Anda di halaman 1dari 18

HAKEKAT MEDIA LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

Disusun untuk memenuhi


tugas mata Kuliah Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar

Disusun Oleh :
Lya Vita Ferdana (22080900019)
Rahmah Aulia (22080900030)

Kelas : B
Dosen : Dr. Zulfitria, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT dan Shalawat serta Salam kita haturkan
kepada Baginda Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan hidayah serta taufik Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Hakekat Media Lingkungan Alam dan Buatan”
dengan baik.
Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah informasi yang berkaitan dengan
media dan sumber belajar yang berasal dari lingkungan alam dan lingkungan buatan. Selain itu,
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Pengelolaan
Sumber Belajar.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Zulfitria, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengembangan Media dan Pengelolaan
Sumber Belajar yang selalu menginspirasi penulis.
2. Kedua Orang tua penulis yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
3. Rekan-rekan mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan kelas B yang memberi dukungan
berupa ide-ide kreatif yang sifatnya membangun untuk terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun sangat penulis harapkan untuk makalah
ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Aamiin.

Jakarta, 9 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................. 3
A. Pengertian Media Pembelajaran ........................................... 3
B. Pengertian Lingkungan ........................................................ 4
C. Macam- macam Teknik Penggunaan Lingkungan sebagai
Media Pembelajaran ........................................................... 6
D. Jenis- Jenis Lingkungan yang menjadi Media
Pembelajaran ........................................................................ 7
E. Penerapan Lingkungan Alam sebagai Media
Pembelajaran ........................................................................ 9
F. Penerapan Lingkungan Buatan sebagai Media
Pembelajaran ........................................................................ 11
G. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran ................ 11
BAB III PENUTUP ...................................................................... 13
A. Kesimpulan........................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar umumnya dilakukan di dalam kelas dengan melalui
komunikasi antara guru dengan siswa menggunakan berbagai macam media
pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran dilakukan dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seiring dengan perkembangan waktu
dalam pembaharuan upaya upaya dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses yang membelajarkan subjek
didik atau pembelajar yang direncanakan dan didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar, media dapat berupa visual maupun audiovisual, dapat
berupa lingkungan manusia, lingkungan alam bahkan lingkungan buatan manusia.
Segala macam objek dalam kehidupan manusia dapat dijadikan contoh sebagai media
pembelajaran saat ini seiring dengan perkembangan zaman. Media bukan hanya sebatas
alat ataupun bahan tetapi media adalah sesuatu yang dapat menambah ilmu
pengetahuan.
Lingkungan merupakan salah satu media yang dapat memperluas khasanah dan
ilmu pengetahuan untuk peserta didik, baik lingkungan alam maupun lingkungan
buatan. Lingkungan merupakan tempat atau wadah dalam terlaksananya pembelajaran
berlangsung sekaligus menjadi media pembelajaran siswa yang dapat dilakukan secara
langsung. Salah satu cara dalam pembelajaran di lingkungan adalah dengan metode
survei, karyawisata, praktek kerja lapangan bahkan pengabdian dan penyuluhan kepada
masyarakat.
Perkembangan media dan teknologi berjalan sangat pesat dan tidak memungkiri
bahwa media pembelajaran dapat diperoleh dari mana saja. Penerapan media juga
berkembang dalam fase jenjang pendidikan, mulai dari anak usia dini, jenjang
pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi.
Lingkungan sebagai media pembelajaran sangat penting untuk peserta didik
karena dapat melihat secara langsung objek yang diamati namun ada beberapa pendapat
mengenai kelemahan lingkungan sebagai media.
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa pengertian lingkungan?
3. Bagaimana keterkaitan antara lingkungan dengan media pembelajaran?
4. Bagaimana teknik penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran?
5. Apa saja jenis-jenis lingkungan yang menjadi media pembelajaran?
6. Bagaimana contoh penerapan lingkungan alam sebagai media pembelajaran untuk
masing-masing jenjang pendidikan?
7. Bagaimana contoh penerapan lingkungan buatan sebagai media pembelajaran untuk
masing-masing jenjang pendidikan?
8. Apa saja keuntungan dan kelemahan lingkungan sebagai media pembelajaran?

C. Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan yaitu:
1. Dapat mengetahui pengertian media pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian lingkungan.
3. Mampu menganalisis dan menjelaskan keterkaitan antara lingkungan dengan media
pembelajaran.
4. Mampu menjelaskan berbagai macam teknik untuk penggunaan lingkungan sebagai
media pembelajaran.
5. Mampu menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis lingkungan yang menjadi media
pembelajaran.
6. Mampu menganalisis penerapan lingkungan alam sebagai media pembelajaran pada
masing-masing jenjang pendidikan.
7. Mampu menganalisis penerapan lingkungan buatan sebagai media pembelajaran
pada masing-masing jenjang pendidikan.
8. Mengetahui keuntungan dan kelemahan lingkungan sebagai media pembelajaran.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media dapat diartikan sebagai
perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya). Istilah
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (Reza, 2021).
Sedangkan menurut National Education Assosiation (NEA) mendefinisikan media sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan. NEA
memberikan batasan media berupa bentuk komunikasi tercetak, audio visual, dan semua
peralatan pendukungnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti media pendidikan adalah
alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Media
pembelajaran bertujuan untuk membantu melancarkan jalannya pembelajaran agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran oleh
pendidik harus sesuai dengan tata aturannya, diantaranya yakni dengan memperhatikan
perkembangan dan karakteristik peserta didik yang akan menjadi sasaran penggunaan media.
Menurut Gagne (1970) dalam Sadiman (2012) dalam Rochanah (2018), media dimaknai
sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,
sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian anak
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Penggunaan media pembelajaran dapat
mempertinggi daya serap atau pemahaman anak terhadap materi pembelajaran. Menurut
Baharun (2016) dalam Rochanah (2018), keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh
dua faktor utama, yaitu metode dan media. Kedua komponen ini saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan.
Adapun beberapa manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran, diantaranya sebagai berikut: a) Pengajaran dengan menggunakan media
menjadi lebih menarik perhatian anak saat proses belajar, sehingga dapat menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar; b) Media dapat berfungsi sebagai pendukung bahan
pengajaran, sehingga akan lebih jelas maknanya dan dapat dengan mudah memahami materi
yang diajarkan; c. Media pembelajaran dapat bervariasi bentuknya, pengajar tidak hanya
4

berkomunikasi secara verbal melalui penuturan kata-kata lisan, sehingga proses pembelajaran
tidak membosankan dan pengajar tidak kehabisan tenaga. Peranan media dalam meningkatkan
mutu dan kualitas pembelajaran sangat besar. Kehadiran media tidak hanya membantu
pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan
pembelajaran. Menurut Uno (2011) dalam Rochanah (2018), sejumlah kontribusi media
dalam kegiatan pembelajaran meliputi: penyajian materi ajar menjadi lebih standar, kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik, kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, waktu
yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan,
pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan,
meningkatkan sifat positif anak dan proses belajar menjadi lebih baik, dan memberikan nilai
positif bagi pengajar.
Media bukan hanya berupa alat atau bahan, melainkan hal-hal lain yang
memungkinkan anak dapat memperoleh pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Gerlach (dalam Baharun, 2016) yang menyatakan bahwa secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan dalam
proses interaksi. Pembelajaran saat ini menekankan pada keterampilan proses dan active
learning, maka peranan media pembelajaran menjadi semakin penting. Fathurrohman, dkk.
(2009) memberi gambaran lebih detail dari manfaat penggunaan media dalam proses
pembelajaran, yaitu (a) Menarik perhatian siswa; (b) Membantu untuk mempercepat
pemahaman; (b) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan); (c) Mengatasi keterbatasan ruang; (d) Pembelajaran lebih
komunikatif dan produktif; (e) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan; (f) Menghilangkan
kebosanan pada siswa dan meningkatkan motivasi siswa.

B. Pengertian Lingkungan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai
bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu daerah yang termasuk di
dalamnya. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam
diantaranya istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang
artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau
sekeliling. Lingkungan terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Lingkungan biotik yaitu komponen penyusun lingkungan yang terdiri dari makhluk hidup,
yaitu berupa tumbuhan, hewan, dan manusia.
5

2. Lingkungan abiotik adalah komponen penyusun lingkungan yang terdiri dari benda mati
yang dapat mempengaruhi kehidupan atau interaksi komponen biotik didalamnya, misalnya
tanah, air, udara, dan sinar matahari.

Dapat dikatakan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia. Interaksi antar komponen penyusun lingkungan menjadi rangsangan (stimulus)
terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam
proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu, diantaranya terjadi perubahan
tingkah laku.

C. Keterkaitan antara Lingkungan dengan Media Pembelajaran


Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan.
Lingkungan belajar yaitu tempat yang berfungsi sebagai lapangan terlaksananya suatu
pembelajaran. Lingkungan dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif, karena
meliputi manusia dan segala bentuk fisik serta interaksi yang terjadi didalamnya dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran lingkungan adalah
pemahaman terhadap tingkah laku suatu objek tertentu yang dapat dilihat secara langsung dan
ada keterkaitan dengan materi yang dipelajari disekolah, sehingga dari pengamatan anak
dapat mendapatkan pengetahuan baru di lingkungan mereka (Baharun, 2016).
Menurut Slameto (2003) dalam Legiyawati (2018), belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Kita bisa langsung mengajak anak-anak pergi melihat seperti apa lingkungan itu secara
langsung. Interaksi akan lebih mudah terjadi dan pemahaman terhadap suatu konsep dapat
meningkat, karena anak-anak dapat secara langsung mengamati dan mengkaitkan apa yang
dilihat dengan pengetahuan yang diperoleh di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hamalik (2004) dalam Legiyawati (2018), yang menyatakan bahwa pengaruh alam sangat
besar terhadap perkembangan peserta didik. Lingkungan (environment) sebagai dasar
pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan
merupakan faktor belajar yang penting dan terjadi secara laten.
Adapun hal utama yang harus kita lakukan sebelum memanfaatkan lingkungan
sebagai media pembelajaran, yaitu:
1. Menentukan materi
2. Menentukan lingkungan yang sesuai dengan materi yang dipelajari
6

3. Memberikan arahan atau instrumen sebelum peserta didik terjun ke lingkungan


4. Memberikan bimbingan selama pelaksanaan di lapangan, dan
5. Melakukan evaluasi setelah kegiatan selesai.
Adapun tujuan lain dari pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran yaitu
supaya terjadi proses komunikasi atau interaksi antara sekolah, khususnya para siswa dan
masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara kedua pihak,
sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi. Harapannya adalah terjadinya peningkatan
relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya
pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran, guru juga berharap siswa akan lebih
akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya dan
berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan disekitarnya.

D. Macam-macam Teknik Penggunaan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran


Semua hal yang ada disekitar kita dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Namun, belum semua pengajar mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang
tersedia sebagai media pembelajaran yang dapat menunjang pengajaran di ruang kelas. Ada
beberapa cara atau teknik bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber
belajar, diantaranya yaitu:
1. Survei
Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat setempat untuk mempelajari proses
sosial, budaya, dan ekonomi. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi,
wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu dan mempelajari data atau
dokumen yang ada. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan
disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran yang
dapat dilakukan untuk kegiatan survei terutama bidang studi ilmu sosial dan
kemasyarakatan, seperti bidang studi IPS, sejarah, sosiologi dan kesenian.

2. Camping atau berkemah


Kemah merupakan kegiatan belajar di alam yang membutuhkan waktu cukup lama,
karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan di alam seperti beradaptasi
terhadap suhu, iklim, flora dan fauna. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan
alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami,
rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk
dibahas dan dipelajari bersama-sama dalam bentuk presentasi.
7

3. Karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan siswa ke suatu objek misalnya tempat wisata.
Sebelum karyawisata dilakukan, sebaiknya direncanakan terlebih dahulu objek apa yang
akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek
karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Misalnya untuk mempelajari sejarah
akan memilih museum atau situs bersejarah dan kebun binatang untuk pelajaran biologi.

4. Praktek Lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan
kecakapan khusus. Misalnya siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan
mempraktekkan pembukuan, akuntansi dan lain-lain. Dengan demikian praktek lapangan
berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah
kejuruan.

5. Mengundang Narasumber
Jika cara sebelumnya para peserta didik dibawa ke masyarakat atau terjun langsung
ke lingkungan, pada cara ini narasumber yang diundang ke sekolah untuk memberikan
penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Misalnya mengundang dokter
untuk menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dan pola hidup sehat. Narasumber yang
diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.

6. Proyek Pelayanan dan Pengabdian kepada Masyarakat


Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa) secara bersama-sama melakukan
kegiatan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan,
dan bakti sosial. Proyek pelayanan pada masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para
siswa maupun bagi masyarakat. (Anonimus, 2022)

E. Jenis-jenis Lingkungan yang menjadi Media Pembelajaran


Lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara
umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar, yaitu lingkungan sosial,
lingkungan alam dan lingkungan buatan.
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia
dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata
8

pencaharian, kebudayaan, agama dan sistem nilai masyarakat. Lingkungan sosial tepat
digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran
penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari
lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga,
kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang
berlaku dan tingkat perkembangan peserta didik.
Contoh :
Dalam pelajaran IPS, peserta didik tingkat sekolah dasar (SD) dapat diberi tugas untuk
mempelajari hubungan kekerabatan dalam lingkup keluarga. Siswa diminta untuk membuat
tingkatan dari kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, dan adik. Hasil pengamatan tersebut dicatat
yang selanjutnya di presentasikan di kelas untuk didiskusikan bersama-sama. Melalui
kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan
usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata
dan faktual.

2. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang bersifat alamiah, seperti keadaan
geografis, keanekaragaman flora (tumbuhan) dan fauna (hewan), serta sumber daya alam (air,
tanah, batu-batuan dan lain-lain). Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari
secara langsung oleh para siswa melalui cara-cara tertentu dan terstruktur. Mengingat
sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih
mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk proses kejadiannya.
Gejala atau fenomena yang dapat dipelajari dari lingkungan alami diantaranya
berupa fenomena akibat kerusakan-kerusakan lingkungan seperti erosi karena aktivitas
penggundulan hutan dan fenomena ikan di sungai mati bersamaan karena pencemaran air oleh
limbah. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami
materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga
dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran
lingkungan serta tetap menjaga kelestarian sumber daya alam bagi kelangsungan kehidupan
manusia.
9

3. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun
manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan
buatan antara lain adalah irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang,
perkebunan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari
berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya
dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia
dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan
berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.

Ketiga jenis lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses


belajar-mengajar melalui perencanaaan yang seksama oleh para guru bidang studi di luar jam
pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waktu khusus yang sengaja
disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester. Ketika lingkungan ditempatkan
sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan memperkaya materi
pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi, bisa
dijadikan sebagai Outdoor Laboratory bagi peserta didik, dan semakin menambah keyakinan
pada kekuasaan Allah SWT.

F. Penerapan Lingkungan Alam sebagai Media Pembelajaran pada Berbagai Jenjang


Pendidikan
1. Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
Penerapan lingkungan alam sebagai media pembelajaran pada jenjang pendidikan
anak usia dini dapat dicontohkan dengan kegiatan belajar di kebun sekitar sekolah.
Anak-anak akan belajar mengenali dan membedakan jenis tanaman dan hewan yang
dijumpai di kebun. Misalnya anak-anak dapat menemukan jenis tanaman yaitu rumput dan
bunga, serta binatang misalnya belalang dan kupu-kupu. Anak-anak juga dapat diajak untuk
praktik langsung menyiram tanaman yang ada di sekolah dan diberikan penjelasan bahwa
tanaman butuh air supaya tumbuh segar dan subur.

2. Jenjang Pendidikan Dasar


Penerapan lingkungan alam sebagai media pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar, misalnya pada kegiatan belajar IPA. Siswa diminta mengamati fenomena yang
terjadi di lingkungan, misalnya banjir dan tanah longsor. Kegiatan lainnya dapat berupa
10

pengamatan lingkungan sekitar sekolah untuk mempelajari berbagai jenis tumbuhan dan
hewan dan ciri-cirinya. Kegiatan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok
berupa kegiatan belajar mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau
mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak
diperolehnya di sekolah sehari-hari.

3. Jenjang Pendidikan Menengah


Penerapan lingkungan alam sebagai media pembelajaran pada jenjang pendidikan
menengah misalnya dengan melakukan karyawisata ke goa. Disana siswa diajak untuk
mengamati stalaktit dan stalagmit penyusun goa. Selanjutnya dari kegiatan pengamatan
tersebut kita mengajak anak untuk mencari tahu bagaimana proses terbentuknya, yang
selanjutnya siswa diminta dapat mempresentasikan hasil kajiannya. Melalui kegiatan
eksplorasi melihat langsung di lingkungan yang kemudian didukung dengan pengetahuan
dari studi literatur, pemahaman anak tentang suatu fenomena alam menjadi semakin
meningkat.

4. Jenjang Pendidikan Tinggi


Pada jenjang perguruan tinggi, pembelajaran dengan media lingkungan tidak hanya
untuk mengamati suatu objek yang ada di lingkungan, tetapi diharapkan juga untuk
mempelajari interaksi antar faktor penyusun yang ada di lingkungan tersebut. Misalkan kita
melakukan praktek lapangan untuk mengetahui jenis-jenis terumbu karang yang ada di
kawasan tersebut. Selain mahasiswa mencari data tentang keanekaragaman terumbu karang,
mahasiswa juga harus memperoleh faktor lain yang berkaitan dengan keanekaragaman
terumbu karang, misalnya tingkat salinitas, kedalaman air pada saat pasang dan surut,
intensitas cahaya, pencemaran bahan kimia, dan aktivitas masyarakat di sekitar kawasan
pantai. Diharapkan dari hasil penelitian pada lingkungan tersebut, dapat diperoleh output
berupa pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat sebagai tindak lanjut.

G. Penerapan Lingkungan Buatan sebagai Media Pembelajaran pada Berbagai Jenjang


Pendidikan
1. Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
Penerapan lingkungan buatan sebagai media pembelajaran pada jenjang pendidikan
anak usia dini dapat dicontohkan di taman bermain untuk melatih kecerdasan kinestetik,
misalnya berlari, meloncat, dan bergantung.
11

2. Jenjang Pendidikan Dasar


Penerapan lingkungan buatan sebagai media pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar misalnya melakukan karyawisata ke kebun binatang. Melalui kegiatan tersebut selain
untuk rekreasi, siswa dapat diminta untuk mencatat jenis hewan apa saja yang ada di kebun
binatang dan perbedaan jenis makanannya.

3. Jenjang Pendidikan Menengah


Penerapan lingkungan buatan pada jenjang pendidikan menengah sebagai media
pembelajaran dapat diterapkan dengan melakukan observasi lapangan untuk lebih
mengenal lingkungan buatan berupa waduk, sawah, perkebunan dan juga kawasan industri.
Pembelajaran melalui pengamatan langsung dapat dilakukan untuk meneliti, melihat, dan
mengamati kejadian atau faktor faktor tertentu yang dapat memengaruhi keadaan
lingkungan buatan tersebut, kemudian hasil dari pengamatan dapat dipresentasikan kepada
teman- teman dan guru.

4. Jenjang Pendidikan Tinggi


Pada jenjang pendidikan tinggi penggunaan media pembelajaran menggunakan
lingkungan buatan dapat dilakukan dengan karyawisata ke tempat tempat lingkungan
buatan seperti goa, danau, perkebunan, bahkan pemukiman, dan desa dapat dijadikan objek
pembelajaran dalam media lingkungan buatan. Pembelajaran dapat berlangsung secara
survei, observasi, bahkan pengabdian kepada masyarakat. Hasil output yang dilakukan
dapat diberikan langsung kepada masyarakat sekitar lingkungan dengan melakukan
penyuluhan dan pengabdian kepada masyarakat secara langsung.

H. Kelebihan dan Kekurangan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran


Lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Menghemat biaya karena memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar
dan mudah didapat.
2. Kegiatan belajar di lingkungan lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan
dengan kegiatan belajar di dalam kelas. Media lingkungan mengajak anak untuk aktif
mencari dan lebih fleksibel, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
12

3. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi
dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. (Dumyati, 2012)
4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, dan menguji fakta. (Dumyati, 2012)
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari sangat
beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan
seluruh interaksi yang terjadi didalamnya.
6. Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada
dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang agamis (meyakini
kekuasaan Allah SWT), tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat
memupuk rasa cinta terhadap lingkungan sekitarnya.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran


diantaranya sebagai berikut:
1. Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar lebih efektif dan mudah
dikontrol saat dilakukan didalam kelas.
2. Kurangnya pengetahuan guru dalam menyesuaikan antara materi dengan pemanfaatan
lingkungan sebagai media pembelajaran.
3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di lingkungan membutuhkan perencanaan dan
persiapan yang matang supaya tujuan pembelajaran tercapai dan peserta didik tidak
terkesan main-main.
4. Anggapan bahwa belajar di lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama daripada
kegiatan belajar di kelas.
.
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Media pembelajaran mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk
dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Lingkungan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien
dalam kegiatan pembelajaran.
3. Lingkungan alam dan lingkungan buatan dapat digunakan sebagai media pembelajaran
pada semua jenjang pendidikan.
4. Media pembelajaran berbasis lingkungan harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai supaya dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.

B. Saran
Lingkungan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Oleh karena itu, pendidik
harus memiliki kemampuan untuk memilih lingkungan yang sesuai dengan materi yang
dipelajari peserta didik. Sebelum terjun belajar di lingkungan, pendidik juga harus
melalukan perencanaan yang matang, tujuan kegiatan harus jelas dan terperinci,
menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari lingkungan, dan menentukan apa
yang harus dilaporkan oleh peserta didik sebagai hasil dari kegiatan belajar di lapangan.
14

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2022. Media Pembelajaran Lingkungan Alam dan Buatan. (Online),


(https://idkuu.com/media-pembelajaran-lingkungan-alam-dan-buatan) diakses 5
November 2022

Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Baharun, Hasan. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan


Melalui Model Assure. (Online),
(https://www.researchgate.net/publication/321312215_Pengembangan_Media_Pemb
elajaran_Pai_Berbasis_Lingkungan_Melalui_Model_ASSURE) diakses 5 November
2022

Dwi, Eka Aprilia dan Farnidah, Rifdah. 2014. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran.
(Online), (http://eprints.umsida.ac.id/1258/1/ICT%20Lingkngn.pdf) diakses 5
November 2022

Legiyawati, Ririn. 2014. Peningkatan Pemahaman Materi Lingkungan Alam dan Buatan
Melalui Model Course Review Horray Siswa Kelas III MI Badrussalam Surabaya.
(Online) (http://digilib.uinsby.ac.id/27190/6/Ririn%20Legiyawati_D07214015.pdf)
diakses 5 November 2022

Reza, Muhamad. 2021. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli. (Online),
(https://www.mandandi.com/2021/02/pengertian-media-pembelajaran-menurut.html)
diakses 5 November 2022

Rochanah. 2018. Lingkungan Alam Sebagai Media Pembelajaran Untuk Mengenalkan


Kekuasaan Allah Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Pondok Pesantren Al
Mawaddah Kudus. (Online),
(https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/viewFile/3617/pdf)
diakses 5 November 202
15

Anda mungkin juga menyukai