Anda di halaman 1dari 13

Alfa & Omega

awal tanpa akhir

haldep Kata.indd 1 11/15/2017 2:52:59 PM


Alfa & Omega
awal tanpa akhir
HIGH YIELD INVESTMENT PROGRAM

T R I K M E R AU P L A BA
RATUSAN RIBU DOLAR
DALAM BELASAN MENIT

Reinecke Bayu
Oda Sekar Ayu

Editor: Rayendra L. Toruan

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Trik Meraup (i-xvi)new.indd 3 8/25/2003 12:44:31 AM

haldep Kata.indd 3 11/15/2017 2:53:00 PM


Alfa & Omega
Copyright © 2018 Oda Sekar Ayu
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali oleh tahun 2018 oleh
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Alfa & Omega


Editor: Afrianty P. Pardede

717032059
ISBN: 978-602-04-5140-4

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau


seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta


Isi di luar tanggung jawab Percetakan

haldep Kata.indd 4 11/15/2017 2:53:00 PM


Teruntuk Sir Irwanto Handojo dan Sir Ricky A. Mulyana
Terima kasih sudah mengenalkan dunia
Alfa dan Omega pada saya

haldep Kata.indd 9 11/15/2017 2:53:00 PM


Prolog
“You have to know how to end things
when you start it.” – Tyra Banks


Sepuluh tahun yang lalu


“Kenapa kita harus ngerjain tugasnya di rumah lo sih, Ze?”
Sore ini sehabis kelas seharusnya Omega dan Zeta—yang
adalah teman semeja, garis miring teman sekelas, garis miring
teman yang selalu satu kelompok tugas, garis miring sudah
seperti saudari satu sama lain—harusnya mengerjakan tugas
Kimia mereka di sekolah. Ada satu tugas, akhir semester yang
wajib dikumpulkan minggu depan sebelum UAS semester
ganjil.
“Karena hari ini kakak gue pulang dari Amsterdam, Mega!”
Zeta sudah selesai merapikan buku dan tas sekolahnya. Rumah
mereka berjauhan, sangat berjauhan. Rumah Zeta berada
di daerah Pondok Labu sementara rumah Omega berada di
daerah Grogol. Meskipun masih sama-sama di Jakarta, tapi
daerah rumah mereka membutuhkan jarak waktu tempuh yang
sama dengan jarak tempuh dari Ujung Kulon ke Ketapang.
Bukannya hiperbola, tapi kemacetan Jakarta membuat hal ini
terlalu berat untuk dilakukan.

Isi Kata.indd 3 11/15/2017 2:51:47 PM


Sudah tahu kalau jarak rumah mereka sangat jauh, tapi
Zeta tetap memaksa untuk mengerjakan tugas Kimia ini di
rumahnya? Ya Tuhan, sepertinya Omega harus meninjau ulang
memasukkan Zeta dalam daftar people I consider as sisters. Dia
hanya bisa mengeluh dalam hati. Gila juga kalau Omega harus
pulang nanti habis mengerjakan tugas dari Pondok Labu ke
Grogol. Bisa tahun kapan baru sampai rumah.
“Ya udahlah, Zeta. Nanti habis ngerjain tugas kan juga
bisa ke­temu sama kakak lo. Masa gue harus ngerjain tugas
sampai ke Pondok Labu, terus nanti magrib atau malam baru
jalan pulang ke rumah.” Omega dengan mata birunya masih
mencoba memelas. Bola mata berwarna dominan biru laut
dengan warna biru kelasi di tepiannya itu berusaha membuat
Zeta berubah pikiran. Biasanya mata biru turunan dari nenek
buyutnya yang berdarah kaukasoid1 ini mampu membuat
orang lain terlena sejenak.
“Nggak bisa, Mega. Udah setahun nggak ketemu kakak
gue dan sekarang dia pulang tapi gue masih di sekolah? Nggak
bisa. Pokoknya kita ngerjain tugasnya di rumah gue aja. Lagian
dia pintar kok, pasti bisa bantu kita nyelesaiin tugas ini.” Zeta
bersikukuh dengan keinginannya. Tipikal anak bungsu kalau
menurut pengamatan Omega sejauh ini.
“Zeta, bukannya kakak lo nggak ambil Kimia di Amsterdam?
Dia ambil Ekonomi atau Bisnis gitu, kan? Apa hubungannya
sama tugas kimia kita sih?”

1 Kaukasoid adalah ras manusia yang banyak hidup di daerah Eropa dan
sekitarnya. Ras ini punya ciri tertentu seperti mata biru sampai cokelat, badan
tegap tinggi, dan kulit putih pucat. Kaukasoid juga biasa disebut sebagai ‘bule’
di Indonesia.

Isi Kata.indd 4 11/15/2017 2:51:47 PM


“Udahlah, Mega. Nanti kalau kita selesainya kemalaman
kan lo tinggal nginep di rumah gue. Besok hari Minggu ini.
Gue janji, besok pagi gue akan nganterin lo pulang ke rumah.
Kakak gue pasti mau kok nganterin.”
Oke, ini sepertinya imbalan yang impas. “Uhm … janji?”
tanya Omega memastikan perkataan Zeta.
“Janji … janji … janji!!!!” Zeta berteriak histeris bahagia.
Akhirnya mereka berdua pulang ke rumah Zeta mengen­
darai bus yang lewat dari halte di depan sekolah. Perjalanan
yang lumayan jauh dari sekolah mereka ke Pondok Labu,
membuat mereka tertidur di bus karena kelelahan. “Mega!
Mega! Bangun bentar lagi sampai.” Zeta menggoyang pundak
Omega yang tertidur di sampingnya.
Gadis itu langsung tersadar dari tidurnya. Penuh keter­ke­
jutan, Omega berusaha membalas panggilan Zeta, “Oh iya,
iya.”
“Ayo, berdiri!” Zeta bangkit lebih dulu, Omega mengikuti.
“Depan kiri, Bang!” ucap Zeta sebelum bus berhenti dan ke­
duanya turun.
Setelah turun dari bus, Zeta dan Omega masih harus ber­
jalan sedikit memasuki beberapa gang yang tembus ke sebuah
perumahan besar. Mereka berdua terus berjalan sampai Zeta
berhenti di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun
asri dengan halaman yang sangat luas, membuat Omega turut
berhenti melangkah.
“MAS ALFA!!! MAS ALFAAAA!” Zeta berteriak dari luar.
Memang pintu pagarnya digembok, tapi pasti ada bel kan di
sekitar sini? Benar-benar anak yang satu ini! Hobinya memang
bicara dan berteriak. Untung saja baik. Sekali lagi, itu semua
menurut pengamatan Omega sejauh ini.

Isi Kata.indd 5 11/15/2017 2:51:47 PM


“MAS ALFA!” Sekali lagi Zeta berteriak sementara Omega
hanya diam saja.
Tak lama kemudian seorang laki-laki tinggi dengan rambut
ikal dan kulit sawo matang—bekas terbakar terik matahari—
keluar dari rumah dan membukakan pintu pagar. Laki-laki ini
adalah bentuk ketampanan yang baru pertama kali Omega
lihat di dunia nyata. Perempuan dengan seragam putih abu-
abu, kulit kuning langsat, serta sepasang mata biru itu bahkan
sampai menahan napasnya.
Sementara Omega terpaku memandangi lelaki itu, Zeta
justru dengan sigap langsung memeluk tubuh tegap sosok yang
mengguncang dunia Omega. Tawa bahagia Zeta terdengar
selagi lelaki itu memeluknya balik dan mengusap punggung
Zeta dengan penuh kasih sayang. Sayup Omega mendengar
suara berat sosok itu menanyakan perihal keadaan Zeta yang
ditanggapi dengan kata ‘kangen’ berkali-kali oleh temannya itu.
Omega linglung, yang ada di benaknya sekarang hanya betapa
ajaibnya sosok laki-laki barusan. Apa dia tidak sedang ditarik ke
dimensi lain?
“Mega! Mega!” Zeta memanggil nama sahabatnya itu
sampai beberapa kali.
Omega lekas mengambil kesadarannya kembali, “Oh iya,
Ze.”
“Ayo masuk!!” Zeta menunggu sampai Omega masuk ke
dalam pekarangan rumah.
“Halo, ini siapa?” Laki-laki itu bicara. Dia bicara pada
Omega tanpa menyadari tindakannya itu semakin membuat si
lawan bicara sesak napas.
“Uhm….” Omega bingung harus bicara apa. Otaknya
tidak bisa bekerja dengan baik.

Isi Kata.indd 6 11/15/2017 2:51:47 PM


Zeta melihat sahabatnya bingung lalu membantu menja­
wab pertanyaan itu, “Ini Mega, Mas. Temenku di sekolah, yang
sering aku ceritain itu, lho. Kita mau ngerjain tugas Kimia jadi
dia ikut ke rumah.”
“Oh.” Laki-laki yang dipanggil ‘Mas’ oleh Zeta itu me­lem­
parkan senyum manisnya pada Omega. “Kalau gitu masuk,
yuk. Mama juga udah masak tuh, kalian makan dulu aja.”
“Siap, Mas!!” Zeta tersenyum manis.
Ketiganya berjalan masuk ke dalam rumah. Laki-laki itu
berjalan duluan, Omega dan Zeta berjalan beberapa langkah
di belakangnya.
“Itu kakak lo, Ze?” tanya Omega penasaran.
“Iya.”
“Wah, kakak lo ganteng banget,” pujinya jujur.
“Emang!” Zeta terkikik geli, namun tak lama kemudian dia
berhenti, “Eh, tapi lo nggak boleh suka sama kakak gue, ya.
Dia udah punya cewek tahu dan ceweknya itu sempurnaaaaaa
banget. Pokoknya mereka bener-bener pasangan sempurna.”
Deg.
Jantung Omega rasanya mau copot mendengar perkataan
Zeta.
Senyum terpaksa bisa terlihat di wajahnya yang mungil, “Ya
kali, Ze, gue suka sama kakak lo. Ketuaan kali.”
Zeta tertawa. “Iya. Beda lima tahun, ya? Males sih, kayak
suka sama om-om.”
Kini Omega memaksakan diri lagi. Omega memaksakan
diri tertawa dengan Zeta.
Hari ini. Omega tidak akan melupakan hari ini. Hari di
mana dia masuk ke sebuah ruangan yang tidak ia kenali dan

Isi Kata.indd 7 11/15/2017 2:51:47 PM


dia tidak menemukan pintu keluar dari sana. Untuk pertama
kalinya dalam hidup Omega yang begitu teratur, dia memulai
sesuatu tanpa tahu cara untuk mengakhirinya.



Isi Kata.indd 8 11/15/2017 2:51:47 PM


Tentang Penulis

Isi Kata.indd 308 11/15/2017 2:51:56 PM

Anda mungkin juga menyukai