1
Tahapan Utama Siklus Penjualan
1. Perencanaan Penjualan
Tahap pertama dalam memahami siklus penjualan adalah mengetahui
perencanaan penjualan. Dalam perencanaan penjualan, tujuan utamanya adalah
menetapkan target penjualan. “Berapa pendapatan penjualan yang ingin Kita capai?”
begitulah kira-kira pertanyaan mendasar di tahap ini. Pertanyaan dasar ini penting karena
menjadi “jangkar” bagi kegiatan operasional tim penjualan.
Lalu, bagaimana cara mengetahui berapa target penjualan yang ingin dicapai?
Secara sederhana, Kita dapat mengetahui target yang akan dicapai melalui data historis
penjualan. Ini adalah titik tolak paling mendasar untuk Kita. Dengan mengetahui capaian
target tahun lalu atau sebulan sebelumnya, lalu Kita ingin naik berapa persen? 10%, 20%
atau bahkan lebih dari 50%? Itu sangat bergantung pada data historis dan analisa pasar.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan penjualan Kita rata-rata misalnya mencapai 20%,
maka tidak masalah jika Kita ingin naikknya 30% untuk tahun berikutnya.
Setelah Kita mengetahui berapa target penjualan yang ingin dicapai, lalu rincilah
dari mana sumber pendapatan penjualan tersebut. Dari situlah, Kita membutuhkan survei
pasar dan konsumen. Jika Kita tidak mampu lakukan, maka lakukan survei kecil-kecilan
terhadap konsumen Kita, portofolio produk mana yang sekarang menjadi cash cow dan ke
depan prospective product. Area penjualan atau channel distribusi mana yang bisa Kita
“peras” sehingga menunjang pencapaian target kelak.
Tetapkan target berdasarkan analisis data historis dan lanskap bisnis.
2
adalah sales call atau menghubungi target konsumen. Salesman dapat melakukan dengan
kunjungan ke pelanggan, menghubungi melalui telepon, email, ataupun mengirim brosur.
Saat ini, banyak salesman yang mulai mengembangkan blog sebagai strategi untuk
mendapatkan konsumen melalui online promotion. Ini bisa Kita lakukan.
Lalu, tahap berikutnya adalah probing. Jika Kita sudah call, janjian dengan
konsumen, maka tahap berikutnya adalah menggali kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seorang salesman harus pintar bertanya dan menggali apa yang dibutuhkan oleh
konsumen. Jika sudah mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya, barulah Kita
mempresentasikan solusi yang cocok dengan persoalannya. Jika solusi Kita cocok, maka
Kita akan close.
Tetapi, jangan berpuas diri dulu, maka Kita harus melaku-
kan maintaining dan growing. Artinya, Kita harus melakukan cross-selling dan up-selling.
Bagaimana melakukan cross-selling dan up-selling? Maka, Kita harus mampu memberikan
layanan terbaik, sehingga pelanggan puas dan memesan kembali apa yang diinginkannya.
Lakukan tahap-tahap penjualan harian secara konsisten
3. Evaluasi
Pekerjaan yang tak kalah penting dalam siklus penjualan adalah mengevaluasi tim
penjualan. Untuk mempertahankan kinerja tim agar terus lebih baik, maka sales
manager ataupun ownerharus secara regular untuk konsumen. Berikut ini adalah tahapan
evaluasi di dalam organisasi penjualan.
3
Mengapa penilaian ini diperlukan? Ingat, Kita harus membentuk karakter tim penjualan
sehingga mencerminkan budaya kerja perusahaan. Jika Kita tidak membentuknya, maka
perilaku salesman bisa seenaknya saja, asalkan target penjualan tercapai.
Ketiga, customer feedback. Mengetahui respons dan penilaian dari konsumen
merupakan hal penting, sehingga Kita bagaimana kinerja tim penjualan di lapangan. Di
samping itu, Kita juga akan mendapatkan masukan untuk meningkatkan kinerja layanan.
Di perusahaan besar, biasanya mereka lakukan pengecekan ke konsumen melalui survei
kuantitatif atau kualitatif. Bila usaha Kita masih kecil seperti UKM, Kita pun dapat
melakukan pengecekan secara langsung ke konsumen, misalnya dengan cara
melakukan focus group discussion (FGD) ataupun in-depth interview.
5
Banyak tantangan dan masalah yang bakal muncul bila kita sedang membangun
sebuah tim penjualan yang orang-orangnya tidak mempunyai minat untuk bekerjasama
satu dengan lainnya. Ujian sebenarnya dari keahlian leadership kita adalah untuk
menciptakan suatu lingkungan atau suasana, di mana setiap individu bersedia untuk
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif. Kembangkan team work tim penjualan yang
efektif dan kita akan memberikan inspirasi tentang produktivitas, kualitas, dan loyalitas.
Bagilah visi kita, dan tips-tips berikut mungkin bisa membantu kita dalam membangun
dan mendukung kerjasama tim yang lebih baik.
6
pada diri sendiri, pada perusahaan juga pada pelanggan. Komitmen pada diri sendiri akan
mampu mengarahkan tim penjual tetap pada tujuan awal. Sekalipun di tengah perjalanan
menuju sukses, banyak rintangan yang menghalangi perjalanan sukses, kita akan tetap
mengarah pada tujuan awal. Komitmen pada perusahaan akan membawa pada loyalitas
dan integritas kerja. Komitmen pada pelanggan, akan menumbuhkan dan membangun
kepercayaan calon pembeli.
5. Have Fun
Bangun semangat yang ada di dalam tim untuk selalu dapat memberikan energi
yang tinggi dan semangat untuk terus bersatu. Sediakan waktu untuk tertawa bersama
dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan
mudah bila suasana kerja sama selalu berada dalam keadaan tegang.
Terakhir yang penting adalah terus menerus memberikan inspirasi kepada semua anggota
tim kita. Bila kita berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan tim,
gunakanlah kata “kita” dan bukan kata “saya”. Satu semangat perubahan untuk kita semua
sebagai ‘Tim Penjualan yang Hkital’.
7
Demikian juga dengan aliran marketing “Saya, tidak peduli soft selling atau hard selling
yang paling penting penjualan meningkat dan berkelanjutan.”
Berbicara mengenai dunia usaha tentu tidak terlepas dari sebuah target penjualan.
Target penjualan biasanya ditetapkan oleh perusahaan dan ditentukan pada awal tahun
dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari eksternal seperti trend yang sedang
demand, pertumbuhan ekonomi, kebutuhan pasar maupun dari faktor internal seperti
pencapaian target tahun lalu dan kesiapan produk yang akan dipasarkan. Menentukan
Target penjualan sangatlah penting, ketika sebuah perusahaan menentukan target tanpa
dasar kalkulasi yang benar maka implikasinya bisa bermacam-macam. Penetapan target
yang benar adalah tidak hanya menentukan dasar angka target tersebut saja, melainkan
juga harus berhubungan erat dengan faktor-faktor lainya seperti insentif, rencana
pengembangan produk, kebijakan perusahaan, Term Of Payment yang berhubungan
dengan team sales.
Sebagai pengusaha, target penjualan adalah salah satu faktor terpenting yang tidak
bisa diabaikan. Kesuksesan suatu bisnis sangat ditentukan oleh seberapa banyak produk
yang terjual. Dengan kata lain, semakin besar omset penjualan semakin tinggi keuntungan
yang didapatkan. Disinilah peranan penting Marketing untuk mewujudkan keberhasilan
suatu bisnis tersebut dengan perencanaan strategi ‘Marketing Plan’ dan tips yang benar
dalam meliputi Produk (Product), Tempat (Place), Harga (Price), Promosi (Promotion).
Sebelum masuk ke tips “BAGAIMANA MEMBUAT TARGET PENJUALAN DENGAN
TEPAT”, biasanya pebisnis mencari hal-hal besar yang bisa memicu target peningkatan
omset tersebut dalam sekejap. Tidak ada salahnya memang, tapi seringnya penetapan
target itu bisa dimulai dari hal-hal yang kecil yang mungkin sering diabaikan, dan justru itu
yang bisa meningkatkan omset secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
8
Pertama, Target yg baik adalah target yg bisa di capai dengan “melompat”. Dalam
hal ini penting artinya mengetahui takaran angka target tersebut haruslah pas, realistis,
terukur dan bisa di capai, karena menetapkan target yg terlalu rendah akan berimplikasi
kepada kemampuan sales yang akan menurun dan menetapkan target yang terlalu tinggi
tidak realistis akan memunculkan demotivasi dan hilangnya fighting spirit dari team sales.
Dan perlu saya garis bawahi pula bahwa menetukan takaran pas ini yang kadang
gampang-gampang susah jika kita tidak memahami faktor faktor lainnya.
Kedua, Target yg baik harus sejalan dengan prediksi pertumbuhan pasar dan
rencana pengembangan bisnis kedepan. Sebagai seorang penentu target penjualan,
sangat penting kiranya bagi kita untuk dapat menganalisa data-data yang terjadi dalam
bisnis kita sehari hari, seperti ‘Berapa prediksi pertumbuhan pasar ditahun depan ?
‘Kemungkinan trend apa yang akan terjadi dan berpengaruh terhadap bisnis kita di tahun
depan ?. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi acuan dasar kita dalam
menentukan target penjualan di masa yang akan datang.
Ketiga, Target yang baik harus berdasar pada unsur pertimbangan yang realistis.
Penting bagi kita untuk mencapai target yang di tentukan, tetapi tidak kalah penting pula
bahwasanya kita harus realistis dalam melihat keadaan yang ada. Hal ini banyak sekali
terjadi pada bidang sales dengan spesialisasi retail. Dalam artian, ketika sebuah target
terasa bisa di capai dengan mengorbankan potensi resiko yang ada, maka sangat penting
pula suatu perusahaan untuk selalu melakukan revisi yang diperlukan baik dari sisi angka
target tersebut maupun kebijakan-kebijakan pendukung lainnya demi mempertahankan
stabilitas bisnis yang ada.
9
2. Buat rencana penjualan yang jelas
Kemana produk tersebut akan dipasarkan, siapa saja yang menjadi target
penjualan dan pola penjualan seperti apa yang akan digunakan.
Cek database kitaKita harus tahu bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen
adalah “tidak membeli dalam jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung
melakukan pembelian coba-coba. Justru dengan menolak konsumen yang kecil tadi, ia
telah kehilangan “database” konsumen. Jangan pernah remehkan setiap hasil penjualan
kita, walaupun kecil. Nah, database pelanggan inilah yang kita butuhkan. Memang pada
awalnya, dalam membangun sebuah usaha kecil keuntungan yang diperolehpun akan
sedikit. Tapi setelah itu, kita bisa menggunakan strategi dengan dua cara dalam
meningkatkan keuntungan usaha kita.
3. Berkreasi
Kreasikan cara kita menyampaikan produk menjadi lebih kreatif dan inovatif
sehingga klien tertarik menggunakan jasa atau produk kita. Kepuasan klien akan membuat
kita mampu mencapai target penjualan lebih cepat.
4. Fleksibel
Fleksibelkan diri kita ketika bertemu dengan klien baru, ketika kita dengan cepat
mampu beradaptasi, maka kita pun akan mudah mencari tahu apa kebutuhan klien kita,
dan sudah pasti kita bisa menawarkan produk kita sebagai salah satu solusi dari
kebutuhan klien kita.
5. Fokus
Fokus pada target penjualan kita, maka kita akan konsisten menjalani rencana kita
untuk mencapaitarget penjualan tersebut. Disiplin dan teratur membuat laporan
pencapaian setiap minggu dan menuliskan hal-hal penting selama proses penjualan
berlangsung akan sangat membantu pada proses penjualan berikutnya jika kita menemui
hal yang sama.
6. Iklas
10
Iklas dan pasrahkan hasil usaha kita kepada sang Pencipta, dan terus berdoa
semoga apa yang sudah adan kerjakan akan membuahkan hasil yang maksimal.
12
Berjualan
Siapa yang tidak akrab dengan istilah tersebut? Sudah sejak lama, masyarakat di
seluruh dunia akrab dengan kegiatan jual-beli. Kegiatan jual beli pun selalu berkembang
mengikuti perkembangan zaman. Jika dulu berjualan dilakukan di pasar tradisional, kini
berjualan bisa dilakukan dari mana saja melalui sistem online.
Berjualan memiliki pengertian sebagai kegiatan untuk menukarkan barang dan jasa
dengan uang. Semakin lama, pengertian berjualan semakin berkembang. Berjualan kini
tidak lagi hanya dipahami sebagai sebuah transaksi jual-beli, namun meluas ke berbagai
segi yang ada di dalamnya, seperti pemasaran hingga bisnis.
Dalam sebuah penjualan, tentunya kita harus memiliki sebuah target yang hendak
dicapai. Target inilah yang pada akhirnya disebut sebagai target penjualan. Target
penjualan umumnya ditentukan pada awal seorang pengusaha membangun bisnisnya.
Sayangnya, ada banyak pengusaha yang enggan menentukan target penjualan mereka
dengan berbagai alasan. Pengusaha-pengusaha itu merasa, penjualan sebaiknya dibiarkan
mengalir apa adanya tanpa perlu dibatasi oleh target penjualan.
Pemahaman ini tentunya tidak tepat. Sebuah perusahaan memerlukan target
penjualan sebagai pemacu semangat dalam mencapai keuntungan yang mereka harapkan.
Setiap perusahaan dapat menentukan target penjualannya masing-masing. Tidak ada
patokan khusus yang membuat sebuah perusahaan harus memiliki target penjualan
tertentu.
Menentukan target penjualan adalah pekerjaan yang susah-susah gampang.
Meskipun target penjualan bisa dilakukan dengan bebas, namun ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi supaya target penjualan tidak menjadi bumerang bagi
perusahaan itu sendiri.
Target penjualan yang terlalu rendah dikhawatirkan akan menurunkan
kemampuan kerja seorang sales. Bisa jadi kemampuan sales Kita sebenarnya tinggi,
namun target penjualan yang terlalu rendah justru menyusutkan kemampuannya
tersebut. Sementara itu, target penjualan yang terlalu tinggi pun tidak akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Target penjualan yang terlalu tinggi dan
tidak masuk akal justru akan menimbulkan demotivasi dan hilangnya fighting spirit dari
parasales. Untuk menentukan target penjualan yang pas, tentunya kita harusmemahami
faktor-fator lain yang ada pada perusahaan.
13
Jenis Target Penjualan
Target penjualan tidak melulu berbicara tentang target uang yang hendak dicapai.
Ada beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai sebuah bentuk target penjualan, yakni:
1. Target Penjualan Dalam Jumlah Barang dan Rupiah
Target penjualan barang dan rupiah menjadi jenis target penjualan yang pertama.
Dalam setiap usaha, seorang pengusaha pasti memiliki harapan agar barang dan jasa yang
dijualnya laku. Target penjualan ini biasanya menghitung kesuksesan seorang sales dari
banyaknya barang yang berhasil ia jual atau banyaknya rupiah yang berhasil didapatkan.
Jika pendapatan yang sales peroleh bisa memenuhi atau malah melebihi target penjualan,
maka sales dianggap berhasil memenuhi target penjualan tersebut. Sebaliknya,
jika sales gagal menjual produk pada jumlah atau rupiah tertentu, maka sales dianggap
gagal memenuhi target penjualan.
2. Target Persentase (%) Distribusi Dari Masing-Masing Produk ke Outlet
Target penjualan juga dapat dipahami sebagai target perusahaan dalam
mendistribusikan produk dari pabrik ke outlet. Jika persentase permintaan barang ke
sebuah outlet naik, berarti target penjualan tercapai. Selain itu, target penjualan ini dapat
pula dikatakan berhasil jika persentase jumlah outlet yang menjadi distributor
bertambah.
3. Target Promosi
Target promosi adalah kategori target penjualan yang selanjutnya. Beberapa
konsumen akan tertarik membeli produk kita jika ia telah terpengaruh secara langsung
melalui promosi. Bentuk promosi ini tentunya beraneka jenis, bisa melalui media sosial,
iklan di radio/ televisi/koran, atau bisa juga hanya melalui word of mouth. Jika
jumlah engagement yang terjalin melalui promosi memenuhi target tertentu, maka hal ini
dapat pula disebut sebagai terpenuhinya target penjualan.
14
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita perlu memahami sebuah metode yang dikenal
sebagai metode SMART.
S = Specific (Spesifik)
Target penjualan yang baik harus spesifik. Artinya, target penjualan harus memiliki
dasar pencapaian yang pasti dan tidak mengambang. Contohnya, ketika
menentukan target penjualan pada sebuah rumah makan, kita harus bisa
menentukan target penjualan yang spesifik seperti “Pada bulan Juni 2016, penjualan
harus mencapai 500 porsi”. Jangan sampai target penjualan kita hanya mengambang
seperti “Pada bulan Juni 2016, penjualan harus bertambah”.
15
R = Realistic (Realistis)
Hampir sama seperti poin sebelumnya. Target penjualan harus ditentukan secara
realistis. Beberapa pengusaha mungkin mengharapkan hasil penjualan yang spektakuler.
Namun, target penjualan yang spektakuler itu terkadang tidak diimbangi dengan kualitas
produk atau pun benefit yang bisa didapatkan oleh konsumen. Hal ini tentunya
menyulitkan sales dalam menjual dan mencapai target penjualan yang ditentukan. Maka
dari itu, target penjualan harus dibuat secara realistik, yakni harus seimbang dengan
faktor-faktor lain yang menyertainya.
16
harus sudah kita punyai agar ketika ada masalah dilapangan, kita sudah mempunyai
stkitar baku dalam memutuskan.
3. Bekali tim penjualan dengan ilmu marketing. Ilmu marketing menjadi hal penting
saat ini karena untuk dapat menjual apalagi secara online dibutuhkan keahlian atau
seni dalam berpromosi dan merangkai kata agar dapat menarik calon konsumen.
4. Berikan fasilitas penjualan yang lengkap, seperti bahan-bahan promosi yang siap
pakai seperti foto produk. Hal ini dapat memudahkan tim penjualan dalam berpromosi
sehingga mereka merasa dipermudah pekerjaannya.
5. Berikan reward jika tim penjualan mencapai target tertentu setiap bulannya. Hal
ini akan memacu tim penjualan untuk bekerja lebih giat lagi.
Membangun tim penjualan memang tidak mudah, karena kita sebagai owner
harus memiliki ilmu dan perencanaan. Karena itu bekali diri kita dengan ilmu mengelola
tim penjualan dan marketing.
17
Di sisi yang lain, perhatikan bahwa dengan mengatur tujuan atau aktivitas tertentu
yang telah ditetapkan seperti berapa jumlah cold calls yang dilakukan setiap hari,
menjadwalkan canvasing setiap minggunya. Hal ini akan meringankan beban untuk
anggota tim Kita untuk melakukan penjualan, dan memberikan anggota tim kebebasan
yang ingin dilakukan untuk membangun hubungan yang positif dan baik dengan
pelanggan.
2. Create Competition
Ambilah kesempatan dimana Kita melihat persaingan positif yang ada dari anggota
tim Kita, dan dukung kompetisi yang sehat untuk membentuk tim yang solid dengan
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Kompetisi juga sangat baik
untuk mengembangkan kinerja anggota tim pada saat hasil penjualan tidak mencapai
target.
Fokus kepada kontes dari strategi bisnis yang Kita ingin raih. Buatlah pengumuman
melalui email kepada divisi yang terkait mengenai kompetisi, dan umumkanlah mengenai
cara-cara untuk memenangkan kompetisi, hadiah atau reward apa yang akan didapatkan
dan hal-hal lainnya.
Agar membuat kompetisi lebih menarik dan berharga, tawarkanlah hadiah-hadiah
hiburan untuk penghargaan baik untuk anggota tim yang berhasil maupun yang belum.
Tanyakanlah anggota tim Kita apa yang mereka inginkan untuk raih, atau gunakan
perkiraan Kita sendiri untuk memberikan beberapa penghargaan yang kreatif.
3. Recognize Achievements
Salah satu cara terbaik untuk memotivasi anggota sales tim adalah dengan cara
memberikan penghargaan atas apa yang telah mereka raih maupun apa yang belum
mereka raih dengan baik sehari-hari.
Berikan pujian kepada anggota tim Kita dengan sederhana seperti memberikan
“high five” atau memberikan pengumuman kecil pada saat briefing di pagi hari akan
membuat anggota tim Kita lebih termotivasi. Doronglah anggota tim Kita juga agar dapat
saling memberikan penghargaan satu dengan yang lain, memberikan penghargaan apabila
ada rekan yang berhasil. Dengan cara seperti ini, secara tidak langsung Kita sedang
membangun tim yang kuat dan memperkuat hubungan satu dengan yang lain.
18
4. Become a Coach or Mentor
Selain menganalisa dan memiliki laporan mengenai kinerja kerja setiap anggota
tim Kita, di sisi lain juga jangan lupa berikan dorongan untuk mengembangkan setiap
pribadi yang ada.
Agar menjadi coach atau mentor yang efektif, khususnya dengan kesulitan yang
dihadapi oleh anggota tim, specially to struggling team members, spend some one-on-one
time with the people who need your assistance most. Dampingi anggota tim Kita di dalam
melakukan analisa diri, cara sederhana adalah dengan melakukan SWOT
Analysis (strenghts, weaknesses, opportunities and threats
19