C. Perantara
1
sebenarnya adalah pialang. Manajer ekspor gabungan (combination export
manager) adalah gabungan antara agen manufaktur dengan agen penjualan
yang menangani ekspor bagi beberapa produsen.
b) Agen pelengkap (supplemental agent), yaitu agen yang berfungsi melaksanakan
jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dan jasa. Agen pelengkap dapat
berupa agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank, agen yang
membantu dalam pengambilan keputusan, seperti biro iklan, lembaga
penelitian, dokter; dan agen yang membantu dalam penyampaian informasi,
seperti televise (RCTI), radio (RRI), surat kabar (Kompas).
2) Pedagang besar adalah perantara yang membeli barang dari produsen atau agen
dan menjualnya kembali kepada pengecer dalam jumlah besar. Pedagang besar
dapat berupa grosir, distributor, dan sebagainya.
3) Pengecer adalah perantara yang membeli barang dari produsen atau agen atau
pedagang besar dalam jumlah besar dan menjualnya kembali kepada konsumen
akhir dalam jumlah eceran. Beberapa jenis pengecer, yaitu sebagai berikut;
a) General (departement) merchandise store (toko serba ada), yaitu toko yang
menjual bermacam barang dagangan berupa pakaian, sepatu, peralatan
elektronik, peralatan rumah tangga, alat tulis-menulis, kosmetik, dan
sebagainya, seperti; Matahari, Pasar Raya Sarinah Jaya, Ramayana, dan
sebagainya.
b) Supermarket (pasar swalayan), yaitu toko yang pada umumnya menjual
bermacam produk makanan ringan, minuman dalam kemasan, susu bayi,
namun dalam perkembangannya supermarket juga menjual bermacam barang
seperti yang dijual oleh departement store, seperti; Hypermart, Giant,
Carrefour, Indomark, dan sebagainya.
c) Single-line store, yaitu toko yang menjual barang berdasarkan lini produknya
(product line), seperti; toko mebel, toko bahan bangunan (Depo Bangunan),
toko alat olah raga, dan sebagainya.
d) Specialty store, toko yang menjual barang yang lebih terbatas, hanya sebagian
dari lini produknya, seperti; toko roti (Bread Talk).
b. Untuk barang industri, perantara yang terlibat dapat berupa;
1) Agen
2) Distributor industri
3. Manfaat jasa perantara, yaitu;
a. Perantara sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen.
b. Perantara dapat membatu produsen dalam hal; penyimpanan produk dalam gudang,
penyediaan dana berupa pembelian tunai, promosi, dan penyediaan informasi,
penyortiran, pembungkusan, pengepakan, dan pengiriman produk.
D. Lokasi Pembelanjaan
2
seperti warung yang menjual sabun mandi dan pasta gigi, warung nasi (warteg), warung
rokok, dan sebagainya.
2. Pusat pembelanjaan masyarakat (community shopping centers). Pusat pembelanjaan
semacam ini, kawasan penjualannya lebih besar dari neighborhood shpping centers,
biasanya mereka dapat melayani ribuan orang yang tinggal dalam lingkungan kelurahan
yang terdiri dari minimarket, seperti Indomart, Alvamart, dan sejenisnya. Minimarket
ini, biasanya menyediakan berbagai barang, seperti; makanan ringan, minuman dalam
kemasan, buah-buahan, susu bayi, dan sebagainya.
3. Pusat pembelanjaan regional (regional shopping centers). Pusat pembelanjaan semacam
ini, kawasan penjualannya lebih besar dari community shopping centers, biasanya
mereka dapat melayani puluhan ribu orang yang tinggal dalam lingkungan kecamatan
atau kabupaten atau kota madya yang terdiri dari Mall dan Plaza, seperti; Metropolitan
Mall di Bekasi, Tamini Square di Jakarta Timur, dan Pondok Indah Plaza di Jakarta
Selatan. Umumnya, di pusat pembelanjaan ini terdapat para pedagang tradisional dan
modern. Para pedagang modern tersebut, di antaranya adalah toko swalayan
(supermarket), seperti Carrefour, Indomart, Giant, dan Hypermart. Selain itu ada toko
serba ada (department store), seperti Matahari, Ramayana, dan Pasar Raya Sarinah Jaya.
Pemilihan penempatan (lokasi) atau saluran distribusi yang akan digunakan untuk
menyalurkan barang dan jasa dari produsen dan atau pemasar ke konsumen sasaran perlu
berbagai pertimbangan, hal ini dilakukan karena saluran distribusi dapat dipandang sebagai
kumpulan organisasi yang saling berhubungan satu sama lainnya di dalam proses
pengadaan barang dan jasa yang diperlukan konsumen. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan produsen di dalam pemilihan saluran distribusi, yaitu sebagai berikut;
1. Pertimbangan pasar (market consideration)
a. Pasar konsumen atau pasar industri: Jika pasarnya berupa pasar industri, maka
produsen akan menggunakan sedikit saluran distribusi, atau sebaliknya jika pasarnya
berupa pasar konsumen, maka produsen akan menggunakan banyak saluran
distribusi.
b. Jumlah konsumen potensial: Jika jumlah konsumen potensial dalam pasar sedikit,
maka produsen akan menggunakan saluran distribusi langsung atau pendek,
sebaliknya jika jumlah konsumen potensial dalam pasar banyak, maka produsen akan
menggunakan saluran distribusi.
c. Konsentrasi pasar secara geografis: Pasar dapat dibagi ke dalam beberapa
konsentrasi, seperti industri tekstil, industri kertas, dan sebagainya. Jika daerah
konsentrasi memiliki tingkat kepadatan yang tinggi, maka produsen dapat
menggunakan pedagang besar atau distributor industri.
d. Jumlah pesanan: Volume penjualan (pesanan) sangat menentukan di dalam pemilihan
saluran distribusi. Jika jumlah (volume) penjualan begitu besar, maka produsen dapat
menggunakan pedagang besar atau distributor industri.
4
e. Kebiasaan dalam pembelian: Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai
industri akan menentukan saluran distribusi, seperti kemampuan membelanjakan
uangnya, pembelian dengan kredit atau tunai, frekuensi pembelian, dan sebagainya.
2. Pertimbangan barang (product consideration)
a. Nilai unit: Jika nilai unit suatu barang yang dijual rendah, maka biasanya produsen
menggunakan saluran distribusi yang panjang atau sebaliknya, jika nilai unit suatu
barang tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
b. Besar dan berat barang: Produsen harus mempertimbangkan besar dan berat barang
hubungannya dengan biaya saluran distribusi. Jika suatu barang besar dan atau berat,
produsen cenderung menggunakan saluran distribusi yang pendek atau langsung atau
sebaliknya.
c. Mudah rusaknya barang: Jika barang yang dipasarkan mudah rusak, maka cenderung
saluran distribusi yang pendek atau langsung menjadi pertimbangan produsen atau
sebaliknya.
d. Barang standar dan pesanan: Jika barang yang dijual berupa barang standar, maka
perlu ada sejumlah persediaan barang di penyalur, sedangkan jika barang yang dijual
berupa barang pesanan, maka penyalur tidak perlu persediaan barang.
e. Luas lini produk: Jika produsen menjual satu macam barang saja, maka sebaiknya
digunakan pedagang besar sebagai penyalur, tetapi sebaliknya, jika produsen menjual
bermacam barang, maka sebaiknya digunakan pengecer sebagai penyalur.
f. Sifat teknis: Produsen harus menggunakan penyalur yang dapat menjelaskan berbagai
masalah teknis penggunaan dan pemeliharaan barang yang akan dijual. Beberapa
jenis barang industri, seperti instalasi, biasanya disalurkan secara langsung ke
pemakai industri.
3. Pertimbangan perusahaan (company consideration)
a. Sumber pembelanjaan: Jika produsen memiliki jumlah dana yang besar, maka
biasanya digunakan saluran distribusi langsung atau yang pendek, atau sebaliknya
jika produsen kurang kuat kondisi keuangannya, maka biasanya menggunakan
saluran distribusi yang panjang.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen: Jika produsen belum memiliki pengalaman
atau kemampuan di dalam menjual barang baru atau memasuki pasaran baru, maka
biasanya menggunakan perantara yang sudah memiliki pengalaman dan kemampuan
manajemen di dalam penyaluran barang.
c. Pengawasan saluran distribusi: Produsen akan lebih mudah di dalam pengawasan jika
saluran distribusinya langsung atau pendek.
4. Pertimbangan perantara (middle consideration)
a. Pelayanan yang diberikan perantara: Produsen akan menggunakan perantara sebagai
penyalur jika perantara tersebut dapat memberikan pelayanan yang lebih baik,
misalnya menyediakan fasilitas penyimpanan yang baik.
b. Kegunaan perantara: Produsen akan menggunakan perantara sebagai penyalur, jika
perantara tersebut mampu menyalurkan barang dalam persaingan.
c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen: Produsen akan menggunakan perantara
sebagai penyalur jika perantara tersebut bersedia menghadapi berbagai macam resiko,
misalnya resiko turunnya harga dan meningkatnya saluran distribusi.
5
d. Volume penjualan: Produsen akan menggunakan perantara sebagai penyalur jika
perantara tersebut mampu menyalurkan dan menjual barang dalam jumlah yang besar
untuk jangka waktu yang lama.
e. Biaya: Produsen akan menggunakan perantara sebagai penyalur jika perantara
tersebut mampu mengefisienkan biaya saluran distribusi barang.
Saluran distribusi tidak hanya terbatas pada saluran distribusi fisik berupa barang
yang berwujud, tetapi juga saluran distribusi jasa, yang mungkin lebih tepat disebut
penempatan lokasi strategis. Bagi perusahaan jasa, kebutuhan faedah waktu dan tempat
menjadi penting. Jasa harus ditempatkan di lokasi yang mudah dicapai (strategis) oleh
konsumennya.
Pada lazimnya, jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada konsumen atau
pemakai industri. Jasa perantara merupakan cara lain untuk memperluas saluran distribusi,
seperti hotel yang memerlukan jasa perantara biro perjalanan, dan sebagainya.