PEMBELAJARAN
KERY MELIANINGRUM
1002261
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………… ii
H. T o p e n g ……………………………………………… 166
I. Bak Pasir ………………………………………………. 169
J. Perangkat Lain Media Tiga Dimensi ………………… 171
MEDIA PEMBELAJARAN
BAB 1
MEDIA PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Apabila proses belajar
itu dilaksanakan secara formal disekolah-sekolah, tidak lain
dimaksudkan untuk mengarahkan pada diri siswa secara terencana baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang
terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya
yang antara lain terdiri antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul,
selembaran, majalah, rekaman video atau audio dan sejenisnya) dan
berbgai sumber belajar dan fasilitas (proyektor over head) dan berbagai
sumber belajar dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan,
laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Media pembelajaran
A. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘perantara’ atau pengentar dalam bahasa arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membengun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, lingkungan sekolah,
dan lingkungan. Sekolah merupakan media secara lebih khusus
pengertian media media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photographis.
Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi televisi, film, radio, rekaman audio gambar yang
diproyeksikan bahan-bahan betakan dan sejenisnya adalah media
komunikasi.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan intruksiopnal atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini
Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai
media semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide gagasan, atau pendapat sehingga ide
atau gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.
D. PENGELOMPOKAN MEDIA
a. Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi seperti buku dan materi visual statis,
terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Materi cetak dan fisual merupakan dasar pengembangan dan
penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi
ini menghasilakan materi dalam bentuk salinan tercetak. Teknologi
cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Teks dibaca secara liniar sedangkan visual diamati
berdasarkan ruang
Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan
komunikasi satu arah dan reseptif
Teks dan visual ditampilkan statis
Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
kebahasan dan presepsi visual
Baik teks maupun visual, keduanya berorientasi pada siswa
Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai
1) Media cetakan
2) Media panjang
3) Overhead transparancies
4) Rekaman audio-tape
5) Seri slide atau filmtrips
6) Penyajian multiimage
7) Rekaman video dan film hidup
8) Komputer
Teks program adalah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan.
Teks informasi ini merupakan stimulus yang meminta siswa untuk
memberikan respons, kemudian siswa diberikan jawaban benar dengan
membandingkan jawabannya dengan jawaban yang disiapkan. Dengan
tahapan demikian siswa dapat meneruskan bacaannya dan sudah
menguasai informasi yang disajikan, atau siswa akan minta diulang
membaca informasi yang serupa sebelum disajikan dengan informasi
baru.
1. Media cetak,
2. Media pajang,
3. Overhead transparacies (OHT) dan Overhead Projector (OHP),
4. Rekaman audiotape,
5. Slide dan filmstrip,
6. Penyajian multi-image,
7. Rekaman video dan film, dan
8. Komputer.
BAB II
MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR
BAB II
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke
liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut
nilai dan sikap (afektif).
Jenis belajar yang lain adalah pesan yaitu ajaran atau informasi yang
akan dipelajari atau diterima oleh siswa. Bidang studi atau mater-materi
latihan jenis ini adalah sebagai berikut:
Bahan (materials)
Jenis ini biasa disebut dengan istilah perangkat lunak atau software.
Didalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan baik
dengan bantuan alat penyaji maupun tanpa alat penyaji. Contohnya,
buku yang anda baca ini, mocul dan audio.
Alat (device)
Istilah hardware atau perangkat keras dan digunakan untuk
menyajikan pesan contohnya, proyektor, film dan tv.
Teknik
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan alat,
bahanuntuk menyajikan pesan misalnya teknik demonstrasi, kuliah,
ceramah, dan belajar sendiri.
Lingkungan atau setting
Memungkinkan siswa belajar, misalnya: kita dapat melihat banyak
sekali sumber belajar. Bahan dan alat tang kita kenal dengan istilah
software dan hardware tak lain dan tidak bukan adalah media
pendidikan.
1. Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Metode adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang
tentang media. Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan
(Associaton of Education and Communication Technology). Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponendalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda.
Mpikiran, perasaanedia adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan
diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim atau
penerima sehinnga dapat merangsang pikiran, perasaan dan
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar tadi.
Gambar 1
Dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu
apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehinnga selain alat bantu
media juga berfungsi sebagai alat bantu media juga berfungsi
sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu, alat
audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. teori ini
sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-
program pembelajaran.
Sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media
saja. Faktor siswa yang menjadi komponen utama dalam proses
belajar belum mendapat perhatian.
Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa
sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar.
Pada saat itu teori tingkah laku ajaran B.F. Skinner mulai
mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.
Teori ini untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar
mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah
laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri
siswa sehingga menjadi adat kebiasaan. Supaya tingkah laku
tersebut menjadi adat kebiasaan, setiap ada perubahan tingkah laku
positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan,
berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem mulai menampakan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan
pembelajaran. Pendidikan sistem ini mendorong digunakan media
sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap
program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan
memusakan perhatian pada siswa. Program pembelajaran
direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta
diarahkan kepada perubahan yingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan
dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan
ditentukan dengan seksama.
Pada dasarnya para guru dan para ahli audio visual menymbut
baik perubahan ini. Guru-guru mulai merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran mulai dipakai berbagai format
media.
Dari pengalaman mereka,guru mulai belajar bahwa cara belajar
siswa itu berbeda, sebagian lebih cepat belajar memulai media
visual, sebagian melalui medi audio, sebagian lebih senang melalui
media cetak dan sebagainya.
3. Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran
atau media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan,
saluran media dan penerima pesan adalah komponen-komponen
proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi
ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya
bisa guru, siswa orang lain ataupun penulis buku dan proseduryang
ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa orang lain
ataupun penulis buku dan prosedur media. Salurannya adalah
media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga
guru.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum
dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol
komunikasi baik simbol verbal maupun simbol non-verbal atau
visual. Proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol
komunikasi disebut encoding.
Adakalanya penafsiran tersebut berhasil, adakalanya tidak.
Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil berarti kegagalan atau
kekurang keberhasilan dalam memahami apa-apa yang didengar
dibaca atau dilihat dan diamatinya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang
proses komunikasi. Penghambat tersebut biasa dikenal dengan
istilah noises.
Kita kenal adanya hambatan psikologis, seperti minat, sikap,
pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan dan hambatan
fisik seperti kelelahan sakit, keterbatasan daya inderadan cacat
tubuh.
Dua jenis hambatan yang lain adalah hambatan kultural seperti
perbedaan adat istiadat norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai
panutan, dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang
ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses belajar
mengajar ditempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan
berbeda dengan proses yang dilakukan dikelas yang bising.
Perbedaan adat istiadat norma sosial dan kepercayaan kadang-
kadang bisa menjadi sumbersalah paham.
Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri
guru maupun siswa, baik sewaktu pesan maupun proses
komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak
efektif dan efisien.
Media pendidikan sebagai salah satu pengajaran menyalurkan
pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaab gaya
belajar,minat, intelegensi, dan lain-lain dapat dibantu diatasi
dengan pemanfaatan media pendidikan.
4. Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai
berikut.
1. Memperlias penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu adan daya indera seperti
misalnya:
a. Objek yang terlalu besar-bisa digantikan dengan realita
gambar, film bingkai
b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film dan
bingkai
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa
ditampilakan lagi lewat rekaman film, video maupun secara
verba
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media
pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan minatnya
4. Dengan sifat yang unit siswa ditambah lagi dengan lingkungan
dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru banyak mengalami kesulitan bila mana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Hal in akan lebih sulit apabila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.
Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan presepsi yang sama
Media Poster
Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau
simbol yang sangat sederhana, dan pda umumnya mengandung anjuran
atau larangan (Depdikbud, 1988:50). Menurut Sudjana dan Rivai
(2002:51) poster adaah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang
kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan
yang berarti didalam ingatannya.Poster disebut juga plakat, lukisan atau
gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar
sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan
kesan, ide dan sebagainya (Rohani, 1997:76-77). oster terdapat
kelebihannya dengan harganya terjangkau oleh seorang guru tetapi ada
juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua, sehingga
sukar untuk melukiskan sebenarnya.
Guru harus mamahami tentang pola penggunaan media yang tepat. Pola
penggunaan media yang dimaksud, yaitu:
2. Pelaksanaan (Penyajian)
D. Metode
Metode Debat
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari
empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil
posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal
itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role
Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan
untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
HYPNOTEACHING
BAB III
HYPNOTEACHING
PENDAHULUAN
C. Kelebihan Hypnoteaching
Dalam hypnoteaching seorang guru dianggap sebagai motivator,
fasilitator dan konselor oleh siswanya. Pembelajaran dengan metode
konvensional cenderung menganggap seorang guru adalah orang yang
paling benar, sehingga setip siswa harus semua ilmu darinya. Dalam
hypnoteaching seorang guru juga dituntut demikian, akan tetapi lebih
menekankan seorang guru untuk memotivasi agar siswanya berperan
aktif atau siap menyampaikan hal-hal yang menurutnya salah atau
kurang sependapat.
Adapun beberapa kelebihan hypnoteaching dalam kegiatan belajar-
mengajar adalah:
1. Proses belajar mengajar lebih dinamis dan ada interaksi yang
baik antara guru dan siswanya
2. Siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing
3. Proses pemberian keterampilan banyak diberikan dalam
hypnoteaching
4. Proses pembelajaran dalam hypnoteaching lebih bberagam
5. Siswa dengan mudah dapat menguasai materi karena lebih
termotifasi untuk belajar
6. Pembelajaran bersifat aktif
7. Pemantauan terhadap siswa lebih intensif
8. Siswa lebih dapat berimajinasi dan berpikir kreatif
9. Siswa akan melakukan pembelajaran dengan senang hati
10. Daya serap lebih cepat dan bertahan lama karena siswa tidak
menghafal pelajaran
11. Siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran
yang diberikan guru
2. Kemampuan Profesional
3. Upaya Profesional
Dalam konteks ini seorang guru tentu saja perlu belajar untuk
menggunakan hiopnoitis dalam pengajarannya. Hipnotis dapat
diaplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreatifitas, dan lai
sebainya dalam diri siwa.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 4
Gambar 6
Pengertian kunci: Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa
digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk menjelaskan sesuatu
pembahasan (presentasi, ceramah, memberi penjelasan, dan
sebagainya).
5) Media sebagai Alat Analisa Masalah
Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan
diskusi analisis (misal: media gambar, lembar kasus, panduan role
play, format analisa SWOT atau format analisa pohon masalah,
dsb.).
Peserta menggunakan media untuk melakukan analisa masalah,
sebab-akibat masalah, dan mengembangkan alternatif pemecahan
masalah dan pilihan tindakan.
Pengertian kunci: Media analisa masalah digunakan sebagai alat bantu
untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang saling berkaitan
terhadap suatu permasalahan. Media ini harus bisa menggambarkan
suatu kerangka atau sistem pemikiran agar mudah dianalisa.
Gambar 7
6) Media Praktek
o Fasilitator menjelaskan tujuan praktek dan berbagai media praktek
(alat dan bahan) apa saja yang digunakan. Media praktek yang
diperlukan tentunya tergantung pada jenis keterampilan yang
dilatihkan, misalnya: praktek pembuatan pupuk kandang, praktek
pembibitan, praktek pembuatan teras kebun, praktek pembuatan
obat tradisional, dan sebagainya.
o Fasilitator menjelaskan langkah-langkah atau prosedur praktek dan
penggunaan berbagai alat dan bahan pada setiap langkah atau tahap
kerja.
o Fasilitator mendemonstrasikan penggunaan alat/bahan pada setiap
langkah praktel dengan diikuti peserta atau peserta melakukan
sendiri setiap langkah dengan didampingi fasilitator.
o Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan proses dan hasil
praktek: apakah keterampilan baru ini perlu penyesuaian atau
adaptasi dengan kebutuhan atau keadaan lokal, apakah perlu
ujicoba, dan sebagainya.
Pengertian kunci: Media praktek adalah alat bantu untuk belajar
keterampilan tertentu, terutama keterampilan mekanis/ penggunaan alat
dan prosedur kerjanya.
Gambar 8
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Maka akan muncul menu berikutPada kotak File Name ketikan :
Sumber-sumber energy
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
d) Memasukkan Picture
Klik ganda pada Double click to add clip art
Setalah pada desktop terlihat menu berikut klik yang selanjutnya
Gerakkan mouse ke arah bawah untuk memilih gambar yang kita
inginkan
Gambar 9
Gambar 10
Blok tekt :Cahaya
Gambar 11
Gambar 12
Klik ikon
Klik panahdrop-drown di samping kanan kotak Font size
Dari menu yang terlihat klik60
Selanjutnya klik panahdrop-drown disamping kanan Font box
Dari menu yang terlihat, arahkan kursor ke bawah dan temukan
Antique Olive Compact
Tampilan tekt pada slide kita akan terlihat seperti berikut:
Jika kita akan menginginkan agar bentuk jenis dan ukuran air,
listrik, dan cahaya gerak seperti halnya maka klik ‘ikon’
Drag kursor mulai dari tekt listrik air gerak maka akan berubah
seperti terlihat pada gambar
f) Memformat Gambar
Klik GambarLampu
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Setelah muncul kotak dialogAutomatic > pilih dan Klik pada Fill
Effectsi, maka akan muncul kotak dialog Fill Effects, sehingga
Anda dapat memilihback ground untuk: (Fill effects Gradient,
Texture, Pattern dan Picture)
Catatan:
Pemilihanbackground dengan cara di atas hanya berlaku per-slide bila
yang dipilih hanya
apply saja. Jika Anda ingin seluruh slideakanmempergunakan
background yang sama ,
maka pilih apply to all
Catatan:
Selain gambar (image) juga bisa memasukkan unsur lain ke dalam slide,
misalnya
berupa suara (sound), animasi dan video. Namun Anda harus perhatikan
bahwa semua format dapat diinsert ke dalam power point. Format-
format standar yang dapat diakses oleh program power point, antara lain
: formatwav (untuksoun d), format JPEG (untuk gamnbar, ormat Giv
(untuk Animasi), formatMPEG atauAV I(untuk video)
Gambar 20
Agar presentasi yang Anda buat terlihat lebih menarik dan interaktif,
kita bisa memanfaatkan fasilitas action button pada Progaram
PowerPoint. Dengan menggunakan fasilitas ini maka media presentasi
yang Anda buat akan menyerupai multimedia interaktif. Untuk
memanfaatkanhyperl ink maupun action button, Anda dapat melakukan
langkah- langkah sebagai berikut:
Pada tombal(button) atau kalimat yang bergaris bawah > ketika muncul
gambar tangan sedang “menunjuk” maka klik padatombo l (button)atau
kalimat yang Anda buat sudah terhubung dengan penjelasan yang ada
di slide yang dilink-kan atau di hubungkan.
Perhatikan dan ikuti secara urut cara membuatnya seperti terlihat pada
gambar di bawa
Gambar 21
BAB VI
MEDIA TIGA DIMENSI
BAB VI
MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI
Pada bagian ini dibahas media pembelajaran tiga dimensi yang terdiri
atas media benda sebenarnya, media benda tiruan dan perangkat media
tiga dimensi yang lainnya.
Tujuan Khusus
Keuntungan Widyawisata
Beberapa keuntungan yang diperoleh melalui widya-wisata,
antara lain:Pengalaman langsung Pengalaman langsung dengan benda
sebenarnya akan memberikan kesan yang lebih kuat, dengan demikian
membuat hasil belajar yang lebih menetap. Dengan demikian siswa akan
bertambah wawasan serta pengalamannya. Membangkitkan minat untuk
menyelidiki dan menemukan sesuatu yang baru.
Memerlukan biaya
Langkah-langkah Widyawisata
1. Menetapkan tujuan yang jelas, yaitu apa yang akan dicapai melalui
kegiatan widyawisata tersebut.
2. Jika kegiatan tersebut melalui instansi-instansi tertentu, persiapkan
lebih dulu prosedur perijinan yang harus dipenuhi. Pilihlah kurir
yang cekatan, sehingga mereka dapat menyelidiki dulu kondisi dari
obyek yang akan dikunjungi. Mintalah persetujuan dan kerja sama
dari/dengan orang tua.
3. Persiapkan dengan teliti apa saja yang perlu dibawa untuk
kelengkapan dan keamanan pada waktu mengadakan perjalanan
dan waktu berada ditempat wisata.
4. Jelaskan pada siswa tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan dan
pertanyaan-pertanyaan apa saja yang nanti jawabannya akan
ditemukan ditempat wisata.
5. Dalam perjalanan tata tertib harus dijaga dan utamakan
keselamatan, sehingga bisatiba ditempat tujuan dengan selamat dan
tepat pada waktu yang direncanakan.
6. Setelah tiba di tempat yang dituju ingatkan sekali lagi tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh murid selama ditempat tersebut.
7. Setelah pulang dengan selamat, lanjutkan dengan kegiatan lanjutan
yang berupa:
Jadi specimen pun juga benda asli yang mewakili benda aslinya
yang sebenarnya berjumlah sangat banyak atau benda aslinya berukuran
sangat besar atau luas atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil
dari padanya atau ia hanya mewakili jenisnya saja.Ada pula cara
mengklasifikasikan benda asli menjadi benda asli alam (natural thing)
dan benda asli buatan manusia. Jadi benda asli buatan adalah jenis
benda asli yang sudah diubah bentuk dan sifatnya oleh tangan manusia
yang mungkin dijadikan bahan (makanan, minuman dan sebagainya),
alat, perlengkapan, perhiasan, permainan, dan sebagainya.
Benda-benda purba yang hidup pada jutaan tahun yang lalu dan
sekarang ini tinggal fosilnya saja tentu tidak mungkin untuk
menemukan binatang ataupun tumbuhan purba tersebut dalam keadaan
hidup. Untuk itu maka kita dapat membuat replikasinya atau tiruannya
berdasarkan fosil-fosil yang sempat ditemukan.
Baik benda-benda langit yang memang sangat jauh jaraknya dari kita
maupun benda-benda di bumi sekalipun namun terlalu jauh untuk kita
jangkau ataupun jika kita ingin mempelajarinya secara langsung
memerlukan waktu perjalanan berhari-hari ataupun bahkan berminggu-
minggu. Untuk menghemat waktu baik bagi guru maupun siswa lebih
baik kita siapkan atau buat tiruannya dalam bentuk yang diperkecil.
Dengan demikian akan membantu memberikan kejelasan kepada siswa
yang mempelajarinya.
Susunan tata surya kita tidak mungkin akan dapat terlihat struktur dan
posisinya masing-masing di ruang angkasa kita tanpa kita buta
tiruannya. Selain ukurannya yang sangat besar untuk dapat diamatinya
secara langsung jangkauan pengamatan manusia juga sangat terbatas.
Untuk itu perlu dibuat tiruannya dalam bentuk model perbanding-an
yang diperkecil. Sebaliknya untuk benda-benda atau obyek yang sangat
kecil ukurannya yang hanya dapat terlihat dengan jelas dengan bantuan
mikroskop dapat pula kita buat tiruanhya dalam bentuk model
perbandingan yang diperbesar.
Mengapa benda itu tak boleh dilihat? Bukannya tidak dapat dilihat,
tetapi karena alasan etika benda tersebut tidak boleh dilihat. Misalnya
bagian dari organ tubuh manusia yang jika dipertontonkan tentu
melanggar etika, kecuali untuk kepentingan ilmiah atau pengobatan
yang tentu saja atas ijin atau profesinya.
Media tiruan atau Model adalah merupakan tiruan dari benda yang
berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa sehingga serupa
dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Meskipun
semua orang tahu, bahwa belajar melalui pengalaman lang-sung atau
melalui benda sebenarnya mempunyai sejumlah keuntungan, perlu
diketahui juga bahwa sejumlah besar keterbatasan akan teratasi dengan
penggunaan model.
Ukuran
Waktu
Proses
Model Irisan
Model Lapangan
Model Susunan
Model Utuh
Peta Timbul
Peta timbul dapat dibuat oleh guru oleh guru bersama siswa.
Dengan demikian akan dapat memupuk daya kreasi dan imajinasi siswa.
Disamping itu dapat pula memupuk rasa tanggungjawab bersama
terhadap hasil karya bersama. Berbagai macam bahan yang dapat
dipakai untuk membuat peta timbul, antara lain: semen, tanah liat,
serbuk gergaji, bubur kertas koran, dan lain-lain.
Gambar 1
b. Proses pembuatannya
1) Siapkan peta datar yang lengkap, sesuai dengan keperluan peta
timbul yang akan dibuat.
2) Kertas koran disobek-sobek kecil-kecil dan direndam
dalam air,selama satu atau dua malam.
3) Sobekan kertas koran itu kemudian ditumbuk dan diaduk
dengan perekat dari kanji yang dicampuri sedikit dengan lem kayu
(gom arabica).
4) Mulailah membuat peta pada alas papan yang telah disediakan,
sesuai dengan rencana (sambil melihat peta datar yang diturun),
dengan cara menempelkan bubur kertas koran itu pada papan
sesuai dengan tinggi rendahnya tempat pada peta (perhatikan skala
perbandingannya).
5) Setelah selesai peta tersebut dikeringkan, jangan lupa memeriksa
jika ada yang retak segera ditutup atau diperbaiki.
F. G l o b e
Globe adalah model atau tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil.
Jadi globe sebe-narnya adalah termasuk model perbandingan.Globe
memberikan keterangan tentang permukaan bumi pada umumnya dan
khususnya tentang lingkungan bumi, aliran sungai dan langit.
Gambar 2
Jenis-jenis globe
Globe politik
Dibuat terutama untuk menunjukkan lokasi dan ikatan negara-negara,
kota-kota penting, route perdagangan dan ciri-ciri lain yang diciptakan
oleh manusia. Globe fisikal politik Dibuat untuk menunjukkan ciri-ciri
politik seperti globe politik, tetapi juga meng-utamakan tinggi
rendahnya daratan dan dalamnya laut dengan kode warna tertentu.
Globe buta
Penggunaan Globe
Macam-macam Boneka
a) Boneka jari
Boneka ini dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola
pingpong, bambu kecil yang dapat dipakai sebagai kepala boneka.
Sesuai dengan namanya boneka ini dima-inkan dengan menggunakan
jari tangan.
Kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/ dalam. Dapat juga
dibuat dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung
tangan.
Gambar 3
b) Boneka Tangan
Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu
tokoh, lain halnya dengan boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu
tangan kita hanya dapat memainkan satu boneka. Disebut boneka
tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja,
sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan
menutup lengan orang yang memainkannya disamping cara
memainkannya juga hanya memakai tangan (tanpa menggunakan alat
bantu yang lain).
Cara memainkanya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau
menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan
tangan. Di Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media
pendidikan/ pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilak-sanakan,
bahkan dipakai diluar sekolah yaitu pada siaran TVRI dengan film seri
boneka “Si Unyil”
Gambar 4
c) Boneka Tongkat
Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan
menggunakan tongkat. Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan
tangan dan tubuh boneka.
Wayang Golek di Jawa Barat misalnya adalah termasuk boneka jenis
ini. Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media
pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat
sesuai dengan keadaan sekarang. Misalnya dibuat tokoh tentara,
pedagang, lurah, nelayan dan sebagainya Boneka tongkat dapat dibuat
darikayu yang lunak seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.
Gambar 5
d) Boneka Tali
Gambar 6
e) Boneka Bayang-bayang
H. T o p e n g
Topeng adalah tiruan dari wajah manusia, tetapi dapat juga dibuat
topeng tiruan dari wajah binatang sebagai tokoh dalam cerita.
Keistimewaan topeng dapat melukis-kan perangai orang atau tokoh
pelaku tertentu dalam sandiwara topeng. Misalnya melukis-kan wajah
orang pemarah, pemalu, penjahat dan sebagainya. Misalnya di Madura
dikenal permainan sandiwara berupa wayang topeng, dengan lakon
cerita dari Bharata Yuda atau Ramayana dan juga lakon-lakon yang ada
dalam ketoprak.
Cara pemanfaatan topeng sebagai media pembelajaran dilakukan
dengan cara dimainkan melalui sandiwara topeng atau “Role Playing”
dengan menggunakan topeng.
Gambar 7
Cara membuat topeng dari bahan bubuk kertas adalah sebagai berikut:
Cara membuatnya
I. Bak Pasir
1. Mock-up
2. Diorama
Oleh sebab itu diorama jenis ini harus dibuat dari bahan yang
cukup ringan dan ukurannyapun tidak terlalu desar, tetapi dapat dilihat
dengan jelas bila dipertontonkan di kelas. Berikut kita bahas tentang
diorama yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.
3. Ritatoon
Dan dengan cara ini jumlah lajur yang dibutuhkan dapat lebih
sedikit/dihemat. Dapat juga gambar yang sudah ditampilkan kita
letakkan di atas meja.
Membuat Ritatoon
a. Buatlah standar berkaki empat yang kokoh dan cukup kuat jika
dipakai untuk menggantungkan sejumlah gambar (dapat dibuat
dari bahan besi atau kayu dengan kualitas yang baik).
b. Ukuran disesuaikan dengan keperluan, yaitun untuk klasikal,
kelompok sedang, kecil dan perorangan atau individual.
c. Persiapkan gambar seri, bagan atau grafik yang akan
dipertunjukkan dengan cara: pada sisi bagian atas gambar diberi
bingkai dan karton atau kertas tebal. Pada sisi kiri kanan bingkai
diberi lubang yang nantinya dapat dimasukkan dalam ring yang
disediakan pada standar yang dibuat.
d. Gambar yang telah disusun secara berurutan tadi dimasukkan
lobangnya pada ring yang tersedia. Sehingga kita dapat
membalikkan gambar-gambar tadi dengan melewati palang
standar dengan mudah. Maka standar lembar balik siap
Dr. AriefS. Sadiman, m.SC. 2010. Media Pendidikan. Pt. Raja Grafindo
Persada.
http://www.vilila.com/2010/04/pengembangan-media
pembelajaran.html#ixzz1dHzsIaTq