Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertumbuhan dunia usaha dan industry, kebutuhan sumber daya
manusia (SDM) juga semakin berkembang. Kondisi tersebut menuntut SMK untuk terus
berinovasi agar tidak ketinggalan dalam mencetak SDM berkualitas. Salah satu langkah
yang dilakukan yakni dengan sinkronisasi kurikulum dengan DUDI. Hal itu untuk
mengatasi ketidaksesuaian tingkat kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dengan
hasil lulusan. Sebab, ketidaksesuaian memicu rendahnya tingkat keterserapan lulusan
SMK ke dunia kerja.
Seperti program yang dilakukan oleh pihak Yogya Group dengan SMK Se-Jawa
Barat yang melakukan program Sinkronisasi agar kompetensi lulusan SMK khususnya
Jurusan Pemasaran mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai
dengan kebutuhan DUDI.
Keterlibatan dunia usaha dan dunia industri dalam model sinkronisasi. Dunia
usaha dan dunia industri didorong berpartisipasi dalam menyelaraskan kebutuhan atas
kompetensi tenaga kerja dengan kompetensi lulusan.
Regulasi dimaksudkan unntuk mengatur sekaligus memastikan sinkronisasi
tersebut berjalan. Seluruh komponnen, baik SMK sebagai satuan pencetak lulusan,
dunia usaha dan dunia industry sebagai pemakai lulusan, maupun pemmerintah sebagai
pengendali kebijakan.
Dunia kerja dan industi secara transfaran memaparkan kualifikasi kompetensi
yang dibutuhkan. Lalu SMK melakukan analisis. Dilanjutkan dengan pengorganisasian
yang berisi pemetaan kompetensi.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud program sinkronisasi bisnis dengan dunia pendidikan ini untuk


mendapatkan keselarasan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha khususnya
Yogya Group dengan SMK Se-Jawa Barat Jurusan Pemasaran.

1.2.2 Tujuan

Tujan di adakan progam sinkronisasi dunnia bisnis dan peendidikan ini khususnya
pihak Jogya Group degan SMK Se-Jawa Barat ini adalah :

1. SMK dapat mencetak lulusannya sesuai dengan yang diharapkan dunia usaha.
2. Dunia usaha sebagai pemakai dari lulusan SMK dapat terpenuhi criteria Sumber
Daya Manusia (SDM) yang diharapkan sesuai dengan yang dibutuhkan dunia
usaha.
3. Pemerintah sebagai pengendali kebijakan dapat mengawasi.

1.3 Tempat dan Waktu

1.3.1 Tempat

Program sinkronisasi antara pihak Yogya Group dengan SMK Se-Jawa Barat
dilaksanakan di GRIYA GRAND CINUNUK yang beralamat di Jl. Raya Cinunuk
No.187 Bandung.

1.3.2 Waktu

Magang di Griya Grand Cinunuk ini dilakukan mulai dari tanggal 10 Agustus–
24 Agustus 2015. Untuk lebih rinci waktu dan tempat penelitian dapat dilihat pada tabel
1.1.

2
TABEL 1.1
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
No Hari/Tanggal Materi Area
1. Senin, 10 Agustus 1. Sejarah Toko Receiving
2015 2. Struktur Organisasi Supermarket,
3. Layout Toko Fresh &
4. Proses penerimaan Fashion
Barang
5. Proses Penerimaan
Dokumen
2. Selasa, 11 Agustus 1. Management Gudang Gudang
2015 2. Proses Keluar Masuk Supermarket,
Barang Fresh &
3. Program Gudang Fashion
3. Rabu, 12 Agustus 2015 1. Teknik Display Fashion
2. Alat Display
3. Visual
Merchandising
4. Kamis, 13 Agustus 1. Planogram Supermarket &
2015 2. Alat Display Fresh
3. Istilah Display
5. Selasa, 18 Agustus 1. Penunjang Display Selling
2015 2. Media Promo Serba Supermarket
Hemat & Harga
Heran
3. Event/Acara promo
4. Standard Pelayanan
6. Rabu, 19 agustus 2015 1. Proses Transaksi Selling Fashion
(Penulisan Bon)
2. Acara Promo
3. Standard Pelayanan
7. Kamis, 20 Agustus 1. Standard Pelayanan Kassa
2015 2. Alat Bayar

3
No Hari/Tanggal Materi Area
3. Pramubungkus
8. Senin, 24 Agustus 1. Estimasi Buyer
2015 2. Pembuatan Order Supermaket &
Supervisor
Fashion

4
BAB II

SEJARAH YOGYA DAN CABANG

2.1 Sejarah Yogya

Paradigma Yogya diartikan sebagai kerangka berfikir Yogya, megandung nilai-


nilai yang dikembangkan dari sejarah perusahaan dan dijunjung tinggi oleh karyawan di
lingkungan perusahaan, serta dalam berinteraksi dengan stake holder umumnya.
Cikal bakal toserba Yogya diawali oleh sebuah toko batik di jalan Ahmad Yani
(Kosambi) Bandung, dengan luas toko sekitar 100m2 dan karyawan berjumlah 8 orang.
Toko batik yang di beri nama DJOGJA ini didirikan dan dikelola secara sederhana oeh
Bapak Gondosasmito bersama keluarga.
Pada tahun 1972, pengelolaan toko diserahkan kepada Bapak Boedi Siswanto
Basuki da Ibu Tina Handayani, dengan keuletan dan kerja keras dilakukan pembenahan,
keinginan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi, sehingga yag tadinya hanya toko batik,
berubah menjadi toko kelontong. Nama DJOGJA tetap dipertahankan, akan tetapi
penulisanya diganti menjadi YOGYA.
Seiring dengan perkembangannya tanggal 28 Oktober 1982 bertepatan degan
sumpah pemuda, dibuka cabang yang pertama di jalan sunda no.60 dengan luas toko
200m2 dengan 40 karyawan. Selanjutnya tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai hari
lahir Toserba Yogya.
Selanjutnya APRINDO melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia, menganugerahkan APRINDO AWARD kepada Bapak Boedi
Siswanto Basuki sebagai salah satu perintis Ritel di Indonesia.
Kantor pusat Yogya awalnya berrada di jalan Sunda No.83, seiring dengan
perkembangan aktifitas perusahaan dan jumlah karyawan yang semakin bertambah,
kantor pusat pindah menempati gedung baru yang lebih luas di jalan Buah Batu No.12
Bandug, berdampingan dengan distributor centre (DC). Sementara gedung lama (jalan
Sunda N0.83) menjadi Yogya Learning Centre, yakni sebagaia pusat kegiatan
Direktorat HRD sampai dengan Oktober 2014 Toserba Yogya dan Griya memiliki 65
cabang, yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

5
2.1.1 Sejarah Cabang Griya Grand Cinunuk

Toserba Griya Grand Cinunuk merupkan salah satu cabang dari Yogya Group
yang dibuka untuk umum pada tanggl 17 Oktober 2001 yang beraloksi di Jl. Raya
Cinunuk No.187 Bandung. Toserba Griya Grand Cinunuk banyak dikunjungi oleh
konsumen dari sekitar Cinunuk, Cibiru, Cileunyi, dan juga banyak dikunjungi oleh
konsumen dari komplek-komplek perumahan, seperti Permata Biru, Bumi
Panyawangan, Manglayang Regency, Bukit Mekar Indah, Vila Bandung Indah Plaza,
dan Perumahan Polda.
Toserba Griya Grand Cinunuk dari tanggal 17 Oktober 2001 dipimpin oleh
Bapak Restu sebagai kepala toko. Kemudan digantikan oleh Bapak Yogi Permadi dan
mengalami pergantian kepemimpinan lagi pada tangal 28 Oktober 2005 yang
bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Yogya ke 23 kepada Bapak Henry Setiawan
sebagai kepala toko Toserba Griya Grand Cinunuk. Tahun 2007 terjadi lagi pergantian
kepala toko yang digantikan oleh Bapak Edwin Ferdian yang kemudian digantikan lagi
oleh Bapak Herry Sofriady. Tahun 2014 terjadi pergantian lagi oleh Bapak Heriyanto
yang saat ini menjabat sebagai Store Manager Toserba Griya Grand Cinunuk.
Seorang Store Manager membawahi departemen dan staf-staf, yaitu staf bagian
umum dan personalia, staf keuangan, staf reciving good, staf EDP, dan Supervisor.

2.2 Gedung (Layout)


Pada dasarnya Layout gedung Griya Grand Cinunuk berbentuk huruf “L”,
dimana gedung 1 (gedung utama) terdiri dari 3 lantai: lantai dasar isi departemen
Supermarket seperti departemen fresh, food, GMS, dan Griyatron. Lantai kedua di isi
departemen fashion, serta tempat hiburan Game Master. Lantai tiga diisi oleh
departemen shoes dan bags, buku serta alat tulis kanntor. Sedangkan untuk gedung 2,
diisi oleh departemen food station yang terdiri dari berbagai aneka macam makanan dan
minuman.

6
2.3 Struktur Organisasi dan Personil
Dalam kurun waktu 11 tahun lebih Griya Grand Cinunuk telah mengalami
pergantian kepemimpinan sebanyak 6 kali, yaitu :
1. Bapak Restu
2. Bapak Yogi Permadi
3. Bapak Henry Setiawan
4. Bapak Edwin Ferdian
5. Bapak Herry Sofriady
6. Bapak Heryanto

Dalam menjalankan tugas, Bapak Heryanto selaku pimpinnan tertinggi pada


cabang Griya Grand Cinunuk dibantu oleh sejumlah staf dan non staf yang saat ini
jumlah karyawan Griya Grand Cinunuk adalah 213 orang, terbagi atas beberapa posisi
seperti berikut :
Store Manager : Heryanto
Regional Personalia : Yinyin Zahrini
Co Supermarket : Felifitas Lisna Dwi N
Co Fashion : Mira Wihardiana

Staf Back Office


Bag Umum : Kriswono
Keuangan 2 : Aty Setiaty
Keuangan 3 : Dedeh Herawati
Buyer Food : Ahmad Munawar
Buyer Non Food : Siska Dewi
Staf Gudang : Dede
Receiving : Mujirah
Staf EDP : Yuniawati Herweni
Staf Visual : Sujito

7
Staf Operasional
SPV Food & Non Food : Sabrina
: Lia
: Regi
SPV Fresh : Soulina Olivia
: Rega
SPV GMS : Asep Dani
SPV Fashion : Ria Rijayanti
: Gitta Pratiwi
: Fitri Anggrawati
: Reisha Agisna
SPV Bakery : Tisna
Staf CR : Septa Mayesta
SPV Cafetaria : Adi

Adapun yang membantu kegiatan operational Griya Grand Cinunuk adalah :


ADM : 16 orang
DT Teknisi & Visual : 10 orang
CR (Customer Relation) : 4 orang

8
BAB III

PROSES BISNIS TOSERBA YOGYA Group

ORDERING

SELLING RECEIVING

WARE
DISPLAYING
HOUSING

GAMBAR 3.1
PROSES BISNIS

Penjualan ritel adalah penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir secara
sedikit demi sedikit atau eceran, Toserba YOGYA merupakan salah satu yang berperan
dalam bisnis ritel di Indonesia. Agar bisnis ritel berkembang dan maju harus ada
mengelolaan yang baik, pengelolaan yang baik di tuangkan dalam proses binsis, sebagai
berikut :

3.1 ORDERING

Yogya Group dalam melakukan proses bisnis bermulai dari adanya proses
ordering, proses tersebut dilakukan oleh MD (Merchandising) untuk pusat dan Buyer
untuk cabang, termasuk di Toserba GRIYA GRAND CINUNUK proses ordering
dilakukan oleh seorang buyer, seorang bayer harus pandai dalam melakukan negosiasi
terhadap supplier dan mengetahui segmen pasar atau karateristik setiap toko.

9
Buyer dalam melakukan ordering berdasarkan estimasi dan stock barang,
estimasi dibuat berdasarkan hasil penjualan atau sale dalam jangka waktu 1 bulan. Di
Yogya Group dalam melakukan ordering dengan menggunakan suatu system yang
dinamakan CAR yaitu suatu system otomatis kapan barang akan diorder atau tidak hal
tersebut berdasarkan SKP (stock keeping period), dengan system tersebut buyer sudah
mengetahui jumlah barang yang akan di order kepada supplier, system tersebut juga
berfungsi sebagai min and max artinya apabila stock barang cukup system akan
melakukan lock atau dikunci dan apabila kekurangan barang akan secara otomatis
mengorder kepada supplier. Di Toserba Griya Grand Cinunuk fungsi bayer melakukan
order barang food, non food dan fresh sedangkan untuk barang fashion dilakukan oleh
MD pusat atau Distribusi Center.

Proses ordering yaitu : Estimasi Pembuatan P O (Purchesing Order) kepada


Supplier

3.2 RECEIVING
Proses receiving adalah tahap ke 2 setelah adanya ordering kepada supplier, di
Yogya Group proses receiving dengan menggunakan alat yang dinamakan PDT
(Porteble Data Terminal) yaitu suatu alat otomatis yang dapat secara langsung
mengecek dan memasukan data barang. Receiving barang terdiri dari barang dagangan,
barang bukan dagangan (kantong plastik, POP dan Alat display) dan system transfer.
Receiving berasal dari supplier, DC (Distribusi Center) dan cabang, barang yang
diterima terdari dari barang fresh foods, food, non food, GMS dan Fashion.

Langkah-langkah receiving sebagai berikut :

1. Supplier mengisi buku tamu dan formulir RPB (Rekapitulasi Penerimanan


Barang) atau buku antrian supplier yang sudah disediakan oleh KN (keamanan)
dan memberikan KTP (Kartu Tanda Penduduk).
2. KN akan memberikan No. antrian kepada supplier sesuai dengan buku antrian
3. KN memeriksa kebenaran dokumen atau faktur pengiriman.
4. KN menyerahkan dokumen atau faktur supplier kapada bagian receiving.
5. Bagian receiving memanggil supplier sesuai dengan no. Antrian dan supplier
menurunkan barang sesuai dengan dokumen atau faktur 3 rangkap.

10
6. Setelah barang diturunkan sesuai dengan faktur kemudian bagian cheker
melakukan pengecekan barang menggunakan PDT dengan mengscan barcode
PO dan Kode Supplier.
7. Cek jumlah fisik barang dan menginput sesuai jumlah fisik menggunakan PDT.
8. Bagian ADM mencetak dokumen receiving dari hasil PDT sebanyak 4 rangkap,
yaitu 1 bagian keuangan, 2 supplier, 3 bagian gudang, 4 arsip.
9. Receiving note di tanda tangan oleh supplier, cheker, staff receiving apabila
tanda tangan tidak lengkap maka diproses oleh bagian keuangan
10. Barang yang sudah di receiving siap diserahkan ke bagian gudang dan masuk
gudang dengan menggunakan hand palet ke dalam lift.

3.3 WAREHOUSING
Proses bisnis selanjutnya adalah warehousing yang merupakan tempat
penyimpanan barang atau gudang setelah proses receiving barang. Ditempat inilah
barang yang sudah melalui proses receiving barang di simpan sebelum di display dan
barang siap untuk di display. Di griya Grand Cinunuk, gudang menyimpan barang–
barang sesuai dengan kelompok atau alamat atau katagori untuk memudahkan pencarian
barang apabila ada permintaan barang dari toko dan agar barang tidak rusak serta di
bagian gudang harus ada quality control yang baik. Pengelompokan barang digudang
terdiri dari gudang fresh, gudang food, gudang non food, gudang GMS dan gudang
Fashion. Gudang fashion dikelompokan menjadi 2 yaitu gudang pakaian dan gudang
sepatu dan tas. Gudang pakaian terdapat beberapa tempat diantaranya gudang pakaian
konsinyasi, pakaian putus dan pakaian obral, gudang pakaian terdiri dari ladies wear,
mens wear dan baby and kids, begitu juga dengan gudang sepatu dan tas yang meliputi
sepatu wanita, sepatu pria dan sepatu baby and kids. Proses warehousing dilakukan oleh
seseorang yang dinamakan PG (pelaksana gudang).

Langkah-langkah warehousing sebagai berikut :

1. Menerimaan barang dari bagian receiving setelah barang diterima sesuai dengan
prosedur.
2. Pihak ADM menginput data atau dokumen dari receiving secara otomatis
dengan menggunakan system.

11
3. Barang di simpan dan ditata sesuai dengan alamat atau katagori oleh pelaksana
gudang.
4. Barang siap untuk di display sesuai dengan permintaan di toko.
5. Permintaan barang yang akan di display harus mengisi formulir yang sudah di
sediakan oleh bagian gudang.
6. Barang siap untuk di display.

3.4 DISPLAYING

Displaying adalah pemajangan di area toko yang bertujuan untuk menarik


perhatian dan membangkitkan gairah ingin tahu dari pembeli terhadap barang dan juga
untuk menimbulkan keinginan memiliki barang dan bertindak untuk melakukan
pembelian. Displaying merupakan salah satu bagian yang sangat berperan dalam bisnis
penjualan ritel untuk meningkatkan penjualan. Toserba Yogya Group termasuk Griya
Grand Cinunuk dalam melakukan display berdasarkan kelompok produk, produk
dikelompokan menjadi 2 yaitu produk super market dan produk fashion, yang
merupakan produk super market meliputi produk fresh, food, non food, GSM. Sistem
pemajangan untuk semua produk dilakukan dengan FIFO (first in first out) dan viling in
yaitu pengisi kembali barang yang telah kosong dan vising up yaitu barang yang berada
di belakang di geser ke depan.

Produk super market di kelompokan menjadi :

1. Produk fresh antara lain meats, fruits, vegetables, dairy, fishery, poultry, daily
dan frozen.
2. Produk food antara lain local basic, dried goods, sauces, spices, canned and
packed food, cooking oil, noodle and pasta, baking and cooking needs, cigarette,
confectionery, biscuits, snacks, breakfast, beverages, milk product dan bakery
atau brand.co.
3. Produk non food antara lain pharmacy, haircare, bodycare, perfumes, body
cleaning, oral care, baby & kids, baby diapers, cleaning product, housekeeping ,
laundry care, sanitary product, tissue product, skin care, cosmetic.

12
4. Produk GMS antara lain cotton goods, animal goods, clacing equipment,
automotive, hardware, electronic, glass & melamine wear, kitchen ware, hard
toys, soft toys, disposable, platic ware, stationery, electric.

Produk fashion di kelompokan menjadi :

1. Pakaian dikelompokan menjadi ladies wear, man wear, baby and kids, shoes and
bag.
2. Sepatu dan tas dikempokan menjadi sepatu wanita, sepatu pria, baby and kids.
3. Aksesoris.

Hal yang menentukan display adalah layout toko, planogram dan extra
display. Layout adalah tata letak atau ruang area toko sedangkan planogram adalah
penyusunan pada rak-rak gondola berdasarkan prinsip space management yaitu
jumlah facing sesuai dengan kontribusi sales setiap item yang tervisualisasi melalui
gambar. Penetapan layout toko, dan planogram dilakukan oleh management pusat
dengan konsep kontribusi sales dan profit setiap katagori pruduk.

3.4.1 ALAT DISPLAY


Alat display produk fresh di antaranya show case, frezer, frozen island, meja
tanpa suhu, bin hitam, container, bin mery. Alat display produk food dan non food
adalah gondola, shelving, wagon, meja, single hook, double hook, hambatan, end
gondola cold room.
Istilah- istilah display produk super market meliputi :
1. SKU adalah keterangan yang menunjukan nama produk, harga dan nomor
PLU produk.
2. Bay adalah susunan pemajang produk di rak satu baris ke bawah.
3. Tier adalah barisan pemajang dalam satu rak, biasanya terdiri dari beberapa
tier.
4. Face adalah pemajangan produk dengan menghadap ke depan.
5. COC (check on counter) adalah pemajang produk yang menempel di depan
kassa.

13
6. PLU (price look up unit) adalah nomor identitas produk yang berfungsi
pencatatan komputerisasi.
7. POP (Price of Purchace atau point of purchase) adalah keterangan harga
produk yang merupakan pemberitahuan atau himbauan.

Toserba Yogya Group mengelompokan SKU dengan beberapa warna antara lain
kuning untuk produk yang standar, merah untuk produk yang fast moving, hijau untuk
produk import dan orange untuk produk baru yang belum masuk dalam planogram

Teknik display produk super market dan fresh adalah :


1. End gondola adalah pemajang di ujung dan untuk disewakan.
2. Penataan produk dalam shelving yang sudah ditetap dalam planogram.
3. Floor Display penataan produk dilantai.
4. Wing stage adalah memajangan di bagian sayap atau di sisi ujung gondola.
5. Show case adalah tempat untuk memajang produk fresh buah, daging atau
sayur.
6. Frozen Island adalah tempat pemajangan produk–produk beku seperti
nugget, ice cream.

3.4.2 TEKNIK DISPLAY PRODUK FASHION


Penataan produk dilakukan pengelompokan atau grouping merchandise.
Pengelompokan antara lain :
1. Kelompok produk berdasarkan casual, formal.
2. Barang yang baru dari masing–masing kelompok di display di depan sedangkan
yang lama di belakang.
3. Setiap kelompok barang di display berdasarkan gradasi warna.
4. Setiap stock barang di display di vocal point.
5. Memajangan harus dia area eye level.
6. Pemajangan haraus sesuai dengan PLU.

Alat display produk fashion adalah wagon, T-stand, meja, rak bertrap, rak
gantung, hanger, single hook, shoes stand, fxture, bracket, rak berlengan, show case.
Sarana penunjang display adalah suhu udara, pengaturan cahaya dan fitting room.

14
3.4.3 VISUAL MERCHANDISING
Visual Merchandising adalah penataan produk yang bertujuan untuk menarik
perhatian calon pembeli yang dilakukan dengan display dan label harga. Visual
merchandising harus memiliki dampak yang dapat dirasakan serasi dengan keadaan
toko atau dengan tema, selain itu harus mempunyai kemampuan untuk membujuk dan
mempengaruhi customer untuk membeli, pemajangan visual merchandise yang baik
antara 2-3 minggu untuk menghindari kebosanan. Visual merchandising sangat berperan
dalam memeriahkan event yang di laksanakan oleh toko baik event pusat maupun event
in store Griya Grand Cinunuk. Membuatan POP atau media promosi merupakan salah
satu karya dari visual merchandising masih banyak hal yang dilakukan oleh visual
merchandising yang merupakan penunjang dalam proses displaying.

3.5 SELLING
Proses selling merupakan penentu atau tujuan dari proses bisnis, beberapa hal
yang menjadi penunjang dalam proses selling adalah layout, Operasional kassa, harga,
pemerimaan barang, display, penempatan POP, SKU yang tepat, Penempatan POP yang
tepat salah satu yang mempengaruhi selling karena POP merupakan pemberitahuan atau
himbauan produk terhadap calon pembeli.Selain POP, media promosi lain juga sangat
berperan dalam menentukan meningkatkan penjualan. Beberapa bentuk promosi antara
lain diskon, turun harga, banded, bundling, gift with purchase, purchase with purchase.

3.5.1 AREA SELLING SUPERMARKET

Yogya Group management telah menetapkan bentuk promosi secara rutin


diantaranya serba hemat dan harga heran untuk produk super market yang terdiri dari
produk fresh, food, non food dan GMS. Pelaksanaan harga heran selama 3 hari di akhir
minggu atau weekand sedangkan serba hemat yang sedang berlangsung dengan Tema
Serba Hemat 100% INDONESIA dengan lama pelaksanaannya 2 minggu yaitu mulai
tanggal 14-27 Agustus 2015, bentuk promosi yang lainnya adalah Dai Sabu merupakan
bentuk promo produk fresh yang dilaksanakan setiap hari senin dan hari kamis. Selain

15
bentuk promosi yang telah di tetapkan dari Yogya Group Management, Griya Grand
Cinunuk sebagai Toko cabang di beri kewenangan dalam melakukan in store promo,
beberapa event yang dilakukan adalah Pesta Sea Food untuk produk fresh waktu
pelaksanaannya adalah tanggal 7 sampai dengan tanggal 17 Agustus 2015. Event lain
nya adalah Bersih-bersih, event tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan penjualan
produk-produk yang berkaitan dengan kebersihan, Hotwheels Race Competition yang
dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2015 adalah event in store pruduk GMS.

3.5.2 AREA SELLING FASHION

Event promo untuk produk fashion yang telah ditetapkan oleh Yogya Group
Management adalah Obral Gede yang dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun biasanya
dilaksanakan pada waktu Puasa dan Lebaran dengan DISKON sampai 50%, Double
Bonus yang dilaksanakan 1 kali dalam setahun berlaku untuk produk super market dan
fashion, BBM (Benar Benar Murah) dilaksankan tanggal 1-14 Agustus 2015, yang
sedang berlangsung MERDEKA Diskon 17+8. Sedangkan untuk promo in store adalah
Gerobak Kaget yang dilaksanakan secara tiba-tiba di waktu-waktu tertentu.
Produk Fashion setiap melakukan transaksi harus menggunakan NOTA, Nota
terbagi menjadi 2 yaitu Nota untuk produk konsinyasi dan produk putus, dalam
penulisan nota di buat 3 rangkap dengan warna yang berbeda, 1 rangkap warna putih
diberikan ke konsumen untuk membayar, warna merah I rangkap di simpan di barang,
warna kuning untuk disimpan di arsip ubtk keperluan pencatatan bagian keuangan.
Informasi yang terlampir dalam nota adalah Cabang, tanggal, No. PLU/artikel, Q
(Banyak Barang), harga Satuan, jumlah, kassa, nama SPG, informasi yang terlampir di
nota tersebut semua harus, setelah di bayar di kassa yang di tunjuk maka dibelakang
nota pembayaran ada no. validasi yang menandakan bahwa konsumen telah membayar
barang yang di belinya. Dengan No. validasi tersebut barang tidak tertukar dengan
barang lainnya karena sudah ada no. tansaksi yang sama dengan nota yang ada di
barang.

3.5.3 AREA KASSA

16
Kassa adalah tujuan penjualan karena di area tersebut transaksi terjadi, area
tersebut pun menentukan konsumen akan melakukan transaksi kembali di lain waktu,
dengan demikian. Seorang kasir harus melakukan pelayan yang terbaik terhadap
konsumen. Griya Grand Cinunuk memiliki 32 unit Kassa baik di area super market dan
fashion. Beberapa alat pembayaran yang terjadi di area kassa adalah tunai, kartu debet,
kartu kredit, voucer yogya dan voucher supplier. Untuk membayaran secara tunai kasir
harus dengan cermat menerima uang agar tidak terjadi kerugian yaitu dengan cara
manual memeriksa uang dengan dapat meraba keaslian uang dan dengan mengunakan
alat Sedangkan dengan pembayaran kartu debet dan kartu kredit terdapat mesin EDC
(Elektronic Data Capture) yang disiapkan melalui kerja sama yang di buat antara Yogya
Group dan Lembaga Perbankan di antaranya Bank Mandiri, BCA, BNI.
Setelah terjadi transaksi pembayaran barang di masukan dan di tata dengan baik
sesuai dengan kelompok barangnya ke dalan kantong plastik oleh kasir untuk hari
baiasa atau pada keadaan toko normal sedangkan untuk keadaan toko sedang ramai
kasir biasanya di bantu oleh pramu bungkus yang di saipkan khusus untuk melayani
konsumen dalam memasukan dan menata barang ke dalam kantong plastik Pramu
bungkus biasanya di perlukan pada saat puasa dan lebaran karena waktu tersebut
keadaan toko sangat ramai. Seorang pramu bungkusd alam penataan barang
dalam kantong plasik sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan yaitu barang–
barang yang berat di simpan di bawah, produk fresh dan produk non food harus terpisah
dengan memasukan ka dalam kantong plaktik kecil.

3.6 STANDAR PELAYANAN

Standar pelayanan merupakan suatu penunjang terhadap kesuksesan dalam


penjualan, beberapa yang merupakan standar pelayanan yang dilakukan Yogya Group
Management adalah untuk semua karyawan harus melakukan PS3B (Pandang, Salam,
Sapa, Senyum dan Bantu), Ready to Ten dan Ready To Seventeen harus berada di TSP
(titik hitam Siaga Pelayanan), di area kassa untuk seorang kasir memiliki standar
pelayanan yang harus dilakukan adalah 2U3S (Ucapkan salam dan tanyakan member,
sebutkan nilai transaksi, sebutkan jumlah uang yang diterima, sebutkan jumlah yang di
kembalikan, ucapkan salam) standar pelayanan bagi KN adalah PANSUS (pandang,

17
sapa, senyum dan ucapkan salam) dan standar pelayanan bagi Penitipan barang adalah
TTS (terima barang, terima No. dan salam).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pada pendahuluan dan pembahasan tentang Toserba
YOGYA Group dan Griya Grand Cinunuk dapat di simpulkan bahwa Toserba
YOGYA Group merupakan salah satu perintis Ritel di Indonesia yang
ditetapkan MenPerindag RI melalui APRINDO Award pada tanggal 16 Februari
2000. Dengan mendapatkan anugrah tersebut memberikan dorongan agar
YOGYA lebih baik dalam mengembangkan bisnisnya yang dibuktikan seiring
perkembangan aktifitas perusahaan dan jumlah karyawan yang semakin
bertambah, dan kantor pusatpun pindah menempati gudung baru yang lebih luas
di jalan Buah Batu No. 12 Bandung berdampingan dengan Distribusi Center
(DC). Sampai dengan Oktober 2014 Toserba Yogya dan Griya memiliki 65
cabang yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dengan Perkembangan Toserba Yogya yang sangat peset tidaklah mudah
untuk menjadikan Toserba Yogya seperti sekarang ini, pasti ada pengelolaan
yang baik, terencana dan terarah yaitu melalui adanya proses bisnis.
Proses bisnis yang di terapkan oleh Managemen Toserba Yogya meliputi
Ordering, receiving, warehousing, displaying dan selling. Dengan proses bisnis
tersebut dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur maka sampailah
kepada Toserba YOGYA saat ini.

4.2 SARAN
Dengan di selenggarankannya Program Sinkronisasi Bisnis dan
Pendidikan bagi Guru SMK Pemasaran Se-Jawa Barat, Kami sebagai Guru yang
terlibat dalam program tersebut sangat bangga dan senang karena diberi
kesempatan untuk mengetahui proses bisnis yang dilakukan oleh Toserba Yogya
Group sehingga mendapatkan dan menambah ilmu, wawasan dan pengalaman

18
yang baru yang dapat di manfaatkan dengan pengimplemasikan terhadap anak
didik kami sesuai dengan kurikulum yang ada di Pendidikan. Dengan demikian
kami memberikan saran agar program seperti ini dapat berlangsung secara rutin.

19

Anda mungkin juga menyukai