5
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Perencanaan
1. Perencanaan sebagai pandaan kata asing planning, dapat diartikan sebagai
sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-
kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan
dengan teratur. (Shrode, 1974).
2. Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat
dimasa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik. (Davidov, 1982).
3. Membuat rencana, mengkonsep (membuat, menyusun konsep), proses,
cara, perbuatn merencanakan. (KKBI, Depdikbud RI, JKT, 1998)
4. Merencanakan dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan diagram
untuk menggembangkan hubungan antara kebutuhan-kebuuhan seperti
tindakan, penusunan bermodelan strategis dan memformulasikan program
kebijakan konsep permasalahn. (Soewondo B Soetedjo).
B. Perancangan
1. Perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang
tepat dari sebuah struktur fisik.(Alexander,1983).
2. Perancangan adalah mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu
usul wujud bangunan. (JW Made)
6
2.2. Tinjauan Umum Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)
Gambar 2.1. Rekonstruksi dari Forum Romanum (agora) dengan banyaknya toko
(Sumber : AKG dalam colemen, 2022)
7
Gambar 2.2. Forum Trajan
(Sumber : http://www.fpa.ysu.edu/~slsmith/ecbyzwebpage/trajan%27 s_forum.jpg, 2022)
Bentuk mall yang mula-mula muncul adalah bentuk mall yang terbuka yang
banyak terdapat dinegara-negara Eropa pada abad ke-16. Untuk menaungi pedestrian
maka dipakai deretan pepohonan yang ditanam di sepanjang mall dengan bentuk
terbuka akan menghadapi masalah karena kondisi cuaca, maka timbul suatu gagasan
untuk membuat mall yang tertutup. Sedangkan bahan penutupnya digunakan bahan
penutup yang tembus cahaya (transparan) yang ditempatkan sepanjang mall.
Sehingga selain berfungsi sebagai penutup juga berfungsi sebagai tingkat cahaya
(skylight). Dengan demikian pengunjung lebih terlindungi dari kondisi cuaca yang
kurang menguntungkan, namun tetap bias merasakan suasana luar ruangan.
8
keamanan para pengunjung, pusat perbelanjaan yang berbentuk pasar tradisional
dan terbuka kemudian berevolusi dengan memiliki atap unuk melindungi
pengunjung dari cuaca seperti teriknya matahari, derasnya air hujan dan elemen
cuaca lainnya.
Konsep mall ternyata sudah ada sejak abad pertengahan. Di Timur tengah,
Grand Bazaar Isfahan adalah suatu lokasi pusat perdagangan yang terdiri dari
kumpulan beberapa toko independen yang bernaung dibawah satu struktur, berdiri
sejak abad ke-10. Begitu juga dengan Grand Bazaar Tehran, pasar tertutup
sepanjang 10 km juga memiliki sejarah yang panjang. Contoh di Eropa adalah The
Burlington Arcade di London yang resmi dibuka di tahun 1819.
9
Pada pertengahan 1980-an, ternyata mucul gagasan baru dengan arsitek
asing yang mulai masuk bersama modal dari luar negeri. Istilah plaza mulai
dipakai dan memperkenalkan konsep atrium yang menghasilkan suasana yang
berbeda, dengan menyisakan sebagian ruang untuk berjalan dan membuka lubang
lantai hingga ke atap lembus cahaya alam, melapangkan pandangan pengunjung
bahwa disini tempat anda memanjakan diri memperoleh barang dan hiburan. Pada
akhir 1980-an dan permulaan 1990-an mulailah bermunculan mall perbelanjaan
dengan konsep atrium yang lebih besar yang memungkinkan penggunjung
memperluas jangkauan pandangan keseluruh lantai bangunan. Termonologi yang
sering digunakan oleh masyarakat Amerika bereferensi kepada pusat perbelanjaan
atau shopping mall yang besar adalah istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi suatu pusat perbelanjaan yang pada intinya memiliki bentuk
bangunan atau kumpulan beberapa bangunan di dalam satu lokasi.
a) Shopping
Kata shopping merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti
berbelanja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “berbelanja” artinnya
membeli (beli) di pasar (toko, kedai dsb) (KBBI 2022). Jadi dengan kata
lain, berbelanja merupakan aktivitas manusia untuk membeli sesuatu yang
diinginkannya di tempat yang dituju (Andyono 25).
b) Mall
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “mall” artinya gedung atau
kelompok gedung yang berisi macam-macam toko dengan dihubungan
dengan lorong (jalan penghubung) (KBBI 2022).
10
Pada umumnya mall adalah bangunan tertutup multi-lantai dengan
etalase-etalase interior yang eye catching, pengaturan udara yang baik
sehingga pengunjung dapat melakukan aktifitasnya dengan nyaman. Mall
di isi oleh berbagai jenis retail atau toko dalam satu struktur yang kompak,
tempat berkumpul sejumlah vendor indenpenden atau berbagai toko
dengan beragam brand, antara satu toko dengan lainnya dihubungkan oleh
jalur sirkulasi dengan tujuan mempermudah pengunjung berjalan dari satu
ke toko lainnya. Perkembangan fungsi dan lain fasilitas mall luar biasa,
saat ini fungsi mall tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan saja, fasilita
hiburan kian dominan, bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak-
anak, ruang pameran, fitness, sampai metting room juga tersedia, bahkan
ada mall yang menyediakan fasilitas ruang untuk ibu menyusui, dan ruang
ibadah didalam mall. Tak mengherankan, kian hari mall makin populer,
areal mall umumnya sudah dilengkapi fasilitas internet nirkabel atau
(WiFi). Jadi, pengunjung dapat bertemu atau direstonya sambil asyik
dengan laptop dan gadget-nya.
11
independen atau beragam toko dengan brand yang berbeda. Toko –toko
dihubungkan satu dengan lainnya oleh jalur sirkulasi terbuka atau tertutup
dengan tujuan untuk mempermudah pengguna mall pada waktu
mengunjungi satu toko dan berjalan ke toko yang lain dengan nyaman dan
aman (Andyono 19).
12
bangunan komersial dengan arsitek terpadu yang bangun pada lokasi yang
direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai sebuah unit
operasional (Kowinski, 1985).
c. Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distibusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena
bertujuan memperoleh keuntungan (Profit) sebanyak-banyaknya (Gruen,
Centers for Urban Environtmen: Survival pf the cities).
d. Menurut Beddington, shopping mall adalah kompleks perbelanjaan
terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem
menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan
pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara
menyeluruh. Elemen yang terdapat didalam mall yaitu, atrium, magnet
primer, magnet sekunder, koridor dan street furniture. Tipe mall
digolongkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu the open mall center (mall
terbuka) yang memiliki daya tarik pada fasad bangunan yang mengapit
jalur pedestrian, the close mall center (mall tertutup) yang memiliki konsep
dimana penjual dan pembeli terlindung dalam suatu area tertutup dan
tempat pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat
berlangsung sepanjang tahun dan the composite mall center (gabungan
mall terbuka dan tertutup).
e. Menurut Maitland, shopping mall merupakan pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik
retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko
yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan
unsur utama.
f. Menurut Rubenstein, mall, secara tradisional dapat diartikan sebagai suatu
daerah berbentuk memanjang yang dinaungi oleh pohon-pohon dan
biasanya untuk jalan-jalan.
13
g. Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan
setempat. Selain fungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau
transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan
berekreasi (Beddington, Desain for Shopping Center).
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat
perbelanjaan, yaitu:
Dua kata kunci tersebut diatas akan mewarnai proses perancangan sebuha pusat
perbelanjaan, selaian kata kunci utama sebagai bangunan komersial, yaitu
bertujuan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.
14
2.2.3. Fungsi dan Tujuan Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)
A. Fungsi Shopping Mall
1. Segi Sosial Ekonomi
a. Sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi
perekonomian kota dan wadah penampungan dan penyaluran
produksi dari produsen untuk kebutuhan masyarakat (konsumen)
dan dapat meningkatkan ekonomi mikro kota.
b. Merupakan mekanisme yang berfungsi sebagai pusat distribusi arus
barang dan jasa dari pihak produsen ke konsumen, dengan demikian
berperan penting dalam meningkatkan sektor perekonomian.
2. Segi Sosial Politik
Sebagai sarana fisik yang tumbuh akibat tuntutan masyarakat serta keinginan
membantu para pedagang/pengusaha untuk mendapatkan tempat pemasaran
produk barang dan jasa yang lebih ideal, dengan demikian dapat mencegah
pertumbuhan liar dari toko-toko individu sehingga mendapatkan pengontrolan
3. Segi Komersial
Shopping mall dalam perniagaan bersifat atraktif dan reprensentatif serta
mempunya nilai ekonomi yang penuh pertimbangan komersial dan senantiasa
diwarnai suasana kompetitif.
4. Segi Perkotaan
Shopping mall merupakan salah satu elemen yang akan menambah daya tarik
kota dan merupakan tempat terjadinya kontak social dan transaksi niaga,
disamping itu merupakan sumber pendapatan pemerintah kota.
15
2.2.4. Karakteristik Fisik Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)
Karakteristik fisik sebuah Shopping Mall antara lain :
Koridor : Tunggal
Lebar Koridor : 3-8 meter
Jumlah Lantai : 3-5 lantai
Entrance : Dapat dicapai dari segala arah
Atrium : Disepanjang koridor
Magnet Anchor Tenant : 100-200 meter
Parkir : Mengelilingi bangunan mall
16
Dalam Nusadarifa (1989:21) disebutkan bahwa jika dilihat dari
karakteristiknya, jenis barang yang dijual pada pusat perbelanjaan dapat
dibedakan mejadi (4) yaitu :
a. Convenience Goods, merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
b. Specialty Goods, merupakan jenis barang tertentu seperti benda-benda antic
dan koleksi.
c. Shopping Goods, merupakan barang yang dibutuhkan bulanan atau
musiman.
d. Impuls Goods, merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau dicari
oleh pengunjung.
Pedagang dan Pengelola
Menurut Swasta dan Sukotjo (1988), disebutkan bahwa pedagang adalah
suatu lemabaga atau individu yang melakukan usaha kegiatan menjual barang
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi yang bersifat non-bisnis.
Sehubungan dengan sumber diatas, maka pedagang dalam mall merupakan
penyewa dari sebuah tempat/kios yang dikelola oleh pengelola mall. Secara
terperinci, fungsi-fungsi dan kegiatan yang dilakukan pedagang dalam mall ini
adalah sebagai berikut: pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan, mencari
konsumen, menjalankan kegiatan promosi, memberikan promosi dan informasi,
melakukan pengepakan dan pembungkusan dan mengadakan penyortiran.
Dalam melaksanakan transaksi jual beli, ada tiga macam pelayanan yang
diberikan dari pedagang kepada pembeli, diterjemahkan dari Beddington
(1982:6), yaitu :
a. Self Service (swalayan) yaitu pengunjung memilih dan mengambil sendiri
barang-barang yang hendak dibeli dari rak-rak yang tersedia, lalu
membawanya ke kasir untuk dibayar.
17
b. Self Selection (swapilih) dimana pembeli dapat memilih langsung barang
yang dibeli lalu menyerahkannya kepada pramuniaga untuk dibuatkan bukti
pembelian.
c. Personal Service (pelayanan pribadi) dimana pembeli akan mendapatkan
pelayanan sepenuhnya dari pramuniaga dalam arti juga dapat berkonsultasi,
misalnya pada toko pakaian.
18
Mall Tertutup Sebagian (covered space)
Ruang tertutup sebagian (covered space) merupakan tipe mall yang
sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall bagian yang
tertutup diletakkan ditengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik
pengunjung untuk masuk kedalam kawasan mall tersebut. Tipe mall ini
memiliki jenis ruang yang tidak tertutup sepenuhnya melainkan memiliki
ujung yang terbuka, tanpa disertai pintu atau perubahan mekanik dari
lingkungan internal. Merupakan perpanjangan tradisi arcade abad ke-19 dan
dipertimbangkan dalam proyek-proyek baru dimana ada kebutuhan untuk
perlindungan dari paparan cuaca.
19
berbelanja tertutup memberikan standar kenyaman optimal dan tingkat
kenyamanan bagi pengunjung ke pusat perbelanjaan. Namun, kondisi internal
juga dapat dirasakan baik sebagai buatan, seragam, tidak khas dan mudah
diingat yang dibentuk oleh kedua ruang terbuka dan tertutup. Pada prinsipnya,
atap di pusat perbelanjaan tertutup serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya
untuk ruang seperti covered space, dengan bagian atap yang benar-benar
tahan terhadap cuaca dan terhubung dengan bangunan sekitarnya. Jenis atap
pada ruang tertutup ini dapat sepenuhnya tertutup atau sebagian tertutup
dengan kaca, dan dalam beberapa kondisi tertentu juga dapat solid dan
sepenuhnya tergabung.
20
B. Dilihat Dari Luas Areal Pelayanan
Berdasarkan skala pelayannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
21
D. Berdasarkan Unsur Lokasi
1) Pasar (Market)
Pasar (market) merupakan sekelompok fasilitas perbelanjaan sederhana
(los, toko, kios, dan sebagainya) yan berada disatu area tertentu pada suatu
wilayah.
2) Shopping Street
Shopping Street merupakan pengelopokan sarana perbelanjaan yang terdiri
dari deretan toko atau kios pada suatu penggal jalan.
3) Shopping Precint
Shopping Precint merupakan kompleks pertokoan terbuka yang
menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini
biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata.
4) Shopping Centre
Shopping Centre merupakan penggelompokan fasilitas perbelanjaan (toko
dan kios) yang berada dibawah satu atap. Perbedaan perbelanjaan jenis ini
dengan pasar (poin 1) terutama pada jenis barang yang diperdagangkan.
Pada Shopping Centre, barang yang diperdagangkan didominasi oleh
kebutuhan sekunder atau tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang
diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia.
5) Departemen Store
Departemen Store merupakan wadah perdagangan eceran besar dari
berbagai jenis barang yang berada dibawah satu atap.
6) Supermarket
Supermarket merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari
dengan cara pelayanan mandiri (self service).
7) Superstore
Superstore merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih
dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m 2
22
sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan
dan terletak dipusat kota.
8) Plaza
Plaza merupakan area terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan,
seperti misalnya lapangan atau alun-alun.
9) Hypermarket
Hypermarket merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas
lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan
disuatu kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecenderungan
penduduk yang mengikuti tren perdagangan dengan munculnya produk-
produk yang ditawarkan.
10) Shopping mall
Shopping mall adalah suatu fasilitas komersil serta menjadi pusat
berinteraksi publik yang berjenis pusat perbelanjaan yang secara
arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan
memiliki ruang rekreasi (jalan) yang ditata sedemikian rupa untuk
menghubungkan dua titik keramaian atau lebih, dengan dikelilingi retail
atau toko-toko kecil yang menjual berbagai kebutuhan serta terdapat
penyewa besar (anchor tenant) lebih dari satu (banyak).
11) Minimarket
Minimarket merupakan toko paling kecil diantara supermarket lainnya.
Minimarket sebenarnya toko kelontong, hanya saja lebih modern.
12) Town Square
Town Square merupakan pusat perbelanjaan tingkat internasional yang
unik yang dilengkapi area rekreasi independen dengan fasilitas
penunjang yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Secara arsitektur
bangunan dirancang tinggi, memiliki lebih dari tiga lantai. Sebuah Town
square umumnya dibangun dengan pilihan lokasi pusat kota, karena
itulah bangunannya mengutamakan banyak lantai (tinggi).
23
2.2.8. Fasilitas-fasilitas Pusat Perbelanjaan Modern
Sebagai fasilitas perbelanjaan tingkat nasional, banyaknya pengunjung
merupakan kombinasi masyarakat dari berbagai latar sosial, ekonomi, dan budaya.
Keragaman karakter pengunjung ini berdampak pada keragaman tuntutan karakter
bangunan yang harus mampu mengakomodasi berbagai karakter pengunjung.
Fasilitas ini perlu dirancang dengan strategi yang tepat sehingga kebutuhan
pengunjung dapat terakomodasi dan pengunjung dapat merasa nyaman beraktivitas
didalam kawasan pusat perbelanjaan tersebut.
Contoh fasilitas yang dapat dirancang pada sebuah pusat perbelanjaan modern adalah
sebagai berikut:
1. Fasilitas perbelanjaan :
Book store
Fashion store
Toy store
Department store
Minimarket
Supermarket
Hypermarket
Souvenir shop
Beauty shop
Electronic shop
Medical shop (Apotek)
Outlet & Gerai
2. Fasilitas hiburan & rekreasi
Playground (outdoor & indoor)
Game centre
Bioskop
24
Karaoke
Ruang pameran / Atrium
Taman buatan
3. Fasilitas kebugaran & kesehatan
GYM
Taman fitness
Lapangan
Cycling track
4. Restaurant
5. Cafetaria
6. Foodcourt
7. Fasilitas perawatan
SPA
Peedicure
Salon
Sauna
8. Fasilitas layanan umum
Musholah & tempat wudhu
Ruang laktasi
Hotspot zone
ATM Galery
Tempat penitipan anak
9. Fasilitas pengelolaan
Kantor pusat manajemen
Kantor pengelola inftrastruktur bangunan
Kantor keamanan
10. Eskalator & lift
11. Area servis
25
Tempat parkir
Ruang informasi
Gudang
Toilet
Gambar 2.7. Lantai batu alam pada mall terbuka (open space)
(Sumber : Coleman (2006 p.388) 2022)
26
Jenis lantai yang diperlukan untuk ruang mall terbuka, akan sangat berbeda
dengan jenis lantai yang dibutuhkan pada ruang mall yang tertutup.
27
Gambar 2.10. Balustrade dari kaca
(Sumber : Coleman (2006 p.392) 2022)
28
Gambar 2.12. Handrails dari kayu keras
(Sumber : Coleman (2006 p.393) 2022)
4. Dinding (Wall)
Setelah semua Shopfonts sudah terpasang, akan ada beberapa bagian
dinding yang tersisa antar ruang pertokoan, meskipun berupa area
minimum namun memerlukan finishing yang tepat. Dinding dalam kontak
dengan masyarakat publik dapat dilapisi dengan batu alam, ubin, keramik,
panel komposit, tampilan batu batu ataupun dinding plaster dicat (Coleman
393).
Gambar 2.13. Dinding panel dan batu alam pada interior mall
(Sumber : Coleman (2006 p.395) 2022)
29
5. Pilar (Pilaster)
Elemen-elemen dapat membentuk dinding pemisah antara masing-masing
gerai dan membentuk kerangka kerja (framework) untuk toko-toko
(Coleman 394).
Gambar 2.14. Sketsa tipe dasar pilaster dan antar muka dengan mall
(Sumber : Coleman (2006 p.396) 2022)
Gambar 2.15. Bagian sekat antar tingkat untuk mempertahankan tepi lantai yang elegan
(Sumber : Coleman (2006 p.397) 2022)
30
2.3. Sirkulasi Pada Pusat Perbelanjaan Modern
Macam-macam sistem sirkulasi pada pusat perbelanjaan modern.
2.3.1 Sistem Banyak Koridor
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem banyak koridor :
a. Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,
sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan/dekat
pintu masuk saja.
b. Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi
c. Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di
Indonesia.
31
Gambar 2.17. Contoh Sistem Sirkulasi Plaza
(Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall 2022)
32
tempat secara vertikal. Dengan alas an tersebut, maka muncullah sirkulasi
vertikal yang juga berperan penting dalam pengakomodasian fasilitas
pengunjung dalam berpindah dari satu lantai ke lantai yag lain. Fasilitas
sirkulasi vertikal meliputi tangga, escalator, lift, ramp dan travelator
(Andyono 35).
A. Sirkulasi Horizontal
1. Tata letak
Salah satu cara fundamental membangun alur yang kuat untuk pejalan
kaki adalah memperhatikan area magnet dari pengunjung. Area magnet
ini dapat dianggap sebagai toko anchor, toko utama lainnya dan unsur-
unsur strategis yang berkaitan dengan memakses dan gerakan vertikal.
Gambar 2.19. Posisi strategis toko anchor digunakan menghasilkan langkah kaki sekitar
(Sumber :Coleman, 2006, p.340, 2022)
33
Gambar 2.21. Sirkulasi vertikal juga dapat digunakan untuk menarik langkah kaki
toko yang sudah terlewati
(Sumber :Coleman, 2006, p.340, 2022)
Area magnet harus diposisikan untuk mendorong semua bagian dari pusat
yang akan digunakan. Ada beberapa jenis tata letak , diantaranya yaitu :
a. Linear arrangement
Tata letak organisasi sederhana menetapkan sirkulasi ruang dan
perbelanjaan akomodasi pada susunan linear antara dua elemen anchor.
Layout ini menghubungkan antara dua titik anchor.
Gambar 2.22. Pengaturan Linear: i) sederhana dump-bell antara dua anchor; ii)
dump-bell dengan titik; iii) titik digunakan untuk mengubah sudut; iv)
titik untuk menerima rute lain; v) titik termasuk sirkulasi vertikal
(Sumber :Coleman, 2006, p.342, 2022)
34
b. Circuit pattern
Unit toko harus ditata sedemikian rupa bahwa sirkulasi publik
membentuk aliran alami pergerakan pejalan kaki. Sirkuit dapat dibentuk
dalam tiga dimensi dengan mempertimbangkan baik vertikal dan
rencana penataan tata letak.
Gambar 2.24. Posisi strategis anchor di sirkuit menghasilkan bunyi langkah kaki
(Sumber :Coleman, 2006, p.343, 2022)
Gambar 2.25. Posisi anchor di pusat kota dapat membentuk ‘Sirkulasi urban’
(Sumber :Coleman, 2006, p.343, 2022)
35
c. Journeys
Pola sirkulasi horizontal ini didasarkan pada bentuk perjalanan baru
dimulai dan dikenali dititik di pusat kota dan memimpin melalui bentuk
daerah retail.
Gambar 2.26. ‘Perjalanan’ dapat di bentuk melalui area belanja yang baru
(Sumber :Coleman, 2006, p.344, 2022)
d. Keyholes
Sirkulasi jenis ini didasarkan pada satu titik atau pintu masuk dan
kembali dari jalan masuk utama. Fokus dari layout ini berlokasi pada
ujung jalur sirkulasi, dimana menarik pengunjung untuk melewati
semua bagian Frontage ketika sedang menuju ke tempat yang akan di
tuju. Dengan demikian, akan menghindari melewati pertokoan yang
sama (Coleman, 344).
Gambar 2.27. Sebuah titik masuk dan kembali ke jalan dapat digunakan
dalam kelipatan untuk membentuk beberapa keyholes
(Sumber :Coleman, 2006, p.344, 2022)
36
e. Routes
Routes memiliki kesamaan dengan pola tata letak journey, biasanya
berdasarkan penyusunan sirkulasi untuk menghubungjan dua lokasi
belanja yang ada dan masing-masing memiliki pintu. Tipe routes sesuai
pengaturan akomodasi sederhana pada single-level dan multi-level
dimana setiap pintu masuk salig berhubungan dengan tingkat utama
yang berbeda. Dalam pengaturan multi-level, ruang tengah digunakan
untuk menghubungkan antara dua tingkat. Ritel dapat diposisikan secara
strategis sehingga dapat membawa pengunjung dari satu titik ke titik
yang lain, (Coleman 345).
37
melalui skylight yang diletakkan tepat diatasnya atau di atrium yang
berbentuk 2 selasar tunggal (Andyono 35).
Menurut Ching (2012), ada beberapa dimensi yang perlu
diperhatikan dalam perancangan sebuah koridor, diantaranya yaitu:
a. Putaran 360° sebuah kursi roda membutuhkan ruang sebesar 153 cm
b. Koridor lurus setidaknya selebar 112 cm untuk kenyamanan
pengguna kursi roda, tetapi dimensi ini tidak memungkinkan seorang
yang normal untuk dapat berpapasan dengan pengguna kursi roda
tersebut.
c. Sebuah koridor sempit membutuhkan lebar bukaan setidaknya 92 cm
untuk kenyamanan pengguna kursi roda.
38
diperlukan pada deretan toko semula. Jembatan pada umumnya dibuat
sebagai salah satu atraksi dalam shopping mall karena desainnya yang
menggunakan berbagai variasi dan dengan bantuan teknologi yang
canggih (Andyono 35).
39
tata letak yang mendorong pengunjung untuk melewati semua unit toko.
Positioning sirkulasi vertikal harus mencapai keseimbangan antara
memfasilitasi pengunjung dan menyediakan cara yang mudah bagi
pengunjung untuk bergerak antar tingkat lantai yang berbeda. Sirkulasi
vertikal harus diposisikan dengan baik sehingga dapat terlihat dengan jelas
dan mudah dimengerti. Sirkulasi vertikal harus diposisikan untuk
mendorong pengunjung bergerak maju menuju titik perubahan tingkat.
Peredaran vertikal harus mudah dan strategis, biasanya diposisikan secara
berkala dan tidak boleh melebihi 80-100m (260-325 ft) (Coleman 351).
Gambar 2.31. Sirkulasi vertikal: lokasi eskalator alternatif. (i) Eskalator terletak
dititik ruang; (ii) eskalator terletak di mal (bisa kompromi beberapa toko tetapi
meninggalkan titik yang jelas).
(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
1. Eskalator
Tangga bergerak mekanik telah diadopsi di ritel denga selama lebih dari
100 tahun, sejak Bloomingdales eskalator dipasang di akhir abad
kesembilan belas nya New York department store. Sejak penerimaan
mereka di department store, eskalator telah datang ke umum digunakan
di pusat perbelanjaan dari periode ekspansi di tahun 1950-an di Amerika
dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan daerah out-of-city. Ini awal
pusat Amerika mendirikan eskalator sebagai cara utama mentransfer
volume besar belanja publik antara tingkat belanja yang berbeda.
Eskalator sekarang diterima dan diadopsi sebagai cara utama sirkulasi
40
vertikal di fasilitas perbelanjaan di seluruh dunia (Coleman 356).
Beberapa konfigurasi yang paling umum digunakan diuraikan
sini, yaitu :
a. Konfigurasi Dua Tingkat
Dalam layout dua tingkat, atas dan bawah eskalator yang biasanya
diposisikan bersama-sama sebagai pasangan (dua poin bermunculan
titik untuk escalator naik dan untuk eskalator turun). Eskalator dapat
diatur sebagai sepasang paralel diposisikan berdampingan atau
dipisahkan, di mana ada persyaratan untuk jarak pandang antara
mereka (Coleman 357).
41
pasang eskalator, meskipun tengah lantai harus mengakomodasi titik
bermunculan empat eskalator (Coleman 357).
42
Gambar 2.34. Sirkulasi vertikal dengan lift
(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
3. Tangga
Tangga dalam ruang sirkulasi publik cara yang tepat dan fleksibel bagi
pengunjung untuk bergerak vertikal antar tingkat dan biasanya
digunakan dan diterima di fasilitas perbelanjaan. Tangga dapat terletak
secara individu atau diposisikan bersama-sama dengan eskalator dalam
berbagai kombinasi. Atau, tangga dapat diposisikan secara individual
pertengahan antara titik ruang dalam ruang sirkulasi umum atau di Titik
ruang ketika ruang tersebut bebas dari eskalator (Coleman 353).
43
4. Ramp
Ramp atau landai dan lantai miring ruang publik adalah cara bijaksana
untuk membuat naikan kecil untuk perbedaan tingkat. Lantai miring
dapat digunakan untuk mengambil perbedaan tingkat antara lain, yaitu
(Coleman 354) :
a. Tingkat jalan yang ada atau tingkat eksternal pada pintu masuk dan
tingkat lantai intern.
b. Tingkat lantai selesai disebabkan oleh toko-toko yang berdekatan (Di
bawah ruang sirkulasi) dengan berbagai persyaratan ketinggian lantai.
c. Permukaan miring dari nol sampai batas dari 1 dalam 60 yang
dianggap permukaan.
d. Permukaan miring antara dari 1 di 60 dan 1 di 20 yang diperlukan
untuk disusun menjadi panjang jalan untuk memberikan landing
horizontal untuk setiap kenaikan maksimum 500 mm (1,6 ft).
44
Sebagai konsekuensi, mereka diatur di lapangan dangkal dan lebih
panjang dari eskalator. Travelators digunakan di mana ada sejumlah
besar pelanggan menggunakan troli untuk mentransfer barang ke
parkiran mobil diatur pada tingkat yang berbeda dengan toko-toko.
Travelators biasanya disediakan dalam fasilitas perbelanjaan yang
menggabungkan toko makanan besar atau hypermarket. Untuk alasan
praktis travelators biasanya dikonfigurasi secara parallel sederhana,
dengan rute naik dan turun diposisikan sisi di samping (Coleman 360).
45
2.4. Tinjauan Umum Konsep City Walk
City walk secara harafiah terdiri dari 2 kata, yaitu city dan walk. City
berarti kota atau didalam kota, sedangkan walk berarti jalur atau jalan. Jadi secara
abstrak, City walk berarti jalur pejalan kaki di dalam kota. Jalur tersebut dapat
terbentuk akibat deretan bangunan ataupun lansekap berupa tanaman. City walk
merupakan pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta dikelola
oleh suatu pengembang usaha , sehingga dapat bertahan dan berkembang (Asteri,
2004).
Menurut Aditya W. Fitrianto dalam artikel IAI 2006, city walk sebenarnya
tak lebih dari koridor jalan yang dikhususkan untuk deretan toko. Bedanya, jalan-
jalan ini berada di lahan properti milik pengembang privat atau pengelolaannya
dapat dikatakan berada dalam satu atap dan jalan- jalan tersebut diperuntukkan
sebagai ruang publik. City walk hadir berupa koridor untuk pejalan kaki yang
menghubungkan beberapa fungsi komersial dan ritel yang ada. Koridor ini bersifat
46
terbuka (tanpa AC) dan cukup lebar, berkisar 6 hingga 12 meter, tergantung jenis
kegiatan yang akan diciptakan. Selain itu, beliau juga mengemukakan city walk
sebagai koridor komersial seharusnya dapat memberikan rasa nyaman dari iklim
tropis yang ada di Indonesia seperti panas dan hujan misalnya. Aktivitas di city
walk biasanya lebih ke arah gaya hidup yang sedang berkembang saat ini. Dan
tempat nongkrong di kafe dan restoran sampai toko yang menjual pernak-pernik
yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti barangteknologi, tempat bermain anak,
olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan. Persimpangan koridor city walk pada
suatu pusat perbelanjaan sering digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung
pertunjukan. Ruang ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa
bangunan yang biasanya terpecah. Fungsi kegiatan ini sangat membantu dalam
mengundang pengunjung pada waktu tertentu seperti akhir minggu misalnya
47
Fungsi open space pada citywalk :
Digunakan untuk panggung/ tempat hiburan
Sebagai ruang penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpisah.
Gambar 2.38. Konsep open space yang terbentuk dari sirkulasi pedestrian
(Sumber: Konsep tata ruang luar. 67, 2022)
48
Curb Zone
Zona curb ini berfungsi sebagai pencegah air masuk ke area
pedestrian. Lebar zona curb minimal 150 mm dan tingginya 175
mm untuk area komersial.
Furnishing Zone
Zona furnishing berfungsi sebagai baffer area pedestrian serta
sebagai area perletakan elemen-elemen seperti pohon, signage,
tempat sampah dan street furniture lainnya.
Through Zone
Pada pusat perbelanjaan dengan konsep citywalk penambahan
paving pada zona ini diperlukan agar terlihat lebih atraktif. Lebar
zona pedestrian sesuai dengan kebutuhan, dengan ruang minimal
manusia 60 cm. Pada kawasan pedestrian secara umum, lebar
zona pedestrian minimal 2,5 m. Pada area citywalk sebuah kota
lebar zona pedestrian minimal 1,9 m. Pada area local lebar zona
pedestrian minimal 1,5 m.
Permukaan area pedestrian harus dirancang kuat dan stabil, anti
slip dan aksesibel untuk pengguna yang menggunakan kursi roda
serta model transportasi bantuan lain.
49
Gambar 2.40. Tipikal zona pedestrian pada sidewalk corridor
(Sumber: Konsep tata ruang luar. 69, 2022)
Frontage Zone
Zona frontage merupakan zona transisi antara area pedestrian
dan garis bangunan, untuk memberikan jarak kenyamanan bagi
pejalan kaki terhadapt frontage dari bangunan. Pada zona ini
ditempatkan elemen-elemen seperti kursi, telepon umum, tiang
petunjuk serta tiang utilitas.
50
3. Bangunan Pertokoan/ Retail Pada Pusat Perbenjaan
Bangunan pada konsep citywalk merupakan salah satu elemen pembentuk
citywalk dalam pusat perbelanjaan modern, karena fungsinya sebagai
tempat komersial, maka bangunan harus ada untuk memenuhi fungsi
komersial yang berupa pusat perbelanjaan modern ini.
a. Pola Bangunan Pusat Perbelanjaan
Pola konfigurasi bangunan pada pusat perbelanjaan merupakan hal yang
penting dari proses perencanaan site bagi penyewa maupun developer.
Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola bangunan dan
menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa ini diatur sedemikian
rupa sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara
penyewa utama dengan penyewa lain.
51
menjadi standart regional shopping center dan sedang diterapkan
jaga pada community shopping center.
Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada
penerapan cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberapa massa
bangunan yang terdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki
atau taman pada regional shopping center. Bentuk cluster bervariasi
dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf X, Y dan halter.
52
Gambar 2.43. Spatial leaks
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)
Kelompok bangunan yang ditata membentuk sebuah garis tidak akan menciptakan
suatu enclosure yang jelas, sehingga tidak membentuk sebuah ruang. Begitu juga
halnya dengan kelompok yang disusun acak, tanpa penataan yang dirancang.
53
Gambar 2.45. Central space
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)
Dengan menciptakan central space ruang yang tercipta memiliki hirarki yang
sejajar. Dalam komposisi ruang yang tercipta, tidak terdapat suatu focus. Untuk
menciptakan focus dalam ruang, dapat dibuat ruang utama dengan sub ruang
disekitarnya.
c. Karakter Bangunan
Karakter bangunan mempengaruhi kualitas ruang yang diciptakan.
Karakter bangunan meliputi warna, tekstur, detail dan proporsi dari
fasad bangunan yang mempengaruhi personalitas dari ruang luar di
sekitar bangunan. Fasad bangunan dapat memberikan kesan dingin atau
hangat disekitarnya.
d. Tipe Kelompok Bangunan dan Ruang yang Dibentuknya
Ruang terbuka yang memusat
Konsep dasar dari tipe ini adalah menata kelompok bangunan
mengelilingi sebuah ruang terbuka yang memusat yang
54
menghubungkan seluruh bangunan. Kelemahan tipe ruang ini adalah
ruang yang terbentuk memiliki tingkat enclosure yang kuat,
sehingga terbentuk suatu dead end, yang dimana manusia dipaksa
memasuki ruang ini, bukan melawati ruang ini.
Ruang linier
Ruang memanjang yang terbentuk dari penataan bangunan
memanjang dan menciptakan ruang pada salah satu atau kedua
ujungnya.
55
Gambar 2.49. Ruang linier
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)
56
2.5.2. Ruang Luar Menurut Kesan Fisiknya
Ruang luar menurut kesan fisiknya dapat dikatagorikan menjadi :
Ruang Positif
Merupakan suatu ruang terbuka yang diolah dengan peletakan massa
bangunan atau objek tertentu melingkupinya akan bersifat positif.
Biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia.
Ruang Negatif
Merupakan ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi
dengan jelas dan bersifat negatif. Biasanya terjadi spontan tanpa
kegiatan tertentu. Setiap ruang yang tidak direncanakan, tidak
dilingkupi atau tidak dimaksudkan untuk kegunaan manusia
merupakan ruang negatif.
57
2.5.3. Pembatas Ruang Luar
a. Lantai
Sebagai bidang alas besar pengaruhnya terhadap pembentukan ruang
luar, karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi ruangnya.
Permukaan lantai pada ruang luar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
Bahan keras, jenisnya seperti batu, kerikil, pasir, beton dan aspal.
Bahan lunak, jenisnya seperti rumput dan tanah
Perbedaan sifat bahan dan ketinggian sebidang lantai dapat
membentuk kesan dan fungsi ruang yang baru tanpa mengganggu
hubungan visual antara ruang-ruang itu. Pada ruang luar yang luas,
perbedaan tinggi lantai pada sebagian bidangnya dapat mengurangi
rasa monoton dan menciptakan kesan ruang yang lebih manusiawi.
58
b. Dinding
Sebagai pembatas ruang luar yang dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu :
Dinding masif, dapat berupa permukaan-permukaan tanah yang
miring atau vertikal (dinding alami), atau dapat pula berupa pasangan
batu batu, beton dan sebagainya. Sifat dinding ini sangat kuat dalam
pembentukan ruang.
Dinding transparan, terdiri dari bidang yang transparan, seperti pagar
bamboo, logam, kayu yang ditata tidak rapat, pohon-pohon dan
semak yang renggang. Sifat dinding ini kurang kuat dalam
pembentukan ruang.
Dinding semu, merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan
pengamat setelah mengamati suatu objek atau keadaan. Dinding ini
dapat terbentuk oleh garis-garis batas, misalnya garis batas air sungai,
air laut dan cakrawala.
59
a. Jalur melalui ruang
Integritas masing-masing ruang kuat
Bentuk alur cukup fleksibel
60
Dalam perencanaan sirkulasi ruang luar perlu dipertimbangkan
factor kenyamanan. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari penataan
sirkulasi yang kurang baik, misalnya tidak adanya pembagian ruang
untuk sirkulasi kendaraan dan manusia, dan penyalahgunaan fasilitas
yang telah disediakan untuk hal tersebut hendaknya diadakan
pembagian sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia.
61
dinding bangunan bagian bawah menyediakan permukaan ideal untuk
penempatan signs.
Ketika kanopi ditempatkan pada sepanjang fasade pusat
perbelanjaan terbuka, jendela belanja dan jendela pajangan dapat dijadikan
sebagai daya tarik pembeli untuk membeli maupun membandingkan harga
barang yang terdapat dalam toko tersebut. Selain itu pelanggan bebas
untuk melihat barang pajangan tanpa perlu menjelaskan bahwa mereka
hanya melihat-lihat. Kanopi dapat meningkatkan daya tarik pada
penampilan jendela yang besar.
62
Fungsi lansekap pada pusat perbelanjaan :
Lansekap dapat digunakan untuk membangun buffer visual.
Lansekap dalam area parker harus menyediakan daerah untuk
parker sepeda, wadah sampah dan bangku-bangku serta
perabotan jalan lainnya.
Lansekap dapat digunakan sebagai elemen desain utama dalam
pusat perbelanjaan.
63
Prinsip-prinsip pencahayaan malam hari pada pusat perbelanjaanm :
Pencahayaan sign pada malam hari merupakan elemen penting
dari desain exterior.
Tiang lampu pendek secara arsitektur lebih menyenangkan dari
pada lampu dengan tiang yang tinggi, tetapi dapat mengurangi
biaya listrik. Penggunaan jenis lampu diharapkan dapat
seimbang antara efek estetika dan penggunaan energy, hal
tersebut dapat diatasi dengan pengembangan sumber cahaya
yang lebih efisien (sumber cahaya dapat dipasang pada
ketinggian rendah).
Idealnya, perlengkapan pencahayaan untuk area parkiran harus
selaras dengan skala dan karakter arsitektural pusat
perbelanjaan.
2.6.6. Truck service facility (fasilitas truk servis)
Daerah pengiriman merupakan fasilitas utama layanan bagi truk
untuk bongkar muat barang. Daerah fungsional ini harus diletakan pada
daerah yang tidak terlihat oleh pelanggan.
Prinsip fasilitas servis truk :
Fasilitas truk dapat dihalangi dengan perpanjangan dinding
pasangan bata dari garis bangunan.
Fasilitas bongkar muat diusahakan tidak terlihat oleh pelanggan.
64
Suharto (1994), lanskap mencakup semua elemen pada tapan, baik elemen alami
maupun buatan dan penghuni atau makhluk hidup yang ada didalamnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa lanskap adalah suatu bentang lahan yang berada diluar
gedung dan ditata dengan perpaduan elemen alami dan elemen buatan yang dapat
dinikmati oleh seluruh panca indera manusia.
65
maupun warna daunnya sesuai dengan musim yang berlangsung. Contoh
tanaman ini antara lain: Flamboyan, Angsana dan lain sebagainya. Kedua ada
tanaman hijau sepanjang tahun (Evergreen Conifers), jenis tanaman ini
cenderung banyak kita temui disekitar kita. Tanaman jenis ini akan berdaun
dan berbunga lebat sepanjang musim/tahun, dan tidak menggugurkan daunnya.
Contohnya antara lain adalah jenis cemara.
Setiap tanaman memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda-beda, hal ini
dapat dilihat dari bentuk (tajuk, batang, cabang, ranting dan daun), tekstur
(batang dan daun), warna (batang, daun dan bunga) dan fungsi tanaman serta
tinggi maupun lebar tanaman. Secara ekologis tanaman memiliki fungsi
sebagai berikut: Menyerap CO2 dan O2 (oksigen) bagi makhluk hidup disiang
hari; Memperbaiki iklim setempat; Mencegah terjadinya erosi/pengikisan
tanah; Menyerap air hujan. Sedangkan dalam perancangan lanskap fungsi
tanaman antara lain: Sebagai komponen pembentuk ruang; Sebagai pembatas
pandangan; Sebagai peneduh/penghasil bayang-bayang; Sebagai aksentuasi;
Sebagai penambah unsur keindahan lingkungan.
Dalam penggunaannya tanaman memiliki jenis dan ukuran yang berbeda-beda
tergantung dengan fungsi dan perletakan tanaman tersebut. Menurut
Handayani (2009), pengelompokan tersebut dibagi kedalam beberapa, yaitu:
a. Penutup tanah
Tanaman jenis ini membentuk pola bidang alas, biasanya digunakan untuk
pembatas antara rumput dan perkerasan, dalam menghubungkan unsur-unsur
dalam komposisi dan menutup tanah yang tidak sesuai dengan rumput.
Contoh tanaman jenis ini antara lain: Lantana, Rumput gajah mini, Lili paris,
Portulaka, dll.
66
b. Semak sedang dan rendah (0,3-2 meter)
Tanaman ini biasanya digunakan untuk pembatas ruang, sebagai unsur
peralihan komposisi dari semak tinggi ke semak rendah. Contoh tanaman
jenis ini antara lain: Puring, kembang sepatu dll.
c. Semak/perdu tinggi (3-4,5 meter)
Tanaman jenis ini biasanya berperan sebagai dinding, digunakan sebagai sekat
dan pembentuk ruang yang bersifat privat atau sebagai latar belakang netral
bagi patung atau tanaman berbunga. Contoh tanaman jenis ini antara lain: Kol
merak, Kol banda, Nusa indah dll.
d. Pohon kecil (3-6 meter)
Tanaman jenis ini biasanya berbentuk kanopi membentuk ruang akrab, cocok
pada halaman yang kecil, menjadi penarik visual bila digabungkan dengan
tanaman rendah. Contoh tanaman jenis ini antara lain: Belimbing, Kamboja,
Cemara kipas, dll.
e. Pohon sedang (9-12 meter)
Tanaman jenis ini tidak cocok untuk halaman yang kecil karna dalam
pertumbuhannya akan memerlukan space yang cukup luas. Contoh tanaman
jenis antara lain: Kisanbun, Jambu air, dll.
f. Pohon besar (>12 meter)
Tanaman jenis ini biasanya digunakan untuk daya tarik visual. Contoh
tanaman jenis ini antara lain: Flamboyan, Mahoni, Damar, Kihujan, dll.
g. Pohon ornamental
Tanaman jenis ini tidak cocok digabungkan dalam komposisi. Sangat cocok
dipasang dekat pintu gerbang masuk karena menarik perhatian. Contoh
tanaman jenis ini antara lain: Cemara, dll.
2. Material Keras (Hard Material)
Material keras adalah elemen-elemen taman buatan ataupun elemen selain
vegetasi yang dimaksudkan adalah elemen-elemen pembentuk taman yang
67
keberadaanny dapat meningkatkan kualitas dan fungsi taman misalnya pagar,
bangku taman, gazebo, lampu taman, batu, kayu dan lain sebagainya.
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar, yaitu:
a. Material keras alami (Organic material), yaitu kayu. Kayu merupakan
salah satu elemen yang berasal dari tanaman, yang biasa dipergunakan
untuk pembuatan furniture lansekap, retaining wall ataupun perkerasan.
Penggunaan ini tidak terlepas dari kekuatan kayu, kekuatan kayu sendiri
memiliki perbedaan satu dengan lainnya tergantung dari keawetan dan
jenis sumber kayu tersebut.
b. Material keras alami dari potensi geologi (Inorganic materials used in the
natural state), yaitu batu-batuan, pasir dan batu bata. Pemanfaatannya
banyak dapat menimbulkan kesan tekstur kasar dan halus.
c. Material keras buatan bahan metal (Inorganic materials used in highly
modified state), yaitu alumunium, perunggu, tembaga dan baja.
Pengaplikasiannya merupakan elemen jadi yang sudah diolah seperti
bangku taman, lampu taman, dll.
d. Material keras buatan sintetis/tiruan (Synthetic materials), yaitu plastic
dan fiberglass.
e. Material keras buatan kombinasi (Composite materials), yaitu beton dan
plywood.
68
2.8. Studi Komparasi
2.8.1. Komparasi Berdasarkan Fungsi Bangunan
69
Gambar. 2.59. Courtesy of Callison Indoor
(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)
a. Konsep
CallisonRTKL menjabat sebagai perancang konsep dan The Buchan
Group sebagai Arsitek Eksekutif pada proyek tersebut, yang telah
menjadi inti dari portofolio kedua praktik tersebut sejak tahun 1980-an.
b. Struktur
70
Fitur menonjol dari desain tidak diragukan lagi adalah atap gridshell
ikonik Chadstone. Strukturnya didasarkan pada kerangka kisi yang
memperoleh kekuatannya dari kelengkungan gandanya. Dirancang oleh
CallisonRTKL, The Buchan Group, dan Atelier One di London dan
diproduksi oleh Seele di Jerman dan Republik Ceko, atapnya terdiri dari
kerangka baja catenary yang dilapisi dengan panel segi empat dengan
berbagai ukuran. Bentuknya yang sangat efisien dengan ketebalan hanya
210mm, mencakup area seluas sekitar 7000 meter persegi dan dibeberapa
area memungkinkan bentang yang jelas sehingga 42 meter.
71
Gambar. 2.63. Contoh Penerapan Kaca pada Atap
(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)
c. Denah
72
2. Wafi Mall, Dubai
Wafi City Dubai adalah salah satu pusat perbelanjaan terindah di kota
ini. Dubai adalah salah satu kota paling menarik di Teluk Persia, yang
menarik banyak wisatawan dan pelancong setiap tahun. Di antara tempat-
tempat wisata tersebut, kita dapat menyebutkan berbagai pusat perbelanjaan.
Salah satu pusat perbelanjaan paling bergaya dan unik di Dubai yang
bersinar seperti permata berlian adalah Pusat Perbelanjaan Wafi City. Wafi
City yang juga disebut Wafi Mall merupakan kompleks mewah dengan luas
520.000 meter persegi yang mampu menarik perhatian berbagai pelancong.
Pusat perbelanjaan ini memiliki lebih dari 300 toko di jantungnya dan
dibangun di atas empat lantai. Ini bukan satu-satunya pusat perbelanjaan
sederhana yang dapat Anda lihat di sebagian besar dunia. Hal pertama yang
73
perlu Anda ketahui tentang Wafi City adalah arsitekturnya yang menarik dan
unik. Saat Anda memasuki pusat perbelanjaan ini, atraksi visualnya menarik
perhatian Anda. Sejauh mata memandang, arsitektur Mesir menunjukkan
jejak gayanya yang berbeda. Jika Anda menoleh dan melihat atap kaca
bangunan ini, Anda akan melihat gambar piramida Mesir yang indah.
Mall ini terletak didalam kompleks kota Mesir dengan tema Wafi City
Mall dibuka pada tahun 2001 dan berisi 1.000 ruang parkir tertutup serta
lebih dari 350 toko di lima lantai, dilengkapi dengan butik-butik kelas atas.
Salah satu Mall berkelas di Dubai ini mempunyai luas bangunan 79.989 M2.
Mall ini bertema Mesir kuno, termasuk taman dan restoran-restorannya
berbentuk piramid.
74
Gambar. 2.69. Penggunaan Skylight Pada Bangunan
(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)
a. Fasilitas
Salah satu toko terbesar di pusat perbelanjaan ini adalah Salam
Department Store. Di toko yang besar dan menarik ini, Anda dapat
menemukan berbagai pakaian pria dan wanita, parfum, peralatan rumah
tangga, dan kosmetik..
75
lainnya seperti perhiasan, rumah peralatan elektronik rumah tangga juga
dijual di sini. Merek-merek ternama seperti Salam, Marks, Spencer,
Topshop, La senza, Restoran, Kompleks makan (piramida), Kawasan
taman hiburan, (Encounter zone), Ruangan bawah tanah bertema arab
(Khan Murjan), Spa (Cleopatra Spa), Selebriti restoran, (Planet
Hollywood), Carrefour Market juga menjual berbagai macam produk
original dengan kualitas tinggi dan harga yang terjangkau, macam
restoran – makanan cepat saji dan kafe – bar. Jumlah restoran di
kompleks ini lebih dari 30. Fasilitas lain dari Wafi Shopping Mall
termasuk kantor tukar, bank, ATM, musholla dan toilet, parkir, dll
76
Mal ini terdiri atas 3 lantai basement, 6 lantai di Pakuwon Mall serta 1
lantai untuk exhibition hall, PTC terdiri atas 3 lantai (Lantai 1 di PTC
termasuk sebagai bagian dari area Pakuwon Mall), serta Pakuwon Mall
Home Pro yang hanya terdiri atas 2 lantai. Pakuwon Mall dan Pakuwon
Trade Center memiliki banyak tenant, baik dari lokal maupun internasional
dengan penyewa - penyewa besar antara lain Hypermart, Matahari
Departement Store, Lotte Mart, Sogo, ACE Hardware,
Informa, Timezone, Gramedia, Celebrity Fitness, H&M, Uniqlo, LC
Waikiki, Zara, PTC XXI, Pakuwon Mall XXI, The Premiere, IMAX, Best
Denki, Pasarame, Toys Kingdom, Miniapolis, Amped Trampoline Park,
Amazing Zone, Chipmunks, DBL Academy, Wall Street English, dan Mr.
DIY.
Pakuwon Mall merupakan family mall yang berkonsep untuk
menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat.
a. Fasilitas
Fasilitas Umum
- Bank - Pusat ATM - Meja Informasi
- Kursi roda - Gereja - Toilet Penyandang Cacat
- Masjid - Kamar Pembibitan - Ruang Merokok
- Parkir - Pojok Sim - Tempat Taksi
- Kereta Bayi - Ruang Sholat - Stasiun Pengisi Daya Seluler
Fasilitas Utama
77
Natasya skincare, Nail pia, Belagio, Bata, C18, Giordano, Map bazaar,
Marks and spencer bazaar, Fox studio, Pointbreak, Frank & Co, Rotelai,
Quali, A&W, Texas, Kfc, Hoka” bento, Pizza hut, Starbucks, Dessert
time, J-Co donuts, Bnead talk, Paper clip, Gosh, The little things, Polo
ralph lauren, Batik paragata, Rhomberg, Salt & pepper, Pink secret, Jolie
moda, Wacoal, Boshini, K-Town, Hush Pupies, Razor, Jimmy
waworuntu, Toddie baby spa, Prince jewellery, Executive bazzar, Color
box, Studio tas / elle bag, Marie claire, Optik melawai Watch studio,
Donini, Optik seis, Optik tunggal, Eyes gallery, PolVL Brio, Vinoti
Living, Bfit, Attic, Sleep center, Face shop, Baby shop, Guardian, Osim,
Emina, ErhaCellini, Tikala, Jayahata, Show unit “The Ritz”, Show unit
“Orchard & Tanglin”, Planet sport, Kettler, AdvancePeriplus, Ace
Hardware, My room, Lampeberger,
b. Project Fact
Arsitek : DP Architect (Singapore)
Developer : PT. Pakuwon Jati Tbk.
4. Central World
adalah plaza belanja dan kompleks di Bangkok , Thailand. [5] Ini
adalah kompleks perbelanjaan terbesar kesebelas di dunia. Kompleks, yang
meliputi hotel dan menara perkantoran, dimiliki oleh Central Pattana . Pada
tahun 2006, setelah tiga tahun desain dan renovasi, CentralWorld diperluas
menjadi 550.000 m 2 (5.900.000 sq ft) pusat perbelanjaan dan 830.000
m 2 (8.900.000 sq ft) kompleks, melampaui saingan terdekat Siam
Paragon dalam hal ukuran.
78
Gambar. 2.73. Interior dan Eksterior
(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)
Awalnya bernama World Trade Center , mal delapan lantai dibuka pada
7 April 1990. Central Group mengakuisisi properti pada tahun 2002 dari
grup Wang Phetchabun dan mengubah namanya menjadi Central World
Plaza. Pada tahun 2005, namanya diubah menjadi CentralWorld. t
Alun-alun aktivitas luar ruangan terbesar di pusat kota Bangkok , ini
mencakup area seluas 8.000 meter persegi.
79
Gambar. 2.75. Potongan Bangunan
(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)
a. Fasilitas
Lantai terendah sekitar 5 meter dari jalan setapak, yang
membutuhkan pagar pembatas untuk mencegah orang jatuh. Sejumlah
pohon palem kerajaan yang tinggi ditanam di sana selama bertahun-tahun,
menciptakan nuansa berat yang membuatnya agak terlalu gelap untuk
berjalan di malam hari. Sebagian besar jalan setapak digunakan sebagai
tempat parkir sepeda motor yang lewat, artinya sebagian dari mereka
melaju di jalur pejalan kaki.
80
Gambar.2.76. Tampak Bangunan
(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)
81
b. Struktur & Penggunaan Material
Awalnya, ruang lingkup kami terutama untuk mendesain halaman di
dalam mal baru. Klien ingin halaman baru mereka menjadi 'Bicara kota',
dalam hal kegiatan komersial dan efek Wow, untuk bersaing dengan
pesaing mereka, mal kelas atas lainnya di daerah tersebut.
c. Project Fact
Architects: Altoon + Porter Architects LLP
Contractor: Construction Pros Co.Ltd
Project Management: Qbic Enginnering and Architect Co.Ltd
82
2.8.2. Komparasi Berdasarkan Konsep Bangunan
1. Citywalk Lippo Cikarang
Citywalk Lippo Cikarang atau biasa disebut LCC adalah sebuah pusat
perbelanjaan besar di Cikarang, tepatnya berlokasi di jalan Mohammad
Husni Thamrin (Lippo Cikarang), Cikarang, Jawa Barat, 17550,
Indonesia. LC Citywalk (LCC) adalah sebuah konsep kota baru yang
mencakup luas pejalan kaki berjalan, daerah terbuka hijau dan kafe yang
nyaman.
83
2.9. Kesimpulan Studi Komparasi
2.9.1. Kesimpulan Komparasi Berdasarkan Fungsi Bangunan
Tabel.2.5. Kesimpulan Komparasi Shopping Mall
84
2.9.2. Kesimpulan Komparasi Berdasarkan Konsep Bangunan
85