Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TUGAS AKHIR ARSITEKTUR

GEDUNG PUSAT KREATIF DENGAN


PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA PALU

Disusun Oleh :
Mohammad Ramadhan Al-ghifari
Stb. F221 17 101

Dibimbing Oleh :
Nur Rahmanina Burhani, ST, MT
Nip. 197106252000032001

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................1
I. Pendahuluan.........................................................................................................................2
1.1. Latar belakang...............................................................................................................2
1.2. Urgensi Penelitian.........................................................................................................3
1.3. Rumusan masalah.........................................................................................................4
1.4. Tujuan penelitian..........................................................................................................4
II. Tinjauan Pustaka..................................................................................................................5
2.1. Tinjauan Judul...............................................................................................................5
2.1.1. Pengertian Creative Center....................................................................................5
2.2. Pengertian Arsitektur Kontemporer..............................................................................9
2.2.1. Pengertian Arsitektur.............................................................................................9
2.2.2. Pengertian Kontemporer......................................................................................10
2.2.3. Pengertian Arsitektur Kontemporer.....................................................................10
2.2.4. Ciri-Ciri Arsitektur Kontemporer...........................................................................11
2.2.5. Persyaratan Fasilitasi Infrastruktur Fisik Ruang Kreatif........................................15
2.3. Studi Banding Objek....................................................................................................17
III. Metode Penelitian.............................................................................................................20
3.1. Lokasi Penelitian..........................................................................................................20
3.2. Jenis dan Sumber data................................................................................................21
3.3. Metode Pengumpulan Data........................................................................................21
Daftar Pustaka........................................................................................................................22

1
I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang


Persaingan global dan kualitas sumber daya manusia, dengan makin
banyaknya lulusan perguruan tinggi, sedangkan lowongan pekerjaan tak sebanding
dengan jumlah lulusan tersebut. Hal ini mendorong beberapa negara mencari
alternatif perekonomian yang mampu menciptakan sumber daya manusia mandiri
dan produktif, dengan salah satu alternatifnya yaitu menghidupkan ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif merupakan perekonomian yang berbasis pada kreativitas
dan kemampuan intelektual. Menurut Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan
Pembangunan (2008) ekonomi kreatif dipahami sebagai suatu konsep yang
berkembang dan menitikberatkan kreativitas sebagai aset utama guna
membangkitkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Melihat potensi ekonomi kreatif di kota Palu yang masih dapat
dikembangkan, namun perkembangannya masih bersifat individual. Jenis industri
kreatif yang berpotensi dikembangkan di kota Palu ini mencakup bidang fashion,
kerajinan, fotografi dan desain komunikasi dan visual Maka dari itu creative center
ini diperlukan untuk menyatukan para pelaku dibidang industri kreatif yang nantinya
akan saling berinteraksi dan memungkinkan untuk kolaborasi karya.
Proyek Palu Creative Center (Pusat kreatif) ini terpilih dengan tujuan untuk
memberikan wadah bagi anak muda kreatif yang memiliki keinginan untuk belajar
dan mengembangkan karyanya menjadi hasil nyata dan memiliki daya jual .
Palu creative center ini akan berfokus dalam memfasilitasi pengembangan
industri kreatif di bidang arsitektur, desain komunikasi visual (DKV) , fashion dan
fotografi.. Penggunanya nantinya ditujukan untuk masyarakat kota Palu mulai dari
pelajar, free lance, pelaku industri kreatif, pelaku start up dan pengunjung dari
masyarakat umum. Creative center adalah tempat bagi orang yang ingin
mengembangkan karya , bekerjasama dan yang ingin berkunjung dalam pameran

2
yang nantinya akan diadakan dalam rangka memamerkan dan memasarkan hasil
karya dalam bidang-bidang tersebut.
Fasilitas yang akan disediakan dalam projek Palu Creative Center ini
diantaranya: studio-studio, maker space, ruang pameran, coffe shop, working space,
co-office, perpustakaan, ruang meeting dan fasilitas penunjang lainya.
Pada bangunan ini, konsep yang diusung didasarkan pada kegiatan pelaku di
dalamnya yaitu berdiskusi, belajar, berkarya, produksi, proses kreatif, mencari ide-
ide inspirasi dan sebagainya. Selain itu juga terdapat hal lain yang menjadi dasar dari
konsep awal perancangan bangunan yaitu karya desain dapat dinikmati keindahan
dan kenyamanannya, baik bagi pengguna di dalam bangunan dan dari luar bangunan
(fasad bangunan).
Dari dua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan, tema desain yang sesuai
untuk creative center ini yaitu arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer ini
sangat cocok dengan fungsi bangunan creative center yang merupakan wadah dari
kegiatan kreatif dan mencari ide – ide inspiratif. Sesuai dengan ciri – ciri arsitektur
kontemporer diantaranya
konsep open plan, harmonisasi ruang dalam dan luar, atraktif dengan bentuk
yang unik dan permainan warna, hal – hal tersebut ditujukan untuk memberikan
kenyamanan pengguna didalam bangunan, betah dan produktif. Selain itu, juga
dapat memberikan ketertarikan pada bangunan luar (fasad bangunan).

1.2. Urgensi Penelitian


Di Kota Palu belum terdapat wadah yang memfasilitasi untuk program
pengembangan ekonomi kreatif ini seperti halnya creative center yang dimiliki di
beberapa kota seperti Kota Bandung dan Kota Jakarta
Fasilitas untuk praktek (pengembangan diri) dan action untuk apresiasi karya
pemuda creative di kota Palu termasuk terbilang kurang memadai dan kurang

3
dihargai, padahal motivasi dan pengalaman sangat penting bagi mereka untuk
persiapan diri dalam dunia kerja dan realisasi karya.
Kepentingan lainnya adalah untuk lebih mengenalkan masyarakat, karya
pemuda - pemuda kreatif kota Palu yang diharapkan dapat meningkatkan semangat
berkreatif dan siap bersaing dalam karya untuk memajukan perekonomian negara
yang lebih mandiri.

1.3. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Minim adanya wadah yang menampung para penggiat seni di kota Palu,
maka diperoleh rumusan masalah, yakni “Bagaimana menyusun konsep
perancangan arsitektur dan desain kontemporer pada bangunan Creative Center
(Pusat Kreatif) di Kota Palu”

1.4. Tujuan penelitian


Tujuan dari projek Palu Creative Center ini antara lain:
a. Menyiapkan pemuda / masyarakat yang memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam ekonomi kreatif
b. Menjadi wadah untuk menggali potensi – potensi masyarakat untuk
berkreasi / proses kreatif
c. Menjadi solusi bagi working space di kota Palu
d. Menjadi tempat pameran karya dan motivasi masyarakat dan pemuda kreatif
untuk semangat berkarya

4
II. Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan Judul

2.1.1. Pengertian Creative Center (Pusat Kreatif)


Creative center merupakan sebuah frasa dalam bahasa Inggris yang memiliki
pengertian “pusat kreatif” dalam bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kreatif memiliki arti bersifat (mengandung) atau memiliki daya cipta,
sedangkan pusat memiliki arti pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan
(berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya). Secara harfiah, Creative Center atau
pusat kreatif dapat diartikan sebagai pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan
dalam hal-hal yang memiliki daya cipta.
Definisi creative center atau pusat kreatif sebagai sebuah pokok pangkal
dalam hal-hal yang berdaya cipta tidak hanya mencakup segi fisik saja, melainkan
juga dari segi jaringan komunitas kreatif yang terbentuk dari pelaku-pelaku kreatif
dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Dari segi fisik, creative Center menyediakan
tempat dengan ruang-ruang untuk bekerja bagi komunitas-komunitas kreatif
sekaligus menjadi inkubator bisnis industri kreatif. Secara fisik, creative center hanya
mencakup satu tempat sesuai esensinya sebagai sebuah pusat. Namun, aktivitas-
aktivitas dalam creative center menyatukan bakat, keterampilan dan disiplin pelaku-
pelaku kreatif dalam suatu komunitas kreatif lokal. Creative center membentuk
suatu jaringan yang menggerakkan pertumbuhan industri kreatif dalam level lokal,
yang kemudian berlanjut ke level regional. Creative center menjadi ruang dinamis
yang menyediakan lapangan pekerjaan lebih, memperluas layanan pendidikan,
kesempatan networking dan pengembangan bisnis, serta menciptakan inovasi
dengan lebih intensif dalam industri kreatif. Creative center ini menjadi suatu cara
baru untuk mengorganisasi inovasi dan pengembangan industri kreatif.

5
A. Fungsi Creative Center
Creative center atau pusat kreatif memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengembangkan industri kreatif
Indonesia,
b. Menyediakan ruang bagi para pelaku industri kreatif yang membutuhkan
tempat untuk mengerjakan dan mengembangkan kegiatan kreatifnya,
c. Menyediakan wadah bagi para pelaku kreatif untuk mengembangkan bisnis
kreatifnya,
d. Mengintegrasikan keseluruhan kegiatan subsektor industri kreatif sehingga
terbentuk jaringan kreatif yang mampu meningkatkan pengetahuan
masyarakat Indonesia dan wisatawan asing akan produk-produk kreatif
Indonesia.

B. Elemen-Elemen Kreatif
a. Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual didefinisikan sebagai “proses desain yang tujuan
utamanya adalah menyampaikan gagasan atau ide yang menggunakan bantuan
visual.” Desainer komunikasi visual bekerja untuk menciptakan lingkungan visual
berdasarkan pemahaman mengenai material, ruang dan konsep digital. Subsektor
desain komunikasi visual berproses dengan pendekatan multidimensi yaitu saling
mempengaruhi dalam bidang budaya, etika, sosial, ekonomi dan lingkungan.
Perangkat utama berupa gambar, ruang dan tipografi (huruf) digunakan dalam
desain komunikasi visual untuk menciptakan suatu informasi maupun ajakan bagi
target audience.
b. Desain Produk
Secara umum, desain produk didefinisikan sebagai suatu “layanan profesional
yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang
mengoptimalkan fungsi, nilai dan penampilan suatu produk dan sistem untuk

6
keuntungan pengguna maupun pabrik.” Desain produk merupakan bidang seni
terapan di mana dalam proses pembuatannya terjadi penggabungan banyak bidang
ilmu, seperti ilmu perilaku manusia, ilmu perangkat perantara manusia dan mesin,
lingkungan dan ilmu produk. Ruang lingkup dari desain produk sangat luas, meliputi
furnitur, peralatan rumah tangga, elektronik, produk transportasi dan rekreasi.
Dalam prosesnya, desain suatu produk melalui tahap pertimbangan fungsi dan
estetika dengan penyesuaian ergonomi, psikologi, persepsi visual, serta penjualan
dan target pasar.
c. Mode
Subsektor mode merupakan perkembangan dari subsektor fesyen. Fesyen
merupakan istilah serapan dari bahasa Inggris fashion yang berarti busana atau
pakaian. Namun, dalam perkembangannya, fesyen berkembang menjadi mode,
artinya tidak hanya produk busana atau pakain saja yang menjadi karya kreatif,
melainkan meliputi gaya berpakaian dan berperilaku juga. Secara umum, mode
didefinisikan sebagai “suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan
identitas diri atau kelompok” dan di dalamnya terdapat “kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki dan desain aksesori mode
lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorinya, konsultasi lini produk mode serta
distribusi produk mode.”
d. Film, Animasi dan Video
Film, animasi dan video berada dalam satu kesatuan subsektor industri kreatif
Indonesia. Meskipun demikian, dalam proses penciptaannya, film, animasi dan video
masing- masing memiliki produk atau keluaran yang berbeda-beda.
Video merupakan induk dari film dan animasi, yaitu beberapa produk dari video
dapat berupa film dan animasi. Secara umum, video didefinisikan sebagai “kegiatan
kreatif berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat
gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi yang mampu

7
memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing dan memberikan
nilai tambah budaya, sosial dan ekonomi.”
Produk video berupa film merupakan “karya seni grafik bergerak yang memuat
berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audiovisual serta dalam proses
pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi.” Sedangkan produk
video animasi merupakan “tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk
menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah
hidup atau mempunyai nyawa.”
Selain film dan animasi, video masih memiliki produk- produk kreatif lainnya seperti
video komersial (iklan), video dokumentasi dan seni video lainnya seperti web series
(vlog)
e. Fotografi
Secara umum, fotografi merupakan “industri yang mendorong penggunaan
kreativitas, keterampilan dan bakat individu dalam memproduksi citra dari satu
objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media
perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan
informasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kesempatan
kerja.”Subsektor industri kreatif menghasilkan sebuah karya berupa foto benda atau
objek lain tertentu yang ditangkap oleh fotografer. Dalam fotografi, objek yang
ditangkap diolah terlebih dahulu agar hasilnya dapat menyampaikan ekspresi dan
pesan tertentu berdasarkan konsep yang dibuat oleh creative director karya
tersebut. Objek yang ditangkap oleh fotografer kemudian diedit oleh editor foto
atau digital imaging artist agar karya yang dihasilkan semakin memperkuat ekspresi
dan pesan yang ingin disampaikan
f. Seni Pertunjukan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya lokal, termasuk di
dalamnya seni pertunjukan. Secara umum, subsektor industri kreatif seni

8
pertunjukan didefinisikan sebagai “cabang kesenian yang melibatkan perancang,
pekerja teknis, dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan
menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences), baik dalam bentuk
lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian, yang terjadi secara
langsung di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan di kini.” Seni pertunjukan
di Indonesia memiliki tiga kategori besar berupa tari, teater dan musik. Namun
dalam prosesnya, seni pertunjukan sering kali ditampilkan secara lintas disiplin
(crossover) seperti wayang orang, wayang kulit, sirkus, opera dan pantomim.
g. Seni Rupa
Radio dan televisi merupakan bagian dari media komunikasi massa yang
memiliki 4 fungsi utama sebagai sumber informasi, fasilitas hiburan, memberikan
edukasi, serta memberikan unsur persuasi.

2.2. Pengertian Arsitektur Kontemporer

2.2.1. Pengertian Arsitektur


Seni dan ilmu dalam merancang serta membuat konstruksi bangunan,
jembatan, dan sebagainya. Kata Arsitektur ( architecture) berasal dari bahasa
yunani, : Arche : “Yang ahli, yang utama “ Tectoon : “Sesuatu yang berdiri kokoh,
tidak roboh, stabil dan kuat“ Arsitektur adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
merencanakan dan merancang bangunan, dengan metode dan gaya rancangan
berdasarkan pertimbangan dari berbagai banyak aspek dari sudut pandang
arsitektur. Arsitektur adalah kegiatan atau proses bangun membangun, seni atau
ilmu bangunan, termasuk perencanaan, konstruksi dan penyelesaian dekoratif, sifat,
karakter, atau langgam bangunan, pemikiran yang matang dalam pembentukan
ruang. Arsitektur adalah Pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang.
Pembaharuan Arsitektur secara terus menerus disebabkan oleh konsep ruang yang
selalu berubah (Banhaart.C.L.hal.65). Berdasarkan beberapa pendapat di atas

9
arsitektur dapat diartikan arsitektur sebagai suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana memadukan seni dan teknologi, serta dapat menciptakan
ruang/bangunan bagi kehiudupan manusia.

2.2.2. Pengertian Kontemporer


Jika diuraikan secara sederhana, istilah yang berasal dari dua kata, yaitu “co”
(bersama) dan “tempo” (waktu) ini mengacu pada hal-hal yang terjadi pada “saat
ini” atau bersifat kekinian.
Kalau menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kontemporer memiliki arti
“pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini; dewasa ini”. Istilah
kontemporer sebenarnya baru ada di pertengahan abad ke-20. Pada era
sebelumnya, istilah ini sama sekali belum populer.
Inilah alasan istilah kontemporer sering disalahartikan sebagai definisi gaya
seni modern. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan,
meskipun sekilas terlihat identik satu sama lain.

2.2.3. Pengertian Arsitektur Kontemporer


Arsitektur kontemporer merupakan arsitektur abad ke-21 dan dikerjakan
sesuai dengan tren masa kini. Arsitektur kontemporer umumnya dikerjakan dengan
gaya yang berbeda-beda dan tidak ada satu gaya yang dominan. Jenis arsitektur
yang satu ini juga banyak mengadaptasi teknologi canggih dan bahan-bahan
bangunan modern.
Gaya arsitektur kontemporer akan selalu berubah dan tidak mengikuti gaya
arsitektur konvensional, meski lama kelamaan gaya ini akan menjadi gaya arsitektur
konvensional juga. Untuk itulah gaya arsitektur yang satu ini bersifat dinamis.

10
2.2.4. Ciri-Ciri Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan bentuk konstruksi yang mewujudkan
ragam gaya desain bangunan yang berasal dari berbagai pengaruh. Banyak variasi
yang bisa dikreasikan melalui desain arsitektur kontemporer.
Arsitektur Kontemporer bahkan bisa dimodifikasiki dengan gaya lain sebagai
inspirasi desain, misalnya gaya modern, eklektik, minimalis, futuristik, atau natural,
hingga tercipta suatu masterpiece yang benar-benar baru.
Ada beberapa ciri khas yang mengadaptasi gaya kontemporer, antara lain:
a. Lekuk atau Melengkung

Gambar 1. Desain arsitektur kontemporer


Sumber: archinect.com

Jika gaya arsitektur pada umumnya mengambil pola garis lurus, maka dalam
arsitektur kontemporer, terutama pada bagian eksterior, justru lebih sering
menggunakan garis melengkung. Namun, tidak sedikit yang akhirnya memilih untuk
mengombinasikan antara garis lurus dan lengkung, ke dalam bagian arsitektur agar
terlihat menarik.

b. Palet Warna Netral dan Tegas

11
Gambar 2. Desain arsitektur kontemporer
Sumber: bhg.com

Secara umum, arsitektur kontemporer lebih condong memakai warna-warna


netral seperti putih, hitam, atau abu-abu. Hampir serupa dengan palet warna yang
biasa ditemukan pada desain minimalis.
Tujuan dalam menggunakan warna-warna netral pada desain kontemporer
adalah untuk tetap menjaga keminimalisan desain kontemporer itu sendiri, namun
ada beberapa warna selain warna netral yang dapat ditambahkan untuk meraih
kesan-kesan tersendiri seperti jingga, tosca, navy dan lain-lain.
c. Komposisi Ruang “Mengalir”

Gambar 3.interior desain


Sumber: decoholic.com

Karena penggunaan garis lengkung yang dominan, tampilan gaya ini terlihat
sangat dinamis dan mengalir secara visual. Arsitektur kontemporer memungkinkan

12
terciptanya komposisi ruang yang berbeda dari umumnya berbidang datar. Anda
bahkan bisa bereksperimen lebih kreatif dengan bentuk ruangan asimetris. Ruangan
dibiarkan terbuka dan terlihat lapang dengan sekat-sekat yang minimal.
d. Material Anti-Mainstream

Gambar 4. Interior design


Sumber: thetimes.com

Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan seperti kaca dan logam lebih
sering ditemukan dalam bangunan arsitektur kontemporer, terutama pada bagian
atap dan dinding.
Material kaca ini juga mampu menciptakan kesan transparan dan
keterbukaan, sangat sesuai dengan konsep kehidupan saat ini. Jenis material yang
dikategorikan baru di sini adalah material yang terbuat dari teknologi mutakhir,
berbahan ramah lingkungan serta berkelanjutan.

e. Bukaan Besar

13
Gambar 5. Interior design
Sumber: freshome.com

Unsur material kaca yang mendominasi membuat sistem bukaan yang lebar
pada bangunan. Selain dipasang di posisi yang unik, ukuran jendela yang besar
seperti yang dilansir oleh Freshome ini menjadi ciri arsitektur kontemporer. Hal ini
memaksimalkan sistem pencahayaan alami serta sirkulasi udara sebagai langkah
efisiensi energi.
f. Memperhatikan Aspek Lingkungan

Gambar 6. Desain arsitektur kontemporer


Sumber: decoist.com

Dengan mengadopsi fitur ramah lingkungan dalam konstruksi perumahan,


arsitektur kontemporer memiliki tujuan untuk menambahkan karakter hunian yang
ergonomis bagi para penghuninya dengan cara mengintegrasikan bangunan rumah
dengan alam sekitarnya

14
2.2.5. Persyaratan Fasilitasi Infrastruktur Fisik Ruang Kreatif
Dalam melaksanakan pengembangan industri kreatif menuju ekonomi kreatif
Indonesia, seluruh elemen industri kreatif memerlukan fasilitas berupa infrastruktur
fisik ruang kreatif. Infrastruktur fisik ruang kreatif merupakan bangunan, sarana dan
lingkungan yang mendukung tumbuh dan berkembangnya industri kreatif.
Dalam pembentukannya, infrastruktur fisik ruang kreatif perlu memenuhi
suatu bentuk lingkungan kreatif. Lingkungan kreatif merupakan kondisi ideal di
mana masyarakat dapat saling mempengaruhi, berkolaborasi, bahkan bersaing
untuk melakukan kegiatan kreatif. Pembentukan lingkungan kreatif memiliki tujuan
untuk membentuk kreativitas sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat, baik pelaku
ekonomi kreatif maupun pelaku ekonomi konvensional.
Pembentukan lingkungan kreatif perlu memenuhi beberapa aspek dasar yang
ditetapkan oleh Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif, yaitu:
a. Kenyamanan
Kreativitas dapat muncul apabila pelaku-pelaku kreatif berada dalam kondisi
kenyamanan yang tepat. Kenyamanan dalam suatu lingkungan kreatif dikaitkan
dengan aspek kebersihan, kebisingan dan keteraturan. Kondisi nyaman dalam ruang
publik sebagai lingkungan kreatif dapat dicapai apabila suatu lingkungan bersih,
kondusif dan tertata.
b. Keterbukaan
Lingkungan kreatif dapat terbentuk dengan adanya unsur keterbukaan pada
suatu ruang publik, baik secara fisik maupun nonfisik. Keterbukaan secara fisik
berarti lingkungan kreatif harus memberi nuansa yang terbuka, bebas dan tidak
monoton. di mana pelaku-pelaku kreatif dapat bekerja dengan optimal. Sedangkan
keterbukaan secara nonfisik juga terkait dengan aspek toleransi dan keberagaman di
mana suatu lingkungan kreatif harus terbuka terhadap siapapun pelaku-pelaku
kreatif yang bekerja di dalamnya.

15
c. Aksesibilitas
Aspek aksesibilitas dalam lingkungan kreatif terlihat dari kemudahan masyarakat
untuk menjangkau dan menggunakan ruang publik sebagai lingkungan kreatif. Hal
ini terkait dengan kedekatan lingkungan kreatif dengan kawasan hunian,
perkantoran maupun sarana komersial seperti pasar.
d. Toleransi
Dalam bukunya Cities and the Creative Class, Richard Florida menyebutkan
bahwa perkembangan ekonomi kreatif dipengaruhi oleh faktor yang disebut 3T:
teknologi, talenta dan toleransi. Menurut Richard, toleransi menjadi unsur
terpenting karena pelaku-pelaku kreatif bekerja dan menghasilkan ide kreatif jika
berada dalam suatu lingkungan kreatif dengan tingkat toleransi yang tinggi.
Toleransi terwujud dengan tidak adanya dominasi dan diskriminasi berdasarkan
kedudukan atau jabatan tertentu.
e. Keragaman
Aspek keragaman dalam lingkungan kreatif meliputi keragaman aktivitas, latar
belakang, budaya, ide dan kedinamisan bagi pelaku- pelaku kreatif agar optimal
dalam pemanfaatan lingkungan kreatif.

2.3. Studi Banding Objek


DNA ART & Creative Hub

16
Gambar 1. DNA art & creative hub
Sumber: alaya.denpasar, 2020

“Alaya” itu sebuah kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti “rumah”. Jadi
terjemahan bebas “Alaya Dharma Negara” adalah rumah kreativitas sebagai bentuk
kewajiban negara terhadap warganya atau sebagai kewajiban warga terhadap
negaranya. Tentu kreativitas di sini dalam pengertian seluas-luasnya. Di dalamnya
tercakup inovasi untuk meraih kesejahteraan bersama.
Gedung ini terdiri dari dua lantai, untuk lantai pertama berisikan 32 ruangan
mulai dari kedai kopi, co-working, kantor virtual, perpustakaan, mini theater, ruang
diskusi, ruang pembat dan berbagai ruang lainnya. Untuk lantai dua terdapat ruang
teater utama.

Bandung Creative Hub

17
Gambar 2. Gedung Bandung Creative Hub
Sumber: twitter.@bangetbdg

Bandung Creative Hub merupakan sebuah pusat kreatif yang berada di Jalan
Laswi, Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung 40271. Bandung Creative Hub yang
dirancang oleh Ridwan Kamil ini merupakan pusat kreatif terbesar pertama di
Indonesia dan kedua di Asia Tenggara setelah Thailand Creative and Design Center.
Sebagai pusat kreatif dalam kota kreatif UNESCO, Bandung Creative Hub
memiliki beberapa fasilitas dalam gedung yang beroperasi selama 24 jam, yaitu di
antaranya studio inovasi (3D printer, laser cutting, textile printer), studio fashion,
studio foto/TV, studio ICT/games, studio musik, studio keramik, design museum,
design store, design/art library, art gallery, design studio, bioskop untuk film
eksperimental, classroom, café and restaurant, perpustakaan dan co-working space.
Bandung Creative Hub terdiri dari 6 lantai dan dirancang dengan gaya
futuristik khas Ridwan Kamil. Hal ini terlihat dari bangunan didesain dengan
sentuhan geometris di mana bangunan memiliki bentuk yang tidak rata. Selain itu,
tampilan bangunan yang memiliki rancangan colorful dengan ornamen-ornamen
extrude yang menghiasi. Dalam tiap ornamen extrude ini, tiap lipatannya dipasang
dengan lampu sehingga saat malam hari lampu menyala dan memancarkan cahaya
yang unik. Rancangan ini sekaligus mencerminkan kehidupan kreatif yang ditampung
oleh Bandung Creative Hub.

18
Jakarta Creative Hub

Gambar 3. Jakarta creative house


Sumber : wartakota.tribunnews.2020

Jakarta Creative Hub bukan berkonsep co-working space; tapi lebih ke


penyediaan ruang dalam bentuk kelas-kelas. Ada tiga ruang yang tersedia dan bisa
digunakan sebagai tempat workshop, seminar, ataupun pameran.
Lalu ada makerspace area, yang juga dibagi menjadi tiga: untuk fashion,
woodworking, dan lab digital. Di area fashion misalnya, ada beberapa mesin jahit,
mesin jahit kulit, mesin obras, penipis kulit, dan mesin gerber. Sementara di
woodworking, ada peralatan perkayuan yang bisa dibilang sangat lengkap; bahkan
ada beberapa mesin kategori high end seperti CNC router dan vacuum forming. Dan
di lab digital tersedia unit komputer, mesin laser cutting, dan unit 3D printer.
Selain ruang-ruang kelas dan makerspace, ada pula co-office area berjumlah
12 ruang ada pula area kafe dan perpustakaan yang terbuka untuk umum. Siapapun
boleh datang dan menggunakan fasilitas di area ini, untuk bekerja, meeting, sekadar
membaca buku, ataupun bertemu dengan sesama pelaku industri kreatif lainnya.

19
III. Metode Penelitian

3.1. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian terdapat di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasi penelitian
didasarkan pada potensi alam yang terdapat di daerah tersebut.

Gambar 1. Peta Sulawesi Tengah


(Sumber : peta.hd.com. 2014)

Secara geografis, Kota Palu berbatasan dengan daerah sebagai berikut:


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Labuan (Kabupaten Donggala).
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Parigi Barat (Kabupaten Parigi
Moutong)
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Kecamatan
Biromaru (Kabupaten Sigi)
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banawa Selatan (Kabupaten
Donggala).

20
3.2. Jenis dan Sumber data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui observasi
lapangan. Data-data yang diperoleh dari observasi antara lain :
1. Makro berupa kondisi eksisting tapak terpilih untuk Gedung Palu Creative
Center meliputi batas- batas tapak, tata wilayah tapak, kondisi tanah, kondisi
vegetasi, jaringan utilitas, view, orientasi matahari dan angin, aksesibilitas,
sirkulasi dan potensi kebisingan.
2. Mikro meliputi kebutuhan dan aktivitas pengunjung pada Gedung Creative
Center.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh berdasarkan
data yang telah dihimpun dari referensi-referensi berupa buku, majalah, artikel,
internet dan sumbr-sumber lain yang terkait dengan penelitian.

3.3. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara akan dilakukan dengan pihak terkait mengenai potensi dan
perkembangan yang terjadi pada bidang kreatif di kota palu.
2. Pengamatan lokasi/observasi lapangan
Pengamatan dan pengenalan langsung ke lokasi penelitian bertujuan untuk
mengetahui keadaan lokasi yang sebenarnya, mengenal potensi-potensi yang bisa
dimanfaatkan dan kendala yang harus dihindari. Kemudian mengambil dokumentasi
berupa foto pada penelitian dan disekitar lokasi penelitian. Hasil observasi ini
sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara
dan dokumentasi dengan kenyataan yang sebenarnya.
3. Studi pustaka

21
merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya mengkaji literatur yang
mendukung proses penelitian. Studi pustaka dalam hal ini digunakan sebagai tolak
ukur pengambilan data lapangan yang sesuai dengan batasan penelitian.

Daftar Pustaka

Website, collabox. 2019. Apa itu creative hub.


https://en.collabox.id/aboutcollabox#:~:text=Collabox%20Creative%20Hub
%20adalah%20wadah,sektor%20kreatif%2C%20budaya%20dan%20teknologi.
Website, Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. 2017. Data Statistik dan Hasil Survey
Ekonomi Kreatif. Jakarta: Bekraf Indonesia
Website, crafters. 2020. Jakarta creative hub. https://crafters.getcraft.com/id-
articles/jakarta-creative-hub-wadah-kreativitas
Website, commadcenter. 2019. Bandung creative hub.
https://commandcenter.bandung.go.id/bandung-creative-hub-surga-bagi-insan-
kreatif/
Website, Jakarta creative hub. 2020
https://crafters.getcraft.com/id-articles/jakarta-creative-hub-wadah-kreativitas
Website, dna creative hub. 2020. https://alaya.denpasarkota.go.id/tentang
Website,
https://www.britishcouncil.id/sites/default/files/mapping_creative_hubs_in_indone
sia-_final.pdf
Website, fasilitas dna creative hub. https://alaya.denpasarkota.go.id/#hero
Website, apa itu creative hub. Collabox.
https://en.collabox.id/aboutcollabox#:~:text=Collabox%20Creative %20Hub%20adalah
%20wadah,sektor%20kreatif%2C%20budaya%20dan%20teknologi.

22
23

Anda mungkin juga menyukai