Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Entertainment Center


2.1.1 Definisi Entertainment Center
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991, hiburan (Entertainment)
adalah sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati atau untuk melupakan
kesedihan.
Menurut kamus Webster, Entertainment isamusement or pleasure that comes
from watching a performer, playing a game, etc. Entertainment adalah hiburan
atau kesenangan yang didapatkan dari menonton penyaji hiburan, bermain game,
dan lainnya.
Menurut Wikipedia, Entertainment adalah sebuah bentuk aktivitas yang
mengundang perhatian dan ketertarikan audiensi, atau aktivitas yang dapat
memberikan kesenangan. Dapat berupa sebuah ide atau tugas, namun lebih
mengarah pada aktivitas atau kejadian yang dikembangkan lebih dari ribuan
tahun yang ditujukan untuk mendapatkan perhatian audiens. Pada umumnya
aktivitas tersebut dapat berupa musik, film, opera, drama ataupun
berupa permainan bahkan olahraga.
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan Entertainment Center adalah pusat
kegiatan hiburan yang berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan
memiliki jalur pedestriandiantara toko-toko/retail-retail yang saling berhadapan
dengan Tenant utamanya adalah fasilitas hiburan, permainan atau bahkan
olahraga, bukan Department Store atau Hypermarket seperti Shopping Mall.

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Entertainment Center


Contoh Shopping Mall tertua yang pernah ada yaitu Trajans Shopping Center
di Roma kuno. Trajans Market ini dibangun sekitar 100 110 setelah masehi
oleh Apollodorus of Damascus, dan menjadi Shopping Center tertua di dunia yang
mana saat ini kita sebut Shopping Mall.
Kemudian The Grand Bazaar di Istanbul dibangun pada abad ke 15 dan
sampai saatini masih menjadi Shopping Center tertutup yang terluas di dunia
dengan lebih dari 58 jalan dan 4000 toko. Bangunan lain yang disebut sebagai
perintis apa yang sekarang kita kenal dengan Shopping Mall adalah Al Hamidah
Souq, di Damaskus, Syria.
Mall indoor pertama di Amerika Serikat adalah Lake View Store di Morgan
Park, Duluth, Minnesota, yang dibangun pada 1915 dan menggelar Grand
Opening nya pada 20 Juli 1916. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai. Semua toko

Semarang Entertainment Center 7


SEC
berada di dalam interior mall. Beberapa took dapat di akses dari dalam maupun
dari luar.
Bangunan mall yang full tertutup tidak muncul sampai pada pertengahan
1950. Salah satu yang pertama adalah Vallet Fair Shopping Center di Appleton,
Wisconsin, yang dibuka pada Maret 1955. Valley Fair memiliki fitur-fitur modern
pada masa nya termasuk area parker yang luas, Anchor Stores (retail utama), dan
restoran. Ide tentang Kompek perbelanjaan yang tertutup penuh dengan skala
regional dicetuskan oleh arsitek kelahiran Australia, Victor Gruen pada tahun
1956. Generasi baru pusat perbelanjaan skala regional dimulai dari Southdale
Center, yang didesain oleh Gruen. Karena disebut sebagai pencetus konsep mall
dalam bentuk tersebut, Gruen medapatkan predikat Arsitek paling berpengaruh di
abad 20.

2.1.3 Tipologi dan Jenis Entertainment center


2.1.3.1 Tipologi Entertainment center
The International Council of Shopping Centers mengklasifikasikan
beberapa tipe entertainment center, dalam hal ini definisi nya identik dengan mall
dan dibagi menjadi 8 tipe, yaitu :
1. Neighborhood Mall
Neighborhood Mall adalah mall dengan skala kecil yang menyajikan
kebutuhan rumah tangga. Biasanya berisi supermarket atau toko obat
sebagai retail utama nya. Biasanya memiliki luas 2.500 m2 sampai 14.000
m2
2. Community Mall
Community Mall lebih besar daripada Neighborhood Mall, dan menawarkan
barang-barang kebutuhan yang lebih banyak. Biasanya memiliki dua anchor
yang lebih besar juga daripada Neighborhood Mall. Konfigurasi nya dapat
berupa satu garis, bentuk L atau U. Memiiki luas sekitar 9.000 m2 sampai
32.500 m2
3. Regional Center
Adalah Shopping Mall yang didesain untuk area yang lebih luas daripada
Shopping Mall konvensional. Biasanya area yang dapat disewakan berukuran
74.000 m2 dengan dua anchor utama dan menawarkan barang-barang
kebutuhan yang lebih banyak pilihan. Regional Mall juga dapat sebagai
penarik wisatawan di area liburan.
4. Superregional Center
Adalah Shopping Mall dengan area yang dapat disewakan sekitar 74.000 m2, 3
atau lebih anchor, dengan lebih banyak variasi barang-barang diperdagangkan.
5. Fashion Center

Semarang Entertainment Center 8


SEC
Mall jenis biasanya hanya berisi barang-barang fashion dengan luas sekitar
23.000 m2
6. Power Center
Power Center adalah mall yang secara eksklusif berisi beberapa retail
raksasa sebagai anchor mereka. Biasanya berukuran 23.000 m2.
7. Festival Center
Mall jenis ini mempersatukan tema arsitektur dengan toko-toko individu
menjadi satu kesatuan yang biasanya terdapat di kawasan urban yang
melayani para turis.
8. Outlet Center
Outlet Mall adalah tipe mall yang mana pabrikan menjual produk mereka
langsung ke public melalui toko mereka sendiri

2.1.3.2 Jenis building (Entertainment Center)


Rubenstein dalam bukunya Central City Mall (1992), mengklasifikasikan
enis mall sebagai berikut :
1. Open building (bangunan terbuka)
Yaitu bangunan tanpa pelingkup. Keuntungannya adalah kesan luas dan
perencanaan teknis yang mudah, sehingga biaya lebih murah. Kerugian
berupa kendala climatic control (berpengaruh terhadap kenyamanan) dan
kesan perwadahan kurang
2. Enclosed Building (bangunan tertutup)
Yaitu bangunan dengan pelingkup atap Keuntungannya adalah dari segi
kenyamanan climatic control. Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang
mahal dan kesan kurang luas.
3. Integrated Building (bangunan terpadu)
Yaitu penggabungan antara bangunan dengan terbuka dan tertutup.
Biasanya berupa bangunan tertutup yang kemudian terdapat bangunan
terbuka pada ujungnya. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasi terhadap
keborosan energi untuk climatic control serta mahalnya pembuatan dan
perawatan bangunan tertutup. bangunan ini juga bertujuan untuk
mengkonsentrasikan daya tampung pengunjung pada bangunan yang
tertutup.

2.1.4 Karakteristik Fisik bangunan Entertainment center/ bangunan


Karakteristik fisik sebuah bangunan entertainment center adalah :
a. Pintu Masuk : Tunggal
b. Atrium : Di sepanjang koridor
c. Koridor : Tunggal
d. Lebar koridor : 3-5 meter

Semarang Entertainment Center 9


SEC
e. Lantai : 1-3 lantai
f. Parkir : Mengelilingi bangunan
g. Magnet : Di setiap ujung koridor
h. Jarak antar magnet : 100-200 meter
Prinsip-prinsip entertainment center yang terdapat dalam Time Saver
Standard for Building Types . meliputi:
a. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama
dengan satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan
yang berhubungan dengan koridor utama dan lokasi parkir atau jalan yang
berdekatan.
b. Semua store dan fasilitas berhadapan serta memiliki pintu masuk kearah
koridor baik utama maupun tambahan.
c. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin
berkurangnya lahan bagi suatu bangunan Entertainment center, maka dapat
disediakan bangunan parkir bertingkat (double decked) atau basement.
d. Entertainment center dapat bersifat:
o Terbuka, dengan pelindung terhadap cuaca yang semata-mata berupa
kanopi yang menerus disepanjang bagian depan pertokoan.
o Tertutup penuh pada bagian atas tetapi tetap terbuka pada bagian awal
dan akhir bangunan.
o Tertutup penuh dengan membutuhkan sistem pengkondisian udara
buatan, sering disebut dengan EMAG (Enclosed Mall Air Conditioned).
e. Arah pergerakan pengunjung harus melewati bagian depan dan pertokoan.

2.1.4.1. Penataan ( Lay-out) Entertainment center


Penataan shopping mall yang dimaksud disini adalah penempatan
elemet-elemen shopping mall, seperti magnet primer, magnet sekunder dan
koridor.
a) Bentuk Linier
b) Bentuk L
c) Bentuk U (setengah lingkaran)
d) Bentuk gabungan

2.1.4.2. Elemen- elemen dalam Entertainment Center / Mall


Elemen-elemen dalam Mall menurut Bednar (1990), adalah :
a. Magnet Primer (Anchor)

Semarang Entertainment Center 10


SEC
Anchor merupakan transformasi dari node kota yang berfungsi sebagai titik
konsentrasi, dan dapat pula menjadi landmark. Implementasinya dapat
berupa Plaza atau Court yang akan menjadi daya tarik utama pada mall.
Konsep penataan ruang pada mall umumya berupa linear ataupun setengah
lingkaran. Pada bentuk linear diperlukan dua buah
b. Magnet Sekunder
Magnet sekunder merupakan transformasi dari distrik kota. Perwujudannya
dapat berupa toko-toko pengecer maupun fasilitas-fasilitas lainnya.
Penempatan toko erat kaitannya dengan anchor sebagai daya tarik utama
dalam mall tersebut, sehingga pengunjung harus melewati toko-toko kecil
sebelum mencapai anchor tenant yang biasanya berupa supermarket, atau
Cineplex.
c. Koridor
Merupakan transformasi dari path yang pada implementasinya berupa jalur
untuk pejalan kaki yang menghubungan antara anchor-anchor yang ada. Ada
dua macam koridor, yaitu koridor utama (primer) dan koridor tambahan
(sekunder). Koridor utama merupakan orientasi dari toko-toko atau fasilitas-
fasilitas yang ada di sepanjang koridor, sedangkan koridor tambahan
merupakan koridor yang terletak pada perpanjangan koridor utama yang
memudahkan pencapaian dari area parkir dan mempersingkat jarak entrance
bila terjadi keadaan darurat. Lebar koridor utama sekitar 15 meter sedangkan
koridor tambahan lebarnya 6 meter.

d. Atrium
Merupakan ruang kosong yang diapit oleh lapisan-lapisan lantai yang ada
disekelilingnya, dengan ketinggian minimal dua lantai atau lebih yang
mendapat pencahayaan alami di siang hari dan menjadi pusat orientasi
bangunan serta berfungsi sebagai daya tarik dalam perancangan ruang
dalam maupun ruang luar bangunan tersebut. Berdasarkan penutup atrium
tersebut dapat dibedakan menjadi:

- Vault skylight (bentuk lengkung atau setengah lingkaran)


- Pyramid or dome (bentuk pyramid atau kubah)
- Glazed wall (bentuk dinding kaca)
- Multiple linear skylight (bentuk berupa atrium linear)

Semarang Entertainment Center 11


SEC
- Multipleunits skylight (bentuk dengan beberapa unit atrium)
e. Street Furniture
Merupakan elemen yang berfungsi untuk melengkapi keberadaan suatu jalan.
Dalam perencanaan mall, pohon berintegrasi dengan elemen desain lainnya.
Pohon digunakan untuk menimbulkan kesan asri pada pedestrian serta
menambah kesejukan bangunan. Street furniture yang sering dipakai dalam
Entertainment center antara lain:
Lampu penerangan atau lampu hias
Sculpture
Tempat duduk (sitting group)
air mancur
Pot tanaman
Tempat sampah

2.1.5 Fasilitas
Entertainment center adalah bangunan yang memiliki Tenant utama fasilitas
yang bersifat Entertainment. Fasilitas Entertainment yang nantinya akan menjadi
Tenant utama di Entertainment center di Semarang ini antara lain :
a. Bioskop (XXI)
XXI adalah jaringan bioskop dengan konsep baru untuk memberikan
pengalaman yang berbeda saat menonton film. Hadir dengan minimal 8 layar
(untuk XXI) dan 4 layar (untuk blitztheater) di setiap lokasi bioskop. Jumlah
layar yang banyak tersebut memberikan kesempatan untuk menonton berbagai
macam genre film, bukan hanya film-film Hollywood, namun juga Film Festival,
Arthouse, Animasi dan berbagai film yang berasal dari seluruh dunia dengan
berbagai bahasa.
XXI menghadirkan teknologi dan feature-feature baru yang unik, seperti
teknologi 4DX (water,scent, motion, light) yang memberikan sensasi seakan
berada di film itu sendiri. Teknologi lainnya , seperti RealD 3D dan THX, juga
menjadi kelebihan yang mendukung pengalaman menonton lebih seru.
Dengan belum adanya XXI di Kota Semarang dan masih sedikit nya jumlah
bioskop di Kota Semarang yang hanya terdapat di tiga lokasi, menjadikan hal-
hal tersebut menjadi potensi untuk menghadirkan XXI di Entertainment Center
di Kota Semarang.
b. Game Center (Amazone)

Semarang Entertainment Center 12


SEC
Amazone adalah pusat hiburan keluarga yang lahir dengan luas area terbesar
dan dengan variasi permainan terlengkap di Indonesia. Sejak berdiri pada
bulan Agustus tahun 2001 sampai dengan saat ini, Amazone telah memiliki
kurang lebih 68 outlet yang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia.
Dengan mesin permainan yang lengkap mulai dari Sport , Family, Racing, Kidz
dan yang lainnya. Dari 68 outlet yang sudah didirikan Amazone,belum ada
yang didirikan di Kota Semarang. Ini merupakan sebuah potensi untuk
menghadirkan Amazone di Entertainment Mall di Kota Semarang.
c. Fasilitas Olahraga
Olahraga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan entertainment. Beberapa
fasilitas olahraga dapat dihadirkan di dalam mall seperti Fitness Center
(Celebrity Fitness), olahraga billiard. Dengan dibangunnya fasilitas olahraga di
Entertainment center ini, maka masyarakat kota Semarang dapat memiliki
pilihan yang lebih banyak untuk menikmati fasilitas olahraga.
d. Food Court
Adanya sebuah Food court di sebuah mall merupakan hal yang pasti. Food
Court yang akan dihadirkan adalah Food court idependent. Adanya food court
independent di Kota Semarang dapat menambah variasi tempat makan di Kota
Semarang, yang berarti menjadi sebuah potensi untuk mendatangkan banyak
pengunjung.
Di Samping beberapa Fasilitas utama tersebut, nantinya akan terdapat retail-
retail yang lebih menitikberatkan pada produk pakaian atau fashion dan gadget.

2.1.6 Analisa Pengunjung


Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas.
Pengunjung dapat dibedakan menjadi dua macam:
- Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja, makan dan berekreasi
- Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi
2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang
dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan
tersebut dinyatakan dalam system sewa.
3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang
mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi entertainment
center agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan dari
bangunan itu sendiri.

Semarang Entertainment Center 13


SEC
2.1.7 Analisa Aktivitas
Berdasarkan pengelompokan individu di atas, maka kegiatan yang ada di
dalam Entertainment center dapat dibagi menjadi :
1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya
terdapat kegiatan paling pokok dalam entertainment center, yaitu menikmati
fasilitas yang ada dan individu yang terlibat adalah pengunjung serta penyewa.
Aktivitas rekreasi dalam entertainment center dimasukkan pula dalam
kelompok aktivitas ini, mengingat dalam kegiatan rekreasi juga merupakan
unsur yang penting.
2. Kelompok Kegiatan Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang
mendukung fungsi entertainment center sebagai bangunan komersil. Dalam
kata lain, kelompok aktivitas inilah yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang
terkait dalam mall
3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang
mendukung fungsi utama bangunan yang bersifat pelengkap.
4. Kelompok Aktivitas Servis, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi
sebagai servis atau pelayanan terhadap individu-individu yang ada di dalam
entertainment center
5. Kelompok Aktivitas Penunjang, yaitu kelompok aktivitas yang berfungsi
mendukung aktivitas yang ada. Kelompok aktivitas ini antara lain mencakup
parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat dan pemeliharaan.
2.2 Tinjauan Green Architecture
2.2.1 Pengertian Green Architecture
Menurut Ken Yeang, Arsitektur Hijau (Green Architecture) adalah Arsitektur
yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energy (energy-
efficient), pola berkelanjuta (sustainable) dan pendekatan holistic (holistic
approach). Bertitik tolak dari pemikiran desain ekologi yang menekankan pada
saling ketergantungan (interdependencies) dan keterkaitan (interconncectedness)
antara semua sistem (artifisial maupun natural) dengan lingkugan lokal dan
biosfernya. Credo form follow energy diperluas menjadi form follow environment
yang berdasarkan pada prinsip recycle, reuse, reconfigure.

Semarang Entertainment Center 14


SEC
2.2.2 Prinsip-prinsip Green Architecture
Menurut Benda dan Robert Vale, dalam buku Green Architecture Design for
Sustainable Future :
1. Hemat Energi/Conserving Energy : pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin
memaksimalkan energy alam sekitar lokasi bangunan).
2. Memperhatikan kondisi iklim /working with climate : Mendesain bangunan
harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak, dan sumber energy yang
ada.
3. Meminimizing new resource : mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak tidk habis dan
dapat digunakan di masa mendatang. Penggunaan material bangunan yang
tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut/respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya
jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika bangunan itu
sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah. (tidak
merusak lingkungan yang ada).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan/respect for user : dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi
semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara
keseluruhan/Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita
pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Berikut adalah beberapa sistem dan elemn terapan yang dapat diaplikasikan
dalam bangunan untuk mendukung konsep arsitektur hijau :
Optimalisasi Vegetasi
Unsur hijau tidsk hanya pada lansekap saja tetapi juga dalam bangunan,
seperti pemberian roof garde/vertical garden, pemberian vegetasi rambat pada
dinding bangunan dan lain sebagainya.
Solar Shading
Pengontrolan terhadap panas matahari dapat dilakukan dengan penggunaan
solar shading yang akan menghalau sinar matahari langsung masuk ke
bangunan serta memberikan pembayangan yang dapat mengurangi panas.
BIPV (Building Intergrated Photovoltaic)
Photovoltaic yang juga sering disebut sebagai solar-cell-panel adalah
merupakan piranti elektronik yang mampu mengubah energy sinar matahari
menjadi energy listrik secara langsung. PV (Photovoltaic) terdiri dari 2 layer
semi-konduktor yang memiliki karakteristik elektrik yang berbeda, sehingga

Semarang Entertainment Center 15


SEC
saat terkena sinar matahari terjadi beda potensial antara keduanya dan
menimbulkan aliran listrik.
Natural Ventilation
Merupakan sistem pengoptimalisasian penghawaaan dengan metode
pengaliran udara yang terencana dengan baik.
Greenwater dan Rainwater Recycling
Keuntungan greywater recycling diantaranya adalah mengurangi penggunaan
freshwater, mengurangi getaran dan bunyi pada septic tank atau pada
treatment palnt, pertumbuhan tanaman, menjaga kesuburan tanah, serta
mengisi air tanah.
Elemen greywater recycling diantaranya yaitu :
- Sumber greywater : air buangan mesin cuci, shower, bathub, washtafel.
- Pipa pengumpul : pipa yang membawa kumpulan greywater dari dalam
bangunan ke luar (biasanya dibawa menuju tangka bawah tanah).
- Tangka Pengoperasi, penyaring dan pompa : elemen kompleks yang
membantu pendistribusian menjadi lebih mudah.
- Pipa distribusi : pipa yang membawa greywater dari luar bangunan (tangka
bawah tanah) menuju lokasi penerimaan.
- Lokasi penerimaan : kebun/tanaman (irigasi), toilet fluishing (indoor reuse).

Pada dasarnya, sistem kerja utilitas daur ulang dan pemurnian air hujan grey
water adalah seperti pada diagram berikut (sumber : www.iaacblog.com) :
1. Grey Water Tank for Biological treatment 10. Domestic Water Supply
11. Submersible Pump
(900 liters)
12. Biovitor
2. Grey Water Inflow
13. Rainwater Inflow
3. Grey Water Overflow
14. Drinking Water Feed
4. Sewage System
15. System Control
5. Grey Water System Ventilation
16. Soak-away
6. Ultrafiltration Module/ Sterilisation
17. Rainwater/fresh water overflow
7. Fresh Water Inflow
18. Soak-away Ventilation
8. Rainwater/fresh water tank 2400 liters
9. Ventilations unit

Gambar : Contoh Diagram Pengolahan Grey Water dan Rain Water

Semarang Entertainment Center 16


SEC
Gambar 2 1 Ilustrasi Pengolahan Grey Water dan Rain Water
Sumber : http://www.dwc-water.com/technologies/grey-water-recycling/index.html

2.3 Studi Banding


Agar diperoleh suatu dasar perencanaan dan perancangan sebuah Entertainment
Mall yang matang, perlu dilakukan studi banding atau studi komparasi terhadap
bangunan mall yang menerapkan konsep serupa. Dalam hal ini penyusun mengambil
beberapa objek studi banding yaitu Paragon City Mall, E-plaza dan Vershina
Entertainment Centre.
2.3.1 Paragaon City Mall Semarang
Paragon City Mall adalah pusat perbelanjaan terbesar di kota Semarang. Mall
ini terletak di Jalan Pemuda No 118 Semarang. Pusat perbelanjaan ini bertema
lifestyle and entertainment mall dengan total luas bangunan mencapai 120.000
m2. Mall ini terdiri dari 7 lantai dan diatasnya ada 5 lantai hotel bintang
5 Crowne Plaza Hotel Semarang. Di mall ini juga terdapat bioskop Cineplex 21
Group
Data Obyek
Nama : Paragon City Mall
Beroperasi pada : April 2010
Jumlah Toko dalam Mall : 180 store

Semarang Entertainment Center 17


SEC
Luas Bangunan Mall : nett leaseable 80.000 m2 dan gross floor area
seluas 120.000 m2
Jumlah Tingkat Mall : 5 Lantai
Kapasitas Parkir Mall : 3500 Mobil
Jumlah Pengunjung : Weekdays : 20.000-25.000 Orang/hari
Weekend : 35.000 Orang/hari
Lokasi Studi Banding
Paragon City Mall berada di Jalan Pemuda No 118 Semarang

Fasilitas dan Sarana Obyek Studi Banding


Paragon City Mall Semarang mengusung tema Lifestyle and Entertainment
Mall. Terdapat beberapa Main Anchor di mall ini, yaitu Hypermart
(Supermarket), Matahari (Dept. Store), XXI (Bioskop), Game Center,
Bookstore, Fitness Center dan Foodcourt. Dengan 180 tenant/store mulai dari
fashion, accessories, F&B, dan lain-lain menjadikan Paragon City Mall adalah
mall terbesar di Kota Semarang.

Gambar 2 2 Interior I
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Semarang Entertainment Center 18


SEC
Gambar 2 3 Interior II
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2 4 Eksterior I
Sumber : www.google.com

Semarang Entertainment Center 19


SEC
Gambar 2 5 Eksterior II
Sumber : semarangkota.go.id

Semarang Entertainment Center 20


SEC
Tenant
Berikut ini adalah tabel daftar tenant yang ada di Paragon City Mall Semarang
Lantai Penyewa
Basemen Body Shop, Charles & Keith, Crocs, Crowne Plaza, Dapur Mama, Diamond
t House, Donini, Elegance Jewelry, Franc & Co,Giordano, Guess Accessories, J.CO
Donuts, Matahari New Concept, Maylan cake, Optik SEIS, Polo Ralph
Lauren,Starbucks Coffee, Watch Club serta Haagen Dazs
1 Alexandra Debora, Andre Valentino, Bali Watch, Batik Keris, Bellagio, Cardinal,
carrousel, Coconut Island, Cofffe Toffee, Coloxbox, Coolten, Diamond World,
Executive, Exposure, Factor, Gosh, Hammer, Kopi luwak, Kopi Hitam, La Thai
Thailand Food, Laksa King, Matahari New Concept, Minimal, Nail, Number 6 I,
Optik Melawai, Optik tunggal, Wina Shoes, X8, Yongki Kamaladi, Celebrity
Fitness, face Shop, Sport Station, Studio tas
2 Alma, Baby Snoopy, Excelso Coffee, Gaudi, Honey Gold Jewelry, Hongkong
Palace, Horapa Thai, Johny Saleh Salon, Kidz Station, Lily Kasoem Optical,
Ocean Line, Oishi, Papa Ron's Pizza, Planet Surf, Solaria, Velvet, Wacoal
3 Big bang, Bolivia, Citra Wangi, DJ Corner, Disc Tarra, Djati Legi Resto, Es Teller
77, Global Teleshop, Golden Duck, Happy Time, Kids Corner, Loly Poly, Lov
Boutique, Movie Plus Mr Bamboo, Natasha Skin Care, Optic Nusantara, Parasien,
Pink, Q Pie, Rumah Makan Borobudur, Robuchon, Rumah Mie, Saboga, Sakura
Collection, Sari Ratu, Shihlin Taiwan, Sinar Mas Selluer, Stephanie collection,
Strawberry, Studio XXI, Sushi Don Bouri, TGA, Welcomm, YNK Zoom, Rice Bowl

Gambar 2 6 Floor Plan Ground Floor Paragon City


Sumber :http://www.skyscrapercity.com/

Semarang Entertainment Center 21


SEC
Gambar 2 7 Floor Plan 2nd Paragon City
Sumber :http://www.skyscrapercity.com/

Analisis Mall
a. Prinsip Mall
Prinsip-prinsip Mall yang diterapkan di Paragon City Mall ini adalah :
1. Terdapat koridor pejalan kaki atau Pedestrian Ways sebagai
sirkulasi utama di mall ini.
2. Semua retail menghadap kearah koridor
3. Merupakan bangunan dengan total 13 lantai (Mall 5 lantai)
4. Arah pergerakan pengunjung melalui depan pertokoan.
b. Elemen-elemen Mall
Paragon City Mall memiliki elemen-elemen mall yang merupakan
transformasi dari elemen-elemen sebuah kota. Berikut adalah elemen-
elemen yang terdapat di Paragon City Mall.
1. Magnet Primer (Main Anchor)
Merupakan titik yang berperan sebagai Landmark sebuah mall.
Paragon City memiliki Main Anchor yang terdiri dari Hypermart,
Matahari, XXI Robuchon Foodcourt, Happy Time (Game Center),
Celebrity Fitness dan Toko Gunung Agung.
2. Magnet Sekunder
Merupakan retail-retail di sepanjang koridor mall. Retail-retail di
Paragon City Mall berupa retail-retail fashion, caf, gadget dan
sebagainya.

Semarang Entertainment Center 22


SEC
3. Koridor
Koridor yang terdapat di Paragon City Mall didesain dengan lebar 3
meter.
4. Atrium
Terdapat Atrium di Ground Floor yang biasa digunakan untuk spot
pameran atau exhibition.
5. Fasilitas Entertainment
Terdapat beberapa fasilitas entertainment di Paragon City Mall .
Bahkan fasilitas entertainment ini menjadi Main Anchor, seperti XXI,
Celebrity Fitness, dan Happy Time Game Center.

Semarang Entertainment Center 23


SEC

Anda mungkin juga menyukai