Anda di halaman 1dari 44

PUSAT

PERBELANJAAN
TEKNOLOGI BANGUNAN KOMERSIAL
 Pusat Perbelanjaan (Shopping Centre)
Tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya
digabung dalam satu bangunan atau kompleks.

 Menurut Jeffrey D. Fisher, Robert, Martin dan Paige


Mosbaugh
Sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa took
eceran yang umumnya dengan satu atau lebih toko
serba ada, toko grosir dan tempat parkir
Karakteristik Kegiatan Fasilitas Perbelanjaan
 Adanya variasi kegiatan dengan pola umum:
convenience shopping, comparism shopping
(membandingkan harga dengan perbelanjaan lain)
 Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap
 Beban kegiatan relatif sama pada tiap waktu
 Pelaku kegiatan : individu dan small group
Karakteristik Fisik Shopping Mall
 Koridor : Tunggal
 Lebar Koridor : 8-16 meter
 Jumlah Lantai : Maks. 3 lantai
 Parkir : Mengelilingi bangunan
 Akses Masuk : Dapat dicapai dari segala arah
 Atrium : Sepanjang koridor
 Magnet : Tiap ujung koridor (horizontal)
 Jarak Magnet : 50-100 meter
 Specialty Shop
Menjual barang sejenis seperti sepatu, pakaian dan
sebagainya

 Variety Shop
Menjual bermacam-macam barang dalam skala kecil
 Anchor (Magnet)  Street Mall
Transformasi dari Transformasi bentuk
“nodes”. Berfungsi “paths”. Berupa jalur
sebagai “landmark”. pedestrian yang
Berupa plaza dan mall. menghubungkan
magnet-magnet.

 Secondary Anchor
 Landscaping
Transformasi dari
“district”. Berupa toko Transformasi bentuk
pengecer, retail, “edges” sebagai
supermarket, superstore, pembatas pusat
bioskop, dll. pertokoan dengan luar.
 Biasanya terdapat pedestrian way utama sebagai shopping
street
 Jika terdapat pusat perbelanjaan kedua, harus
mempunyai hubungan langsung dengan mall utama dan
area parkir
 Semua toko memiliki entrance dari atau dekat dengan
pusat perbelanjaan utama dan area parkir
 Jika jalur pedestrian :
 Terbuka, maka harus memiliki perlindungan terhadap
musim (contoh: dengan kanopi) yang menerus
sepanjang muka toko
 Terlindung, maka tetap berhubungan dengan udara
luar
 Tertutup penuh, maka harus dilengkapi dengan alat
pemanas untuk daerah beriklim dingin
TIPOLOGI PUSAT
PERBELANJAAN

MENURUT KOMPOSISI
BENTUK DAN UKURAN
Pusat
Perbelanjaan
Berbentuk
Huruf “I”
Pusat
Perbelanjaan
Berbentuk
Huruf “L”
Pusat
Perbelanjaan
Berbentuk
Huruf “T”
TIPOLOGI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN
PENEMPATAN MAGNET
(ANCHOR)
St
S

Basic Center
Keterangan:
 S : Supermarket Additional Store
 St : Store Additional Department Store
 D : Department Store Additional Mall
St
S
D

Additional
Store
Keterangan:
 S : Supermarket Additional Store
 St : Store Additional Department Store
 D : Department Store Additional Mall
St
S D
St

Mall Added
Keterangan:
 S : Supermarket Additional Store
 St : Store Additional Department Store
 D : Department Store Additional Mall
S
St St
D D
St

Mall Added
Keterangan:
 S : Supermarket Additional Store
 St : Store Additional Department Store
 D : Department Store Additional Mall
TIPOLOGI PUSAT
PERBELANJAAN

JENIS-JENIS SISTEM
SIRKULASI
A. SISTEM BANYAK KORIDOR (PERTOKOAN)
 Lebih mengarah pada bentuk pertokoan tempo dulu
 Ukuran kios tergolong kecil, antara 4-6 m2
 Jalur sirkulasi lebih kecil
 Unit ritel / toko / kios dengan sistem jual (bukan sewa)
 Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi
 Contoh : Pertokoan Duta Merlin
B. SISTEM PLAZA / SQUARE
 Plaza sebagai pusat orientasi kegiatan dalam bangunan
 Masih menggunakan sistem koridor untuk efisiensi ruang
 Terdapat hierarki pada penyusunan toko
 Unit ritelnya menggunakan sistem sewa dan sistem jual
 Tampilan kios lebih diperhatikan agar menarik pengunjung
SISTEM PLAZA / SQUARE
C. SISTEM MALL
 Koridor utama menghubungkan dua pusat kegiatan atau
magnet (anchor)
 Jumlah lantai bisa lebih dari 3
 Aliran pengunjung harus melewati bagian depan toko
 Pintu masuk dan keluar harus terpisah agar tidak monoton dan
seluruh bagian mall terjangkau
 Adanya ruangan dengan variasi berbeda dan menarik. Misal,
taman, patung, air mancur dan sebagainya
 Jarak antar penyewa utama maks. 200-250 m
 Sistem unit ritel (kios/toko) adalah sistem sewa
SISTEM MALL
KLASIFIKASI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN ASPEK
PERKOTAAN
Pusat Perbelanjaan Lokal Pusat Perbelanjaan Distrik
(Neighborhood Centre) (Community Centre)

 Melayani kebutuhan sehari-hari,  Melayani jenis barang yang


meliputi supermarket dan toko- lebih luas, meliputi
toko yang luas department store, variety store,
shop unit
 Lantai penjualan (Gross Leasable
Area / GLA) antara 30.000-  GLA antara 100.000-300.000
100.000 sq.ft (2787-9290 m2) sq.ft (9290-27.870 m2)
 Jangkauan pelayanan antara  Jangkauan pelayanan antara
5.000-40.000 jiwa 40.000-150.000 jiwa
 Luas site yang dbutuhkan antara  Luas site yang dibutuhkan
3-10 Ha antara 10-30 Ha
 Contoh : Indomaret, Alfamart,  Contoh : Ramayana
Hero Supermarket Department Store
NEIGHBORHOOD CENTRE
COMMUNITY CENTRE
Pusat Perbelanjaan Regional (Main Super-Regional Centre
Centre / Regional Centre)

 Pusat perbelanjaan berskala


 Melayani kebutuhan yang lebih kota yang lebih besar dari
luas, meliputi pasar, bioskop dan regional centre
bank yang terletak pada tempat
strategis dan digabung dengan  Memiliki lebih banyak anchor-
area perkantoran, rekreasi dan tenant
kesenian  Biasanya terletak di pusat kota
 Lantai penjualan (Gross Leasable  Contoh : Mega Mall Pluit,
Area / GLA) antara 300.000- Kelapa Gading Mall
2
1.000.000 sq.ft (27.870-92.900 m )
 Contoh : Pondok Indah Mall, ITC
Kuningan
MAIN CENTRE / REGIONAL CENTRE
SUPER REGIONAL CENTRE
KLASIFIKASI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN CARA
PELAYANAN
Shopping Existing Personal Self Services
Services
 Pembeli memilih dan
 Proses transaksi dan belanja mengambil barang yang
dilayani langsung oleh pelayan dibutuhkan (disediakan
keranjang / kereta dorong)
kemudian dibawa ke kasir
Self Selection untuk transaksi
 Pembeli memilih sendiri dan
dicatat oleh pelayan (nota)
kemudian barang-barang dan
nota dibawa ke kasir untuk
dibayar
KLASIFIKASI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN
BENTUK FISIK
Market
 Rangkaian petak (stall) dan
warung (booth) yang berderet Supermarket
pada ruang terbuka atau tertutup  Toko yang luas dengan sistem
self services dan menjual
bermacam barang yang sudah
Shopping Street disusun berdarkan jenisnya
 Deretan toko-toko di kedua sisi
jalan
Shopping Centre
 Bangunan atau kompleks toko
Shopping Precint yang disewakan atau dijual
 Toko-toko yang tersusun secara
melingkar, bebas dari kendaraan
(khusus untuk pejalan kaki) Shopping Mall
 Bangunan atau kompleks toko
dengan sistem selasar / koridor
Department Store yang menerus
 Kumpulan toko di bawah satu
atap bangunan
KLASIFIKASI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN LUAS
DAN MACAM DESAIN
Full Mall Transit Mall / Transit Way
 Terbentuk dari sebuah jalan  Dikembangkan dengan
yang sebelumnya berfungsi penggantian jalur kendaraan
sebagai lalu lintas kendaraan pribadi dan truk menjadi jalur
khusus untuk angkutan umum
 Kemudian diubah menjadi jalur
pedestrian dengan plaza (alun-  Menghindari sistem parkir
alun) pada jalan (on-street parking)
 Dibangun pada kota-kota
yang lebih besar daripada full
Semi Mall mall dan semi mall
 Lebih mengutamakan pejalan
kaki, sehingga jalurnya diperluas
 Jalur kendaraan dan area parkir
dikurangi
KLASIFIKASI PUSAT
PERBELANJAAN

BERDASARKAN
KONTEN PENJUALAN
Fashion / Specialty Centre Power Centre

 Merupakan pusat perbelanjaan  Didominasi oleh suatu anchor-


dengan spesialisasi barang yang tenant
dijual seperti, fashion, elektronik,
dan lain-lain  Menawarkan banyak program
diskon dalam skala layanan
 Contoh : ITC Roxy Mas, Ratu Plaza wilayah
 Contoh : Carrefour
SPECIALTY CENTRE
POWER CENTRE
Theme / Festival Centre Outlet Centre

 Memiliki tipe atau tema tertentu  Terletak di kawasan rekreasi


atau turisme
 Didominasi oleh unit-unit restoran
atau fasilitas hiburan  Terdiri dari unit retail yang
menjual barang dengan brand
 Contoh : Cilandak Town Square, sendiri
FX Mall
 Tersusun berjajar atau berupa
cluster
 Contoh : Pasar Seni Ancol
THEME / FESTIVAL CENTRE
OUTLET CENTRE
SUMBER REFERENSI :
http://e-journal.uajy.ac.id/4404/3/2TA13245.pdf
http://belajarproperty.com/pengertian-dan-sistem-pusat-perbelanjaan
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00083-AR%20Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai