24 Oktober 1958
Cikal bakal berdirinya Matahari. Toko pertamanya bernama Mickey Mouse yang didirikan
oleh Bapak Hari Darmawan. Toko ini menempati gedung dua lantai seluas sekitar 150 meter
persegi di Pasar Baru, Jakarta. Inilah perusahaan retail asli pertama dari Indonesia.
1972
Menjadi pelopor Department Store di Indonesia. Pak Hari Dharmawan membeli toko
disebelahnya yang bernama De Zon yang dalam bahasa Indonesia berarti Matahari. Dan sejak
saat itulah pertama kali menggunakan nama Matahari. Dengan konsep Department Store ini
maka tokonya dikelola berdasarkan kelompok barang yaitu pakaian wanita, pakaian pria, pakaian
anak-anak, sepatu dan asesori, serta perlengkapan rumah tangga.
1980
Matahari membuka gerai pertama di luar kota Jakarta yaitu di pertokoan Sinar Matahari - Bogor.
1984-1990
Setelah membuka di Bogor kemudian dibuka gerai lain diluar kota Jakarta yaitu di Surabaya
(Tunjungan Plaza), Bandung (Palaguna Plaza), Cirebon (Balong Indah Plaza), Yogyakarta
(Malioboro), Semarang (Simpang Lima Plaza), Kudus (Kudus Plaza), Sidoarjo (Pasar Besar). Di
Jakarta sendiri dibuka di Melawai Plaza-Jakarta Selatan, Lokasari - Jakarta Barat, Kramat JatiJakarta Timur, Pasar Blok M - Jakarta Selatan, Pasar Senen - Jakarta Pusat, Jatinegara - Jakarta
Timur dan Arion Plaza - Jakarta Timur.
1986
Toko Matahari berubah status menjadi perseroan dengan nama PT Matahari Putra
Prima dengan akta pendirian tertanggal 11 Maret 1986.
1992
Penawaran umum perdana saham PT Matahari Putra Prima, Tbk di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dengan dukungan kemajuan dibidang ekonomi ini,
Matahari mulai tumbuh meluas termasuk ke luar pulau Jawa.
1992-1995
Membuka gerai Bandung (King Plaza, Banceuy, Sultan Plaza, Kiara Condong), Medan (Buana
Plaza, Thamrin Plaza, Medan Mall), Palembang (Internasional Plaza), Padang (Pasar Raya),
Batam (Batam Center), Depok (Depok Plaza, Super Ekonomi), Magelang (Magelang Plaza),
Klaten (Pasar Besar), Yogyakarta (Galeria Plasa, Bringharjo), Purwokerto (Pasar Besar),
Tangerang (Karawaci), Banten (Labuan, Cilegon Plaza), Bekasi (Metropolitan Mal, Cikarang
Plaza), Malang (Pasar Besar), Jember (Johar Plaza), Bali (Duta Plaza, Legian, Kuta Square),
Makasar (Makasar Mall, Maricaya Plaza), Manado (Bulevard Center), Balikpapan (Balikpapan
Plaza), Ambon (Ambon Plaza). Di Jakarta dibuka gerai Atrium Senen-Jakarta Pusat, King HarcoJakarta Pusat, Cipulir Plaza - Jakarta Selatan, Galeria Pasar Baru-Jakarta Pusat, Citraland-Jakarta
Barat.
1995
Di tahun 1995 perusahaan memperluas fokus bisnis inti dalam
pengoperasian supermarket dengan nama Matahari Supermarket. Di beberapa toko yang
sudah buka, untuk departemen yang menjual kebutuhan sehari-hari (termasuk makanan) mulai
diperluas dan dibenahi dengan ditambah produk fresh sehingga konsepnya menjadi "One Stop
Shopping".
1996-1997
Membuka gerai Bekasi (Grand Mal), Tangerang (Cimone Plaza), Karawang, Sukabumi (Pasar
Pelita), Bogor (Kedung Badak, Bogor Internusa), Tasikmalaya, Bandung (Kopo), Cirebon (Grage
Mal), Pekalongan, Semarang (Tanah Mas), Solo ( Solo Beteng), Surabaya (THR Mal, Delta
Plaza), Batam (Lucky Plaza), Jambi (Angso Duo), Samarinda (Lembuswana).
1997
Terjadi krisis ekonomi sehingga perusahaan memperlambat perkembangan. Perusahaan membuat
keputusan strategis untuk melakukan aliansi dengan PT. Multipolar Lippo sebagai bentuk
berbagi kepemilikkan melalui bursa saham, dimana PT. Multipolar Lippo diharapkan dapat
mendukung penggunaan teknologi tinggi (Hi Tech) kepada seluruh jaringan toko serba ada
Matahari.
Mei 1998
Terjadi kerusuhan di beberapa kota di Indonesia yang menyebabkan 6 toko Matahari dibakar dan
6 toko lainnya dirusak antara lain Matahari Karawaci, Matahari Cimone, Matahari Cipulir,
Matahari Solo, Matahari Klaten, Matahari Makasar, Matahari King, Matahari Tasikmalaya.
1999
Kondisi ekonomi di Indonesia masih belum membaik. Masyarakat sebagian besar mengalami
krisis dan membutuhkan kebutuhan pokok sehari-hari. Perusahaan melakukan pemisahan
organisasi (Split Organization) antara Matahari Dept Store dengan Matahari
Supermarket dikarenakan perbedaan karakter produknya sehingga menjadi lebih fokus
pengelolaannya, serta adanya perubahan orientasi permintaan pasar yang mengarah ke kebutuhan
sehari-hari yang sangat signifikan
2003
Merupakan tahun konsolidasi dimana perusahaan melakukan evaluasi internal. Perusahaan refokus ke infrastruktur internal, sumber daya dan pondasi perseroan. Beberapa toko Matahari
Department Store dan Matahari Supermarket yang non-profit ditutup. Antara lain Matahari
Melawai, Matahari Banceuy, Matahari Cipulir, Matahari Senen, Matahari Jatinegara 1, Matahari
Makasar Mal, Matahari Labuan, Matahari Super Ekonomi, Matahari Beringharjo, Matahari Solo
Beteng, Matahari Tanah Mas, Matahari THR, Matahari Lucky Plaza, Matahari Medan Buana,
Matahari Internasional Plaza, Matahari Balong Indah.
Pada tahun ini Matahari Supermarket melakukan launching format Market Place yang dibuka di
Serpong Tangerang, Kelapa gading - Jakarta Timur, Makasar (GTC Tanjung Bunga), Bogor
(Ekalokasari), Metropolis - Tangerang, Surabaya (Pakuwon).
2004
Merupakan tahun kebangkitan Matahari Supermarket dengan
dilaunchingnya Hypermart pertama kali pada bulan April diMal WTC Serpong Tangerang dengan melakukan perubahan format dari Market Place menjadi Hypermart. Sampai
akhir tahun 2004 telah dibuka lagi Hypermart di Karawaci - Tangerang, Metropolis - Tangerang
(keduanya convert dari Matahari Supermarket/ Market Place) dan di Grand Mall - Solo.
Untuk Boston membukai gerai di Ratu Plaza Makasar, Grage Mal Cirebon, Grand Mall Solo, dan
Re-opening Boston di Karawaci dan Metropolis.
2005
Perusahaan melakukan ekspansi agresif yang sukses dengan membuka 10 Dept Store,
4 Kids2Kids, 13 Hypermart, 4Cut Price, 1 Matahari Supermarket (Pekanbaru), 9 Boston dan 1
gerai Matahari Department Store di Cina.
Kids2Kids merupakan format baru di Matahari Department Store, sedangkan Cut Price
merupakan format baru di Matahari Supermarket.
Hypermart yang dibuka tahun 2005 adalah Gajah Mada Plaza (Jakarta), Batam center (Batam),
GTC Tanjung Bunga (Makasar), Malang Town square (malang), Ayani Mal (Pontianak), Cibubur
Junction (Jakarta), Mal SKA (Pekanbaru), Supermal Pakuwon (Surabaya), BIP (Bandung), Mal
Panakukang (Makasar), Kelapa gading (Jakarta), Depol Mal (Depok), Paladium Plaza (Medan).
Sedangkan Cut Pricenya di Malang, Sidoarjo, Arion, dan Magelang.
Boston yang dibuka adalah Batam Center, Malang Town Square, Gajah Mada Plaza, Pontianak,
Cibubur Junction, Mal SKA Pekanbaru, Ciputra Seraya Pekanbaru, Panakkukang Makasar,
Depok Town Square, Paladium Medan.
2006
Ekspansi agresif masih terus berlanjut dengan dibuka 18 gerai baru Matahari Dept Store,
Hypermart dan Foodmart Speciality Stores.
Untuk Hypermart dibuka di Sun Plaza (Medan), PIM (Palembang), Piere Tendean (Manado),
Belanova (Sentul), Duta Mal (Banjarmasin), MTC (Bandung), JACC (Jakarta), Nagoya Hill
(Batam), Royal Plaza (Surabaya), Grand Mall (Bekasi).
Untuk Boston membuka 10 outlet yang lokasinya sama persis dengan Hypermart di atas.
2007
Perusahaan tetap melakukan ekspansi dengan membuka beberapa toko Matahari Department
Store dan Hypermart.
Untuk Hypermart dibuka di Mal Daan Mogot (Jakarta), Lippo Cikarang (Bekasi), City Of
Tomorrow (Surabaya), MGK (Jakarta), Java Mall (Semarang), Binjai (Medan), Kedung Badak
(Bogor), Pondok Gede (Bekasi), Cianjur.
Untuk Boston dibuka di Daan mogot, City Of Tomorrow, MGK, Binjai, Kedung Badak dan
Pondok Gede.
Pada bulan Juni 2007 format Matahari Supermarket dire-format (diubah) menjadi nama baru
yaitu Foodmart yang dilakukan pertama kali di Cilandak Town Square. Dan pada akhir tahun
ejarah
Sejarah Berdirinya Matahari
Ide besar itu berawal dari toko kecil bernama Mickey Mouse, lebih dari 50 tahun silam. Dari Matahari,
telah lahir pula Hypermart, hypermarket yang juga lahir dari bumi Indonesia.
Tahun ini Hypermart bersiap-siap membuka tokonya yang ke-50. Momentum ini sekaligus menjadi
refleksi perjalanan Hypermart di Indonesia: Lahir dengan nama Mickey Mouse dan besar dengan nama
Matahari. Inilah kisahnya:
Mickey Mouse
Matahari berdiri di bawah bendera PT. Matahari Putra Prima Tbk. Mulai beroperasi sejak 24 Oktober
1958. Toko pertamanya bernama Mickey Mouse, yang didirikan Hari Darmawan. Toko ini menempati
gedung dua lantai seluas sekitar 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta. Inilah perusahaan ritel asli
pertama di Indonesia
Pada tahun 1972, Matahari berhasil menjadi pelopor konsep toko serba ada (toserba) di Indonesia.
Keberhasilan itu membuat Matahari optimis untuk mengembangkan sayap dengan membuka Sinar
Matahari di Bogor pada tahun 1980.
Ekspansi bisnis Matahari yang pertama ditandai dengan mengoperasikan supermarket Super Bazaar
pada 14 Juli 1991. Pada tahun 2000, Super Bazaar berganti nama menjadi Matahari Supermarket.
Pada tahun 2002, Matahari memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen demi kemajuan
perusahaan dengan mengembangkan bisnis perusahaan baru seperti Matahari Supermarket.
Sebagai perusahaan retail pertama asli dari Indonesia, PT. Matahari Putra Prima Tbk tak ingin visinya
menciptakan suasana belanja yang nyaman dan lengkap hanya sebatas impian. Didukung tenaga
profesional di bidangnya yang berpayung pada visi dan misi yang sama, Matahari memperluas
cakupan bisnisnya kepada pengoperasian supermarket yang dikibarkan dengan bendera Super Bazaar
pada tahun 1991. Lokasi pertamanya bertempat di Pasar Baru 14.
Berkat kerja keras segenap elemennya berbalut akar budaya perusahaan yang kuat, Super Bazaar
berekspansi ke Melawai, Pasar Senen dan di Lengkong Bandung, Labuan. Kesuksesannya membawa
Super Bazaar berkembang hingga ke kota-kota besar di luar Jakarta.
Tantangan Yang Harus Ditaklukkan
Bisnis Matahari di sektor makanan bukanlah pekerjaan yang mudah. Saat pertama kali memulai
bisnisnya, Matahari mengalami banyak kerugian karena tidak memiliki pengalaman dan jam terbang
dalam bidang penjualan makanan seperti daging dan buah-buahan segar.
Agar tetap eksis, Matahari mendatangkan para ahli di bidang makanan segar untuk memberi
konsultasi, membuat sistem dan menata bisnisnya. Beberapa pakar food business retail dari luar
negeri juga turut didatangkan untuk memberikan pelatihan. Dengan ketekunan dan kerja kerasnya,
Matahari semakin mantap mengukuhkan namanya di pasar food business retail Indonesia.
Mendalami Peluang Food Business
Prospek peluang bisnis yang positif di bidang food business membuat Matahari tak ragu melangkah
untuk bereksplorasi mendirikan konsep baru supermarket. Dengan koleksi barang yang lebih lengkap
dan atmosfer berbelanja yang nyaman dan bersahabat, membuat nama Matahari kian tertanam di
benak masyarakat.
Kisah di Balik Ekspansi Food Business
Dalam perjalanannya melayani para pelanggan setianya, nama Super Bazaar berganti menjadi
Matahari Supermarket pada tahun 2000. Kehadiran Matahari Supermarket mendapat sambutan yang
sangat positif dari masyarakat.
Berangkat dari kesuksesannya tersebut PT Matahari Putra Prima Tbk membangun 3 konsep baru
supermarket yang disesuaikan dengan masing-masing target konsumennya, yaitu Super Ekonomi
yang hadir dengan harga super murahnya. Konsep harga paling murah yang diterapkan pada Super
Ekonomi (SE) pertama kali hadir di Beringharjo, Yogyakarta dan berkembang hingga ke SE
Purwokerto, SE Tanah Mas di Semarang, serta di Depok, Super Ekonomi pertama yang langsung
dikelola oleh PT Super Ekonomi (masih termasuk dalam keluarga Matahari).
Selang beberapa tahun kemudian Matahari meluncurkan program Matahari Club Card (MCC) untuk
menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggannya. Selanjutnya di tahun 2002, Matahari
memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen demi kemajuan perusahaan dengan
mengembangkan bisnis perusahaan baru seperti Matahari Supermarket.
Matahari Supermarket yang membidik pasar menengah ke atas menawarkan konsep One Stop
Shopping melalui 63 gerainya yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan hingga
Sulawesi. Sedangkan konsep Mega M adalah pionir konsep hypermarket pertama di Indoneia yang
gerai pertamanya berdiri di Pluit dan dilanjutkan ke Lippo Karawaci, Kedung Badak Bogor, THR
Surabaya hingga Batam.
Di tahun 2003, Matahari yang telah menjadi salah satu pemimpin pasar supermarket di Indonesia
memperkenalkan konsep baru yang didirikan dengan nama Market Place. Toko pertamanya didirikan di
WTC Serpong lalu berlanjut ke Metropolis, Kelapa Gading, Eka Lokasari Bogor hingga ke Pakuwon
Surabaya.
Perwujudan ini merupakan usaha Matahari untuk meningkatkan reputasinya sebagai market leader
serta menawarkan sebuah konsep berbelanja dalam suasana yang lebih hangat dan bersahabat
dengan koleksi barang yang lebih lengkap dan lebih eksklusif.
Ujian Yang Harus Dihadapi
Berkat kerja keras seluruh elemennya, Matahari Supermarket berhasil membangun reputasinya
menjadi market leader. Namun di balik itu, tersimpan perjuangan panjang yang mewarnai langkah
Matahari Supermarket. Sejak awal, Matahari Supermarket diposisikan bagi pasar ekonomi kelas atas.
Sayangnya karena faktor lokasi yang kurang strategis dan minimnya promosi dan sosialisasi kepada
masyarakat, perkembangannya melambat.
Untuk menyiasati hal ini, Matahari Supermarket berinisiatif merekrut Sumber Daya Manusia (SDM)
berpengalaman dengan jam terbang tinggi, yang bisa fokus membangun Matahari Supermarket
menuju masa gemilangnya. Didukung oleh berbagai program pelatihan yang rutin diselenggarakan,
membuat semua elemen Matahari semakin mumpuni melakukan tugasnya.
sejenis lainnya. Jika ada yang lebih murah, Hypermart akan mengganti selisihnya 2x lipat.
Kenyamanan berbelanja di Hypermart juga ditambah dengan adanya layanan jasa antar untuk produkproduk elektronik (radius tertentu) untuk para konsumennya.
Langkah ini akan terus dibarengi dengan memperkuat logistik, menyelenggarakan pelatihan rutin bagi
SDM serta peningkatan sistem IT ter-up date yang mengikuti perkembangan jaman. Jaringan outlet di
seluruh Indonesia juga akan terus dibuka.
Pembukaan gerai Hypermart yang ke-50, menandai kesungguhannya untuk mengukuhkan posisinya di
pasar hypermarket Indonesia.
Dukungan lain yang juga berperan penting dalam menopang keberhasilan Hypermart adalah kegiatan
promosinya yang kreatif dan bermanfaat bagi konsumen. Seperti iklan di media cetak yang informatif
hingga promosi kartu kredit seperti Credit Card BNI diskon 35% untuk all product, diskon 50% all
product bagi pemegang kartu kredit Hypermarket serta Loyalty Program Royal VKB dan lain
sebagainya.
Pusat Distribusi Hypermart
Kesuksesan Hypermart tentu tak lepas dari dukungan tiga pusat distribusinya yang berperan penting
dalam penyaluran barang-barang ke Hypermart dan Foodmart. Ketiga pusat distribusi itu adalah
gudang Surabaya, gudang Balaraja dan gudang Cibitung. Ditambah jaringan penjualan yang tersebar
di seluruh pelosok Indonesia, keberhasilan Hypermart sebagai salah satu hypermarket di Indonesia
kian tak terbendung.[2
http://wikiindonesia.org/wiki/Hypermart-Indonesia#Sejarah
PT. Matahari Putra Prima Tbk. adalah sebuah perusahaan ritel di Indonesia yang merupakan pemilik
dari jaringan supermarket Hypermart. Per kuartal pertama tahun 2008, Matahari Putra Prima sudah
mempunyai 79 departmen store, 38 hypermarket, 31 supermarket, 46 outlet farmasi, dan lebih dari
88 hiburan keluarga di lebih dari 50 kota di Indonesia.
Berikut perjalanan sejarah berkembangnya PT. Matahari Putra Prima Tbk.
2003 :
Consolidation Year
Closure of Non-profitable stores
Re-focus to internal infrastructure, resources & companys Foundation
2004 :
Launch of Hypermart
Top 500 As-Pac Retail Award: #1- Indonesia
Issuance of 5-year Obligasi II : Rp 300 B & Syariah I Rp 150 B
Kosmetik
Parfum
Pakaian wanita
Pakaian pria
Pakaian remaja
Pakaian dalam
Kacamata
Bahan antik
Lampu rumah
Hypermart - Hypermarket
Foodmart - Gentlemen
http://ir2brothers.blogspot.com/2010/06/sejarah-perjalanan-matahari-putra-prima.html
Pasar modern seperti hypermarket menerapkan strategi Everyday Low Prices (EDLP)
yang dikombinasikan dengan strategi leader pricing, multiple unit pricing, price
bundling, odd pricing, dan price lining untuk meningkatkan lalulintas konsumen dan
penjualan barang pelengkap di dalam toko.
Harga rendah di hypermarket merupakan aplikasi Everyday Low Price (EDLP) yang
biasa diaplikasikan peritel dengan biaya operasional rendah dan pelayanan minimum.
Strategi EDLP menekankan harga jual normal yang berkisar antara harga normal dan
harga promosi ritel pesaing. EDLP berguna memperluas cakupan segmen pasar yang
bisa dijangkau dan memungkinkan peritel hypermarket untuk menjangkau konsumen
hampir dari seluruh strata sosial yang ada di masyarakat. Strategi ini sangat efektif
diaplikasikan di Indonesia, yang mayoritas konsumennya berasal dari kalangan
menengah bawah dan umumnya sangay peduli pada harga (price sensitive). Lewat
strategi ini, sangatlah wajar jika banyak konsumen pasar tradisional kemudian beralih
menjadi pelanggan hypermarket.
Buyer di hypermarket mempergunakan dua metode penetapan harga, yaitu metode
biaya dan permintaan. Metode biaya menekankan penyusunan harga jual untuk
mencapai tingkat keuntungan tertentu, sedangkan metode permintaan menekankan
konsistensi peritel terhadap citra yang ingin dibangun dengan mempertimbangkan
tuntutan konsumen. Buyer mengombinasikan kedua metode tersebut sesuai dengan
situasi persaingan.
Manfaat kombinasi dua metode tersebut bagi manajemen hypermarket adalah :
1. Membangun image/citra gerai hypermarket sebagai gerai yang menawarkan harga
rendah.
2. Memaksimalkan keuntungan pada saat gerai ritel pesaing menawarkan harga jual
yang lebih tinggi.
santap (ready to eat), yaitu produk yang diolah sendiri di dalam gerai. Persentase gross
margin untuk kedua kategori produk tersebut berkisar antara 30 70%.
Meningkatnya suhu persaingan bisnis ritel beberapa tahun terakhir, telah menimbulkan
perubahan karakter terhadap produk pada kategori alat-alat elektronik (appliances). Jika
pada dekade sebelumnya buyer menetapkan persentase gross margin yang relatif
tinggi untuk kategori produk ini (berkisar 20 35%), namun dengan kondisi persaingan
saat ini dan berubahnya karakter kategori produk ini yang semula slowmoderate
moving menjadi kategori produk moderate-fast moving, memaksa manajemen
hypermarket untuk menetapkan persentase gross margin yang lebih rendah dari
sebelumnya dengan kisaran 8 25%. Parameter terakhir buyer dalam menyusun harga
jual adalah harga jual di pasaran umum dan harga jual gerai ritel pesaing. Ketika buyer
memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk tersebut beserta target
gross margin yang telah ditetapkan oleh top manajemen, buyer akan memperhitungkan
tingkat harga jual pesaing sebagai salah satu parameter permintaan pasar. Hal inilah
yang merupakan dasar digunakannya metode berorientasi permintaan.
Strategi Harga Hebohdi Hypermarket
Harga Heboh merupakan implementasi program promosi penjualan yang menekankan
harga jual sangat rendah terhadap item promosi. Harga heboh merupakan strategi
penetapan harga yang umum dikenal sebagai Leader Pricing yang didefinisikan
sebagai harga yang bertujuan memancing konsumen untuk mendatangi gerai ritel dan
meningkatkan pembelian tanpa rencana.Harga Heboh bertujuan meningkatkan
lalulintas konsumen dan mendorong penjualan barang pelengkap. Harga tersebut
sangat fantastis bagi konsumen bahkan bagi pedagang pasar karena biasanya lebih
rendah dari harga beli bersih yang diperolehnya dari vendor.
Ketika konsumen tertarik dengan harga item target yang sangat fantastis dan
mengunjungi gerai ritel, konsumen akan dipancing untuk membeli produk lain yang
tersedia di dalam gerai. Semakin banyak produk lain yang dibeli tanpa direncanakan
sebelumnya oleh konsumen, maka program promosi yang dilancarkan manajemen ritel
melalui Harga Heboh berhasil mencapai tujuannya.Istilah yang digunakan manajemen
pasar modern dalam Leader Pricing berbeda-beda. Carrefour menggunakan Harga
Heboh, Giant Murah Abis, Hypermart Cek Harga, Yogya Harga Heran dan lain-lain
Walaupun istilah yang digunakan berbeda pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama.Program promosi ritel memiliki sasaran jangka pendek dan jangka panjang.
Sasaran jangka pendek dari program promosi ritel adalah bertujuan meningkatkan
lalulintas konsumen untuk meningkatkan penjualan dan lebih ditujukan sebagai usaha
pencapaian kinerja operasional dalam suatu periode waktu tertentu. Sasaran jangka
panjang tentunya adalah untuk membangun image gerai ritel di benak konsumen agar
berbeda dengan pesaingnya.
Dengan memosisikan diri sebagai peritel yang menawarkan harga rendah, hypermarket
berusaha membangun image mereka sejalan dengan Positioning Market melalui
penawaran harga rendah secara konsisten. Melalui program promosi berkala,
hypermarket berusaha menawarkan harga yang jauh di bawah harga pasaran umum
untuk membangun loyalitas konsumen. Walaupun demikian serendah apapun harga
promosi hypermarket, buyer berusaha menetapkan harga jual mereka di atas harga
pokok pembelian untuk memperoleh sejumlah keuntungan.
Fenomena hypermarket menjual produk di bawah harga pokok pembelian biasanya
justru terjadi pada item non promosi. Ketika gerai pesaing menetapkan harga lebih
rendah manajemen hypermarket melakukan penyesuaian harga jual harga pesaing
untuk item produk yang sama. Tindakan ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi
persaingan yang akan merusak image gerai mereka di mata konsumen yang terbatas
hanya untuk item merupakan target konsumen. Di luar produk tersebut manajemen
hypermarket cenderung untuk mengabaikan perbedaan harga jual mereka dengan gerai
pesaing.
Untuk mendapatkan efek psikologis yang dramatis, buyer seringkali memanipulasi
harga promosi dengan melakukan konversi terhadap unit satuan produk. Sebagai
contoh, dengan menyediakan ayam utuh yang memiliki bobot rata-rata 0.8kg/ekor
buyer mengkonversi unit satuan yang semula kilogram menjadi ekor. Hasil dari cara
ini, efek psikologisnya terhadap konsumen akan lebih dramatis dibandingkan dengan
menawarkan harga per kg. Program promosi yang dikembangkan manajemen
hypermarket tidak semata dilakukan untuk kepentingan manajemen hypermarket.
Berbagai pihak yang terlibat didalam program promosi turut merasakan manfaat dari
pelaksanaan program promosi tersebut. Manajemen hypermarket memperoleh manfaat
langsung dengan meningkatnya penjualan di dalam gerai. Konsumen mendapatkan
manfaat langsung dengan memperoleh kebutuhan dengan harga murah. Pemasok
memperoleh manfaat dari aktifitas marketing yang dilakukan di dalam gerai untuk
meningkatkan penjualan maupun image tentang merk dan produk mereka di mata
konsumen.
Dengan manfaat yang akan turut diperoleh pihak vendor, buyer akan bernegosiasi
dengan vendor untuk memperoleh sejumlah uang dalam bentuk Promotion Fee
sebagai biaya kompensasi atas aktifitas marketing vendor di dalam gerainya ditambah
berkurangnya keuntungan yang diperoleh manajemen hypermarket akibat penurunan
persentase gross margin yang ditetapkan selama periode promosi. Manajemen
hypermarket menggolongkan Por-motion Fee yang diperolehnya sebagai pendapatan
komersial yang biasa disebut Commercial Margin.
Dari penjelasan yang telah disampaikan dapat diambil sutau kesimpulan bahwa harga
rendah yang ditawarkan gerai hypermarket, bahkan pada periode promosi bisa lebih
rendah 20 50% dari harga pasaran umum bukan karena manajemen hypermarket
menerapkan politik dumping dalam menjalankan bisnisnya sebagai-mana yang
diadukan Asosiasi Seluruh Pedagang Pasar Indonesia (ASPPI) kepada Komisi
Pengawasan Persaingan Usaha (KP-PU). Penetapan harga rendah hanyalah suatu
strategi yang dikembangkan manajemen hypermarket untuk mengantisipasi panasnya
suhu persaingan bisnis ritel saat ini, yang menekankan kepada harga rendah untuk
menarik konsumen agar berbelanja di gerai mereka sehingga terbentuk loyalitas
konsumen terhadap gerai yang akan menghasilkan keuntungan finansial bagi organisasi
dalam waktu yang panjang.
Ketika situasi persaingan menekankan kepada harga rendah, manajemen hypermarket
harus mampu menawarkan harga yang bersaing untuk mempertahankan usahanya
dengan cara mengembangkan strategi EDLP dan program promosi ritel secara
konsisten. Harga yang rendah dan program promosi berkala yang dikembangkan
manajemen hypermarket menghasilkan tingkat keuntungan yang sangat tipis bagi
organisasi hypermarket. Untuk mengantisipasi persaingan tanpa mengorbankan
keuntungan tipis yang diperolehnya, manajemen hypermarket melalui buyer berusaha
menekan harga pokok pembelian dengan melakukan negosiasi secara intensif untuk
memperoleh sejumlah discount pembelian dari vendor. Dari sejumlah discount
pembelian yang diperolehnya, harga pokok pembelian gerai hypermarket lebih rendah
dari pedagang pasar tradisional.
Oleh karena itu sangatlah wajar jika harga jual gerai hypermarket jauh lebih rendah
dibandingkan pasar tradisional tanpa harus mempraktekkan politik
https://bimandiri.wordpress.com/2007/11/27/mengintip-strategi-%E2%80%9Dharga-heboh
%E2%80%9D-hypermarket/