Anda di halaman 1dari 2

a.

Sejarah perkembangan pusat perbelanjaan


Konsep dibangunnya pusat perbelanjaan, shopping center, shopping mall,
atau mall bukan merupakan suatu inovasi baru. Mall merupakan satu bentuk
evolusi dari pasar tradisional yang merupakan satu lokasi pusat perdagangan yang
dikunjungi oleh banyak orang (konsumen) untuk membeli segala sesuatu yang
dibutuhkan. Konsep mall sudah ada sejak abad pertengahan. Di Timur Tengah,
Grand Bazaar Isfahan adalah suatu lokasi pusat perdagangan yang terdiri dari
kumpulan beberapa toko yang bernaung di bawah satu struktur, berdiri sejak abad
ke 10. Begitu juga dengan Grand Bazaari Tehran, pasar tertutup sepanjang 10
km. The Burlington Arcade di London dibuka tahun 1819. Konsep pembangunan
mall ini diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1828 dengan dibangunnya
The Arcade di daerah Providence, Rhode Island. Pembangunan shopping center
atau mall ini pun diikuti oleh kota-kota besar lainnya di berbagai negara pada
akhir abad ke 19 dan awal abad 20.
Dasar pemikiran terbentuknya jenis-jenis shopping center seperti suburb
mall, super mall, giant mall, dan mega mall adalah adanya permasalahan yang
ditimbulkan oleh shopping center atau mall di dalam kota yang menyebabkan
kota menjadi penuh sesak dan kotor. Permasalahan ini dirasakan sekitar abad 20
di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, sehingga pemerintah Amerika
Serikat dan Eropa bersama masyarakatnya memperbaiki kualitas hidup mereka
dengan pembangunan shopping center atau mall di luar kota dan daerah suburb.
Perkembangan shopping center di Indonesia berawal pada era 1970-an di
Jakarta, muncul pusat perbelanjaan seperti Aldiron plaza, pusat pertokoan senen
dan pasar-pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Pada pertengahan 1980-an,
muncul gagasan baru dengan arsitek asing yang mulai masuk bersama modal dari
luar negeri. Akhir 1980-an dan pada permulaan 1990-an mulai bermunculan mall
dengan konsep atrium yang lebih besar yang memungkinkan pengunjung
memperluas jangkauan pandangan ke seluruh lantai bangunan. Dalam
perkembangannya, pusat perbelanjaan memiliki beberapa konsep dalam
rancangannya, seperti:
1. Mall, konsep perancangan shopping center dimana ada jalan yang mengaitkan
sejumlah toko-toko.
2. Atrium, halaman yang dapat mengumpulkan udara sebagaimana lazimnya
terdapat di rumah halaman orang Yunani dan Romawi, sehingga konsep

perancangan atrium adalah dengan menyisakan sebagian ruang untuk berjalan


dan membuka lobang lantai hingga ke atap tembus cahaya alam.
3. Plaza, ruang publik terbuka, biasanya minimal ada satu bangunan yang
menyertainya atau dikelilingi bangunan lain.dari terminologi budaya
Indonesia, plaza adalah sebuah ruang terbuka besar (alun-alun)

yang

dikelilingi oleh bangunan pemerintahan, rumah ibadah atau pasar.


4. Town Square, pusat perbelanjaan yang terdapat ruang terbuka di dalamnya
sebagai pengganti ruang terbuka alami.

Anda mungkin juga menyukai