Anda di halaman 1dari 14

Perancangan Pusat Industri Kreatif di Kota Pekalongan

(Pekalongan Creative Hub)


Interior Design of Pekalongan City Creative Industries Center (Pekalongan Creative Hub)

Astrihasna Shafa
Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Bandung

Abstrak. Sebagai Kota Kreatif Dunia, Kota Pekalongan memiliki beragam industri kreatif berupa
kerajinan dan kesenian rakyatnya yang saat ini tengah berkembang pesat. Batik merupakan salah
satu industri kerajinan yang menjadi pusat perputaran ekonomi di Kota Pekalongan, hal inilah
yang membuat kota ini mendapat julukan sebagai Kota Batik. Namun tidak hanya batik, masih
terdapat kerajinan tenun ATBM dan kesenian rakyat yang diklasifikasikan ke dalam kategori seni
secara umum terdiri dari seni musik, seni rupa, seni tari, seni sastra hingga seni teater. Tetapi
dibalik pesatnya industri kreatif di Kota Pekalongan, masih banyak masyarakat umum maupun
kaum muda yang mengalami kesulitan dalam menentukan tempat berkumpul dan pelatihan
sebagai upaya pengembangan dan pelestarian. Pekalongan Creative Hub sebagai wadah untuk
berinteraksi, bersinergi dan berkolaborasi dalam mengembangkan ekonomi daerah baik dari sisi
penyedia maupun pengguna yang bergerak dalam industrial (produk, fesyen, tekstil), pelatihan
(seminar & workshop) dan pertunjukan seni. Diharapkan dengan adanya Creative Hub ini,
masyarakat dan kaum muda dapat terus berinovasi dan melestarikan julukan Kota Batik serta Kota
Kreatif Dunia.

Kata kunci: Kata kunci : Pekalongan Creative Hub, Kota Pekalongan, Interior Design

Abstract. As the World Creative City, Pekalongan City has a variety of creative industries such
as handicrafts and folk arts which are currently growing rapidly. Batik is one of the handicraft
industries which is the center of economic rotation in Pekalongan City and known as The World’s
City of Batik. But not only batik, there are ATBM weaving crafts and folk art that classified into
art categories in general consisting of music, fine art, dance, literary art and theater art. But
behind the rapid creative industries in Pekalongan City, there are still many society and youth
who have difficulty in determining gathering places and training as an effort to develop and
preserve. Pekalongan Creative Hub as a place to interact, synergize and collaborate in developing
regional economies from the provider side and users engaged in industry (products, fashion,
textiles), training (seminars & workshops) and performing arts. It is hoped that with this Creative
Hub, the community and young people can continue to innovate and preserve The World’s City of
Batik and the The World’s Creative City.

Keywords : Light Weight Deflectometer (LWD), Dynamic Cone Penetrometer (DCP), Boussinesq, Elastic
Modulus.

1. Pendahuluan jaringan/ hubs yang mampu menampung serta


Pada abad 21 perkembangan globalisasi berkolaborasi dengan para pelaku industri kreatif
bergerak pada sektor industri. Istilah industri kreatif untuk menumpahkan ide dan gagasannya.
dan peran pentingnya telah mendapatkan perhatian Keberhasilan dalam membangun industri kreatif
khusus oleh pemerintah di Indonesia. Industri pada daerah tertentu ditentukan oleh kemampuan,
kreatif ini tercipta dari keseriusan Pemerintah bukan kebutuhan. Indonesia dengan keberagaman
Indonesia yang telah membentuk BEKRAF (Badan budaya pada setiap provinsinya mempunyai
Ekonomi Kreatif) berdasarkan Peraturan Presiden kemampuan dalam menciptakan suatu inovasi yang
Nomor 6 Tahun 2015. Dengan dasar ekonomi kreatif dan karya yang mampu mempromosikan ciri
kreatif, industri ini membutuhkan suatu wadah dan khas daerahnya. Hal ini ditandai dengan sudah
1
tersebarnya creative hub di Indonesia. Creative hub kendaraan darat maupun laut. Berdasarkan potensi
terdiri dari jaringan dinamis orang-orang penggiat dan kondisi yang sudah diuraikan di atas, maka
yang berkumpul pada ruang kreatif untuk menguji perlu ditempuh sebuah upaya perancangan interior
ide-ide baru, menjelajah dan memulai ekonomi pusat industri kreatif dalam bentuk Pekalongan
secara global. Hubs mempunyai banyak bentuk Creative Hub. Konsep utama perancangan ini
dalam perkembangannya, dari makerspace, adalah Connecting Creative City yang
laboratorium hingga cluster. mengintegrasikan seluruh kebutuhan bagi sembilan
Perancangan Creative hub dikaitkan dengan subsektor ekonomi kreatif prioritas pada enam
kemampuan yang ada pada wilayah daerahnya. massa bangunan yang berbeda sesuai dengan fungsi
Misalnya di Kota Pekalongan, ditetapkan sebagai kegiatan seperti fungsi edukasi, pameran, edukasi,
Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO pada 2014 pemasaran dan pertunjukan. Semua fungsi ini tetap
melalui bidang kerajinan dan kesenian rakyat. dalam sebuah karakteristik Kota Pekalongan
Bidang kerajinan di Kota Pekalongan yang paling melalui pendekatan lokalitasnya. Melalui
banyak dikenal adalah batik, batik Kota Pekalongan perancangan ini para pelaku industri kreatif di Kota
dapat dilihat dari bentuk pola atau motifnya yang Pekalongan memiliki sebuah wadah untuk
terus berkembang dan berinovasi, hal ini sejalan berinteraksi, bersinergi dan berkolaborasi dalam
dengan dibentuknya jurusan khusus teknologi batik mengembangkan ekonomi daerah baik dari sisi
yang ada di Universitas Pekalongan sebagai upaya penyedia maupun pengguna.
pemerintah dalam melestarikan dan
mengembangkannya secara luas ke seluruh dunia. 2. Tujuan Perancangan
Inovasi tidak hanya berhenti pada kerajinan batik, Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah
di Kota Pekalongan kerajinan tenunnya juga sebagai berikut :
bervariasi mulai dari bahan bakunya yang tidak
hanya menggunakan benang hingga pola atau motif 1. Mewujudkan pusat sarana yang mampu
yang dibentuknya. Sedangkan dalam bidang mewadahi dan mengembangkan kegiatan UKM
kesenian rakyat, digabung dan diklasifikasikan ke dan komunitas subsektor kerajinan dan
dalam kategori seni secara umum yang terdiri dari kesenian rakyat di Kota Pekalongan.
seni musik, seni rupa, seni tari, seni sastra hingga 2. Mengelompokkan dan memrogram bangunan
seni teater. Beragam acara kreatif mendapatkan multi-masaa pada Pekalongan Creative Hub
dukungan penuh dari pemerintah kota sebagai sesuai dengan hubungan fungsional sebuah
sebuah upaya untuk melahirkan atmosfer kreatif ruang.
bagi penduduk Kota Pekalongan dan merangsang 3. Menampilkan tema lokalitas Kota Pekalongan
lebih banyak lagi kegiatan kreatif lainnya. pada interior Pekalongan Creative Hub.
Meninjau dari banyaknya perindustrian dan
komunitas seni yang tersebar di seluruh wilayah 3. Creative Hub
Kota Pekalongan masih berdiri sendiri-sendiri dan Menurut British Council, Creative hub
menganggap sebagai nilai jual serta pelaku industri sebagai ruang fisik maupun virtual yang
batik dan tenun yang lebih banyak adalah lansia ini menggabungkan dan menghubungkan masyarakat
menimbulkan tumpang tindih dengan kaum muda serta pelaku industri kreatif dengan kegiatan
yang merupakan aset daerah untuk dapat kewirusahaan di bidang industri kreatif maupun
mengembangkan dan melestarikan. Kelompok budaya. Creative hub dimanfaatkan sebagai tempat
kaum muda di Kota Pekalongan 87,2 % senang penelitian dan pengembangan, belajar dan membuat
melakukan kegiatan di luar rumah dan 60,6 % sebuah karya atau prototipe produk.
sering mengalami kesulitan dalam menentukan Berikut adalah tujuan dibangunnya sebuah
tempat berkumpul. Dikarenakan belum adanya creative hub agar dapat digunakan sebagaimana
sarana publik di Kota Pekalongan yang dapat mestinya dalam membantu perputaran ekonomi
mewadahi kegiatan kreatif, kegiatan yang sering daerah menurut British Council, :
dilakukan ketika berkumpul 75,5%-nya adalah - Memberikan layanan dalam kegiatan penelitian
tidak menentu/ bebas. Berdasarkan penelitian dan pengembangan, institusi, industri kreatif dan
jumlah total tenaga kerja di Indonesia oleh Bekraf, industri non kreatif melalui (makerspaces, co-
partisipasi kaum muda hanya sebesar 17,8 %. working space).
Sarana pusat kegiatan kreatif dinilai penting untuk - Mengembangkan komunikasi aktif, kolaborasi dan
meningkatkan kualitas kehidupan yang substansial jaringan diantara komunitas atau audiens yang
terhadap pengembangan ekonomi pada masa yang lebih luas melewati batas-batas praktik
akan datang. kontemporer menuju sebuah inovasi. (co-working
Kota Pekalongan merupakan wilayah space, makerspace, creative space).
strategis yang dapat diakses dengan mudah dengan
2
- Memberikan layanan dan fasilitas pada bidang merupakan tahapan yang akan menghasilkan suatu
industri kreatif termasuk mendukung acara-acara, programming yang terdiri dari konsep, pendekatan
pelatihan keterampilan, pengembangan peluang desain dan pengaplikasiannya pada skematik hingga
global. (co-working space, makerspace, creative desain akhir yang dilakukan melalui beberapa
space). evaluasi bersama dosen pembimbing.
Kegiatan yang ada pada creative hub
berdasarkan empat tahapan pokok yang berdasarkan 5. Konsep Perancangan
riset pasar untuk lebih memahami konsumen a. Latar Belakang Konsep
potensial dengan memperhitungkan laba atas
investasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi
kreatif.
Menciptakan iklim atau
suasana kreatif

Ekspresi

KEGIATAN
Inkubasi KREATIF Disseminasi

Creative office, kantor Berdiskusi dan


konsultasi, pembiayaan, Inovasi sharing
workshop, business
connect Gambar 3. Mind Map Konsep Perancangan
Konsep Perancangan Pekalongan Creative
Daftar HKI, membuka akses riset hasil inovasi di Hub ini adalah menciptakan sebuah pusat kreatif
Indonesia, eksperimen inovasi
yang digunakan sebagai tempat untuk
Gambar 1. Tahap Kegiatan Kreatif meningkatkan minat para kaum muda dan
Sumber : https://pusatkreatif.web.id/about/ masyarakatnya dalam pelestarian seni serta budaya
di Kota Pekalongan.
4. Metode Perancangan
Latar belakang konsep berasal dari tiga aspek
yaitu :
1. Proses, berdasarkan tahapan kegiatan kreatif.
Isu
2. Ide, berdasarkan pendekatan lokalitas Kota
Pekalongan (bentuk bangunan dan transformasi
Pengumpulan Data bentuk lambang Kota Pekalongan)
3. Fisik, berdasarkan potensi dan analisa lokasi
perancangan bangunan multiblok serta
Analisa Data kebutuhan fasilitas ruang.
Ketiga aspek perancangan ini digunakan untuk
membantu dalam mengimplementasikan konsep
Sintesis perancangan. Implementasi dari aspek ini adalah
sebagai berikut :
• User-oriented
Gambar 2. Tahap Perancangan Program ruang yang terdiri dari elemen
Metode perancangan yang digunakan adalah
pembentuk ruang, hubungan antar ruang,
dengan menggunakan tahapan berpikir desain, yang
dimulai dari sebuah isu dan fenomena yang organisasi perabot, organisasi sirkulasi
kemudian dilakukan pengumpulan data secara berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pengguna
langsung maupun tidak langsung. Pada tahap yang berasal dari studi perilaku yang dilakukan
analisa data, didapatkan inspirasi yang berasal dari pada survei dibeberapa creative hub.
survei tipologi yang dilakukan pada objek sejenis di • Multiblock configuration
Jakarta, Bandung dan Malaysia. Tahap sintesis
3
Bangunan multiblok menciptakan pengalaman elevasi, permainan warna pendukung dan
ruang dengan lingkungan (luar ruang). penggunaan motif serta kemudahan interpretasi
Pengaturan bangunan menggunakan bentuk dalam penggunaan ruang.
seperti di bawah ini. b. Pendekatan Gaya dan Tema
Tema yang digunakan untuk perancangan ini
adalah “Pekalongan Sensation”. Pemilihan tema
tersebut atas dasar tujuan perancangan yang ingin
menghubungkan masyarakat Kota Pekalongan
dengan nama julukannya sebagai Kota Kreatif
Dunia, sehingga nama yang telah dititipkan tersebut
Gambar 4. Bentuk Hubungan Bangunan dapat dipahami dan dilestarikan dalam jangka
Bentuk ini sama dengan pengulangan bentuk waktu yang lama. Dengan tema perancangan ini,
fungsi sama, tetapi komposisi ukuran bentuk diharapkan masyarakat dapat ikut serta dalam
ruang dan fungsi ruang berbeda. Bangunan Untuk merealisasikan ide-idenya. Tema Pekalongan
menambah pengalaman dalam ruang dan agar Sensation diangkat sebagai solusi untuk
pengunjung tertarik memasuki bangunan, meningkatkan minat para kaum muda dalam
dibuatlah kelompok bangunan. Di mana pelestarian seni dan budaya di Kota Pekalongan.
kelompok bangunan pusat terletak di tengah site. Penggayaan eklektik yang diterapkan pada
Pekalongan Creative Hub ini terdiri dari
penggayaan Modern, Kolonial dan Etnik Jawa.
Berikut ini merupakan penjabaran karakteristik
masing-masing penggayaannya yang akan
diterapkan pada perancangan Pekalongan Creative
Hub.
• Penggayaan Modern
No. Karakteristik Gambar
1. Furnitur fungsional
dengan bentuk tidak
banyak detail.
Indikator Area Bangunan
Daerah penerimaan: 2. Tidak banyak dekorasi.
-Parkir
-Area transisi
Pusat :
-Kafetaria dan kantor 3. Banyak terdapat bukaan.
pengelola
-Gd. Pameran, studio dan
makerspace Sumber : https://id.scribd.com/doc/261904020/Desain-
-Gd. Kantor inkubasi dan Interior-Modern
kelas • Penggayaan Kolonial
-Makerspace batik No. Karakteristik Gambar
-Makerspace tenun 1. Bentuk geometris dengn
Pendukung/ rekreatif : plafon tinggi.
-Pendopo
-Mini Tribun 2. Pada dinding terdapat
-Taman wainscoting dan chair
-Mushola rail.
-Utilitas 3. Penggunaan warna putih,
• Locality approach cokelat tua dan cream.
Menggunakan pendekatan lokalitas Kota
Pekalongan yaitu berupa implementasi bentuk
bangunan asli dan transformasi bentuk lambang
4. Pencahayaan buatan
Kota Pekalongan. dengan memanfaatkan
• Eclectic Characteristics armatur gantung dan
Eklektik di sini merupakan gabungan dari tiga berwarna hangat.
penggayaan yaitu modern, etnik dan kolonial. 5. Banyak terdapat jendela
Penggabungan penggayaan ini diterapkan pada besar dan dua daun pintu.
bentuk bangunan, perabot custom, permainan
4
Sumber : https://docplayer.info/50541695-Desain-
interior-restoran-1914-surabaya-dengan-konsep-
kolonial-luxury.html
• Penggayaan Etnik Jawa Tengah
No. Karakteristik Gambar
1. Penggunaan material alam
dan tidak banyak
finishing.
2. Tergabung dengan gaya
yang baru atau modern
untuk mengubah
representasi kesan kaku
dari gaya etnik ini.
3. Inovasi smart-tech

4. Tradisional minimalis

5. Esensi ruang komunal

Sumber : https://www.arsitag.com/article/desain-
interior-rumah-tradisional-yang-eksotis-dan-menawan
c. Konsep Bentuk
Perancangan Pekalongan Creative Hub
dengan tema Pekalongan Sensation ini tak lepas
dari unsur dasarnya yaitu melalui pendekatan
lokalitas. Lokalitas yang dimaksud di sini adalah
ingin mengangkat kembali kekhasan dan filosofi
dari sebuah Lambang Kota Pekalongan. Sebuah
lambang dari sebuah kota merupakan representasi
dari potensi dan harapan kota tersebut. Berdasarkan
bentuk dan arti makna lambang Kota Pekalonga di
atas, hal ini akan berkaitan dengan perancangan
creative hub di kota ini. Perancangan creative hub
dimaksudkan untuk memajukan sektor industri
kreatif di Kota Pekalongan, maka dari itu
penyesuaian situasi dan kondisinya akan Tabel 2. Transformasi Bentuk Lambang
bergantung pada potensi yang ada di Kota
Pekalongan. Penjelasan filosofi bentuk dan warna d. Warna dan Material
yang ada pada Lambang di bawah akan dijadikan
pendekatan dasar konsep transformasi bentuk Warna Dominan
perancangan pusat industri kreatif Pekalongan
Creative Hub.

Warna Pendukung

Gambar 5. Warna yang Digunakan Dalam


Perancangan.
Menerapkan material yang apa adanya atau
alami dan lebih menonjolkan tekstur asli dari
Tabel 1. Filosofi Lambang Kota Pekalongan sebuah materialnya seperti batu kali, kayu, bambu.
5
Menggunakan material yang mudah dirawat,
diperoleh dan memiliki daya tahan lama. 2.Unik2
e. Organisasi Ruang - Penggabungan unsur gaya historis masa
sebelumnya dengan sesuatu yang baru dan asli.
- Struktur bangunan, furnitur, motif dekorasi,
ornamen sejarah, motif budaya tradisional.
Gambar 6. Organisasi Ruang Cluster
Sumber : Ching & Binggeli (2012, p. 147 – 219)
Organisasi ruang yang digunakan dengan
mempertimbangkan pendekatan fisik di mana ruang
dengan kegiatan yang sama bisa saling
berhubungan atau memiliki fungsi yang saling
mendukung. Makerspace Batik Tulis
f. Suasana Ruang
Sebuah kota kreatif umumnya tidak dapat lepas dari 3. Friendly3
peran teknologi sebagai hardware/ tangible yang - Warna netral pada dinding ruangan.
berkembang, namun kota kreatif di sini juga - Penerapan warna kuning cokelat yang dipadukan
mempunyai arti lain sebagai software/ intangible dengan hitam dan abu-abu.
yang dikenal dengan seni kerajinan batik dan
- Material > plester, kayu, karpet, stiker dan bahan-
kesenian rakyatnya. Dua arti dari creative city ini
nantinya akan dikolaborasikan dengan campuran bahan industrial.
penggayaan modern, kolonial dan etnik yang tetap - Bentuk-bentuk geometri dan simpel.
mempertahankan unsur ciri khas seni dari Kota - Hidden lamp dengan suasana warm-white.
Pekalongan. Suasana yang ingin dicapai bangunan - Furnitur simpel dan tidak banyak detail dengan
Pekalongan Creative Hub adalah kekinian, unik dan finishing doff.
friendly. Berikut adalah penjabaran dari pencapaian
suasana.
1.Kekinian1
- Simpel, sederhana dan terkait dengan teknologi.
- Perubahan bentuk, tampilan, jenis material, Makerspace Fesyen Ruang Rapat
proses pengolahan dan teknologi yang dipakai.
- Kompleks, inovatif, variatif dan fleksibel.
- Pengolahan bentuk geometris yang simpel, warna
netral dengan tampilan bersih, penggunaan
jendela besar, kombinasi bentuk yang unik dan
aneh, banyak berpadu dengan tata cahaya. Makerspace Tenun Studio Fotografi
g. Elemen Pembentuk Ruang
Lantai dominan menggunakan keramik tile
motif stone, linoleum motif, parket kayu, marmer
putih. Dinding menggunakan batu bata, dinding
akustik, cat tembok interior, kaca, partisi. Plafon
Makerspace Fesyen Ruang Rapat menggunakan panel akustik, ekspos ceiling,
skylight, gypsum board, papan kayu dropceiling.
h. Elemen Pengisi Ruang
Perabot banyak yang menggunakan material
kayu solid, olahan, besi tempa, rotan dengan teknik
knock-down dan modular terbentuk dari
Makerspace Tenun Studio Fotografi transformasi lambang Kota Pekalongan (custom).

1
https://docplayer.info/52775667-Interior-konsep-interior-
kontemporer-materi-pertemuan-9.html
3
Abimoko Reza, dkk. 2015. Desain Interior Stasiun Radio JEJE
2 Surabaya. Ejournal ITS.
Kerdiati Ni Luh Kadek Resi. 2016. Estetika Interior Berkonsep Etnik Pada
Restoran Charming di Sanur – Bali. Sekolah Tinggi Desain Bali.

6
Dekorasi berupa tanaman, karpet tebal dan halus,
wallpaper batik, instalasi bentuk lingkaran plafon.
Elemen transisi menggunakan kolom, pintu, jendela
besar yang dalam jumlah banyak berbentuk persegi.
i. Sistem Pengkondisian Ruang
Sistem pencahayaan menggunakan lampu
downlight, lampu gantung (lampshade), spotlight,
lampu TL, hidden lamp dan cahaya matahari.
Sistem penghawaan menggunakan AC single split,
AC ceiling casette, exhaust fan. Akustik
menggunakan acoustic tile, acoustic panel, acoustic
wall dan acoustic carpet sebagai akustik pasif.
Akustik aktif berupa sound system, alat musik,
televisi. Sistem proteksi kebakaran menggunakan
APAR, hydrant box, sprinkler dan smoke detector. Gambar 8. Layout Gedung Kantor Inkubasi dan
Sistem keamanan menggunakan CCTV, penjagaan Kelas
satpam, open space plan, penggunaan dinding kaca.

5. Implementasi Pada Interior


a. Layout General

Gambar 9. Layout Gedung Makerspace Batik,


Studio dan Mushola

Gambar 6. Layout Gedung Kafetaria dan Pendopo

Gambar 10. Layout Gedung Makerspace Tenun, dan


Utilitas

b. Pemilihan Denah Khusus


Pekalongan Creative Hub terdiriatas
sembilan bangunan dengan total luasan 5753,4 m2
untuk detail luasan dan kebutuhan ruang dapat
dilihat pada lampiran.
Pemilihan denah khusus bertujuan untuk
memunculkan sebuah karakter yang dapat
Gambar 7. Layout Gedung Pameran, Studio dan mempresentasikan karakteristik dari Perancangan
Makerspace Fesyen Pekalongan Creative Hub yang memiliki massa
bangunan lebih dari satu. Sembilan ruang dipilih
dengan fungsi ruangnya masing-masing yaitu
Ruang Kelas Seminar B, Studio Fotografi, Studio
Musik, sisi kiri Ruang Pameran, Makerspace Batik
7
Tulis, Makerspace Fesyen, Perpustakaan dan Co-
working Space, serta Co- office Bidang DKV dan
Fesyen.
1. Ruang Kelas Seminar B
Merupakan ruang yang lebih sering
dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan untuk
membahas sebuah studi dari narasumber, sifatnya
fleksibel karena dapat digunakan sebagai ruang
seminar, workshop, dan pameran dalam skala kecil.
Fungsi ruang ini adalah sebagai ruang untuk belajar.
Ruang Kelas Seminar B memiliki kapasitas 18
orang.
Gambar 14. Perspektif Ruang Kelas Seminar B
2. Studio Fotografi
Ruang ini merupakan ruang yang digunakan
untuk mengambil gambar serta editing gambar.
Ruang ini berhubungan dengan kegiatan yang ada
di studio fesyen. Terdapat ruang persiapan dan
kamar pas pada studio ini. Ruangan ini tidak cukup
luas dan hanya berkapasitas enam hingga delapan
orang. Fungsi ruang ini adalah sebagai ruang untuk
Gambar 11. Denah Khusus R. Kelas Seminar B berkarya.

Gambar 15. Denah Khusus Studio Fotografi


Gambar 12. Rencana Ceiling dan Titik Lampu
Ceiling menggunakan rangka kayu melingkar
downceiling, terdapat upceiling yang berada di
tengah lingkaran. Ceiling dengan bentuk ini
merupakan vocal-point dari ruangan ini yang
menjadi pusat dari lingkungannya dan dapat berarti
menyatukan semua ruang dalam satu titik dengan
satu kegiatan di dalamnya. Dengan bentuk ini,
ruangan menjadi tidak kaku dan lebih friendly
sehingga dapat merangkul dan menghubungkan
orang-orang yang ada disekitarnya.

Gambar 16. Rencana Ceiling dan Titik Lampu


Ceiling menggunakan sistem downceiling
namun hanya rangka luar lingkaran dengan material
kayu. Bentuk ceiling mengikuti bentuk ruang yaitu
persegi panjang. Namun untuk menghilangkan
Gambar 13. Tampak Ruang Kelas Seminar B kesan kaku, dibuatlah lengkungan pada ujung
plafon drop ceiling berbentuk seperti daun. Plafon

8
drop ceiling dapat membuat kesan hangat dan Gambar 20. Rencana Ceiling dan Titik Lampu
akrab. Ceiling dilapisi dengan kain tebal akustik dan
plafond dari material kayu. Pada ruang latihan
plafond dilengkapi dengan rangka-rangka kayu
untuk mendukung sistem akustik ruang. Semua
plafon dilapisi dengan karpet akustik.

Gambar 17. Tampak Studio Fotografi

Gambar 18. Perspektif Ruang Studio Fotografi


3. Studio Musik
Merupakan ruang yang dimanfaatkan sebagai
ruang latihan dan rekaman dengan/ tidak memakai Gambar 21. Tampak Studio Musik
alat musik, serta studio ini mendukung kegiatan
broadcasting radio. Alat musik yang disediakan
pada ruang ini berupa alat musik band. Fungsi ruang
ini adalah sebagai ruang untuk berkarya dan belajar.

Gambar 22. Perspektif Ruang Studio Musik


4. Ruang Pameran
Gambar 19. Denah Khusus Studio Musik Merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk
memerkan karya hasil produksi tangan yang berasal
dari partisipan dan kegiatan acara yang ada di
Pekalongan Creative Hub. Ruang ini bersifat
fleksibel karena dapat disewakan untuk acara
pameran di luar Pekalongan Creative Hub. Fungsi
ruang pameran adalah sebagai ruang untuk apresiasi
terhadap karya.
Ruang ini berfungsi sebagai ruang apresiasi di
mana semua produk yang ditampilkan adalah hasil
pekerjaan dari para partisipan fasilitas Pekalongan
Creative Hub.

9
Merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk
memproduksi sebuah kain batik dengan cara
manual menggunakan tangan dan canting. Area ini
dirancang terbuka seperti pendopo karena
disamping pendeskripsian maksud yang ingin
menunjukkan proses pembatikan jaman dahulu di
perkampungan batik, hal ini dikarenakan suhu udara
di Pekalongan sangat panas saat siang hari dan
media produksi batik berkaitan dengan api. Fungsi
ruang ini adalah sebagai ruang untuk berkarya atau
menciptakan sebuah kreatifitas yang dituangkan
pada secarik kain mori yang kemudian dapat
dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai
Gambar 23. Denah Khusus Ruang Pameran guna.

Gambar 27. Denah Khusus Makerspace Batik


Tulis

Gambar 24. Rencana Ceiling dan Titik Lampu

Gambar 25. Tampak Ruang Pameran Gambar 28. Rencana Ceiling dan Titik Lampu

Gambar 29. Tampak Makerspace Batik Tulis

Gambar 26. Perspektif Ruang Pameran


5. Makerspace Batik Tulis

10
Gambar 30. Perspektif Ruang Makerspace Batik Gambar 33. Tampak Makerspace Fesyen
Tulis
6. Makerspace Fesyen
Merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk
memproduksi sebuah kain, aksesoris, dan lainnya
yang berkaitan dengan fesyen menjadi sebuah
produk yang memiliki nilai guna dan jual. Kegiatan
di ruangan ini harus mempunyai korelasi dengan
alat-alat khusus yang telah disediakan. Fungsi ruang
ini adalah sebagai ruang untuk berkarya.

Gambar 34. Perspektif Ruang Makerspace


Fesyen
7. Perpustakaan dan Co-working Space
Gambar 31. Denah Khusus Makerspace Fesyen
Merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk
menjalin sebuah jaringan atau koneksi dan belajar
menambah wawasan.

Gambar 32. Rencana Ceiling dan Titik Lampu


Ceiling berupa dropceiling dengan material Gambar 35. Denah Khusus Perpustakaan dan Co-
kayu dan plafon gypsum. Plafon terdiri dari bentuk working Space
simetris persegi panjang dan segitiga. Ruang ini
lebih menekankan fungsinya yaitu sebagai ruang
produksi, ruang ini dilengkapi dengan armatur
lampu gantung yang dapat digunakan sebagai
penerangan tambahan yang dapat memfokuskan
pekerja di bawahnya.

11
Gambar 36. Rencana Ceiling dan Titik Lampu
Ceiling berbentuk plafon dan dropceiling
kayu dengan bentuk lingkaran sesuai dengan fungsi
ruangan di mana perpustakaan adalah tempat untuk
berinteraksi dan menghubungkan satu orang dengan
yang lainnya. Bentuknya memusat untuk
menghilangkan kesan kaku pada ruangan ini.
Armatur lampu yang digunakan berupa lampshade
gunanya sebagai penerangan langsung orang yang
sedang beraktivitas membaca dibawahnya. Armatur
lampshade yang berwarna hangat ini menciptakan
sebuah ruangan yang ramah dan nyaman.
Perpaduan warna hangat dan cool-white yang bersal
dari lampu atau pencahayaan langsung akan
Gambar 39. Perspektif Ruang Perpustakaan dan
menciptakan suasana nyaman.
Co-working Space
8. Co-office Bidang Fesyen dan DKV
Merupakan sebuah kantor inkubasi sebuah
instansi yang bergerak dalam bidang DKV dan
Fesyen. Ruang ini dapat digunakan sebagai ruang
rapat harian dan bekerja dalam mengatur sebuah
acara yang ada di Pekalongan Creative Hub. Fungsi
ruang ini adalah sebagai ruang untuk bekerja. Co-
Office bidang Fesyen dan yang lainnya merupakan
inkubator bisnis yang berupa lembaga yang
menaungi startup/ UMKM dengan cara penyediaan
sarana dan prasarana usaha, pengembangan usaha,
dukungan manajemen serta teknologi. Tim
manajemen inkubator bisnis dikelola oleh 5-6 orang
karyawan, tiga diantaranya adalah manajer senior.
Gambar 37. Tampak Perpustakaan dan Co- Inkubator yang ada di Pekalongan Creative Hub
working Space dinaungi oleh Pemerintah yang berbasis jasa.
Startup yang akan masuk pada inkubator bisnis
yang ada di Pekalongan Creative Hub umumnya
melalui kontes atau seleksi ide bisnis yang memiliki
kriteria telah berjalan minimal selama setahun.
Berikut ini adalah aspek operasional yang
disediakan oleh inkubator di Pekalongan Creative
Hub.
1. Kriteria Calon Tenant
Berdasarkan sektor usaha prioritas ekonomi
kreatif di Pekalongan Creative Hub.
2. Periode dan Tahapan Inkubasi
Lama periode inkubasi bisnis pada Pekalongan
Creative Hub yaitu selama 5 tahun dengan
tahapan inkubasi, sebagai berikut :
Gambar 38. Perspektif Ruang Perpustakaan dan - Tahap awal
Co-working Space - Tahap pengembangan usaha
- Tahap kemandirian
3. Fasilitas dan Layanan :
- Jasa manajemen : konsultasi bisnis,
pembuatan rencana usaha, pendidikan dan
pelatihan.
- Pemasaran : pameran, pembuatan brosur,
penyediaan showroom, penyebaran informasi
pasar.

12
- Akses permodalan : pemberian insentif
modal, akses modal dari program pemerintah,
akses ke BUMN serta lembaga keuangan.
- Sarana dan prasarana usaha : ruang kerja
(workshop), lahan usaha, fasilitas dan sarana
kantor, peralatan dan sarana lain yang
dibutuhkan tenant untuk pengembangan
usaha.

Gambar 43. Perspektif Ruang Co-office DKV

Gambar 40. Denah Khusus Co-office Fesyen dan


DKV

Gambar 41. Rencana Ceiling dan Titik Lampu Gambar 44. Perspektif Ruang Co-office Fesyen

6. Kesimpulan
Perancangan dan perencanaan Interior
Pekalongan Creative Hub di Pekalongan bertujuan
untuk mewadahi kegiatan Industri Kreatif di Kota
Pekalongan. Manfaat lain dari perancangan
Gambar 42. Tampak Co-office Fesyen dan DKV Pekalongan Creative Hub agar dapat menjadi daya
tarik sendiri untuk para wisatawan lokal maupun
mencanegara untuk belajar tentang industri kreatif
yang berkembang di Kota Pekalongan. Perancangan
Pekalongan Creative Hub merupakan hasil
kerjasaman antara Pemerintah Kota Pekalongan dan
Gambar 43. Tampak Co-office DKV dan Fesyen juga BEKRAF. Kota Pekalongan merupakan
sebuah daerah yang lekat akan budayanya, karena
itulah konsep Ekletik digunakan untuk tetap
menjaga lokalitasnya dan dikemas dengan gaya
modern.

DAFTAR PUSTAKA

(Online)
Gambar 42. Tampak Co-office Fesyen dan DKV
Admin Portal. 2017. Apa itu Ekonomi Kreatif.
http://indonesiakreatif.bekraf.go.id/ikpro/progr
ams/apa-itu-ekonomi-kreatif. Diakses 10
Februari 2019.

13
Budiman Mulyadi, Michael. 2018. Latah (Tugas Akhir)
Membangun ‘Creative Hub’ di Jakarta dan
kota besar, potensial mendorong ekonomi Haikal, Muh. Mirza. Perancangan Galeri dan
kreatif ? https://theconversation.com/latah- Rumah Produksi Batik Pekalongan. ITB. 2014
membangun-creative-hub-di-jakarta-dan- kota-
besar-potensial-mendorong-ekonomi-kreatif. Iswari, Arini Diar. Perancangan Interior Jogja
Diakses 12 Februari 2019. Creative Hub. Universitas Telkom. 2018.

Kabupaten Pekalongan. Pemerintahan, Perencanaan dan Perancangan Pusat


Ekonomi & Bisnis, Pariwisata, Publik, Berita. Kebudayaan Yogyakarta. UAJY. 2016.
http://pekalongankab.go.id/v2. Diakses 24
Februari 2019. Sekarwuni, Perancangan Interior Pusat Seni
DPM-PTSP Kota Pekalongan. Kota Tari Tradisi Surakarta Di Surakarta. Institut
Pekalongan, Panduan Investasi. Seni Indonesia Surakarta. 2017.
https://oss.pekalongankota.go.id/oss/index.php
/id. Diakses 24 Februari 2019.

Supriyanto, Joko. 2014. Antropometri dan


Ergonomi Menjahit.
http://www.mansaba.sch.id/web_saba/akademi
k/program-unggulan/886- mesin-jahit-
manual.html. Diakses 26 Februari 2019

(Buku)

Amiaty, Ratna E. 2006. Kajian Inkubator


Bisnis Dalam Rangka Pengembangan UMKM.
Jakarta. Tim Peneliti dan Pengembangan Biro
Kredit.

Ergin, Dugyu. How to Create a Co-working


Space Handbook.
https://www.politesi.polimi.it/bitstream/10589/
96762/1/2014_10_Ergin_Du ygu_02.PDF.pdf.
Diakses 25 Februari 2019.

Panero Julius, Martin Zelnik. 2003. Dimensi


Manusia dan Ruang Interior. PT. Gelora
Aksara Pratama

Rumaningsih Sri, dkk. 2015. Rekam Jejak


Perubahan Lambang Daerah Kota
Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan

Trimanah, dkk. 2014. Best Practice


Pekalongan. Pekalongan. Bappeda Kota
Pekalongan

14

Anda mungkin juga menyukai