Anda di halaman 1dari 24

PAMERAN KARYA SENI RUPA

A. PENGERTIAN PAMERAN

Pameran adalah salah satu cara untuk menampilkan suatu produk kepada masyarakat
umum, baik untuk tujuan bertukar informasi maupun untuk negosiasi perdagangan.
Lalu, sebenarnya apa pengertian pameran dan apa saja jenis-jenisnya?
Pada artikel ini akan dibahas secara ringkas beberapa hal seputar pameran, di
antaranya:

 Penjelasan apa yang dimaksud dengan pameran (exhibition), baik


pengertiannya secara umum maupun menurut para ahli.
 Tujuan dan manfaat pameran secara umum.
 Jenis-jenis pameran.

 
Jika tertarik dengan topik ini, maka kamu harus membaca artikelnya sampai tuntas
agar lebih paham apa itu pameran.
Pengertian Pameran Adalah ???...
Secara etimologis, kata pameran atau eksibisi diadaptasi dari bahasa Inggris
yaitu exhibition. Secara sederhana, eksibisi adalah pertunjukan, peragaan, atau
tontonan.
Secara umum, pengertian pameran adalah suatu kegiatan atau acara di mana satu atau
lebih penjual memamerkan produknya (barang atau jasa) kepada
sekelompok konsumen atau calon pembeli.
Pendapat lain mengatakan, pengertian pameran adalah suatu kegiatan yang
menyajikan karya seni atau produk tertentu untuk dikomunikasikan pada khalayak
sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat secara luas.
Kegiatan pameran memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan acara
lainnya, antara lain;

 Pameran merupakan cara mengkomunikasikan suatu informasi secara


kompleks, intuitif, visual, dan jelas.
 Dalam pameran terjadi komunikasi langsung secara dua arah antara
penyelenggara dengan publik.
 Kegiatan pameran pada umumnya menarik bagi masyarakat umum sehingga
sering digunakan perusahaan sebagai ajang pencitraan kepada publik.
 Pameran merupakan kegiatan publik yang komprehensif berskala besar
sehingga berpotensi menjadi berita.

Pameran merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan sebagai media untuk


menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat dalam bentuk karya seni, budaya,
pendididkan, produk tertentu, dan lainnya.
Dengan kata lain, kegiatan pameran adalah suatu bentuk promosi yang dilakukan
oleh produsen, organisasi, atau perkumpulan tertentu dengan
menampilkan display produk kepada calon pembeli atau relasi.

Pengertian Pameran Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa itu pameran, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:
1. Isabel Briggs Myers
Menurut Isabel Briggs Myers, pengertian pameran adalah suatu aktivitas yang
melibatkan ruangan (galeri), dan memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, ukiran,
gambar foto, dan karya lainnya.
2. Evelina Lidia
Menurut Evelina Lidia, arti pameran adalah suatu kegiatan masyarakat yang dapat
diselenggarakan oleh suatu organisasi independen dan terbuka untuk umum.
3. Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun
Menurut Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun, pameran adalah suatu sarana
pemasaran yang efektif untuk tujuan kampanye, baik itu produk tertentu, sosialisasi
program perusahaan, serta informasi tentang keunggulan suatu produk kepada
masyarakat, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar.
4. Frank William Jefkins
Menurut Frank William Jefkins, pengertian pameran adalah satu-satunya media
pemasaran yang dapat menyentuh semua panca indera manusia (mata, telinga, kulit,
hidung, lidah).
5. Adi Irwanto
Menurut Adi Irwanto, pameran adalah salah satu cara untuk dapat menyajikan sebuah
karya seni secara visual, baik itu karya seni dua dimensi maupun tiga dimensi.
A. TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PAMERAN

Pada dasarnya tujuan utama pameran adalah untuk menampilkan atau


memamerkan suatu produk atau karya seni kepada khalayak serta
mendapatkan opini atau apresiasi dari masyarakat luas terhadap produk atau
karya seni yang dipamerkan. Selain itu, adapun beberapa tujuan pameran
adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Komersial
Kegiatan pameran untuk tujuan komersial adalah suatu aktivitas pameran yang
bertujuan agar karya yang dipamerkan dibeli pengunjung sehingga
penyelenggara pameran memperoleh keuntungan.
Mereka yang terlibat dalam pameran juga dapat menjual produk mereka ke
konsumen yang tepat. Selain itu, perusahaan dapat mengakses konsumen
secara individual dengan efektif dan efisien.

2. Mengumpulkan Informasi
Melalui kegiatan pameran, semua pihak dapat mengumpulkan dan memahami
tren yang sedang berkembang di suatu industri. Dengan begitu, maka pihak-
pihak yang terlibat dalam kegiatan pameran dapat lebih memahami industri
yang menjadi bidang bisnisnya.

3. Tujuan Kemanusiaan
Kegiatan pameran untuk kemanusiaan adalah suatu aktivitas pameran yang
bertujuan untuk kepentingan pelestarian, pembinaan, nilai-nilai, serta
pengembangan hasil karya seni budaya yang ada di masyarakat.
Hasil penjualan karya dalam pameran tersebut disumbangkan untuk tujuan
kemanusiaan, seperti korban bencana, panti asuhan, dan lainnya.

 4.  Tujuan Sosial


Kegiatan pameran untuk tujuan sosial adalah suatu aktivitas pameran yang
bertujuan untuk kepentingan sosial. Dalam hal ini, hasil penjualan tiket
maupun produk dalam pameran akan disumbangkan untuk kepentingan
kegiatan sosial.

Fungsi Pameran
Dalam pelaksanaan pameran terdapat beberapa fungsi yang didapatkan oleh banyak
pihak. Adapun beberapa fungsi pameran adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi
Fungsi pameran yang bermanfaat untuk mendidik dan melatih masyarakat dalam
memahami makna keahlian rohani manusia. Hal ini sangat bermanfaat karena dapat
membantu menyeimbangkan ingatan dan pandangan manusia terhadap sekitarnya.

2. Fungsi Apresiasi
Fungsi pameran yang bermanfaat sebagai media dalam menyampaikan inspirasi para
seniman sehingga para pengunjung dapat memberikan apresiasi kepada seniman dan
karyanya.

3. Fungsi Prestasi
Fungsi pameran yang membantu memacu para pencipta seni untuk berprestasi dan
menghasilkan suatu karya yang menginspirasi.

4. Fungsi Rekreasi
Fungsi pameran yang bermanfaat sebagai media untuk relaksasi dan melepaskan diri
dari tekanan kegiatan sehari-hari yang menguras banyak energi dan pikiran.
 

Manfaat Pameran
Setelah memahami tujuan dan fungsi pameran, tentunya kita juga perlu
mengetahui apa manfaat kegiatan pameran. Mengacu pada penjelasan fungsi
dan tujuannya, berikut ini adalah beberapa manfaat pameran:

 Sebaga sarana bagi para seniman dan pencipta karya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan dalam membuat suatu produk atau karya seni yang
berkualitas.
 Sebagai sarana bagi masyarakat luas untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan dalam mengapresiasi hasil karya orang lain.
 Membantu masyarakat luas agar lebih mampu dalam menilai atau
mengevaluasi suatu hasil karya secara objektif.
 Memberikan lebih banyak pengalaman bagi para pencipta produk atau karya
seni.
 Sebagai sarana untuk melatih masyarakat dalam hal merencanakan dan
menyelenggarakan suatu kegiatan.
 Sebagai sarana untuk relaksasi dan penyegaran jiwa.

Jenis-Jenis Pameran
Secara umum, pameran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pameran dagang dan
pameran berorientasi konsumen. Berikut ini penjelasan mengenai kedua jenis
pameran tersebut:
A. Pameran Dagang
Pameran dagang adalah jenis pameran yang dirancang untuk industri tertentu, seperti
manufaktur dan perdagangan. Tujuan utama kegiatan pameran ini adalah untuk saling
bertukar informasi dan menegosiasikan perdagangan.
Biasanya hanya orang-orang tertentu saja yang diundang untuk hadir dalam kegiatan
pameran dagang. Sedangkan masyarakat umum biasanya jarang diterima.
Beberapa contoh pameran dagang yang pernah diselenggarakan:

 East Food Indonesia, pameran makanan yang diselenggarakan di Surabaya


pada Juni 2012.
 IFFINA, pameran furnitur yang diselenggarakan di Jakarta pada Mare 2012.
 Communic Asia, pameran IT dan Telekomunikasi yang diselenggarakan di
Singapura pada Juni 2012.
 Hongkong Fashion Week, pameran fashion dan asesoris yang diselenggarakan
di Hongkong pada Juli 2012.

B. Pameran Berorientasi Konsumen


Pameran berorientasi konsumen adalah pameran yang melibatkan sejumlah industri
berbeda yang memamerkan berbagai produknya kepada masyarakat umum.
Jenis pameran ini pada dasarnya menampilkan barang konsumsi untuk penjualan
langsung. Pameran seperti ini juga dapat dirancang untuk menarik demografis
tertentu, atau orang-orang dengan minat tertentu.
Beberapa contoh pameran berorientasi konsumen yang pernah diselenggarakan:

 Big Bad Wolf Book Sale, pameran buku yang diselenggarakan di BSD
Tangerang pada Maret 2020.
 GIIAS (GAIKINDO Indonesia International Auto Show), pameran mobil yang
diselenggarakan di BSD Tangerang pada Juli 2019.
 Jakarta Smart Living Expo (JSMART), pameran teknologi yang
diselenggarakan di Jakarta pada November 2019.

 
Selain itu, pameran juga dapat dibedakan berdasarkan lama waktu
penyelenggaraannya, di antaranya:
1. Pameran Tetap
Pameran tetap adalah jenis pameran yang menyajikan berbagai karya koleksi Galeri
Nasional Indonesia yang dilaksanakan secara periodik berdasarkan konsep kuratorial
dimana penyelenggaraannya dilaksakanan oleh Galeri Nasional Indonesia. Jenis
pameran ini diselenggarakan secara teratur dalam waktu tertentu, misalnya 6 bulan
sekali atau setahun sekali.
2. Pameran Temporer
Pameran temporer adalah jenis pameran yang dilakukan secara tunggal atau bersama
dalam jangka waktu tertentu dengan menampilkan berbagai karya seni rupa yang
diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau bekerjasama dengan pihak lain.
Jenis pemarena ini umumnya berlangsung minimal 10 hari dan maksimal 30 hari.
3. Pameran Keliling
Pameran keliling adalah jenis pameran yang menyajikan berbagai koleksi Galeri
Nasional Indonesia maupun dari luar yang diselenggarakan ke berbagai daerah di
Indonesia atau luar negeri. Pameran ini diselenggarakan oleh Galeri Nasional
Indonesia atau bekerjasama dengan pihak lain dimana waktu penyelenggaraannya
berlangsung minimal selama 10 hari.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pameran adalah suatu kegiatan
yang diselenggarakan untuk memamerkan suatu produk, baik itu barang atau jasa
yang dikonsumsi, karya seni, maupun hal lainnya kepada publik.
Secara konsep, kegiatan pameran bertujuan untuk menampilkan produk dari berbagai
industri, baik itu hasil pertanian, karya seni, teknologi, buku, otomotif, properti,
bisnis, dan lain sebagainya.

KRITIK KARYA SENI RUPA

A. PENGERTIAN KRITIK KARYA SENI RUPA

Kritik adalah tanggapan yang umum diberikan oleh seseorang ketika


mengapresiasi ide atau gagasan orang lain. Ketika diperkenalkan pada kritik
seni, banyak orang mengaitkan kata ‘kritik’ dengan konotasi negatifnya. Kritik
identik dengan ekspresi ketidaksetujuan seseorang atau sesuatu berdasarkan
kesalahan atau kesalahan yang dirasakan.
Namun, kritik yang dibahas disini tidak mengacu pada stereotype tersebut.
Kritik yang baik justru adalah tanggapan yang tidak hanya mencari kesalahan,
tetapi juga memperlihatkan keunggulan dan menunjukan kemungkinan-
kemungkinan yang diambil untuk memperbaiki kesalahan gagasan yang
dikritik tersebut.
Dalam bidang keilmuan, kritik adalah tanggapan evaluatif untuk menilai dan
mengkoreksi suatu gagasan yang dapat terjadi di segala bidang kehidupan
manusia. Kritik seni rupa adalah analisis dan penilaian atas kelebihan dan
kekurangan pada karya seni rupa tersebut.
Pengertian Kritik Seni Rupa
Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan dari suatu karya
seni rupa dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai analisa dan
pengkajian. kelebihan dan kekurangan itu dipergunakan dalam bermacam hal,
terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas dari sebuah karya.
Para ahli umumnya beranggapan bahwa kritik dimulai dari kebutuhan untuk
memahami saat mengapresiasi, kemudian beranjak pada kebutuhan analisa
lebih lanjut bahkan mendapatkan kesenangan dari kegiatan berdiskusi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Seiring dengan
perkembangan pemikiran seni dan kebutuhan publik terhadap dunia seni,
kegiatan kritik kemudian berkembang dan mengisi berbagai fungsi sosial
lainnya.
Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis
tentang karya seni tertentu. Kritik seni membantu pemirsa memahami,
menafsirkan, dan menilai karya seni. Biasanya Kritikus cenderung lebih fokus
pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang dekat dengan budaya
mereka sendiri. Sementara Sejarawan seni cenderung mempelajari karya yang
dibuat dalam budaya yang lebih jauh dalam ruang dan waktu.
Kritik karya seni rupa tidak hanya meningkatkan kualitas apresiasi dan
pemahan terhadap sebuah karya, tapi dipergunakan juga sebagai standar
tersendiri untuk meningkatkan kualitas hasil berkarya. Tanggapan yang
disampaikan oleh seorang kritikus ternama akan sangat mempengaruhi
persepsi apresiator terhadap kualitas sebuah karya seni hingga dapat
mempengaruhi penilaian harga dari karya tersebut.

B.Jenis Kritik Seni


Kritik karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan dari tujuan kritik
tersebut. Karena berbagai perbedaan tersebut, maka kritik seni pun terbagi
menjadi beberapa macam, seperti pendapat Feldman (1967) yaitu:

ØKritik Populer (popular criticism)


Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
masyarakat pada umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis
ini bersifat pengenalan karya secara umum. Dalam tulisan kritik populer,
biasanya dipergunakan bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah
dipahami oleh masyarakat luas.

ØKritik Jurnalis (journalistic criticism)


Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya
surat kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya
lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, karena sifat dari media
massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya.

ØKritik Keilmuan (scholarly criticism)


Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan
memerlukan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi
untuk menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan
oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa
atau seni pada umumnya. Kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah
atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik
keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis karya ilmiah lain atau
kolektor, kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya.

ØKritik Kependidikan (pedagogical criticism)


Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat
atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Jenis kritik ini
umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni rupa terutama
untuk meningkatkan kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya.
Kritik jenis kependidikan biasanya digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni
dalam mata pelajaran pendidikan seni.
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita
saat melakukan kritik seni. Setiap jenis mempunyai berbagai cara dan metode
yang berbeda dari  sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama.

C.Fungsi Kritik Seni


Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan
dan pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara
pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya
yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-
balik dan interpenetrasi keduanya.
Fungsi lain ialah menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh
seniman maupun penikmat.  Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk
mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan.
Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya,
sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.
Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya
seni membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman
terhadap realita artistik dan estetik  dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi
semakin terjalin lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi
persepsi yang memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang
berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya
seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk
berkomunikasi melalui karya seni.

D.Bentuk Kritik Seni


Selain berdasarkan tujuan, kritik seni memilik berbagai bentuk yang berbeda
berdasarkan perbedaan pendekatan dan metode yang digunakan. Selain jenis
kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan landasan yang digunakan,
dikenal juga beberapa bentuk kritik yaitu: kritik formalistik, kritik
ekspresivistik dan instrumentalistik. Berikut adalah pemaparannya.

ØKritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap
karya seni rupa sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau
unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik
lebih tertuju kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual
seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya
tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan
yang digunakan dalam berkarya seni.

ØKritik Ekspresivistik
Pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan
menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan atau ekspresi yang
ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan
kritik ekspresivistik umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara
judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah
karya.

ØKritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius,
politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan
kualitas formal dari sebuah karya seni  tetapi lebih melihat aspek konteksnya
baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ‘Penangkapan Pangeran
Diponegoro’ karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan
kualitas teknis penciptaan lukisannya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi,
tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau
interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan,
bukan hanya secara formalistic seperti yang telah dijelaskan diatas.

E.Tahapan Kritik Seni


Mengelompokan kritik seni beradasrkan tahapannya akan mempermudah
proses menulis kritik. Dengan menggunakan tahapan-tahapan yang teratur kita
akan lebih jeli untuk mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangan
dari sebuah karya seni rupa. Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan
dalam kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum
sebagai berikut:

F.Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan
berbagai unsur terkecil seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau
mengambil kesimpulan terlebih dahulu. Untuk dapat mendeskripsikan dengan
baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum
digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kritikus
akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena menarik yang terdapat pada
karya yang dilihatnya. Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang kita
lihat?’. Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika
melakukan analisis formal terhadap karya seni. Berbagai elemen yang
merupakan deskripsi meliputi:

1. Bentuk seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain.
2. Medium apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik (alat yang
digunakan).
3. Ukuran dan skala pekerjaan (hubungan dengan orang, bingkai atau konteks
skala lain).
4. Elemen atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur
atau lukisan; identifikasi benda.
5. Deskripsi poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll.
6. Deskripsi garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll.
7. Deskripsi tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang
(volume); membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis,
bervariasi, tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll.
8. Hubungan antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll.
9. Deskripsi skema warna dan warna; palet.
10. Tekstur permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan.
11. Konteks objek: lokasi asli dan tanggal pembuatan.

ØAnalisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri
sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur
pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur
seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa atau ilmu penataan komposisi unsur
dalam sebuah karya seni. Analisis formal berarti menentukan apa unsur dan
prinsip yang digunakan dan memutuskan mengapa seniman menggunakan
berbagai fitur tersebut untuk menyampaikan gagasannya. Analisis Ini
menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman melakukannya?”
Berbagai elemen analisis formal meliputi:

1. Penentuan materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya


peristiwa historis, alegori, mitologi, dll.
2. Pemilihan fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna,
tekstur, dll.
3. Analisis prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya,
seimbang, jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll.
4. Pembahasan tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi
terhadap tampilan gambar atau fungsi.
5. Analisis penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan,
dingin, hangat, warna sebagai simbol, dll.
6. Perlakuan terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi (termasuk
penggunaan perspektif), misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll.
7. Penggambaran gerakan dan bagaimana pencapaiannya.
8. Efek medium tertentu yang digunakan
9. Persepsi seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala (hubungan setiap
bagian komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain) dan emosi atau ekspresi
yang dihasilkan.
10. Reaksi terhadap objek atau monumen

ØInterpretasi
Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema
yang digarap, simbol yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan.
Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan
wawasan kritikusnya. Semakin luas wawasan seorang kritikus biasanya
semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Interpretasi haru dapat
menjawab pertanyaan, ‘Mengapa seniman menciptakannya dan apa artinya’
Beberapa elemen yang merupakan interpretasi meliputi:

1. Ide utama, keseluruhan arti dari karya.


2. Pernyataan Interpretasi: Dapatkah kita mengungkapkan apa yang kita pikirkan
/tafsirkan tentang karya seni itu dalam satu kalimat?
3. Bukti: Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni itu, untuk
mendukung penafsiran kita.

ØPrinsip Interpretasi
Berikut adalah beberapa prinsip interpretasi menurut Terry Barret. Terry
Barret adalah seorang kritikus seni asal Amerika Serikat menyusun beberapa
prinsip-prinsip Interpretasi seni.

1. Karya seni memiliki “ketidakjelasan” dan dibutuhkan interpretasi.


2. Interpretasi adalah argumen persuasif.
3. Beberapa interpretasi lebih baik dari yang lain.
4. Penafsiran seni yang baik lebih banyak menceritakan tentang karya seni itu
sendiri daripada penafsirnya sendiri.
5. Perasaan adalah panduan untuk interpretasi.
6. Ada interpretasi yang berbeda, bersaing, dan kontradiktif terhadap karya seni
yang sama.
7. Interpretasi sering didasarkan pada pandangan dunia.
8. Interpretasi tidak terlalu benar, tapi kurang lebih masuk akal, meyakinkan,
mencerahkan, dan informatif.
9. Interpretasi dapat dinilai berdasarkan koherensi, korespondensi, dan
inklusivitas.
10. Sebuah karya seni belum tentu tentang apa yang seniman inginkan.
11. Seorang kritikus seharusnya tidak menjadi juru bicara seniman.
12. Interpretasi harus menyajikan bagian terbaik karya, bukan bagian terlemahnya
13. Objek penafsiran adalah karya seni, bukan seniman.
14. Semua karya seni adalh bagian tentang dunia di mana ia muncul.
15. Semua karya seni adalah bagian dari karya seni lainnya.
16. Tidak ada penafsiran yang lengkap tentang arti sebuah karya seni.
17. Makna sebuah karya seni mungkin berbeda dari kepentingan pemirsa.
Interpretasi pada akhirnya adalah usaha komunal, dan masyarakat pada akhirnya
mungkin akan mengoreksinya lagi.
18. Interpretasi yang baik akan mengundang kita untuk melihat diri kita dan
melanjutkan interpretasi menurut pendapat kita sendiri.

ØEvaluasi atau penilaian


Evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri utama dari kritik karya seni
jika dibandingkan dengan apresiasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan
dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni  dan biasanya akan
dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan
terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal
maupun aspek konteks. Menilai sebuah karya berarti memberi penilaian dalam
kaitannya dengan karya lain dan tentu saja mempertimbangkan aspek yang
sangat penting dari seni visual; orisinalitasnya. Berikut ini adalah berbagai
elemen penilaian.

1. Apakah itu karya seni yang bagus?


2. Kriteria: Kriteria apa yang menurut kita paling sesuai untuk menilai karya seni
ini?
3. Bukti: Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni yang berkaitan
dengan setiap kriteria?
4. Penilaian: Berdasarkan kriteria dan buktinya, apa penilaian kita tentang
kualitas karya seni tersebut?

Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-


langkah sebagai berikut:

1. Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang


sejenis
2. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
3. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang
telah ada sebelumnya.
4. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang
tertentu yang melatarbelakanginya.

ØBerpikir Kritis
Sebetulnya kritik sudah sejak lama dilakukan oleh kita sebagai manusia.
Dalam keseharian, kita secara sengaja atau tidak sengaja sering melontarkan
kata, kalimat atau bahasa yang bersifat memberikan tanggapan, komentar,
penilaian terhadap suatu karya apapun.  Sebetulnya hal intu sangat wajar,
karena  manusia memiliki empat kemampuan sebagai kapasitas mental, yaitu :

1. Kemampuan absortif, yaitu kemampuan mengamati


2. Kemampuan retentif, adalah kemampuan mengingat dan mereproduksi
3. Kemampuan reasoning, merupakan kemampuan menganalisis dan
mempertimbangkan
4. Kemampuan kreatif, kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan
mengemukakan gagasan.

Kunci dari kritik adalah kemampuan reasoning dan kreatif,  kita selalu


tergugah untuk melakukan kritik walaupun bukan atas dasar permintaan atau
kesengajaan. Kebiasaan melontarkan kritik kepada karya orang lain
merupakan dorongan kritis yang didasari oleh unsur cipta dan rasa dalam diri
seseorang sebagai manusia.

ØPisau Analisa Kritik Seni


Landasan keilmuan (dan pengetahuan) yang relevan akan membantu kritikus
dalam mengupas persoalan kekaryaan seni rupa. Misalnya sejarah seni rupa,
Ilmu sejarah akan memberikan jalan wawasan tentang waktu dan ruang
kekaryaan seni rupa. Dengan mempelajari  perkembangan seni rupa di setiap
pelosok dunia, maka luas bahan sebagai dasar pemikiran dan acuan arah
bandingan menjadi lebih terbuka. Selain sejarah seni rupa, wawasan teori seni
juga penting dimiliki oleh kritikus.
Teori seni meliputi ilmu seni, filsafat seni, unsur seni, antropologi seni,
sosiologi seni, tinjauan seni modern
dan kontemporer, dan lain-lain. Keilmuan akan memberi pijakan dan
memperkokoh konstruksi kritik yang obyektif. Sehingga mata pisau kritik
semakin akurat, dan  memberi pula wawasan kepada publik seni dengan
keyakinan yang kuat. Seorang kritikus seni rupa tidak selalu harus seorang
perupa, namun ilmu kesenirupaan harus dimilikinya. Pengalaman dan
pergaulan dalam mengamati, menyelidiki, dan membandingkan kekaryaan
seni rupa sebagai syarat yang tidak bisa dilepaskan dari seorang kritikus seni
rupa.

ØPandangan Retrospektif dan metode spesifik lain


Pengamatan terhadap perkembangan seni rupa masa lalu (dari prasejarah )
hingga fenomena seni rupa masa kini akan memberi warna yang serasi bagi
karya kritik seni rupa. Begitupun upaya menyelidiki dan membandingkan
kekayaan seni rupa antara berbagai karya seni rupa akan sangat membantu
memperluas dan memperkaya khazanah kritik.
Tidak hanya memahami kekaryaannya, kritikus juga sebaiknya memahami
pikiran, perasaan seniman penciptanya. Biografi dan kehidupan seniman tidak
lepas dari pengamatan kritikus.
Metode yang digunakan akan berbeda satu sama lain. Banyak metode yang
dapat digunakan sebagai pisau analisa kritik, sesuai dengan kebutuhan jenis
kritik dan jenis karya seni rupa itu sendiri. Metode kritik adalah serangkaian
prosedur (tata cara, etika) yang disesuaikan dengan tipe kritiknya. Misalnya,
metoda kritik jurnalistik menggunakan tata cara jurnalis. Begitupun metoda
kritik akademik menggunakan tata cara akademis yang dikembangkannya.
Melakukan pendekatan analisis formal terhadap karya yang antiestetika juga
mungkin akan cenderung tidak maksimal, sehingga pendekatan lain yang jauh
lebih mendalam harus diaplikasikan.

Kesimpulan
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk
mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Pemahaman
terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita dalam
melakukan kritik seni. Begitu juga dengan pendekatan kritik seni yang dapat
menggunakan berbagai metode dan pisau analisis yang berbeda. Perbedaan
mazhab/aliran seni juga akan mempengaruhi cara melakukan kritik yang harus
kita lakukan.
Kritik seni tidak berarti eksklusif terhadap kebutuhan untuk mengkaji karya
seni untuk keperluan karya ilmiah. Kritik seni memiliki berbagai jenis dengan
masing-masing kebutuhannya. Boleh dibilang sebetulnya apa yang lebih
diperlukan di era seni rupa yang serba memusingkan masyarakat umum ini
adalah kritik populer. Keadaan masyarakat yang semakin skeptis terhadap
karya seni kontemporer perlu direspon dengan berbagai kritik seni yang dapat
menjembatani seniman dan masyarakat umum.

BAB 11
PERTUNJUKAN MUSIK
 
 
 
A.  PengertianPertunjukkanMusik
Sesuai dengan pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , istilah
pertunjukan berarti sesuatu yang dipertunjukkan atau tontonan (bioskop, wayang,
dan sebagainya), atau juga pameran. Mengacu pada pengertian itu maka apakah
pengertian dari pertunjukan musik.
Arti pergelaran dalam dunia seni pertunjukan, terutama seni musik adalah
mempergelarkan atau menyajikan karya seni musik di hadapan masyarakat yang
menyaksikan. Bentuk penyajiannya bermacam-macam baik secara perorangan
maupun kelompok.
           
Pertunjukan musik merupakan suatu penyajian fenomena bunyi yang disajikan
dalam bentuk musik yang berkualitas untuk dapat didengar dan dinikmati oleh
manusia. Karena musik memiliki jiwa, hati, pikiran, dan kerangka sebagai
penyangga tubuh layaknya seorang manusia, pertunjukan musik sebagai salah satu
budaya dari manusia yang lahir dari perasaan dan hasil ungkapan yang berbentuk
ucapan. Musik dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan sehingga
seseorang akan hanyut oleh alunan suara musik. Penyajian pertunjukan musik
dalam waktu yang tepat dapat menimbulkan daya tarik terhadap musik sehingga
dapat menimbulkan kepuasan batin yang luar biasa, perasaan senang, dan gembira.
B.  Bentuk penyajian pertunjukan music
 
1.   Music vocal
Yaitu jenis karya music yang hanya menampilkan suara manusia saja. Penyajian
music vocal melambangkan kedamaian, keagungan dan kemegahan.
 
Bentuk penyajian music vocal yaitu :
a.    Solo : bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan hanya oleh satu orang
penyanyi.
b.   Duet adalah : bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh dua orang
penyanyi yang biasanya menggunakan dua melodi suara yang berbeda.
c.   Trio adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh tiga orang
penyanyi yang masing-masing sura / melodinya berbeda satu dengan lainnya.
d.   Kwartet adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan oleh empat
orang penyayi yang melodinya berbeda.
e.   Vokal grup adalah bentuk penyajian musik vokal yang dilakukan paling sedikit
empat orang yang dengan harmoni empat suara dengan diiringi oleh alat musik
pengiring. Alat musik pengiring tersebut dapat berupa piano maupun gitar.
f.   Paduan Suara adalah bentuk terbesar dari penyajian musik vokal karena dapat
dilakukan oleh minimal 15 orang yang biasanya dibagi menjadi empat suara.
 
2.  Musik instrumental
Bentuk penyajian karya musik yang menggunakan instrument/alat musik saja.
Bentuk   penyajian musik instrumental  melambangkan kebersamaan dan
harmonisasi bunyi. Bentuk penyajian musik instrumental dapat berupa :
a. Solo : Yaitu bentuk penyajian musik yang hanya menggunakan satu alat music saja.
b. Duet : Yaitu bentuk penyajian yang menggunakan dua alat music yang berbeda.
c. Trio : Yaitu bentuk penyajian music yang menggunakan tiga alat music yang
berbeda.
d. Kwartet : Yaitu bentuk penyajian music yang menggunakan empat alat music
yang berbeda.
     e. Orchestra Adalah kelompok musisi yang memainkan alat musik bersama
 
3. Campuran adalah  bentuk penyajian musikk yang menggabungkan antara vocal
dengan instrumental. Bentuk penyajian ini melambangkan kebersamaan dan
harmonisasi bunyi. Adapun bentuk penyajiannya dapat berupa :
a.   Band
b.   Orkresta
c.   Ensemble
 
C.  Unsur-unsur pertunjukan music
Unsur-unsur pergelaran musik meliputi:
a. Materi-sajian
Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan
maksud dan tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian
tergantung pada tujuan penyelenggara pergelaran. Maksud dan tujuan suatu
pergelaran itu banyak sekali baik dalam pergelaran kecil maupun dalam pergelaran
besar.
 b. Pemain
      Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik
sebagai juru sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang
tokoh yang dimaksud dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah
merupakan unsur terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran
dalam hal ini secara langsung dipertontonkan oleh seorang pemain. Kesuksesan
serta keberhasilan suatu pergelaran tergantung pula kepada pemain. Oleh karena
itu seorang pemain harus benar-benar siap pentas, dalam arti siap segala-galanya
baik mentalitas maupun penguasaan materi sajian. Sehingga dapat bermain dengan
sempurna serta dapat memberika suatu kepuasan kepada penonton.
c. Sarana
Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu
pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan
dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran.
Unsur sarana meliputi, tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam
pergelaran seperti: dekorasi, pentas, tata cahaya, saund system, tata rias, tata
busana, dan lain-lain.
d.  Penonton
Menonton suatu pergelaran karawitan adalah merupakan sebagian dari kebutuhan
hidup yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang
dapat melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan
yang didapat akan  melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton
menginginkan materi sajian yang menyenangkan. Apabila sajian pergelaran itu
tidak memuaskan hal ini dapat menimbulkan kekecewaan bagi penonton, kadang-
kadang penonton dengan spotanitas melontarkan tanggapannya baik
kekagumannya maupun kekecewaannya karena tidak puas. Dengan demikian
penonton adalah merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu pergelaran.
e.  Penyelenggara
       Pergelaran melputi bagian yang bersifat management dan bagian yang
langsung berurusan dengan kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian
management yaitu kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan dalam
mengurus operasional pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah
biasanya dipimpin oleh ketua panitia atau oleh Kepala Sekolah.
Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara penggunaannya seta
mempersiapkan keperluan- keperluan penyelenggaraan pergelaran, seperti;
perijinan, tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi,
transportasi akomodasi, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan
seni yaitu kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai
dengan tugasnya masing- masing.
Kritik Musik
 
A.      Pentingnya Kritik Musik
Kritik musik tentunya bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi juga
suatu ulasan mendalam dan luas guna memberi pemahaman atas karya. Kritik musik
berusaha menghubungkan karya musik dan pelakunya dengan masyarakat musik
(pendengar) sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan
(estetika).
 
B.      Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kritik Musik

    Pengertian

Secara etimologis kritik berasal dari kata yunani  “krinein” yang artinya


memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat
pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti, baik dan
jelek.

   Fungsi

Kritik berfungsi sebagai penilaian atas nilai. Nilai-nilai yang diungkap melalui kritik
itulah yang berguna bagi masyarakat, serta dapat juga berfungsi sebagai memperluas
wawasan.

    Tujuan

Sebagai evaluasi,  apresiasi, dan pengembangan seni musik ke taraf yang lebih kreatif
dan inovatif.
 
C.      Jenis dan Pendekatan seni
1.       Kritik Jurnalistik
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya untuk memberi
informasi tentang berbagai peristiwa musik.
2.       Kritik Pedagogik
Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian tujuannya untuk mengembangkan bakat
dan potensi peserta didik.
3.       Kritik Ilmiah
Kritik ini dilakukan dikalangan akademisi dan dilakukan dengan pengkajian yang
luas, mendalam, dan sistematis.
4.       Kritik Populer
Kritik ini dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung
dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis.
5.       Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni  memiliki kehidupan sendiri.
Kritik jenis ini menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas.
6.       Instrumentalik
Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau instrumen untuk
mengembangkan tujuan tertentu.
7.       Ekspresivistik
Pendekatan ini menganggap karya seni sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan
pengubahnya.
 
D.      Penyajian Kritik Musik
Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara
tulisan dapat disusun sebagai berikut:
1.       Pendahuluan
2.       Deskripsi
3.       Analisis
4.       Interpretasi
5.       Evaluasi
Penyajian Kritik Musik
Setelah mengetahui beberapa konsep kritik seni musik. Ada 4 hal pokok dalam
kegiatan penyajian yang sudah umum digunakan pada kritik seni yaitu: deskripsi,
analisis, interpretasi, dan evaluasi.
 
Pada bagian deskripsi, hal yang paling mendasar adalah penyajian fakta yang
bersumber langsung dari karya musik yang dianalisis. Penyajian fakta ini berupa
pernyataan elemen dan warna bunyi yang digunakan. Faktor-faktor pendukung
penyajian juga termasuk bagian deskripsi. Pada tahap ini dinyatakan secara lengkap
bagaimana elemen atau unsur-unsur tersebut diperlakukan dalam penyajian musik.
 
Analisis adalah uraian berupa penjelasan hal-hal yang penting dari unsur nada,
melodi, harmoni, ritme, dan dinamika musik. Unsur-unsur tersebut dinyatakan pada
bagian mana pentingnya dalam mendukung penuangan atau penyajian gagasan. Inilah
tahap menyatakan mutu suatu karya musik berdasarkan analisis unsur-unsur
penyajiannya. Pengetahuan teknis dan pengalaman musikal kritikus sangat diperlukan
pada tahap ini.
·                     
Interpretasi. Dalam interpretasi dinyatakan pula bagaimana tingkat ketercapaian nilai
artisitik suatu penyajian musik dengan gagasan serta maksud dari pertunjukan
tersebut. Membandingkan dengan karya sejenis dapat menjadi faktor pertimbangan
dalam tahap Kesemuanya itu dijabarkan dalam interpretasi. Tahap ini dapat dikatakan
sebagai pendekatan induktif karena dimulai dari hal-hal yang ada dalam suatu karya
musik, bukan dari hukum-hukum yang bersifat umum (deduktif).
·                     
Evaluasi. Bagian akhir penyajian kritik adalah evaluasi. Inilah tahap yang cukup
penting dalam kritik musik karena kritikus akan menyatakan pendapatnya atas
penyajian suatu musik. Pendapat yang dimaksud bukan pendapat pribadi tanpa dasar.
Dasar pernyataan dalam evaluasi adalah hasil dari deskripsi dan analisis yang
ditunjang interpretasi. Pernyataan yang pokok dalam tahap evaluasi adalah kebaikan
atau kegagalan suatu penyajian musik. Kebaikan atau kekurangan merupakan
pertimbangan atas gagasan dengan ketercapaian dalam penyajian musik. Pernyataan
kebaikan, berupa kelebihan-kelebihan yang ditemukan atau sebaliknya akan
membangun pemahaman peningkatan penyajian karya musik.

Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyajian secara
tulisan disusun seperti urutan penyaian di atas. Pada awal tulisan perlu kiranya
ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan demikian penyajian kritik dalam bentuk
tulisan meliputi:
·                     Pendahuluan
·                     Deskripsi
·                     Analsis
·                     Interpretasi
·                     Evaluasi
Bagian pendahuluan berisi tentang identitas musik yang akan dikritisi, seperti nama
penulis atau pencipta musiknya, judul karya, nama penyajinya dan lain-lain yang
dianggap perlu untuk diketahui oleh pembaca. Dalam hal musik vokal, lirik lagu
termasuk bagian yang tidak terpisahkan dalam analisis kritik musik. Lirik lagu karena
berbasis bahasa maka dapat dianalsisis makna yang terkandung di dalamnya. Makna
lirik lagu mencakup makna denotatif dan konotatif.

Sejarah Kritik Musik


Kritik Musik Awal
Kegiatan kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani yaitu
Xenophones dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM. Xenophones dan Heraclitus
mengecam keras pujangga besar bernama Homerus yang sering bernyanyi tentang
hal-hal yang tidak senonoh tentang dewa dewi.
Kritik Musik Reneissance
          
Pada abad pertengahan istilah kritik hilang sama sekali. Barulah Polizianus pada
tahun 1492 menggunakan istilah criticus dan Grammaticus. Scanlinger melakukan
analisa dan perbandingan antara pujangga Yunani dan latih dengan adanya kritik
modern di sertai pengembangan nya para penyair mulai merasa terganggu karena
kegiatan kreatif mereka terganggu
Kritik Musik Di Inggris
          
Di Inggris abad 16 pada zaman pemerintah ratu Elizabeth istilah kritik sama sekali
belum dikenal. Francis Bacon dengan bukunya “Advancement of Learning” adalah
yang pertama yang kemungkinan besar menggunakan istilah kritik dalam sastra musik
Inggris pada tahun 1605
Kritik Musik Indonesia Kritik musik dari segi pengertian dan istilah bukan
merrupakan tradisi asli masyarakat Indonesia. Kritik musik baru muncul ketika para
sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan system Eropa pada awal abad ke 20

Konsep dan Pentingnya Pendidikan Seni Musik


Depdiknas, (2006:611) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mengemukakan tentang SK dan KD pendidikan seni, budaya, dan keterampilan
menjelaskan bahwa pendidikan seni musik sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural.  Pada bahasan ini dikaitkan dengan pendidikan seni musik. 
*Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara
kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan
berbagai perpaduannya.  *Multidimensional bermakna pengembangan beragam
kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi),
apresiasi, dan  kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. 
*Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan
Mancanegara.  Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang
memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan
budaya yang majemuk.
 
Fungsi Seni Musik
Rien (1999:1) mengemukakan tentang pendapat para pakar pendidikan yang
menyatakan bahwa seni musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat
mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu,
mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi,
memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan siswa pada sejarah budaya
bangsa mereka.
Pendidikan seni musik juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi, keseriusan,
kepekaan terhadap lingkungan. Untuk menyanyikan atau memainkan musik yang
indah, diperlukan konsentrasi penuh, keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap
tema lagu atau musik yang dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau
musik bisa tersampaikan dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang fungsi pendidikan seni musik bagi siswa
yang sejalan dengan pendekatan “Belajar dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan
Belajar tentang Seni”, berikut ini dikemukakan secara urut fungsi pendidikan seni
musik sebagai sarana atau media ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan
bakat, dan kreativitas.
§  Pendidikan seni musik sebagai sarana/media ekspresi
Ekspresi merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa
sedih, gembira, risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang
dihadapi. Fungsi ini memungkinkan untuk mengeksplorasi ekpresi siswa dalam
memunculkan karya-karya baru.
 
§  Pendidikan seni musik sebagai media komunikasi
Ekspresi yang dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya
karya-karya seni musik yang dialami siswa dikomunikasikan sehingga pesan yang
terdapat dalam karya tersebut bisa tersampaikan pada orang lain.
 
§  Pendidikan seni musik sebagai sarana bermain
Bermain merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat
rekreatif yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus
memberikan kegiatan penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak
secara pisik dan psikis.
 
§  Pendidikan seni sebagai media pengembangan bakat.
Setiap siswa memiliki potensi di bidang seni musik yang luar biasa. Pendidikan seni
musik di tekankan untuk memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga
diperlukan upaya efektif untuk menumbuhkan bakat siswa.
 
§  Pendidikan seni sebagai media kreativitas
Kreatif merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan  dengan
kemampuan atau daya untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan
untuk mengiringi tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
 
Kesimpulan
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu
memperbaiki karya tersebut. Fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :
©  Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
©  Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
©  Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
©  Pengembangan mutu karya musik
Kegiatan kritik musik pertama kali di dunia di lakukan dua orang Yunani yaitu
Xenophones dan Heraclitus sekitar tahun 500 SM. Xenophones dan Heraclitus
mengecam keras pujangga besar bernama Homerus yang sering bernyanyi tentang
hal-hal yang tidak senonoh tentang dewa dewi.
 
Kritik dan Saran
Ø  Kritik
Kemajuan kritik terutama dalam sastra musik telah berkembang dengan perubahan
waktu, dengan kritik musik para kritikus dapat memberikan masukan baik itu berupa
pendapat yang positif maupun negativ kepada para penyaji maupun pendengar
mengenai hal itu. Bagi penyaji musik, kritik musik merupakan bentuk apresiasinya
agar kedepan mereka bisa lebih baik.
Ø  Saran
Sebaiknya dalam memberikan kritik harus apa adanya tidak boleh dibuat-buat apalagi
jika ditambah dengan kata yang keluar dari objek kritik, untuk para pendengar harus
lebih memperhatikan dan berperan sebagai pendengar dan menerima kritik,
sedangkan untuk penyaji musik harus lebih berhati-hati jika ada kesalahan dalam
musik karena bisa menyebabkan para kritikus mengkritik hal yang kurang
memuaskan
Seni Teater: Pengertian, Sejarah, Unsur dan Jenisnya
Teater juga dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti anak-
anak bermain sebagai dokter dan pasien atau bermain perang-perangan. Selain itu
teater juga sebagai pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan
masalah ritual, seperti upacara adat atau kenegaraan. Dengan demikian teater adalah
pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater adalah gedung atau ruangan
tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagaianya. Teater adalah ruangan besar
dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau
untuk peragaan ilmiah. Teater juga merupakan pementasan drama sebagai suatu seni
atau profesi, seni drama, sandiwara, drama.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada teori


tentang asal mula teater, yakni: Berasal dari Upacara Agama Primitif Pada upacara
tersebut unsur cerita ditambahkan yang akhirnya berkembang menjadi pertunjukan
teater. Berasal dari nyanyian untuk menghormati seorang pahlawan Dalam acara
tersebut seseorang mengisahkan riwayat hidup sang pahlawan yang lama kelamaan
diperagakan dalam bentuk teater. Berasal dari kegemaran manusia mendengarkan
cerita Pada umumnya manusia menyukai cerita atau kisah. Cerita itu kemudian dibuat
bentuk teater.

Unsur seni teater Dalam seni teater terbentuk unsur-unsur di dalam. Ada dua unsur
dalam seni teater, yakni unsur internal dan unsur eksternal. Unsur internal Dalam
unsur internal ada beberapa hal, yakni: Baca juga: Cerita Rio Dewanto Jajal Panggung
Teater Monolog Naskah atau skenario Naskah adalah isi dan alur cerita yang akan
dipentaskan. Pemain Pemain merupakan para pemeran yang akan memainkan
beberapa tokoh dalam teater, seperti tokoh utama, antagonis atau pemain pendukung.
Pemain disebut juga sebagai aktor.

Sutradara
Sutradara adalah orang kedua setelah penulis dalam teater. Ia akan mempelajari lakon
untuk kemudian membuat konsep pementasan dan mengarahkan para pemain sesuai
konsep yang telah ditentukan berdasarkan naskah.
Properti
Properti merupakan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam permentasan
teater. Penataan Penataan merupakan semua hal yang berhubungan dengan penataan
panggung, tata rias, busana, atau pencahayaan.
Unsur eksternal Berikut beberala hal yang masuk dalam unsur eksternal:
Desainer Desainer memerupakan pihak yang bertanggungjawab mengenai kebutuhan
desain pementasan.
Stage manager Stage manager merupakan pihak yang bertanggungjawab dalam
membantu sutradara.
Sutradara atau direktor Sutradara atau direktor merupakan yang bertanggungjawab
dalam mencari, mengarahkan, dan mempersiapkan para pemaian sesuai isi cerita.
Crew
Crew merupakan yang bertanggungjawab atas berbagai pekerjaan, mulai dari
perlengkapan, tata ruangan, pencahayaan, atau tata musik.
Jenis teater Ada beberapa jenis dalam seni teater, yakni:
Teater musikal Teater musikal merupakan pementasan seni peran yang
mengkolaborasikan dengan seni musik dan tarian.
 Untuk Urusan Seni Teater, Prisia Nasution Belajar dari Suami Teater dramatik Teater
dramatik merupakan jenis teater yang memperhatikan detail tempat dan latar belakang
isi ceritanya. Biasanya menampilkan kisah senyata mungkin dan tidak ada unsur
improvisatoris. Teater boneka Teater boneka merupakan pementasan yang memakai
boneka sebagai pemeran tokohnya, baik boneka tangan, kayu atau tali. Teater gerak
Teater gerak merupakan teater yang mengutamakan ekspresi wajah. Bahkan bisa
menghilangkan unsur dialog dalam pementasannya. Teatrikal puisi Teatrikal puisi
merupakan pertunjukan yang mengkolaborasikan puisi dengan teater. Di mana puisi
disampaikan dengan penuh ekspresi oleh para tokoh. Teater wayang kulit Teater
wayang kulit adalah pementasan dengan menggunakan wayang kulit sebagai pemeran
tokohnya. Di mana pertunjukan wayang kulit dimainkan seorang dalang.

Anda mungkin juga menyukai