HUKUM BISNIS
Disusun Oleh;
1. Fitri Handayani 1101025421
2. Indra Rahmadhan 1501025245
3. Muhammad La Robin 1601025004
4. Farah Fakhirah Salasiwa 1701025001
5. Fransiska Seltia Febriani 1701025005
6. Sandra Ramadhany 1701025024
7. Kartika Kirana I. 1701025098
8. Muhammad Faris Humam 1701025040
9. Emir Hidayat 1701025212
10. Muhammad Khalik A 1701025217
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
"Definisi dan Manfaat Perantara Dagang”. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, baik
secara moril maupun materil sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik,
lancar, dan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penyusunan dan penulisan makalah ini. Akhir kata penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan.
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Di zaman serba moderen ini berbagai bidang dapat di masuki perusahaan atau
industri akibat perubahan yang cepat dalam selera, teknologi, dan peraingan. Untuk
mengatasi persaingan maka perusahaan perlu melaksanakan usaha kegitan
pemasaran dengan menggunakan saluran distribui yang tepat sehingga tujuan dapat
dicapai. Tujuan perusahaan pada intinya sama, yaitu dapat meningkatkan volume
penjualan sehingga laba yang dihasilkan akan terus meningkat, namun tanpa
meningalkan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Perkembangan dunia
dewasa saat ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan itu
disebabkan karena kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Sehingga hal ini
mendorong perusahaan untuk memenuhi akan permintaan suatu kebutuhan.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi perantara dagang ?
2. Apa manfaat perantara dagang ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang perantara dagang dan manfaatnya
2. Memudahkan proses pembelajaran
BAB II
Pembahasan
1. Makelar
2. Komisioner
3. Ekspeditur
4. Agency
7. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini
adalah :
a. Grosir (Wholesaler)
Grosir adalah orang atau pengusaha yang membuka usaha dagang
dengan membeli dan menjual kembali barang dagangan kepada
pengecer, pedagang besar lainnya, perusahaan industri, lembaga
pemerintah atau swasta dan sebagainya. Jumlah barang yang diperjual
belikan relatif besar. Para grosir ini tidak melakukan penjualan secara
eceran . pada dasarnya grosir termasuk jenis pedagang besar.
Kesimpulan
Dasar hukum pedagang perantara di atur dalam Kep Men No. 23/MPM/Kep/1998
tentang lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1 butir (3) di sebutkan
pedagang perantara adalah:
Perorangan atau badan usaha
Pemasaran barang dan atau jasa
Memindahkan barang dan atau jasa
Produsen ke konsumen
Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah pekerjaan membeli barang
dari suatu tempat atau pada suau waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada
waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
Dalam zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan kepada
produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan barang – barang yang
memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan itu.
Macam – macam pedagang perantara ada 5 yaitu:
1. Pedagang Besar / Distributor / Agen Tunggal
2. Pedagang Menengah / Agen / Grosir
3. Pedangan Eceran / Pengecer / Peritel
4. Importir / Pengimpor
5. Eksportir / Pengekspor
Perantara ini tidak hanya terdapat dalam perdagangan di bursa, melainkan juga pada
perdagangan umum. Namanya bermacam-macam, misalnya agen, agen-tunggal (sole
agent), penjual (verkoper), penjual keliling (rondreizende verkoper). Hubungan mereka
dengan pedagang atau perusahaan yang bersangkutan diatur dalam Pasal 1601 KUH
Perdata. Dalam KUHD disebutkan juga perantara, seperti:
1. Makelar
Berdasarkan Pasal 62 KUHD, makelar itu adalah seorang perantara yang
diangkat oleh Presiden atau oleh seorang pembesar yang ditunjuk oleh
Presiden, dalam hal ini Kepala Pemerintah Daerah (L.N 1906 No. 479).
Makelar adalah seorang perantara yang bertindak untuk kepentingan pihak
kommitent-nya (yang menyuruh), dan melakukan segala tindakan hukum,
misalnya jual-beli dalam segala bidang perdagangan
2. Komisioner
Berbeda dengan makelar, seorang komisioner bertindak atas nama sendiri, ia
bertindak atas perintah dan tanggungan orang lain dan untuk tindakannya itu
ia menerima upah atau provisi (Pasal 76 KUHD).
3. Ekspeditur
Adalah barang siapa yang menyuruh menyelenggarakan pengangkutan barang
dagangan, melalui daratan atau perairan (Pasal 86 KUHD).
4. Agency
Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun pengaturannya tidak
ada dalam KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat
banyak berdiri dan diakui oleh masyarakat. Sehingga dalam prakteknya
memakai aturan dalam Pasal 1338 KUH Perdata, Pemberian kuasa (Pasal
1792 – 1819 KUH Perdata), Pasal 62 – 64 KUHD, dan Kebiasaan Dagang,
serta Keputusan Menteri Perdagangan tentang Agen Tunggal.
B. Saran
Saran dari kelompok kami semoga para pedagang perantara ini dapat bertugas
sesuai dengan aturan Undang – Undang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Indonesia, jika ada pedagang perantara ini yang nakal/melanggar hukum/aturan tolong
tindak lanjuti secara tegas dan adil oleh pihak yang berwenang.
Serta kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca,
agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu yang akan datang.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulantugaskuliahan.blogspot.co.id/2014/01/pedagang-perantara-di-
indonesia.html
https://www.dictio.id/t/mengapa-kita-membutuhkan-perantara-dalam-mendistribusikan-
produk-kita/14630