Disusun Oleh :
Titin Fitria (1884207019)
Durorul Makrifah (1884207024)
Wahyudi Yanto (1884207034)
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA
PEMBELAJARAN ......................................... 5
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN ........................... 7
C. ALASAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN ....................................... 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................. 13
B. SARAN ......................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakngan ini berkembang
dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah
paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas
pada informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber
informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.1
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan
teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan
suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi
informasi-informasi pendidikan, yang memilki unsur-unsur pendidik sebagai sumber
informasi, media sebagai sarana penyedia ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta
didik itu sendiri, beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media teknologi informasi,
sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning.2
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat
membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media
pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.3
1 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Cet. III; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), h. 37
2 Aristo Rahadi, Media Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 9
3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Cet. XVI; Jakarta: RajaGrafindo, 2013), h. 3
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian media pembelajaran ?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan media pembelajaran ?
3. Apakah alasan penggunaan media pembelajaran ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui alasan digunakannya media pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message / software). Media
pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namunyang terpenting
bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media
tersebut.
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan
disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau
peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran
merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah media pembelajaran
dan tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.4
4
Rudi susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 6-7
6
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran. Dalan perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu bertambah
dengan adanya buku. Pada masa itu kita kenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang
tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak
sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualis Pictus (Dunia Tergambar) yang
diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku ini dilandasi oleh suatu konsep
dasar bahwa “tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui
penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana yang dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui
semua indera pandang-dengar.5
Kalau kita amati lebih cermat, pada mulanya media pembelajaran hanya dianggap
sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu
visual, yaitu gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan rentensi belajar siswa. 6
Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi
dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha
untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu,
Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit
sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut
pengalaman” (Cone Of Experience) dari edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat
terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut
dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar
tertentu pada siswa.7
Klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang
abstrak (kerucut pengalaman ) Edgar Dale, yaitu: pengalaman langsung – pengalaman
7
tiruan - pengalaman dramatisasi – demonstrasi - darmawisata – pemeranan – televisi -
gambar bergerak – rekaman audio – visual – Verbal/kata.8
Pengalaman Langsung, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan
lingkungan, objek, binatang, manusia, dan sebagainya, dan merupakan bentuk
pembelajaran paling riil yang bisa dialami oleh siswa didik.
Pengalaman Tiruan, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan model,
benda tiruan, atau simulasi dari realitas yang asli.
Pengalaman Dramatisasi, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui permainan,
sandiwara boneka, permainan peran, drama sosial yang mencerminkan objek asli yang
hendak dipelajari
Demonstrasi, yaitu pengalaman yang diperoleh dari sebuah pertunjukan
Darma Wisata, yaitu sebuah pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata
Pemeranan, yaitu sebuah pengalaman yang diperoleh melalui pameran
Televisi, yaitu sebuah pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan
Gambar Bergerak, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup,
bioskop tentang hal yang sedang dipelajari
Rekaman Audio, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman
suara atas suatu objek yang sedang dipelajari
Visual, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik,
bagan, atau diagram
Verbal/kata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata dan
merupakan pengalaman belajar yang paling rendah tingkat visualisasinya bagi siswa
didik.
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio
visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat
penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia
pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga berfungsi sebagai sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu
8 Rudi susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 7
8
faktor siswa, yang meruapakan komponen utama dalam pembelajaran, belum mendapat
perhatian khusus.
Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen
utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai
mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah
mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil
proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini
adalah diciptakannya teach-ing machine (mesin pengajaran) dan programmed
instruction (pembelajaran terprogram).9
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (Sistem Approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong
digunakan media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak
lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk
membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar.10
Perkembangan media pembelajaran memang mengikuti perkembangan teknologi
pendidikan. Apabila ditelaah lebih lanjut berkembangnya paradigma dalam teknologi
pendidikan mempengaruhi perkembangan media pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Dalam paradigma pertama, media pembelajaran sama dengan alat peraga audio
visual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya.
b. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang dikembangkan
secara sistemik serta berpegang kepada kaidah komunikasi.
c. Dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral dalam system
pembelajaran dan karena itu menghendaki adanya perubahan pada komponen-
komponen lain dalam proses pembelajaran.
d. Dalam paradigma keempat, media pembelajaran lebih dipandang sebagai salah
satu sumber yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan atau
dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
9
Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata tersebut
diartikan dalam pengertiaannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu guru dalam
mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar
(siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu, bisa
mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain
dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media
meskipun tanpa keberadaan guru.
10
C. ALASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN.
Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan dengan beberapa alasan, diantara :
1. Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan manfaat media pembelajarn itu
sendiri, antara lain :
a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
b. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan
pembelajaran dengan baik.
c. Metode pengajaran akan bervariasi.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dll.
2. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir
konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang
kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam
proses belajar mengajar.
Menurut Aris Sadiman, terdapat beberapa alasan seseorang memilih media
pembelajaran, yaitu :
1. Demonstration
Media dapat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek,
kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat
peraga pembelajaran.
2. Familiarity
Karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut dan merasasudah
menguasai.
3. Clarity
Ingin memberikan gambaran/penjelasan yanglebih konkret.
4. Active Learning
11
Guru dapat membuat siswa berperan aktif baik secara fisik, mental, emosional.
Jadi, sebagai pengguna seorang guru harus dapat memilih media yang tepat
dengan kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
materi pembelajaran.11
11
Harjanto. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta. 2002. Hlm. 56
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin
disampaikan adalah media pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai ialah
proses pembelajaran.
Perkembangan media pembelajaran dimulai pada abad ke-20, hingga
sekarang semakin berkembang pesat dan dijadikan sebagai alat bantu guru
dalam mengajar. Pada mulanya media pembelajaran hanya dianggap
sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai
adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang
dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan rentensi belajar siswa.
Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan dengan
beberapa alasan yaitu berkenaan dengan manfaat media pembelajarn itu
sendiri dan sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir
konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang
kompleks.
B. SARAN
Dengan mempelajari sejarah dan perkembangan media pembelajaran
diharapkan pembaca dapat memahami tentang media pembelajaran dengan baik,
dan dapat menerapkan media pembelajaran secara tepat sehingga prosesbelajar
mengajar berjalan sesuai rencana pembelajaran.
13
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. 2015. Menjadi Guru Professional, Cet. III. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran, Cet. I. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran, Cet. XVI. Jakarta: Raja Grafindo.
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi.2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Sadiman, Arief .S. 2003. Media Pendidikan, Cet. VII. Jakarta: Raja Grafindo.
Harjanto. 2002. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta
Sahabat Sukses. 2016. Makalah Perkembangan Media Pembelajaran. Online.
https://makalahpgmiiaimsinjaiardifebri.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-
in-x-none-x.html. Diakses pada 15 Oktober 2020.
14