Anda di halaman 1dari 6

JENIS-JENIS RETAILING

Retailing seperti yang dijelaskan oleh Meyer, dapat diklasifikasikan berdasarkan lima
kriteria, yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, non store retailing, strategi
penetapan harga, dan lokasi. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini:

1.      Tipe Kepemilikan


Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
a. Independent retail firm, merupakan suatu outlet pengecer yang dimiliki serta
dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi (penggabungan). Contohnya kios,
warung, atau toko-toko barang kelontong yang dimiliki oleh orang per orang, baik yang
berlokasi di pasar regional, pasar terdisional, pasar Inpres, jajaran rumah toko (ruko),
perumahan penduduk, ataupun di lokasi-lokasi lainnya. Termasuk juga di dalamnya
outlet yang dikelola oleh koperasi.
 Contoh Toko :
 Tipe Barang :
a. Barang Bahan Pokok / staples goods Adalah barang yang sering dibeli
rutin tanpa banyak pertimbangan yang umumnya merupakan barang
kebutuhan sehari-hari seperti obat, bahan makanan, dan lain sebagainya.
b. Barang Dorongan Hati Sesaat / Impulse Goods Adalah barang-barang
yang dibeli tanpa adanya perencanaan dan pertimbangan yang matang
seperti makanan ringan di rak antrian kasir.
c. Barang Darurat dan Mendesar / Emergency Goods.Pasti ada minimarket
kompetitor yang siap menghadang. Apalagi, mulai dari segmen hingga
tata ruangnya pun tidak jauh berbeda karena lingkup bidang usahanya
memang sama. Salah satu yang bisa membedakan hanyalah fasilitas,
servis, dan pelayanan kepada konsumen.

b.      Waralaba (franchising), yakni suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa,
dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada perusahaan atau
individu lain (franchisee) yang berskala menengah atau kecil dengan hak-hak istimewa
untuk melaksanakan suatu sistem usaha tertentu melalui cara yang telah ditentukan,
selama waktu tertentu dan disuatu tempat tertentu.

Franchisor biasanya akan menyediakan peralatan, produk ataupun jasa yang dijual, dan
pelayanan manajerial. Sebagai imbalannya, franchisee harus membayar uang pangkal
(initial franchise fee) dan royalti atas penjualan kotor, membayar biaya sewa peralatan
franchisor (bila ada), membayar management fee, serta memasarkan produk maupun jasa
dengan cara-cara yang sudah ditentukan oleh franchisor. Salah satu keuntungan dari
membeli hak waralaba ini ialah tetap independen (meskipun tidak sepenuhnya), tetapi
mendapatkan manfaat dari nama merek dan dari pengalaman jaringan waralaba tersebut.

c.       Corporate chain, ialah suatu kelompok yang terdiri atas dua atau lebih usaha atau bisnis
yang saling berhubungan dalam satu manajemen dan dimiliki oleh suatu kelompok
pemegang saham. Wujudnya bisa berupa pasar swalayan (supermarket), specialty store,
jaringan toko serba ada (department store), maupun jaringan superstore. Contohnya
seperti Matahari Group, Robinson Group, Ramayana Group, Cahaya Group, Hero Group,
dan lain sebagainya. Keuntungan dari corporate chain ialah volume penjualan yang
sangat tinggi, kemampuan untuk membeli dalam kuantitas yang sangat besar, serta
kemampuan untuk mempekerjakan karyawan yang memiliki kemampuan khusus dalam
pengembangan materi-materi promosi penjualan.

2.      Produk atau Jasa yang Dijual


Berdasarkan kriteria produk atau jasa yang dijual, retailing dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni
service retailing dan product retailing.

a.       Service Retailing


Terdapat tiga jenis service retailing, yaitu rented goods services, ownedgoods service dan non
goods services.
1)      Rented Goods Service
Dalam jenis rented goods service, para konsumen menyewa dan memakai produk-produk
tertentu. Contohnya seperti penyewaan mobil, kaset video, laser disc, carpet cleaner, dan
apartemen. Dalam hal ini suatu produk fisik tertentu disewakan dengan tarif tertentu untuk
jangka waktu tertentu. Konsumen dapat memakai produk tersebut akan tetapi kepemilikannya
tetap berada pada pihak retailer.

2)      Owned Goods Service


Pada owned goods service, produk-produk yang dimiliki oleh para konsumen akan direparasi,
ditingkatkan maupun dikembangkan unjuk kerjanya, atau dipelihara maupun dirawat. Owned
goods service juga mencakup perubahan bentuk pada produk yang sudah dimiliki oleh
konsumen. Contohnya jasa reparasi (jam tangan, sepeda motor, mobil, komputer, dan lain
sebagainya), pencucian mobil, perawatan taman, dry cleaning perawatan rumput lapangan golf,
dan lain-lain.

3)      Non Goods Service


Karakteristik khusus pada jenis non goods service ialah jasa personal yang memiliki sifat
intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada konsumen. Contohnya sepeti
babysitter, tutor, supir, pemandu wisata, ahli kecantikan, tukang cukur, dan lain-lain.

b.      Product Retailing


Product retailing terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Toko serba ada (Department Store)
Department store adalah suatu perusahaan eceran yang mempekerjakan paling sedikit 25 orang
dan mempunyai penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20% atau lebih dari
penjualan totalnya. Sebuah toserba juga harus menjual item-item tertentu dalam lini produknya,
diantaranya yaitu perabotan, mebel, pakaian, perlengkapan dan peralatan rumah tangga.
Umumnya toserba yang besar terdiri atas beberapa divisi dan departemen. Setiap divisi
merupakan gabungan dari beberapa departemen yang menjual lini produk dagangan yang saling
berhubungan.

2)      Specialty Store


Ciri khas dari specialty store ialah konsentrasinya pada jenis barang dagang yang terbatas atau
sedikit. Contohnya seperti Computer Land (komputer-komputer kecil), Singer Sewing Centers
(mesin jahit), Toys "R" Us (mainan anak-anak), Benetton (pakaian remaja), The Limited (pakaian
wanita), dan Athlete Foot (sepatu olahraga). Specialty store umumnya berlokasi dipusat-pusat
perbelanjaan yang besar.

3)      Catalog Showroom


Catalog showroom menawarkan merek nasional, harga yang rendah, dan daerah perbelanjaan
yang kecil yang berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya. Biasanya pembeli akan
menelaah katalog-katalog yang terdistribusi luas sebelum akhirnya mengunjungi toko tersebut.
Pembeli atau konsumen harus melengkapi blanko pemesanan, yang akan diproses sebelum item
yang dibeli diserahkan kepadanya dilokasi pusat. Dengan membatasi pajangan produknya,
catalog show room dapat mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.

4)      Food and Drug Retailer


Terdapat tiga jenis utama food and drug retailer, yakni pasar swalayan (supermarket) dan
superdrug store, convenience store, serta combination store. Pasar swalayan dan superdrug store
merupakan toko-toko besar yang menjual makanan ataupun obat-obatan dalam jumlah besar
dengan harga yang rendah. Para konsumen akan memilih barang dagangan yang tersusun rapi
dalam rak-rak tertentu dan bisa menempatkannya pada kereta dorong ataupun keranjang,
kemudian membawanya dan melakukan pembayaran dikasir.

Convenience store ialah toko swalayan mini yang menjual produk atau barang kebutuhan sehari-
hari dan berlokasi disekitaran tempat pemukiman penduduk, serta pada umumnya buka 24 jam.
Contoh dari convenience store antara lain Alfamart dan Indomart. Sementara combination store
lebih besar daripada pasar swalayan konvensional ataupun superdrug store, namun tetap serupa
dalam strategi penetapan harga dan praktik-praktik operasinya. Istilah superstore dipakai untuk
menggambarkan kombinasi antara pasar swalayan dan toserba yang menjual barang-barang
umum (general merchandise) dengan harga yang didiskon secara periodik. Biasanya luas
tokonya antara 35.000 sampai 60.000 kaki persegi. Di Indonesia sendiri, tipe toko seperti ini
diwakili oleh eksistensi outlet kelompok Mega M, Golden Truly, dan beberapa toserba Matahari
yang dilengkapi dengan pasar swalayan sebagai salah satu bagian (departemen) dalam
toserbanya.
c.       Non Store Retailing
Non store retailing menjual produk dan jasa dengan memakai metode-metode seperti vending
machines, direct selling, mail order retailing, dan teknik-teknik elektronik.

1)      Telephone and Media Retailers


Dalam kategori telephone and media retailers, pengecer memakai kontak via telepon
(telemarketing) dan media periklanan seperti TV, surat kabar, radio, dan majalah untuk
menginformasikan serta membujuk konsumen untuk membeli produk-produknya. Telemarketing
(telephone marketing) kini sering dimanfaatkan untuk memasarkan produk-produk industri.

2)      Mail Order


Dalam metode mail order, penjualan dilakukan melalui pemesanan dengan menggunakan
katalog-katalog tertentu via pos.

3)      Vending Machines


Mesin khusus ini banyak dijumpai di bank, hotel, pasar swalayan, dan kantor-kantor tertentu.

4)      Electronic Shopping


Terdapat dua bentuk utama dalam electronic shopping. Pertama ialah memakai videotex, yaitu
sistem 2 arah, dimana perangkat TV konsumen dan bank data komputer penjual dihubungkan
dengan kabel atau jalur telepon. Pelayanan videotex berisi katalog komputer mengenai produk
yang ditawarkan oleh produsen, bank, pengecer, organisasi perjalanan, dan lain sebagainya. Para
konsumen dapat memakai perangkat TV biasa yang dilengkapi dengan papan ketik (keyboards)
khusus yang dihubungkan dengan kabel sistem 2 arah. Dan bentuk kedua ialah menggunakan
atau memanfaatkan jaringan Internet (Cybermarketing) dengan seperangkat peralatan komputer
personal (PC) dan modem.

5)      Direct Selling


Direct selling ialah penjualan barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, dirumah-rumah
ataupun ditempat kerja mereka, melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga
penjualnya. Biasanya barang-barang yang dijual dengan cara direct selling diantaranya ialah
ensiklopedia, kosmetika, dan peralatan memasak. Meskipun begitu, kini semakin banyak jenis
barang yang dipasarkan dengan menggunakan cara direct selling.

d.      Alternatif Penetapan Harga Pengecer


Setiap pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi, mulai dari yang murah sampai
dengan harga yang sangat mahal. Untuk merek barang yang sama, harga yang ditetapkan dapat
berbeda antara retailer yang satu dengan retailer yang lain. Ada pengecer yang berani
menetapkan harga tinggi, karena mereka juga menawarkan pelayanan tertentu yang menarik bagi
konsumen seperti misalnya suasana toko yang nyaman dan menarik. Biasanya specialty store
dan department store termasuk dalam kategori ini. Di sisi lain, ada juga retailer yang menetapkan
harga yang lebih rendah. Biasanya termasuk dalam kelompok ini ialah discount store yakni toko
yang menjual barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dengan harga serba
diskon. Tipe ini diterapkan oleh Hero Discount Store, Stock Mart, serta Super Bazaar.

e.       Lokasi
Retailer dapat juga dikelompokkan berdasarkan lokasinya, yaitu strip development, downtown
central business districts, dan pusat perbelanjaan (shopping center) termasuk didalamnya mal-
mal (seperti Citra Land, Lippo Karawaci, Pondok Indah Mall, dan lain sebagainya).

Anda mungkin juga menyukai