ABSTRAK
Pusat perbelanjaan yang ada pada zaman ini tentunya harus mengikuti tren perilaku berbelanja masyarakat, dimana
masyarakat menginginkan sebuah Pusat Perbelanjaan yang memiliki fungsi sebagai tempat berbelanja, berkumpul
sekaligus rekreasi. Untuk dapat menunjang kenyamanan pengunjung, wujud rancangan bangunan harus memberikan
sesuatu dampak yang positif bagi para pelaku kegiatan pusat perbelanjaan dan lingkungan sekitar, seperti sirkulasi udara
yang mengalir dengan baik dan sejuk, pemenuhan pencahayaan ruang yang memadai, utilitas bangunan sesuai dengan
standard. Konsep Eco-Living adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya perancangan dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan sumber daya
yang efektif dan efisien. Rancangan dilakukan dengan metode pengumpulan data lapangan dan studi pustaka maupun studi
literatur. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang menghasilkan konsep perancangan, desain, serta maket.
Penerapan Eco-Living dalam bangunan yaitu dengan menghadirkan suasana alam yang kental, dan bertujuan agar
masyarakat lebih menikmati kegiatan yang dilakukan. Penerapan pendekatan Eco-Living dalam perencanaan pusat
berbelanja diharapkan mampu memenuhi kegiatan berbelanja, berkumpul dan berekreasi yang nyaman bagi masyarakat dan
dapat menjadi daya tarik bagi para pengunjung.
ABSTRACT
Certainly in this era a shopping mall must follow people’s trend of shopping behavior, where people want a shopping
mall which has a place for shopping, gathering and recreation. The design form of building must give a positive value to
support the luxury for shopping mall’s visitors and surrounding environment, such as a comfortable and proper air
circulation flows, a satisfying space lighting for a whole space, building’s utilities in accordance with the standards. The
concept of Eco-Living is a sustainable movement that aspires to the creation of design from the stage of planning,
implementation and use of friendly environmental materials as well as an effective and efficient usage of energy and
resources. The design is done with a field data collection and literature review nor study of literature. Data analysis is
done next which results in planning, design and mock-up. The implementation of Eco-Living in building is by presenting a
strong natural atmosphere and intends to give people comfort in doing activities. The implementation of Eco-Living
approach in the shopping mall design is expected to give a comfortable activity of shopping, gathering and recreation for
people and can be an allure for visitors.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin dengan image bangunan yang direncanakan. Pusat
bertambah banyak memberikan pengaruh besar tehadap berbelanja memiliki fungsi yaitu sebagai pendukung
keseimbangan ekosistem lingkungan yang ditandai dinamisasi perekonomian kota dan wadah penampungan
dengan berkurangnya area hijau. Karena itulah dan penyaluran produksi dari produsen untuk kebutuhan
diperlukannya gerakan suistanable design, yaitu masyarakat (Maitland, B., 1985).
kemampuan untuk melakukan sesuatu secara terus Berdasarkan International Council of shopping
menerus agar sumber daya yang ada selalu tersedia dan Center (1999) mengklasifikasikan shopping mall
diusahakan untuk tidak rusak atau habis. Hal ini dapat menjadi dua bagian berdasarkan fisiknya, yaitu:
dilakukan dengan memperhatikan bagaimana cara 1. Strip Mall / Open Mall
memelihara dan meningkat Strip mall atau biasa dengan disebut shopping plaza
adalah pusat perbelanjaan terbuka dengan deretan unit-
B. Rumusan Masalah unit retail pada umumnya terdiri dari 1-2 lantai yang
1. Bagaimana mewujudkan kawasan Pusat Perbelanjaan bersusunan sejajar (berderet lurus maupun membentuk
sebagai sarana perbelanjaan serta rekreasi yang konfigurasi U atau L) dengan area pejalan kaki yang
mampu mewadahi segala aktifitas pengunjung? terbuka ditengahnya yang menghubungkan antar unit-
2. Bagaimana mewujudkan Pusat Perbelanjaan dengan unit retail yang saling berhadapan.
menenerapkan Konsep Eco-Living? 2. Shopping Mall / Closed Mall
Shopping mall biasanya disebut dengan mall adalah
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan tipikal pusat perbelanjaan yang bersifat tertutup / indoor
1. Tujuan Pembahasan yang berisi unit-unit retail dan pada umumnya
untuk merencanakan pusat perbelanjaan di Kota disewakan.
Kendari yang nyaman dan efisien dengan perancangan Pada proses pembentukan tampilan bangunan/fasade
yang mengarah pada Arsitektur Eco-Living. bangunan, setidaknya terdapat delapan elemen yang
dapat digunakan untuk membentuk fasade bangunan,
2. Sasaran Pembahasan yaitu:
Adapun sasaran pembahasan dari penelitian ini 1. Struktur bangunan.
adalah dapat merumuskan konsep perancangan yang 2. Etalase pada fasade bangunan berfungsi sebagai
meliputi lokasi perancangan, identifikasi aktivitas yang fasilitas promosi pada sebuah bangunan pusat
akan diwadahi, konsep, penzoningan, sirkulasi dan perdagangan. Etalase biasanya diletakkan di tempat
organisasi ruang, lay out, struktur dan utilitas. yang mudah dilihat konsumen sehingga dapat
sekaligus dimanfaatkan sebagai pembentuk fasade
D. Lingkup Pembahasan bangunan.
Ruang lingkup pembahasan meliputi hal-hal yang 3. Pintu masuk bangunan pada sebuah pusat
berkaitan dengan judul perancangan Pusat Perbelanjaan perbelanjaan perlu dirancang cukup menonjol
dan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan Eco- sehingga mudah dikenali oleh calon pengunjung.
living. Pembahasan perancangan Pusat Perbelanjaan 4. Material bangunan selain dapat membentuk image
yaitu mengenai fasilitas perbelanjaan dan fasilitas- bangunan juga berpengaruh terhadap nilai ekonomi
fasilitas penunjang yang mendukung aktivitas bangunan.
perbelanjaan. Sedangkan, pembahasan Eco-living 5. Warna
mengenai hal-hal penerapan nya dalam efisiensi 6. Bukaan
penggunaan energi, lahan dan material pada bangunan. 7. Ornamen perlu direncanakan dengan irama tertentu.
8. Elemen lansekap (vegetasi, air)
KAJIAN LITERATUR
A. Kajian Pusat Perbelanjaan B. Kajian Eco-Living
Pusat Perbelanjaan merupakan suatu wadah tempat Pengertian Eco-Living adalah konsep rancangan
masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan desain atau bangunan yang mengutamakan kelestarian
setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan ekosistem antara manusia dan lingkungan sekitarnya.
berbelanja atau transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai Sedangkan yang dimaksud dengan kelestarian ekosistem
tempat untuk berkumpul atau berekreasi (Beddington, adalah kita sebagai pengolah, mengolah atau mengambil
1982). sumber daya dari alam dengan tidak secara berlebihan
Sedangkan, menurut Chiara, J. D. & Crosbie, M. J., dan tidak menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan.
2001 menjelaskan bahwa Pengertian dari pusat Konsep Eco-Living diwujudkan dalam bentuk desain
perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang mengutamakan keseimbangan alam dan
yang direncanakan sebagai kelompok terpadu untuk lingkungan.
memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimal Dalam menerapkan desain bangunan yang eco-green,
kepada pelanggan dan pentaan barang dagangan yang Brenda dan Robert Vale, 1991. Mengungkapkan bahwa
terekspose secara maksimal. terdapat prinsip-prinsip yang diterapkan dalam
Perancangan sebuah pusat perbelanjaan merupakan suatu perencanaan pembangunan, yaitu:
kegiatan yang sangat kompleks berhubungan dengan 1. Conserving energy ( hemat energi )
berbagai aspek yang secara keseluruhan akan 2. Working with climate (memanfaatkan kondisi iklim
menentukan daya tarik sebuah bangunan pusat dan alam lingkungan)
perbelanjaan terhadap pengunjung. Tampilan bangunan 3. Respect for site (menanggapi tapak bangunan)
komersial harus dirancang semenarik mungkin sesuai 4. Respect for user (menanggapi pengguna bangunan)
MATAHARI TERBENAM
DALAM RENTAN WAKTU MATAHARI PADA
ANTARA 17.50 – 18.10
WITA
PUKUL 7 – 10
PAGI TIDAK
PANAS DAN
MENYILAUKAN
PUKUL
ADALAH
12 SIANG
WAKTU MATAHARI
Gambar 5. View kiri tapak
DIMANA BUMI TERBIT DALAM
MENDAPATKAN RENTAN WAKTU
RADIASI MATAHARI
ANTARA 5.30 –
TERTINGGI,
DAN SUHU TERPANAS 5.50 WITA
YAITU PADA JAM 2
SIANG,
SETELAH JAM 2 SIANG
SUHU AKAN MENURUN. Gambar 2. Orientasi Matahari Pada Tapak
SIDE KELUAR
ENTRANCE PARKIR
BASEMENT
MASUK
Gambar 6. View Belakang tapak PARKIR
BASEMENT
Gambar 8. Penzoningan
TANAMAN RAMBAT
SEBAGAI SHADING
G. Besaran Ruang
Besaran ruang berdasarkan kelompok kegiatan:
1. Kelompok Kegiatan Utama
Tabel 1. Besaran Ruang
Gambar 17. Side Enterance
Besaran Ruang Lantai 1
No Jenis Ruang Jumlah Besaran Luas Terbangun
3. Ruang Terbuka Hijau
Pada area depan bangunan, selain pemanfaatan untuk 1 Big Retail 5 146.88 734,4
lahan parkir, area depan bangunan juga digunakan Medium 6 103.68
2 622.08
sebagai RTH berupa taman untuk beristirahat dan Retail
berkumpul. 3 Small Terail 5 51.84 259.2
4 Hypermarket 1 1555.2 1555.2
5 Core 2 105 210
6 Lavatory 2 124.44 248.88
7 Sirkulasi 8293.44
Total 11923,0
Besaran Ruang Lantai 2
No Jenis Ruang Jumlah Besaran Luas Terbangun
1 Big Retail 6 146.88 881.2
2 Medium Retail 8 103.68 829.44
3 Small Retail 6 51.84 311.04
Departemen 1 1555.2
4 1555.2
Store
5 Core 2 105 210
6 Lavatory 2 124.44 248.88
7 Sirkulasi+Void 7888.2
Total 11923,0
Gambar 18. Taman depan Bangunan
Besaran Ruang Lantai 3
F. Penerapan Konsep Eco-Living No Jenis Ruang Jumlah Besaran Luas Terbangun
Pada pusat perbelanjaan penerapan Eco-Living dapat
1 Big Retail 3 146.88 440.64
terlihat pada area lantai 1, yaitu penambahan material
Air yang berupa kolam dan penambahan beberapa 2 Medium Retail 6 103.68 622.08
vegetasi, ini dimaksudkan agar pengunjung dapat 6 51.84
3 Small Retail 311.04
merasakan suasan alam sehingga pengunjung dapat
menikmati kegiatan berbelanja didalam bangunan. 4 Departemen Store 1 1555.2 1555.2
5 Game Center 1 675.52 675.52
6 Core 2 105 210
7 Lavatory 2 124.44 246.88
8 Sirkulasi+Void 7859.84
Total 11923,0
Besaran Ruang Lantai 4
No Jenis Ruang Jumlah Besaran Luas Terbangun
1 Small Retail 6 51.84 311.04
2 foodcourt 1 505.44
505.44
Gambar 19. Kolam pada Lantai 1
3 Ruang Pengelola 414.72 414.72
4 Bioskop 1 1555.2
Dan juga penggunaan tanaman rambat, selain sebagai 1555.2
penghalau silau matahari, tanaman rambat juga dapat 5 Mushola 1 56.25 103.68
menambah estetik dalam bangunan dan juga menambah 6 ATM 1 26
26
kesan alam yang lebih kental.
Volume 5 No. 3 | December 2020 285
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)