BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Perusahaan
ditunjukan dengan indikasi yang jelas yaitu harga murah sejalan dengan daya beli kelas
menengah dan bawah.
B. Perkembangan Perusahaan
Walaupun indonesia mengalami ketidak pastian ekonomi dan politik, Ramayana tetap
konsisten untuk memenuhi target penjualan, memperluas wawasan dan melanjutkan
kebijakan yang sukses diterapkan sejak krisis 1997-1998 yang berdampak besar terhadap
industri retail sejak bisnis dimulai pada tahun 1978, Ramayan bergerak lambat tapi tumbuh
dengan mantap meskipun krisis nampaknya belum berakhir, namun pertumbuhan bisnis yang
cepat dapat melewati masa pra-krisis lebih cepat dibandingkan kompetitor terdekat dan
dianugrahi penghargaan sebagai hasilnya.
Di Jakarta Ramayana melanjutkan untuk membangun kembali toko-toko yang rusak
atau hancur selama terjadi kerusuhan. Fakta yang membanggakan adalah bahwa dalam waktu
18 belas bulan Ramayan sanggup membangun kembali 10 dari 12 toko yang hancur.
Selebihnya dalam tahap renovasi dan telah siap dibuka kembali pada pertengahan 2001.
Sementara pertumbuhan di Jawa berjalan lambat, Ramayana mulai mengalihkan ke
luar pulau Jawa yang dapat menjadi daerah potensial untuk ekspansi. Ramayana
merencanakan untuk meningkatkan jumlah toko sekitar 10 toko pertahun secara nasional
pada tahun-tahun mendatang dengan perkiraan 50% berlokasi diluar pulau Jawa.
PT. Ramayan Lestari Sentosa Tbk dipilih sebagai perusahaan dengan manajemen
terbaik kedua di Asia Pasifik pada majalah Asia Money edisi Desember 2000. Di dalam
Negeri, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk mendapat kehormatan dinilai sebagai :
Perusahaan denga manajemen terbaik
Hubungan dengan investor terbaik
Peramalan bisnis yang sangat terpercaya
Strategi perusahaan terbaik kedua di Indonesia
Hal ini semua terwujud dengan adanya kerjasama tim manajemen, pemegang saham
dan karyawan. Pada saat ini kita memasuki milenium baru, Ramayana telah mempersiapkan
diri untuk menghadapi tantangan kedepan. Ramayana memainkan peran sosial yang penting
dalam masyarakat. Pada berbagai tempat, kehadiran Ramayana membantu meningkatkan
ekonomi lokal dengan menyediakan bantuan bagi supplier-supplier kecil dan supplier buah
maupun sayuran.
Meskipun ekonomi Indonesia memperlihatkan pertumbuhan selama tahun 2000,
namun pemulihan ekonomi secara keseluruhan masih jauh dari yang diharapkan. stagnasi
ekonomi yang berkelanjutan dibarengi dengan peningkatan ketidak pastian iklim politik yang
menghambat investasi asing dan bantuan, menurunkan daya beli konsumen, sebagai
akibatnya pada tahun 2000 konsumen kelas menengah dan rendah mencari cara
meningkatkan nilai uangnya dengan berbelanja pada Ramayana seperti yang mereka lakukan
pada masa krisis. Selain terjadinya peningkatan pada ekonomi perusahaan, Ramayana juga
sukses untuk meningkatkan maksimal pengembalian investasi terhadap pemegang saham. Hal
tersebut tarcapai berkat penekan biaya operasional pada level minimum. Pada tahun 2000,
6
Ramayana mampu mencapai 42,9% melebihi penjualan tahun 1999 dan menekan biaya
operasional pada 15,8%.
Peningkatan penjualan pada tahun 2000, didukung terjadinya peristiwa yang langka,
yaitu pada tahun baru muslim, Idul Fitri, liburan, yang terjadi dua kali pada tahun yang sama.
Perencanaan yang layak dan pengendalian mendukung untuk menjaga kestabilan harga
rendah dan menjaga barang dagangan dapat di jangkau pada konsumen utama. Meskipun
kompetisi terus meningkat selama tahun 2000, strategi perusahaan yang menawarkan barang
dagangan bernilai murah dan dapat di jangkau mendukung dominasi Ramayana atas kelas
menegah dan bawah. Di lain pihak, banyak pesaing lokal yang masih berjuang melawan efek
resesi ekonomi, sedangkan pesaing asing memfokuskan diri pada konsume evel menegah dan
atas.
Bpk. Adriyanto
MCD SDM
Kepala Kasir
Kepala Counter (M1) Kepala Counter (M2) Kepala Counter (M3) Kepala Counter (M4)
E.
Ibu. Sukris Bpk. Ibnu Ibu. Siti Nuryani Ibu. Sri
Penerapan
In-store Promotion
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN PEMBAHASAN
1. Grouping Barang
Groupimg atau pengelompokan barang ini sangatlah penting karena itu akan tercermin
dalam proses display dan dirasakan langsung oleh customer. Di samping itu,
pengelompokan yang benar akan mempermudah cara kerja karyawan toko itu sendiri.
Kesalahan dalam grouping akan bermuara pada kesulitan konsumen dalam memilih
produk dan bisa mengakibatkan turunnya penjualan
Minat konsumen yang cukup tinggi telah diciptakan dengan penempatan barang yang
tepat di tunjang dengan suasana yang menyenangkan didalam toko saja tidaklah cukup.
Masih ada hal yang harus di fikirkan yaitu karyawan yang kompeten. Untuk itu,
karyawan perlu di bekali sejumlah pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan, salah
satunya adalah pengetahuan karayawan tentang produk. Product knowledge
(pengetahuan barang) merupakan pengetahuan tentang barang, hal itu harus dikuasai
oleh semua karyawan karena dengan menguasai barang, maka bisa dilakukan seleksi
13
Tabel : 1
Sarung tanagan
T-shirt pendek
Underwear
Underwear
Susu
Biskuit
15
Tabel : 2
2. Barcode
Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam putih dengan
ketebalan yang berbeda untuk menyimpan data-data spesifik. Barcode
pertama kali di temukan oleh dua orang mahsiswa Drexel Institute of
Technology Berdard Silver dan Norman Joseph Woodland di tahun 1948.
b. Label harga
Dalam dunia perniagaan, apabila barangnya berupa komoditas, label
harga secara kasar berarti ongkos produksi + ongkos distribusi + margin
keuntungan. Secara garis besar sistem labeling adalah identifikasi pada
produk yang dijual (SKU) atau PLUS, salah satunya adalah shelfing (price
tag) yang menempel di serak.
Jenis-jenis label :
- Label Putih = Harga normal
- Label Kuning = Harga spesial
- Label Oren = Barang discount 50%
- Label Hijau = Barang MO grup
020013006
020013006 ––
1372156
1372156
- Artikel
- Barcode 07977550
07977550
Stok opname adalah kegiata mendata stok fisik barang dagang di dalam perusahaan,
sebagai internal toko perusahaan. Stok opname diperlukan sebagai tindakan internal
kontrol perusahaan untuk mengetahui kesesuaian antara pencatatan pada persediaan
barang dagang dengan jumlah dagang dengan jumlah fisik di gudang. Tujuan dari stok
opname adalah untuk menengetahui kebenaran catatan dan pembukuan perusahaan, yang
mana termasuk salah satu fungsi untuk Sistem Pengendaliaan Intern (SPI). Melalui
kegiatan ini maka akan diketeahui keadaan yang terjadi antara catatan pembukuan dan
18
fisik yang ada. Untuk menjalankan stok opname, dibutuhkan sebuah tim yaitu tim
penghitung dan tim input.
a. Tahap Awal
Tahap ini biasanya dilakukan jauh-jauh hari, sekitar satu minggu sebelum proses stok
opname. Di tahap ini, komunikasi akan lebih banyak dilakukan dengan orang gudang.
Yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain :
1. Menginstrusikan bagian gudang untuk menyiapakan tag/stiker yang digunakan
untuk memberi tanda stok yang telah dihitung nantinya pada saat stok opname.
2. Menginstrusikan orang gudang untuk merapikan stok dengan menatanya sesuai
kode dan jenis barang, sehingga pada saat melakuakn stok opname tidak terjadi
kerancuan karena masalah lokasi barang yang tidak beraturan.
3. Menginstrusikan bagaian gudang untuk melengkapi stok gudang dengan barcode
yang sesuai dengan program. Jadi setiap barang yang ada di gudang harus
dilengkapi dengan kode barang, ini untuk memudahkan tim penghitung pada saat
dilakukannya stok opname.
c. Tahap Persiapan
Pada tahap ini artinya hari pelaksanaan stok opname sudah mendekati hari H. Tahap
persiapan ini biasanya dilakukan pada H-1. Hal yang perlu dilakuakan pada tahap ini
antara lain :
1. Memanggil semua tim untuk melakuakan briefing terkait pelaksanaan stok
opname. Disini perlu dijelaskan mengenai tugas masing-masing orang yang akan
terlibat dalam proses stok opname.
2. Menginstrusikan bagian gudang untuk melengkapi inputan terkait mutasi barang
sampai jam tutup operasional pada H-1.
3. Menginstrusikan bagian gudang untuk menghentikan mutasi barang terhitung
sejak tutupnya barang operasional sampai dengan selesainya proses stok opname.
d. Tahap Stok opname
Tahap ini adalah hari dimana stok opname dilakukan. Hal yang harus dilakukan pada
langkah ini adalah :
1. Memastikan kembali bahwa semua transaksi terkait stok sudah ter-input semua ke
program.
2. Setelah semua stok sudah ter-input ke program, print semua stok dari program
sebagai pedoman stok. Hasil print ini kemudian dibagikan kepada bagian
accounting di masing-masing tim stok opname. Usahakan yang menerima hasil
print bukanlah orang gudang, karena orang gudang tidak boleh tahu stok versi
program pada saat melakukan penghitungan.
3. Proses stok opname mulai berjalan, setiap stok yang sudah dihitung diberi
tag/stiker agar tidak terjadi dobel penghitungan.
4. Setiap lembar stok yang telah penuh diisi dengan hasil opname diserahkan
kebagian tim input untuk mulai disalin ke excel terlebih dahulu. Format excel
yang digunakan ini harus bisa menunjukan perbandingan stok versi program
19
dengan hasil stok opname, sehingga bisa diketahui stok mana saja yang terjadi
selisih.
5. Kemudian setelah proses stok opname selesai, yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah melakukan pengecekan ulang atas stok yang selisih. Apakah terjadi salah
hitung atau memang terjadi selisih atas stok.
6. Setelah semua proses selesai maka hasil stok opname tersebut diserahkan
kabagian accounting untuk dilakukan adjustment stock atau penyesuaian
persediaan ke program.
4. Target Penjulan
Dalam sebuah perusahaan, tentunya harus memiliki sebuah target yang ingin dicapai.
Target inilah yang pada akhirnya akan disebut target penjualan. Target penjualan pada
umunya akan di tentuakan pada masa awal seorang pengusaha akan membangun
bisnisnya. Menentukan target penjualan merupakan sebuah pekerjaan yang susah-susah
gampang meskipun target penjualan bisa dilakukan dengan cara yang bebas namun
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi agar target penjualan tidak sampai jadi bumerang
bagi perusahaan itu sendiri.
Target penjualan barang dan rupiah menjadi salah satu jenis target penjualan yang
pertama kali dalam setiap perusahaan, seorang pengusaha pasti akan memiliki harapan
agar barang yang dijual akan laku. Target penjualan ini biasanya akan dihitung
terhadap kesuksesan dari seorang pramuniaga atau sales dari banyaknya barang yang
berhasil dijual atau dari banyaknya rupiah yang berhasil mereka dapatkan. Jika
pendapatannya bisa mencapai target atau bahkan mampu melebihi target tersebut,
maka pramuniaga atau sales tersebut telah berhasil memenuhi target penjualan.
Sebaliknya, jika seorang pramuniaga atau sales tidak bisa mencapai dari target yang di
tentukan, maka pramuniaga atau sales tersebut telah gagal mencapi target penjualan.
Target penjualan juga dapat dipahami sebagai sebuah target perusahaan dalam
mendistribusikan produk. Apabila persentase dari permintaan barang ke sebuah outlet
naik maka itu berarti target penjualanya sudah tercapai. Selain itu, target penjualan ini
dapat juga dikatakan berhasil apabila persentase dari jumlah outlet yang menjadi
distributor semakin bertambah banyak.
3. Target promosi
20
Omset penjualan
Omset adalah nilai total dari sebuah produk yang dijual. Jadi istilah omset inilah yang
juga dapat dikatakan sebagai pendapatan kotor alias masih belum dikurangi biaya,
modal, seperti biaya produksi, gaji pegawai dan sebagainya. Dengan begitu, meski
nilai omset sebuah perusahaan seringkali dijadikan patokan untuk menilai skala besar
kecilmya perusahaan tersebut, namun sebetulnya angka yang disebutkan iu belum
mencerminkan keuntungan bersih yang mampu didapatkan. Contoh gambar omset
penjualan bulan februari lalu di Ramayana (R127).
5. Retur
Barang
Retur adalah pengembalian produk yang (expire date ), kemasan rusak dan over stock
kepada supplier atau agen yang memiliki barang tersebut.
Proses retur ada dua yaitu dengan cara potong nota dan tukar guling.
a. Potong nota, yaitu tagihan atau keseluruhan harga barang tersebut dikurang dengan jumlah
harga barang yang di retur
b. Tukar guling, yaitu barang
retur di tukarkan dengan
barang yang baru dengan
jenis barang yang sama dan
jumlah unit yang sama.
21
6. Melayani Customer/Pelanggan
7. Menata Produk
Tujuan Display
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA