Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RITEL

PERTEMUAN KEDUA

Konsep Retail (Pengertian, Karakteristik,


Tipologi, dan Fungsi Bisnis Ritel

MUGIRI UNTUNG, SE.,MM


1. PENDAHULUAN

Afta 2003 dan realitas Global Retailing


 Krisis ekonomi yang berkepanjangan mei 1988
 pada saat gencarnya ekspansi retailer global – operator
supermaket dan toko-toko supermaket lokal bangkit
Fokus ekspansinya ke Kabupaten Kota yg
komunitasnya < 1 juta jiwa, tampaknya merupakan s/
penghindaran (escaping)
Berkembangnya Kota satelit, Depok, Cibubur , Tangerang,
Bekasi sebagai kota pemukiman
 Revolusi bisnis Retail yang diakselerasi oleh fenomena
global retail.
Tantangan persaingan global menuntut implementasi
teknologi konsep-konsep modern ritel
2. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK
DAN TIPOLOGI
 Konsep Retailing (Definisi Ruang Lingkup dan Fungsi)
Definisi :
 Secara Harafiah kata Ritel atau Retail berarti Eceran atau
perdagangan eceran dan Peritel / Retailer diartikan sebagai
Pengecer atau Pengusaha perdagangan eceran.
 Menurut Kamus, Kata Retail ditafsirkan sebagai ;
“Selling of goods and or services to the public” atau Penjualan barang
dan atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995)
Berman & Evans (1992) mendefinisikan kata retail dalam kaitan retail
manajemen sebagai :
“those business activities involved in the sales of goods and services to
consumers for their personal, family or house hold use”

atau Keseluruhan aktifitas bisnis yang menyangkut penjualan barang


dan jasa kepada konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri,
keluarga atau rumah tangganya.
 Sedangkan Davidson (1988) menggambarkan sebagai ;

“ business establishment that derives over 50 % of its total


sales volume to ultimate consumers whose motive of
purchase is for personal or family use.”
atau ; suatu institusi atau kegiatan bisnis yang lebih dari 50 % dari
total penjualannya merupakan penjualan kepada konsumen akhir
yang motivasi berbelanjanya adalah untuk kepentingan pribadi
atau keluarganya.

Benang merah ke 2 definisi tsb. a.l;


1. Penjualan kepada end user
2. Motivasi pembelian konsumen adalah untuk kepentingan sendiri
(termasuk keluarganya) dan tidak u/dijual kembali, atau paling tidak
lebih dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk
kepentingannya sendiri.
RUANG LINGKUP BISNIS RETAIL

o Penjualan Barang (fisik)


o Penjualan Jasa (non fisik) sep. tiket pesawat, jasa telekomunikasi,
(wartel), Warnet dsb. (real services).
o Jasa-jasa yang menyertai penjualan barang (complementary service)
o Layanan pesan-antar (delivery services)
o Jaminan (Guarantee/warranty)
o Fasilitas kredit (penggunaan credit card) dan atau leasing (bisnis
finance) dll.

Berkaitan dengan tempat aktivitas penjualan ;


o Toko (shop/store)
o Layanan pesan barang lewat surat/telepon (Mail order)
o Penjualan langsung ke rumah-rumah (Direct selling)
o Atau berdasarkan keanggotaan (member) MLM
o Penjual partai besar (grosir) atau bahkan pabrikan (manufakture) dapat
pula berlaku sebagai retailerjika mereka juga melakukan penjualan
langsung kepada konsumen akhir. Contoh konsep factory outlet.
FUNGSI RETAIL DALAM RANTAI
DISTRIBUSI

 Sebagai perantara (Mfc/produsen-WhS/Importer-Agen-distributor-End user)


 Sebagai penghimpun berbagai kategori jenis barang
 Sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan (to Choose, to find) brg yg dibutuhkannya
 Sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture
R C
Mfc
Wh/D

Mfc

Wh/D
Mfc

R C
Mfc

Choose of Brand; A,B,C,D


Mfc
Wh/D

 Gambar : Fungsi Retail dalam Distribusi.


Sebagai suatu institusi bisnis yang berupaya untuk mendapatkan
margin Keuntungan dari proses distribusi barang/jasa, Retailer
juga sangat tergantung pada pasokan (Supply) barang dari
Manufactur dan atau Distributor

Tingkat Keuntungan yang maksimum dari Retailer


merupakan hasil positioning yang optimum dipasar
konsumen dan di pasar Sumber daya (resources market)

Dan dari kemampuannya untuk beroperasi secara efisien


dalam keseimbangan proses distribusi
KARAKTERISTIK BISNIS RETAIL

1. Penjualan barang /jasa dalam “Small enough quantity”


(partai kecil dalam jumlah secukupnya untuk di konsumsi
sendiri dalam periode waktu tertentu);

2. “Impulse buying” yaitu kondisi yg tercipta dari ketersediaan


barang dalam jumlah dan jenis yg sangat variatif sehingga
menimbulkan banyaknya pilihan dalam proses belanja konsumen.

Seringkali konsumen dalam proses belanjanya , keputusan yg diambil


untuk membeli suatu barang adalah yg sebelumnya tidak tercantum
dalam belanja barang (out of purchased). Keputusan ini muncul
begitu saja terstimulasi oleh variasi bauran produk (assortment) dan
tingkat harga yg ditawarkan.
3. “Store Condition” (kondisi lingkungan dan interior dlm toko) yg
menurut Berman & Evans dipengaruhi oleh Lokasi Toko,
Efektivitas penanganan barang, open hour, dan tingkat
harga yg bersaing. Penulis menambahkan ke dalamnya
3. aspek- aspek internal bisnis retail, yaitu ; Assets,
Human, Finance, dan Merchandise).

Berman &Evans 1992


Berbagai Tipe Bisnis Retail
- Single Store Retailer ; < 100 m2 (toko/kios, mini market modern
dengan kepemilikan individual.
- Rantai Toko Retail ; > 1 cabang dan biasanya dimiliki oleh suatu
institusi bisnis (Perseroan). Bentuknya mulai dari rantai toko mini
market sampai mega hyperstore sep. HERO SUPERMAKET,
SOGO DEPT. STORE & SUPERMAKET, MATAHARI, RAMAYANA dll.
-Toko Waralaba (Franchise Store); toko retail yg dibangun berdasarkan
Kontrak Kerja (bagi hasil) antara Franchisee dengan Franchisor (pemegang-
lisensi bendera/nama toko, Sponsor dan pengelola usaha) ; KFC dll’

-Specially Store (toko Khas) ; menjual 1 jenis atau 1 rentang kategori


barang, sep. Optical, Tk. Obat, Tk. Buku. Jewelry Store dll
- Grocery Store (Toserba); menjual Kategori barang sehari-hari
(groceries) sep. Fresh food, perishable, dry food, cosmetic, house
hold item dll.
-Departemen Store ; assortment yg dijual bukan kebutuhan pokok (non
basic item) ; Fashionables, branded item (bermerek), umumnya
konsinyasi , groceries biasanya sebagai pelengkap (complementary)
- Hyperstore ; menjual dlm rentang kategori brg yg sangat luas. Hampir
semua jenis kebutuhan setiap lapisan konsumen; grocery, household,
textile appliance, optical dll. Dengan konsep one stop shopping.
Dibutuhkan areal sedikitnya 10.000 m persegi belum ada di Indonesia.
- Small Store/Kios < 100 m2 (umumnya tradisional, UKM)
-Mini Market; antara 100 – 1.000 m2
- Supermaket ; antara 1.000 – 5.000 m2
- Hypermarket ; > 5.000 m2

o Multi Level Marketing (MLM);


terdapat 3 komponen :
- Direct seller, merupakan suatu networking berperingkat (multi –
level) dari para agen pemasaran/distributor perorgan dg pola hub
kenggotaan jaringan upline-downline atau sponsorship;
- Merchandise user, pengguna/konsumen, terdiri dr : member dan
non member. ---- member mempunyai hak atas harga distributor
bukan harga retail sebagai benefit keanggotaannya.

oMail & Phone Order Retailer; TV media, DRTV dll.


o Internet/Online Store (e-Commerce)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai