆◆◆

Mr. Quick 261


Makan malam yang penuh drama baru kali ini terjadi di
hidup Afrain. Pertama Erkan menangis sejadi-jadinya membuat
tamu lain yang ada melihat kearah mereka. Lalu setelah Erkan
diam, mereka mulai memakan steak yang sudah mulai dinging
itu. Baru ingin menyuapkan Bunga makanan Erkan kembali
menangis dan Afrain merasa seperti dikerjai oleh putranya
sendiri.
“Ini karena kau dulu selalu saja menyebalkan,” kata
Bunga yang saat ini tengah berdiri menggendong anaknya
itu. Gaun malam berwarna merah itu seharusnya menjadikan
penampilan Bunga terlihat menawan sepanjang makan malam
itu, tapi sepertinya kain gendong Erkan tidak bisa lepas dari
tubuhnya dan baby trolley hanya hiasan mereka saja. Karena,
sepanjang makan malam itu Bunga tidak bisa melepaskan
Erkan dari gendongannya.
Di dalam mobil mereka tertawa bersama mengingat
keanehan makan malam yang seharusnya damai dan romantis
itu berakhir dengan keanehan karena Erkan terus saja menangis.
“Oh ya hon, besok ikut aku ke London ya. Aku ada
pekerjaan disana selama beberapa hari, mungkin juga minggu.
Jadi lebih baik kalian ikut saja,” kata Afrain yang di setujui oleh
Bunga.
“Baiklah, kita bawa Camila kalau begitu. Bagaimana ?”
“Aku tidak pernah keberatan hon, kau tahu itu.” Bunga
tersenyum lalu mengecup pipi Afrain.
Setibanya dirumah Bunga menyiapkan semua yang akan
mereka bawa ke London sementara Afrain menggendong Erkan
yang masih terjaga pastinya.

262 Mr. Quick


“Hon, ingat ini susu Erkan takarannya empat sendok dan
airnya lihat segini ya,” Bunga menunjukkan botol dot yang
dilihat Afrain lalu dia mengangguk.
“Memang kau mau kemana ?” tanya Afrain bingung
karena Bunga memberitahukannya semua kebutuhan anak
mereka. Bahkan cara meredakan tangisan membahana dari
Erkan.
“Aku tidak kemana-mana, hanya ingin agar daddy-nya
ini tahu semua tentang anaknya. Itu lebih baik bukan ?” Afrain
mengangguk setuju dengan itu.
“Sudah beristirahatlah, jika ada yang kurang kita beli saja
di London. Aku akan menjaga Erkan malam ini,” ucapnya dan
Bunga memeluk tubuh Afrain. “Aku benar-benar beruntung
memiliki suami dengan paket komplit seperti ini.” Bunga
tersenyum mengecup bibir Afrain.
“Jangan memancing ku hon,” geram Afrain dan Bunga
tertawa.
Lagi pula apa-apan itu paket komplit ? seperti nama
promo di selebaran makanan saja. Satu ide muncul di benak
Afrain, dia berniat menitipkan Erkan kepada Claire dan Roland
saat mereka di London, lalu berduaan dengan Bunga.
Ah...dia merindukan suara manis dan lembut Bunga saat
mereka menikmati malam indah bersama.

Mr. Quick 263


45. Keterkejutan Afrain

erada di London Bunga benar-benar bahagia, dia banyak


B bertemu dengan orang-orang seperti keluarga Afrain dan
tentu saja Sandra sahabatnya. Afrain juga sangat bahagia karena
Bunga tidak kesepian seperti saat mereka di Washington. Bunga
sering keluar untuk berbelanja pakaian Erkan dan juga untuk
Afrain. Sempat terlintas di benak Afrain untuk tetap tinggal
saja di London jika memang Bunga merasa nyaman.

264 Mr. Quick


Mereka juga mengunjungi rumah Bunga yang ada di
Yorkshire, saksi bisu bagaimana perjuangan Afrain yang harus
bolak-balik demi melihat sang pujaan hati dulu.
Rumah itu kini di kelola oleh Azura untuk rumah singgah
bagi siapa saja orang yang membutuhkan tempat tinggal
sementara, ada beberapa pekerja yang menjaga dan diminta
mengelola tempat itu oleh Azura, dan tentu saja Bunga sangat
bahagia.

◆◆◆

Afrain hari ini pergi dari pukul tujuh pagi untuk


memimpin rapat yang juga dihadiri oleh Roland ayahnya. Claire
sedang di Paris untuk melihat bisnis mereka disana. Sementara
Bunga sudah mengatakan kepada Afrain jika dia akan pergi
ke rumah Sandra dan sore Afrain akan menjemputnya. Semua
terlihat normal dan biasa saja sampai sore hari tiba dan Afrain
menjemput Bunga di rumah Sandra.
“Apa maksudmu dia tidak kesini ?” tanyaAfrain bingung.
“Ya aku juga berpikir dia kesini, dia mengatakan kepada
ku sedang bersiap-siap ke sini saat aku menghubunginya
namun ternyata dia tidak sampai juga. Aku sudah menelpon
namun ponselnya tidak aktif, aku pikir Bunga sibuk mengurus
Erkan yang rewel.” Afrain mulai tidak tenang. Dia mencoba
menelpon nomor istrinya itu dan memang benar seperti kata
Sandra, nomor Bunga tidak aktif. Dia menelpon ke rumah dan
pelayan dirumah itu mengatakan jika Bunga sudah pergi dari
jam dua belas siang tadi.

Mr. Quick 265


Afrain menelpon supir yang membawa Bunga dan nomor
itu tersambung namun tidak ada jawaban membuat Afrain kesal
setengah mati.
Afrain menelpon sekertaris pribadinya untuk segera
melacak mobil yang membawa Bunga, tapi tak lama saat dia
ingin meninggalkan rumah Sandra telpon masuk membuat
Afrain berhenti di ambang pintu.
“Hello sir, kami mencoba menelpon nomor anda sedari
tadi tapi tidak bisa,” suara seorang pria terdengar.
“Ya ada apa ?” tanya Afrain langsung.
“Ada kecelakaan di king’s road dan setelah melakukan
pengecekan kami baru tahu jika plat mobil ini milik anda. Orang
yang terluka sudah di larikan kerumah sakit,” kata polisi itu
membuat darah Afrain berdesir hebat. Dia langsung mematikan
sambungan telpon begitu mengetahui alamat rumah sakit yang
dikatakan polisi tersebut.
Sandra yang mengetahui hal itu lalu ikut dengan Afrain
untuk melihat sahabatnya. Afrain benar-benar sangat gelisah
di dalam mobil, dia hanya diam tidak melakukan apapun.
Sementara Sandra menghubungi suaminya dan juga Claire dan
Zia.
Begitu mobil mereka sampai Afrain langsung berlari
menuju resepsionis rumah sakit lalu ada dua orang polisi yang
langsung mengenalinya.
“Mr.Derson,” panggil polisi itu lalu Afrian mendekat.
“Bagaimana istri dan anak ku ? apa mereka baik-baik
saja !” Afrain jelas sangat panik namun polisi itu seperti heran
mendengar pertanyaan Afrain.

266 Mr. Quick


“Sorry sir, kami hanya menemukan supir dan bayi
laki-laki di dalam mobil tersebut.” Afrain lagi terkejut, dia
menggelengkan kepalanya.
“Tidak mungkin ! Bunga pergi bersama anak kami
bagaimana mungkin dia tidak ada.” Afrain tidak habis pikir
dengan ucapan dua polisi ini. Dia lalu berlalu menuju ruang
dimana Erkan dirawat.
“Bayi anda tidak apa-apa Mr.Derson, hanya sedikit luka
ringan di bagian keningnya. Sepertinya tubuhnya dilindungi
atau mungkin ditutup sesuatu sehingga tidak ada luka berat
yang dialami, tapi supir anda tidak mampu kami selamatkan.
Pecahan kaca mengenai urat nadi di lehernya dan juga kedua
matanya,” ucap Dokter yang menangani kecelakaan itu.
“Dimana Bunga ?” gumam Afrain lalu dia meminta
tolong Sandra menjaga Erkan sementara keluarganya yang lain
datang. Dia harus melihat tempat kejadian bersama polisi dan
memberikan keterangan yang diminta.
Polisi mencurigai jika mobilAfrain tersebut sudah diincar
dan Afrain juga setuju untuk kasusnya ditindak lanjuti.
Dan disanalah Afrain, melihat mobil yang sudah hancur
bagian depannya. Dia menutup mata, baginya tidak mungkin
Bunga menghilang begitu saja.
“Bagaimana apa anda sudah tahu keberadaan istri ku ?”
tanya Afrain pada seorang polisi yang berjaga.
“Sorry Mr.Derson, tapi dari keterangan pejalan kaki
yang lewat dan saksi lainnya mereka melihat mobil ini sudah
terbakar bagian depannya dan tidak melihat ada wanita di
dalamnya, kami masih mengecek seluruh cctv yang ada di

Mr. Quick 267


tempat kejadian agar bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi sebelumnya apakah anda mencurigai seseorang ? seperti
saingan bisnis anda mungkin ?” Afrain mengingat namun dia
tidak ada masalah dengan siapapun.
“Tidak ada !” jawab Afrain seadanya dan polisi itu
mencatat jawaban Afrain.
Afrain yang tidak ingin hanya menunggu hasil dari polisi
meminta sekertaris pribadinya menghubungi orang yang bisa
menemukan Bunga. Dia yakin Bunga-lah yang melindungi
anak mereka, lalu bagaimana mungkin Bunga tidak ada.
“Hon, where are you ?” lirih Afrain lalu masuk kedalam
mobil untuk kembali ke rumah sakit. Sandra menelpon jika
Erkan menangis sedari tadi dan tidak berhenti sama sekali.
Afrain harus kembali dan segera mengurus Erkan.

◆◆◆

Berita kecelakaan itu menjadi sangat besar, terlebih jika


Bunga dinyatakan menghilang. Banyak orang yang berasumsi
jika Bunga pergi meninggalkan Afrain dan anak mereka
karena tidak bahagia hidup bersama Afrain yang seorang
playboy, namun tentu saja Afrain dan keluarga mereka tidak
mempercayainya. Pernikahan mereka baik-baik saja dan
mereka sangat bahagia, tidak mungkin Bunga lari.
Afrain rasanya hampir kehilangan akal sehatnya selama
seminggu menunggu kabar dari orang-orang yang menyelidiki
kasus itu. Orang suruhan Afrain mendapatkan fakta memang
benar jika mobil yang digunakan Bunga diikuti oleh satu
mobil berwarna hitam saat keluar dari mansion, lalu polisi juga

268 Mr. Quick


menambahkan mobil itu sempat berhenti di sebuah minimarket
dan Bunga terlihat menggendong Erkan. Bunga membeli
beberapa makanan yang mungkin akan dia bawa ke rumah
Sandra, namun polisi heran kenapa mobil itu melaju ke jalan
yang seharusnya tidak searah dengan rumah Sandra. Mobil itu
menuju arah ke Chelsea dan itu membuat pertanyaan di benak
mereka semua, bahkan cctv di tempat kejadian sudah tidak
bisa untuk dilihat karena semua orang mengatakan jika entah
kenapa cctv pada hari itu tidak berfungsi.
Cctv yang ada di lampu jalan milik pemerintah
bahkan ternyata pada hari itu tidak berfungsi. Mereka semua
menyimpulkan kalau Bunga dan supir itu sudah tahu jika
mereka diikuti sejak keluar dari minimarket dan mereka sudah
berkomunikasi dengan orang yang mengikuti mereka, lalu saat
kecelakaan terjadi Bunga di culik oleh mereka.
Afrain pun ingin membuat sayembara untuk menemukan
istrinya itu, tapi berita dia dapat dari polisi yang sudah
menemukan seorang wanita yang ciri-cirinya sesuai dengan
Bunga.

Mr. Quick 269


46.I Know

frain pergi menuju kantor polisi ditemani dengan


A Roland dan Claire. Di sana Afrain dapat mendengar
jika polisi mengatakan kalau mereka menemukan mayat wanita
yang berada di taman, lebih tepatnya didalam tong sampah
yang ada di taman itu.
“Ini sir,” kata officer polisi itu menunjukkan mayat
wanita yang sudah tidak dapat di kenali lagi. Claire menjerit
lalu Roland memeluk istrinya yang histeris itu.

270 Mr. Quick


Afrain tidak berkedip, dia mengamati mayat yang sudah
hangus seperti terbakar. Bahkan wajahnya sudah benar-benar
hancur. Afrain lalu melihat sebuah cincin yang ada di jari manis
wanita itu. “Ini bukankah cincin nikah anda Mr.Derson. Kami
mencocokkannya dengan semua keterangan anda,” kata polisi
itu lagi.
“Tidak dia bukan istriku !” jawab Afrain membuat
petugas polisi itu bingung.
“Baiklah, kami akan melakukan identifikasi pada wanita
ini jika anda masih tidak yakin.”
Afrain hanya mengangguk lalu dia dan kedua
orangtuanya ikut pergi dari kantor polisi itu meninggalkan
mayat wanita yang memakai cincin milik Bunga.
Claire masih menangis di dalam mobil meski tidak se
histeris tadi. Roland mengemudikan mobil menuju Mansion
mereka.
“Kau tahu, semua benar-benar tidak beres Afrain,” ucap
Roland tidak habis pikir dengan musibah yang menimpa anak
dan menantunya ini.
“Aku tahu ! dan aku sangat yakin Bunga masih hidup.
Aku harus segera menemukannya.”
“Bagaimana dengan hasil yang di dapat oleh orang
sewaan mu ?”
“Dia mengatakan setiap dia akan menemukan titik
terang semua bukti dan petunjuk itu seolah menghilang, dia
yakin ada seseorang yang dekat dengan keluarga kita yang
melakukannya.” Afrain mengusap wajah lalu kembali berpikir.

Mr. Quick 271


“Afrain, siapa pun orang itu yang pasti dia sudah
menyiksa putri ku,” kata Claire sambil terisak. “Jika dia bukan
orang yang kejam dia tidak akan mengirimkan mayat wanita
untuk polisi temukan dan meletakkan cincin pernikahan kalian.
Kau harus segera mencari Bunga, bahkan jika perlu sewa semua
orang untuk mencarinya di pelosok dunia ini.”
Afrain membenarkan apa yang Claire katakan, dia akan
melakukan sesuai dengan yang Claire katakan. Mencari Bunga
dimana pun.

◆◆◆

Sesampainya di dalam mansion keluarga mereka sudah


berkumpul semua, Devano sedang menggendong Erkan lalu
Afrain mengambil alih gendongan itu. Afrain terlihat sangat
lelah, dia tiak bisa tidur belakangan ini. Roland sedang berbicara
dengan Zia dan Reikhan, ada Akhtar dan Vienza juga disana.
SementaraAfrain menikmati keheningan dengan anaknya
di balkon, lalu tiba-tiba Erkan menangis sejadi-jadinya. Airmata
Afrain jatuh begitu saja, dia mengingat semua yang diajarkan
Bunga sebelum mereka pergi ke London. Afrain menggendong
Erkan yang menangis sesuai dengan cara yang Bunga ajarkan
jika anak mereka menangis. Erkan diam, semua yang Bunga
katakan padanya berhasil dia praktek-kan.
Afrain kembali teringat dengan perkataan Bunga.
“Meski aku lebih dulu menginggal, apa aku tetap menjadi satu
satunya ?”
“Awas saja jika kau berbohong, aku akan menghantui
mu !”

272 Mr. Quick


Afrain menarik napasnya yang terasa sangat berat, dia
tidak mau semua itu terjadi. Dia tidak sanggup jika Bunga
meninggalkannya.
Ditengah gundahnya hati Afrain, Devano dan Azura
mendekat.
“Kau yakin dia bukan Bunga ?”
Afrain berdecak, dia memang terlihat tenang namun
nyatanya hatinya benar-benar gelisah dan isi kepelanya terasa
ingin meledak. Dia kehilangan istri yang sangat dia cintai,
lalu setelah satu minggu polisi mengatakan bahwa istrinya
ditemukan di taman dengan keadaan mengenaskan. Mereka
mengatakan itu istrinya hanya karena cincin pernikahan yang
sempat Afrain tunjukkan kepada polisi.
“Sedikit pun aku tidak percaya itu Bunga,” jawab Afrain
dengan geram. Azura menepuk pundak Afrain lalu Akira dan
Azka ikut menghampiri.
“Aku sudah menelpon semua petinggi polisi di seluruh
bagian London untuk bergegas menemukan Bunga sebelum
terlambat, sesuai seperti yang kau katakan.” Azka mengambil
posisi duduk di sofa Bersama Akira.
“Aku tidak menyangka jika akan terjadi hal segila ini,”
Akira terlihat sangat sedih dan Azka mengusap bahunya.
“Aku tahu siapa yang bisa menemukan Bunga dengan
cepat,” ujar Devano yang memang sedari tadi berpikir, membuat
Azura dan lainnya menatap penuh tanda tanya kepadanya.
“Apa maksud mu ?” tanya Azura.
“Rubby, wanita itu pasti bisa membantu Afrain sama
seperti aku menemukanmu.” Afrain tertarik dia memberikan

Mr. Quick 273


Erkan kepada Akira untuk di gendong.
“Siapa Rubby ?” tanya Afrain.
“Dia sahabat Azura, wanita itu sangat pintar aku melihat
sendiri semua tekhnologi yang wanita itu miliki. Aku yakin dia
dengan cepat bisa menemukan Bunga.”
“Kau bisa mengajak ku bertemu dengannya Zura ?”
“Entah lah, sudah hampir satu tahun aku tidak
berkomunikasi dengannya. Dia menghilang, aku sudah pernah
mencarinya.”
“Apa kau sama sekali tidak bisa menghubunginya ? atau
aku harus meminta orang-orang ku mencarinya juga ?”
“No Afrain ! dia berbeda dengan kita. Jangan konyol,”
ucap Azura lalu menceritakan sedikit tentang Rubby yang dia
harus katakan.
Afrain mendesah kecewa, dia baru saja seperti mendapat
udara segara namun kenyataan jika wanita bernama Rubby itu
tidak bisa mereka temukan membuat Afrain kembali kacau.
“Aku akan mencoba menghubungi Rubby, tapi aku tidak
bisa berjanji jika dia mau membantu. Karena seperti yang ku
katakan, Rubby dan kita berbeda. Dia hidup di lingkup yang
sangat berbeda dengan kita.”
“Aku yakin Rubby mau membantu. Apalagi jika dia tahu
Afrain sangat mencintai Bunga, dia akan mau membantunya.
Dia wanita yang menyenangkan.” Apa yang dikatakan Devano
itu benar-benar membuat tanduk Azura muncul.
Devano segera mengejar Azura yang pergi dari balkon,
hanya tinggal Afrain sendiri saat ini. Diam-diam dia pun pergi
untuk ke tempat dimana kecelakaan itu terjadi.

274 Mr. Quick


Disana dia mengamati tempat itu, berpikir kemana Bunga
dan siapa yang melakukan ini padanya. Afrain menutup mata
saat di dalam mobil seorang diri dia membayangkan jika Bunga
saat itu memanggil namanya.
“Kau dimana Hon ?” tanya Afrain lirih. Semua petunjuk
hilang begitu saja, pasti seseorang yang benar-benar hebat yang
melakukan ini semua padanya. Apa mungkin itu salah satu
saingan bisnisnya ?
Afrain memikirkan satu nama dan dia langsung
menghidupkan mobil dan memutar setir menuju tempat dimana
dia dapat menemukan orang tersebut.

Mr. Quick 275


47. How Are You ?

Sesak, pengap, dan terasa sangat sunyi. Tidak ada suara


hidupapapun
atau tidak.
disekitarnya.
Bunga menangis,
Bunga bahkan
dia lelah
ragu untuk terus
dia masih

menjerit meminta tolong karena percuma saja. Tubuhnya sudah


disuntikkan sesuatu yang membuat dia tidak bisa mengeluarkan
sepatah kata dan juga bergerak dengan leluasa. Tapi meski
begitu tubuhnya tetap saja diikat dan matanya di tutup oleh
kain.

276 Mr. Quick


Ruangan gelap gulita itu sangat membuat Bunga takut,
dia tidak mengerti kenapa bisa dia berakhir disana, yang dia
ingat adalah mobil yang membawanya siang itu menabrak
mobil lain lalu dia mendekap kuat Erkan. Tiba-tiba saja kaca
mobil di sampingnya pecah lalu dia tidak sadarkan diri, dan saat
dia sadar dia sudah ada di sebuah ruangan dengan beberapa pria
yang memakai topeng lalu menyuntikkannya sesuatu. Suntikan
yang membuatnya sangat tidak berdaya.
Hari-hari dia disana sendirian, tubuhnya semakin lemah
dan dia butuh air untuk dia minum. Disaat Bunga sudah pasrah
dengan nasibnya seorang pria masuk lalu memberikan dia
minuman dan juga sepotong roti, namun tetap saja pria itu
menutup wajahnya dengan topeng. Bukan makan dengan lahap,
Bunga malah menangis semakin jadi tanpa suara. Dia teringat
Erkan dan Afrain tentunya.
Lalu hari ketujuh seorang pria masuk dengan wajah
yang tidak ditutup seperti sebelumnya, pria itu tertawa sinis
lalu merampas cincin yang dia pakai di jari manisnya. “Apa
yang kau lakukan ?” kata Bunga bersuara karena sepertinya
obat suntikkan itu sudah hilang efeknya. Namun pria yang
berhadapan dengannya itu tidak menjawab pertanyaannya.
“Rick, ikut dengan ku. Theo kau urus wanita ini, kau tahu
harus melakukan apa bukan ?” kata Pria itu lalu pergi setelah
menyentuh wajah Bunga dengan tatapan mengejek.
Pria bernama Theo itu sepertinya ragu untuk menyentuh
Bunga, dia mengamati tubuh Bunga lalu membuka ikatan di
tangan dan kaki Bunga.
“Kau sudah bisa bergerak dengan normal ?” tanya Theo
dan Bunga mengangguk.

Mr. Quick 277


“Aku akan membantu mu,” katanya lagi namun Bunga
menahan tangan Theo yang ingin menyentuhnya.
“Kalian siapa dan apa mau kalian ?” Theo yang
mendengar pertanyaan itu hanya bisa diam dan menunduk.
“Maafkan aku, aku hanya melakukan tugas ku.”
“Tolong lepaskan aku, aku memiliki anak yang masih
sangat kecil. Dia membutuhkan ku, aku mohon.” Bunga nekat
berlutut di kaki Theo dengan airmata yang sudah tidak bisa dia
tahan lagi. Dia benar-benar ingin kembali kepada Afrain dan
anaknya Erkan.
“Hei nona, lebih baik sekarang anda mengikuti apa yang
aku katakan.”
“Aku tidak ingin kemana-mana selain kembali kepada
keluarga ku. Apa salah ku ! kenapa kalian melakukan hal ini
padaku !” Bunga mulai meninggikan suaranya.
“Susssttt...nona lebih baik anda ikut dengan saya, jika
tidak akan ada orang lain yang menjemput anda. Dan saya pikir
anda tidak ingin hal yang lebih buruk terjadi pada anda.” Theo
benar-benar tidak tega, terlebih dia tahu jika Bunga memiliki
seorang bayi kecil. Dia akan membicarakan hal ini pada Rick.
Mereka harus membawa Bunga lari dari neraka Jordan.
Theo diperintahkan Jordan untuk membawa Bunga ke
rumah bordir, menjadikan Bunga salah satu wanita yang akan
dijual. Dan untuk wanita yang di culik seperti Bunga ini mereka
tidak akan dibiarkan berada di London, Jordan akan menjualnya
ke rekan-rekan bisnis pria itu yang brengsek dan akan dibawa
keluar negri pastinya.
“Apa yang akan kalian lakukan pada ku ?” tanya Bunga.

278 Mr. Quick


“Ikut saja dengan ku !” Theo lalu menarik tangan Bunga
untuk dia bawa keluar, karena orang-orang Jordan lainnya
mulai menatap mereka berdua dengan curiga. Tapi Bunga
sempat berontak membuat Theo harus memaksa Bunga.
“LEPASKAN AKU !” teriak Bunga saat Theo
membopong tubuhnya dengan paksa.

◆◆◆

Bunga dibawa ke sebuah rumah yang terlihat banyak


penjagaan, saat didalam mobil Theo menutup matanya dan
kembali mengikat tangannya dan juga menutup mulutnya.
Ada tiga pria di dalam mobil itu, salah satunya bernama
Theo. Itulah yang Bunga ketahui, hingga dia tiba disebuah
rumah yang sangat ramai orang-orang dan suara music yang
berdentum sangat kuat. Mata Bunga yang sudah dibuka dari
kain penutup bisa melihat, dan hal itu tidak di sia-siakan Bunga.
Dia mencari celah agar bisa keluar.
Theo dan satu pria lainnya membawa Bunga ke sebuah
ruangan seperti kamar dan disana sudah ada seorang wanita
yang memakai pakaian sangat minim, pikiran Bunga terbuka.
Dia tahu tempat apa yang dia datangi namun dia tidak ingin
banyak berbicara. Dia sudah bertekad akan kabur dari tempat
itu.
Lalu seorang pria yang berlagak seperti wanita masuk
membawa beberapa pakaian dan juga handuk.
“Kau lakukan hal yang seharusnya,” kata Theo dan pria
itu menjawab dengan sangat genit kepada Theo.
“Baiklah, aku tahu. Dia sangat cantik, dia akan segera

Mr. Quick 279


cepat keluar dari sini. Jordan tidak usah khawatir.” Bunga jadi
tahu siapa nama bos dari semua orang-orang ini.
Theo pun pergi dari rumah bordir itu kembali ke
markasnya menunggu Rick.

◆◆◆

Saat itu Bunga sedang berada dikamar mandi, dia


menghabiskan waktu sangat lama didalam sana. Dia mencoba
berpikir bagaimana bisa keluar dari rumah itu karena ada dua
penjaga yang selalu mengikuti kemana pun dia pergi, Bunga
tidak ingin berakhir konyol. Lalu dengan tekad yang kuat dia
memecahkan kaca yang ada di dalam kamar mandi, pecahan itu
dia ambil tidak memperdulikan tangannya akan terluka.
Penjaga yang mendengar suara itu mendobrak pintu lalu
saat pintu terbuka Bunga dengan cepat menusuk mata kedua
pria itu bergantian dengan kaca yang dia pegang. Kedua pria
itu berhasil dia lumpuhkan lalu Bunga segera berlari keluar
dari sana, Bunga membuat seluruh isi rumah itu ribut dan
mengejarnya.
Bunga tiba di halaman rumah dan dia mengendap-endap
untuk keluar dari pagar yang menjulang tinggi. Dengan tubuh
yang masih sangat lemah Bunga berusaha untuk keluar dan
segera mencari pertolongan diluar sana. Namun dia kembali
tertangkap oleh salah satu anak buah Jordan yang menarik
rambutnya lalu menamparnya dengan sangat keras. Bunga pun
langsung tak sadarkan diri.
“Afrain,” ucapnya dalam keadaan mata yangn tertutup.

280 Mr. Quick


48. Tunggu Aku Sayang

frain mengendarai mobilnya dan sebentar lagi dia akan


A sampai di rumah orang yang dia curigai menculik
Bunga. Namun ponsel Afrain sedari tadi berdering membuatnya
harus segera mengangkat panggilan tersebut.
“Ada apa ?” tanya Afrain begitu mengangkat telpon.
“Rubby sudah membalas email ku, dia hanya memiliki
waktu satu jam, dan kita harus bergegas. Orang suruhannya
akan menjemput kita di tempat yang dia tentukan.” Mendengar

Mr. Quick 281


hal itu Afrain langsung memutar setirnya, satu jam untuk dia
tahu dengan pasti dimana Bunga. Setidaknya begitulah kata
Devano.
Afrain menempuh perjalanan pulang selama lima belas
menit dan dia langsung berlari menemui Azura di dalam
rumahnya. Roland dan keluarga mereka lainnya terlihat sudah
menunggu dirinya.
“Ayo kita harus segera pergi,” ajak Azura dan Devano
ikut dengan mereka. Hanya Afrain, Azura dan Devano yang
pergi untuk meminta bantuan Rubby. Devano mengendarai
mobilnya ke hotel yang dikatakan Rubby, lalu kehadiran
mereka sudah ditunggu oleh anak buah Rubby yang langsung
mengenali Azura. Dari rooftop hotel mereka pergi dengan
helikopter untuk sampai di lab Rubby.
Sebuah ruangan yang sangat canggih dipenuhi dinding
kaca dan tembok berwarna putih. Seorang pria menyambut
mereka lalu mengajak Azura ke ruangan Rubby. Azura sudah
mengenal pria yang menyambut mereka itu, sehingga dia
terlihat akrab dengan pria bernama Ron tersebut.
“Silahkan nona,” kata Ron mempersilakan mereka masuk
keruangan Rubby setelah sensor Ron di kenali system tersebut.
“Terima kasih Ron,” balasAzura sopan. Lalu suara heboh
Rubby menyambut mereka.
“YA TUHAN AKU TIDAK PERCAYA KAU
MENGHUBUNGI KU,” teriak Rubby langsung memeluk
Azura.
“Kau masih sangat berisik ternyata. Aku harusnya
yang mengatakan hal itu,” kata Azura lalu mereka kembali

282 Mr. Quick


berpelukan melepas rindu. Namun Rubby melirik dua pria yang
dibawa Azura, dia sudah kenal dengan Devano tapi satu pria
lagi belum pernah bertemu dengannya.
“Oh maafkan aku, sebenarnya aku juga ingin meminta
bantuan mu.”
“Bantuan ku ? ada apa ?” Rubby terlihat serius saat ini
lalu tak lama seorang pria ikut masuk kedalam ruangan itu.
“Oh kenalkan ini Kenan. Ken, kenalkan ini sahabat ku
yang sering aku ceritakan namanya Azura dan ini Devano
lalu ini,” Rubby berhenti “Ehm aku juga belum berkenalan,”
katanya dan Kenan menjabat tangan mereka satu persatu.
“Begini By, sepupuku Afrain kehilangan istrinya.”
“Maksudmu ?” Rubby tidak mengerti.
“Dua minggu yang laluterjadi kecelakaan, dan mobil yang
didalamnya ada istri ku. Bunga,” ucap Afrain ikut menjelaskan.
“Namun saat polisi datang istriku tidak ada didalam mobil
itu, hanya ada supir dan anakku yang masih balita disana.
Lalu seminggu kemudian polisi menemukan tubuh wanita
yang hangus terbakar dan memakai cincin pernikahan ku dan
Bunga, tapi aku sangat yakin wanita itu bukan Bunga.” Afrain
menjelaskan semuanya dengan detail.
“Kenapa tidak di lakukan identifikasi ?” Kenan bersuara.
“Itu juga anehnya, mereka tidak melakukan identifikasi
terlebih dahulu sebelum memberitahu aku. Setelah aku
mengatakan itu bukan istriku baru mereka memulai
identifikasinya dan aku belum menerima laporan lagi.” Kenan
mengerti dengan keadaan Afrain.
“Aku sudah menyewa detektif swasta untuk membantu

Mr. Quick 283


dan dia belum menemukan kabar baru, dia hanya mengatakan
kalau dia sangat yakin istriku masih hidup namun belum bisa
menemukan buktinya karena selalu saja ada orang yang satu
langkah di depannya.”
“Jadi kau ingin aku membantu mu untuk menemukan
istri mu ?” tanya Rubby.
“Ya, ku mohon. Aku sangat takut dia terluka di luar sana
atau mugkin lebih buruk dari itu.”
Rubby dan Kenan saling tatap satu sama lain, lalu Kenan
menepuk bahu Rubby. “Lakukanlah, mereka memiliki anak
yang masih sangat kecil.” Rubby tersenyum dan mengangguk
mengerti.
Rubby mempersilahkan Azura dan lainnya duduk di
sofa, lalu dia memulai aksinya. Berbicara denga Bahasa Rusia
sebuah computer hologram yang sangat besar serta canggih
terlihat tepat di depan Rubby yang masih berdiri.
“Bisa katakan siapa nama istrimu ?” tanya Rubby dan
Afrain langsung menjawabnya. Komputer itu menampilkan
huruf-huruf dan angka yang tidak bisa mereka mengerti lalu
muncul lah wajah seorang wanita. Rubby memperbesar wajah
itu agar Afrain bisa melihatnya.
“Ini, benar ini dia ?”
“Ya benar,” jawab Afrain.
Lalu Rubby mengetikkan sesuatu di layar komputer itu
dan muncul juga wajah Bunga yang terlihat berantakan.
“Ini dia, baru tertangkap kamera cctv di kota Stratford.
Sebentar aku zoom untuk melihat sekitar tempat dia berada,”
jari-jari Rubby sibuk dan perlahan gambar jelas Bunga dapat

284 Mr. Quick


Afrain lihat. Bunga terlihat ditarik paksa oleh dua orang pria
dan Rubby menutup mulutnya.
“Ken bukan kah ini ?” kata Rubby dan Kenan diam
menatap lurus pada foto tersebut.
“Apa kau berurusan dengan kelompok mafia di London
Mr.Derson ?”
“Apa maksudnya ?”
Rubby menunjukkan wajah pria yang menarik Bunga.
“Ini pria ini adalah orang yang kami kenal, dan dia adalah salah
satu anggota mafia. Istri mu ada pada mereka saat ini,” kata
Rubby lebih menjelaskannya lalu Afrain mengingat beberapa
tahun lalu sebelum dia dan Bunga menikah.
“Aku ingat, ada beberapa pria yang ingin membeli
beberapa club yang aku miliki namun aku menolaknya.”
“Club mu jelas melarang adanya narkotika bukan ?”
tanya Kenan yang sudah hapal permainan para mafia.
“Tentu aku tidak mengijinkan hal itu terjadi.” Afrain
menjawabnya dan saat ini dia benar-benar takut akan keadaan
Bunga.
“Aku akan membawa polisi untuk menangkap mereka,”
kata Afrain lagi ingin langsung bergerak menyelamatkan
Bunga namun Kenan menahannya dengan ucapan yang keluar
dari mulut pria itu.
“Itu percuma, polisi lebih takut dengan mereka daripada
dirimu. Bisa-bisa kau juga akan dibuat menghilang oleh mereka,
buka mata mu dan pahami apa yang terjadi.”
“By apa tidak ada cara untuk segera menyelamatkan
Bunga ?” pertanyaan Devan membuat Rubby berpikir.

Mr. Quick 285


“Sebenarnya ada, namun butuh waktu karena aku dan
Kenan sedang dalam pantauan oleh tim pertahanan, kami tidak
bisa ikut campur dalam hal ini, namun mungkin ada satu cara.”
Rubby menjelaskan.
“Apa itu ?” tanya Afrain tidak sabar.
“Kau harus menunggu, aku akan menghubungi pria ini.
Dia teman Kenan, dia mungkin bisa membantu dengan sebuah
rencana. Bersabarlah sebentar, aku akan menghubungi mereka
dulu, jika sudah selesai aku akan menghubungimu. Kalian bisa
tunggu di ruangan yang ada, aku dan Kenan akan keluar.”
Afrain sebenarnya sangat tidak sabar untuk pergi
menyelamatkan Bunga, namun apa yang Rubby katakan
benar. Dia harus bersabar, semoga saja tidak terjadi hal buruk
dengan Bunga. Menarik napas dengan berat Afrain mengikuti
anak buah Rubby membawa mereka ke sebuah ruangan untuk
beristirahat.
Ruangan yang berwarna putih itu layaknya sebuah
kamar hotel yang lengkap dengan semua fasilitas yang mereka
butuhkan, Azura duduk menemaninya di sofa sementara
Devano sedang mengamati sesuatu di ponselnya.
Azura tahu Afrain tidak bisa tenang sedari tadi, dan
dia mencoba menghiburnya. Waktu pun berlalu terasa sangat
menyiksa bagi Afrain, wajah Bunga yang dia lihat di komputer
Rubby tadi menandakan ada luka memar di wajah Bunga.
Afrain mengumpat, lalu mengusap wajahnya kasar. Tidak ada
yang boleh menyakiti wanitanya, berani sekali mereka melukai
wanitanya.
“Aku heran kenapa kau bisa berurusan dengan para
mafia, apa sebenarnya yang kau lakukan ?” ucapan Azura itu

286 Mr. Quick


menarik perhatian Devano yang langsung menatap Afrain
menanti jawaban.
“Tidak ada ! hanya menolak tawaran mereka.”
“Apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?” tanya Devano
dan dengan nada tenang Afrain menjawabnya.
“Memeluk Bunga, lalu membunuh mereka yang berani
melukai istriku.”

Mr. Quick 287


49. Lepaskan Aku

unga membuka matanya, perlahan dan dia bisa melihat


B jelas beberapa pria di depannya. Bunga langsung
membuka mata lebar takut akan hal buruk menimpa dirinya.
Bunga meronta dengan tangan dan kaki terikat, mulutnya
pun ditutup sempurna. Lalu tiba-tiba seorang pria mengguyur
tubuhnya dengan air membuat Bunga terdiam dan nyalinya
mulai menciut saat pria itu mendekatkan wajahnya pada Bunga,
dia tahu benar apa isi otak dari pria itu saat matanya menelusuri

288 Mr. Quick


wajah dan tubuh Bunga. Namun untungnya salah satu pria yang
datang tiba-tiba menarik tubuh pria itu.
“Tugas mu untuk menjaga agar dia tidak kabur ! bukan
untuk melecehkannya kau paham !” Wajah tegas dan suara
mengintmidasi dari pria itu mengingatkan Bunga pada Afrain.
Pria tadi mengajak semua pria yang berada didalam satu
ruangan dengan Bunga keluar, sepertinya untuk membicarakan
sesuatu. Bunga bernapas lega meski masih dalam keadaan
terikat. Setelah lima menit mereka semua pergi Bunga
mendengar suara dari belakangnya dan wajah pria itu muncul,
dia meng-kode kan kepada Bunga untuk tetap diam. Bunga
tahu wajah pria itu, dia adalah Theo.
Theo melepaskan ikatan tangan dan kaki Bunga, lalu
membuka penutup mulut Bunga.
“Aku dan Rick akan membantu mu keluar dari sini. Ini
Rick,” tunjuk Theo kearah ponselnya dimana ada foto Rikc.
“Kau sudah melihatnya tadi bukan ?” tanya Theo dan Bunga
mengangguk.
“Begini kau harus keluar saat ada kesempatan. Di luar
akan terjadi keributan dan dua penjaga didepan pintu ini akan
Rick alihkan perhatiannya. Saat kau mendengar ketukan pintu
dua kali keluarlah, ini kunci yang bisa kau gunakan. Berjalan
ke arah kiri dan kau akan menemukan pintu kaca, keluarlah.
Suami mu menunggu mu diluar pagar,” kata Theo panjang
lebar. Bunga meneteskan airmata tidak menyangka jika Theo
akan membantunya lepas.
“Terima kasih,” ucap Bunga terisak dan Theo hanya
mengangguk.

Mr. Quick 289


“Ingatlah ketukan di pintu. Aku dan Rick mengambil
resiko besar untuk menyelamatkan mu maka kau harus keluar
dari tempat ini dengan aman dan jangan membuat para anggota
Jordan curiga kau paham ? jangan keluar sampai ada ketukan
di pintu itu.” Bunga mengangguk paham lalu Theo pergi begitu
saja. Sepertinya pria itu masuk melalui loteng bangunan.

◆◆◆

Rubby masuk ke ruangan dimana Afrain dan lainnya


menunggu, dia tersenyum dan Afrain langsung berdiri
menyambut Rubby. Dia tidak bisa tidur tenang dari semalam
menunggu kabar dari Rubby. Azura dan Devano masih disana
juga menemaninya.
“Afrain aku sudah menghubungi Theo pria yang kita
lihat bersama istrimu semalam, kau tenang saja dia menjaga
istrimu dengan baik bersama Rick rekannya. Malam ini kau
akan menyelamatkan istrimu, tapi kau harus memiliki beberapa
orang bersama mu, Rick dan Theo tidak bisa begitu saja
membawa Bunga kabur dari tempat Jordan, mereka bisa mati
konyol jika Jordan tahu hal itu. Maka kita membuat rencana.”
Rubby menjelaskan dan Afrain mengerti semua yang dimaksud
Rubby.
“Karena aku tidak bisa membantu, kau harus pergi dan
mengerti rencana ini. Apa kau memiliki beberapa bodyguard
yang bisa diandalkan ?” tanya Rubby dan Afrain mengangguk.
“Aku bisa menyewa seratus bodyguard jika memang
diperlukan.”
“Oke good !”

290 Mr. Quick


“Suruh orang sewaan mu itu seolah menyerang tempat
Jordan dan kau bersiap disini.” Rubby menunjukkan denah
tempat Jordan kepada Afrain melalui Ipad-nya. Azura
tersenyum dan memeluk Rubby setelah semua penjelasan itu,
dia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Rubby.
“Terima kasih banyak By, kau benar-benar pahlawan
kami.” Rubby tersenyum lebar dan balas memeluk Azura.
“Semua juga karena Kenan. Rick dan Theo adalah
temannya, maaf karena kami tidak bisa membantu lebih
banyak. Ada sesuatu yang sedangn kami rencanakan dan kami
tidak bisa menarik perhatian saat ini, yang jelas mulai saat ini
kalian harus berhati-hati. Meski Bunga berhasil keluar dari
sana, belum tentu Jordan melepaskannya begitu saja.” Lalu
langkah kaki Kenan membuat mereka menatapnya.
Kenan memberikan sebuah senjata kepada Afrain.
“Tembakan ini pada siapa saja, lalu letakkan di halaman rumah
itu. Dengan begitu Jordan brengsek itu tahu jika aku yang
membantu mu, dia akan berpikir seratus kali untuk mendekati
keluarga mu lagi.” Rubby tersenyum dengan kemurahan hati
Kenan itu.
“Jika kau mau aku juga bisa menyuruh orang-orang ku
untuk melindungi kalian setiap harinya, itu jika kau mau,” kata
Kenan lagi yang langsung diangguki Afrain.
“Terima kasih banyak Ken. Sepertinya memang aku
memerlukan semua itu.” Afrain berjabat tangan dengan Rubby
dan Kenan lalu mereka pergi dari sana sesuai instruksi Rubby.

◆◆◆

Mr. Quick 291


Roland langsung berdiri memeluk Afrain, dia sudah
sangat cemas menunggu Afrain dan Azura yang tidak kembali
semalam. Azura menceritakan semuanya bersama Devano
sementara Afrain menelpon orang-orang yang akan dia bawa,
semua itu juga dibantu dengan Alfa dan Azka. Bahkan Harlein
memberikan pengawal yang sedang mengawalnya untuk ikut
dengan Afrain menyelamatkan Bunga. Pengawal Harlein
tentunya sudah terlatih sempurna, dia adalah seorang Ratu
maka pengawalnya sudah pasti yang terbaik.
“Apa aku perlu ikut juga Af ?” tanya Harlein lalu
memeluk Afrian yang sedang mengobrol dengan Azka dan
Alfa. Dia memang baru bisa bergabung karena ada beberapa
pekerjaan di Fortania. “Aku tahu kau sangat cemas dan ingin
cepat-cepat menyelamatkan Bunga, tapi kau harus makan agar
ada tenaga untuk membawanya pulang.”
“Apa yang dikatakan Harlein benar, kau harus makan
sesuatu.” Azka juga ikut menyuruh Afrain makan. Tapi rasanya
Afrain tidak bisa melakukan hal itu, di pikirannya hanya ada
satu tujuan. Dan dia tidak akan bisa hidup seperti biasanya
sebelum Bunga kembali ke sisinya.
“Aku melihat sudut bibirnya yang terluka dan memar di
pipinya. Wajahnya pucat, dan tubuhnya terlihat sangat rapuh.
Itu semua karena ku, mereka ingin membalas perbuatan ku
dengan menyakiti wanita yang ku cintai,” ucapan Afrain itu
terdengar sangat memilukan.
“Kita akan membawa Bunga kembali Afrain, tenang
lah.” Afrain mengangguk dia yakin akan bisa membawa Bunga
kembali.
“Untungnya si pria gila itu ingat dengan sahabat Azura,”

292 Mr. Quick


celetuk Alfa dan suasana sedikit mencair. Mereka memang
menyebut Devano si pria gila karena kisah asmara Devano dan
Azura.
“Tapi terus terang aku penasaran dengan wanita bernama
Rubby itu,” kata Harlein yang belum pernah bertemu dengan
Rubby.
“Tidak usah di bayangkan, penampilannya jauh dari
kata wanita yang mengerikan atau geng mafia. Dia seperti
model dan tingkahnya terkadang menjengkelkan,” sambung
Akira yang ikut bergabung bersama mereka. Azura hanya bisa
menggelengkan kepala mengingat Rubby sahabatnya. Rubby
bahkan memiliki nama panggilan unik untuk Akira.
Ponsel Afrain bergetar dan itu adalah telpon dari nomor
tak dikenal yang sudah di ketahui Afrain adalah Rubby.
“Paketnya sudah bisa di jemput Sir,” kata Rubby yang
langsung di mengerti Afrain meski dalam Bahasa Rusia. Rubby
sudah memberitahukan semua itu pada Afrain saat mereka
bertemu, Rubby mengatakan kemungkinan ponsel Afrain sudah
di sadap oleh kepolisian yang berkomplot dengan Jordan maka
dari itu penting mereka bermain aman.
Afrain langsung mematikan ponselnya lalu dia
meninggalkan ponsel itu di mansion. Rencana mereka di mulai.
Tapi sebelum pergi menjemput istrinya Afrain sempat menemui
Erkan yang berada di kamar bersama Claire. Dia mencium
putranya itu lalu tersenyum.
“Kita akan kembali bersama son,”

Mr. Quick 293


50. Menjemputmu

obil Harlein beserta iringan pengawal keluar dari


M rumah Afrain, didalam mobil Afrain bersembunyi
agar tidak ada orang yang tahu jika Afrain sedang menjalankan
rencananya. Sesuai dengan perkataan Rubby jika dia sudah
di awasi oleh orang suruhan Jordan. Pengawal yang berada
di belakang mobil Harlein melaporkan jika ada seorang pria
dengan setelan jaket hitam mengamati mobil mereka.

294 Mr. Quick


Afrain duduk dengan benar setelah keluar dari lingkungan
rumahnya, Harlein tersenyum seolah mengejek Afrain.
“Kau tahu, ini pelajaran untuk mu. Setidaknya harus
sedikit mengurangi kadar kesombongan mu dan juga berhati
hati. Bukan hanya di kerajaan saja bisa terjadi konflik seperti
ini Afrain, kau adalah pengusaha sukses kau harus paham hal
itu.” Harlein benar, selama ini dia terlalu sombong tidak ada
yang bisa menyakiti orang-orang terdekatnya tapi sekarang dia
merasa sangat tertampar.
Harlein ikut Bersama Afrain, dia yang akan memimpin
orang-orang yang membuat keributan di rumah border Jordan
Bersama dengan Alfa. Devano dan Azka sudah menunggu di
persimpangan jalan, mereka sudah keluar dua jam yang lalu
sebelum mobil Harlein dan rombongannya keluar.
Afrain akan berganti mobil dan mereka akan menyelinap
masuk dari samping rumah border itu. Sementara Harlein dan
Alfa akan dari depan. Harlein memiliki hak istimewa sebagai
seorang Ratu, dia akan menampakkan wajahnya dan dengan
begitu para polisi yang bekerjasama dengan Jordan bisa tahu
jika Harlein yang membuat keributan itu sementara Jordan akan
tahu di beberapa waktu kemudian tidak hanya Harlein yang ada
tapi juga Kenan Rexton.

◆◆◆

Bunga sangat cemas di ruangan dia terkurung, sudah


berjam-jam dia menunggu namun belum ada tanda-tanda seperti
yang Theo katakan. Bunga memeluk lututnya merasakan sakit
di semua tubuhnya, perutnya lapar dan dia rasanya sangat lelah.

Mr. Quick 295


Seolah sudah terdampar di gurun pasir selama bertahun-tahun,
airmata nya kembali menetes. Membayangkan bagaimana
paniknya Afrain saat ini, dan Erkan putranya.
Saat dia menangis itu, dia bisa mendengar keributan
seperti suara tembakan dan juga langkah orang berlari. Bunga
berdiri menunggu di depan pintu namun ketukan pintu belum
di lakukan, hingga sepuluh menit berlalu dan ketukan pintu itu
pun dapat di dengar Bunga. Dia mengambil kunci dan membuka
pintu itu. Bunga berdebar, apalagi dia mendengar banyaknya
suara tembakan dan setelah diambang pintu Bunga melihat ke
kiri dan kanannya. Segera Bunga keluar dan mencabut kunci
yang diberikan Theo tadi, dia berlari menuju pintu sesuai
dengan apa yang Theo instruksi kan.
Bunga menemukan pintu itu namun seorang pria ternyata
mengejarnya, Bunga dengan cepat meraih gagang pintu dan
berhasil keluar namun saat dia sudah melihat Afrain di dekat
pagar pria itu berhasil menangkap Bunga yang membuat Bunga
berteriak.Afrain berusaha memanjat pagar besi yang menjulang
tinggi itu tapi sungguh terlambat, Bunga sudah ditarik kembali
masuk kedalam rumah dan beberapa pria sudah mulai tahu apa
yang terjadi.
“Brengsek,” kata Afrain.
“Bagaimana sekarang ?” tanya Azka.
“Aku akan masuk !” kata Afrain namun kemudian sebuah
siulan dia dengar, dia melihat seorang pria tersenyum dengan
membawa Bunga.
“Ke depan, aku akan memberikannya di depan.” Afrain
ragu namun mata Bunga seolah mengatakan sesuatu. Pria
yang membawa Bunga itu adalah Rick, dia melepaskan Bunga

296 Mr. Quick


tentu saja dengan tipu daya yang akan dia rekayasa jika Jordan
bertanya nanti.
Afrain mengikuti permainan Rick, dia pergi bersama
Azka dan Devano menaiki mobil ke depan rumah dan disana
keadaan sudah sangat kacau. Bahkan saat ini Harlein sudah
memegang senjata dan mengarahaknnya kepada seorang pria.
Keributan yang tiba-tiba terjadi dan jumlah orang-orang yang
dibawa Afrain mengalahkan jumlah anggota Jordan yang
sedang berjaga.
“Kembalikan saudara ku atau,” kata Harlein menarik
pelatuk senjatanya. Jangan terkejut melihat Harlein mahir
menggunakan senjata bahkan bela diri. Dia sudah belajar
semua itu sedari kecil. Afrain pun mengeluarkan senjatanya
dan mengarahkannya kepada Rick.
Rick hanya tersenyum, dalam hati dia bersyukur karena
Harlein tepat sasaran dengan menjadikan anak Jordan target.
Rick langsung melepaskan Bunga, dan tentu saja Bunga berlari
ke arah Afrain.
Harlein mundur perlahan, lalu menembak kaki pria
yang menjadi targetnya itu. “Bukan hanya mafia saja yang
bisa menembak, brengsek,” kata Harlein dengan santainya
mendekati Bunga dan Afrain.
Banyak anak buah Jordan yang terluka termasuk Theo
yang tidak sengaja terkena tembakan, Bunga menatap ke arah
Theo dan langsung mengalihkan pandangannya. Afrain masih
menodongkan senjata, tapi dia menyempatkan mencium kening
Bunga yang memeluknya.
“Kita pulang,” katanya.

Mr. Quick 297


“Dia yang melakukan ini,” tunjuk Bunga pada pipinya
yang memar. Darah Afrain mendidih, dia menarik pelatuk dan
menembak pria yang sudah menyakiti istrinya tanpa ampun. Pria
itu dipastikan tewas karena tembakan membabi buta dariAfrain.
Lalu Afrain sengaja melemparkan senjata itu seperti yang
Kenan katakan padanya.
Mereka semua kembali masuk kedalam mobil dan dengan
cepat meninggalkan tempat itu. Afrain tidak banyak berbicara,
dia hanya memeluk Bunga erat. Hatinya sangat hancur melihat
kondisi Bunga.
“Aku tidak apa-apa,” ucap Bunga pelan.
“Siapa yang melakukan ini kepada mu ?” tanya Afrain
menyentuh pelan tangan Bunga yang terluka.
“Rick sudah membunuhnya saat dia ingin membantu ku
menemui mu tadi, aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin kembali
ke rumah,” kata Bunga dan Afrain memeluknya lalu berulang
kali mengecup kening Bunga.
“Maafkan aku hon, maafkan aku.” Afrain sangat
menyesal dengan semua yang terjadi.
Harlein yang berada di bangku depan tersenyum bahagia,
akhirnya keluarganya berkumpul kembali. Dia juga sangat
bangga bisa membantu Bunga dan Afrain sedemikian.
“Afrain sangat cengeng,” celetuk Harlein mengganggu
Afrain.
“Sial kau Harlein !” umpat Afrain.
“Ingat kataku Afrain. Kurangi kadar kesombongan mu
itu.”

298 Mr. Quick


51. Maut Yang Memisahkan

unga masih menutup mata, selang infus di pasangkan


B karena Bunga banyak kehilangan cairan tubuhnya.
Afrian tidak membawa Bunga ke rumah sakit, Bunga mendapat
perawatan di rumah dan ditangani dokter pilihan dari Roland.
Afrain terus berada di sebelah Bunga, dia bahkan rasanya
takut untuk mengedipkan mata. Takut jika saat dia menutup
mata Bunga akan pergi dan dia tidak bisa membawa Bunga
kembali ke sisinya. Claire masuk sambal menggendong Erkan,
membuat pikiran Afrain teralihkan. “Istirahatlah Afrain, kau

Mr. Quick 299


juga butuh istirahat. Bunga akan baik-baik saja,” mendengar
suara yang lebih ramai Bunga pun akhirnya membuka mata
setelah delapan jam dia tidur dengan tenang dan tentu saja
dengan obat dari dokter agar Bunga bisa beristirahat dengan
benar.
“Afrain,” ucap Bunga lembut dan senyuman terukir
di wajahnya kala melihat Claire dan Erkan putranya juga
ada disana. Bunga memang belum bertemu Erkan sejak dia
sampai, karena tubuhnya yang lemas langsung ambruk ketika
menginjakkan kaki di depan pintu rumah.
Afrain mengecup kening Bunga lalu mengambil Erkan
dari gendongan Claire. Mendekatkan putranya itu kepada
Bunga yang langsung memangku Erkan. Claire mengusap
tangan Bunga dengan lembut, wanita itu terlihat sangat sedih
dan Bunga mencoba menenagkan kegelisahan di hati Claire
dengan kembali menyentuh lengan Claire.
“Maafkan Bunga karena membuat mama khawatir,”
katanya dan Claire menjatuhkan airmatanya.
“Kau tidak bersalah sayang. Mama tidak sanggup
membayangkan jika sampai kami kehilangan dirimu.” Afrain
kembali menggendong Erkan, membiarkan Bunga dan Claire
berpelukan.
Lalu Claire memberitahu jika kerabat Bunga di Indonesia
sering menelpon untuk menanyakan perkembangan pencarian
dirinya, dan Sandra juga masih dirumah mereka sampai saat
ini. Tak lama setelahnya Bunga bisa melihat Sandra yang
masuk kedalam kamar, sahabatnya itu mengeluarkan airmata
dan duduk disebelah Bunga.
“Jangan nangis, gue baik-baik aja sekarang,” ujar Bunga

300 Mr. Quick


sambal tersenyum membuat airmata Sandra semakin jatuh.
“Loe pokoknya gak boleh keluar rumah lagi, bener kan
Afrain.” Afrain yang sedari tadi hanya diam pun hanya bisa
tersenyum.
“Loe apa-apaan sih.”
“Gila ya loe gak ada takutnya,” kata Sandra tak habis
pikir.
Bunga bukannya tidak takut dengan semua kejadian yang
sudah dia alami, tidak ada yang mau mengalami hal seperti
dirinya. Disekap, bahkan sakit di tubuhnya tidak separah
dengan ketakutan yang dia alami saat itu. Tapi Bunga harus
tetap kuat saat ini, dia tahu Afrain juga sama terguncangnya
dengan dirinya maka mereka harus sama-sama melewati semua
hal setelah ini dengan menjadikan semua yang terjadi sebagai
pengalaman dan pelajaran.
“Hanya maut yang bisa memisahkan gue sama Afrain,”
kata Bunga membuat Afrain yang sedari tadi diam langsung
mencium bibir Bunga lembut.
“Kau harus meminta ijin ku jika ingin pergi, dan aku
harus ikut kemana pun kau pergi. Termasuk jika itu ke surga,”
ujar Afrain setelahnya dan dia tersenyum.

Mr. Quick 301


52. End

Dua tahun kemudian.


anyak hal berubah setelah terjadinya peristiwa
B mengejutkan itu, Afrain dan Bunga kembali ke
Washington dan Afrain menambah banyak penjaga di sekitar
mansionnya dan beberapa diantara mereka adalah orang-orang
Kenan. Afrain juga banyak menggunakan alat-alat canggih
untuk perlindungan keluarganya.

302 Mr. Quick


Bahkan sekarang bisa dikatakan Afrain dan Bunga
menjalin hubungan dekat dengan Kenan dan Rubby. Setelah
kejadian itu juga Afrain mengirimkan uang tunai untuk Rick
dan Theo karena sudah membantu dirinya tapi Rick dan Theo
menolaknya, mereka mengatakan mereka masih memiliki
hati dan mereka melakukan itu tulus, bahkan sebelum Kenan
menghubungi mereka Rick dan Theo sudah merencanakan
akan mengeluarkan Bunga. Semua karena mereka tahu rasanya
kehilangan keluarga yang mereka cintai.
Lalu tentang Jordan, pria itu seperti dugaan Kenan tidak
melakukan apapun lagi selain hanya bisa mengumpat karena
mengetahui Kenan membantu Afrain. Kekuasaan Kenan masih
di takuti oleh seluruh Don yang berada di dunia hitam, terlebih
wanita berbahaya seperti Rubby adalah istrinya.
Kembali ke kehidupan Bunga danAfrain, mereka menjadi
sangat waspada pada apa pun itu namun sisi baiknya adalah
Afrain menjadi semakin murah tersenyum dan ramah pada
orang yang berada di sekitarnya, Afrain melihat bagaimana
ketulusan Rubby dan Kenan yang menolongnya meski mereka
tidak kenal satu sama lain, bahkan Theo dan Rick. Devano
yang sering di cemooh olehnya juga sangat membantu, Afrain
benar-benar malu pada dirinya sendiri saat itu.
Tapi yang lalu biarlah berlalu, sekarang semua
sudah berubah. Afrain tidak lagi pernah pulang telat meski
pekerjaannya menumpuk. Dia tidak pernah lupa mengatakan
mencintai Bunga setiap harinya, bahkan rasanya kuping Bunga
panas mendengarnya.
“Hon, besok kau berulang tahun kan ?” tanya Bunga dan
Afrain tidak ingin menjawab, dia masih sibuk bermain lego

Mr. Quick 303


Bersama Erkan.
“Afrain Derson jika kau tidak menjawab aku akan____,”
kata Bunga terhenti karena Afrain langsung berdiri dan
menggendongnya. Afrain melumat bibir istrinya itu dengan
gemas membuat Bunga kewalahan membalas ciuman itu.
“Iya aku ulang tahun, tapi aku tidak ingin party atau
apapun.”
“Lalu ?” tanya bingung membuat Afrain kesal.
“Aku hanya ingin kita bertiga berlibur ke sebuah tempat,”
kata Afrain dan Bunga tersenyum. Bunga mengambil Erkan
yang sudah berusia dua tahun dalam gendongannya.
“Apa pun keinginan mu hon,” kata Bunga lembut
mengecup bibir Afrain.
“Jangan tinggalkan aku lagi,” ucapan Afrain yang nyaris
tidak terdengar oleh Bunga menggetarkan hati Bunga. Masih
sambil memangku Erkan, dia mendekatkan wajahnya ke Afrain
dan bisa melihat ketakutan yang masih ada didalam sana.
“Aku tidak akan kemana pun tanpa seijin mu Mr.Quick.”
Menyatukan kening mereka, dan rasa itu menguar begitu saja.
Afrain dengan ketakutan kejadian masa lalu dan Bunga yang
ingin mengobati rasa takut itu. Mereka tahu mereka akan
terus membawa cerita buruk itu sepanjang hidup mereka, dan
masalah itulah yang harus mereka hadapi.
Rasanya Afrain belum bisa tenang jika belum membunuh
pria bernama Jordan itu, tapi Kenan mengingatkannya jika
membunuh Jordan bukanlah tugasnya. Begitu juga dengan
permintaan Bunga untuk tidak memperpanjang masalah
mereka. Bunga hanya ingin hidup bahagia Bersama Afrain

304 Mr. Quick


seperti dulu, dan Bunga sudah mendapatkan kebahagiaannya.
Afrain pria sombong yang dulu di cap pengganggu oleh
Bunga itu tidak melepaskannya sedikitpun, bahkan mungkin
saat suami lain mengikhlaskan kepergian istrinya cinta yang
Afrain miliki untuk Bunga tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dia mencari cara agar bisa membawa Bunga kembali kedalam
pelukannya, padahal bisa saja Afrain merelakan kepergian
Bunga dan menjalani hidup tanpa dirinya. Tapi Tuhan sangat
baik padanya, dia mengirimkan pria seperti Afrain dalam
hidupnya, hidup yang dulu sangat disesali Bunga.
Seakan dirinya hanya mendapat nasib sial karena tidak
memiliki orang tua dan kehilangan calon suami yang dia cintai.
Tapi ternyata hidupnya sangat sempurna, dan semua itu karena
cinta Afrain untuknya.
Ikhlas dan dia menemukan kebahagiaan dari pelariannya
Berani membuka hati kembali dan dia menemukan
belahan jiwa yang sesungguhnya
“Apa yang kau pikirkan hon ?” pertanyaan Afrain
membuat Bunga tersenyum dan menjatuhkan kepala di bahu
suaminya itu.
“Tidak ada ! hanya bahagia karena Tuhan mengirimkan
ku suami menyebalkan seperti mu Mr.Quick,” ujar Bunga dan
Afrain tertawa, dia mencium pipi Bunga lalu tidak perduli
masih ada Erkan di pangkuan Bunga, Afrain mencium leher
Bunga.
“Bagaimana jika kita membuat adik untuk Erkan ?”
“Kita sama-sama beruntung hon,” ucap Afrain dalam
hatinya.

Mr. Quick 305


53. Ekstra Part 1

frain benar-benar penuh dengan kejutan, bahkan di


A hari ulang tahunnya dia yang memberikan kado untuk
Bunga. Malam tepat pukul dua belas, Bunga membangunkan
Afrain dengan menyanyikan lagu happy birthday untuk
suaminya itu, lengkap dengan cake dan lilin yang menyala.
Setelah bangun dan meniup kue ulang tahunnya Afrain tentu
tidak menyia-nyiakan kesempatan bermesraan dengan Bunga
karena Erkan sudah tidur.

306 Mr. Quick


Setelah membuat Bunga lelah barulah dia memuluk
tubuh Bunga yang masih berbalut selimut, kalimat pembuka
Afrian adalah.
“Hon, besok kita ke Indonesia ya.”
Bunga yang sudah membuat rencana dengan Claire pun
terpaksa membatalkan rencana tersebut, bagaimana tidak batal
jika Afrain sudah bertitah, terlebih lagi berita yang Bunga dapat
sangat membuatnya terkejut.
“Aku sudah menemukan siapa orang tua kandung mu
hon jadi sebelum kita berlibur panjang, aku ingin kau menemui
mereka.”
Karena itulah saat ini Bunga berada didalam burung besi
menuju Jakarta, ya dia juga bersyukur setidaknya dia dapat
kembali ke kampung halaman ditemani Sandra juga. Bunga
yang jelas sangat bahagia.
Di dalam pesawat itu Afrain menceritakan semua
info yang dia dapat, satu tahun dia meminta bantuan Rubby
menemukan orangtua kandung Bunga dan akhirnya dia
mendapatkan kabar bahagia. Ibu Bunga masih hidup namun
tinggal di rumah sakit jiwa, sementara ayah kandungnya tinggal
di Manchester Inggris dan sudah meninggal.
Menggunakan jasa orang sewaan juga Afrian bisa
mengetahui detail cerita pilu Bunga dan orang tuanya.
Dari cerita yang didapat Afrain, Bunga tidak sengaja
di titipkan oleh orangtuanya ke panti asuhan melainkan ayah
dari ibunya lah yang melakukan hal tersebut karena ibu
Bunga yang bernama Minarti hamil diluar nikah dan ayah
Bunga harus kembali ke Inggris karena masa urusan visa-nya.

Mr. Quick 307


Namun karena merasa tidak percaya jika ayah Bunga akan
bertanggung jawab akhirnya kakek Bunga memaksa ibunya
untuk mengugurkan kandungannya namun ibu Bunga tidak
mau, dia tetap mempertahankan anaknya hingga Bunga lahir
lalu dengan tega kakeknya menitipkan Bunga ke panti asuhan
lalu membawa ibu Bunga pergi dari Jakarta.
Keadaan Minarti pun menjadi tidak terkendali karena
derita yang harus dia terima, dipisahkan dengan anaknya,
tekanan dari keluarga, dan rindu akan sosok ayah Bunga yang
bernama Jhon Anderson membuat dia menjadi stress hingga
akhirnya gila.
Jhon kembali ke Jakarta namun tidak bisa menemukan
Minarti sehingga dia kembali ke Manchester, dan mereka
bertiga terpisah.
“Semua itu aku ketahui dari orang yang aku minta
mencari info jelas dari rumah sakit jiwa tempat ibu mu
sekarang berada hon, ibumu saat itu sedang dikunjungi oleh
seorang wanita dan saat di selidiki ternyata dia adalah adik dari
ibumu dan semua cerita itu aku tahu darinya, aku juga sudah
mengatakan akan membawa mu menemui mereka.” Bunga
masih diam, dia begitu terkejut dengan semua berita yang dia
dapat.
“Hon, are you oke ?”
Bunga mengangguk, dia hanya masih sangat terkejut.
“Maafkan aku jika kau sangat terganggu dengan berita ini,”
kata Afrain yang menyesal melihat raut bingung juga sedih dari
wajah istrinya.
“No hon, kau sudah melakukan semua ini dan aku sangat
bahagia. Hanya saja rasanya aku___,” Bunga menarik napas

308 Mr. Quick


sebelum kembali berbicara. “Aku merasa sangat konyol, aku
pikir orangtua ku tidak menginginkan ku,” katanya dan airmata
jatuh begitu saja. Bunga terisak dalam pelukan Afrain.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya mereka tiba di
Jakarta,Camila yang dibawa mereka dapat membantu mengurus
Erkan.
Tujuan Afrain dan Bunga pertama kali adalah ke rumah
sakit yang letaknya berada di Lampung, Afrain tidak langsung
ke Lampung karena mereka akan memakai pesawat yang lebih
kecil untuk kesana.Danpertemuanitupunterjadi,Bungamelihat
sosok wanita yang duduk di kursi roda dengan pandangan
kosong. Rambut wanita itu sudah hampir memutih seluruhnya,
tubuhnya kurus. Bunga mendekat perlahan, dibelakangnya ada
Afrain dan Sandra yang memperhatikan.
Bunga berlutut didepan wanita itu yang sepertinya tidak
suka di dekati, dia menepis Bunga dengan tanganya namun
berhenti menolak ketika Bunga mengucapkan kata “Ibu.”
Airmata Bunga tidak bisa dia bendung, Bunga tahu ada
kemiripan di wajahnya dan ibunya. “Ibu,” kata Bunga lagi dan
Minarti menoleh dia tersenyum lalu tertawa sejadi-jadinya.
Tangannya yang mengusap wajah Bunga lalu dia tertawa.
Bunga langsung berdiri dan memeluknya sambil menangis.
Afrain menemui dokter yang bertanggung jawab atas
Minarti, Afrain akan membawa Minarti ke Washington untuk
dimasukkan ke rumah sakit disana agar pengobatannya bisa
mereka kontrol, sementara Bunga masih bersama ibu dan juga
adik dari ibunya, satu-satunya keluarga yang masih Bunga
miliki, dan dia sangat bersyukur karena Afrain menemukan
keluarganya.

Mr. Quick 309


◆◆◆
Afrain duduk membaca laporan semua perusahaannya
di balkon kamar hotel, lalu sentuhan lembut membuatnya
tersenyum. Siapa lagi jika bukan Bunga__istrinya tercinta.
“Terima kasih,” ucap Bunga lalu mengecup tangan
Afrain, airmatanya menetes begitu saja.
“Hon, aku akan melakukan apapun agar kau bahagia jadi
jangan menangis oke ?” Bunga tersenyum bersamaan dengan
Afrain yang membawa tubuhnya duduk di pangkuannya. “Aku
mencintai mu,”
“Me too,” jawab Bunga sambil menyatukan kening
mereka berdua dan sebelah tangannya mengusap rahang Afrain.
Bunga menceritakan semua isi hatinya saat pertama kali
bertemu dengan ibu kandungnya, dan dia bersyukur masih bisa
mengetahui hal yang sebenarnya.
“Jika kau sudah bisa tenang kita akan mengantarkan ibu
mu ke rumah sakit yang ada di Washington dan membawa bibi
mu ke mansion kita.”
“Kau serius ?”
“Tentu !” kata Afrain tersenyum lalu mengecup bibir
Bunga.
“Ada satu hal lagi yang ingin aku lakukan denganmu,”
“Apa ?” tanya Bunga penasaran.
“Aku ingin membawa mu mengunjungi tempat-tempat
indah di dunia ini. Ingat saat bulan madu kita hanya bias ke
Swiss, dan itu bukan seperti apa yang aku inginkan.” Bunga
tertawa mendengarnya. “Anggap saja kita bulan madu yang
kedua, untuk memberikan Erkan adik.”

310 Mr. Quick


54. Ekstra Part 2

eliling Dunia, siapa yang tidak menginginkan hal


K tersebut ? Begitu juga Bunga, dia sangat bahagia saat
Afraian mengajaknya untuk pergi ke tempat-tempat yang dia
inginkan. Mereka tidak hanya pergi berdua, Erkan dan Camila
serta dua pengawal Afrain ikut Bersama mereka. Afrain
sekarang lebih berhati-hati, dia masih saja mengingat kejadian
dulu.

Mr. Quick 311


Bunga membeli semua yang dia inginkan dan juga tetap
mengingat untuk membelikan anak-anak panti. Barang-barang
itu di kirim langsung ke Jakarta agar tidak membuat mereka
membawanya kesana-kemari.
Minarti ibu Bunga juga sudah berada di Washington, hal
itu membuat Bunga sangat senang.
“Hon,” panggil Bunga yang melihat Afrain sedang
bermain bersama Erkan, sementara Camila bersamanya
mengurus koper-koper mereka semua. Rencannya mereka nanti
malam akan menuju Macau setelah lima hari berada di Paris.
“Ya ada apa hon ?”Afrain mendekat sambil menggendong
Erkan.
“Aku ingin memberikan kejutan untuk mu, tapi tutup
mata dulu oke ?” Camila tersenyum membuat Afrain curiga.
“Ck, sudah tutup mata saja.” Bunga mengambil Erkan
dari gendongan Afrain dan diberikan kepada Camila.
Bunga menyiapkan hal yang ingin dia tunjukkan kepada
Afrain. “Oke sudah, silahkan buka mata.” Bunga tersenyum
lebar sementara Afrain mencerna terlebih dahulu lalu menutup
matanya tidak percaya. Dia lalu menggendong tubuh Bunga
berputar-putar.
Bunga hamil lagi, adalah hal yang memang sangat
diinginkan Afrain. Dia ingin memiliki banyak anak dengan
Bunga.
“Jadi apa kita harus merayakannya ?” Bunga mengangguk
dan Camila serta Erkan bertepuk tangan gembira.
Hidup memang penuh dengan kejutan, bagi Bunga yang
tidak pernah menyangka akan mendapatkan suami seperti

312 Mr. Quick


Afrain. Begitu juga Afrian, dia tidak pernah menyangka
hidupnya akan selengkap ini bersama Bunga.
Masa lalu mengajarkan Bunga banyak hal, namun dia
tidak membenci Sofia atau Adam. Dia ikhlas dan balasannya
dia mendapatkan semua kebahagiaan ini. Afrain dengan semua
kejutan yang dia bawa kehidup Bunga. Bahkan dalam mimpi
dia tidak pernah menyangka akan menjadi nyonya Afrain
Derson.

“Cinta, satu kata yang tidak pernah aku mengerti bagaimana


cara kerjanya. Hanya yang ku tahu aku menginginkan Bunga,
dan akan tetap menginginkannya.”
— Afrain Derson.—

The End

Mr. Quick 313


Tentang Penulis

Nadra El Mahya Bakrie adalah Ibu rumah tangga dua


puluh tujuh tahun. Mengenal wattpad dari tahun 2017 dan
mulai menulis di tahun 2018.
Karya – karya nya yang sudah terbit antara lain : Married
With Prince, The Queen is My Love, Princess And the Secret,
My Tour Guide, Love, cinta dan Sujud ku, My Crazy Man, Half
You, Valentine & Memories, Dll.
Kalian bisa membaca cerita Nadra lainnya di akun
Wattpad : NadraMahya atau Dreame/Innovel juga GoodNovel
dengan nama yang sama.
Inginkenallebih dekat dengannya kalianbisamenyapanya
di social media instgram pribadinya @nadraelmahyabakrie
atau @wp.nadramahya.
Terimakasih ….

314 Mr. Quick

Anda mungkin juga menyukai