Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri perdagangan dan perbelanjaan di Indonesia semakin


ramai dan terus meningkat, hal ini dapat dilihat melalui gambaran umum
perkembangan industri perdagangan dan perbelanjaan di Indonesia yang dilakukan
melalui Survei Penjualan Eceran (SPE) oleh Bank Indonesia, dimana pada tahun
2020-2022 tepat pada bulan april kemarin pertumbuhan penjualan dan perdagangan
di Indonesia menunjukan peningkatan yang drastis. Hal ini menandakan bahwa
indikasi yang positif berdampak pada peningkatan usaha perdagangan di Indonesia
(Erwin Haryono, SPE.BI, 2022).

Dalam pengembangan Provinsi yang terbilang masih sangat mudah, serta


letak Provinsi Maluku Utara sendiri sebagai pintu gerbang menuju pasifik, maka dari
itu sektor perdagangan menjadi sektor yang potensial untuk dikembangkan. Provinsi
Maluku Utara juga memiliki pelabuhan peti kemas (pelabuhan Ahmad Yani)
sehingga banyak produk hasil Provinsi Maluku Utara dan yang diluar Maluku Utara
juga dieskpor melalui pelabuhan ini, dikarenakan perdagangan yang terjadi di Maluku
Utara saat ini masih terpusat pada kota Ternate dan Tobelo.

Perkembangan pembangunan ekonomi di Provinsi Maluku Utara tergolong


relatif tertinggal dengan Provinsi serta daerah-daerah lain di Indonesia. Mengingat
potensi yang berupa sumber daya alam yang terkandung di Provinsi Maluku Utara ini
khususnya tepat di Ibu Kota Provinsi yaitu Sofifi, sangatlah besar untuk diolah
menjadi sumber pendapatan dan penerimaan daerah, dan selanjutnya dapat digunakan
dalam kegiatan pembangunan yang berorientasi pada terwujudnya pembangunan
yang pro growth, pro poor dan pro job. Oleh karena itu untuk meningkatkan ekonomi

1
dan pembangunan di Provinsi Maluku Utara, perlu adanya fasilitas perdagangan yang
berskala makro (Internasional) serta dapat menjadi sebuah ruang terbuka publik, yaitu
salah satunya adalah sebuah pusat perbelanjaan modern berjenis town square yang
terletak dialun-alun kota yang menggunakan pendekatan citywalk dengan
pemanfaatkan ruang-ruang yang terbuka.

Di kota-kota besar dunia, telah banyak bermunculan mall-mall dengan


fasilitas-fasilitas yang semakin baik dan lengkap. Di Indonesia pun juga demikian,
mall-mall tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan namun juga merupakan gaya hidup
kaum urban pada saat ini. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat
perbelanjaan (shopping center) yang kemudian seiring dengan perkembangan
teknologi dan informasi yang membuat taraf hidup meningkat dan kebutuhan
manusia juga semakin bertambah, mulailah beberapa pusat perbelanjaan dipadukan
dengan konsep hiburan (entertaintment), yang selanjutnya memicu perkembangan
mall dengan berbagai konsep yang berbeda. Hal tersebut membuat pusat perbelanjaan
(shopping center) tidak hanya menjadi tempat berbelanja saja tetapi juga sebagai
tempat untuk berkumpul, nongkrong serta sebagai sarana hiburan di tengah kepadatan
kegiatan masyarakat perkotaan, dengan semua perubahan ini maka munculnya istilah
pusat perbelanjaan modern (shopping mall).

Trend pusat perbelanjaan modern (shopping mall) yang memberikan


kemewahan dalam berbelanja dibandingkan dari pasar tradisional memang
memberikan efek perubahan pada gaya hidup masyarakat. Pusat perbelanjaan modern
yang pada umumnya dilengkapi dengan keamanan bangunan, pendingin ruangan,
transportasi vertikal seperti lift dan eskalator yang memberikan kenyamanan bagi
pengunjung shopping mall itu sendiri. Namun hal tersebut akan sedikit berbeda dalam
perancangan ini, yang dimana saat ini di Maluku utara tercatat ada empat shopping
mall, namun dari semua pusat perbelanjaan tersebut konsep-konsep yang ditawarkan
hampir semuanya mirip. Untuk mengatasi suatu kejenuhan publik akan lingkungan
pusat perbelanjaan dan nuansa berbelanja, dibutuhkan suatu sarana dengan konsep

2
yang berbeda dari yang lain. Dimana konsep akan menciptakan suasana berbelanja
yang berbeda dari mall lainnya yang berada di Maluku utara, seperti Jatiland mall,
Muara mall Ternate, Morotai mall dan Saruma mall. Konsep yang digunakan yaitu
konsep City Walk, suatu konsep mall yang memadukan unsur-unsur city walk dengan
ruang-ruang terbuka di dalamnya dan memprioritaskan kenyamanan para pejalan kaki
didalam lingkungan mall tersebut.

Pusat perbelanjaan modern atau lebih tepatnya akan dinamakan Sofifi Town
Square (SOTOS) ini akan dirancang dengan konsep City Walk.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah kawasan perbelanjaan dengan penerapan konsep


City Walk ?
2. Bagaimana merancang sebuah tempat perbelanjaan yang bertipologi covered
space ?
3. Bagaimana merancang jalur pedestrian yang nyaman dan aman pada kawasan
perbelanjaan dengan konsep City Walk ?
4. Bagaimana merancang sebuah tempat perbelanjaan yang mampu mewadahi
kegiatan perbelanjaan masyarakat serta beberapa sarana hiburan dengan
memanfaatkan ruang-ruang terbuka ?

1.3. Tujuan Perancangan

1. Menciptakan sebuah kawasan perbelanjaan modern dengan penerapan konsep


city walk yang dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang berbeda.
2. Menciptakan tempat perbelanjaan yang tidak hanya sebagai tempat
perdagangan dan berbelanja saja, tetapi dapat menjadi tempat refreshing,
rekreasi dan dapat menjadi wadah interaksi sosial.

3
3. Menciptakan pusat perbelanjaan yang memberikan fasilitas lengkap yang
terintegrasi agar memudahkan masyarakat setempat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan (primer & sekunder).

1.4. Manfaat Perancangan

1. Pemerintah
a. Dapat meningkatkan perkembangan daerah dalam sektor perdagangan dan
perbelanjaan.
b. Sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi perekonomian
kota dan wadah penampungan dan penyaluran produksi dari produsen untuk
kebutuhan masyarakat (konsumen).
2. Masyarakat
a. Dapat meningkatkan ekonomi mikro kota dan menjadikan kawasan sekitar
ramai serta akses ekonomi masyarakat menjadi lebih terbuka dan kultur kota
akan semakin terbangun.
b. Dapat mengembangkan daerah tersebut sebagai salah satu pusat
perbelanjaan dan perdagangan.
c. Sebagai media dalam memudahkan masyarakat dalam peningkatan lapangan
kerja.
3. Ilmu Pengetahuan
a. sebagai referensi dalam perancangan fasilitas perbelanjaan dengan tema City
walk.

1.5. Ruang Lingkup Pembahasan

Bangunan Sofifi Town Square (SOTOS) yang dimaksud dalam perancangan ini
adalah sebuah pusat perbelanjaan berskala makro dengan berbagai macam fasilitas
hiburan seperti mall pada umumnya, namun faktor yang membedakan bangunan mall

4
lain dengan bangunan Sofifi Town Square yaitu dengan penerapan konsep city walk
yang dimana konsep tersebut akan memberikan pengalaman yang berbeda seperti
suasana berbelanja yang terbuka atau open air, yang dimana hal ini belum pernah
direalisasikan di Provinsi Maluku Utara khususnya di Kota Sofifi.

1.6. Sistematika Perancangan

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan,


ruang lingkung perancangan dan batasan perancangan serta sistematika
pembahasan.

BAB II : Tinjauan Teori

Berisi gambaran umum dan teori dasar yang menyangkut dengan


Shopping Mall dan City walk.

BAB III : Metode Perancangan

Merupakan pembahasan secara terperinci mengenai perancangan yang


dilakukan secara sistematis dan logis yang meliputi lokasi dan waktu
perancangan, jenis data dan prosedur pengumpulan data serta teknik
analisa data.

BAB IV : Tinjauan Objek Perancangan

Berisi tentang dasar-dasar pemikiran serta uraian transformasi dari suatu


pemahaman teoritis kearah analisis berisi tentang pengkajian dengan
sketsa, dan ide.

BAB V : Analisis dan Konsep Perancangan

Menguraikan tentang tahapan-tahapan dalam menganalisis data sehingga


menghasilkan konsep desain yang sesuai dengan tujuan perancangan.

BAB VI : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran.

5
1.7. Kerangka Pikir

Gambar 1.1. Bagan kerangka pikir


(Sumber : Penulis, 2022)

Anda mungkin juga menyukai