Anda di halaman 1dari 16

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ARSITEKTUR

ENTERTAINMENT CENTER DI SALATIGA


Penekanan desain Arsitektur Modern

diajukan oleh :

OPIK SADURROFIK (5101417002)


WILLI ARDIAN (5101417046)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di kota-kota besar maupun kota-kota yang sedang berkembang, dimana waktu banyak
digunakan untuk bekerja dan bekerja. Hal tersebut secara tidak sadar telah menyebabkan
kejenuhan-kejenuhan dan meningkatkan kadar stress pada manusia. Agar kualitas kerja tetap
terjaga dibutuhkan fasilitas hiburan yang tersedia untuk mengakomodasi kesenangan mereka
dalam menikmati hidup.

Kota Salatiga merupakan kota yang berada di jalan negara yang menghubungkan antara
Semarang dengan Surakarta, dengan kepadatan penduduk yang terus bertambah, serta keadaan
ekonomi Kota salatiga yang berkembang cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan
bertambahnya fasilitasfasilitas perdagangan dan perekonomian di Salatiga, seperti Bangunan
Kantor Sewa, Pusat Perdagangan, Kawasan Industri, dan berkembangnya jalur transportasi
perdagangan serta bertambahnya jumlah wisatawan yang datang dan menginap di Salatiga.
.Oleh sebab itu Salatiga membutuhkan penyediaan fasilitas-fasilitas dalam kota, yang salah
satunya adalah fasilitas hiburan, dimana melalui fasilitas hiburan tersebut, masyarakat Kota
Salatiga dapat melepaskan diri dari tuntutan rutinitas keseharian mereka.

Dibeberapa kota besar di Indonesia sendiri telah berkembang suatu fenomena konsep
arsitektur baru, yaitu entertaintment center yang merupakan perpaduan antara fasilitas-fasilitas
entertaint ( hiburan ) yang dikemas dalam satu wadah, sebagai contoh yaitu Plaza Indonesia
dan Senayan City Mall. Pembuatan arena hiburan yang terpusat akan sangat menguntungkan
karena :

a Kemudahan dalam mendapatkan hiburan (bagi pengguna) karena fasilitas yang tersedia
sudah relatif lengkap walau dalam satu tempat.
b Kecenderungan masyarakat kota sebagai pengguna menuju ke daerah pusat kegiatan
kota untuk mencari hiburan. Dengan demikian dengan adanya fasilitas hiburan ini,
maka diharapkan konsumen akan lebih dapat menikmatinya sebagai fasilitas hiburan
yang menyenangkan, sehingga dapat ramai didatangi pengunjung.
1.2. Permasalahan

 Umum
o Bagaimana membangun entertainment center yang mampu menarik masyarakat
kota maupun luar kota.
 Khusus
o Bagaimana membangun entertainment center sesuai tema yang telah disepakati
o Bagaimana membangun ruang entertainment center yang cukup di lahan yang
terbatas.
o Bagaimana cara menarik perhatian masyarakat dengan tema arsitektur modern

1.3. Tujuan

1. Menjadikan Mall pertama di salatiga


2. Menjadikan pusat hiburan di Kota Salatiga

1.4. Ruang Lingkup

a Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Entertainment Center dan


termasuk dalam kategori bangunan tunggal berserta perancangan tapak lingkungan
sekitar.
b Ruang Lingkup Spasial Secara administratif, rencana tapak yang akan dipakai adalah
berada di kota Salatiga.

1.5. Metode Pembahasan

Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan


dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara :

1. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan
langsung di lokasi.
2. Studi Literatur
Studi literatur yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan dan perancangan.
3. Wawancara
Wawancara yaitu dialog langsung dengan baik pelaku aktifitas maupun pengelola.
Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan topik.

1.6. Lokasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Entertainment Center

2.1.1 Definisi Entertainment Center

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991, hiburan (Entertainment)


adalah sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati atau untuk melupakan
kesedihan.
Menurut kamus Webster, Entertainment isamusement or pleasure that comes
from watching a performer, playing a game, etc. Entertainment adalah hiburan atau
kesenangan yang didapatkan dari menonton penyaji hiburan, bermain game, dan
lainnya.
Menurut Wikipedia, Entertainment adalah sebuah bentuk aktivitas yang
mengundang perhatian dan ketertarikan audiensi, atau aktivitas yang dapat
memberikan kesenangan. Dapat berupa sebuah ide atau tugas, namun lebih
mengarah pada aktivitas atau kejadian yang dikembangkan lebih dari ribuan tahun
yang ditujukan untuk mendapatkan perhatian audiens. Pada umumnya aktivitas
tersebut dapat berupa musik, film, opera, drama ataupun berupa permainan
bahkan olahraga.
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan Entertainment Center adalah pusat
kegiatan hiburan yang berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan
memiliki jalur pedestriandiantara toko-toko/retail-retail yang saling berhadapan
dengan Tenant utamanya adalah fasilitas hiburan, permainan atau bahkan olahraga,
bukan Department Store atau Hypermarket seperti Shopping Mall.

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Entertainment Center


Contoh Shopping Mall tertua yang pernah ada yaitu Trajan’s Shopping Center
di Roma kuno. Trajan’s Market ini dibangun sekitar 100 – 110 setelah masehi oleh
Apollodorus of Damascus, dan menjadi Shopping Center tertua di dunia yang mana
saat ini kita sebut Shopping Mall.
Kemudian The Grand Bazaar di Istanbul dibangun pada abad ke 15 dan sampai
saatini masih menjadi Shopping Center tertutup yang terluas di dunia dengan lebih
dari 58 jalan dan 4000 toko. Bangunan lain yang disebut sebagai perintis apa yang
sekarang kita kenal dengan Shopping Mall adalah Al Hamidah Souq, di Damaskus,
Syria.
Mall indoor pertama di Amerika Serikat adalah Lake View Store di Morgan
Park, Duluth, Minnesota, yang dibangun pada 1915 dan menggelar Grand Opening
nya pada 20 Juli 1916. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai. Semua toko berada di dalam
interior mall. Beberapa took dapat di akses dari dalam maupun dari luar.
Bangunan mall yang full tertutup tidak muncul sampai pada pertengahan 1950.
Salah satu yang pertama adalah Vallet Fair Shopping Center di Appleton, Wisconsin,
yang dibuka pada Maret 1955. Valley Fair memiliki fitur-fitur modern pada masa
nya termasuk area parker yang luas, Anchor Stores (retail utama), dan restoran. Ide
tentang Kompek perbelanjaan yang tertutup penuh dengan skala regional dicetuskan
oleh arsitek kelahiran Australia, Victor Gruen pada tahun 1956. Generasi baru pusat
perbelanjaan skala regional dimulai dari Southdale Center, yang didesain oleh
Gruen. Karena disebut sebagai pencetus konsep mall dalam bentuk tersebut, Gruen
medapatkan predikat Arsitek paling berpengaruh di abad 20.

2.1.3 Tipologi dan Jenis Entertainment center


2.1.3.1 Tipologi Entertainment center
The International Council of Shopping Centers mengklasifikasikan
beberapa tipe entertainment center, dalam hal ini definisi nya identik dengan mall
dan dibagi menjadi 8 tipe, yaitu :
1. Neighborhood Mall
Neighborhood Mall adalah mall dengan skala kecil yang menyajikan kebutuhan
rumah tangga. Biasanya berisi supermarket atau toko obat sebagai retail utama
nya. Biasanya memiliki luas 2.500 m2 sampai 14.000 m2
2. Community Mall
Community Mall lebih besar daripada Neighborhood Mall, dan menawarkan
barang-barang kebutuhan yang lebih banyak. Biasanya memiliki dua anchor
yang lebih besar juga daripada Neighborhood Mall. Konfigurasi nya dapat
berupa satu garis, bentuk L atau U. Memiiki luas sekitar 9.000 m2 sampai
32.500 m2
3. Regional Center
Adalah Shopping Mall yang didesain untuk area yang lebih luas daripada
Shopping Mall konvensional. Biasanya area yang dapat disewakan berukuran
74.000 m2 dengan dua anchor utama dan menawarkan barang-barang
kebutuhan yang lebih banyak pilihan. Regional Mall juga dapat sebagai penarik
wisatawan di area liburan.
4. Superregional Center
Adalah Shopping Mall dengan area yang dapat disewakan sekitar 74.000 m2, 3
atau lebih anchor, dengan lebih banyak variasi barang-barang diperdagangkan.
5. Fashion Center
Mall jenis biasanya hanya berisi barang-barang fashion dengan luas sekitar
23.000 m2
6. Power Center
Power Center adalah mall yang secara eksklusif berisi beberapa retail raksasa
sebagai anchor mereka. Biasanya berukuran 23.000 m2.
7. Festival Center
Mall jenis ini mempersatukan tema arsitektur dengan toko-toko individu
menjadi satu kesatuan yang biasanya terdapat di kawasan urban yang melayani
para turis.
8. Outlet Center
Outlet Mall adalah tipe mall yang mana pabrikan menjual produk mereka
langsung ke public melalui toko mereka sendiri

2.1.3.2 Jenis building (Entertainment Center)


Rubenstein dalam bukunya Central City Mall (1992), mengklasifikasikan
enis mall sebagai berikut :
1. Open building (bangunan terbuka)
Yaitu bangunan tanpa pelingkup. Keuntungannya adalah kesan luas dan
perencanaan teknis yang mudah, sehingga biaya lebih murah. Kerugian berupa
kendala climatic control (berpengaruh terhadap kenyamanan) dan kesan
perwadahan kurang
2. Enclosed Building (bangunan tertutup)
Yaitu bangunan dengan pelingkup atap Keuntungannya adalah dari segi
kenyamanan climatic control. Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang
mahal dan kesan kurang luas.
3. Integrated Building (bangunan terpadu)
Yaitu penggabungan antara bangunan dengan terbuka dan tertutup. Biasanya
berupa bangunan tertutup yang kemudian terdapat bangunan terbuka pada
ujungnya. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasi terhadap keborosan
energi untuk climatic control serta mahalnya pembuatan dan perawatan
bangunan tertutup. bangunan ini juga bertujuan untuk mengkonsentrasikan daya
tampung pengunjung pada bangunan yang tertutup.

2.1.4 Karakteristik Fisik bangunan Entertainment center/ bangunan


Karakteristik fisik sebuah bangunan entertainment center adalah :
a. Pintu Masuk : Tunggal
b. Atrium : Di sepanjang koridor
c. Koridor : Tunggal
d. Lebar koridor : 3-5 meter
e. Lantai : 1-3 lantai
f. Parkir : Mengelilingi bangunan
g. Magnet : Di setiap ujung koridor
h. Jarak antar magnet : 100-200 meter
Prinsip-prinsip entertainment center yang terdapat dalam Time Saver Standard
for Building Types . meliputi:
a. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama
dengan satu atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang
berhubungan dengan koridor utama dan lokasi parkir atau jalan yang
berdekatan.
b. Semua store dan fasilitas berhadapan serta memiliki pintu masuk kearah koridor
baik utama maupun tambahan.
c. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin
berkurangnya lahan bagi suatu bangunan Entertainment center, maka dapat
disediakan bangunan parkir bertingkat (double decked) atau basement.
d. Entertainment center dapat bersifat:
o Terbuka, dengan pelindung terhadap cuaca yang semata-mata berupa
kanopi yang menerus disepanjang bagian depan pertokoan.
o Tertutup penuh pada bagian atas tetapi tetap terbuka pada bagian awal dan
akhir bangunan.
o Tertutup penuh dengan membutuhkan sistem pengkondisian udara buatan,
sering disebut dengan EMAG (Enclosed Mall Air Conditioned).
e. Arah pergerakan pengunjung harus melewati bagian depan dan pertokoan.

2.1.4.1. Penataan ( Lay-out) Entertainment center


Penataan shopping mall yang dimaksud disini adalah penempatan elemet-
elemen shopping mall, seperti magnet primer, magnet sekunder dan koridor.
a) Bentuk Linier
b) Bentuk L
c) Bentuk U (setengah lingkaran)
d) Bentuk gabungan

2.1.4.2. Elemen- elemen dalam Entertainment Center / Mall


Elemen-elemen dalam Mall menurut Bednar (1990), adalah :
a. Magnet Primer (Anchor)
Anchor merupakan transformasi dari node kota yang berfungsi sebagai titik
konsentrasi, dan dapat pula menjadi landmark. Implementasinya dapat berupa
Plaza atau Court yang akan menjadi daya tarik utama pada mall. Konsep
penataan ruang pada mall umumya berupa linear ataupun setengah lingkaran.
Pada bentuk linear diperlukan dua buah
b. Magnet Sekunder
Magnet sekunder merupakan transformasi dari distrik kota. Perwujudannya
dapat berupa toko-toko pengecer maupun fasilitas-fasilitas lainnya. Penempatan
toko erat kaitannya dengan anchor sebagai daya tarik utama dalam mall
tersebut, sehingga pengunjung harus melewati toko-toko kecil sebelum
mencapai anchor tenant yang biasanya berupa supermarket, atau Cineplex.
c. Koridor
Merupakan transformasi dari path yang pada implementasinya berupa jalur
untuk pejalan kaki yang menghubungan antara anchor-anchor yang ada. Ada
dua macam koridor, yaitu koridor utama (primer) dan koridor tambahan
(sekunder). Koridor utama merupakan orientasi dari toko-toko atau fasilitas-
fasilitas yang ada di sepanjang koridor, sedangkan koridor tambahan merupakan
koridor yang terletak pada perpanjangan koridor utama yang memudahkan
pencapaian dari area parkir dan mempersingkat jarak entrance bila terjadi
keadaan darurat. Lebar koridor utama sekitar 15 meter sedangkan koridor
tambahan lebarnya 6 meter.
d. Atrium
Merupakan ruang kosong yang diapit oleh lapisan-lapisan lantai yang ada
disekelilingnya, dengan ketinggian minimal dua lantai atau lebih yang
mendapat pencahayaan alami di siang hari dan menjadi pusat orientasi
bangunan serta berfungsi sebagai daya tarik dalam perancangan ruang dalam
maupun ruang luar bangunan tersebut. Berdasarkan penutup atrium tersebut
dapat dibedakan menjadi:
- Vault skylight (bentuk lengkung atau setengah lingkaran)
- Pyramid or dome (bentuk pyramid atau kubah)
- Glazed wall (bentuk dinding kaca)
- Multiple linear skylight (bentuk berupa atrium linear)
- Multipleunits skylight (bentuk dengan beberapa unit atrium)
e. Street Furniture
Merupakan elemen yang berfungsi untuk melengkapi keberadaan suatu jalan.
Dalam perencanaan mall, pohon berintegrasi dengan elemen desain lainnya.
Pohon digunakan untuk menimbulkan kesan asri pada pedestrian serta
menambah kesejukan bangunan. Street furniture yang sering dipakai dalam
Entertainment center antara lain:
 Lampu penerangan atau lampu hias
 Sculpture
 Tempat duduk (sitting group)
 air mancur
 Pot tanaman
 Tempat sampah
2.1.5 Fasilitas
Entertainment center adalah bangunan yang memiliki Tenant utama fasilitas
yang bersifat Entertainment. Fasilitas Entertainment yang nantinya akan menjadi
Tenant utama di Entertainment center di Semarang ini antara lain :
a. Bioskop (XXI)
XXI adalah jaringan bioskop dengan konsep baru untuk memberikan pengalaman
yang berbeda saat menonton film. Hadir dengan minimal 8 layar (untuk XXI) dan
4 layar (untuk blitztheater) di setiap lokasi bioskop. Jumlah layar yang banyak
tersebut memberikan kesempatan untuk menonton berbagai macam genre film,
bukan hanya film-film Hollywood, namun juga Film Festival, Arthouse, Animasi
dan berbagai film yang berasal dari seluruh dunia dengan berbagai bahasa.
XXI menghadirkan teknologi dan feature-feature baru yang unik, seperti
teknologi 4DX (water,scent, motion, light) yang memberikan sensasi seakan
berada di film itu sendiri. Teknologi lainnya , seperti RealD 3D dan THX, juga
menjadi kelebihan yang mendukung pengalaman menonton lebih seru.
Dengan belum adanya XXI di Kota Semarang dan masih sedikit nya jumlah
bioskop di Kota Semarang yang hanya terdapat di tiga lokasi, menjadikan hal-hal
tersebut menjadi potensi untuk menghadirkan XXI di Entertainment Center di
Kota Semarang.
b. Game Center (Amazone)
Amazone adalah pusat hiburan keluarga yang lahir dengan luas area terbesar dan
dengan variasi permainan terlengkap di Indonesia. Sejak berdiri pada bulan
Agustus tahun 2001 sampai dengan saat ini, Amazone telah memiliki kurang lebih
68 outlet yang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia. Dengan mesin
permainan yang lengkap mulai dari Sport , Family, Racing, Kidz dan yang
lainnya. Dari 68 outlet yang sudah didirikan Amazone,belum ada yang didirikan
di Kota Semarang. Ini merupakan sebuah potensi untuk menghadirkan Amazone
di Entertainment Mall di Kota Semarang.
c. Fasilitas Olahraga
Olahraga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan entertainment. Beberapa
fasilitas olahraga dapat dihadirkan di dalam mall seperti Fitness Center (Celebrity
Fitness), olahraga billiard. Dengan dibangunnya fasilitas olahraga di
Entertainment center ini, maka masyarakat kota Semarang dapat memiliki pilihan
yang lebih banyak untuk menikmati fasilitas olahraga.
d. Food Court
Adanya sebuah Food court di sebuah mall merupakan hal yang pasti. Food Court
yang akan dihadirkan adalah Food court idependent. Adanya food court
independent di Kota Semarang dapat menambah variasi tempat makan di Kota
Semarang, yang berarti menjadi sebuah potensi untuk mendatangkan banyak
pengunjung.
Di Samping beberapa Fasilitas utama tersebut, nantinya akan terdapat retail-retail
yang lebih menitikberatkan pada produk pakaian atau fashion dan gadget.

2.1.6 Analisa Pengunjung


Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas.
Pengunjung dapat dibedakan menjadi dua macam:
- Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja, makan dan berekreasi
- Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi
2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan
fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan
tersebut dinyatakan dalam system sewa.
3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang
mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi entertainment
center agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan dari bangunan
itu sendiri.

2.1.7 Analisa Aktivitas


Berdasarkan pengelompokan individu di atas, maka kegiatan yang ada di dalam
Entertainment center dapat dibagi menjadi :
1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya
terdapat kegiatan paling pokok dalam entertainment center, yaitu menikmati
fasilitas yang ada dan individu yang terlibat adalah pengunjung serta penyewa.
Aktivitas rekreasi dalam entertainment center dimasukkan pula dalam kelompok
aktivitas ini, mengingat dalam kegiatan rekreasi juga merupakan unsur yang
penting.
2. Kelompok Kegiatan Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung
fungsi entertainment center sebagai bangunan komersil. Dalam kata lain,
kelompok aktivitas inilah yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang terkait
dalam mall
3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung
fungsi utama bangunan yang bersifat pelengkap.
4. Kelompok Aktivitas Servis, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi sebagai
servis atau pelayanan terhadap individu-individu yang ada di dalam entertainment
center
5. Kelompok Aktivitas Penunjang, yaitu kelompok aktivitas yang berfungsi
mendukung aktivitas yang ada. Kelompok aktivitas ini antara lain mencakup
parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat dan pemeliharaan.
2.2 Tinjauan Green Architecture
2.2.1 Pengertian Green Architecture
Menurut Ken Yeang, Arsitektur Hijau (Green Architecture) adalah Arsitektur
yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi
lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energy (energy-efficient),
pola berkelanjuta (sustainable) dan pendekatan holistic (holistic approach). Bertitik
tolak dari pemikiran desain ekologi yang menekankan pada saling ketergantungan
(interdependencies) dan keterkaitan (interconncectedness) antara semua sistem
(artifisial maupun natural) dengan lingkugan lokal dan biosfernya. Credo form
follow energy diperluas menjadi form follow environment yang berdasarkan pada
prinsip recycle, reuse, reconfigure.

2.2.2 Prinsip-prinsip Green Architecture


Menurut Benda dan Robert Vale, dalam buku Green Architecture Design for
Sustainable Future :
1. Hemat Energi/Conserving Energy : pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin
memaksimalkan energy alam sekitar lokasi bangunan).
2. Memperhatikan kondisi iklim /working with climate : Mendesain bangunan
harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak, dan sumber energy yang
ada.
3. Meminimizing new resource : mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan
sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak tidk habis dan
dapat digunakan di masa mendatang. Penggunaan material bangunan yang tidak
berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan
tersebut/respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai
merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika bangunan itu sudah tidak terpakai,
tapak aslinya masih ada dan tidak berubah. (tidak merusak lingkungan yang ada).
5. Merespon keadaan tapak dari bangunan/respect for user : dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi
semua kebutuhannya.
6. Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara
keseluruhan/Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan
sesuai kebutuhan bangunan kita.
Berikut adalah beberapa sistem dan elemn terapan yang dapat diaplikasikan dalam
bangunan untuk mendukung konsep arsitektur hijau :
 Optimalisasi Vegetasi
Unsur hijau tidsk hanya pada lansekap saja tetapi juga dalam bangunan, seperti
pemberian roof garde/vertical garden, pemberian vegetasi rambat pada dinding
bangunan dan lain sebagainya.
 Solar Shading
Pengontrolan terhadap panas matahari dapat dilakukan dengan penggunaan
solar shading yang akan menghalau sinar matahari langsung masuk ke bangunan
serta memberikan pembayangan yang dapat mengurangi panas.
 BIPV (Building Intergrated Photovoltaic)
Photovoltaic yang juga sering disebut sebagai solar-cell-panel adalah merupakan
piranti elektronik yang mampu mengubah energy sinar matahari menjadi energy
listrik secara langsung. PV (Photovoltaic) terdiri dari 2 layer semi-konduktor
yang memiliki karakteristik elektrik yang berbeda, sehingga saat terkena sinar
matahari terjadi beda potensial antara keduanya dan menimbulkan aliran listrik.
 Natural Ventilation
Merupakan sistem pengoptimalisasian penghawaaan dengan metode pengaliran
udara yang terencana dengan baik.
 Greenwater dan Rainwater Recycling
Keuntungan greywater recycling diantaranya adalah mengurangi penggunaan
freshwater, mengurangi getaran dan bunyi pada septic tank atau pada treatment
palnt, pertumbuhan tanaman, menjaga kesuburan tanah, serta mengisi air tanah.
Elemen greywater recycling diantaranya yaitu :
- Sumber greywater : air buangan mesin cuci, shower, bathub, washtafel.
- Pipa pengumpul : pipa yang membawa kumpulan greywater dari dalam
bangunan ke luar (biasanya dibawa menuju tangka bawah tanah).
- Tangka Pengoperasi, penyaring dan pompa : elemen kompleks yang
membantu pendistribusian menjadi lebih mudah.
- Pipa distribusi : pipa yang membawa greywater dari luar bangunan (tangka
bawah tanah) menuju lokasi penerimaan.
Lokasi penerimaan : kebun/tanaman (irigasi), toilet fluishing (indoor reuse).
Pada dasarnya, sistem kerja utilitas daur ulang dan pemurnian air hujan grey
water adalah seperti pada diagram berikut (sumber : www.iaacblog.com) :
1. Grey Water Tank for Biological 10. Domestic Water Supply
treatment (900 liters) 11. Submersible Pump
2. Grey Water Inflow 12. Biovitor
3. Grey Water Overflow 13. Rainwater Inflow
4. Sewage System 14. Drinking Water Feed
5. Grey Water System Ventilation 15. System Control
6. Ultrafiltration Module/ 16. Soak-away
Sterilisation 17. Rainwater/fresh water overflow
7. Fresh Water Inflow 18. Soak-away Ventilation
8. Rainwater/fresh water tank 2400
liters
9. Ventilations unit
Gambar : Contoh Diagram Pengolahan Grey Water dan Rain Water

Gambar 2 1 Ilustrasi Pengolahan Grey Water dan Rain Water


Sumber : http://www.dwc-water.com/technologies/grey-water-
recycling/index.html

Anda mungkin juga menyukai