BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini, persaingan usaha semakin ketat. untuk itu, di tuntun
mempersiapkan berbagai keahlian yang kompeten, agar mampu bersaing untuk
memenuhi kebutuhan hidup berbagai hidup. Menyikapi hal tersebut maka di
butuhkan solusi-solusi yang terbaik, salah satunya berwirausaha dengan usaha
penjualan.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis dan terkait untuk menjadi
obyek penulis dalam pembuatan laporan. Dimana obyek tersebut berkaitkan erat
dengan masyarakat, dan Bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
B. Tujuan Prakerin
BAB II
PROFIL PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK.R127
A. Sejarah Perusahaan
Ramayana Bogor Trade Mall (BTM) mulai berdiri dari bulan Desember
tahun 2005 berada di Jl. Ir. Juanda No.1, Bogor, Jawa Barat dengan luas 7800
m2 . Ramayana department store pertama kali didirikan oleh pasangan suami
isteri Paulus Tumewu dan isterinya Tan Lee Chun pada tahun 1978 di Jl.
Subang, Jakarta. Paulus Tumewu dan isterinya pindah dari Ujung Pandang
untuk memulai bisnis di Jakarta, dengan visi membangun department store
dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau bagi segmen
berpenghasilan rendah. Mereka pertama kali membuka toko untuk pakaian
dan garmen yang dinamakan “Ramayana Fashion Store”.
Pada tahun 1985 pertumbuhan toko semakin bagus, dengan semakin
banyaknya produk menjadi menjual sepatu, tas, dan asesoris. Ramayana lalu
melakukan perluasan area dengan membuka toko diluar Jakarta yaitu
Bandung. Pada tahun 1989, Ramayana membuka jaringan, dengan memiliki
13 outlet dan tenaga kerja sebanyak 2500 orang. Dan mulai tahun 1993
dibangun tempat berbelanja dengan konsep “one stop shopping” di setiap
Ramayana.
Ramayana terus muncul di banyak kota, saat ini Ramayana sudah
mempunyai 109 Toko pada 42 kota dengan karyawan sebanyak 17867 orang.
Dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan ritel raksasa. Saat ini Presiden
Komisaris Ramayana adalah Bapak Paulus Tumewu, Komisaris Independen :
Koh Boon Kim, Komisaris : Setiadi Surya, Presiden Direktur : Muhammad
Ikbal, Direktur 1 : Setiadi Kusuma, Direktur 2 : Kismanto, dan Direktur 3 :
Wira Candra.
Filosopi Ramayana adalah harga murah dan nilai uang yang terjangkau
bagi konsumen. Pada saat ekonomi stagnan, yaitu daya beli beli konsumen
3
rendah, filosopi Ramayana menjadi suatu trend pada masa-masa yang akan
datang. Sekitar 99% barang dagangan yang dijual adalah buatan lokal dan
perusahaan menjaga hubungan baik dengan jaringan pemasok lokal.
Pembelian tunai dan konsinyasi (bagi hasil) dihitung untuk 76,3% 38 dan
23,7% secara proporsional terhadap semua barang yang dibeli. Penjualan
nampaknya mempunyai kecenderungan yang sama untuk tahun mendatang
seperti fashion (wanita, pria, anak-anak) dihitung untuk 52,6% dari
keseluruhan penjualan. Penjualan makanan 20,5%, sepatu, tas, aksesoris
12,1%, mainan dan perlengkapan rumah tangga 7,4% dari keseluruhan
penjualan. Peningkatan kekuatan divisi ditunjukkan dengan indikasi yang
jelas yaitu harga murah sejalan dengan daya beli kelas menengah dan bawah.
Walaupun Indonesia mengalami ketidakpastian ekonomi dan politik,
Ramayana tetap konsisten untuk melebihi target penjualan, memperluas
wawasan dan melanjutkan kebijakan yang sukses diterapkan sejak krisis
1997-1998 yang berdampak besar terhadap industri retail, sejak bisnis
dimulai pada tahun 1978, Ramayana bergerak lambat tapi tumbuh dengan
mantap. Meskipun krisis nampaknya belum berakhir, namun pertumbuhan
bisnis yang cepat dapat melewati masa pra krisis lebih cepat dibandingkan
kompetitor terdekat dan dianugerahi penghargaan sebagai hasilnya.
Melalui tahun-tahun yang penuh perubahan dan ketidakpastian, Ramayana
tidak pernah melupakan siapa konsumen sebenarnya. Ramayana tetap pada
komitmennya untuk melayani sektor bawah, menyediakan barang-barang
berharga rendah tanpa merendahkan mutu dan kualitas.
Di Jakarta, Ramayana melanjutkan untuk membangun kembali toko-toko
yang rusak atau hancur selama terjadi kerusuhan. Fakta yang membanggakan
adalah bahwa dalam waktu 18 bulan Ramayana sanggup membangun kembali
10 dari 12 toko yang hancur. Selebihnya dalam tahap renovasi dan telah siap
dibuka kembali pada pertengahan 2001.
Sementara pertumbuhan di Jawa berjalan lambat, Ramayana mulai
mengalihkan ke luar Pulau Jawa yang dapat menjadi daerah potensial untuk
ekspansi. Ramayana merencanakan untuk meningkatkan jumlah toko sekitar
4
Struktur Organisasi
Store Manager
Andi Syaparman Amir
Asisten Manager
Adriyanto
SDM/HRD
Marfatillah
MCD Korem
Supendi Agus Septiadi
Kepala Kasir
Leli Julaila
W. K. Kasir
Dian Yuniarwati
Regional Kasir
Pince
Security
Silarko
Saefullah
9
D. Gambaran Produk
Ramayana Bogor Trade Mall merupakan usaha ritel yang menyediakan
berbagai jenis barang, mulai barang jenis elektronik, peralatan olah raga,
peralatan rumah tangga, asesoris, pakaian, hingga makanan dan minuman.
Secara umum, produk yang terdapat di Ramayana Bogor Trade Mall
digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu supermarket (elektronik, makanan,
minuman, kebutuhan pokok, toiletries, dan stasionery), fashion (pakaian anak,
sepatu, asesoris, perlengkapan olahraga, tas, pakaian remaja dan dewasa).
Pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengelola produk
dan untuk memudahkan konsumen dalam mencari dan memilih produk yang
akan dibeli.
E. Penerapan
In-store Promotion Ramayana Bogor Trade Mall In-store promotion
merupakan kegiatan promosi yang dilakukan di dalam toko dan bertujuan
untuk menimbulkan keinginan konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan. Berdasarkan bauran promosi ritel yang dikemukakan Lewison
dan Delozier dalam Yusriyanti (2008), yang termasuk ke dalam in-store
promotion diantaranya adalah sales promotion (promosi penjualan), store
display (displai toko), dan personal selling (penjualan perorangan). In-store
promotion dapat menjadi stimulus bagi konsumen yang dapat merangsang
niat bahkan tindakan untuk membeli suatu produk walaupun tidak
direncanakan sebelumnya.
Ramayana Bogor Trade Mall sebagai salah satu ritel berjenis department
store juga melakukan kegiatan in-store promotion dengan tujuan utama
menjaga gross profit yang telah dicapai dan bahkan meningkatkannya. In-
store promotion yang dilakukan oleh Ramayana Bogor Trade Mall hampir
80% merupakan atas permintaan perusahaan pemilik produk, 20% sisanya
merupakan promosi yang dilakukan oleh Ramayana Bogor Trade Mall yang
diatur secara sentralisasi.
10
BAB III
PROSES PRODUKSI
c. Counter Kids
M3A : Perlenngkapan Bayi
B : Pakaian Anak Wanita
C : Pakaian Anak Pria
MOH : Merek Aerosmit Kids
MOC : JJ Kids
d. Counter Shoe and Bag
M4A : Sepatu Sandal
B : Sepatu Sandal Wanita Dewasa
C : Sepatu Sandal Anak-anak
D : Tas Sekolah dll.
F. Jenis-jenis Label
1. Label Putih : Untuk Harga Normal
2. Label Kuning : Untuk Harga Special ( Super Murah )
3. Label Oranye : Untuk Harga Diskon 50%
4. Label Hijau : Untuk Barang / Produk milik MO group
5. Label Biru : Untuk barang/Produk dengan Harga High Class
Di Label Tertera
1. M.Class ( Kode barang/Jenisnya )
2. Tanggal Masuknya Barang & Jumlahnya
3. SKU ( Stok Keeping Unit ) / Kode Toko
4. Artikel/Barcode
Cara membaca label harga yang ada ditoko pakaian sangat penting artinya
karena kode atau angka yang tertera di label harga banyak mengandung arti yang
wajib di ketahui oleh karyawan.
15
BAB IV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian penulis, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
menjalankan suatu usaha, haruslah membuat perencanaa terlebih dahulu untuk
usaha, dan seorang wirausaha harus memiliki keterampilan, kedisiplinan dan
keahlian dalam bidang tertentu, agar pengusaha dapat menjalankan usahanya
dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Selain itu juga
pengusaha harus menentukan dimana tempat yang strategis dan dapat di jangkau
oleh semua kalangan masyarakat.
B. Saran-Saran
Untuk PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. R127
Mendisplay Pakaian
22
Menghitung Omset