Anda di halaman 1dari 35

KOLOKIUM ARSITEKTUR

Perancangan Pusat Rehabilitasi


Narkoba di Kota Kupang
Oleh,
Esperanca Nadya Sherafine Riwu
NIM: 1506090033
BELAKANG
un, maka dapat Nusa tenggara timur merupakan propinsi dengan jumlah pengguna narkoba tinggi

ai berikut:
Kerangka berpikir yaitu 36.022 pada tahun 2017 atau 0,9% dari penduduk Nusa Tenggara Timur dan
Data pengguna narkoba di NTT tahun 2013 - 2017
habilitasi narkoba yang Kota Kupang yang merupakan ibukota NTT berada di urutan pertama pengguna
litasi pengguna narkoba di narkoba terbanyak dari 22 kabupaten yang ada di NTT dengan 111 kasus
49.816
51.298 49.329
penyalahgunaan narkoba pada tahun 2016.
uar (eksterior) dan ruang 60000 36.022
empengaruhi psikologis dari 30.000
Tidak tersedia pusat rehabilitasi narkoba dan daya tampung 50000
fasilitas yang ada belum mampu
ntuk mendukung proses mewadahi proses penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba dengan mempertimbangkan kondisi
40000
yang lebih efektif di NTT. prikis dan perilaku dari pengguna narkoba
30000
20000 Data
Tinjauan Pustaka
at rehabilitasi narkoba 10000
ehabilitasi pengguna Tinjauan mengenai narkoba Tinjauan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan
0

BAB I
Tinjauan mengenai rehabilitasi korban Kota Kupang
Tinjauan mengenai2013 2014
kasus penyalahgunaan 2015 2016 2017
penyalahgunaan narkoba
ruang luar (eksterior) dan narkoba di Nusa Tenggara Timur
Tinjauan mengenai pendekatan
RSUD Soe
PENDAHULUAN
Tinjauan mengenai pusat rehabilitasi pengguna
pat mempengaruhi psikologi arsitektur narkoba RSUD Naibonat “Pengguna narkotika
serta terapis untuk Lapas Penfui Kupang
Studi Kasus : RSUD Kefamenanu berkewajiban untuk
pengguna narkoba di NTT. SPN Kupang
Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido RSUD Belu baik rehabilitasi
direhabilitasi
Balai Rehabilitasi BNN, Baddoka
BNNP NTT secaraWaingapu
RSUD medis maupun sosial
LSM melaluiRote
RSUD fasilitas
Ndao rehabilitasi”
u fasilitas berupa Pusat UU No 35 Tahun 2009 -
“Penempatan korban RSUD Sabu Raijua
a dengan desain yang Analisis
penyalahgunaan dan pecandu RSUD Waikabubak
arsitektur dalam narkotika ke RS dalam
Angkatan lembaga Laut
RSUD Alor
ribusi terhadap upaya rehabilitasiRS Angkatan
medis dan Udara
RSUD Larantuka
yalahgunaan narkoba Aspek fungsional rehabilitasiRS
Fungsi, sosial”
Wirasakti pengguna,
aktifitas, fasilitas, Kupang
Aspek kontekstual - Surat Edaran
kapasitas MA No 04 RSUD Lewoleba
RS S. K. Lerick Kupang
Aspek arsitektural
Tahun 2010 dan respons terhadap
Hubungan RSUD Bajawa
lam (interior) Aspek struktur RS Penyangga
lingkungan
Aspek utilitas perbatasan
Alur pelayanan Betun
Puskesmas Kota Kupang
dan kegiatan
pak bangunan RS Ruteng Puskesmas Sikumana
s ruang) Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba diOebobo
Puskesmas Kota Kupang
Perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba di Kota Kupang
Pengertian Narkoba: Sifat Narkoba
• Keinginan yang tak tertahankan (an over – powering desire) terhadap zat yang
Narkoba merupakan suatu zat yang jika dimasukkan ke dimaksud, dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya.
dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi fisik dan/ atau • Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi tubuh.
• Ketergantungan psikologis, yaitu apabila pemakaian zat dihentikan akan
psikologis (kecuali makanan, minuman, dan oksigen). menimbulkan gejala – gejala kejiwaan seperti kegelisahan, kecemasan, depresi
(World Health Organization, 1982) dan sejenisnya.
Klasifikasi Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
• Narkotika golongan I : ganja, morphine, putauw
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
• Narkotika penurunan
menyebabkan golongan II : petidin
atau dankesadaran,
perubahan turunannya,hilangnya
benzetidin, betametadol.
Narkotika rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
• Narkotika ketergantungan.
menimbulkan golongan III : codein dan turunannya.
BAB II
• Psikotropika Golongan I : MDA, LCD,dan DOM, Ecstacy
TINJAUAN•YaituPUSTAKA
Psikotropika
zat atau Golongan II :alamiah
obat baik Ampetamin, Fenetilina,
maupun shabu-shabu,
sintetis, bukandan
PCP (halusinogen)
Psikotropika narkotika
pada
yang
• Psikotropika
susunan
Mogodan.
bersifatIIIpsiko-aktif
Golongan
syaraf pusat yang
melalui
: Amorabarbital,
menyebabkan
pengaruh
Brupronifina, selektif
Butalbital
perubahan
dan
khas
•pada aktifitas Golongan
Psikotropika mental dan perilaku.
IV : berbagai obat penenang ringan, seperti
Diazepoksida, Nitrazepam, dll

Zat adiktif adalah obat serta bahan – bahan aktif yang apabila
Golongan
•dikonsumsi dapatA;menyebabkan
kadar etanol 1%-15%
kerja biologi (bir)
serta menimbulkan
Zat Aditif lainnya Golongan B;
•ketergantungan kadar etanol 5%-20% (minuman
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek anggur/wine)
ingin
Golongan C;secara
•menggunakannya kadar etanol
terus 20%-45%
– menerus (Whiskey,
yang jika Vodca,
dihentikan dapat TKW,
Manson
memberi efek House,
lelah luarJohny Walker,
biasa atau Kamput)
rasa sakit luar biasa, atau zat yang
bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan.
Penyalahgunaan Narkoba

Ketergantungan Primer Tingkat


Ketergantungan Reaktif
Ketergantungan Simtomatis Ketergantungan
a. Faktor psikis, antara lain : Mencari kesenangan dan
kegembiraan, Mencari inspirasi, Melarikan diri dari
kenyataan , Rasa ingin tahu, meniru, mencoba, dan
Faktor Penyebab sebagainya.
b. Faktor sosial kultural, antara lain : Rasa setia kawan,
Upacara-upacara kepercayaan/adat, Tersedia dan
mudah diperoleh dan sebagainya
c. Faktor medik : Seseorang yang dalam perkembangan
jiwanya mengalami gangguan, lebih cenderung untuk
menyalahgunakan narkotika.

Hallusinogen Efek yang


Stimulan
Depresan ditimbulkan
KONDISI PENGGUNA NARKOBA
Fisik Emosi Perilaku

• Sangat sensitif dan cepat bosan • Malas dan sering melupakan tanggung
• Berat badan turun drastis
jawab/tugas rutinnya Menunjukkan
• Mata cekung dan merah, muka • Jika ditegur dan dimarahi malah
sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
pucat dan bibir kehitaman membangkang • Di rumah waktunya dihabiskan untuk
• Buang air besar dan buang air kecil • Mudah curiga dan selalu cemas menyendiri di kamar, toilet, gudang,
tidak lancer • Emosinya naik turun dan tidak kamar mandi, atau di ruang-ruang yang
• Tanda berbintik merah seperti ragu untuk memukul atau gelap
gigitan nyamuk dan ada bekas berbicara kasar pada orang • Nafsu makan tidak menentu
luka sayatan. disekitarnya, termasuk kepada • Takut air, jarang mandi
anggota keluarganya. Ada juga • Sering menguap
• Terdapat perubahan warna kulit di
• Sikapnya cenderung menjadi manipulatif
tempat bekas suntikan. yang berusaha menyakiti diri
dan tiba-tiba bersikap manis jika ada
• Sering batuk-pilek berkepanjangan sendiri. maunya, misalnya untuk membeli obat
• Mengeluarkan air mata yang • Sering bertemu dengan orang-orang
berlebihan yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa
• Mengeluarkan keringat yang pamit, dan pulang lewat tengah malam
berlebihan • Selalu kehabisan uang, dan barang-
• Kepala sering nyeri, persendian barang pribadinya pun hilang dijual
• Suka berbohong dan gampang ingkar
ngilu.
janji
• Sering mencuri, baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun pekerjaan
Rehabilitasi
Pengertian
Rehabilitasi dapat disebut sebagai tempat untuk mulai membebaskan diri dari Tahapan
ketergantungan narkoba (drug free) sebagai modal awal untuk bisa bertahan dan Rehabilitasi
bebas dari pengaruh keterkaitan pada keberadaan narkoba sebagai zat yang mempunyai
ketentuan hukum (crime free). Untuk selanjutnya dapat hidup produktif Rehabilitasi medis
(productivity) dengan pola hidup sehat (healthy life) di masyarakat setelah Rehabilitasi non medis
menjalani rehabilitasi. Tahap pembinaan lanjutan

Sedangkan pusat rehabilitasi adalah suatu wadah Metode Rehabilitasi


fungsional yang menyelenggarakan dan
melaksanakan upaya medis, psikologi, pendidikan Keputusan Menteri Sosial No. 44 Tahun 1992 tentang Metode cold turkey
sosial dan vokasional. Lembaga
Rehabilitasi Sosial Korban Metode alternative
Narkotika.
Terapi substitusi opida
Metode Therapeutic Community
Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No.684/Menk
es- Kesos/VII/2001 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Metode 12 steps
Minimal dalam bidang Kesejahteraan Sosial di Kabupaten/ Kota.
Psikologi Arsitektur
Psikologi Arsitektur lebih dipahami sebagai studi terhadap bangunan dan
pengaruhnya terhadap perilaku manusia yang ada di dalamnya atau
kajian khusus yang berorientasi pada kondisi psikologis sekelompok
pengguna bangunan dengan karakteristik sejenis (Halim, 2005).

Faktor yang mempengaruhi psikologi

Fungsi dan pemakaian ruang


Ukuran
Bentuk ruang Bentuk perabot
Konsep ruang Ukuran perabot
ersonal, teritori, kepadatan dan invasi Tata letak perabot
Ruang Perabot dan penataannya
Suara, temperatur
Warna
dan pencahayaan
Menghindari kebisingan Karakteristik warna
Penghawaan Efek psikologis yang ditimbulkam
pencahayaan
Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Balai Rehabilitasi BNN Baddoka

Studi
Kasus
Terletak di Desa Wates Jaya, Kec. Cigombong, Terletak di Jl. Batara Bira No.IV Kompleks
Lido, Kab. Bogor. PU Baddoka, Kelurahan Bulurokeng,
Daya tampung: 375 residen/6 bulan Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,
Pelayanan yang diberikan : Provinsi Sulawesi Selatan.
• Rehabilitasi medis (detoksifikasi, intiksifikasi, Daya tampung: 300 orang/tahun
rawat jalan, VTC, dll) Pelayanan yang diberikan:
• Rehabilitasi sosial (Berbasis Therapeutic • Rehabilitasi medis
Community) • Rehabilitasi sosial
• Kegiatan kerohanian • Peningkatan vokasional
• Peningkatan kemampuan • Terapi keluarga
• Terapi keluarga, psikologi dan rekreasi • Psikologi
Proses rehabilitasi selama : 6 bulan • Proses rehabilitasi selama: 6 bulan
Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Balai Rehabilitasi BNN Baddoka
Dokter umum ●
Pelaku Kegiatan Dokter spesialis ●
Dokter gigi ●
Psikolog ●
Konselor ●
• Kepala Balai Besar Rehabilitasi Konselor VCT ●
• Kepala dan staff bagian umum Konselor agama ●
• Kepala dan staff bidang Perawat ●
rehabilitasi medis Petugas rekam medis ●
• Kepala dan bisang rehabilitasi Apoteker ●
sosial Fisioterapis ●
• Residen/pasien/pengguna Nutrisionis ●
narkoba/rehabilitan Analis laboratorium ●
• Dokter Penata radiologi ●
• Psikolog Elektromedis ●
• Psikater Petugas kebersihan ●
• Konselor Petugas dapur ●
• Perawat Petugas keamanan ●
• Petugas kebersihan Tamu ●
• Petugas dapur Kepala Balai Besar Rehabilitasi ●
• Petugas keamanan Kepala dan staff bagian umum ●
• Tamu Kepala dan staff bidang rehabilitasi ●
medis
Kepala dan bidang rehabilitasi sosial ●
Residen/pasien/pengguna ●
narkoba/rehabilitan ●
Proses Rehabilitasi
Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Balai Rehabilitasi BNN Baddoka
Balai Besar Rehabilitasi BNN Balai Rehabilitasi BNN
Lido FASILITAS Baddoka

Gedung serbaguna
Gedung utama
Gereja
Green house Bangunan utama
Guest House Bangunan pria
Lapangan bulu tangkis Bangunan wanita
Lapangan sepak bola Work shop
Masjid Half way house
Mini market Mess karyawan
Mushola Rumah dinas
Peralatan medis Ruang serba guna
Ruang studio control Guest house
Ruang talkshow Masjid
Siaran radio Gereja
Vihara Pos jaga
Fitness
Metode Glass Box
3. Teknik 2. Teknik
Analisis Pengumpulan Data 1. Jenis Data Metode dan Teknik
Wawancara Pengumpulan Data
Kualitatif Observasi Data Primer
Kuantitatif Studi Pustaka Data Sekunder

1. Tahapan Identifikasi Masalah


2. Tahapan Penetapan Masalah
3. Tahapan Penyusunan Pemrograman dan Konsep
BAB III a. Identifikasi Pelaku
METODE PERANCANGAN
Tahapan
b. Studi Kegiatan/Aktifitas
c. Studi Kebutuhan Ruang
d. Studi Hubungan dan Organisasi Ruang
Penyusunan e. Studi Luasan Ruang
f. Konsep Besar Perancangan
Program g. Analisis Tapak
h. Analisis Struktur
i. Konsep Perancangan
j. Pra Rancangan
4. Tahapan Desain
a. Gambar Rancangan
b. Maket
Objek perancangan adalah sebuah Pusat Rehabilitasi Narkoba
di Kota Kupang yang merupakan sebuah fasilitas yang
berfungsi sebagai tempat rehabilitasi bagi pengguna narkoba
baikPETA
di ADMINISTRASI
Kota Kupang maupun Provinsi Nusa Tenggara Timur.
KOTA KUPANG

K O TA K U PA N G
Kriteria Pemilihan Lokasi

BAB IV
J a u h d a r i p u s a tGAMBARAN OBJEK
K e s e s u a i a n dPERANCANGAN
7
L U A S W I L KAYA
esesuaian dengan

1 kota 4 kondisi pasien


engan

165,34 M
H
2
RTRW

2 Kepadatan
Penduduk Rendah 5 Te r d a p a t s a r a n a
pendukung 8
J U M L A H PT Ee rNd aDpUa tD jUa rKi n g a n
412.708 Jiwa
utilitas

3 Pencapaian mudah
6 Tidak berdekatan
dengan fasilitas Terdiri dari 6 kecamatan
rehabilitasi lainnya
dan 7 BWK
Fasilitas

Bangunan Primary Gedung Fasilitas Fasilitas


utama unit serba guna keagamaan penunjang
Analisis Non Fisik

Analisis Fungsi
Fungsi perancangan ini adalah sebagai sebuah pusat rehabilitasi
n a r k o b a d i K o t a K u p a n g d a n N u s a Te n g g a r a T i m u r. S e c a r a u m u m
pusat rehabilitasi narkoba memiliki tiga fungsi yaitu :

BAB V
F u n g s i U t a m a , m e r u p a k a n f u n g s i d aANALISIS
1 sar bagi bangunan, yaitu tempat rehabilitasi bagi
p e n g g u n a n a r k o b a d i N u s a Te n g g a r a T i m u r b a i k s e c a r a m e d i s m a u p u n s o s i a l

Fungsi Penunjang, yaitu fungsi yang timbul karena adanya kegiatan yang mendukung

2 kegiatan dalam fungsi utama. Fungsi penunjang meliputi fungsi pengelolaan pusat
rehabilitasi narkoba secara keseluruhan dan fungsi sosial dimana pengguna narkoba dapat
berkumpul dan bersosialisasi.

3 Fungsi Pelengkap, adalah fungsi yang melengkapi seluruh kegiatan di pusat rehabilitasi
narkoba. Fungsi pelengkap dalam hal ini merupakan fungsi servis.
Identifikasi Pelaku
Kepala Pusat Rehabilitasi Kepala dan bidang rehabilitasi sosial
Kepala dan staff bagian umum 1 Pengelola
Kepala dan staff bidang rehabilitasi medis
Residen/pasien/pengguna
narkoba/rehabilitan
Perawat Apoteker
Petugas rekam medis Fisioterapis
Dokter umum 2 Pasien/rehabilitan
Nutrisionis
Dokter spesialis Analis laboratorium
Dokter gigi Penata radiologi
Psikolog Elektromedis
Konselor 3 Pengunjung
Petugas kebersihan
Konselor VCT Petugas dapur
Konselor agama Petugas keamanan
Tamu
NO Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang

1 Kepala Pusat Rehabilitasi Bekerja, menerima tamu, memimpin rapat, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 Ruang tamu
Analisis Aktifitas dan  Ruang rapat
 KM/WC
2 Kepala dan staff bagian umum
Kebutuhan Ruang
Bekerja, melakukan rapat, ke kamar mandi/wc  Ruang kepala bagian
 Ruang kerja staff
 Ruang rapat
 KM/WC
3 Kepala dan staff bidang rehabilitasi medis Bekerja, melakukan rapat, ke kamar mandi/wc  Ruang kepala bagian
 Ruang kerja staff
 Ruang rapat
 KM/WC
4 Kepala dan bidang rehabilitasi sosial Bekerja, melakukan rapat, ke kamar mandi/wc  Ruang kepala bagian
 Ruang kerja staff
 Ruang rapat
 KM/WC
5 Residen/pasien/ pengguna narkoba/ Mengikuti rehabilitasi medis, mengikuti rehabilitasi sosial, beribadah, menerima kunjungan,  Fasilitas rehabilitasi medis
 Primary unit
rehabilitan istirahat/tidur, makan, ke kakar mandi/wc, mengembangkan bakat
 Tempat ibadah
 Guest house
 Kamar tidur
 Ruang makan
 KM/WC
 Fasilitas penunjang
6 Dokter umum Memeriksa,menulis,menggunakan alat-alat pemeriksaan, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
7 Dokter spesialis Memeriksa,menulis,menggunakan alat-alat pemeriksaan, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
8 Dokter gigi Memeriksa,menulis,menggunakan alat-alat pemeriksaan, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
9 Psikolog Bekerja, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
10 Konselor Memberikan konseling, menulis, mengamati pasien, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
11 Konselor VCT Memeriksa, menulis, memberikan konseling, ke kamar madi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
12 Konselor agama Memberikan konseling, ke kamar mandi/wc
13 Perawat Membantu dokter memeriksa, menulis, ke kamar mandi/wc  Ruang perawat
 KM/WC
14 Petugas rekam medis Melakukan perekaman medis, bekerja, ke kamar mandi/wc  Ruang rekam medis
 KM/WC
15 Apoteker Bertanggung jawab di dalam apotik, melayani pembelian obat, meracik obat, ke kamar mandi/wc  Apotek
 Ruang kerja
 KM/WC
16 Fisioterapis Pengelompokan Fasilitas Sesuai Fungsi
Bekerja, ke kamar mandi/wc 

Ruang fisioterapi
KM/WC
17 Nutrisionis Bekerja, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
 KM/WC
18 No
Analis laboratorium Fungsi
Melakukan Golongan
uji laboratorium, menggunakan komputer, Fasilitas
ke kamar mandi/wc  Fasilitas
Laboratorium
 Ruang kerja
1. Fungsi Utama Fasilitas Utama Bangunan utama KM/WC
19 Penata radiologi Bekerja, ke kamar mandi/wc  Ruang radiologi
Primary unit uang kerja
 KM/WC
20 Elektromedis Bekerja, ke kamar mandi/wc  Ruang kerja
2. Fungsi Penunjang Fasilitas Penunjang Fasilitas keagamaan
 KM/WC
21 Petugas kebersihan Membersihkan pusat rehabilitasi, istirahat, ke kamar mandi/wc  Gudang peralatan
Fasilitas penunjang
 Mess karyawan
 KM/WC
22 3.
Petugas dapur Fungsi Pelengkap Fasilitas
Memasak, menyediakan makanan, istirahat, Pelengkap
ke kamar mando/wc Gedung serba guna
Dapur
 Mess karyawan
 Ruang makan
 KM/WC
23 Petugas keamanan Bekerja, istirahat, ke kamar mandi/wc  Pos security
 KM/WC
24 Tamu Berkunjung, ke kamar mandi/wc  Guest house
 KM/WC
Luasan Ruang
Dari kebutuhan ruang yang ada, dihitung luasan ruang
dan diperoleh total luasan ruang berdasarkan fungsi
sebagai berikut:

No Fungsi Golongan Fasilitas Fasilitas Luasan Ruang


1. Fungsi Utama Fasilitas Utama Bangunan utama 559,59 m2
Primary unit 1.770,19 m2
2. Fungsi Penunjang Fasilitas Penunjang Fasilitas keagamaan 392,94 m2
Fasilitas penunjang 1.244,48 m2
3. Fungsi Pelengkap Fasilitas Pelengkap Gedung serba guna 222,92 m2
Total 4.190,12 m2
Organisasi Ruang
Organisasi ruang merupakan acuan pengembangan ruang ke
dalam denah. Organisasi ruang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
organisasi ruang makro dan mikro.
2. Organisasi Ruang Mikro
1. Organisasi Ruang Makro
Gedung serba gun
Fasilitas Keagamaan
Bangunan Utama

Fasilitas Penunjang
Analisis Fisik
Lokasi Perancangan
LOKASI 1 LOKASI 2 LOKASI 3

Lokasi 1 terletak di Jl. H. R. Lokasi 2 terletak di Kolhua, Lokasi 3 terletak di Jl. Fetor
Koroh, Sikumana, Kota Maulafa, Kota Kupang. Lokasi Funay, Kolhua, Maulafa, Kota
Kupang. Lokasi ini memiliki ini memiliki luas lahan 0,8 Ha. Kupang. Lokasi ini memiliki
luas lahan 4,1Ha. luas lahan 0,4 Ha.
Penilaian lokasi
Kriterian Penilaian Nilai
(3=baik, 2=cukup, 1=kurang)
Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3
Jauh dari pusat kota 3 3 3
Kepadatan penduduk rendah 2 2 3
Pencapaian 3 1 1
Kesesuaian dengan konsidi pasien 3 3 3

Sarana pendukung 3 3 1
Tidak berdekatan dengan fasilitas rehabilitasi lain 3 3 3

RTRW 1 2 2
Jaringan listrik, telepon dan utilitas 3 3 3

Luas lahan 3 1 1
Total 25 21 20

Dari ketiga lokasi yang telah dianalisis, lokasi dengan nilai tertinggi adalah lokasi 1.
Intensitas Pemanfaatan Kawasan
Lokasi perancangan memiliki luas lahan 41.782 m2 dengan
batasan wilayah sebagai berikut:
• Utara : PT Kompas TV, GKIN Pondok Daud, lahan kosong
• Timur : Lahan kosong, permukiman
• Selatan : Permukiman, jalan lingkungan
• Barat : Jl. H. R. Koroh

Lokasi perancangan terletak di BWK VII.


Dalam Perda Kota Kupang ditentukan peraturan
sbb:
• KDB: 50% x 41.782 m2 = 20.891 m2
• KLB: 1,2 x 41.782 m2 = 50,138 m2 = 2,3 lantai
• KDH: 28% x 41.782 m2 = 11,698 m2
• GSB: 3 m
Analisis Pencapaian
Pencapaian ke tapak dapat ditempuh melalui jalan yang terletak pada kedua sisi tapak, yaitu Jalan H. R. Koroh dan
Jalan Lingkungan. Adapun alat tranportasi yang digunakan untuk mencapai lokasi adalah kendaraan pribadi baik
roda empat maupun roda dua. Jl. H. R. Koroh merupakan jalan arteri sekunder yang ramai dilewati kendaraan yang
menuju ke luar kota. Oleh sebab itu terdapat beberapa alternatif yang mengenai jalur masuk/keluar kedalam site,
Alternative 1 yaitu:2
Alternative Alternatif 3
Jalur Masuk dan Keluar Satu Jalur Pemisahan Jalur Masuk dan Keluar Main Entrance di Jalan H. R. Koroh dan Side
Jalur Masuk dan Keluar di Jalan H. R. Koroh Jalur Masuk dan Keluar di Jalan Lingkungan Entrance di Jalan Lingkungan

Pada alternatif ini, jalur masuk dan keluar Jalur masuk dan keluar berada pada Jalan H. R. Jalan Lingkungan yanhg berada di sebelah site Pada alternatif ini dipisahkan antara jalur masuk-
kedalam site terletak pada satu jalur. Koroh memiliki keuntungan karena Jalan H. R. memiliki ukuran jalan 3 meter, kondisi jalan keluar utama dan jalur masuk-keluar alternatif.
Penggabungan jalur masuk-keluar, membuat Koroh memliki merupakan jalan dengan dua juga tidak baik, sehingga penempatan jalur Jalur masuk-keluar utama terletak pada Jalan H.
akses kedalam site menjadi berkurang, namun jalur kendaraan dengan ukuran masing-masing masuk dan keluar pada jalan ini akan R. Koroh kerena memiliki ukuran badan jalan
dapat menyebabkan terjadinya penumpukan badan jalan 6 meter. menimbulkan penumpukan kendaraan pada yang lebih lebar dibanding Jalan Lingkungan dan
kendaraan pada jalur masuk-keluar. Lokasi jalan lingkungan, karena ukuran badan jalan juga merupakan jalan dengan dua jalur
yang terletak pada jalan arteri sekunder akan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Jalan kendaraan, sehingga sirkulasi kendaraan pada
terjadi kemacetan apabila terjadi H. R. Koroh. jalur ini lebih lancar. Side entrance berada pada
penumpukan kendaraan pada salah satu Jalan Lingkungan sebagai jalur alternatif yang

badan jalan. dapat digunakan selain menggunakan jalur


utama.
Analisis Sirkulasi

Pedestrian
ditempatkan
di Jalan H.
R. Koroh
Sirkulasi Pejalan Kaki
lebar 2 Kendaraan
meter. yang terdapat
dalam
perancangan
ini adalah
Sirkulasi Kendaraan kendaraan
pegawai,
pengunjung,
Sirkulasi parkir
dan kendaraan
meliputi arah dan
pola parkir. Terdapat servis.
beberapa alternatif
yang dapat
diterapkan menurut
Neufert, 1996.
Sirkulasi Parkir
Analisis Arah Edar Matahari

Berdasarkan analisa pergerakan


matahari diatas, maka daerah timur dan
barat site merupakan daerah yang
memiliki intensitas panas tinggi.
Vegetasi dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi intensitas panas dari
matahari pada luar dan dalam
bangunan.
Pada ruang luar, vegetasi dapat ditanam
pada daerah dengan intensitas panas
tinggi sebagai shading. Juga bisa
digunakan double skin façade.
Sedangkan untuk bagian dalam
bangunan vegetasi dapat dimanfaatkan
sebagai greenwall.
Analisis Arah Angin

Lokasi perancangan memiliki kontur yang


diklasifikasikan sebagai kontur landai, sehingga
pergerakan angin dalam site merata pada seluruh
bagian site.

Untuk mencegah angin yang masuk kedalam


bangunan secara berlebihan, maka dibutuhkan
suatu pemecah angin. Pemecah angin dapat berupa
vegetasi. Vegetasi yang digunakan untuk memecah
angin adalah vegetasi berdaun lebat. Vegetasi ini
selain sebagai wind buffer juga berfungsi sebagai
shading.
Analisis View
View ke Dalam Site
Lokasi perancangan yang terletak pada jalan arteri
sekunder dan berada di ketinggian juga menjadi titik
pandang bagi masyarakat yang melewati Jalan H. R. Koroh.
Keberadaan bangunan pada titik ini haruslah menarik,
terlebih fungsi bangunan sebagai pusat rehabilitasi
narkoba yang sering dianggap menakutkan oleh
masyarakat bisa berubah.

View ke Luar Site


Bagian yang utara site merupakan bagian site yang
memiliki view menarik karena site yag berada di
ketinggian sehigga memberikan view kota kupang dan
laut. Daerah ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi
lebih menarik sehingga diperoleh view yang menarik dari
Analisis Vegetasi
Vegetasi Peneduh
Merupakan vegetasi yang memiliki fungsi utama
sebagai pengendali iklim. Memiliki ciri berdaun
lebar atau bermassa daun padat, dengan
ketinggian sedang dan bagian bawah dari
percabangan dapat digunakan sebagai naungan.

Vegetasi Pengarah
Vegetasi pengarah berfungsi sebagai pengendali
penglihatan dan juga memiliki nilai estetis yang
tinggi. Vegetasi ini dapat ditanam terpisah
ataupun menerus sehingga juga dapat
menciptakan pembatas ruang. Vegetasi ini terdiri
dari tanamanyang tinggi, sedang maupun rendah.
Vegetasi Penutup Tanah
Tanaman juga dapat berfungsi sebagai penutup
permukaan tanah, sehingga mencegah terjadinya
pengikisan permukaan tanah. Selain hal tersebut,
juga dapat berfungsi untuk meredam panas pada
permukaan, memiliki daya serap yang tinggi serta
Analisis Sirkulasi Bangunan
1. Pola Pola ini sangat cocok digunakan pada ruangan yang bersifat formal. Pola ini memiliki
Linear kelebihan dalam kemudahan mengbagi ruang, namun memiliki kesan monoton.

2. Pola Pola radial memiliki keuntungan pada sirkulasi yang bersifat bebas kesegala arah
Radial sehingga dapat mempersingkat pancapaian, namun pada pola ini dapat terjadi
pemborosan ruang dikarenakan ruangan yang dibutuhkan disesuaikan dengan pola
sirkulasi.
3. Pola Spiral Pola ini dapat menciptakan kesan dinamis dan mengarahkan. Namun dibutuhkan jarak
tempuh yang panjang dan lama dalam pencapaian.

4. Pola Grid Pengaturan ruang sangat mudah jika menggunakan pola ini. Pola ini cocok digunkan
pada ruang-ruang yang terkesan formal karena keteraturannya, namun pola ini juga
menimbulkan kesan monoton dan cenderung membingungkan.

5. Pola Penggunaan pola ini akan menciptakan sirkulasi yang bebas dan tidak monoton.
Jaringan Namun, dalam penerapannya dapat menimbulkan kebingunggan.

6. Pola Sirkulasi dengan pola komposit merupakan sirkulasi yang fleksibel, atau disesuaikan
Analisis Penzoningan
Daerah yang ditandai dengan warna kuning
merupakan zona fasilitas utama, dimana
pada daerah ini terdapat fasilitas utama
yang dibutuhkan dalam pusat rehabilitasi
narkoba. Penetapan zonasi ini didasarkan
atas pertimbangan daerah ini merupakan
centra atau pusat dari site perancangan
yang mana menggungakan sistem sirkulasi
terpusat.

Warna hijau pada site perancangan


menandakan zona fasilitas penunjang yang
mana merupakan fasilitas yang berfungsi
untuk menunjang fungsi dari fasilitas utama.
Daerah yang berwarna biru merupakan zona fasilitas Penempatan zonasi ini didasarkan pada
pelengkap, yang penempatannya pada site berdasarkan jenis fasilitas penunjang yang ada sehingga
pertimbangan analisa pencapaian dan analisa fungsi ditempatkan pada bagian yang jauh dari
dimana bagian yang berwarna biru merupakan daerah akses kedalam site dengan maksud agar
yang langsung dapat diakses dari Jalan H. R. Koroh. tidak semua orang dapat menggunakan
Fasilitas yang berada pada daerah ini merupakan fasilitas ini tanpa memasuki kawasan pusat
KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V
Pusat PKONSEP
endekatan Konsep
Rehabilitasi Healing
Psikologi
Enviroment
Narkoba
Penataan Ruang Dalam

Skala dan Bentuk ruang Bukaan Warna Material dan


Proporsi tekstur

Penataan Ruang Luar

Therapeutic Garden Main Seating Area Front Garden


Area
Komponen dasar lain yang mempengaruhi konsep healing environment
(Dellinger, 2010:47) antara lain adalah sebagai berikut:
No Elemen Konsep
1. Pencahayaan Bentuk masa memanjang memudahkan penataan bukaan untuk pencahayaan pada setiap ruang. Skylight
pada bagian tengah bangunan digunakan untuk memaksimalkan pencahayaan alami.
2. Penghawaan Area ruang terbuka dan bentuk massa memanjang untuk area cross ventilation. Pembatasan kendaraan
bermotor tidak masuk ke area aktivitas agar kualitas udara dapat terjaga, karena menggunakan
penghawaan alami secara maksimal.
3. Kenyamanan termal Vegetasi di sekitar bangunan sebagai upaya mengatasi silau dan meminimalisir cahaya matahari. Penataan
massa dibuat berselang agar sirkulasi udara bersih dan panas tidak terkumpul pada bagian tengah tapak.

4. View Penciptaan view buatan pada ruang luar berupa elemen-elemen estetika, misalnya taman, air mancur, dsb.
Penataan masa menyesuaikan kontur, sehingga pada view terbaik yaitu daerah utara, massa dibuat lebih
rendah (1 lantai)
5. Akustik Kebisingan terbesar berada dari sebelah barat yang berupa jalan raya dan pemukiman penduduk. Vegetasi
sebagai barrier yang dapat mengurangi kebisingan dari luar tapak.
6. Privacy Vegetasi sebagai barrier pembatas tapak dan mempersempit view dari luar tapak ke dalam. Penataan
massa majemuk sebagai pembedaan fungsi dan tingkat privasi antar bangunan berdasarkan pengguna
bangunan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai