Anda di halaman 1dari 81

BAB II

5
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Pengertian Judul

2.1.1. Pengertian Perencanaan dan Perancangan

A. Perencanaan
1. Perencanaan sebagai pandaan kata asing planning, dapat diartikan sebagai
sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-
kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan
dengan teratur. (Shrode, 1974).
2. Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat
dimasa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik. (Davidov, 1982).
3. Membuat rencana, mengkonsep (membuat, menyusun konsep), proses,
cara, perbuatn merencanakan. (KKBI, Depdikbud RI, JKT, 1998)
4. Merencanakan dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan diagram
untuk menggembangkan hubungan antara kebutuhan-kebuuhan seperti
tindakan, penusunan bermodelan strategis dan memformulasikan program
kebijakan konsep permasalahn. (Soewondo B Soetedjo).
B. Perancangan
1. Perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang
tepat dari sebuah struktur fisik.(Alexander,1983).
2. Perancangan adalah mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu
usul wujud bangunan. (JW Made)

6
2.2. Tinjauan Umum Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)

2.2.1. Sejarah Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)

Awal mula perdagangan di masa manusia mulai hidup berkelompok dan


kebutuhan hidup mulai meningkat adalah dengan cara pertukaran barang kebutuhan
mereka pada saat berkumpul. Di kemudian hari, Agora juga berfungsi sebagai pasar
tempat para pedagang menempatkan barang dagangannya di antara pilar-pilar Agora.
Agora menurut Coleman (2006:19) adalah ruang berbentuk persegi terbuka, dibentuk
sebagai tempat pertemuan, merupakan sebuah bangunan utama dalam sebuah kota,
dan kadang-kadang digunakan sebagai sebuah pasar. Pada hari khusus untuk
berdagang, mereka menggelar karpet-karpet untuk berdagang, dan meletakkan barang
dagangan mereka, kemudian diikuti oleh acara-acara seperti debat, lomba, dan diskusi
oleh beberapa kelompok masyarakat lainnya. Perdagangan ini pada awalnya
berlangsung di pusat pemukiman, dengan tujuan menjalin sebuah hubungan
perdagangan yang terintegrasi dengan pusat kota.

Gambar 2.1. Rekonstruksi dari Forum Romanum (agora) dengan banyaknya toko
(Sumber : AKG dalam colemen, 2022)

Bangunan-bangunan ini merupakan aula-aula besar, dikelilingi tiang-tiang


dengan toko-toko yang berada di setiap sisi mengelilinginya. Toko-toko cenderung
telah terbuka dengan counter di bagian depan menghadap ke jalan umum. Bangunan
ini adalah bangunan pertama yang digunakan sebagai kegiatan perdagangan di Roma,
digunakan bersama-sama oleh sekelompok masyarakat.

7
Gambar 2.2. Forum Trajan
(Sumber : http://www.fpa.ysu.edu/~slsmith/ecbyzwebpage/trajan%27 s_forum.jpg, 2022)

Bentuk mall yang mula-mula muncul adalah bentuk mall yang terbuka yang
banyak terdapat dinegara-negara Eropa pada abad ke-16. Untuk menaungi pedestrian
maka dipakai deretan pepohonan yang ditanam di sepanjang mall dengan bentuk
terbuka akan menghadapi masalah karena kondisi cuaca, maka timbul suatu gagasan
untuk membuat mall yang tertutup. Sedangkan bahan penutupnya digunakan bahan
penutup yang tembus cahaya (transparan) yang ditempatkan sepanjang mall.
Sehingga selain berfungsi sebagai penutup juga berfungsi sebagai tingkat cahaya
(skylight). Dengan demikian pengunjung lebih terlindungi dari kondisi cuaca yang
kurang menguntungkan, namun tetap bias merasakan suasana luar ruangan.

Pemakaian konsep mall pada pusat perbelanjaan sebenarnya untuk


menciptakan tingkat kenyamanan suasana perbelanjaan, sehingga menarik konsumen
untuk datang. Melihat hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa shopping mall pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk dari pusat perbelanjaan yang sudah di upgrade.

Konsep dari bangunnya gedung pusat perbelajaan, shopping mall


sebenarnya bukan merupakan suatu inovasi baru. Shopping mall merupakan suatu
bentuk evolusi dari pasar trandisional yang pada intinya adalah : Satu lokasi pusat
perdagangan yang dikunjungi oleh banyak orang (konsumen) untuk membeli
segala sesuatu yang mereka butuhkan. Untuk kemudahan, kenyamanan dan

8
keamanan para pengunjung, pusat perbelanjaan yang berbentuk pasar tradisional
dan terbuka kemudian berevolusi dengan memiliki atap unuk melindungi
pengunjung dari cuaca seperti teriknya matahari, derasnya air hujan dan elemen
cuaca lainnya.

Konsep mall ternyata sudah ada sejak abad pertengahan. Di Timur tengah,
Grand Bazaar Isfahan adalah suatu lokasi pusat perdagangan yang terdiri dari
kumpulan beberapa toko independen yang bernaung dibawah satu struktur, berdiri
sejak abad ke-10. Begitu juga dengan Grand Bazaar Tehran, pasar tertutup
sepanjang 10 km juga memiliki sejarah yang panjang. Contoh di Eropa adalah The
Burlington Arcade di London yang resmi dibuka di tahun 1819.

Gambar 2.3. Grand Bazaar Istanbul


(Sumber : ttp://www.bestourism.com/items/di/868?title=CoveredBazaar&b=145,2022)

Konsep pembangunan shopping mall ini diperkenalkan di Amerika Serikat


pada tahun 1828 dengan dibangunnya The Arcade didaerah Providence, Rhode
Island. Pembangunan shopping mall pun akhirnya diikuti oleh kota-kota besar
lainnya diberbagai manca Negara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

9
Pada pertengahan 1980-an, ternyata mucul gagasan baru dengan arsitek
asing yang mulai masuk bersama modal dari luar negeri. Istilah plaza mulai
dipakai dan memperkenalkan konsep atrium yang menghasilkan suasana yang
berbeda, dengan menyisakan sebagian ruang untuk berjalan dan membuka lubang
lantai hingga ke atap lembus cahaya alam, melapangkan pandangan pengunjung
bahwa disini tempat anda memanjakan diri memperoleh barang dan hiburan. Pada
akhir 1980-an dan permulaan 1990-an mulailah bermunculan mall perbelanjaan
dengan konsep atrium yang lebih besar yang memungkinkan penggunjung
memperluas jangkauan pandangan keseluruh lantai bangunan. Termonologi yang
sering digunakan oleh masyarakat Amerika bereferensi kepada pusat perbelanjaan
atau shopping mall yang besar adalah istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi suatu pusat perbelanjaan yang pada intinya memiliki bentuk
bangunan atau kumpulan beberapa bangunan di dalam satu lokasi.

2.2.2. Pengertian Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)

A. Definisi shopping mall secara umum


Shopping mall sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis,
bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian shopping mall dapat diuraikan
sebagai berikut :

a) Shopping
Kata shopping merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti
berbelanja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “berbelanja” artinnya
membeli (beli) di pasar (toko, kedai dsb) (KBBI 2022). Jadi dengan kata
lain, berbelanja merupakan aktivitas manusia untuk membeli sesuatu yang
diinginkannya di tempat yang dituju (Andyono 25).
b) Mall
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “mall” artinya gedung atau
kelompok gedung yang berisi macam-macam toko dengan dihubungan
dengan lorong (jalan penghubung) (KBBI 2022).

10
Pada umumnya mall adalah bangunan tertutup multi-lantai dengan
etalase-etalase interior yang eye catching, pengaturan udara yang baik
sehingga pengunjung dapat melakukan aktifitasnya dengan nyaman. Mall
di isi oleh berbagai jenis retail atau toko dalam satu struktur yang kompak,
tempat berkumpul sejumlah vendor indenpenden atau berbagai toko
dengan beragam brand, antara satu toko dengan lainnya dihubungkan oleh
jalur sirkulasi dengan tujuan mempermudah pengunjung berjalan dari satu
ke toko lainnya. Perkembangan fungsi dan lain fasilitas mall luar biasa,
saat ini fungsi mall tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan saja, fasilita
hiburan kian dominan, bioskop, fashion, food court, tempat bermain anak-
anak, ruang pameran, fitness, sampai metting room juga tersedia, bahkan
ada mall yang menyediakan fasilitas ruang untuk ibu menyusui, dan ruang
ibadah didalam mall. Tak mengherankan, kian hari mall makin populer,
areal mall umumnya sudah dilengkapi fasilitas internet nirkabel atau
(WiFi). Jadi, pengunjung dapat bertemu atau direstonya sambil asyik
dengan laptop dan gadget-nya.

Dapat dikatakan mall memiliki apapun yang diinginkan oleh


pengunjungnya dari usia anak sampai dengan orang tua. Di dalam mall
aktifitas keluarga dapat berjalan bersamaan, ketika orang tua berbelanja,
anak-anak mereka dapat bermain di pusat hiburan, menonton bioskop dan
pada saat yang sudah ditentukan seluruh anggota keluarga akan berkumpul
di food court untuk makan bersama.

c) Shopping Mall atau Shopping Center


Shopping center merupakan istilah yang berasal dari Inggris dan Eropa,
sedangkan shopping mall merupakan istilah yang sering digunakan oleh
masyarakat Amerika yang ditujukan untuk pusat perbelanjaan yang
memiliki bentuk bangunan atau kumpulan beberapa bangunan didalam satu
lokasi. Dalam satu pusat perbelanjaan terdapat sejumlah vendor

11
independen atau beragam toko dengan brand yang berbeda. Toko –toko
dihubungkan satu dengan lainnya oleh jalur sirkulasi terbuka atau tertutup
dengan tujuan untuk mempermudah pengguna mall pada waktu
mengunjungi satu toko dan berjalan ke toko yang lain dengan nyaman dan
aman (Andyono 19).

Shopping mall merupakan istilah yang digunakan di Amerika Utara


untuk susunan gerai-gerai eceran dan biasanya disingkat sebagai mall.
Sedangkan shopping center adalah komplek yang terbuka bagi para
pedagang ecer. Pusat perbelanjaan di Inggris Utara biasanya disebut
dengan shopping center, tetapi dengan semakin dikenal pusat perbelanjaan
bergaya Amerika di Inggris maka penggunaan istilah “mall” semakin
menigkat, terutama pada kalangan generasi muda (Ishananto 2).

B. Definisi shopping mall menurut para ahli


Shopping mall merupakan bentuk pusat perbelanjaan yang sedang berkembang
diberbagai Negara. Secara umum, masyarakat mengartikan shopping mall itu
sebagai bangunan pertokoan ataupun pusat perbelanjaan. Berikut beberapa
pengertian tentang shopping mall yang dikutip dari berbagai sumber literature
serta pendapat para ahli dalam mendefinisikan shopping mall, diantaranya
sebagai berikut :
a. Menurut International Council of Shopping Center (ICSC) 2013, pusat
perbelanjaan sendiri memiliki arti sekelompok pengusaha eceran (retailer)
dan kegiatan komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki
dan dioperasikan dalam satu unit bisnis serta penyediaan tempat parkir.
b. Menurut Levi dan Weitz (2004), Pusat perbelanjaan juga dapat
didefinisikan sebagai penyewa utama (anchor tenant), luas kotor area yang
disewakan (gross leaseable area) dan wilayah bisnis, sedangkan menurut
Urban Land Institite, definisi pusat perbelanjaan adalah sekelompok

12
bangunan komersial dengan arsitek terpadu yang bangun pada lokasi yang
direncanakan, dikembangkan, dimiliki dan dikelola sebagai sebuah unit
operasional (Kowinski, 1985).
c. Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distibusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena
bertujuan memperoleh keuntungan (Profit) sebanyak-banyaknya (Gruen,
Centers for Urban Environtmen: Survival pf the cities).
d. Menurut Beddington, shopping mall adalah kompleks perbelanjaan
terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem
menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan
pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara
menyeluruh. Elemen yang terdapat didalam mall yaitu, atrium, magnet
primer, magnet sekunder, koridor dan street furniture. Tipe mall
digolongkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu the open mall center (mall
terbuka) yang memiliki daya tarik pada fasad bangunan yang mengapit
jalur pedestrian, the close mall center (mall tertutup) yang memiliki konsep
dimana penjual dan pembeli terlindung dalam suatu area tertutup dan
tempat pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat
berlangsung sepanjang tahun dan the composite mall center (gabungan
mall terbuka dan tertutup).
e. Menurut Maitland, shopping mall merupakan pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik
retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko
yang menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan
unsur utama.
f. Menurut Rubenstein, mall, secara tradisional dapat diartikan sebagai suatu
daerah berbentuk memanjang yang dinaungi oleh pohon-pohon dan
biasanya untuk jalan-jalan.

13
g. Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan
setempat. Selain fungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau
transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul dan
berekreasi (Beddington, Desain for Shopping Center).

Dari beberapa pemaparan sumber diatas dapat disimpulkan bahwa,


shopping mall adalah suatu fasilitas komersil serta menjadi pusat berinteraksi
publik yang berjenis pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan
tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki ruang rekreasi (jalan) yang ditata
sedemikian rupa untuk menghubungkan dua titik keramaian atau lebih, dengan
dikelilingi retail atau toko-toko kecil yang menjual berbagai kebutuhan serta
terdapat penyewa besar (anchor tenant) lebih dari satu (banyak). Didalam
shopping mall yang terdiri dari berbagai macam unit-unit retail dan fasilitas
hiburan kian dominan seperti, restoran, bioskop, fashion, food court, game center
(tempat bermain anak), pusat kebugaran (fitness), ruang pameran (atrium) dan
sebagainya. Sehingga dengan demikian esensi dari shopping mall bukan sebagai
pertokoan padat barang, namun lebih kepada sebuah tempat penjualan dengan
menonjolkan rekreasi dan kenyamanan berbelanja. Hal inilah yang mengakibatkan
harga barang di mall relatif lebih tinggi.

Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat
perbelanjaan, yaitu:

1. Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa.


2. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi.

Dua kata kunci tersebut diatas akan mewarnai proses perancangan sebuha pusat
perbelanjaan, selaian kata kunci utama sebagai bangunan komersial, yaitu
bertujuan menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.

14
2.2.3. Fungsi dan Tujuan Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)
A. Fungsi Shopping Mall
1. Segi Sosial Ekonomi
a. Sebagai fungsi ekonomi, yaitu sebagai pendukung dinamisasi
perekonomian kota dan wadah penampungan dan penyaluran
produksi dari produsen untuk kebutuhan masyarakat (konsumen)
dan dapat meningkatkan ekonomi mikro kota.
b. Merupakan mekanisme yang berfungsi sebagai pusat distribusi arus
barang dan jasa dari pihak produsen ke konsumen, dengan demikian
berperan penting dalam meningkatkan sektor perekonomian.
2. Segi Sosial Politik
Sebagai sarana fisik yang tumbuh akibat tuntutan masyarakat serta keinginan
membantu para pedagang/pengusaha untuk mendapatkan tempat pemasaran
produk barang dan jasa yang lebih ideal, dengan demikian dapat mencegah
pertumbuhan liar dari toko-toko individu sehingga mendapatkan pengontrolan
3. Segi Komersial
Shopping mall dalam perniagaan bersifat atraktif dan reprensentatif serta
mempunya nilai ekonomi yang penuh pertimbangan komersial dan senantiasa
diwarnai suasana kompetitif.
4. Segi Perkotaan
Shopping mall merupakan salah satu elemen yang akan menambah daya tarik
kota dan merupakan tempat terjadinya kontak social dan transaksi niaga,
disamping itu merupakan sumber pendapatan pemerintah kota.

B. Tujuan Shopping Mall


1. Menyiapkan wadah untuk mewadahi aktifitas belanja di area pusat Pronvinsi
Maluku Utara dengan bertujuan mengembangkan area tersebut.
2. Dapat memudahkan masyarakat dalam aktivitas jual beli dalam skala besar.

15
2.2.4. Karakteristik Fisik Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)
Karakteristik fisik sebuah Shopping Mall antara lain :
 Koridor : Tunggal
 Lebar Koridor : 3-8 meter
 Jumlah Lantai : 3-5 lantai
 Entrance : Dapat dicapai dari segala arah
 Atrium : Disepanjang koridor
 Magnet Anchor Tenant : 100-200 meter
 Parkir : Mengelilingi bangunan mall

2.2.5. Unsur-unsur Dalam Pusat Perbelanjaan Modern


Beddington (1982:2) Unsur-unsur dalam kegiatan pusat perbelanjaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pengunjung, barang dan pengelola. Penjelasan
selanjutnya sebagai berikut :
 Pengunjung
Menurut Beddington (1989:2) menyebutkan bahwa pengunjung/pembeli
adalah suatu lembaga atau individu yang melakukan pembelian untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya. Sementara
menurut Beddington (1989:2) aktivitas berbelanja pengunjung dapat dibedakan
menjadi dua, antara lain :
a. Convience Shopping merupakan kegiatan berbelanja keperluan sehari-hari.
Hal yang dibutuhkan pembeli disini adalah kemudahan dan pelayanan yang
cepat.
b. Comparison Shoppimg merupakan kegiatan berbelanja yang dilakukan
dengan membandingkan harga, jenis, kualitas, pelayanan dan sebagainya
walaupun belum tentu membeli. Kegiatan ini juga dalam istilah lain disebut
dengan window shopping.
 Barang
Barang merupakan objek yang diperjua belikan dalam dunia perdagangan,
sehingga kemudian muncul pusat-pusat perbelanjaan (Nusadarifa, 1989).

16
Dalam Nusadarifa (1989:21) disebutkan bahwa jika dilihat dari
karakteristiknya, jenis barang yang dijual pada pusat perbelanjaan dapat
dibedakan mejadi (4) yaitu :
a. Convenience Goods, merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
b. Specialty Goods, merupakan jenis barang tertentu seperti benda-benda antic
dan koleksi.
c. Shopping Goods, merupakan barang yang dibutuhkan bulanan atau
musiman.
d. Impuls Goods, merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau dicari
oleh pengunjung.
 Pedagang dan Pengelola
Menurut Swasta dan Sukotjo (1988), disebutkan bahwa pedagang adalah
suatu lemabaga atau individu yang melakukan usaha kegiatan menjual barang
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi yang bersifat non-bisnis.
Sehubungan dengan sumber diatas, maka pedagang dalam mall merupakan
penyewa dari sebuah tempat/kios yang dikelola oleh pengelola mall. Secara
terperinci, fungsi-fungsi dan kegiatan yang dilakukan pedagang dalam mall ini
adalah sebagai berikut: pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan, mencari
konsumen, menjalankan kegiatan promosi, memberikan promosi dan informasi,
melakukan pengepakan dan pembungkusan dan mengadakan penyortiran.
Dalam melaksanakan transaksi jual beli, ada tiga macam pelayanan yang
diberikan dari pedagang kepada pembeli, diterjemahkan dari Beddington
(1982:6), yaitu :
a. Self Service (swalayan) yaitu pengunjung memilih dan mengambil sendiri
barang-barang yang hendak dibeli dari rak-rak yang tersedia, lalu
membawanya ke kasir untuk dibayar.

17
b. Self Selection (swapilih) dimana pembeli dapat memilih langsung barang
yang dibeli lalu menyerahkannya kepada pramuniaga untuk dibuatkan bukti
pembelian.
c. Personal Service (pelayanan pribadi) dimana pembeli akan mendapatkan
pelayanan sepenuhnya dari pramuniaga dalam arti juga dapat berkonsultasi,
misalnya pada toko pakaian.

2.2.6. Tipologi Shopping Mall (Pusat Perbelanjaan Modern)


Ada beberapa tipe mall menurut Peter Coleman, yaitu mall terbuka (open
space), mall tertutup (enclosed space) dan mall tertutup sebagian (covered space)
(Coleman 334). Untuk tujuan pengorganisasian berbagai jenis ruang publik
didefinisikan oleh tingkat penutup ruang yang disediakan, adalah sebagai berikut :
 Mall Terbuka (open space)
Ruang dengan jalan-jalan terbuka yang direncanakan mengutamakan
kenyamanan pejalan kaki dengan mewakili bentuk sederhana dari sirkulasi
ruang publik. Ruang ini berakhir dengan ujung terbuka dan didominasi
terbuka ke langit. Mall dengan tipe terbuka ini dapat terletak di pusat kota
atau didaerah pinggiran kota. Sistem penghawaan dilakukan secara alami
namun kondisi cuaca sangat mempengaruhi kenyamanannya.

Gambar 2.4. Jenis ruang open spaces


(Sumber : Coleman (2006 p.334) 2022)

18
 Mall Tertutup Sebagian (covered space)
Ruang tertutup sebagian (covered space) merupakan tipe mall yang
sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup. Pada mall bagian yang
tertutup diletakkan ditengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik
pengunjung untuk masuk kedalam kawasan mall tersebut. Tipe mall ini
memiliki jenis ruang yang tidak tertutup sepenuhnya melainkan memiliki
ujung yang terbuka, tanpa disertai pintu atau perubahan mekanik dari
lingkungan internal. Merupakan perpanjangan tradisi arcade abad ke-19 dan
dipertimbangkan dalam proyek-proyek baru dimana ada kebutuhan untuk
perlindungan dari paparan cuaca.

Gambar 2.5. Jenis ruang covered spaces


(Sumber : Coleman (2006 p.335) 2022)

 Mall Tertutup (enclosed space)


Fasilitas perbelanjaan disediakan dalam ruang tertutup yang hamper
menyerupai ruang tertutup sebagian (covered space), dengan penambahan
penutup pada akhir bangunan dan melampirkan pintu sehingga ruangan dapat
tertutup sepenuhnya, yang dimana pengunjung dan penjual yang terlindungi
dalam suatu bangunan yang tertutup sehingga memungkinkan untuk
berinteraksi social, pameran dan pertunjukan lainnya. Ruang ini juga memiliki
instalasi pemanas mekanik dan pendingin ruangan untuk memodifikasi
lingkungan internal dan memberikan karakter interior. Fasilitas ruang

19
berbelanja tertutup memberikan standar kenyaman optimal dan tingkat
kenyamanan bagi pengunjung ke pusat perbelanjaan. Namun, kondisi internal
juga dapat dirasakan baik sebagai buatan, seragam, tidak khas dan mudah
diingat yang dibentuk oleh kedua ruang terbuka dan tertutup. Pada prinsipnya,
atap di pusat perbelanjaan tertutup serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya
untuk ruang seperti covered space, dengan bagian atap yang benar-benar
tahan terhadap cuaca dan terhubung dengan bangunan sekitarnya. Jenis atap
pada ruang tertutup ini dapat sepenuhnya tertutup atau sebagian tertutup
dengan kaca, dan dalam beberapa kondisi tertentu juga dapat solid dan
sepenuhnya tergabung.

Gambar 2.6. Jenis ruang enclosed spaces


(Sumber : Coleman (2006 p.337) 2022)

2.2.7. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

A. Dilihat Dari Jenis Barang Yang Dijual


Gibbert (1959:127) mengemukakan tiga jenis barang yang dijual dalam
mall dan terdapat pada jenis toko sebagai berikut :
1) Convenience Shop: Pertokoan yang menjual barang-barang kebutuhan
sehari-hari.
2) Demand Store: Pertokoan yang menjual barang-barang tertentu yang
biasa diperlukan oleh pelanggan.
3) Impulse Store: Pertokoan yang menjual barang-barang mewah.

20
B. Dilihat Dari Luas Areal Pelayanan
Berdasarkan skala pelayannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:

1) Pusat perbelanjaan lokal (Neighborhood Centre)


Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang
meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas
bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada
pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.
2) Pusat perbelanjaan distrik (Community Centre)
Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000
sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar
antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior
departemen store, supermarket dan toko-toko.
3) Pusat perbelanjaan regional (Main Centre)
Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas
daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan
27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan ini terdiri dari 1-4 departemen store
dan 50.00 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan di kelilingi
oleg area parkir ( the communty buildres council, 1977:23)
C. Berdasarkan Sistem Transaksi Dan Penjualan
Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan
sebagai berikut :
1) Toko grosir adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-
barang tersebut biasanya disimpan digudang atau ditempat lain, sedangkan
yang ada ditoko grosir hanya contohnya.
2) Toko eceran adalan menjual barang dalam partai kecil atau per satuan
barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi
barangnya yang tinggi.

21
D. Berdasarkan Unsur Lokasi
1) Pasar (Market)
Pasar (market) merupakan sekelompok fasilitas perbelanjaan sederhana
(los, toko, kios, dan sebagainya) yan berada disatu area tertentu pada suatu
wilayah.
2) Shopping Street
Shopping Street merupakan pengelopokan sarana perbelanjaan yang terdiri
dari deretan toko atau kios pada suatu penggal jalan.
3) Shopping Precint
Shopping Precint merupakan kompleks pertokoan terbuka yang
menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini
biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata.
4) Shopping Centre
Shopping Centre merupakan penggelompokan fasilitas perbelanjaan (toko
dan kios) yang berada dibawah satu atap. Perbedaan perbelanjaan jenis ini
dengan pasar (poin 1) terutama pada jenis barang yang diperdagangkan.
Pada Shopping Centre, barang yang diperdagangkan didominasi oleh
kebutuhan sekunder atau tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang
diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia.
5) Departemen Store
Departemen Store merupakan wadah perdagangan eceran besar dari
berbagai jenis barang yang berada dibawah satu atap.
6) Supermarket
Supermarket merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari
dengan cara pelayanan mandiri (self service).
7) Superstore
Superstore merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih
dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m 2

22
sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan
dan terletak dipusat kota.
8) Plaza
Plaza merupakan area terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan,
seperti misalnya lapangan atau alun-alun.
9) Hypermarket
Hypermarket merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas
lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan
disuatu kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecenderungan
penduduk yang mengikuti tren perdagangan dengan munculnya produk-
produk yang ditawarkan.
10) Shopping mall
Shopping mall adalah suatu fasilitas komersil serta menjadi pusat
berinteraksi publik yang berjenis pusat perbelanjaan yang secara
arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan
memiliki ruang rekreasi (jalan) yang ditata sedemikian rupa untuk
menghubungkan dua titik keramaian atau lebih, dengan dikelilingi retail
atau toko-toko kecil yang menjual berbagai kebutuhan serta terdapat
penyewa besar (anchor tenant) lebih dari satu (banyak).
11) Minimarket
Minimarket merupakan toko paling kecil diantara supermarket lainnya.
Minimarket sebenarnya toko kelontong, hanya saja lebih modern.
12) Town Square
Town Square merupakan pusat perbelanjaan tingkat internasional yang
unik yang dilengkapi area rekreasi independen dengan fasilitas
penunjang yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Secara arsitektur
bangunan dirancang tinggi, memiliki lebih dari tiga lantai. Sebuah Town
square umumnya dibangun dengan pilihan lokasi pusat kota, karena
itulah bangunannya mengutamakan banyak lantai (tinggi).

23
2.2.8. Fasilitas-fasilitas Pusat Perbelanjaan Modern
Sebagai fasilitas perbelanjaan tingkat nasional, banyaknya pengunjung
merupakan kombinasi masyarakat dari berbagai latar sosial, ekonomi, dan budaya.
Keragaman karakter pengunjung ini berdampak pada keragaman tuntutan karakter
bangunan yang harus mampu mengakomodasi berbagai karakter pengunjung.
Fasilitas ini perlu dirancang dengan strategi yang tepat sehingga kebutuhan
pengunjung dapat terakomodasi dan pengunjung dapat merasa nyaman beraktivitas
didalam kawasan pusat perbelanjaan tersebut.

Contoh fasilitas yang dapat dirancang pada sebuah pusat perbelanjaan modern adalah
sebagai berikut:

1. Fasilitas perbelanjaan :
 Book store
 Fashion store
 Toy store
 Department store
 Minimarket
 Supermarket
 Hypermarket
 Souvenir shop
 Beauty shop
 Electronic shop
 Medical shop (Apotek)
 Outlet & Gerai
2. Fasilitas hiburan & rekreasi
 Playground (outdoor & indoor)
 Game centre
 Bioskop

24
 Karaoke
 Ruang pameran / Atrium
 Taman buatan
3. Fasilitas kebugaran & kesehatan
 GYM
 Taman fitness
 Lapangan
 Cycling track
4. Restaurant
5. Cafetaria
6. Foodcourt
7. Fasilitas perawatan
 SPA
 Peedicure
 Salon
 Sauna
8. Fasilitas layanan umum
 Musholah & tempat wudhu
 Ruang laktasi
 Hotspot zone
 ATM Galery
 Tempat penitipan anak
9. Fasilitas pengelolaan
 Kantor pusat manajemen
 Kantor pengelola inftrastruktur bangunan
 Kantor keamanan
10. Eskalator & lift
11. Area servis

25
 Tempat parkir
 Ruang informasi
 Gudang
 Toilet

2.2.9. Elemen-elemen Pada Pusat Perbelanjaan Modern


1. Lantai (Floor)
Lantai Ruang Publik merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi
persepsi pengunjung terhadap keseluruhan kualitas pusat perbelanjaan.
Jumlah pengunjung yang banyak dan kebutuhan penggunaan dalam jangka
waktu yang lama, membuat lantai memerlukan finishing yang memiliki
ketahanan dan kekuatan (Coleman 388).

Gambar 2.7. Lantai batu alam pada mall terbuka (open space)
(Sumber : Coleman (2006 p.388) 2022)

Gambar 2.8. Lantai teraso pada mall tertutup (enclosed space)


(Sumber : Coleman (2006 p.388) 2022)

26
Jenis lantai yang diperlukan untuk ruang mall terbuka, akan sangat berbeda
dengan jenis lantai yang dibutuhkan pada ruang mall yang tertutup.

2. Pagar Pembatas (Balustrade)


Pagar pembatas adalah pagar yang digunakan untuk membatasi
(menggelilingi, menyekat). Balustrade diterapkan dimana satu tingkat
menghadap area lain, misalnya tepi galeri lantai atas, jembatan yang
melintas ruang dan tangga yang menghubungkan antar lantai yang berbeda.
Dengan demikian, mereka membentuk area yang signifikan pada elemen
ruang public multi-level. Pentingnya Balustrade memungkinkan visibilitas
yang baik untuk jarak pandang antara tingkat lantai yang berbeda
(Coleman 391).

Gambar 2.9. Balustrade dari logam


(Sumber : Coleman (2006 p.391) 2022)

27
Gambar 2.10. Balustrade dari kaca
(Sumber : Coleman (2006 p.392) 2022)

Penggunaan balustrade ada yang dari kaca ataupun logam yang


dapat dikombinasikan dengan pegangan yang sesuai. Persyaratan
balustrade logam yang akan disusun secara vertical jaraknya tidak boleh
melebihi 100 mm (4 inci).

3. Pegangan Tangan (Handrails)


Pegangan Tangan harus memiliki ukuran skala yang sesuai dengan ruang.
Pegangan tangan harus terus menerus ada dibagian atas balustrade atau
pagar dan dibentuk dengan ukuran yang nyaman untuk digenggam.
(Coleman 392).

Gambar 2.11. Handrails dari logam


(Sumber : Coleman (2006 p.392) 2022)

28
Gambar 2.12. Handrails dari kayu keras
(Sumber : Coleman (2006 p.393) 2022)

4. Dinding (Wall)
Setelah semua Shopfonts sudah terpasang, akan ada beberapa bagian
dinding yang tersisa antar ruang pertokoan, meskipun berupa area
minimum namun memerlukan finishing yang tepat. Dinding dalam kontak
dengan masyarakat publik dapat dilapisi dengan batu alam, ubin, keramik,
panel komposit, tampilan batu batu ataupun dinding plaster dicat (Coleman
393).

Gambar 2.13. Dinding panel dan batu alam pada interior mall
(Sumber : Coleman (2006 p.395) 2022)

29
5. Pilar (Pilaster)
Elemen-elemen dapat membentuk dinding pemisah antara masing-masing
gerai dan membentuk kerangka kerja (framework) untuk toko-toko
(Coleman 394).

Gambar 2.14. Sketsa tipe dasar pilaster dan antar muka dengan mall
(Sumber : Coleman (2006 p.396) 2022)

6. Sekat Pemisah (Bulkheads)


Bulkheads atau sekat pemisah merupakan elemen yang membentuk
tampilan profil vertical dan kembali ke bagian langit-langit galeri dan tepi
atap dalam ruang tertutup (Coleman 395).

Gambar 2.15. Bagian sekat antar tingkat untuk mempertahankan tepi lantai yang elegan
(Sumber : Coleman (2006 p.397) 2022)

30
2.3. Sirkulasi Pada Pusat Perbelanjaan Modern
Macam-macam sistem sirkulasi pada pusat perbelanjaan modern.
2.3.1 Sistem Banyak Koridor
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem banyak koridor :
a. Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,
sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan/dekat
pintu masuk saja.
b. Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi
c. Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di
Indonesia.

Gambar 2.16. Contoh Sistem Sirkulasi Banyak Koridor


(Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall 2022)

2.3.2 Sistem Plaza


Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem plaza :
a. Terdapat plaza/ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan
dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.
b. Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, lokasi strategis
berada didekat plaza tersebut, serta mulai mengenal pola vide dan mezanin.

31
Gambar 2.17. Contoh Sistem Sirkulasi Plaza
(Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall 2022)

2.3.3 Sistem Mall


Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem mall
a. Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih
magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar
dapat berkembang menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut akan menjadi
sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang
membentuk sirkulasi utama.

Gambar 2.18. Contoh Sistem Sirkulasi Mall


(Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall 2022)

2.3.4 Jenis Sirkulasi


Jenis sirkulasi dalam pusat perbelanjaan modern terbagi menjadi dua, yaitu
sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Dimana sirkulasi horizontal
meliputi ruang sirkulasi seperti koridor, jembatan, atrium dan juga setiap
perencanaan tata ruang sirkulasi secara mendatar. Pusat perbelanjaan
modern khususnya shopping mall pada umumnya memiliki ketinggian
lebih dari dua lantai sehingga membutuhkan fasilitas untuk berpindah

32
tempat secara vertikal. Dengan alas an tersebut, maka muncullah sirkulasi
vertikal yang juga berperan penting dalam pengakomodasian fasilitas
pengunjung dalam berpindah dari satu lantai ke lantai yag lain. Fasilitas
sirkulasi vertikal meliputi tangga, escalator, lift, ramp dan travelator
(Andyono 35).
A. Sirkulasi Horizontal
1. Tata letak
Salah satu cara fundamental membangun alur yang kuat untuk pejalan
kaki adalah memperhatikan area magnet dari pengunjung. Area magnet
ini dapat dianggap sebagai toko anchor, toko utama lainnya dan unsur-
unsur strategis yang berkaitan dengan memakses dan gerakan vertikal.

Gambar 2.19. Posisi strategis toko anchor digunakan menghasilkan langkah kaki sekitar
(Sumber :Coleman, 2006, p.340, 2022)

Gambar 2.20. Dua tingkat pengaturan dump-bell memungkinkan sirkulasi


melewati semua kantor pelayanan tanpa kembali lagi
(Sumber :Coleman, 2006, p.340, 2022)

33
Gambar 2.21. Sirkulasi vertikal juga dapat digunakan untuk menarik langkah kaki
toko yang sudah terlewati
(Sumber :Coleman, 2006, p.340, 2022)

Area magnet harus diposisikan untuk mendorong semua bagian dari pusat
yang akan digunakan. Ada beberapa jenis tata letak , diantaranya yaitu :
a. Linear arrangement
Tata letak organisasi sederhana menetapkan sirkulasi ruang dan
perbelanjaan akomodasi pada susunan linear antara dua elemen anchor.
Layout ini menghubungkan antara dua titik anchor.

Gambar 2.22. Pengaturan Linear: i) sederhana dump-bell antara dua anchor; ii)
dump-bell dengan titik; iii) titik digunakan untuk mengubah sudut; iv)
titik untuk menerima rute lain; v) titik termasuk sirkulasi vertikal
(Sumber :Coleman, 2006, p.342, 2022)

34
b. Circuit pattern
Unit toko harus ditata sedemikian rupa bahwa sirkulasi publik
membentuk aliran alami pergerakan pejalan kaki. Sirkuit dapat dibentuk
dalam tiga dimensi dengan mempertimbangkan baik vertikal dan
rencana penataan tata letak.

Gambar 2.23. Sebuah tata letak ‘sirkuit’ sederhana


(Sumber :Coleman, 2006, p.343, 2022)

Gambar 2.24. Posisi strategis anchor di sirkuit menghasilkan bunyi langkah kaki
(Sumber :Coleman, 2006, p.343, 2022)

Gambar 2.25. Posisi anchor di pusat kota dapat membentuk ‘Sirkulasi urban’
(Sumber :Coleman, 2006, p.343, 2022)

35
c. Journeys
Pola sirkulasi horizontal ini didasarkan pada bentuk perjalanan baru
dimulai dan dikenali dititik di pusat kota dan memimpin melalui bentuk
daerah retail.

Gambar 2.26. ‘Perjalanan’ dapat di bentuk melalui area belanja yang baru
(Sumber :Coleman, 2006, p.344, 2022)

d. Keyholes
Sirkulasi jenis ini didasarkan pada satu titik atau pintu masuk dan
kembali dari jalan masuk utama. Fokus dari layout ini berlokasi pada
ujung jalur sirkulasi, dimana menarik pengunjung untuk melewati
semua bagian Frontage ketika sedang menuju ke tempat yang akan di
tuju. Dengan demikian, akan menghindari melewati pertokoan yang
sama (Coleman, 344).

Gambar 2.27. Sebuah titik masuk dan kembali ke jalan dapat digunakan
dalam kelipatan untuk membentuk beberapa keyholes
(Sumber :Coleman, 2006, p.344, 2022)

36
e. Routes
Routes memiliki kesamaan dengan pola tata letak journey, biasanya
berdasarkan penyusunan sirkulasi untuk menghubungjan dua lokasi
belanja yang ada dan masing-masing memiliki pintu. Tipe routes sesuai
pengaturan akomodasi sederhana pada single-level dan multi-level
dimana setiap pintu masuk salig berhubungan dengan tingkat utama
yang berbeda. Dalam pengaturan multi-level, ruang tengah digunakan
untuk menghubungkan antara dua tingkat. Ritel dapat diposisikan secara
strategis sehingga dapat membawa pengunjung dari satu titik ke titik
yang lain, (Coleman 345).

Gambar 2.28. Membentuk area ritel baru disekitar ‘rute’ dengan


menghubungkan dua ritel diwilayah yang terpisah
(Sumber :Coleman, 2006, p.344, 2022)

2. Koridor atau selasar


Jenis selasar yang biasanya diterapkan pada shopping mall adalah
selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai 3 meter atau
bahkan lebih. Selain itu single corridor juga membuka kemungkinan
untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan shopping mall

37
melalui skylight yang diletakkan tepat diatasnya atau di atrium yang
berbentuk 2 selasar tunggal (Andyono 35).
Menurut Ching (2012), ada beberapa dimensi yang perlu
diperhatikan dalam perancangan sebuah koridor, diantaranya yaitu:
a. Putaran 360° sebuah kursi roda membutuhkan ruang sebesar 153 cm
b. Koridor lurus setidaknya selebar 112 cm untuk kenyamanan
pengguna kursi roda, tetapi dimensi ini tidak memungkinkan seorang
yang normal untuk dapat berpapasan dengan pengguna kursi roda
tersebut.
c. Sebuah koridor sempit membutuhkan lebar bukaan setidaknya 92 cm
untuk kenyamanan pengguna kursi roda.

Gambar 2.29. Single corridor dengan toko dua lantai


(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
3. Jembatan (Bridge)
Disamping selasar, terdapat sarana lain yang dipakai dalam sirkulasi,
yaitu jembatan. Fungsinya adalah untuk memperpendek jarak capai dari
toko ke toko. Hal ini dikarenakan, para pengunjung dapat memotong
jalur menuju toko-toko di seberang apabila tidak ada lagi yang

38
diperlukan pada deretan toko semula. Jembatan pada umumnya dibuat
sebagai salah satu atraksi dalam shopping mall karena desainnya yang
menggunakan berbagai variasi dan dengan bantuan teknologi yang
canggih (Andyono 35).

Gambar 2.30. Jembatan dapat memperpendek jarak dari toko ke toko


(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
4. Atrium
Atrium pada hakekatnya adalah sebuah rongga besar dalam sebuah
gedung yang diubah sebagai tempat bertemunya para pengunjung dalam
shopping mall. Posisi atrium biasanya terletak di tengah bangunan
karena diperlukan sebagai tempat promosi produk baru atau untuk
menyelenggarakan acaraacara khusus yang digelar pengelola shopping
mall. Atrium merupakan salah satu penghubung dari sirkulasi dalam mal
(Andyono 35).
B. Sirkulasi Vertikal
Sukses diterapkannya sirkulasi vertikal pada shopping mall, merupakan
salah satu kunci yang memungkinkan untuk mengoperasikan pusat
perbelanjaan dengan layout multi level dan, dengan menempatkan fasilitas
sirkulasi vertikal. Dalam skema multi level, sirkulasi vertikal juga harus
dipertimbangkan sama dengan sirkulasi horisontal, yaitu sebagai penataan

39
tata letak yang mendorong pengunjung untuk melewati semua unit toko.
Positioning sirkulasi vertikal harus mencapai keseimbangan antara
memfasilitasi pengunjung dan menyediakan cara yang mudah bagi
pengunjung untuk bergerak antar tingkat lantai yang berbeda. Sirkulasi
vertikal harus diposisikan dengan baik sehingga dapat terlihat dengan jelas
dan mudah dimengerti. Sirkulasi vertikal harus diposisikan untuk
mendorong pengunjung bergerak maju menuju titik perubahan tingkat.
Peredaran vertikal harus mudah dan strategis, biasanya diposisikan secara
berkala dan tidak boleh melebihi 80-100m (260-325 ft) (Coleman 351).

Gambar 2.31. Sirkulasi vertikal: lokasi eskalator alternatif. (i) Eskalator terletak
dititik ruang; (ii) eskalator terletak di mal (bisa kompromi beberapa toko tetapi
meninggalkan titik yang jelas).
(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)

1. Eskalator
Tangga bergerak mekanik telah diadopsi di ritel denga selama lebih dari
100 tahun, sejak Bloomingdales eskalator dipasang di akhir abad
kesembilan belas nya New York department store. Sejak penerimaan
mereka di department store, eskalator telah datang ke umum digunakan
di pusat perbelanjaan dari periode ekspansi di tahun 1950-an di Amerika
dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan daerah out-of-city. Ini awal
pusat Amerika mendirikan eskalator sebagai cara utama mentransfer
volume besar belanja publik antara tingkat belanja yang berbeda.
Eskalator sekarang diterima dan diadopsi sebagai cara utama sirkulasi

40
vertikal di fasilitas perbelanjaan di seluruh dunia (Coleman 356).
Beberapa konfigurasi yang paling umum digunakan diuraikan
sini, yaitu :
a. Konfigurasi Dua Tingkat
Dalam layout dua tingkat, atas dan bawah eskalator yang biasanya
diposisikan bersama-sama sebagai pasangan (dua poin bermunculan
titik untuk escalator naik dan untuk eskalator turun). Eskalator dapat
diatur sebagai sepasang paralel diposisikan berdampingan atau
dipisahkan, di mana ada persyaratan untuk jarak pandang antara
mereka (Coleman 357).

Gambar 2.32. Sirkulasi vertikal dengan escalator


(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)

b. Konfigurasi Beberapa Tingkat


Dalam pengaturan di mana eskalator melayani lebih dari dua tingkat,
pertimbangan perlu diberikan kepada kompleksitas yang lebih besar
dari eskalator tiba di lantai tengah. Tingkat menengah, misalnya, akan
harus mengakomodasi titik bermunculan dari empat eskalator. Sebuah
metode yang umum diterapkan adalah di mana eskalator ditumpuk
dalam susunan paralel pasang eskalator ditumpangkan satu atas lain.
Penataan paralel eskalator untuk mengefisiensikan penggunaan ruang.
Eskalator dapat ditampung dalam pembukaan yang lebar dari satu

41
pasang eskalator, meskipun tengah lantai harus mengakomodasi titik
bermunculan empat eskalator (Coleman 357).

Gambar 2.33. Sepasang eskalator melintas ditumpangkan satu atas lain


digambarkan oleh atrium Selfridge, Bullring The, Birmingham, UK (2003).
(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
2. Lift atau Elevator
Penumpang mekanik lift atau elevator akan diperlukan untuk digunakan
oleh orang-orang cacat dan orang-orang dengan kereta bayi dan kereta
dorong. Hal yang sama lift juga akan digunakan untuk kenyamanan
umum belanja publik. Pertimbangan lift di sini adalah operasi antara
tingkat lantai yang berbeda dari masyarakat ruang sirkulasi dan daerah-
daerah yang meluas ke parkir terletak di atas atau di bawah fasilitas
belanja. Lift langsung terhubung ke parker mobil akan menjadi
generator yang signifikan dari langkah kaki dan dapat strategis untuk
membantu keseimbangan dan mendistribusikan pejalan kaki langkah
kaki antara tingkat lantai yang berbeda.

42
Gambar 2.34. Sirkulasi vertikal dengan lift
(Sumber: Coleman 2006, p. 283, 2022)
3. Tangga
Tangga dalam ruang sirkulasi publik cara yang tepat dan fleksibel bagi
pengunjung untuk bergerak vertikal antar tingkat dan biasanya
digunakan dan diterima di fasilitas perbelanjaan. Tangga dapat terletak
secara individu atau diposisikan bersama-sama dengan eskalator dalam
berbagai kombinasi. Atau, tangga dapat diposisikan secara individual
pertengahan antara titik ruang dalam ruang sirkulasi umum atau di Titik
ruang ketika ruang tersebut bebas dari eskalator (Coleman 353).

Gambar 2.35. Sirkulasi vertikal dengan tangga


(Sumber: Coleman 2006, p. 353-354, 2022)

43
4. Ramp
Ramp atau landai dan lantai miring ruang publik adalah cara bijaksana
untuk membuat naikan kecil untuk perbedaan tingkat. Lantai miring
dapat digunakan untuk mengambil perbedaan tingkat antara lain, yaitu
(Coleman 354) :
a. Tingkat jalan yang ada atau tingkat eksternal pada pintu masuk dan
tingkat lantai intern.
b. Tingkat lantai selesai disebabkan oleh toko-toko yang berdekatan (Di
bawah ruang sirkulasi) dengan berbagai persyaratan ketinggian lantai.
c. Permukaan miring dari nol sampai batas dari 1 dalam 60 yang
dianggap permukaan.
d. Permukaan miring antara dari 1 di 60 dan 1 di 20 yang diperlukan
untuk disusun menjadi panjang jalan untuk memberikan landing
horizontal untuk setiap kenaikan maksimum 500 mm (1,6 ft).

Gambar 2.36. Sirkulasi menggunakan ramp atau lantai miring


(Sumber: Coleman 2006, p. 353-354, 2022)
5. Travelators
Travelators (juga disebut sebagai pembawa penumpang) mirip dengan
eskalator sebagai alat mekanis untuk mengangkut penumpang secara
vertikal, kecuali disusun secara datar untuk berjalan secara horizontal.

44
Sebagai konsekuensi, mereka diatur di lapangan dangkal dan lebih
panjang dari eskalator. Travelators digunakan di mana ada sejumlah
besar pelanggan menggunakan troli untuk mentransfer barang ke
parkiran mobil diatur pada tingkat yang berbeda dengan toko-toko.
Travelators biasanya disediakan dalam fasilitas perbelanjaan yang
menggabungkan toko makanan besar atau hypermarket. Untuk alasan
praktis travelators biasanya dikonfigurasi secara parallel sederhana,
dengan rute naik dan turun diposisikan sisi di samping (Coleman 360).

Gambar 2.37. Sirkulasi vertikal dengan travelators


(Sumber: Coleman 2006, p. 360, 2022)

45
2.4. Tinjauan Umum Konsep City Walk

2.4.1 Pengertian City Walk

City walk secara harafiah terdiri dari 2 kata, yaitu city dan walk. City
berarti kota atau didalam kota, sedangkan walk berarti jalur atau jalan. Jadi secara
abstrak, City walk berarti jalur pejalan kaki di dalam kota. Jalur tersebut dapat
terbentuk akibat deretan bangunan ataupun lansekap berupa tanaman. City walk
merupakan pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta dikelola
oleh suatu pengembang usaha , sehingga dapat bertahan dan berkembang (Asteri,
2004).

2.4.2. Penerapan Konsep City Walk Pada Pusat Perbelanjaan Modern

Munculnya konsep City walk mengembalikan esensi sebuah ruang terbuka


pada jaman arsitektur klasik. Konsep City walk merupakan konsep dimana sebuah
kota berorientasi pada pejalan kaki serta ruang terbuka sebagai ruang publik.

Konsep City walk sebenarnya merupakan konsep dimana sebuah kota


berorientasi pada pejalan kaki serta ruang terbuka sebagai ruang publik. City walk
diluar sebuah pusat perbelanjaan modern merupakan area yang dimiliki publik
sedangkan city walk pada pusat perbelanjaan modern adalah membawa konsep
city walk dalam kota yang sebenarnya kedalam skala yang lebih kecil, yang
berupa wadah/ tempat untuk berekrasi sekaligus berbelanja dan berada di lahan
properti pengembang privat yang diperuntukan sebagai ruang publik.

Menurut Aditya W. Fitrianto dalam artikel IAI 2006, city walk sebenarnya
tak lebih dari koridor jalan yang dikhususkan untuk deretan toko. Bedanya, jalan-
jalan ini berada di lahan properti milik pengembang privat atau pengelolaannya
dapat dikatakan berada dalam satu atap dan jalan- jalan tersebut diperuntukkan
sebagai ruang publik. City walk hadir berupa koridor untuk pejalan kaki yang
menghubungkan beberapa fungsi komersial dan ritel yang ada. Koridor ini bersifat

46
terbuka (tanpa AC) dan cukup lebar, berkisar 6 hingga 12 meter, tergantung jenis
kegiatan yang akan diciptakan. Selain itu, beliau juga mengemukakan city walk
sebagai koridor komersial seharusnya dapat memberikan rasa nyaman dari iklim
tropis yang ada di Indonesia seperti panas dan hujan misalnya. Aktivitas di city
walk biasanya lebih ke arah gaya hidup yang sedang berkembang saat ini. Dan
tempat nongkrong di kafe dan restoran sampai toko yang menjual pernak-pernik
yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti barangteknologi, tempat bermain anak,
olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan. Persimpangan koridor city walk pada
suatu pusat perbelanjaan sering digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung
pertunjukan. Ruang ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa
bangunan yang biasanya terpecah. Fungsi kegiatan ini sangat membantu dalam
mengundang pengunjung pada waktu tertentu seperti akhir minggu misalnya

Berdasarkan pemahaman mengenai city walk di atas dapat disimpulkan


pusat perbelanjaan dengan konsep city walk ini merupakan pusat berbelanjaan
berupa open mall center serta memiliki bentuk pedestrian mall , yaitu sebuah
pusat perbelanjaan yang retail-retail dan fasilitas pendukungnya dihubungkan oleh
pedestrian berupa koridor terbuka dan bebas dari kendaran.

2.4.3. Elemen City Walk Pada Pusat Perbelanjaan Modern

Dari pengertian mengenai konsep City walk di atas dapat ditarik


kesimpulan mengenai elemen-elemen utama pembentuk City walk yaitu open
space, pedestrian, dan retail-retail (bangunan).

1. Open Space Pada Pusat Perbelanjaan


Persimpangan koridor city walk pada suatu pusat perbelanjaan sering
digunakan sebagai ruang terbuka untuk panggung pertunjukan. Ruang ini
juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpecah.

47
Fungsi open space pada citywalk :
 Digunakan untuk panggung/ tempat hiburan
 Sebagai ruang penghubung atau penyatu massa bangunan yang
biasanya terpisah.

Gambar 2.38. Konsep open space yang terbentuk dari sirkulasi pedestrian
(Sumber: Konsep tata ruang luar. 67, 2022)

2. Pendestrian Pada Pusat Perbelanjaan


Fitur yang paling penting dari pedestrian pada pusat perbelanjaan dengan
konsep citywalk adalah pedestrian yang teduh sehingga kenyamanan
pengguna pedestrian dapat tercapai. Bentuk peneduh pedestrian pada pusat
perbelanjaan dapat disediakan melalui 2 cara yaitu dengan memundurkan
pertokoan/retail dari bangunan utama lantai atas atau dengan
menambahkan kanopi.

Konsep elemen pedestrian pada pusat perbelanjaan dengan suasana


citywalk terbagi atas 4 zona yaitu curb zone, furnishing zone, trough zone
dan frontage zona, masing-masing dari zona tersebut memiliki fungsi yang
berbeda.

48
 Curb Zone
Zona curb ini berfungsi sebagai pencegah air masuk ke area
pedestrian. Lebar zona curb minimal 150 mm dan tingginya 175
mm untuk area komersial.
 Furnishing Zone
Zona furnishing berfungsi sebagai baffer area pedestrian serta
sebagai area perletakan elemen-elemen seperti pohon, signage,
tempat sampah dan street furniture lainnya.

Gambar 2.39. Konsep perletakan street furniture pada zona furnishing


(Sumber: Konsep tata ruang luar. 68, 2022)

 Through Zone
Pada pusat perbelanjaan dengan konsep citywalk penambahan
paving pada zona ini diperlukan agar terlihat lebih atraktif. Lebar
zona pedestrian sesuai dengan kebutuhan, dengan ruang minimal
manusia 60 cm. Pada kawasan pedestrian secara umum, lebar
zona pedestrian minimal 2,5 m. Pada area citywalk sebuah kota
lebar zona pedestrian minimal 1,9 m. Pada area local lebar zona
pedestrian minimal 1,5 m.
Permukaan area pedestrian harus dirancang kuat dan stabil, anti
slip dan aksesibel untuk pengguna yang menggunakan kursi roda
serta model transportasi bantuan lain.

49
Gambar 2.40. Tipikal zona pedestrian pada sidewalk corridor
(Sumber: Konsep tata ruang luar. 69, 2022)

 Frontage Zone
Zona frontage merupakan zona transisi antara area pedestrian
dan garis bangunan, untuk memberikan jarak kenyamanan bagi
pejalan kaki terhadapt frontage dari bangunan. Pada zona ini
ditempatkan elemen-elemen seperti kursi, telepon umum, tiang
petunjuk serta tiang utilitas.

Gambar 2.41. Pembagian zona pedestrian pada pusat perbelanjaan dengan


konsep citywalk
(Sumber: Konsep tata ruang luar. 70, 2022)

50
3. Bangunan Pertokoan/ Retail Pada Pusat Perbenjaan
Bangunan pada konsep citywalk merupakan salah satu elemen pembentuk
citywalk dalam pusat perbelanjaan modern, karena fungsinya sebagai
tempat komersial, maka bangunan harus ada untuk memenuhi fungsi
komersial yang berupa pusat perbelanjaan modern ini.
a. Pola Bangunan Pusat Perbelanjaan
Pola konfigurasi bangunan pada pusat perbelanjaan merupakan hal yang
penting dari proses perencanaan site bagi penyewa maupun developer.
Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola bangunan dan
menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa ini diatur sedemikian
rupa sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara
penyewa utama dengan penyewa lain.

Berdasarkan konfigurasi tersebut, terdapat macam dan pola bangunan


dan konfigurasi, antara lain :
 Bentuk linier, merupakan suatu deretan toko-toko yang membentuk
garis lurus yang dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang
terdapat disepanjang bagian depan toko-toko. Bangunan tipe ini
biasanya dimundurkan dari batas jalan dan sebagian besar parker
terletak antara jalan dan bangunan.
 Bentuk L dan U, merupakan perkembangan dari bentuk linier
shopping center yang besar dan community shopping center uang
kecil, sedangkan bentuk U sesuai dengan community shopping center
yang besar.
 Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara
bangunan linier yang berhadapan, kemudian mall menjadi daerah
bagi pejalan kaki untuk hilir-mudik dalam berbelanja. Mall telah

51
menjadi standart regional shopping center dan sedang diterapkan
jaga pada community shopping center.
 Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada
penerapan cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberapa massa
bangunan yang terdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki
atau taman pada regional shopping center. Bentuk cluster bervariasi
dengan menggunakan bentuk-bentuk dari huruf X, Y dan halter.

Gambar 2.42. Shopping centre building configuration


(Sumber: Konsep tata ruang luar. 71, 2022)
b. Penataan Bangunan
Tingkat enclosure yang tinggi didapat dari ada atau tidaknya batas,
seperti halnya dinding pada bangunan. Ketika kelompok bangunan
membentuk ruang ditengah, namun masih memungkinkan untuk
memandang keluar area tersebut, maka akan terbentuk apa yang disebut
“spatial leaks”. Untuk meningkatkan enclosure-nya, dapat digunakan
elemen lain, misalnya vegetasi atau menggunakan overlapping sisi
bangunan.

52
Gambar 2.43. Spatial leaks
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

Kelompok bangunan yang ditata membentuk sebuah garis tidak akan menciptakan
suatu enclosure yang jelas, sehingga tidak membentuk sebuah ruang. Begitu juga
halnya dengan kelompok yang disusun acak, tanpa penataan yang dirancang.

Gambar 2.44. Penataan bangunan yang tidak menciptakan enclosure


(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

Teknik paling mudah untuk menata kelompok bangunan untuk menciptakan


sebuah ruang adalah dengan membentuk dinding fasad mengelilingi yang
menerus, karena ruang ditengahnya akan mudah terasa, namun ruang yang
dihasilkan akan terasa statis dan sulit melakukan pergerakan.

53
Gambar 2.45. Central space
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

Dengan menciptakan central space ruang yang tercipta memiliki hirarki yang
sejajar. Dalam komposisi ruang yang tercipta, tidak terdapat suatu focus. Untuk
menciptakan focus dalam ruang, dapat dibuat ruang utama dengan sub ruang
disekitarnya.

Gambar 2.46. Ruang utama dan sub ruang menciptakan fokus


(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

c. Karakter Bangunan
Karakter bangunan mempengaruhi kualitas ruang yang diciptakan.
Karakter bangunan meliputi warna, tekstur, detail dan proporsi dari
fasad bangunan yang mempengaruhi personalitas dari ruang luar di
sekitar bangunan. Fasad bangunan dapat memberikan kesan dingin atau
hangat disekitarnya.
d. Tipe Kelompok Bangunan dan Ruang yang Dibentuknya
 Ruang terbuka yang memusat
Konsep dasar dari tipe ini adalah menata kelompok bangunan
mengelilingi sebuah ruang terbuka yang memusat yang

54
menghubungkan seluruh bangunan. Kelemahan tipe ruang ini adalah
ruang yang terbentuk memiliki tingkat enclosure yang kuat,
sehingga terbentuk suatu dead end, yang dimana manusia dipaksa
memasuki ruang ini, bukan melawati ruang ini.

Gambar 2.47. Ruang terbuka memusat


(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

 Ruang terbuka yang menjadi focus


Konsep dari tipe ruang ini adalah membentuk ruang terbuka sebagai
focus dengan membuka salah satu sisi, sehingga memungkinkan
adanya pandangan menuju sisi tersebut. Namun untuk tetap
menciptakan enclosure, dapat digunakan elemen lansekap lainnya.

Gambar 2.48. Ruang terbuka menjadi fokus


(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

 Ruang linier
Ruang memanjang yang terbentuk dari penataan bangunan
memanjang dan menciptakan ruang pada salah satu atau kedua
ujungnya.

55
Gambar 2.49. Ruang linier
(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

 Ruang linier organik


Ruang memanjang yang terbentuk dari penataan bangunan dan
menciptakan ruang pada salah satu kedua ujungnya.

Gambar 2.50. Ruang linier organik


(Sumber: Booth, Norman. K, 2022)

2.5. Ruang Luar


2.5.1. Pengertian Ruang Luar
Ruang luar adalah :
 Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan
dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas.
 Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan
maksud tertentu dan sebagian bagian dari alam.
 Arsitektur tanpa atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang yaitu lantai dan
dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen
pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi
elemen penting didalam merencanakan ruang luar.

56
2.5.2. Ruang Luar Menurut Kesan Fisiknya
Ruang luar menurut kesan fisiknya dapat dikatagorikan menjadi :

 Ruang Positif
Merupakan suatu ruang terbuka yang diolah dengan peletakan massa
bangunan atau objek tertentu melingkupinya akan bersifat positif.
Biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia.
 Ruang Negatif
Merupakan ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi
dengan jelas dan bersifat negatif. Biasanya terjadi spontan tanpa
kegiatan tertentu. Setiap ruang yang tidak direncanakan, tidak
dilingkupi atau tidak dimaksudkan untuk kegunaan manusia
merupakan ruang negatif.

Gambar 2.51. Ruang positif dan ruang negatif


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

57
2.5.3. Pembatas Ruang Luar
a. Lantai
Sebagai bidang alas besar pengaruhnya terhadap pembentukan ruang
luar, karena bidang ini erat hubungannya dengan fungsi ruangnya.
Permukaan lantai pada ruang luar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Bahan keras, jenisnya seperti batu, kerikil, pasir, beton dan aspal.
 Bahan lunak, jenisnya seperti rumput dan tanah
Perbedaan sifat bahan dan ketinggian sebidang lantai dapat
membentuk kesan dan fungsi ruang yang baru tanpa mengganggu
hubungan visual antara ruang-ruang itu. Pada ruang luar yang luas,
perbedaan tinggi lantai pada sebagian bidangnya dapat mengurangi
rasa monoton dan menciptakan kesan ruang yang lebih manusiawi.

Gambar 2.52. Bidang alas dengan sifat bahan yang berbeda


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

Gambar 2.53. Bidang alas dengan perbedaan tinggi lantai


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

58
b. Dinding
Sebagai pembatas ruang luar yang dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu :
 Dinding masif, dapat berupa permukaan-permukaan tanah yang
miring atau vertikal (dinding alami), atau dapat pula berupa pasangan
batu batu, beton dan sebagainya. Sifat dinding ini sangat kuat dalam
pembentukan ruang.
 Dinding transparan, terdiri dari bidang yang transparan, seperti pagar
bamboo, logam, kayu yang ditata tidak rapat, pohon-pohon dan
semak yang renggang. Sifat dinding ini kurang kuat dalam
pembentukan ruang.
 Dinding semu, merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan
pengamat setelah mengamati suatu objek atau keadaan. Dinding ini
dapat terbentuk oleh garis-garis batas, misalnya garis batas air sungai,
air laut dan cakrawala.

Gambar 2.54. Dinding sebagai pembatas ruang luar


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

2.5.4. Sirkulasi Pada Ruang Luar


Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan
aktivitas dan pola penggunaan tanah sehingga merupakan pergerakan dari
ruang yang satu ke ruang yang lain. Hubungan jalur sirkulasi dengan ruang
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

59
a. Jalur melalui ruang
 Integritas masing-masing ruang kuat
 Bentuk alur cukup fleksibel

Gambar 2.55. Jalur sirkulasi melalui ruang


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)
b. Jalur melalui ruang
 Mengakibatkan terjadinya ruang gerak dan ruang diam

Gambar 2.56. Jalur sirkulasi memotong ruang


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

c. Jalur berakhir pada ruang


 Lokasi ruang menentukan arah
 Sering digunakan pada ruang bernilai fungsional atau simbolis

Gambar 2.57. Jalur sirkulasi berakhir pada ruang


(Sumber: Prabawasari, V. W. & Suparman, 2022)

60
Dalam perencanaan sirkulasi ruang luar perlu dipertimbangkan
factor kenyamanan. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari penataan
sirkulasi yang kurang baik, misalnya tidak adanya pembagian ruang
untuk sirkulasi kendaraan dan manusia, dan penyalahgunaan fasilitas
yang telah disediakan untuk hal tersebut hendaknya diadakan
pembagian sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia.

2.6. Karakteristik Tata Ruang Luar Pusat Perbelanjaan

2.6.1. Building materials (Material bangunan)


Material bangunan yang digunakan pada pusat perbelanjaan merupakan
salah satu yang menentukan visual image pusat perbelanjaan.
Kriteria pemilihan material bangunan :
 Durability (daya tahan)
 Ease maintenance (kemudahan pemeliharaan)
 Waterproofing and insulation qualities (tahan air dan kualitas
insulasi)
 Local availability (ketersediaan local)
 Speed of assembly (kecepatan pemasangan)
 Appearance (penampilan)

2.6.2. Canoples (Kanopi)


Pada pusat perbelanjaan konvensional, ensensi dari melindungi
pedestrian tidak hanya untuk cuaca yang buruk tetapi juga untuk
kenyamanan saat berbelanja dalam segala cuaca.

Kanopi dapat berupa kantilever dari dinding bangunan atau dapat


didukung oleh kolom atau pilar. Tinggi dan lebar kanopi akan ditentukan
oleh proporsi tepat gaya arsitekturalnya. Dengan kanopi lebih dari 12 kaki,

61
dinding bangunan bagian bawah menyediakan permukaan ideal untuk
penempatan signs.
Ketika kanopi ditempatkan pada sepanjang fasade pusat
perbelanjaan terbuka, jendela belanja dan jendela pajangan dapat dijadikan
sebagai daya tarik pembeli untuk membeli maupun membandingkan harga
barang yang terdapat dalam toko tersebut. Selain itu pelanggan bebas
untuk melihat barang pajangan tanpa perlu menjelaskan bahwa mereka
hanya melihat-lihat. Kanopi dapat meningkatkan daya tarik pada
penampilan jendela yang besar.

2.6.3. Lanscaping (Pertamanan)


Persyaratan zonasi pada site dapat digunakan sebagai batas
lansekap parkiran dan properti pada jalur penyangga. Zonasi dapat
menentukan presentase dari total luas site yang digunakan untuk lansekap
seperti penempatan, jenis atau diameter pohon.

Pusat perbelanjaan yang berlokasi di daerah perumahan dibutuhkan


buffer yang lebih besar untuk mengurangi gangguan terhadap perumahan
yang berada disekitarnya. Jalur tanaman, dengan lebar 20 kaki dan tinggi,
berdaun lebat. Jika ingin lebih praktis dapat digunakan tembok atau pagar
yang menarik dapat ditambahkan.

Namun harus diperhatikan bahwa lokasi maupun ketinggian


lansekap dapat memenuhi standar garis pandang yang diperlukan untuk
keselamatan pengemudi.

Dalam tata letak pusat perbelanjaan, penanaman tanaman,


pertunjukan air dan selupture dapat mengubah ruang pejalan kaki interior
menjadi daya tarik bagi masyarakat dan sebagai tempat berkumpul.

62
Fungsi lansekap pada pusat perbelanjaan :
 Lansekap dapat digunakan untuk membangun buffer visual.
 Lansekap dalam area parker harus menyediakan daerah untuk
parker sepeda, wadah sampah dan bangku-bangku serta
perabotan jalan lainnya.
 Lansekap dapat digunakan sebagai elemen desain utama dalam
pusat perbelanjaan.

2.6.4. Signing (Penanda)


Signing yang baik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
rancangan. Pada pusat perbelanjaan signing diharapkan tidak menimbulkan
polusi visual.
Prinsip-prinsip signing pada pusat perbelanjaan :
 Signing penting sebagai penunjuk arah
 Signing merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
bangunan
 Signing di pusat perbelanjaan dapat digunakan sebagai elemen
desain pemersatu
 Tiang signing merupakan elemen opsional di pusat-pusat
perbelanjaan kontemporer, berguna sebagai pernyataan
arsitektur yang menarik, tapi bukan cara yang baik untuk iklan.
 Exterior sign dapat digunakan untuk mengarahkan pelanggan
menuju restoran dan ritel-ritel khusus lainnya.

2.6.5. Night lighting (pencahayaan malam hari)


Pencahayaan pada malam hari merupakan kebutuhan bagi
keamanan publik dan fasilitas parker. Pencahayaan pada area parkiran
harus menyediakan 1,5 footcandles pada area permukaan trotoar.

63
Prinsip-prinsip pencahayaan malam hari pada pusat perbelanjaanm :
 Pencahayaan sign pada malam hari merupakan elemen penting
dari desain exterior.
 Tiang lampu pendek secara arsitektur lebih menyenangkan dari
pada lampu dengan tiang yang tinggi, tetapi dapat mengurangi
biaya listrik. Penggunaan jenis lampu diharapkan dapat
seimbang antara efek estetika dan penggunaan energy, hal
tersebut dapat diatasi dengan pengembangan sumber cahaya
yang lebih efisien (sumber cahaya dapat dipasang pada
ketinggian rendah).
 Idealnya, perlengkapan pencahayaan untuk area parkiran harus
selaras dengan skala dan karakter arsitektural pusat
perbelanjaan.
2.6.6. Truck service facility (fasilitas truk servis)
Daerah pengiriman merupakan fasilitas utama layanan bagi truk
untuk bongkar muat barang. Daerah fungsional ini harus diletakan pada
daerah yang tidak terlihat oleh pelanggan.
Prinsip fasilitas servis truk :
 Fasilitas truk dapat dihalangi dengan perpanjangan dinding
pasangan bata dari garis bangunan.
 Fasilitas bongkar muat diusahakan tidak terlihat oleh pelanggan.

2.7. Tinjauan Lanskap


2.7.1. Pengertian Lanskap
Lanskap merupakan tata ruang diluar gedung (untuk mengatur
pemandangan alam) (“Lanskap.” Def.1, n.d, KBBI). Menurut Simonds (1983),
lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat
dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter menyatu secara alami dan
harmonis untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan menurut

64
Suharto (1994), lanskap mencakup semua elemen pada tapan, baik elemen alami
maupun buatan dan penghuni atau makhluk hidup yang ada didalamnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa lanskap adalah suatu bentang lahan yang berada diluar
gedung dan ditata dengan perpaduan elemen alami dan elemen buatan yang dapat
dinikmati oleh seluruh panca indera manusia.

2.7.2. Elemen-elemen Lanskap


Menurut Ashihara (1996), dalam perancangan taman perlu dilakukannya
pemilihan dan penataan secara detail elemen-elemennya agar taman dapat
berfungsi maksimal dan estetis. Elemen taman diklasifikasikan menjadi tiga
ketegori, yaitu; Berdasarkan jenis dasar elemen, elemen alami dan non alami
(buatan); Berdasarkan kesan yang ditimbulkan, elemen lunak atau soft materials
(tanaman, air dan satwa) dan elemen keras atau hard materials (paving, pagar,
patung, pergola, bangku taman, kolam dan lampu taman); Berdasarkan
kemungkinan perubahan, elemen mayor (sulit diubah) sungai, gunung, pantai,
sinar matahari, angina dan petir, serta elemen minor (dapat diubah) seperti sungai
kecil, bukit kecil, tanaman dan buatan manusia.
Sedangkan menurut Hakim dan Utomo (2002), dikenal dua bagian besar
material lanskap, yaitu :
1. Material Lunak (Soft Material)
Material lunak merupakan istilah yang digunakan untuk elemen-elemen taman
yang berasal dari alam, antara lain tanaman/pepohonan dan air.
Tanaman merupakan elemen taman yang terus tumbuh, hidup dan
berkembang. Dalam siklus hidupnya pertumbuhan akan mempengaruhi
bentuk, ukuran, tekstur bahkan warna dari tanaman tersebut. Sehingga kualitas
suatu ruang terbuka akan terus berubah dan berkembang seiring dengan siklus
hidup dari tanaman yang digunakan. Pada daerah beriklim tropis terdapat dua
jenis golongan tanaman ditinjau dari massa daunnya. Pertama ada tanaman
yang menggugurkan daun (Decidous Plants), tanaman jenis ini berubah bentuk

65
maupun warna daunnya sesuai dengan musim yang berlangsung. Contoh
tanaman ini antara lain: Flamboyan, Angsana dan lain sebagainya. Kedua ada
tanaman hijau sepanjang tahun (Evergreen Conifers), jenis tanaman ini
cenderung banyak kita temui disekitar kita. Tanaman jenis ini akan berdaun
dan berbunga lebat sepanjang musim/tahun, dan tidak menggugurkan daunnya.
Contohnya antara lain adalah jenis cemara.

Setiap tanaman memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda-beda, hal ini
dapat dilihat dari bentuk (tajuk, batang, cabang, ranting dan daun), tekstur
(batang dan daun), warna (batang, daun dan bunga) dan fungsi tanaman serta
tinggi maupun lebar tanaman. Secara ekologis tanaman memiliki fungsi
sebagai berikut: Menyerap CO2 dan O2 (oksigen) bagi makhluk hidup disiang
hari; Memperbaiki iklim setempat; Mencegah terjadinya erosi/pengikisan
tanah; Menyerap air hujan. Sedangkan dalam perancangan lanskap fungsi
tanaman antara lain: Sebagai komponen pembentuk ruang; Sebagai pembatas
pandangan; Sebagai peneduh/penghasil bayang-bayang; Sebagai aksentuasi;
Sebagai penambah unsur keindahan lingkungan.
Dalam penggunaannya tanaman memiliki jenis dan ukuran yang berbeda-beda
tergantung dengan fungsi dan perletakan tanaman tersebut. Menurut
Handayani (2009), pengelompokan tersebut dibagi kedalam beberapa, yaitu:

a. Penutup tanah
Tanaman jenis ini membentuk pola bidang alas, biasanya digunakan untuk
pembatas antara rumput dan perkerasan, dalam menghubungkan unsur-unsur
dalam komposisi dan menutup tanah yang tidak sesuai dengan rumput.
Contoh tanaman jenis ini antara lain: Lantana, Rumput gajah mini, Lili paris,
Portulaka, dll.

66
b. Semak sedang dan rendah (0,3-2 meter)
Tanaman ini biasanya digunakan untuk pembatas ruang, sebagai unsur
peralihan komposisi dari semak tinggi ke semak rendah. Contoh tanaman
jenis ini antara lain: Puring, kembang sepatu dll.
c. Semak/perdu tinggi (3-4,5 meter)
Tanaman jenis ini biasanya berperan sebagai dinding, digunakan sebagai sekat
dan pembentuk ruang yang bersifat privat atau sebagai latar belakang netral
bagi patung atau tanaman berbunga. Contoh tanaman jenis ini antara lain: Kol
merak, Kol banda, Nusa indah dll.
d. Pohon kecil (3-6 meter)
Tanaman jenis ini biasanya berbentuk kanopi membentuk ruang akrab, cocok
pada halaman yang kecil, menjadi penarik visual bila digabungkan dengan
tanaman rendah. Contoh tanaman jenis ini antara lain: Belimbing, Kamboja,
Cemara kipas, dll.
e. Pohon sedang (9-12 meter)
Tanaman jenis ini tidak cocok untuk halaman yang kecil karna dalam
pertumbuhannya akan memerlukan space yang cukup luas. Contoh tanaman
jenis antara lain: Kisanbun, Jambu air, dll.
f. Pohon besar (>12 meter)
Tanaman jenis ini biasanya digunakan untuk daya tarik visual. Contoh
tanaman jenis ini antara lain: Flamboyan, Mahoni, Damar, Kihujan, dll.
g. Pohon ornamental
Tanaman jenis ini tidak cocok digabungkan dalam komposisi. Sangat cocok
dipasang dekat pintu gerbang masuk karena menarik perhatian. Contoh
tanaman jenis ini antara lain: Cemara, dll.
2. Material Keras (Hard Material)
Material keras adalah elemen-elemen taman buatan ataupun elemen selain
vegetasi yang dimaksudkan adalah elemen-elemen pembentuk taman yang

67
keberadaanny dapat meningkatkan kualitas dan fungsi taman misalnya pagar,
bangku taman, gazebo, lampu taman, batu, kayu dan lain sebagainya.
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar, yaitu:
a. Material keras alami (Organic material), yaitu kayu. Kayu merupakan
salah satu elemen yang berasal dari tanaman, yang biasa dipergunakan
untuk pembuatan furniture lansekap, retaining wall ataupun perkerasan.
Penggunaan ini tidak terlepas dari kekuatan kayu, kekuatan kayu sendiri
memiliki perbedaan satu dengan lainnya tergantung dari keawetan dan
jenis sumber kayu tersebut.
b. Material keras alami dari potensi geologi (Inorganic materials used in the
natural state), yaitu batu-batuan, pasir dan batu bata. Pemanfaatannya
banyak dapat menimbulkan kesan tekstur kasar dan halus.
c. Material keras buatan bahan metal (Inorganic materials used in highly
modified state), yaitu alumunium, perunggu, tembaga dan baja.
Pengaplikasiannya merupakan elemen jadi yang sudah diolah seperti
bangku taman, lampu taman, dll.
d. Material keras buatan sintetis/tiruan (Synthetic materials), yaitu plastic
dan fiberglass.
e. Material keras buatan kombinasi (Composite materials), yaitu beton dan
plywood.

68
2.8. Studi Komparasi
2.8.1. Komparasi Berdasarkan Fungsi Bangunan

1. Chadstone Shopping Mall

Gambar. 2.58. Courtesy of Callison


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

Perluasan Pusat Perbelanjaan Chadstone di Melbourne, Australia, adalah


perayaan rekayasa dan arsitektur yang mulus. Inti dari proyek ini adalah atap
kaca gridshell yang dramatis, yang menjulang di atas apa yang telah menjadi
pusat perbelanjaan tertutup terbesar dan terpopuler di Belahan Bumi
Selatan. Ekspansi ini mengakomodasi lebih dari 100 pengecer baru dan
daftar operator rekreasi dan makanan. Atap setinggi 31 meter, 7.000 meter
persegi adalah kolaborasi multi-disiplin desainer, arsitek, dan insinyur yang
bekerja dengan departemen penelitian dari University of Stuttgart dan
University of Bath. Tim desain mengandalkan pemodelan parametrik 3D,
menyempurnakan massa melalui kombinasi animasi video dan rendering
komputer. Atapnya adalah yang pertama dari jenisnya di benua itu.

69
Gambar. 2.59. Courtesy of Callison Indoor
(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

a. Konsep
CallisonRTKL menjabat sebagai perancang konsep dan The Buchan
Group sebagai Arsitek Eksekutif pada proyek tersebut, yang telah
menjadi inti dari portofolio kedua praktik tersebut sejak tahun 1980-an.

Gambar.2.60. Penggunaan Skylight


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

b. Struktur

Gambar. 2.61. Detail Atap


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

70
Fitur menonjol dari desain tidak diragukan lagi adalah atap gridshell
ikonik Chadstone. Strukturnya didasarkan pada kerangka kisi yang
memperoleh kekuatannya dari kelengkungan gandanya. Dirancang oleh
CallisonRTKL, The Buchan Group, dan Atelier One di London dan
diproduksi oleh Seele di Jerman dan Republik Ceko, atapnya terdiri dari
kerangka baja catenary yang dilapisi dengan panel segi empat dengan
berbagai ukuran. Bentuknya yang sangat efisien dengan ketebalan hanya
210mm, mencakup area seluas sekitar 7000 meter persegi dan dibeberapa
area memungkinkan bentang yang jelas sehingga 42 meter.

Gambar. 2.62. Blok Plan


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

Tata letak panel telah dipetakan dengan mulus ke perimeter


bangunan untuk memberikan batas yang elegan antara atap dan struktur
pendukung. Bekerja sama dengan University of Bath, kami
mengembangkan skrip khusus proyek untuk menerjemahkan kisi segi
empat yang dikontrol titik 2D menjadi jaring parametrik 3D,
menggabungkan aspek penting yang saling terkait dari bentuk atap, panel
kaca, dan efisiensi struktural. Ukuran panel dibatasi untuk memastikan
tidak ada batasan manufaktur atau transit terkait, dan permukaan
dikembangkan dalam batas planaritas yang sangat ketat yang
memungkinkan tingkat pembengkokan dingin yang kecil jika diperlukan
tanpa menghasilkan tekanan yang signifikan.

71
Gambar. 2.63. Contoh Penerapan Kaca pada Atap
(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

c. Denah

Gambar. 2.64. First Ground & Ground Floor


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

Gambar. 2.65. Ground Floor & Lower Ground Floor


(Sumber: https://www.archdaily.com/804275/chadstone-shopping-centre, 2022)

72
2. Wafi Mall, Dubai

Gambar .2.66. Perspektif Wafi Mall


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

Wafi City Dubai adalah salah satu pusat perbelanjaan terindah di kota
ini. Dubai adalah salah satu kota paling menarik di Teluk Persia, yang
menarik banyak wisatawan dan pelancong setiap tahun. Di antara tempat-
tempat wisata tersebut, kita dapat menyebutkan berbagai pusat perbelanjaan.
Salah satu pusat perbelanjaan paling bergaya dan unik di Dubai yang
bersinar seperti permata berlian adalah Pusat Perbelanjaan Wafi City. Wafi
City yang juga disebut Wafi Mall merupakan kompleks mewah dengan luas
520.000 meter persegi yang mampu menarik perhatian berbagai pelancong.

Gambar. 2.67. Tampak depan Wafi Mall


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

Pusat perbelanjaan ini memiliki lebih dari 300 toko di jantungnya dan
dibangun di atas empat lantai. Ini bukan satu-satunya pusat perbelanjaan
sederhana yang dapat Anda lihat di sebagian besar dunia. Hal pertama yang

73
perlu Anda ketahui tentang Wafi City adalah arsitekturnya yang menarik dan
unik. Saat Anda memasuki pusat perbelanjaan ini, atraksi visualnya menarik
perhatian Anda. Sejauh mata memandang, arsitektur Mesir menunjukkan
jejak gayanya yang berbeda. Jika Anda menoleh dan melihat atap kaca
bangunan ini, Anda akan melihat gambar piramida Mesir yang indah.
Mall ini terletak didalam kompleks kota Mesir dengan tema Wafi City
Mall dibuka pada tahun 2001 dan berisi 1.000 ruang parkir tertutup serta
lebih dari 350 toko di lima lantai, dilengkapi dengan butik-butik kelas atas.
Salah satu Mall berkelas di Dubai ini mempunyai luas bangunan 79.989 M2.
Mall ini bertema Mesir kuno, termasuk taman dan restoran-restorannya
berbentuk piramid.

Gambar. 2.68. Lokasi Bangunan Wafi Mall


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

Piramida kaca ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat menarik


perhatian setiap wisatawan. Di dalam Wafi City Mall bukan satu-satunya
tempat di mana arsitektur Mesir dapat dilihat. Jelajahi saja bagian luarnya
untuk berkenalan dengan patung-patung yang dibuat dalam bentuk Firaun.
Jika Anda melihat lebih dekat pada kolom silindernya, Anda akan melihat
pola dan gambar yang di atasnya terdapat berbagai item, seperti prasasti
runcing.

74
Gambar. 2.69. Penggunaan Skylight Pada Bangunan
(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

a. Fasilitas
Salah satu toko terbesar di pusat perbelanjaan ini adalah Salam
Department Store. Di toko yang besar dan menarik ini, Anda dapat
menemukan berbagai pakaian pria dan wanita, parfum, peralatan rumah
tangga, dan kosmetik..

Gambar. 2.70. Denah


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

Di pusat perbelanjaan ini, seperti pusat perbelanjaan besar lainnya,


terdapat aula untuk memajang produk-produk terbaru di bidang fashion,
tentunya selain Wafi Shopping Mall di bidang fashion, produk dan barang

75
lainnya seperti perhiasan, rumah peralatan elektronik rumah tangga juga
dijual di sini. Merek-merek ternama seperti Salam, Marks, Spencer,
Topshop, La senza, Restoran, Kompleks makan (piramida), Kawasan
taman hiburan, (Encounter zone), Ruangan bawah tanah bertema arab
(Khan Murjan), Spa (Cleopatra Spa), Selebriti restoran, (Planet
Hollywood), Carrefour Market juga menjual berbagai macam produk
original dengan kualitas tinggi dan harga yang terjangkau, macam
restoran – makanan cepat saji dan kafe – bar. Jumlah restoran di
kompleks ini lebih dari 30. Fasilitas lain dari Wafi Shopping Mall
termasuk kantor tukar, bank, ATM, musholla dan toilet, parkir, dll

3. Supermall Pakuwon Indah, Surabaya


Pakuwon Mall (sebelumnya bernama Supermal Pakuwon Indah,
terkadang juga disebut Supermal Surabaya oleh warga Surabaya) adalah
pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia dengan luas NLA sebesar 200.000
m2. Pusat perbelanjaan ini berdampingan dan menyatu dengan Pakuwon
Trade Center (atau biasa disingkat PTC). Pusat perbelanjaan ini terletak di
Jalan Puncak Indah Lontar no 2, Kompleks Perumahan Pakuwon Indah,
Lontar, Sambikerep, Kota Surabaya.

Gambar. 2.71. Perspektif Supermall Pakuwon Indah


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

76
Mal ini terdiri atas 3 lantai basement, 6 lantai di Pakuwon Mall serta 1
lantai untuk exhibition hall, PTC terdiri atas 3 lantai (Lantai 1 di PTC
termasuk sebagai bagian dari area Pakuwon Mall), serta Pakuwon Mall
Home Pro yang hanya terdiri atas 2 lantai. Pakuwon Mall dan Pakuwon
Trade Center memiliki banyak tenant, baik dari lokal maupun internasional
dengan penyewa - penyewa besar antara lain Hypermart, Matahari
Departement Store, Lotte Mart, Sogo, ACE Hardware,
Informa, Timezone, Gramedia, Celebrity Fitness, H&M, Uniqlo, LC
Waikiki, Zara, PTC XXI, Pakuwon Mall XXI, The Premiere, IMAX, Best
Denki, Pasarame, Toys Kingdom, Miniapolis, Amped Trampoline Park,
Amazing Zone, Chipmunks, DBL Academy, Wall Street English, dan Mr.
DIY.
Pakuwon Mall merupakan family mall yang berkonsep untuk
menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat.
a. Fasilitas
 Fasilitas Umum
- Bank - Pusat ATM - Meja Informasi
- Kursi roda - Gereja - Toilet Penyandang Cacat
- Masjid - Kamar Pembibitan - Ruang Merokok
- Parkir - Pojok Sim - Tempat Taksi
- Kereta Bayi - Ruang Sholat - Stasiun Pengisi Daya Seluler
 Fasilitas Utama

Gambar. 2.72. Denah


(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

77
Natasya skincare, Nail pia, Belagio, Bata, C18, Giordano, Map bazaar,
Marks and spencer bazaar, Fox studio, Pointbreak, Frank & Co, Rotelai,
Quali, A&W, Texas, Kfc, Hoka” bento, Pizza hut, Starbucks, Dessert
time, J-Co donuts, Bnead talk, Paper clip, Gosh, The little things, Polo
ralph lauren, Batik paragata, Rhomberg, Salt & pepper, Pink secret, Jolie
moda, Wacoal, Boshini, K-Town, Hush Pupies, Razor, Jimmy
waworuntu, Toddie baby spa, Prince jewellery, Executive bazzar, Color
box, Studio tas / elle bag, Marie claire, Optik melawai Watch studio,
Donini, Optik seis, Optik tunggal, Eyes gallery, PolVL Brio, Vinoti
Living, Bfit, Attic, Sleep center, Face shop, Baby shop, Guardian, Osim,
Emina, ErhaCellini, Tikala, Jayahata, Show unit “The Ritz”, Show unit
“Orchard & Tanglin”, Planet sport, Kettler, AdvancePeriplus, Ace
Hardware, My room, Lampeberger,

b. Project Fact
Arsitek : DP Architect (Singapore)
Developer : PT. Pakuwon Jati Tbk.

4. Central World
adalah plaza belanja dan kompleks di Bangkok , Thailand. [5] Ini
adalah kompleks perbelanjaan terbesar kesebelas di dunia. Kompleks, yang
meliputi hotel dan menara perkantoran, dimiliki oleh Central Pattana . Pada
tahun 2006, setelah tiga tahun desain dan renovasi, CentralWorld diperluas
menjadi 550.000 m 2 (5.900.000 sq ft) pusat perbelanjaan dan 830.000
m 2 (8.900.000 sq ft) kompleks, melampaui saingan terdekat Siam
Paragon dalam hal ukuran.

78
Gambar. 2.73. Interior dan Eksterior
(Sumber: https://travelservicesupport.com/wafi-mall-dubai/, 2022)

Awalnya bernama World Trade Center , mal delapan lantai dibuka pada
7 April 1990. Central Group mengakuisisi properti pada tahun 2002 dari
grup Wang Phetchabun dan mengubah namanya menjadi Central World
Plaza. Pada tahun 2005, namanya diubah menjadi CentralWorld. t
Alun-alun aktivitas luar ruangan terbesar di pusat kota Bangkok , ini
mencakup area seluas 8.000 meter persegi.

Gambar. 2.74. Denah Bangunan


(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

79
Gambar. 2.75. Potongan Bangunan
(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

a. Fasilitas
Lantai terendah sekitar 5 meter dari jalan setapak, yang
membutuhkan pagar pembatas untuk mencegah orang jatuh. Sejumlah
pohon palem kerajaan yang tinggi ditanam di sana selama bertahun-tahun,
menciptakan nuansa berat yang membuatnya agak terlalu gelap untuk
berjalan di malam hari. Sebagian besar jalan setapak digunakan sebagai
tempat parkir sepeda motor yang lewat, artinya sebagian dari mereka
melaju di jalur pejalan kaki.

80
Gambar.2.76. Tampak Bangunan
(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

Karena pembangunannya, pohon palem kerajaan yang ada dicabut


dan ditanam kembali di tempat lain. Hasilnya, sinar matahari yang cukup
sekarang dapat mencapai permukaan tanah, menciptakan lingkungan
berjalan yang lebih mudah dan aman bagi pejalan kaki. Sebuah bentang
alam hijau diciptakan di sepanjang jalur publik untuk keamanan dan
usulan visual. Desain baru adalah kemiringan lanskap linier, mulai dari
permukaan tanah hingga ketinggian 2 meter. Dari permukaan jalan,
kekosongan ventilasi sekarang benar-benar tersembunyi oleh lanskap
miring ini, yang juga membantu melindungi orang agar tidak
jatuh. Meskipun tidak terhubung ke ritel baru, lanskap tampaknya
menjadi alas hijau baru bangunan juga, memberikan pejalan kaki sesuatu
yang bagus untuk dilihat selama perjalanan mereka

Gambar. 2.77. Eksterior Bangunan


(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

81
b. Struktur & Penggunaan Material
Awalnya, ruang lingkup kami terutama untuk mendesain halaman di
dalam mal baru. Klien ingin halaman baru mereka menjadi 'Bicara kota',
dalam hal kegiatan komersial dan efek Wow, untuk bersaing dengan
pesaing mereka, mal kelas atas lainnya di daerah tersebut.

Gambar. 2.78. Penggunaan Material Bangunan


(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

Gambar. 2.79. Interior dan Eksterior Bangunan


(Sumber: https://www.archdaily.com/622771/groove-at-central-world, 2022)

c. Project Fact
Architects: Altoon + Porter Architects LLP
Contractor: Construction Pros Co.Ltd
Project Management: Qbic Enginnering and Architect Co.Ltd

82
2.8.2. Komparasi Berdasarkan Konsep Bangunan
1. Citywalk Lippo Cikarang
Citywalk Lippo Cikarang atau biasa disebut LCC adalah sebuah pusat
perbelanjaan besar di Cikarang, tepatnya berlokasi di jalan Mohammad
Husni Thamrin (Lippo Cikarang), Cikarang, Jawa Barat, 17550,
Indonesia. LC Citywalk (LCC) adalah sebuah konsep kota baru yang
mencakup luas pejalan kaki berjalan, daerah terbuka hijau dan kafe yang
nyaman.

83
2.9. Kesimpulan Studi Komparasi
2.9.1. Kesimpulan Komparasi Berdasarkan Fungsi Bangunan
Tabel.2.5. Kesimpulan Komparasi Shopping Mall

Perbandingan Wafi Mall Supermall Pakuwon Central World


Fungsi Pusat perbelanjaan Pusat Perbelanjaan Pusat Perbelanjaan
Bangunan terbesar di Australia
Jumlah Lantai 4 Lantai 6 lantai + 3 7 Lantai
Basement
Kapasitas 12.000 Orang 1.980.000 orang 15.000 orang
Fasilitas - Restoran Exhibiton Hall Pusat perbelanjaan
- Kawasan taman hiburan Hypermart Pusat hiburan
- Planet Hollywood Departement Store Pusat aksesoris
- Mushollah Stasiun Pengisi daya Pusat Iphone
- Bank & ATM Masjid Kawasan Hiburan
- Toko-toko retail Gereja, Dll Pedestrian & Area
Ruang luar. Dll
Perbandingan Wafi Mall Supermall Pakuwon Central World

Struktur Pengunaan struktu shell Menggunakan sistem Penggunaan struktur


Bangunan parismatik baja struktur lengkung rangka batang
parabola ganda
Sistem - Pencahayaan buatan - Pencahayaan - Pencahayaan
Pencahayaan digunakan sebagai buatan digunakan buatan digunakan
pencahyaan secara sebagai sebagai
umum pada bangunan pencahayaan pada pencahayaan
- Pencahayaan alami umumnya pada pada umumnya
yang digunakan bangunan
pada bangunan
skylight adalah - Pencahayaan alami
penggunaan material pada bangunan ini - Pencahayaan
kaca agar cahaya dapat memanfaatkan alami
masuk di kedalam cahaya alami dimanfaatkan
bangunan dan juga ada secara optimal pada siang hari
beberapa bukaan yang yang masuk ke melalui bukaan
dimanfaatkan dalam bangunan pada beberapa
melalui atap ruang agar cahay
bangunan bisa masuk
Penggunaan Penggunaan Material - Alumium Penggunaan Material
Material Kaca pada Atap dengan - Panel Kaca pada Atap
Bangunan membentuk fasad piramid - Kaca
(Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2022)

84
2.9.2. Kesimpulan Komparasi Berdasarkan Konsep Bangunan

85

Anda mungkin juga menyukai