PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kreatif merupakan salah satu jenis usaha yang kian hari kian melejit.
Terlebih di era millenial seperti saat ini, banyak kawula muda yang
menggandrungi usaha Industri kreatif dengan berbagai jenis kreativitasnya yang
sangat unik dan menjanjikan. macam – macam industri kreatif di Indonesia ada
16 jenis, meliputi: arsitektur, periklanan, film /fotografi /video, musik,
penerbitan , pasar seni dan budaya, kerajinan, fashion, desain, permainan
interaktif, web desain, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, riset dan
pengembangan. Industri Kreatif sangatlah menguntungkan, apalagi di zaman
sekarang yang perkembangan teknologinya sangat menuntut kita untuk banyak
berinovasi. 1
Industri kreatif berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan, dan bakat
individu yang setiap tahunnya megalami pertumbuhan. Hasil pengukuran data
statistik menunjukkan bahwa kinerja ekonomi kreatif Indonesia mengalami
kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Hasil pengukuran data statistik
menunjukkan bahwa kinerja ekonomi kreatif Indonesia mengalami kenaikan
yang signifikan dari tahun sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi
kreatif pada tahun 2018 naik mencapai Rp 1.105 Triliun dengan nilai kontribusi
terhadap PDB Nasional sebesar 7,16%, atau meningkat dari tahun sebelumnya
yang hanya sebesar Rp 1.009 Triliun. 2
Indonesia memiliki nilai kreativitas dan inovasi yang sangat tinggi, dan itu
semua bagian dari industri ekonomi kreatif, prospek industri ini ke depannya
akan semakin baik. pemerintah sudah memberikan insentif, pelatihan,
pendampingan dan menyediakan tenaga ahli bagi tumbuhnya industri kreatif di
Indonesia.
1
https://rekreartive.com/sejarah-perkembangan-industri-kreatif/
2
https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/media_1598879701_BU
KU_BEKRAF_28-8-2020.pdf
Kemparekraf mengatakan ada 7 hal yang dapat menjadi potensi strategis
dalam pengembangan ekonomi kreatif,meliputi: (1) Ketersediaan sumber daya
kreatif (orang kreatif-OK) yang profesional dan kompetitif; (2) Ketersediaan
sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif; dan sumber daya
budaya yang dapat diakses secara mudah; (3) Industri kreatif yang berdaya saing,
tumbuh, dan beragam; (4) Ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses
dan kompetitif; (5) Perluasan pasar bagi karya kreatif; (6) Ketersediaan
infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) Kelembagaan
yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
Untuk mengembangkan industri kreatif, pemerintah telah melakukan kajian
awal untuk memetakan kontribusi ekonomi dari industri kreatif yang merupakan
bagian dari ekonomi kreatif, dimana ekonomi kreatif ini menjadikan kreativitas
sebagai daya saing untuk menjadikan negara kita yang maju dibidang
perekonomian. Ekonomi kreatif diyakini dapat menjawab tantangan
permasalahan dasar jangka pendek.
Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam
tersebut berupa pengembangan potensi usaha-usaha industry yang jika
dihubungkan dengan ekonomi kreatif akan dapat mengembangkan potensi
destinasi wisata, seni budaya yang kreatif dan inovatif sehingga memiliki nilai
jual dan daya saing yang tinggi baik tingkat nasional maupun internasional.3
Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan wisata, sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Samosir Nomor 4 Tahun
2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD)
Kabupaten Samosir 2011-2015 dengan Visi“Samosir Menjadi Daerah dan
Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif Tahun 2015”harus dikelola secara
terintegrasi oleh seluruh stakeholder. Hal ini juga sejalan dengan penetapan
danau Toba dan sekitarnya sebagai Kawasan Stretegis Nasional dan penetapan
Geopark Kaldera Toba sebagai Geopark Nasional. Sebagai kabupaten pariwisata
dibutuhkan dukungan pengembangan semua sektor pariwisata, salah satu sektor
3
http://lib.unnes.ac.id/31581/1/5112413025.pdf
yang mendukung pengembangan pariwisata ini adalah sektor usaha Industri
Kecil dan Menengah (IKM).4
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Odo Manuhutu,
mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Samosir pada 9 Oktober 2020.
Kunjungan tersebut adalah upaya Pemerintah Kabupaten Samosir menjadikan
Pulau Samosir sebagai destinasi wisata kelas dunia Beberapa tempat di Samosir
yang dikunjungi yakni Pantai Indah Situngkir, kawasan pengrajin ulos Desa
Hutaraja di Lumban Suhisuhi, lokasi pembangunan jembatan Tano Ponggol, dan
wisata alam Air Terjun Efrata. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
mengatakan Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkomitmen
membangun gedung pusat industri kreatif di Pantai Indah Situngkir, yang
diharapkan menjadi fasilitas penunjang kegiatan ekonomi kreatif di kawasan
Danau Toba.5
Untuk menciptakan industri kreatif di Kabupaten Samosir agar dapat
berkembang, perlu adanya sebuah Pusat, yaitu sebuah tempat berkumpul bagi
para pelaku industri kreatif di Kabupaten Samosir. Selain sebagai tempat
berkumpul para pelau industri kreatif, tempat itu juga dapat dijadikan sebagai
tempat sinergisitas dari berbagai stakeholder baik Pemerintah, Akademisi,
Penyedia modal, Asosiasi pengusaha, dan para pelaku industri kreatif yang dapat
membantu mengambangkan industri kreatif di Kabupaten Samosir.
Potensi pengembangan industri kreatif di kabupaten samosir sangat berpotesi
karena daerah ini mempunyai beraneka ragam produk industri kreatif yang sudah
ada sebelumnya, seperti: tenun, ulos, produk difersifikasi tenun, anyaman pandan
dan eceng gondok, ukiran, pahat batu, gerabah, kerajinan bambu, sablon, kuliner
khas Samosir seperti kacang rondam,kopi losung, dan kreatifitas musik daerah.).
Pada umumnya kerajinan-kerajinan ini bersumber dari kearifan budaya lokal dan
memiliki nilai budaya tinggi, sehingga peninggalan budaya ini perlu
4
https://samosirkab.go.id/potensi-unggulan-kabupaten-samosir-usaha-industri-kecil-dan-menengah-
ikm/
5
https://hmstimes.com/2020/pusat-industri-kreatif-akan-dibangun-di-pantai-indah-situngkir-
samosir/
dipertahankan sebagai warisan budaya nenek moyang ”bangso batak”untuk
dilestarikan dan dikembangkan.6
Dengan adanya Pusat Industri Kreatif di kabupaten samosir ini diharapkan
dapat meningkatkan jumlah innovator dan kreator kabupaten samosir sehingga
dapat menyokong perekonomian masyarakat dan menyerap tenaga kerja di
kabupaten samosir. Pusat Industri Kreatif di kabupaten samosir didesain melalui
pendekatan Arsitektur Neo Vernakular. Dimana Arsitektur Neo Vernakular
adalah gaya arsitektur yang menggabungkan arsitektur tradisional dan
arsitektur modern. Dengan pendekatan ini di harapkan bangunan tetap dapat
menampilkan citra dari kebudayaan lokal di Kabupaten Samosir tetapi dengan
gaya yang modern.
1.2 Identifikasi masalah
Pusat Industri Kreatif merupakan sebuah tempat yang akan mewadahi untuk
mengembangkan dan tempat menjual produk industri kreatif di kabupaten
Samosir. Dengan adanya Pusat Industri Kreatif di Kabupaten Samosir ini
diharapkan dapat meningkatkan jumlah innovator dan kreator Samosir sehingga
dapat menyokong perekonomian masyarakat dan menyerap tenaga kerja di
Kabupaten Samosir.
Industri kreatif masih mengandalkan Fasilitas yang kurang memadai akibat
pembiayaan yang masih menggunakan modal pribadi, dan juga kurangnya wadah
untuk mengedukasi para pelaku industri kreatif di kabupaten samsosir. Hal ini
mengakibatkan produk-produk industri kreatif yang ada di Kabupaten Samosir
belum sepenuhnya menjangkau target pasar yang diinginkan. Selain menjadi
wadah yang memfasilitiasi pelaku industri kreatif untuk menghasilkan produk
kreatif, Pusat industri kreatif perlu mengumpulkan pasar (market) bagi industri
kreatif di Kabupaten Samosir. 7
6
https://samosirkab.go.id/potensi-unggulan-kabupaten-samosir-usaha-industri-kecil-dan-menengah-
ikm/
7
https://samosirkab.go.id/potensi-unggulan-kabupaten-samosir-usaha-industri-kecil-dan-menengah-
ikm/
Dalam dunia pemasaran (marketing) yang semakin modern, melibatkan
konten visual dalam promosi menjadi sebuah keharusan (Manic, 2015). Hal ini
disebabkan karena persepsi manusia didominasi oleh kekuatan visual sehingga
visual menjadi titik fokus yang efektif dalam promosi. Dalam konteks ini,
industri kreatif memerlukan sebuah bangunan yyang fungsional dan dapat
mencermikan keunikan kebudayaan sekitar sebagai salah satu strategi promosi
dunia industri kreatif Kabupaten Samosir. Tampilan bangunan merupakan wajah
selubung luar dari sebuah bangunan yang didesain dengan detail-detail gaya
tertentu (Burden, 1996).
Tampilan bangunan menjadi elemen penting dalam penyampaian fungsi dan
makna dari suatu bangunan (Sastra, 2013). Tampilan bangunan perlu diolah
hingga mampu menampilkan karakter, gaya, suasana dan bahkan tujuan dari
desain bangunan tersebut, dalam hal ini yaitu desain dari Pusat industri kreatif.
Hal ini disebabkan karena tampilan bangunan menjadi ekspresi visual yang
pertama kali diapresiasi oleh publik sehingga penilaian terhadap fasad identik
dengan penilaian terhadap keseluruhan bangunan itu sendiri (Fikroh, 2016).
Lebih jauh lagi ruang dalam dan ruang luar bangunan menjadi salah satu elemen
arsitektur yang didesain untuk merefleksikan ciri khas masyarakat di mana
bangunan tersebut dibangun. Kabupaten samosir yang memiliki Arsitektur Batak
Toba dengan ciri khas konsep rumah panggung dan konstruksi atap pelana yang
runcing di kedua arah serta sistem struktur pasak, yang menggambarkan tentang
cerminan sosial masyarakat di sekitaran danau toba. Dalam hal ini, tampilan
pusat industri kreatif harus mampu merefleksikan identitas masyarakat
Kabupaten Samosir sebagai masyarakat yang sangat kental dengan nilai
kebudayaan namun selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. 8
Refleksi masyarakat kreatif melalui tampilan indsutri kreatif unggulan di
kabupaten samosir yang mampu mencerminkan nilai budaya dan perkembangan
zaman diwujudkan dengan pendekatan arsitektur Neo-Vernakular. Neo
Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post
8
http://e-journal.uajy.ac.id/17470/2/TA153581.pdf
Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an,
Post Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek
terhadap pola-pola yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak).
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan, termasuk iklim setempat
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan
ornamen). Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern,
tetapi juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang
mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep ,kriteria perancangan.
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan
vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya). Latar
belakang penerapan pendekatan arsitektur neo vernakular pada Pusat industri
kreatif di Kabupaten Samosir adalah untuk melestarikan unsur-unsur atau ciri
arsitektur lokal dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin
berkembang. Dengan pendekatan ini, Pusat industri kreatif di Kabupaten Samosir
dapat mencermikan tentang nilai-nilai budaya batak toba. 9
1.3 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang terdapat pada
perancangan Pusat industri kreatif di Kabupaten Samosir yang dikaitkan dengan
tujuan perancangan yang mampu mewadahi kebutuhan para pelaku indsustri
kreatif serta memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi semua
penggunanya, maka rumusan masalahnya adalah : “Bagaimana merancang
sebuah Pusat industri kreatif yang mampu mewadahi aktifitas dan yang mampu
mencerminkan arsitektur lokal dengan mengikuti perkebangan zaman melalui
pendekatan Neo Vernakular?
1.4 Ruang Lingkup Permasalahan
1. Menekankan pada fungsi bangunan sebagai sarana, pengembangan,
produksi karya, pameran, dan promosi serta pemasaran di bidang industri
kreatif
9
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01245-AR%20Bab2001.pdf
2. Menganalisis data dan tapak, pelaku, aktivitas, ruang, arsitektural, struktur dan
utilitas.
3. Penyusunan Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Industri Kreatif di
Kabupaten Samosir berupa konsep dasar dan pendekatan, konsep tapak,
konsep ruang, konsep bangunan.
1.5 Tujuan dan Sasaran
1.5.1 Tujuan
Menciptakan rancangan bangunan pusat industri kreatif yang mampu
mencerminkan arsitektur lokal yang mengikuti perkebangan zaman dengan
pendekatan Arsitektur Neo Vernakular.
1.5.2 Sasaran
Manfaat yang dapat diberikan melalui perancangan Pusat Industri
Kreatif di Kabupaten Samosir ini, diantaranya:
a. Manfaat Bagi Perancang
1. Memahami teori pengetahuan Pusat Industri Kreatif di Kabupaten
Samosir .
2. Memperoleh analisa pola ruang untuk Pusat Industri Kreatif di
Kabupaten Samosir
b. Manfaat Bagi Masyarakat
1. Mewadahi kebutuhan Pusat Industri Kreatif bagi para pelaku industri
kreatif di Kabupaten samosir.
2. Menyediakan fasilitas untuk menikmati dan mempelajari industri kreatif.
c. Manfaat Bagi Pemerintah
1. Merekomendasikan konsep perencanaan Pusat Industri Kreatif ke
pemerintah Kabupaten Samosir
2. Merekomendasikan konsep perancangan Pusat Industri Kreatif ke
pemerintah Kabupaten Samosir, untuk mewadahi kegiatan para industri
kreatif di Kabupaten Samosir.
1.6 Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui:
a. Data Primer
Data primer merupakan data secara langsung dan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya. Pengumpulan data primer ini dilakukan
dengan cara:
Studi Banding
Studi banding dengan melakukan pengamatan dan peninjauan
secara langsung pada objek lokasi studi banding namun
berhubung ada pandemi Covid-19 sebelum melakukan studi
banding langsung ke lokasi yang berada di Bandung, maka
hanya melakukan studi banding literatur.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data dari hasil studi pustaka atau
literatur, yang digunakan untuk mempelajari referensi yang
berkaitan dengan masalah dan subyek yang akan dibahas. Literatur
di dapatkan melalui buku, jurnal dan media lainnya. Literatur
dalam hal ini berupa literatur tentang karakteristik Pusat Industri
Kreatif dan studi banding literaturnya, serta teori pendekatan
arsitektur Neo Vernakular dan studi preseden penerapannya,
sehingga didapatkan sebuah kesimpulan untuk menerapkan ke
proses rancangan.
2. Analisis
Analisis dilakukan dengan melihat hasil studi banding, observasi, serta
teori dari literatur yang mengacu pada kebutuhan
ruang,faasilitas,penataan dan konsep perancangan Pusat Industri
Kreatif
3. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan kelanjutan dari tahap analisis, yaitu
dengan memutuskan hasil dari alternatif-alternatif yang muncul pada
tahap analisis.
4. Kesimpulan
Merupakan hasil akhir yang menyimpulkan penerapan desain pada
Pusat Industri Kreatif di Kabupaten Samosir yang berdasarkan hasil
analisis.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang,identifikasi masalah,rumusan
masalah,sistematika penulisan dan kerangka berfikir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mengkaji tinjaun pustaka yang diperoleh dari berbagai sumbr untuk
menemukan teori yang sesuai dan dapat membantu dalam menyelesaikan
masalah.
BAB III STUDI BANDING
Berisi hasil studi banding dengan objek terkait dan hasil dari Pusat Industri
Kreatif yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan konsep desain
BAB IV ANALISIS PRESEDEN
Berisi hasil studi banding dengan objek terkait dan hasil dari Pusat Industri
Kreatif yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan konsep desain
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
berisikan konsep desain, detail desain dan hasil desain
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
(sumber: definisi UK Department of Culture, Media and Sport, 1999 dalam Nenny,
10
2008).
ekonomi maupun nonekonomi. Secara ekonomi, industri kreatif berperan
dalam menciptakan iklim bisnis, pencapaian lapangan kerja, menumbuhkan
inovasi dan kreativitas, pencipta sumber daya yang terbarukan, dan
berkontribusi positif terhadap pendapatan nasional bruto (Gross National
Product-GNP). Berdasarkan laporan ekonomi kreatif (2008: 2), dari
Departemen Perdagangan RI, kontribusi ekonomi kreatif dapat dilihat dari
beberapa indikator baik secara ekonomi maupun non ekonomi sebagai
berikut:
1. Dampak terhadap aspek sosial Selain berkontribusi terhadap
perekonomian, industri kreatif berkontribusi terhadap sosial ekonomi
lainnya. Misalnya, terhadap peningkatan kualitas hidup, peningkatan
toleransi sosial, bahkan peningkatan citra dan identitas bangsa.
2. Dampak terhadap pelestarian budaya
Peran penting nonekonomi dari industri kreatif adalah berperan dalam
membangun budaya, warisan budaya, dan nilai-nilai lokal. Industri kreatif
yang berbasis budaya menciptakan landasan karakter budaya lokal yang
kuat. Industri kreatif mampu memperjuangkan hak kekayaan intelektual
(HAKI) bagi warisan budaya, dan kearifan budaya. Jamu-jamuan,
makanan tradisional, obat-obatan tradisional, seni tradisonal, dan pakaian
tradisional adalah warisan budaya yang dapat dilindungi HAKI-nya. Di
bidang teknologi sangat beragam, seperti irigasi subak, sistem pelestarian
hutan suku pedalaman dan warisan budaya kerajinan lainnya, semua
warisan budaya tersebut memiliki potensi pasar dan merupakan produk
industri kreatif bangsa.
3. Tingkat Pendidikan
Tentunya tingkat pendidikan sangat diperlukan dalam daya saing,
untuk melakukan suatu inovasi tentunya digunakan pemikiran yang
sangat kreatif sehingga dapat memunculkan ide-ide yang cemerlang
sehingga dapat bersaing dengan yang lainnya. Partisipasi masyarakat
dalam mengenyam pendidikan SD tercatat sebesar 94,7%, SMP sebesar
66,5%, serta melek huruf sebesar 99,4%.
2.1.5 Sub-Sektor Industri Kreatif di Indonesia
Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia
berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh
Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah:
1. Aplikasi dan Pengembangan Permainan
Meningkatnya penetrasi pemanfaatan gawai oleh masyarakat tak lepas
dari peran aplikasi yang tertanam di dalamnya. Masyarakat sudah fasih
menggunakan berbagai jenis aplikasi digital seperti peta atau navigasi,
media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah, permainan dan lain
sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya mempermudah
pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka tak heran jika
potensi subsektor aplikasi dan pengembang permainan sangat besar.
2. Arsitektur
Peran arsitektur di Indonesia sangatlah penting. Dalam hal budaya,
keanekaragaman arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter
Bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya. Sedangkan
dalam hal pembangunan, arsitektur juga berperan dalam merancang
dasar pembangunan sebuah kota. Karena potensinya yang sangat besar,
Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu sub sektor yang layak
untuk dikelola secara lebih serius.
3. Desain Interior
Selama dua dekade terakhir ini, perkembangan sub sektor desain
interior menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Masyarakat mulai
mengapresiasi estetika ruangan secara lebih baik. Penggunaan jasa
desainer interior untuk merancang estetika interior hunian, hotel, dan
perkantoran pun semakin meningkat. Sudah jelas bahwa potensi
ekonomi dari industri desain interior sangat menjanjikan.
4. Desain Komunikasi Visual
Desain Grafis (DKV) punya peran yang sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan
bahkan kelancaran program-program pemerintah. Potensi pasar
domestik sangat menjanjikan, terutama dengan semakin banyaknya
praktisi DKV lokal yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan,
dan nilai-nilai lokal. Potensi ini masih harus ditingkatkan, seperti
kesadaran pasar tentang pentingnya desain. Hasil karya desainer grafis
sering dinilai dengan harga yang kurang layak. Padahal para desainer
grafis membutuhkan proses yang cukup panjang dalam bekerja, dari
memikirkan filosofi, mengolah desain sehingga mempunyai makna,
dan menghasilkan produk jadi. Ajakan kepada para pengusaha untuk
menggunakan jasa desainer grafis lokal pun perlu lebih lantang
diserukan.
5. Desain Produk
Desain produk merupakan proses kreasi sebuah produk yang
menggabungkan unsur fungsi dengan estetika sehingga bermanfaat dan
memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Tren sub sektor ini sangat
positif. Dengan populasi penduduk yang didominasi oleh usia
produktif, potensi terbentuknya interaksi antara pelaku industri dan
pasar pun sangat besar. Ditambah lagi masyarakat dan pasar sekarang
memiliki apresiasi terhadap produk yang berkualitas. Sub sektor desain
produk juga didukung oleh para pelaku industri yang memiliki
craftmanshift andal. Para desainer produk mampu menggali dan
mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka
ragam, dalam setiap karya-karyanya. Sebagai wakil pemerintah, Bekraf
akan mengelola sub sektor ini dan mendampingi para pelaku kreatif
dalam mengembangkan bisnisnya. Beberapa pendekatan yang bisa
dilakukan untuk subsektor ini adalah dengan mengelola industri dari
hulu ke hilir, bekerja sama dengan berbagai asosiasi untuk
meningkatkan penggunaan desain produk lokal Indonesia, dan
mendirikan pusat desain sebagai hub lintas subsektor. Untuk jangka
panjang, perlu adanya undang-undang atau peraturan yang menetapkan
supaya setiap retail dan mall menjual minimal 20- 30% produk-produk
lokal.
6. Fesyen Tren
fesyen senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan bulan, selalu
muncul mode fesyen baru. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer
fesyen lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan
munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fesyen
ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera
tinggi dalam memilih fesyen. Di sisi lain, subsektor ini harus
menghadapi banyak tantangan. Fesyen lokal masih menjadi anak tiri,
pasar memprioritaskan ruangnya untuk produk-produk impor, sehingga
fesyen local kurang mendapatkan tempat. Sedangkan tantangan lain
yang tak kalah penting adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari
pabrik tekstil/garmen, perancang busana, sampai ke urusan pasar.
7. Film, Animasi, dan Video
Perfilman Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang
positif. Para rumah produksi mulai berlomba-lomba menggenjot
produktivitasnya menggarap film yang berkualitas dari segi cerita
sekaligus menguntungkan secara komersial. Ini tak lepas dari potensi
penonton Indonesia yang sangat besar dan bisa mengapresiasi film
produksi lokal secara positif. Sub sektor ini memiliki potensi yang bisa
dikembangkan menjadi lebih baik, walapun masih harus menghadapi
berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah minimnya SDM yang
benar-benar mempunyai keahlian di bidang film, sehingga pilihan
untuk memperoleh tim dari sutradara, penulis skenario, kru, dan pemain
film, sangat terbatas. Permasalahan lain yang tak kalah penting adalah
layar bioskop yang terbatas dan tidak merata penyebarannya, serta
belum adanya proteksi terhadap hak karya cipta sehingga aksi
pembajakan masih marak.
8. Fotografi
Perkembangan subsektor fotografi yang cukup pesat tak lepas dari
banyaknya generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi. Tak
sedikit pula dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di bidang
ini sebagai profesional. Masyarakat pun memberikan apresiasi yang
positif terhadap dunia fotografi. Beberapa pelaku memberikan
pendapatnya tentang apa yang masih harus digarap dalam bidang
fotografi ini. Pertama, belum adanya perlindungan HKI terutama untuk
hak penggunaan karya fotografi. Kedua, belum adanya pengarsipan
karya-karya fotografi Indonesia. Dan ketiga, Bekraf diharapkan bisa
membantu para fotografer Indonesia mendapatkan perhatian
internasional.
9. Kriya
Seni kriya merupakan salah satu sub sektor yang menjadi ciri khas
Bangsa Indonesia dan sangat dekat dengan industri pariwisata. Dilihat
dari materialnya, kriya meliputi segala kerajinan yang berbahan kayu,
logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Ketersediaan bahan baku
material yang berlimpah dan kreativitas para pelaku industri menjadi
faktor utama majunya subsektor ini. Indonesia memiliki banyak pelaku
seni kriya yang kreatif dan piawai dalam berbisnis. Bisnis kriyanya pun
beragam. Banyak dari mereka berhasil memasarkan produknya sampai
ke pasar luar negeri. Produk-produk kriya Indonesia terkenal dengan
„buatan tangan‟-nya, dan memanfaatkan hal tersebut sebagai nilai
tambah sehingga bisa dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi.
10. Kuliner
Sub sektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu
30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk
berkembang, oleh karena itu pemerintah akan mendukung sub sektor
ini supaya lebih maju. Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada
beberapa hal yang harus diperbaiki dan dikelola secara lebih serius.
Salah satu di antaranya adalah perlunya akses perizinan usaha melalui
satu pintu sehingga lebih mudah dan efektif. Para pebisnis kuliner baru
sebaiknya mendapatkan panduan dari pemerintah, bisa dari pelatihan
bisnis, informasi perizinan, sampai pada pendampingan hukum dalam
proses pendirian usaha.
11. Musik
Musik merupakan industri cukup menjanjikan dalam dunia showbiz.
Besarnya minat dan antusiasme para musisi muda untuk terjun ke
dalam bidang ini menunjukkan bahwa musik punya potensi menjadi
industri yang lebih besar. Bekraf optimistis menempatkan musik
sebagai salah satu sub sektor yang akan dikelola secara lebih maksimal.
Meskipun sub sektor musik punya potensi yang sangat besar, beberapa
pelaku melihat permasalahan yang harus segera diselesaikan. Salah satu
tantangan terbesar pembajakan yang masih marak sehingga
menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat.
Pembajakan tentunya menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas
produksi, menurunnya apresiasi masyarakat terhadap musik, dan
turunnya minat investasi di bidang ini.
12. Penerbitan
Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar sub sektor yang lain,
namun industri ini punya potensi yang tak kalah kuat. Banyak
penerbitan besar dan kecil yang masih bermunculan meramaikan
industri ini. Ditambah lagi perkembangan teknologi yang
memungkinkan buku diterbitkan dalam bentuk digital. Penerbitan turut
berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektualitas bangsa.
Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para cendekiawan, tak
lepas dari peran industri ini. Walaupun saat ini profesi penulis masih
dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda yang sangat
antusias, silih berganti menerbitkan karya-karyanya.
13. Periklanan
Periklanan adalah sub sektor ekonomi kreatif yang karyanya memiliki
daya sebar paling tinggi. Hal ini tak lepas dari peran sinergi para
pemilik modal yang ingin memasarkan produk dan jasa mereka dengan
media yang dimanfaatkan. Sampai saat ini, iklan masih menjadi
medium paling efisien untuk memublikasikan produk dan jasa. Potensi
industri ini pun tak perlu diragukan lagi. Pertumbuhan belanja iklan
nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahunnya. Ditambah lagi, iklan
mempunyai soft power berperan dalam membentuk pola konsumsi,
pola berpikir, dan pola hidup masyarakat. Oleh karena itu sangat
penting apabila subsektor ini dikuasai oleh SDM lokal.
14. Seni Pertunjukan
Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman seni dan tradisi
pertunjukan, seperti wayang, teater, tari, dan lain sebagainya. Seni
pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar secara sporadis
ke seluruh wilayah di Indonesia. Banyaknya jumlah seni pertunjukan
baik tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan,
dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia
international. Peran pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama
dalam menentukan regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub
sektor seni pertunjukan ini supaya lebih berkembang. Tak hanya itu,
peran pemerintah dalam menfasilitasi pembangunan gedung atau
tempat pertunjukan yang representatif dan bisa diakses oleh semua
lapisan masyarakat juga mutlak diperlukan.
15. Seni Rupa
Industri seni rupa dunia sedang memusatkan perhatiannya ke Asia
Tenggara. Indonesia pun tak luput dari perhatian mereka. Di mana
Indonesia mempunyai potensi terbesar baik secara kualitas, kuantitas,
pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar. Seni rupa Indonesia
juga sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam negeri
ataupun di luar negeri. Berbagai festival seni rupa diadakan secara
rutin. Sudah ada empat perhelatan seni rupa yang reputasinya diakui
secara internasional. Mereka adalah Jogja Biennale, Jakarta Biennale,
Art Jog, dan OK Video Festival. Bahkan sudah lebih dari 160 pelaku
kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara internasional.
16. Televisi Dan Radio
Meskipun tidak semuktahir ponsel dan gawai lainnya, televisi dan
radio masih mempunyai peran yang sangat besar dalam penyebaran
informasi. Saat ini, kepemilikan televisi dan radio sudah merata,
sehingga setiap lapisan masyarakat bisa mengakses teknologi ini.
Pertumbuhan jumlah stasiun televisi dan stasiun radio pun masih terus
bertambah. Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai
dengan tayangan televisi yang berkualitas. Mayoritas program televisi,
karena mengejar rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program
yang ditayangkan. Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM
yang bisa merancang programprogram berkualitas.11
2.1.6 Pelaku dan Faktor Penggerak Industri Kreatif
Pelaku yang menjadi faktor penggerak industri kreatif adalah (Departemen
Perdagangan, 2008:54 – 57):
a. Cendekiawan
Cendekiawan merupakan seseorang yang memiliki keahlian dan
kemampuan dalam mengolah seni dan ilmu pengetahuan. Dalam industri
kreatif pelaku ini terdiri dari peneliti, penulis, aktor, budayawan, seniman,
pengajar, dan tokoh lain di bidang seni, budaya dan ilmu lain yang terkait
dengan industri kreatif.
b. Bisnis
11
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50993/Chapter%2520II.pdf?sequence=4
Bisnis merupakan suatu kesatuan organisasi yang dibentuk untuk
memfasilitasi ketersediaan barang dan jasa kepada konsumen. Bisnis ini
biasanya dimiliki oleh pihak swasta untuk menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
c. Pemerintah
Pemerintah merupakan suatu organisasi yang memiliki wewenang
mengelola kegiatan suatu Negara. Peran pemerintah dalam
pengembangan industri kreatif didorong oleh adanya kegagalan pasar
yang disebabkan monopoli, eksternalitas, barang publik, informasi yang
asimetris, ketidakefisienan yang tinggi dan ketidakmerataan hasil
pembangunan.12
2.2 Tinjauan Kebutuhan Ruang Dalam Pusat Industri Kreatif
2.2.1 Ruang Pelatihan
1) Pengertian Pelatihan
Menurut KBBI: Pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi
pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya). Menurut KBBI
edisi 2, Balai Pustaka, 1989: Pelatihan atau Magang (Inggris: Training)
adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan. Sedangkan menurut para
ahli, definisi pelatihan adalah sebagai berikut:
(a) Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan,
training is a planned effort to facilitate the learning of job-related
knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa
pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan,
keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
(b)Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya.
12
http://lib.unnes.ac.id/31581/1/5112413025.pdf
2) Fungsi dan Peranan Pelatihan
Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for employees to
master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training programs
and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti bahwa
tujuan pelatihan adalah agar para pegawai / masyarakat dapat menguasai
pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-
program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas seharihari.
Pelatihan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pengembangan
suatu usaha.
Cut Zurnali (2004) memaparkan beberapa manfaat pelatihan yang
dikemukakan oleh Noe, Hollenbeck, Gerhart, Wright (2003), yaitu:
(a) Membantu para masyarakat yang memahami kehalian untuk bekerja
dengan teknologi baru.
(b) Membantu masyarakat untuk memahami bagaimana bekerja secara
efektif dalam tim untuk menghasilkan jasa dan produk yang
berkualitas.
(c) Memastikan bahwa budaya usaha yang menekankan pada inovasi,
kreativitas dan pembelajaran.
(d) Mempersiapkan masyarakat untuk dapat menerima dan bekerja secara
lebih efektif satu sama lainnya, terutama dengan kaum minoritas dan
para wanita.
3) Standar Ruang Pelatihan
Pada pusat pelatihan terdapat ruang kelas teori, dan ruang kelas
praktek. Pada ruang kelas praktek mengacu pada ruang produksi yang sudah
ada, sedangkan untuk ruang teori mengacu pada standar perancangan ruang
kelas.
Fasilitas ruang ganti dapat didesentralisasikan dengan mengalokasikan
ruang diluar ruang kelas. Namun dalam penempatannya masih bergubungan
dengan ruang terkait. Jumlah ruang ganti berdasarkan intensitas jumlah murid
dan dipisahkan sesuai jenis kelamin.
Gambar 2.1 Skema Ruang Kelas
Sumber : Ernest dan Peter Neufert, 2000
13
https://www.suaramerdeka.com/arsip/139145-mengulik-arsitektur-rumah-batak-toba
Batak Toba: kosmologis, proporsional, misteri, dinamis, ekspresif,
keterbukaan, kesederhanaan, ketenteraman.14
16
atap yang diibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari
pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang
menyimbolkan permusuhan. b. Batu bata (dalam hal ini merupakan
elemen konstruksi lokal).Bangunan didominasi penggunaan batu bata
abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya dari arsitektur barat.
c. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan
dengan proporsi yang lebih vertikal.
d. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern
dengan ruang terbuka di luar bangunan.
e. Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular
tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi
lebih pada keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas
ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernakular melalui tren
akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.
1. Pemakaian atap miring
2. Batu bata sebagai elemen lokal
3. Susunan masa yang indah. Mendapatkan unsur-unsur baru dapat
dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi
modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat, dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim
setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak
denah, detail, struktur dan ornamen).
Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern,
tetapi juga elemen non-fisik yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan,
tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya
menjadi konsep dan kriteria perancangan.
Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan
penampilan visualnya).17
2.4.3 Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara
terperinci adalah sebagai berikut.
Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif
terhadap arsitektur setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari
bangunan sekarang.
Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan
yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan
arsitektur.
Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan
lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim.
Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi,
bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur.
Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi
yang akan datang.
Perbandingan Tradisional Vernakular Neo Vernakular
Ideologi Terbentuk oleh Terbentuk oleh Penerapan elemen
tradisi yang tradisi turun temurun arsitektur yang
diwariskan tetapi terdapat sudah ada dan
secara pengaruh dari luar kemudian sedikit
turuntemurun,be baik fisik maupun atau banyaknya
rdasarkan kultur nonfisik, bentuk mengalami
dan kondisi perkembangan pembaruan
lokal. arsitektur tradisional menuju suatu
karya yang
modern.
17
Prinsip Tertutup dari Berkembang setiap Arsitektur yang
perubahan waktu untuk bertujuan
zaman, terpaut merefleksikan melestarikan
pada satu kultur lingkungan, budaya unsur-unsur lokal
kedaerahan, dan dan sejarah dari yang telah
mempunyai daerah dimana terbentuk secara
peraturan dan arsitektur tersebut empiris oleh
norma-norma berada. Transformasi tradisi dan
keagamaan yang dari situasi kultur mengembangkann
kental homogen ke situasi ya menjadi suatu
yang lebih langgam yang
heterogen. modern.
Kelanjutan dari
arsitektur
vernakular
Ide Desain Lebih Ornamen sebagai Bentuk desain
mementingkan pelengkap, tidak lebih modern.
fasat atau meninggalkan nilai-
bentuk, ornamen nilai setempat tetapi
sebagai suatu dapat melayani
keharusan. aktifitas masyarakat
didalam.
BAB III
STUDI LITERATUR
3.1 Jakarta Creative Hub
3.1.1 Lokasi
Jakarta Creative terletak di Jl. Kb. Melati 5 No.20, RT.2/RW.8, Kb.
Melati, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10230. Luas Lahan Jakarta Creative Hub adalah 1500 m2.
Sepeti tertera di gambar 3.1