Usaha es cincau ini sudah dimulai selama 2 bulan yang dimulai pada januari 2016. Es cincau ini menggunakan bahan daun cincau, es batu, gula aren dan santan. Daun cincao ini dihasilkan dari kebun sendiri tepatnya berada di daerah bengkuring dengan luas lahan 1,5 ha. Daun cincau berbebtuk seperti daun sirih dan bagian daun yang digunakan adalah daun yang berwarna hijau tua dikarenakan cita rasa dan efek warna yang dihasilkan. 2. Mengapa memilih usaha ini? Usaha ini berawal dari hobby dengan melihat peluang prospek perkembangan kedepan usaha tersebut. Beliau mengatakan bahwa ada prinsip atau budaya orang samarinda bahwa kalau ada jenis usaha/makanan/barang yang baru harus dicoba kalau tdak kepohonan. Selain itu, saha ini merupakan jenis usaha yang jarang atau dengan kata lain jenis usaha baru di Samarinda. 3. Apa yang dilakukan sebelum membuka usaha tersebut? Banyak jenis pekerjaan yang pernah dilakukan sebelum menekuni usaha es cincau tersebut. Disamping itu usaha ini adalah sebagai sampingan
bagi beliau selain pekerjaan yang ditekuninya sebagai kontraktor bangunan di
samarinda itu sendiri. Beliau pernah mencoba berbagai pekerjaan atau wirausaha lainnya, seperti: menjual roti bakar, jualan mainan, jualan es jeruk, pentol, bakso dan jualan burger. Selain usaha tersebut beliau juga pernah bekerja di sales plastik, percetakan dan tempat jualan pupuk. 4. Kendala apa yang ditemukan dalam usaha tersebut? Dalam memulai usaha ini tidak ada yang menjadi kendala. Beliau sebelum memulai usaha ini pernah mengikuti kursus pelatihan pembukaan usaha es cincau di daerah Bandung dengan biaya Rp 15 juta sampai dapat membuka suatu usaha. Selai itu, sumber bahan dan pembuatan dilakukan sendiri. Adapun gula aren yang menjadi bahan khusus yang diminta dari petani gula yang menjadi langganan khusus karena memiliki ramuah gula yang khusus yang dimana dicampur juga dengan gula putih. Beliau mengatakan campuran ini selain membuat cita rasa dan kekentalan yang berbeda juga berkaitan dengan ilmu kesehatan dimana campuran tersebut bisa mengurangi rasa haus. Bahanbahan lain seperti santan, air rebusan daun cincau, panda diolah sendiri. 5. Kendala yang dihadapai saat usaha berjalan? Kendala yang dihadapi hanya musim hujan maka pelanggan berkurang dan pastinya berpengaruh kepada pendapatan. Berkaitan dengan proses pembuatan bahan semuanya dilakukan sendiri. 6. Apakah modal yang dikeluarkan cukup besar? Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini berkisar Rp 3 juta untuk keperluan bahan yang berupa termos (2), gelas plastik, sendok, toples dan pembuatan grobak serta peralatan dan bahan yang lain. 7. Dimana mendapat modal untuk buka usaha tersebut? Modal dalam memulai usaha ini yaitu dengan modal sendiri. 8. Bagaimana keuntuangan yang diperoleh?
Penghasilan
berjumlah
Rp
800.000/hari
dengan
modal
Rp
300.000/hari sehingga penghasilan bersih sebanyak Rp 500.000/hari
dikalikan dalam satu bulan yaitu Rp3.000.000/bulan. 9. Adakah rencana atau inovasi lain dalam mengembangkan usaha tersebut? Es cincau hijau ini merupakan usaha yang dikelola langsung oleh mas Taufik sendiri, yang memiliki cabang usaha di lima tempat, yaitu: Sempaja, Kebaktian, PM Noor, Pramuka dan Harapan Baru. Saat ini juga, beliau ingin membuka usaha yang sama di Big Mall guna pengembangan es cincau hijau tersebut. 10. Bagaimana kiat-kiat dalam mengembangkan usaha tersebut? Hal yang terpenting dalam pengembangan usaha itu adalah harus mampu membaca situasi dalam arti untuk prospek kedepan usaha yang akan kita lakukan dan dalam memulai usaha itu harus sabar, tekun dan jika sudah bisa berdiri maka yang diutamakan adalah mempertahankan dan mampu membuat jaringan (cabang lain). Sebagai contoh jika kita memiliki lima tempat usaha dengan penghasilan bersih Rp 100.000/hari dikali lima tempat maka mendapat untung bersih Rp500.000/hari. 11. Apakah tujuan anda dalam menjalankan usaha? Tujuannya untuk menjadikan pekerjaan sampingan selain pekerjaan sebagai kontraktor. Apabila pekerjaan kontraktor dalam keadaan sepi ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan.