Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi NTT sedang mengembangkan kotanya agar
menjadi lebih maju. Salah satu sektor yang berusaha dikembangkan yaitu sektor ekonomi,
terutama Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menutut hasil wawancara terhadap Walikota
yang dilansir dari Kupang Antara News, Sumber PAD ini dapat berasal dari pajak daerah,
retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah dan pendapatan asli
daerah yang sah. Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang mencatat, target
capaian PAD Kota Kupang tahun 2019 sudah mencapai 99,67 persen, dari total target
yang ditetapkan sebesar Rp 191 Miliar. Seiring berkembangnya kegiatan perdagangan
dan jasa di Kota Kupang, maka dapat mencapai PAD yang telah ditargetkan. Dalam hal
ini, meningkat pula pembangunan fasilitas yang dapat menjawab isu pencapaian PAD.
Pembangunan pusat perbelanjaan dapat menjadi salah satu solusi dalam mencapai target
PAD. Pembangunan pusat perbelanjaan tidak hanya dilatarbelakangi oleh isu PAD Kota
Kupang, namun juga karena sifat konsumerisme masyarakat Kota Kupang yang
berkembang. Hal ini dibuktikan dengan munculnya pusat perbelanjaan, retail serta
restoran ternama yang berkembang di Kota Kupang sejak tahun 2016.
Pusat perbelanjaan di Kota Kupang berkembang sejak tahun 2016. Hingga sekarang,
sudah terdapat 3 pusat perbelanjaan besar di Kota Kupang, yaitu Flobamora Mall, Lippo
Plaza Kupang, dan TransMart Carrefour Kupang. Semua pusat perbelanjaan ini memiliki
konsep perancangan yang mirip, yaitu lebih mengutamakan unsur bangunan pusat
perbelanjaannya walaupun memiliki fasilitas yang berbeda-beda.
Selain perkembangan dari sektor ekonomi, Kota Kupang dalam perkembangannya
juga sedang melakukan penataan kota, dan sebagai prioritasnya yaitu penataan ruang
terbuka hijau. Pemerintah Kota Kupang memperoleh dana Rp 15 miliar untuk Ruang
Terbuka Hijau pada sidang Anggaran Murni tahun 2019. Dengan anggaran yang ada,
maka akan digunakan untuk pembangunan RTH di taman kota, Tugu Adipura Penfui,
Patung Kasih, Bundaran Tirosa Sabuk hijau di Jalan Samratulangi, Patung Sasando,
Alun-Alun Kota, dan area Patung Sonbai. Pengerjaan disesuaikan dengan anggaran
karena RTH menjadi prioritas untuk penataan kota (Beni Sain, 2018).
Menilik dari dua isu yang telah disebutkan sebelumnya, maka pembangunan pusat
perbelanjaan dapat menjadi solusi dalam mengembangkan Kota Kupang dalam sektor
ekonomi. Namun konsep perancangan harus dipikirkan matang-matang agar dapat
menjawab isu penataan Kota Kupang dan juga melahirkan konsep perancangan yang baru
bagi pusat perbelanjaan di Kota Kupang. Konsep yang tepat untuk menjawab isu
penataan Kota Kupang yaitu City Walk.
Menurut Fitrianto (IAI, 2005), city walk merupakan koridor ruang terbuka untuk
pejalan kaki yang menghubungkan beberapa fungsi komersial dan retail yang ada.
Koridor ini biasanya terbuka dan relatif cukup lebar, berkisar 6 hingga 12 meter,
tergantung konsep jenis kegiatan yang akan diciptakan. Koridor ini bersifat terbuka, tanpa
adanya penggunaan air conditoning. Koridor ini bersifat komersial yang tandanya selain
menyediakan jalan, juga menyediakan jasa perdagangan. Bedanya, jalan-jalan ini berada
di lahan properti milik pengembang yang kemudian difungsikan sebagai ruang publik
yang juga menyediakan wadah tempat beraktivitas yang sedang berkembang disaat ini.
Seperti tempat nongkrong di kafe dan restoran sampai toko yang menjual pernak-pernik
yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti barang teknologi, tempat bermain anak,
olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan. Persimpangan koridor citywalk pada suatu
pusat perbelanjaan sering digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung pertunjukan.
Ruang ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpecah. Fungsi kegiatan ini sangat membantu dalam mengundang pengunjung
pada waktu tertentu seperti akhir minggu misalnya
City walk merupakan pedestrian dengan sarana pembelanjaan yang lengkap,serta
dikelola oleh suatu pengembang usaha, sehingga dapat bertahan dan berkembang.
(Astarie, 2004).
Pedesterian berasal dari kata latin yaitu pedos, yang artinya kaki. Pejalan kaki sebagai
istilah aktif, adalah orang yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat titik tolak
ketempat lain tanpa menggunakan alat yang bersifat mekanis (kecuali kursi roda).
Pedestrian dapat berupa trotoar, alun –alun dan sebagainya (Shivani, 1985).
Perkembangan pusat perbelanjaan sebagai tempat belanja mulai bergeser konsep
perancangannya dengan menerapkan open space yang disebut sebagai konsep city walk.
Konsep city walk di Indonesia pada awalnya terjadi secara alamiah yaitu di kawasan
Malioboro-Yogyakarta. Konsep city walk ini kemudian diadaptasi untuk mendesain
sebuah pusat perbelanjaan. Desain mall dengan konsep city walk sebagai fokus utama
diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif positif ditengah maraknya mall dengan bentuk
masih padat. (Indonesia Design, 2006)
Penyusunan naskah ini berdasarkan atas realita bahwa di Kupang belum ada sebuah
pusat perbelanjaan dengan konsep city walk sebagai tempat berbelanja sekaligus
refreshing pada ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas hiburan serta
open plaza untuk mengadakan pertunjukkan bagi pengnjung. Aktivitas-aktivitas seperti
itu sangat baik untuk membantu mengangkat suasana city walk ke dalam mall.
Keberadaan pusat perbelanjaan dengan konsep city walk diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam upaya menjawab isu di Kota Kupang yaitu memajukan sektor ekonomi
serta menyediakan ruang terbuka sebagai tempat refreshing maskarakat Kota Kupang

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana perancangan pusat perbelanjaan dengan konsep city walk dapat
menjawab isu di Kota Kupang
1.2.2 Bagaimana konsep city walk dapat diaplikasikan pada perancangan agar dapat
menjawab isu penataan kota di Kota Kupang

1.3 TUJUAN
1.3.1 Perancangan pusat perbelanjaan dengan konsep city walk menjawab isu
perkembangan sektor ekonomi dan penataan ruang terbuka di Kota Kupang
1.3.2 Perancangan pusat perbelanjaan dengan konsep city walk dapat menambah ruang
terbuka di Kota Kupang

1.4 SASARAN
1.4.1 Perancangan mampu menjawab isu perkembangan sektor ekonomi dan penataan
ruang terbuka di Kota Kupang
1.4.2 Perancangan mampu menambah ruang terbuka di Kota Kupang

1.5 MANFAAT
1.5.1 Sebagai syarat untuk mencapai kelulusan strata satu Jurusan Arsitektur
Universitas Nusa Cendana
1.5.2 Sebagai media pembelajaran dan penambah ilmu bagi pembaca
1.6 BATASAN STUDI
1.6.1 Batasan lokasi; Site perancangan akan terletak di kawasan perdagangan sesuai
dengan RTRW Kota Kupang
1.6.2 Batasan fasilitas; Fasilitas yang disediakan adalah fasilitas yang mendukung
perancangan, seperti mall, food court, bioskop, retail, dan pusat suvenir
1.6.3 Batasan teori; Pada konsep city walk, elemen yang difokuskan yaitu pedestrian

Anda mungkin juga menyukai