Pusat Perbelanjaan
Pendahuluan
(Pengertian dan Sistem)
Shoping center: area tertentu yang terdiri atas satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara
vertikal maupun horisontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri
untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.
Di dalamnya terdapat beberapa toko modern
Bentuk: Mall, Plaza/Square, Pertokoan, Pusat Perdagangan (Trade Center)
Pendirian: Ijin (IUPP dan Bangunan/IMB, kelaikan fungsi)
Perlu FS/HBU agar keuntungan maksimal.
Keuntungan:
Perputaran Usaha
Kenaikan nilai tanah / bangunan
Pendahuluan
(Pengertian dan Sistem)
Keberhasilan Pusat perbelanjaan terkait sirkulasi yang baik , tidak
terjadi kerumitan, pengunjung tidak hanya terkonsentrasi pada salah
satu bagian/bangunan, tetapi terjadi merata disetiap ruang
bangunan.
Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan:
Sistem banyak koridor
Sistem Palza/Square
Sistem Mall
Sistem Sirkulasi: Banyak Koridor
Mall
Plaza/Square
Pertokoan
Pusat perdagangan/ Trade Center
Pusat Perbelanjaan
Luas Area yang dilayani
Regional Shopping Centers Luas areal antara 27.870-92.900 m2 , terdiri dari dua
atau lebih bangunan yang seukuran dengan departement store. Skala pelayanan
antara 150.000-400.000 penduduk, terletak pada lokasi yang strategis, tergabung
dengan lokasi perkantoran, rekreasi, dan seni.
Community Shopping Center Luas areal antara 9.290-23.225 m2 , terdiri atas junior
departement store, super market dengan jangkauan pelayanan antara 40.000-
150.000 penduduk, terletak pada lokasi yang mendekati pusat-pusat kota (wilayah).
Neigbourhood Shopping Center Luas areal anrata 2.720-9.290 m2 , jangkauan
pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk. Unit terbesar berbentuk supermarket,
berada pada suatu lingkungan tertentu.
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Mall
Sebuah tempat jalan-jalan umum, merupakan sekumpulan sistem
dengan belokan-belokan yang dirancang khusus untuk pejalan kaki
Jalan pada area pusat usaha terpisah dari lalu lintas umum namun
terdapat akses fasilitas pagi pejalan kaki: duduk, santai, dekoratif
mendukun kenyamanan dan suasana
Sistem tata ruang yang diterapkan pada pusat perbelanjaan
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Mall
Urban Land Institute, Shopping mall adalah:
“ Kelompok kesatuan komersial yang dibangun pada sebuah lokasi yang
direncanakan, dimulai dan diatur menjadi sebuah unit operasi, berhubungan
dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit tersebut.”
Penyedian lahan parkir
Konsep mall pada pusat perbelanjaan mall: penghubung, pengontrol,
pengorganisir unit ritel serta pengidentifikasi area/memberi kejelasan orientasi
Contoh Mall Ciputra, Mall Ambassador
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Plaza/Square
Plaza ruang publik terbuka, minimal satu bangunan menyertainya,
kadang bahkan dikelilingi bangunan lain
Bahasa Spanyol mirip dengan arti city, Town square (inggris),
Piazza (Italia), Place (Prancis)
Amerika Latin: Kota kolonial dibangun di dekat Plaza de armas
dikelilingi istina gubernur dan katedral
Plaza sebagai tempat berkumpul dan penempatan/parade pasukan
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Plaza/Square
Sistem plaza diadopsi dalam pusat perbelanjaan, namun terdapat
pergeseran tanpa tersedia area publik terbuka (embel2 plaza
semata).
Konsep Plaza/square ada yang dikombinasikan dengan konsep mall
sehingga menjadi kawasan belanja dalam gedung dengan lahan
tengah (plaza/square) yg cukup luas .
Plaza sebagai penampung berbagai kegiatan non reguler: lomba,
peragaan busana, musik.
Contoh : Cilandak Town Square, Cibubur Square, Malang Town
Square
TUNJUNGAN PLAZA
Mall dan Plaza/Square
Pusat belanja komunitas Pusat belanja
Regional/Superregional
Tedapat penyewa utama, pasar swalayan, Terdapat penyewa utama diletakkan
toko-toko eceran dan dan jasa lainnya strategis, dengan peraga aktraktif di jalur-
jalur mall
Keberagaman penyewa : 20% pasar
swlayan, 30% perdagangannbarang 50% toko-toko barang umum, 15% paran
umum, 25% busana, sepatu, fashion, pengecer sandang dan sepatu, 10%
sisanya jasa dan perdagangan lain. barang jadi, 25% jasa terkait
Toko-toko berderet disekeliling pusat Desain gedung disekeliling mall dengan
area penyewa utama di ujung-ujungnya
Biasanya terdapat auditorium (pertemuan
komunitas) gedung bioskop dan hiburan
Toko obat (kimia) lokasi khusus (dekat
parkir), furniture di pintu masuk utama,
peraga di lantai basement
Lokasi penjualan berdasarkan
pengelompokan barang
Mall dan Plaza/Square
Pusat belanja komunitas Pusat belanja
Regional/Superregional
Manajemen Pengelolaan
Manajemen Pengelolaan
Menggunakan jasa profesional:
Memerlukan manajer purna waktu
penyewaan (seleksi) penyewa nasional
maupun pengecer, supervi si (setiap saat)
pemeliharaan dan satuan pengaman Mencari penyewa baru,
Masa kontrak panjang: 15 sd 20 tahun memperpanjang kontrak, mengawasi
(penyewa utama), Penyewa lokal 5 operasi sehari hari
tahun, Tim teknisi pemeliharaan tersedia
Perpanjangan didasarkan pada right of setiap saat
first refusal Terdapat asosiasi penjual
Klusula pembatalan kontrak : penyewa
belum teruji ( saat volume bisnis tidak
memenuhi harapan)
Mall dan Plaza/Square
Busat belanja komunitas
Manajemen Pengelolaan
Tambahan biaya area bersama
(parkir, jalan umum): dasarnya rasio
luas area penyewa dengan luas
keseluruhan area pusat belanja atau
flat
Manajemen memiliki peran utama:
promosi, melibatkan penyewa secara
langsung, atraksi seni (bahkan diluar
gedung)
Mengaasi perselisihan : Asosiasi
penyewa
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Pertokoan (Strip Store Building)
Pertokoan: Komplek bangunan tersendiri yang terdiri dari gabungan
toko.
Komplek toko/deretan toko yang masing-masing dimiliki dan
dikelola perorangan atau badan hukum.
Berderet di sepanjang sisi jalan
Melayani dan menawarkan berbagai komoditas, untuk masyarakat
sekitar/ sluruh warga kota
Bentuk empat persegi panjang, memungkinkan fleksibilitas yang
besar utk berbagai pemakaian penyewa.
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Pertokoan (Strip Store Building)
Menarik bagi pemodal kecil, pendaan hipotik relatif mudah,
tanggung jawab manajemen relatif kecil.
Memungkinkan desain dan instalasi berbagai kemungkinan
penyewa
Pusat pertokoan: toko-toko yang mengelompok pada satua real
tertentu yang dibangun secara vertikal atau horisontal, yang dikelola
oleh suatu badan hukum atau perseorangan guna memberikan
kemudahan pada pembeli
Contoh Pertokoan: Nagoya Batam, Dika Palembang
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Pertokoan (Strip Store Building)
Manjemen Pengelolaan
Kontrak sewa : jangka panjang / pendek
Ketentuan perpanjangan : kondisi pasar yang berubah-ubah
Pembayaran sewa secara reguler selama masa kontrak (tetap) atau
ditambah dengan prosentase tertentu atas penjualan.
Tergantung kesuksesan penyewa: kontrak sewa meningkat bertahap
saat (penjualan tinggi) atau sebaliknya.
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Pertokoan (Strip Store Building)
Manjemen Pengelolaan
Penanggung pajak
Perbaikan kecil/besar interior atau eksterior (siapa yang
menanggung)
Analisa dana cadangan untuk penggantian
Pertokoan (Strip Store Building)
Bentuk Pusat Perbelanjaan:
Pusat Perdagangan: Trade Center
Kawasan pusat jual beli barang, sandang, pangan, kebutuhan sehari-
hari, kebutuhan rumah tangga, alat-alat kesehatan, dan lain2, yang
didukung sarana yang lengkap.
Penjualan grosir atau eceran
Dimiliki perseorangan/ badan hukum
Sistem Plaza sering dipakai dalam trade center menggunakan sistem
jual, ritelnya kecil.
Contoh: Pulogadung trade center, Kelapa Gading Trade center
Pusat Perdagangan: Trade Center
DUTA MERLIN
Membeli dan Memilih :
Ritel di Pusat Perdagangan
Akses transportasi: 24 jam, umum dan pribadi
Kawasan bisnis dan sudah dikenal
Hindari trade center yang bertumpuk (fokus pada
wilayah/bagian tertentu).
Perhatikan kawasan pinggiran kota
Bentuk Lain: Factory Outlet