Krisis ekonomi yang berkepanjangan mei 1988 pada saat gencarnya ekspansi retailer global – operator supermaket dan toko-toko supermaket lokal bangkit Fokus ekspansinya ke Kabupaten Kota yg komunitasnya < 1 juta jiwa, tampaknya merupakan s/ penghindaran (escaping) Berkembangnya Kota satelit, Depok, Cibubur , Tangerang, Bekasi sebagai kota pemukiman Revolusi bisnis Retail yang diakselerasi oleh fenomena global retail. Tantangan persaingan global menuntut implementasi teknologi konsep-konsep modern ritel 2. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN TIPOLOGI Konsep Retailing (Definisi Ruang Lingkup dan Fungsi) Definisi : Secara Harafiah kata Ritel atau Retail berarti Eceran atau perdagangan eceran dan Peritel / Retailer diartikan sebagai Pengecer atau Pengusaha perdagangan eceran. Menurut Kamus, Kata Retail ditafsirkan sebagai ; “Selling of goods and or services to the public” atau Penjualan barang dan atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995) Berman & Evans (1992) mendefinisikan kata retail dalam kaitan retail manajemen sebagai : “those business activities involved in the sales of goods and services to consumers for their personal, family or house hold use”
atau Keseluruhan aktifitas bisnis yang menyangkut penjualan barang
dan jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga atau rumah tangganya. Sedangkan Davidson (1988) menggambarkan sebagai ;
“ business establishment that derives over 50 % of its total
sales volume to ultimate consumers whose motive of purchase is for personal or family use.” atau ; suatu institusi atau kegiatan bisnis yang lebih dari 50 % dari total penjualannya merupakan penjualan kepada konsumen akhir yang motivasi berbelanjanya adalah untuk kepentingan pribadi atau keluarganya.
Benang merah ke 2 definisi tsb. a.l;
1. Penjualan kepada end user 2. Motivasi pembelian konsumen adalah untuk kepentingan sendiri (termasuk keluarganya) dan tidak u/dijual kembali, atau paling tidak lebih dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya sendiri. RUANG LINGKUP BISNIS RETAIL
o Penjualan Barang (fisik)
o Penjualan Jasa (non fisik) sep. tiket pesawat, jasa telekomunikasi, (wartel), Warnet dsb. (real services). o Jasa-jasa yang menyertai penjualan barang (complementary service) o Layanan pesan-antar (delivery services) o Jaminan (Guarantee/warranty) o Fasilitas kredit (penggunaan credit card) dan atau leasing (bisnis finance) dll.
Berkaitan dengan tempat aktivitas penjualan ;
o Toko (shop/store) o Layanan pesan barang lewat surat/telepon (Mail order) o Penjualan langsung ke rumah-rumah (Direct selling) o Atau berdasarkan keanggotaan (member) MLM o Penjual partai besar (grosir) atau bahkan pabrikan (manufakture) dapat pula berlaku sebagai retailerjika mereka juga melakukan penjualan langsung kepada konsumen akhir. Contoh konsep factory outlet. FUNGSI RETAIL DALAM RANTAI DISTRIBUSI
Sebagai perantara (Mfc/produsen-WhS/Importer-Agen-distributor-End user)
Sebagai penghimpun berbagai kategori jenis barang Sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan (to Choose, to find) brg yg dibutuhkannya Sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture R C Mfc Wh/D
Mfc
Wh/D Mfc
R C Mfc
Choose of Brand; A,B,C,D
Mfc Wh/D
Gambar : Fungsi Retail dalam Distribusi.
Sebagai suatu institusi bisnis yang berupaya untuk mendapatkan margin Keuntungan dari proses distribusi barang/jasa, Retailer juga sangat tergantung pada pasokan (Supply) barang dari Manufactur dan atau Distributor
Tingkat Keuntungan yang maksimum dari Retailer
merupakan hasil positioning yang optimum dipasar konsumen dan di pasar Sumber daya (resources market)
Dan dari kemampuannya untuk beroperasi secara efisien
dalam keseimbangan proses distribusi KARAKTERISTIK BISNIS RETAIL
1. Penjualan barang /jasa dalam “Small enough quantity”
(partai kecil dalam jumlah secukupnya untuk di konsumsi sendiri dalam periode waktu tertentu);
2. “Impulse buying” yaitu kondisi yg tercipta dari ketersediaan
barang dalam jumlah dan jenis yg sangat variatif sehingga menimbulkan banyaknya pilihan dalam proses belanja konsumen.
Seringkali konsumen dalam proses belanjanya , keputusan yg diambil
untuk membeli suatu barang adalah yg sebelumnya tidak tercantum dalam belanja barang (out of purchased). Keputusan ini muncul begitu saja terstimulasi oleh variasi bauran produk (assortment) dan tingkat harga yg ditawarkan. 3. “Store Condition” (kondisi lingkungan dan interior dlm toko) yg menurut Berman & Evans dipengaruhi oleh Lokasi Toko, Efektivitas penanganan barang, open hour, dan tingkat harga yg bersaing. Penulis menambahkan ke dalamnya 3. aspek- aspek internal bisnis retail, yaitu ; Assets, Human, Finance, dan Merchandise).
Berman &Evans 1992
Berbagai Tipe Bisnis Retail - Single Store Retailer ; < 100 m2 (toko/kios, mini market modern dengan kepemilikan individual. - Rantai Toko Retail ; > 1 cabang dan biasanya dimiliki oleh suatu institusi bisnis (Perseroan). Bentuknya mulai dari rantai toko mini market sampai mega hyperstore sep. HERO SUPERMAKET, SOGO DEPT. STORE & SUPERMAKET, MATAHARI, RAMAYANA dll. -Toko Waralaba (Franchise Store); toko retail yg dibangun berdasarkan Kontrak Kerja (bagi hasil) antara Franchisee dengan Franchisor (pemegang- lisensi bendera/nama toko, Sponsor dan pengelola usaha) ; KFC dll’
-Specially Store (toko Khas) ; menjual 1 jenis atau 1 rentang kategori
barang, sep. Optical, Tk. Obat, Tk. Buku. Jewelry Store dll - Grocery Store (Toserba); menjual Kategori barang sehari-hari (groceries) sep. Fresh food, perishable, dry food, cosmetic, house hold item dll. -Departemen Store ; assortment yg dijual bukan kebutuhan pokok (non basic item) ; Fashionables, branded item (bermerek), umumnya konsinyasi , groceries biasanya sebagai pelengkap (complementary) - Hyperstore ; menjual dlm rentang kategori brg yg sangat luas. Hampir semua jenis kebutuhan setiap lapisan konsumen; grocery, household, textile appliance, optical dll. Dengan konsep one stop shopping. Dibutuhkan areal sedikitnya 10.000 m persegi belum ada di Indonesia. - Small Store/Kios < 100 m2 (umumnya tradisional, UKM) -Mini Market; antara 100 – 1.000 m2 - Supermaket ; antara 1.000 – 5.000 m2 - Hypermarket ; > 5.000 m2
o Multi Level Marketing (MLM);
terdapat 3 komponen : - Direct seller, merupakan suatu networking berperingkat (multi – level) dari para agen pemasaran/distributor perorgan dg pola hub kenggotaan jaringan upline-downline atau sponsorship; - Merchandise user, pengguna/konsumen, terdiri dr : member dan non member. ---- member mempunyai hak atas harga distributor bukan harga retail sebagai benefit keanggotaannya.