Pada Bab ini dijelaskan pemahaman yang lebih spesifik dari judul, yakni pemahaman
terhadap mall. Data bersumber dari pustaka cetak dan internet yang disajikan berupa tulisan,
tabel dan gambar yang memberikan pemahaman terhadap mall. Selain itu, untuk medukung
pemahaman terhadap literatur dilakukan observasi terhadap proyek sejenis untuk mendukung
pemahaman.
Jadi Berdasarkan pemaparan sumber di atas dapat disimpulkan bahwa mall dapat
diartikan sebagai suatu fasilitas komersial dengan wujud arsitektural berupa ruang rekreasi
(jalan) yang ditata sedemikian rupa untuk menghubungkan dua titik keramaian atau lebih
dengan dikelilingi retail atau tempat penjualan berbagai kebutuhan. Dalam mall pengunjung
melakukan rekreasi dengan berjalan-jalan dan sesekali melihat barang yang dijual oleh retail
sebelum memutuskan untuk memasuki retail tersebut.
Sehingga dengan demikian esensi dari mall bukan sebagai pertokoan padat barang,
namun lebih kepada sebuah tempat penjualan dengan menonjolkan rekreasi dan kenyamanan
berbelanja. Hal inilah yang mengakibatkan harga barang di mall relatif lebih tinggi.
Berdasarkan sumber ini, maka toko eceran membutuhkan display area yang besar dan
dropping area yang kecil, sementara toko grosir sebaliknya. Untuk mall akan lebih baik
menggunakan sistem eceran apabila pengunjung yang ditargekan adalah konsumen langsung
dari barang yang dijual.
b. Barang
Barang merupakan obyek yang diperjual belikan dalam dunia perdagangan, sehingga
kemudian muncul pusat-pusat perbelanjaan (Nusadarifa, 1989). Dalam Nusadarifa (1989:21)
disebutkan bahwa jika dilihat dari karakteristiknya, jenis barang yang dijual pada pusat
perbelanjaan dapat dibedakan menjadi empat (4) yaitu :
1) Convenience Goods, merupakan barang kebutuhan sehari-hari.
2) Specialty Goods, merupakan jenis barang tertentu seperti benda-benda antik dan
koleksi.
3) Shopping Goods, merupakan barang yang dibutuhkan bulanan atau musiman.
4) Impulse Goods, merupakan barang yang tidak terlalu dibutuhkan atau dicari oleh
pengunjung.
Berdasarkan sumber ini maka jenis barang yang dominan dijual dalam mall adalah
convenience goods yang merupakan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, makanan dan
minuman dan shopping goods yang merupakan kebutuhan musiman seperti gadget, elektronik
dan peralatan olahraga.
Berdasarkan sumber ini, maka jenis pelayanan yang digunakan dalam mall dapat
disesuaikan menurut sistem penjualan, akan tetapi sistem yang paling tepat dari aktivitas mall
adalah self service (swalayan). Hal ini dikarenakan sistem ini memberikan keleluasaan
penuh kepada pelanggan untuk menentukan sendiri barang yang dikehendaki maupun untuk
aktivitas window shopping serta lebih efisien dalam penyediaan tenaga pelayan.
2.1.4 Faktor yang Memengaruhi Pengembangan Mall
Terdapat beberapa variabel yang menentukan tingkat kesuksesan sebuah pusat
perbelanjaan. Marlina (2008).menjelaskan bahwa kesuskesan tidak ditentukan oleh salah satu
dari faktor-faktor ini namun semuanya merupakan satu rangkaian yang saling mempengaruhi.
Berikut adalah faktor-faktornya :
a. Lokasi
Lokasi adalah faktor pertama dan kunci untuk pembangunan mall atau shopping center.
Lokasi yang baik harus dekat dengan wilayah populasi tangkapan yang terdiri dari
kawasan pemukiman, kawasan perkantoran atau industri, hotel, objek wisata, sarana
transportasi publik serta kelompok jenis usaha yang sesuai.
b. Visibilitas
Visibilitas, yang berarti posisi shopping mall harus dengan mudah dapat dilihat oleh
siapa saja. Idealnya, shopping mall harus tampak jelas dari arus lalu lintas kendaraan dan
pejalan kaki
c. Kemudahan Akses
Shopping center yang terakses dengan jalan raya utama akan mendapatkan manfaat yang
lebih tinggi karena volume arus lalu lintas yang berimplikasi positif pada
pengunjung.
d. Luas
Luas sebuah pusat perbelanjaan biasanya berpatokan pada luas kotor seluruh area lantai
(gross floor area). Luas kotor adalah jumlah total dari seluruh area lantai yang dibangun
di dalam bangunan.
e. Perencanaan dan Desain Ruang
Perencanaan tata ruang dan desain penting diperhatikan karena menyangkut
optimalisasi imbal hasil investasi serta memenuhi kebutuhan operasional penyewa.
f. Penyewa Utama
Penyewa utama merupakan ritel besar, punya nama besar dan menjadi magnet untuk
shopping mall ini. Kehadirannya bisa menjadi daya tarik untuk peritel kecil agar mau
menyewa ruangan di mall.
g. Keseimbangan Penyewa
Perlu diperhatikan keseimbangan penyewa dengan tujuan untuk menciptakan
kemudahan berbelanja, menciptakan efek sinergi dan menyediakan pengalaman
berbelanja yang beragam bagi pengunjung.
h. Citra, Pemasaran dan Manajemen
Strategi pembinaan citra sangat membantu diferensiasi pusat perbelanjaan dan
membedakan pusat perbelanjaan yang sukses dengan para pesaingnya.
b. Pemilihan Tapak
Marlina (2008:208) menjelaskan pertimbangan pemiilihan tapak untuk sebuah
pusat perbelanjaan dapat dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Tapak yang dipilih memungkinkan untuk dibangun dan terletak di dalam kawasan
perdagangan yang direkomendasikan dalam analisis pasar.
2. Tapak yang dipilih mempunyai ukuran yang cukup luas dan bentuk yang sesuai
untuk rancangan area perdagangan dengan segala kelengkapannya, termasuk
ruang parkir yang cukup.
3. Aturan-aturan pemanfaatan ruang pada lahan yang dipilih tidak menghambat
pembangunan yang akan dilakukan.
4. Lokasi tapak mudah dicapai, terutama dari fasilitas umum seperti bandara
dan stasiun.
5. Harga tanah harus disesuaikan dengan jumlah modal dan uang sewa yang
mungkin diperoleh.
6. Ketersediaan jaringan utilitas yang memadai sesuai jenis pusat perbelanjaan yang
direncanakan.
7. Kondisi geologi dan hidrologi tanah untuk analisis jenis pondasi yang digunakan.
Berdasarkan sumber ini maka dapat disimpulkan bahwa persyaratan lokasi yang
terbaik adalah kedekatan dengan pemukiman yang juga berimbas pada akses.
a. Bentuk Mall
Menurut Maithland dalam Yempormase (2013:11) dijelaskan bahwa terdapat tiga (3)
bentuk umum mall dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing, berikut
merupakan rangkuman dari sumber tersebut :
1) Open Mall (mall terbuka), adalah mall tanpa pelingkup. Keuntunganya adalah kesan luas
dan perencanaan teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugianya berupa
kendala iklim dan cuaca (climatic control) (berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan
pewadahan kurang.
2) Enclosed Mall (mall tertutup), adalah mall dengan pelingkup. Keuntunganya berupa
kenyamanan (climatic control). Kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan ruang kurang
jelas.
3) Integrated Mall (mall terpadu), adalah penggabungan mall terbuka dan tertutup.
Biasany berupa mall tertutup dengan akhiran mall terbuka. Hal ini juga merupakan salah
satu solusi climatic control.
Berdasarkan keterangan sumber ini maka bentuk yang paling menjawab solusi ruang mall
adalah semi open mall, karena dapat memberikan pilihan ruang yang lebih dinamis antara
ruang dalam dan ruang luar, namun akan memerlukan luasan tapak yang lebih besar daripada
closed mall.
Sehingga dengan demikian, pola mall memiliki visual ruang yang lebih baik dan
menghindari kesan padat barang yang sering membosankan konsumen. Sementara dalam
hubungannya dengan generator mall, Darlow (1972) menyebutkan beberapa pola yang
digunakan untuk menata mall sebagai berikut (lihat Gambar 2.2):
“M” berarti magnet atau generator mall yang menurut sumber ini dapat berupa anchor
tenant dari berbagai brand yang terkenal. Hal tersebut dikarenakan brand yang terkenal dapat
menarik minat pengunjung dan seringkali menjadi pusat perhatian dibanding dengan retail
yang lain sehingga brand tersebut diberikan ruang lebih sebagai anchor tenant.
c. Dimensi Mall
Diterjemahkan dari Beddington (1982:16) dijelaskan hal yang perlu diperhatikan bahwa
mall jangan terlalu panjang karena dapat melelahkan pengunjung.panjang ideal sebuah
pedestrian mall berkisar antara 200-250 meter, setelah itu harus ada suatu ruang untuk
istirahat dan pause point dan suatu fokal poin yang menarik agar pengunjung tidak
kehilangan seleranya.
d. Penataan Retail
Masih mengacu pada sumber di atas jika penataan sirkulasi mal hanya memiiki satu
koridor, diharapkan semua retail dapat dilewati pengunjung sehingga semua retail
memiliki nilai nilai komersial yang sama. Berdasarkan Pickard (2002:335) dijelaskan
kompleksitas kegiatan yang terjadi pada suatu retail sebagai berikut (lihat Gambar 2.3):
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa display area atau ruang pajang
merupakan fokal poin yang menjadi daya tarik terhadap konsumen dan dituntut juga akses
untuk barang dan pengelolaan yang tidak mengganggu aktivitas utama. Sementara untuk
detail shop front atau fasad depan toko menurut Beddington (1982:25) ada beberapa tipe
(lihat gambar 2.4).
Gambar 2.4 Contoh bentuk shop front
Sumber : Beddington (1982:47)
3. Sistem T
Sistem T merupakan alternatif di tempat sempit dan untuk kelancaran sirkulasi
sehingga truk barang tidak memerlukan ruang untuk putar balik lagi (lihat gambar
2.7)
Berikut ini akan dijelaskan kriteria perancangan mall berdasarkan aspek struktural yang
juga meliputi konstruksi dalam pembangunan mall. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Gedung, dijelaskan bahwa mall termasuk bangunan klas 6 dan ada beberapa persyaratan
mengenai struktur bangunan komersial sebagai berikut :
1) Pencahayaan alami pada pusat perbelanjaan sebaiknya diterapkan terutama pada pagi
hingga sore hari untuk menekan biaya konsumsi energi lampu.
2) Pencahayaan alami yang paling sering digunakan dalam pusat perbelanjaan adalah
pencahayaan alami pada atrium (void) dengan menggunakan skylight sehingga juga
memberi kesan luas dengan pencayhayaan yang optimal di siang hari.
3) Massa memanjang Timur-Barat lebih efektif untuk memasukkan cahaya alami,
sementara massa berbentuk lingkaran digunakan untuk memasukan cahaya secara lebih
merata.
4) Adaptasi bentuk bangunan terhadap pencahayaan alami seperti bentuk yang ramping,
void, fasad yang miring, fasad yang ditonjolkan atau bentuk segitiga yang
memungkinkan cahaya masuk dari kedua sisi bangunan.
Sementara untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu. Lampu dipilih sesuai
kegiatan. Masing-masing kegiatan memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda seperti
berikut (lihat tabel 2.2):
Penerangan
Pencahayaan Umum untuk 20 Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi
(lux)
ruangan dan area yang luar ruangan, pertokoan di daerah terbuka, halaman tempat
jarang digunakan dan/atau 50 penyimpanan
Tempat pejalan kaki & panggung
tugas-tugas atau visual 70 Ruang Boiler
sederhana 100 Halaman Trafo, ruang tungku, dll.
150 area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang
b. Sistem Penghawaan
Tangoro (2009) menjelaskan bahwa sistem penghawaan pada Mall (Pusat
Perbelanjaan) dapat digolongkan menjadi dua yaitu alami dan buatan, lebih jelasnya
sebagai berikut :
1) Sistem Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami adalah suatu sistem penghawaan yang memanfaatkan hembusan
angin dan iklim sekitar untuk penghawaannya atau tanpa bantuan alat.
2) Sistem Penghawaan Buatan
Penghawaan pada suatu Mall (Pusat Perbelanjaan) dapat diatur oleh Air Conditioner atau
biasa disebut dengan AC. Suhu yang biasanya digunakan 18-20 derajat celcius.
Penggunaan AC biasanya digunakan pada Mall dan Plaza yang biasanya cenderung terdiri
dari bangunan tunggal.
Kompleks rekreasi dan hiburan ini berdiri diatas lahan seluas 3,7 hektar atau 37.000
m2 tepat di depan Pantai Kuta. Beachwalk dalam gambar peta situasi sesungguhnya
merupakan satu komplek dengan Sheraton Resort sehingga dari citra satelit terlihat menyatu
(lihat gambar 2.10).
Gambar 2.10: rencana tapak Beachwalk Kuta Bali
Sumber: google earth, 2016
Di sebelah selatan Beachwalk terdapat hotel Seraton Resort, yang juga masih dalam
satu kompleks dengan mall ini. Sementara terlihat dalam gambar pola penataan massa di
Beachwalk menggunakan konsep semi open mall dan layout mall ini menonjolkan penataan
landscape untuk menghilangkan kesan pertokoan dalam ruangan. Sirkulasi pada mall ini
bersifat sangat dinamis dan terbuka karena sirkulasi yang tidak bersifat linier. (lihat gambar
2.11). Detil Layout bisa dilihat pada lampiran.
Gambar 2.11: layout plan Beachwalk Kuta Bali
Sumber: observasi oktober 2016
Mall ini mulai beroperasi jam 09.00 WITA hingga 22.00 WITA dan buka setiap hari.
Sementara untuk jam kerja kantor pengelola hanya pada hari senin sampai jumat mulai pukul
09.00 hingga pukul 18.00 WITA. Mall ini mengambil keuntungan dari pemandangan sunset
di Pantai Kuta yang menawan sehingga puncak kunjungan di mall ini terjadi pada sore hari.
Konsep semi open dan pantai membuat mall ini memiliki banyak kolam yang juga berfungsi
sebagai penyejuk alami bangunan (lihat gambar 2.12).
Desain Beachwalk mengadopsi konsep semi indoor yang lebih menekankan konsep
penataan landscape. Hal ini menjadikan nuansa yang berbeda dari sebuah mall. Kolam besar
dan meneteskan air terletak langsung di depan retail menguatkan kesan ruang luar
yang terintegrasi dengan mall ini. Selain itu, desain yang berkelanjutan dan tindakan ramah
lingkungan seperti sistem penampungan air hujan juga tersedia di sini.
Retail di Beachwalk masih mempertahankan nuansa modern dan mewah. Penyewa
Retail Shoppingwalk merupakan merek terkenal kelas dunia yaitu, Mango, Zara, Gap
Topshop, dan H&M yang baru saja dibuka. Barang-barang yang dijual oleh merek dagang
tersebut sering menjadi tren bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. (lihat gambar
2.13).
Gambar 2.13: retail Beachwalk Kuta Bali
Sumber: observasi Oktober 2016
Penekanan pada mall ini adalah sirkulasi yang dinamis sehingga membuat
pengunjung mall tidak merasa bosan dalam melihat-lihat (window shopping) dan menikmati
fasilitas-fasilitas di mall ini. Berikut Merupakan Fasilitas yang terdapat pada Beachwalk
Kuta Bali:
a. Fasilitas Utama
Fasilitas Utama pada mall ini adalah areal perbelanjaan yang terbagi dalam berbagai
jenis retail yang memiliki luasan 20m2 – 300m2. Anchor tenant pada pusat perbelanjaan
Beachwalk adalah H&M, Topman, dan Zara yang memiliki luasan tenant 300m2. Selain itu
fasilitas utama adalah jalur sirkulasi yang menguhubungkan tiap tenant yang dinamis dengan
lebar variatif antara 6-10 meter dan bernuansa natural (gambar 2.14).
b. Fasilitas Penunjang
Gambar 2.15: Fasilitas penunjang berupa taman dan foodcourt pada Beachwalk Kuta Bali
Sumber : Observasi Oktober 2016
Penunjang dalam fasilitas perbelanjaan pada Beachwalk kuta Bali adalah area taman
yang terdapat pada lantai dua yang biasa digunakan pengunjung untuk beristirahat dan
pada sore hari bisa dipergunakan untuk menikmati sunset di Pantai Kuta. Tersedia Pula
beberapa stand makanan yang terdapat pada lantai tiga yang bisa dipergunakan
pengunjung (gambar 2.15).
c. Fasilitas Pelengkap
Mall selain sebagai pusat perbelanjaan juga menyediakan sarana hiburan. Pada
Beachwalk Kuta Bali terdapat fasilitas pelengkap yang bersifat sebagai sarana hiburan
yaitu, bioskop, gamezone, dan children care. Pada lantai satu juga terdapat area yang
bisa digunakan sebagai area pameran (exhibition) yang bisa disewa untuk umum (gambar
2.16).
d. Fasilitas Servis
Pada tiap lantai pada shoppingmalk kuta bali terdapat fasilitas kamar mandi yang luas
dan representatif. Pada lantai satu juga terdapat fasilitas pusat informasi bagi para
pengunjung Beachwalk Kuta Bali.
Mall ini tidak memiliki kenggulan view dikarenakan lokasinya yang berada di
persimpangan yang padat, namun mall ini membuat konsep dengan tetap membuat ruang
terbuka hijau di dalam bangunan. Ruang terbuka hijau pada dua bagian yang salah satunya
digunakan sebagai tempat makan untuk retail-retail makanan di dalam mall. Walaupun
sirkulasi yang digunakan bersifat linier sehingga lebih mudah dalam mengakses retail-retail
pada mall ini (gambar 2.19).
a. Fasilitas Utama
Pada Mall Bali Galeria terdapat retail yang diletakkan dengan sistem mall yang
digabungkan dengan koridor yang bersifat linier dan void yang memudahkan melihat ke
lantai satu dari lantai dua. Pada mall Bali Galeria bekerja sama dengan Matahari
Department Store dan Hypermart sebagai anchor tenant yang menjadi magnet utama pada
mall ini. Selain itu juga terdapat berbagai jenis penyewa retail terkenal yang terdapat
dalam mall bali galeria yaitu, Gramedia, Johny Andrean, Apple, J.Co, dan lain-lain
(gambar 2.20)
b. Fasilitas Penunjang
Salah satu plaza di Mall Bali Galeria dipergunakan sebagai tempat makan yang berada
di sisi barat bangunan. Selain itu juga terdapat panggung yang bersifat temporer di area
plaza tersebut dimana pada situasi tertentu terdapat suatu acara (gambar 2.21).
c. Fasilitas Pelengkap
Mall bali galleria menyediakan fasilitas pelengkap disamping fasilitas utama sebagai
pusat perbelanjaan diantaranya bioskop dan Gamezone. Pada tengah bangunan juga
terdapat area void dan berada di dalam bangunan yang bisa dipergunakan untuk area
eksebisi dan juga bazaar murah atau cuci gudang dari suatu perusahaan (gambar 2.22).
d. Fasilitas Servis
Terdapat beberapa sarana yang bersifat sebagai servis yaitu kamar mandi yang terletak
tiap lantai dan berada tersembunyi di dalam bangunan. Terdapat pula pusat informasi
pada bangunan dekat dengan ATM center (gambar 2.23).
Aspek Beachwalk Kuta Bali Mall Bali Galeria Mall Taman Anggrek
Observasi, 20 Oktober 2016 Observasi, 18 Oktober 2016 Observasi, September 2015
Sumber data
2015, wawancara 2015 2015
Jalan Pantai Kuta, Badung, Jalan Kartika Plaza Kuta, Tanjung Duren Selatan,
Lokasi Bali Kabupaten Badung Jakarta Barat Bandung
Style kontemporer, atap Style neo vernakular, atap Style modern, atap dak
utama kerucut material limasan dan pelana, ukiran beton,
alang-alang sintetis, green Bali, material bata merah fiishing lantai granit,
Arsitektur Mall roof, finishing lantai utama bali, finishing lantai
keramik granit, lantai luar keramik
kayu dan beton rabat
3 lantai + 2 basement, 2 lantai + basement + 6 lantai + 2 basement,
Struktur struktur rangka, grid kolom struktur rangka grid kotak struktur rangka, grid
Bangunan elips dinamis tak beraturan beraturan beraturan berbentuk L
pencahayaan alami-buatan, pencahayaan alami-buatan, pencahayaan buatan, AC
Aspek utilitas AC sentral, genset, pompa, AC sentral, genset, pompa, sentral genset, pompa
STP STP
ruang terbuka dengan ruang terbuka dengan Atrium (void indoor) dalam
Plaza Mall taman, kolam, roof garden taman bangunan
2.4.3 Tujuan
Tujuan utama dari Shopping Mall adalah untuk menampung, menyediakan dan
mewadahi dari kebutuhan orang-orang sekitar dan wisatawan untuk mendapatkan berbagai
jenis produk di satu wadah. Kebutuhan tersebut baik dalam rekreasi, dan kebutuhan pokok
seperti makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya dengan menggabungkan antara
produk yang bersifat lokal dengan modern. Selain itu meningkatkan pendapatan pemerintah
setempat dengan adanya Shopping Mall ini dikarenakan pajak dari lokasi perdagangan.
2.4.4 Fungsi
Adanya Shopping Mall ini tidak hanya untuk memenuhi satu aktivitas, terdapat
beberapa aktivitas yang dipenuhi dan juga diklasifikasikan ke dalam fungsi utama, fungsi
penunjang, dan fungsi pelengkap. Berikut penjabaran dari fungsi-fungsi tersebut yang dibagi
menjadi fungsi utama, penunjang, dan pelengkap:
a. Fungsi Utama
Sesuai dengan judul proyek, fungsi utama dari Shopping Mall ini adalah sebagai
wadah untuk memenuhi aktivitas belanja bagi para pengunjung.
b. Fungsi Penunjang
Selain sebagai sarana aktivitas belanja,aktivitas yang dipenuhi berupa pemenuhan
kebutuhan untuk rekreasi dan hiburan bagi pengunjung.
c. Fungsi Pelengkap
Adanya Shopping Mall ini juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan terhadap
sarana pameran/eksebisi dan acara pertunjukkan di dalam mall.
2.4.5 Fasilitas dalam Shopping Mall
Berdasarkan fungsi-fungsi yang akan dipenuhi, berikut merupakan spesifikasi terhadap
fasilitas-fasilitas yang dapat disimpulkan di dalam Shopping Mall berdasarkan McKeveer
(1977) dan studi obyek sejenis:
a. Fasilitas Utama
Sebagai pemenuhan aktivitas perbelanjaan, maka fasilitas paling utama yang
tersedia adalah retail / tenant yang nantinya akan disewa oleh berbagai jenis produk
dengan berbagai merek. Selain itu juga terdapat fasilitas plaza sebagai pengikat
antara retail-retail yang tersedia dan bisa dimanfaatkan sebagai ruang terbuka pada
mall.
b. Fasilitas Penunjang
Tersedia fasilitas yang rekreatif sebagai sarana hiburan di dalam mall. Fasilitas
yang tersedia berupa fasilitas yang juga bisa sebagai generator untuk menarik
pengunjung ke dalam mall seperti: food court, game zone, dan bioskop.
c. Fasilitas Pelengkap
Fasilitas pelengkap merupakan fasilitas yang berfungsi hanya pada waktu dan saat
tertentu dalam satu tahun, tidak terus menerus berfungsi pada mall. Fasilitas
tersebut adalah arena eksebisi dan panggung.
d. Fasilitas Servis
Adanya fasilitas servis akan sangat menunjang seluruh aktivitas yang ada pada
mall. Fasilitas untuk fasilitas servis adalah toilet, kantor pengelola, parkir, dan
ruang-ruang utilitas.