Jumlah industri
kreatif di tahun
2013 tercatat
sebanyak 5,4
juta usaha, dan
dapat menyerap
angkatan kerja
sebanyak 11,8 juta.
45 BAB 1: Pendahuluan
dengan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja nasional, pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja sektor ekonomi kreatif masih lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penyerapan
tenaga kerja nasional yang justru mengalami perlambatan sebesar 0,01% pada tahun 2013.
Perlambatan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja secara nasional tentu menjadi tantangan
besar bagi pemerintah untuk dapat mendorong penciptaan lapangan usaha maupun peningkatan
skalabilitas usaha, termasuk usaha kreatif, mengingat angka pengangguran yang masih cukup
tinggi, yaitu sekitar 5,7% dari jumlah angkatan kerja sebesar 125,3 juta orang pada awal
tahun 2014.
Gambar 1 - 8 Jumlah Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
46 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu tumpuan penyerapan tenaga kerja di masa yang akan
datang. Beberapa subsektor dalam ekonomi kreatif seperti kuliner, kerajinan dan mode adalah
subsektor kreatif yang padat tenaga kerja, yaitu memiliki rata-rata penyerapan tenaga kerja yang
lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya (Gambar 1-7). Dari gambar tersebut juga dapat dilihat
bahwa 90% penyerapan tenaga kerja dalam industri kreatif dikontribusikan oleh tiga subsektor
yaitu subsektor mode (32,33%), kuliner (31,48%) dan kerajinan (26,2%), sementara sisanya
dikontribusikan oleh dua belas subsektor lainnya. Dilihat dari sisi pertumbuhan penyerapan
tenaga kerjanya, yang memiliki tingkat pertumbuhan penyerapan paling tinggi pada tahun
2013 adalah subsektor periklanan sebesar 2,74%, kemudian subsektor flm, video dan fotograf
sebesar 2,02%. Hal ini antara lain diakibatkan oleh pertumbuhan permintaan terhadap produk-
produk iklan, flm, video dan fotograf. Seperti halnya tren nasional, secara umum pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja pada setiap subsektor industri kreatif menunjukkan perlambatan dari
tahun sebelumnya.
Gambar 1 - 9 Jumlah Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Tahun 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
47 BAB 1: Pendahuluan
Jika kita bandingkan tingkat penyerapan tenaga kerja subsektor dalam ekonomi kreatif dengan
menggunakan angka koefsien tenaga kerja (employment coefcient) yang dihitung dengan menggunakan
tabel input-ouput ekonomi kreatif, kesimpulan yang sama mengenai intensitas penyerapan tenaga
kerja seperti yang diuraikan sebelumnya memang terlihat. Subsektor kerajinan, mode dan kuliner
termasuk dalam subsektor yang relatif padat karya. Hal ini ditunjukkan oleh angka employment
coefcient subsektor tersebut yang relatif lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya dalam ekonomi
kreatif (Gambar 1-8). Sementara itu subsektor penelitian dan pengembangan, arsitektur, permainan
interaktif, desain, radio dan televisi merupakan subsektor ekonomi kreatif yang relatif kurang padat
tenaga kerja. Menarik untuk dilihat bahwa subsektor seni pertunjukan memberikan employment
coefcient yang paling tinggi, yang berarti subsektor ini adalah subsektor yang sangat padat tenaga
kerja. Pada Gambar 1-8, untuk subsektor seni pertunjukan misalnya, kita dapat melihat bahwa untuk
setiap jumlah output sebesar 100 juta rupiah maka jumlah tenaga kerja yang harus dipekerjakan adalah
sebesar 2,7 orang, sementara pada subsektor seperti arsitektur dan periklanan, untuk menghasilkan
output dengan jumlah yang sama, maka tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebesar 0,2 orang.
Gambar 1 - 10 Employment Coefcient Ekonomi Kreatif dan Subsektor Ekonomi Kreatif
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
48 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Kontribusi ekonomi kreatif dalam penciptaan tambahan lapangan kerja juga dapat dilihat dengan
menggunakan employment multiplier yang dihitung dengan menggunakan tabel input output ekonomi
kreatif. Dasar pemikiran dari angka pengganda tenaga kerja (employment multiplier) ini sama dengan
angka pengganda output (output multiplier), bahwa aktivitas ekonomi dari satu sektor akan berdampak
pada sektor tersebut dan sektor-sektor lain dalam perekonomian. Peningkatan permintaan akhir (fnal
demand) dalam sektor tersebut akan memicu peningkatan pemakaian jumlah tenaga kerja dalam
sektor tersebut dan juga sektor-sektor lain dalam perekonomian. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan tabel input-output ekonomi kreatif, rata-rata angka pengganda tenaga kerja sektor
ekonomi kreatif sebesar 2,76 (Gambar 1-9). Angka ini berarti ketika terjadi peningkatan permintaan
akhir pada ekonomi kreatif sebesar 100 juta rupiah maka akan tercipta lapangan kerja baru untuk
276 orang di dalam seluruh perekonomian, baik di sektor tersebut maupun di sektor lain. Ratarata
angka pengganda tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif sedikit lebih rendah daripada rata-rata
angka pengganda tenaga kerja nasional yang berada pada angka 2,83. Gambar 1-9 memperlihatkan
bahwa subsektor industri kreatif dengan angka pengganda tenaga kerja yang tinggi adalah subsektor
periklanan; penelitian dan pengembangan; radio dan televisi; flm, video dan fotograf; permainan
interaktif dan arsitektur. Dapat disimpulkan bahwa subsektor-subsektor ini memberikan dampak
peningkatan penyerapan tenaga kerja yang paling tinggi terhadap keseluruhan perekonomian
dibandingkan subsektor-subsektor lain dalam ekonomi kreatif. Subsektor-subsektor seperti desain,
penerbitan, kuliner dan teknologi informasi memiliki angka pengganda tenaga kerja yang lebih rendah
daripada subsektor-subsektor di atas. Sedangkan subsektor-subsektor yang memiliki angka pengganda
tenaga kerja yang paling rendah diantara subsektor ekonomi kreatif yang lain meliputi subsektor mode,
musik, seni rupa, kerajinan, dan seni pertunjukan. Walaupun subsektor-subsektor ini adalah subsektor-
subsektor yang padat tenaga kerja, efek penggandanya lebih kecil daripada subsektor-subsektor yang
tidak padat tenaga kerja. Hal ini dimungkinkan karena efek pengganda memasukkan keterkaitan
subsektor-subsektor tersebut dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian.
Gambar 1 - 11 Angka Pengganda Tenaga Kerja Industri Kreatif
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
49 BAB 1: Pendahuluan
Cecilia Patricia Untario, Seniman Kaca dan Gelas
Sumber: Indonesia Kreatif
Kegiatan Anton Ismael dan Third Eyes Studio dalam Pembuatan Video Clip
Foto: Ria Pitaloka
Richana, Seniman Topeng Kertas
Foto: Ridho Sanusi Sumber: Indonesia Kreatif
50 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
3. Kontribusi Terhadap Penciptaan Lapangan Usaha
Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim usaha yang ada dalam sebuah negara, kemudahan untuk
memulai dan menjalankan usaha (ease of doing business) sangat mempengaruhi pertumbuhan penciptaan
lapangan usaha. Semakin kondusif iklim usaha suatu negara, maka para pelaku bisnis baik dari dalam
maupun dari luar akan tertarik untuk menanamkan modalnya di sana. Jumlah usaha kreatif mengalami
peningkatan setiap tahun, dengan tingkat pertumbuhan yang relatif kecil karena barrier to entry ke
dalam industri ini sangatlah rendah, yang mengakibatkan wirausaha kreatif dengan mudahnya masuk
dan keluar dari industri kreatif. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk meningkatkan bagaimana
keberlanjutan usaha kreatif, selain untuk meningkatkan pertumbuhan dan keragamannya.
Total jumlah usaha di Indonesia yang bergerak dalam industri kreatif sangatlah besar, dan sebagian
besar adalah UKM, yaitu pada tahun 2013 mencapai 5,4 juta dan merupakan lapangan usaha
terbesar ke-3 di bawah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (31 juta); serta
perdagangan hotel dan restoran (10 juta).
Gambar 1 - 12 Jumlah, Pertumbuhan, dan Kontribusi Usaha Kreatif
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
51 BAB 1: Pendahuluan
Dari 15 subsektor ekonomi kreatif, sebagian besar usaha kreatif bergerak di subsektor kuliner
(3 juta), mode (1,1 juta) dan kerajinan (1 juta). Subsektor industri kreatif yang mengalami
pertumbuhan jumlah usaha di atas rata-rata pertumbuhan jumlah usaha nasional (0,9%) adalah:
1. Seni pertunjukan (3,18%), sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai
ekonomi kreatif, pemerintah daerah pun kembali bergairah untuk mengangkat seni
pertunjukan lokalnya dengan menyelenggarakan festival atau karnaval-karnaval yang
menampilkan seni pertunjukan lokal. Hal ini tentunya menggairahkan kembali sanggar-
sanggar tari di daerah.
2. Penelitian dan pengembangan (2,98%). Pihak swasta dan pemerintah saat ini semakin
menyadari pentingnya penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing, oleh
karena itu permintaan atas jasa penelitian dan pengembangan pun semakin meningkat
sehingga Indonesia sudah mulai memiliki kemampuan untuk menghasilkan desain-desain
yang berkualitas karena didasari oleh penelitian dan pengembangan yang baik. Walaupun
demikian, kegiatan penelitian dan pengembangan masih dirasakan kurang sehingga
percepatan peningkatan daya saing Indonesia masih belum optimal.
3. Permainan interaktif (2,87%). Minat pasar terhadap karya permainan interaktif saat ini
sangat tinggi, tidak hanya untuk segmen pasar anak-anak dan remaja tetapi juga mulai
diminati oleh pasar dewasa. Besarnya potensi pasar ini mengakibatkan banyak game developer
lokal yang masuk ke industri ini, misal: Toge Studio yang karyanya sudah dimainkan
lebih dari 100 juta kali dan mendapatkan penghargaan dari Kongregate, Armorgames
dan Mochigames. Game developer lain seperti Altermyth, Agate, Touchten, Artlogic dan
Digital Happines telah berhasil meraih penghargaan global yang menunjukkan karya
permainan interaktif lokal sudah diakui oleh pelaku global.
4. Periklanan (2,86%). Perkembangan teknologi digital membuka peluang-peluang baru
di bidang periklanan khususnya pemasaran digital. Selain itu, target komunikasi yang
semakin terfokus dan maraknya politik di Indonesia juga memberikan peluang bagi
pertumbuhan usaha periklanan lokal.
5. Film, video, dan fotograf (2,74%). Sejalan dengan semakin murahnya teknologi dan
semakin beragamnya kebutuhan masyarakat terhadap jasa dan produk flm, video,dan
fotograf maka sektor ini semakin berkembang untuk mengisi ceruk-ceruk pasar baru.
Fotografer yang bergerak di bidang fotograf jurnalistik, fotograf komersial, fotograf
seni, dan fotograf khusus semakin banyak, dan komunitas videograf pun semakin
berkembang dan semakin meluas tidak hanya di pulau Jawa tetapi sudah mulai tersebar
dibeberapa wilayah di luar Jawa.
6. Musik (2,4%). Saat ini banyak sekali musisi Indonesia mulai memproduksi dan
mendistribusikan sendiri karya-karyanya tanpa melalui label mayor, yang kemudian
dikenal sebagai label indie. Umumnya musisi indie memiliki konsumen dan penggemar
yang loyal kepada warna musik hasil kreasi musisi ini. Kelompok-kelompok ini membentuk
komunitas dan menciptakan model bisnis baru yang tidak hanya bergantung pada penjualan
keping CD tetapi dengan menjual merchandise yang didesain khusus, melakukan jumpa
penggemar secara teratur, dan aktivasi lainnya yang membuat musisi lebih dekat dengan
para penggemarnya. Selain itu, platform digital menciptakan model bisnis baru bagi para
musisi. Semakin beragamnya selera pasar dan semakin terbukanya pasar global, telah
membuka peluang baru untuk mengisi ceruk-ceruk pasar baru tersebut.
7. Teknologi informasi (2,15%). Meningkatnya kesadaran akan pentingnya teknologi
informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari telah meningkatkan permintaan
pasar terhadap kebutuhan produk dan jasa teknologi informasi dan komunikasi.
52 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Berdasarkan data Economist Intelligence Unit-EIU (2014), total permintaan belanja
perangkat keras dan piranti lunak di Indonesia tahun 2013 mencapai US$12
miliar dan diperkirakan tahun 2017 permintaan akan mencapai US$22,6 miliar.
Gambar 1 - 13 Jumlah Usaha, Pertumbuhan, dan Kontribusi Jumlah Usaha Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
4. Keterkaitan dengan Sektor Lain
A. Backward and Forward Linkage
Ekonomi kreatif, seperti halnya sektor-sektor ekonomi lain, saling terkait dengan sektor-sektor
lain, baik ke belakang (backward linkage) dengan sektor-sektor lain sebagai pemasok maupun
ke depan (forward linkage) dengan sektor-sektor lain yang menyerap subsektor ekonomi kreatif
sebagai input. Tingkat keterkaitan antarindustri akan memberikan indikasi bagi pembuat
kebijakan dalam mengembangkan industri-industri yang mampu menjadi sektor kunci dalam
mata rantai kegiatan produksi. Berdasarkan nilai keterkaitan antarindustri maka industri
periklanan, penerbitan, mode, dan kuliner perlu dikembangkan sebagai sektor-sektor kunci
karena memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan yang relatif tinggi.
53 BAB 1: Pendahuluan
Bila dilihat keterkaitan ke belakang (backward linkage), subsektor periklanan merupakan subsektor
yang memiliki nilai keterkaitan yang paling besar yaitu sebesar 2,32. Hal ini menunjukkan
subsektor periklanan menyerap output industri lainnya secara signifkan. Peningkatan fnal demand
sebesar 1 juta rupiah mengakibatkan peningkatkan output industri pendukungnya sebesar 2,32
juta rupiah. Tabel 1-6 memperlihatkan peringkat backward linkage dan forward linkage antara
subsektor ekonomi kreatif. Subsektor yang memiliki keterkaitan ke belakang yang besar berturut-
turut adalah periklanan (2,3), penerbitan (2,2), desain (2,2), dan kerajinan (2,2). Sementara itu,
sektor seni rupa memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang paling rendah diantara
sektor-sektor kreatif. Bila dilihat keterkaitan ke depan (forward linkage), sektor kuliner merupakan
sektor dengan tingkat keterkaitan ke depan paling tinggi yaitu sebesar 1,5, yang berarti setiap
penambahan 1 juta rupiah fnal demand untuk kuliner, akan berdampak pada peningkatan output
sektor-sektor lain sebesar 1,5 juta rupiah.
Tabel 1 - 6 Nilai Keterkaitan Antarsektor Industri Kreatif
SEKTOR BL RANKING FL RANKING
Periklanan 2,3 1 1,1 11
Penerbitan 2,2 2 1,4 2
Desain 2,2 3 1,2 6
Kerajinan 2,2 4 1,2 7
Mode 2,1 5 1,3 4
Kuliner 2,1 6 1,5 1
Radio dan televisi 2,0 7 1,4 3
Film, video, dan fotogra 2,0 8 1,3 5
Permainan interaktif 2,0 9 1,0 12
Teknologi informasi 1,9 10 1,1 10
Arsitektur 1,7 11 1,1 8
Seni pertunjukan 1,5 12 1,0 14
Musik 1,5 13 1,0 13
Penelitian dan pengembangan 1,5 14 1,1 9
Seni Rupa 1,4 15 1,0 15
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
B. Efek Pengganda
Subsektor periklanan, penerbitan, desain, kerajinan dan mode memiliki nilai pengganda output
yang paling tinggi diantara subsektor ekonomi kreatif lainnya. Ketika terjadi peningkatan fnal
demand pada sektor periklanan sebesar 1 juta rupiah akan meningkatkan total output sebesar 2,3
juta rupiah, yang terdiri dari peningkatan output sebesar 1 juta rupiah pada sektor periklanan
dan sisanya terjadi peningkatan pada sektor lain sebesar 1,3 juta rupiah.
54 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Sementara itu lima subsektor ekonomi kreatif yaitu arsitektur, seni pertunjukan, musik, penelitian
dan pengembangan, dan seni rupa merupakan subsektor dengan tingkat pengganda output
yang relatif rendah. Walaupun tingkat pengganda output subsektor seni rupa terendah di antara
subsektor ekonomi kreatif, angka ini masih lebih tinggi dari angka pengganda sektor penggalian,
komunikasi, real estate, tanaman bahan makanan, perikanan, kehutanan, dan minyak gas bumi.
Hal ini menunjukkan bahwa subsektor ekonomi kreatif mampu bersaing dengan sektor-sektor
lain pada perekonomian nasional.
Tabel 1 - 7 Efek Pengganda Subsektor Ekonomi Kreatif
RANKING SEKTOR
OUTPUT MULTIPLIER
EFEK LANGSUNG
EFEK TIDAK
LANGSUNG
EFEK TOTAL
1 Periklanan 1,0 1,3 2,3
2 Penerbitan 1,0 1,2 2,2
3 Desain 1,0 1,2 2,2
4 Kerajinan 1,0 1,1 2,2
5 Mode 1,0 1,1 2,1
6 Kuliner 1,0 1,1 2,1
7 Radio dan televisi 1,0 1,0 2,0
8 Film, video dan fotogra 1,1 0,9 2,0
9 Permainan interaktif 1,0 1,0 2,0
10 Teknologi informasi 1,0 0,9 1,9
11 Arsitektur 1,0 0,7 1,7
12 Seni pertunjukan 1,0 0,5 1,5
13 Musik 1,0 0,5 1,5
14 Penelitian dan pengembangan 1,0 0,5 1,5
15 Seni rupa 1,0 0,4 1,4
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013), diolah
1.2.2 Ekonomi Kreatif Mengangkat Citra dan Identitas Bangsa Indonesia
Perkembangan ekonomi kreatif tidak terlepas dari perkembangan budaya setempat, yang merupakan
kekuatan dan aset dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Semakin kreatif suatu negara mengemas
budayanya, maka negara tersebut akan semakin kuat identitasnya dan citranya pun akan semakin
terangkat di mata dunia, bahkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negaranya.
Selama ini, negara Indonesia belum berhasil mengelola budaya sebagai kekuatan dan aset yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kualitas hidup masyarakat. Budaya masih
dinilai secara terbatas sebagai adat istiadat, artefak atau peninggalan sejarah yang terjadi di masa
lalu, yang tidak memiliki nilai ekonomi. Namun kemudian, sejalan dengan perkembangan ekonomi
kreatif, budaya kemudian memiliki peran yang strategis dan luas dalam pembangunan suatu bangsa,
55 BAB 1: Pendahuluan
yang tidak hanya terbatas pada aspek sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan, tetapi budaya
juga memiliki peran untuk menciptakan nilai ekonomi.
Ekonomi kreatif digerakkan oleh orang-orang kreatif yang memiliki daya imajinasi yang dapat
mengemas warisan budaya dan kearifan lokal menjadi relevan dengan masa kini sehingga dapat
diterima oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun luar negeri, yang akhirnya menjadi tradisi
yang hidup di masyarakat. Orang-orang kreatif Indonesia telah mampu menembus batas antardaerah
maupun antarnegara. Banyak sekali orang kreatif lokal yang berhasil mengangkat citra daerahnya
tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga dapat mengangkat citra Indonesia di mata dunia.
Sejak dulu, orang kreatif Indonesia telah menghasilkan karya-karya kreatif yang diakui oleh dunia,
misalnya candi Borobudur. Borobudur merupakan bukti nyata mahakarya kreativitas arsitektur
nusantara monumental yang dibangun pada abad ke-8 terdiri atas 2.672 panel dinding relief, 504
patung budha, dan 72 patung Budha yang berada di dalam stupa, dibangun menggunakan 55.000
m
3
batu candi atau andesit, dan telah diakui sebagai warisan budaya yang saat ini berkembang
sebagai daya tarik wisata yang memberikan penghidupan bagi masyarakat sekitarnya.
Batik juga merupakan salah satu bukti nyata hasil kreativitas orang kreatif Indonesia. Batik sebagai
ekspresi budaya memiliki makna simbolis yang memuliakan manusia yang menggunakannya dan
memiliki kearifan lokal dalam memaknai setiap tahapan dalam kehidupannya. Kekuatan nilai
budaya dan nilai keindahan batik telah memikat masyarakat di Indonesia bahkan di dunia untuk
menjadikan batik sebagai bagian dari hidupnya. Batik dapat menjadi sumber kebanggaan dan
kecintaan masyarakat Indonesia terhadap bangsa dan negaranya dan juga dapat menjembatani
interaksi antarbudaya lokal Indonesia dengan budaya lain di dunia.
Batik telah diakui sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity dari UNESCO, dan batik
dinilai mewakili 3 domain kategori warisan budaya tak benda:
1. Oral traditions and expressions, including language as a vehicle of the intangible cultural heritage
(tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda);
2. Social practices, rituals and festive events (adat-istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-
perayaan);
3. Traditional craftsmanship (keahlian dalam bidang kerajinan yang memiliki nilai budaya).
Batik Indonesia sebagai Intangible Cultural Heritage
Sumber: Gedung DUA8
56 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
57 BAB 1: Pendahuluan
Berdasarkan Gambar 2-2, perubahan pola konsumsi dalam masyarakat Indonesia juga dapat dilihat
dari proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi barang nonmakanan yang meningkat
dari 49% pada tahun 2010, menjadi 51% pada tahun 2013. Di samping itu, dengan jumlah
penduduk sekitar 240 juta orang maka pasar domestik Indonesia merupakan potensi pasar yang
sangat besar. Ditambah lagi dengan bertambahnya kelas menengah Indonesia yang merupakan
konsumen potensial dari karya-karya kreatif karena kelompok ini tidak hanya mementingkan
fungsi dari suatu barang, tapi juga nilai estetikanya.
Gambar 2 - 2 Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
Di pasar global, pertumbuhan pendapatan riil dunia juga telah meningkatkan permintaan terhadap
karya kreatif. Demikian juga perubahan pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk. Hal ini
ditunjukkan oleh pertumbuhan impor produk kreatif dunia yang meningkat 6,6% per tahun
selama kurun waktu 20032012. Ekspor produk kreatif Indonesia juga mengalami kenaikan sebesar
35% per tahun dengan negara tujuan ekspor terbesar masih ke pasar-pasar tradisional, yaitu
Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara di Uni Eropa seperti Inggris, Belanda dan Perancis.
Konsumsi masyarakat untuk produk kreatif akan
semakin meningkat dengan meningkatnya kelas
menengah.
Kontribusi Indonesia dalam pangsa pasar karya kreatif global masih relatif kecil, yaitu sebesar
3,5% dari total ekspor dunia pada tahun 2013. Lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia
dengan kontribusi hampir 5%. Nilai ekspor karya kreatif Indonesia pada 2013 mencapai US$3,23
miliar sementara nilai impor sebesar US$1,38 miliar (UN Comtrade, 2013). Bila dibandingkan
dengan Filipina dan Selandia Baru, kontribusi ekspor karya kreatif Indonesia terhadap dunia
masih relatif lebih tinggi.
86 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Gambar 2 - 3 Negara Tujuan Ekspor Produk Kreatif Indonesia Tahun 20102012
Sumber: UNCTAD dan UN Comtrade (2013), diolah
Berdasarkan Gambar 2-4, karya kreatif yang banyak diekspor oleh Indonesia adalah produk
desain, yaitu sebesar 61,83% dengan total nilai ekspor hampir mencapai US$2 miliar. Tertinggi
berikutnya adalah karya seni rupa sebesar 18,12% dengan total nilai ekspor US$586 juta, diikuti
oleh produk mode sebesar 7, 77% dengan total nilai ekspor sebesar US$251 juta, kemudian
kerajinan sebesar 7,52% dengan total nilai ekspor sebesar US$243 juta.
Gambar 2 - 4 Nilai Ekspor, Pertumbuhan, dan Kontribusi Ekspor Barang Kreatif terhadap Total Ekspor Dunia (2013)
Sumber: UNCTAD dan UN Comtrade (2013), diolah
87 BAB 2: Perkembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
2.1.2 Potensi Orang Kreatif Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia. Jumlah penduduk Indonesia
yang besar serta bonus demograf dengan proporsi penduduk usia produktif mencapai 70% dari
total penduduk merupakan potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Hingga
tahun 2030, Indonesia masih akan memiliki jumlah penduduk produktif yang tinggi, yaitu di atas
60% dan 27% di antaranya adalah pemuda, penduduk dengan rentang usia 1630 tahun. Generasi
muda merupakan sumber daya yang besar bagi pengembangan ekonomi kreatif Indonesia ke depan
dan sebaiknya tidak hanya diarahkan pada sektor-sektor dengan produktivitas dan nilai tambah
yang rendah, tetapi harus lebih diarahkan pada sektor-sektor dengan produktivitas dan nilai tambah
tinggi sehingga generasi muda ini menjadi lebih produktif dan berdaya saing.
Gambar 2 - 5 Prol Demogra Penduduk Indonesia
Sumber: Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (2011)
Orang dan karya kreatif Indonesia telah diakui oleh pasar domestik bahkan pasar dunia. Terdapat
sedikitnya empat aspek potensi orang kreatif Indonesia. Pertama, kreativitas dan kemampuan
untuk mengolah seni budaya menjadi produk atau jasa kreatif yang mampu dinikmati secara
universal di tingkat lokal dan global. Kedua, kemampuan desain yang mumpuni dan mampu
bersaing di tingkat global. Keunikan desain orang kreatif Indonesia menjadi khas karena keunikan
budaya yang telah melekat pada pelaku kreatif. Ketiga adalah perkembangan kemampuan dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era globalisasi, keunggulan suatu negara sangat
dipengaruhi penguasaan teknologi penduduknya dan juga pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Keempat adalah kemampuan untuk komunikasi lewat media yang kreatif dengan
melalui media digital yang merupakan media baru.
Kemampuan orang kreatif dalam mengolah kekayaan budaya Indonesia dapat dilihat antara lain
melalui kekayaan kuliner Indonesia yang menjadi salah satu menu populer di sebuah restoran
bintang empat berkelas fne dining di New York, Amerika Serikat. Restoran tersebut adalah Yonos
Restaurant, sebuah restoran milik Widjiono Purnomo, atau biasa disapa Yono, seorang juru masak
(chef ) asli Indonesia dan alumni dari APN-Akademi Perhotelan Negara, Bandung. Chef Yono
mendirikan restoran tersebut pada tahun 1986 dan menyajikan masakan Indonesia. Beberapa
menu Indonesia yang disajikan antara lain Bakmi Goreng, Nasi Goreng, Gado-Gado, Rendang,
Lumpia, Kolak Pisang, dan juga menu Traditional Indonesian Rijsttafel. Selain itu Chef Yono juga
88 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
menyajikan masakan Amerika dengan sentuhan cita rasa Indonesia dengan penggunaan bahan
baku seperti gula jawa, kecap manis, sambal, dan beragam rempah-rempah. Eksistensi Yonos
Restaurant telah mendapat pengakuan dari institusi kuliner, seperti James Beard Foundation, Wine
Spectator, Sant, DiRoNA dan Te American Culinary Federation. Contoh berikutnya adalah
band Mocca yang berhasil mencapai kesuksesan di dunia internasional. Meskipun berada pada
industri musik independen mereka mampu membuktikan kualitas bermusiknya. Mereka bahkan
membuat album yang dirilis oleh perusahaan rekaman Jepang melalui kerja sama yang dijalin oleh
perusahaan rekaman independen Indonesia, FFWD Records. Selain itu, Mocca juga mencapai
keberhasilan di Korea ketika lagu mereka digunakan sebagai scoring drama televisi dan iklan.
Adapula Teater Garasi yang pada 2013 menerima penghargaan prestisius dari Prince Claus Fund,
sebuah organisasi terkemuka yang bermarkas di Amsterdam yang mendedikasikan programnya
pada kebudayaan dan pembangunan. Mereka mendapat penghargaan ini karena memiliki
semangat penjelajahan dan terobosan karya-karya mereka yang merangsang seni pertunjukan
di Asia Tenggara. Mereka juga memiliki karya-karya inovatif yang menggairahkan (vibrant) dan
beragam, menawarkan pengalaman keterlibatan, serta ide-ide yang menantang. Selain itu, mereka
mampu menerobos batas-batas teater sebagai seni tinggi (high-art), menggabungkan yang modern
dan tradisional, melibatkan publik luas melalui (di dalam) kekuatan seni pertunjukan, serta
merayakan watak masyarakat Indonesia yang majemuk dan kompleks dalam karya-karya mereka.
Orang kreatif tidak hanya memproduksi secara individu, tetapi mereka juga mampu membentuk
komunitas dan kolaborasi-kolaborasi untuk membentuk suatu creative class yang mampu menjadi
proses pembelajaran antarorang kreatif. Hal ini terlihat dari munculnya komunitas melalui kerja
kolektif seperti Cemeti dan ruangrupa. Kedua komunitas ini melalui ruang dan program pendidikan
alternatif telah membantu mengembangkan individu-individu kreatif yang menyumbang banyak
bagi kemajuan seni rupa Indonesia.
Kreativitas dan desain adalah dua hal penting dalam pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan.
Bukan hanya karena keduanya memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas hidup dan
keberlangsungan usaha, tetapi juga karena keduanya mampu membentuk inovasi. Desain menjadi
bagian sentral dalam menuangkan sebuah ide dan inovasi menjadi penemuan (invention) yang baru.
Desain juga mampu meningkatkan brand image, penjualan dan proftabilitas suatu perusahaan,
barang atau komunitas. Potensi ini sangat kuat melekat pada orang kreatif. Contohnya, Singgih
Kartono, seorang desainer yang berprinsip Cut Less Plant More. Ia dikenal dengan konsep
desain produk radio kayu Magno yang minimalis namun tetap fungsional. Ia mempromosikan
bagaimana kreasi dapat selaras dengan prinsip ramah lingkungan. Hal ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi para konsumennya sehingga keunikan karyanya sampai ke mancanegara.
Ada pula Andra Matin, arsitek Indonesia, yang menggabungkan antara desain kontemporer dengan
prinsip-prinsip arsitektur untuk negara tropis. Karya-karyanya telah mendapatkan penghargaan
di tingkat nasional, antara lain Kantor Javaplant di Surakarta, Gedung Dua8 di Jakarta, kantor
Le Bo Ye Graphic Design, dan Komunitas Salihara di Jakarta; dan juga mendapat pengakuan
dari majalah Wallpapers Architecture Directory pada tahun 2007 sebagai salah satu dari 101
arsitek baru yang berpengaruh. Karya Andra Matin pernah bersanding dengan karya arsitek-
arsitek ternama dunia pada tahun 2009 di GA Gallery, sebuah galeri bergengsi di Tokyo, Jepang.
Kemampuan Andra Matin mendapatkan apresiasi Rem Koolhas, seorang arsitek asal Belanda yang
berpengaruh di tingkat dunia dan sempat melihat langsung beberapa hasil karya yang dikerjakan
89 BAB 2: Perkembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
oleh Andra Matin, termasuk proyek pembangunan rumah dan kantor Andra Matin sendiri. Pada
tahun 2014, karya Andra Matin AS Residence termasuk dalam 50 nominasi Wienerberger
Brick Award 2014 yang nominasinya berasal dari seluruh dunia. Produk kerajinan Indonesia
telah dikenal baik dan dikagumi di tingkat dunia sehingga dapat dikatakan bahwa citra kreatif
subsektor kerajinan Indonesia positif, baik di dalam atau luar negeri. Pada subsektor mode ada Obin
(Josephine Komara) yang merupakan desainer tekstil Indonesia yang menemukan kecintaannya
pada kain tradisional. Obin menemukan metode untuk menghasilkan kain tenun tradisional dan
mengawinkannya dengan motif-motif batik, menguasai teknik produksi lainnya seperti sulam,
ikat, tie & dye, stitch & dye, dan semua teknik tradisional lain. Dengan kemampuan tersebut,
ia mampu membuat karya menggunakan bahan tradisional namun dengan sentuhan modern.
Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mendorong orang kreatif untuk menciptakan
produk-produk yang kaya konten seperti pada subsektor teknologi informasi, permainan interaktif,
penelitian dan pengembangan, flm, video dan fotograf, televisi dan radio, periklanan, dan
penerbitan. Pada tahun 2014, diperkirakan bahwa jumlah pengguna Internet adalah 29,4 per
100 orang penduduk, jumlah ini diproyeksikan akan naik sekitar 33% dalam kurun waktu tiga
tahun ke depan menjadi 39,4 orang per 100 penduduk (EIU, 2014). Hal ini menciptakan peluang
untuk semakin meningkatkan kemampuan dan kuantitas orang kreatif yang mengembangkan
produk kreatif berbasis konten.
Contohnya dapat kita lihat pada beberapa orang kreatif di dalam industri kreatif, misalnya saja
Agate Studio, perusahaan pengembang video game di Indonesia yang terletak di Bandung, Jawa
Barat. Agate Studio telah menghasilkan banyak permainan interaktif yang paling populer di
antaranya adalah Earl Grey and this Rupert Guy dan Football Saga. Beberapa penghargaan yang
mereka raih adalah Most Favorite and Merit Awards Indonesia ICT Awards 2009 untuk kategori
permainan 3D, dua penghargaan dalam kompetisi Microsoft IMULAI 3.0 untuk produk Earl
Grey and this Rupert Guy.
Ada pula PicMix, aplikasi lokal buatan putra bangsa Indonesia yang sudah mendunia. Berawal dari
fenomena banyaknya masyarakat, khususnya para remaja yang suka berfoto, akhirnya memunculkan
ide seorang Calvin Kizana, pria lulusan Teknik Informasi Bina Nusantara membuat aplikasi
yang saat ini dikenal dengan nama PicMix. Aplikasi yang pertama kali dipasang pada platform
Blackberry ini, mampu menarik lebih dari 9,5 juta pengguna di seluruh dunia dalam sembilan
bulan. Calvin juga mengintegrasikan aplikasi ini dengan jaringan sosial seperti Facebook dan
Twitter sehingga memudahkan para penggunanya untuk berbagi foto. Saat ini, aplikasi PicMix
diklaim telah mampu menarik perhatian 35 ribu pengguna baru tiap harinya dan sudah merambah
dunia internasional hingga 7 negara dengan lebih dari 120 juta pengguna, di antaranya Afrika
Selatan, Venezuela, Nigeria, Amerika Serikat, dan Kanada.
Di subsektor animasi ada PT Kinema Systrans Multimedia dengan brand name Infnite Studios
sebagai salah satu pelopor industri animasi yang cukup mapan di Indonesia dan dipercaya secara
global karena prestasinya mengantarkan flm animasi buatannya memperoleh penghargaan
internasional. Salah satu karyanya yang berjudul Tatsumi memperoleh penghargaan sebagai One
of Te Most Anticipated Movies of 2011 oleh Cahiers Du Cinema yang ditayangkan pada Cannes
International Film Festival yang ke-64 sebagai ofcial selection dalam Un Certain Regard. Cannes
festival tersebut hanya menayangkan 13 karya terpilih. Tatsumi juga memperoleh penghargaan
internasional oleh Annecy International Animation Festival. Terdapat pula pelaku industri
90 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
animasi di Yogyakarta bernama Mataram Surya Visi (MSV) yang salah satu karyanya Battle
of Surabaya mendapatkan penghargaan sebagai nominator Best Foreign Animator Trailer oleh
Golden Trailer Award dan juga penghargaan di ajang International Movie Trailer Festival (IMTF)
di tahun 2013 untuk kategori Peoples Choice Award.
Celsius Creative Communications, salah satu perusahaan jasa periklanan yang baru berdiri pada
tahun 2007 juga telah banyak mengukir prestasi walau usianya yang masih terhitung muda.
Di tahun pertama operasinya, usaha kreatif ini telah berhasil memenangkan Bronze dalam
kategori interactive di ADOI Advertising Awards 2007 melalui karyanya Digtionary Viral
Marketing untuk Flash English Course. Celsius selalu mendapatkan penghargaan internasional
setiap tahunnya. Pada tahun 2013, Celsius kembali memperoleh satu Best by Country untuk
iklan Acer Slimpossible dan dua Order of Merit untuk iklan Djarum berjudul Hikmah Puasa:
Berbagi Buku dalam Promotion Marketing Awards of Asia. Di samping itu, Celsius menjadi
fnalis dalam Adstars 2013 - Busan International Advertising Festival.
Potensi orang kreatif Indonesia juga terletak pada kemampuannya menyampaikan ide dan gagasan
lewat media kreatif. Perkembangan produk-produk penerbitan dari industri berbasis kertas menjadi
digital telah memberikan dorongan bagi industri kreatif Indonesia untuk terus berinovasi. Contohnya
PT Pesona Edukasi merupakan penerbit yang mengembangkan software developer pertama di
Indonesia dan telah memasuki pasar global. Sesuai dengan visi kreatifnya Discover Te Joy of
Learning PT Pesona Edukasi mengembangkan karya kreatif yang dikemas dalam bentuk software
pendidikan dan buku digital yang diperuntukkan bagi sekolah atau institusi pendidikan. Software
PesonaEdu merupakan inovasi dalam dunia pendidikan untuk mempermudah metode belajar dan
mengajar menjadi lebih mudah khususnya untuk pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Saat
ini, PesonaEdu termasuk salah satu di antara tiga penerbit besar dunia yang telah memublikasikan
Te 4th Generation Digital Textbook, yaitu PesonaEdu Buku Digital. PesonaEdu Buku Digital
4th Generation adalah buku pelajaran siswa yang tidak hanya berisi konten belajar dalam format pdf
di dalam tablet, tetapi juga memberikan nuansa baru dalam belajar dengan menghadirkan konten
interaktif kelas dunia yang menyatu dalam buku digital itu sendiri. Dalam perkembangannya
PesonaEdu mulai mengembangkan konten pendidikan dengan memanfaatkan cerita atau nilai budaya
daerah Indonesia yang menggugah imajinasi seperti Kisah Timun Mas, Roda Pedati dan lain-lain.
Kemampuan orang kreatif dalam menciptakan konten-konten acara yang menarik dan memotivasi
pada media televisi dan radio terus berkembang. Contohnya program talkshow Mata Najwa yang
telah berhasil meraih sejumlah penghargaan ternama, baik di dalam maupun luar negeri. Program
ini konsisten menghadirkan topik-topik yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menginspirasi
dengan mendatangkan berbagai narasumber kelas satu, seperti mantan presiden RI, menteri-menteri,
dan gubernur di setiap episode penayangannya. Tidak hanya itu, peliputan-peliputan gambar
eksklusif juga seringkali ditayangkan oleh program ini, contohnya episode Penjara Istimewa yang
menyiarkan suasana di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang. Dalam episode
tersebut, kunjungan secara mendadak pun dilakukan oleh tokoh-tokoh kasus terpidana korupsi di
sel-sel tersebut. Ada pula flm-flm produksi Indonesia yang diharapkan mampu bersaing dengan
flm mancanegara karena flm mancanegara hampir selalu menguasai pasar flm Indonesia. Laskar
Pelangi adalah flm Indonesia yang memecahkan rekor jumlah penonton Indonesia sepanjang masa
dan berhasil bertengger di bioskop sangat lama karena jumlah penonton yang tak kunjung turun.
Laskar Pelangi berhasil meraup penonton nasional sebanyak 4.631.841 penonton.
91 BAB 2: Perkembangan Ekonomi Kreatif Indonesia
Ekonomi Kreatif
lokal, jika
ditumbuhkan secara
kolektif, akan
mencuat sebagai
kekuatan ekonomi
nasional yang
berpotensi besar
dan mampu menjadi
daya saing ampuh
di arena global
Batik Geek, Casing Hp Batik dari Bambu
Sumber: Dok. Batik Geek
159 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
bangsa Indonesia diharapkan mampu untuk meningkatkan
penguasaan dan penerapan teknologi serta mengembangkan
kelembagaan ekonomi yang efsien, mandiri, dan berdaya
saing. Dalam kaitannya dengan perekonomian, ekonomi
kreatif dihadapkan pada tantangan yang sama secara
nasional dan tentunya output dari ekonomi kreatif ini harus
didorong untuk dapat bersaing, tidak hanya di tingkat
nasional tetapi juga di tingkat global.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),
tantangan yang dihadapi adalah peningkatan peranan
iptek dalam pembangunan nasional. Saat ini, kemampuan
iptek di Indonesia masih relatif rendah untuk dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan. Diperlukan peningkatan pembiayaan serta
komitmen pemerintah dalam pengembangan iptek sehingga
penguasaan iptek dan kontribusinya dalam pembangunan
nasional menjadi lebih tinggi. Hal serupa juga menjadi
tantangan bagi ekonomi kreatif. Ketersediaan piranti
Era digital
memungkinkan
hubungan antarorang
kreatif lintas batas
yang jika didukung
oleh regulasi kondusif
akan menciptakan
kedahsyatan
kreativitas bangsa.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembuatan Permainan Interaktif di Altermyth
Foto: Ria Pitaloka Sumber: Indonesia Kreatif
160 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
lunak lokal yang terjangkau sangat sulit didapatkan sehingga orang kreatif banyak melakukan
eksperimen dengan menggunakan piranti lunak buatan luar negeri secara ilegal. Penguasaan
terhadap teknologi yang terkait sektor ekonomi kreatif sudah semakin meningkat, namun belum
bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga skala industri yang lebih besar.
Oleh karena itu, ketersediaan, akses, pengembangan dan pemanfaatan teknologi lokal yang
tepat guna, distribusi pengetahuan dan teknologi, serta penguasaan terhadap teknologi adalah
tantangan dalam mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia.
Dalam penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan nasional, bangsa Indonesia
dihadapkan pada tantangan untuk menyediakan pasokan air baku yang dapat dikelola secara bersama
oleh masyarakat; penyediaan jaringan irigasi, sarana transportasi yang efsien, efektif, terjangkau, dan
ramah lingkungan; perluasan pemanfaatan arus informasi; serta pemenuhan kebutuhan hunian yang
sehat dan pengurangan permukiman kumuh di perkotaan. Dalam bidang prasarana juga dibutuhkan
peningkatan kapasitas kelembagaan dan perumusan-perumusan peraturan yang kondusif dalam
rangka memberikan insentif bagi swasta dan badan usaha untuk turut serta dalam pembiayaan
penyediaan barang-barang publik. Dalam pengembangan ekonomi kreatif, sarana dan prasarana
yang sangat mendesak adalah hal-hal yang terkait dengan infrastruktur Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dan juga regulasi yang mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif untuk
mengembangkan ekosistem industri kreatif.
Tantangan bidang politik pada masa mendatang adalah menjaga proses konsolidasi demokrasi
yang berkelanjutan, melalui reformasi proses politik dan pengembangan budaya politik yang lebih
demokratis. Selain itu, proses tersebut juga memerlukan beberapa tantangan lain; reformasi birokrasi
sipil dan TNI/Polri; proses melembagakan kebebasan pers/media massa yang bebas dari kepentingan
individu atau kelompok; merevitalisasi konsep identitas nasional dalam politik luar negeri. Ekonomi
kreatif tidak dapat berkembang dengan baik jika situasi politik Indonesia tidak memberikan ruang
publik yang luas bagi masyarakat untuk dapat berekspresi dan berpendapat. Oleh karena itu, negara
yang demokratis menjadi kebutuhan mutlak bagi pengembangan ekonomi kreatif ke depan.
Komunitas Gardu House Ikut Serta Membuat Mural pada PPKI 2012
Foto: Murenk Kusnanto Sumber: Indonesia Kreatif
161 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
Ekonomi kreatif
membutuhkan alam
demokratis untuk
dapat menjadi soft
power, sebuah
diplomasi budaya
yang mampu menjaga
pertahanan dan
keamanan negara
163 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
asasi manusia yang berdasarkan keadilan dan kebenaran. Selain itu, peningkatan partisipasi
masyarakat, pengawasan birokrasi, dan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka era
e-government menjadi bagian yang juga harus terus dibenahi. Dalam pengembangan ekonomi
kreatif, perlindungan dan penegakan hukum atas pelanggaran HKI merupakan tantangan yang
utama. Perlindungan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran HKI yang tidak jelas akan
membuat orang-orang kreatif di Indonesia enggan untuk terus berkarya.
Dalam rangka pembangunan nasional yang berkelanjutan, diperlukan penataan wilayah dan tata
ruang yang konsisten antara perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang. Bidang wilayah
dan ruang perlu mengatasi beberapa permasalahan, di antaranya, arahan lokasi kegiatan, batasan
kemampuan lahan, efsiensi, dan sinkronisasi penggunaan ruang. Dalam konteks pembangunan regional,
diperlukan usaha untuk mengidentifkasi dan memanfaatkan potensi dan peluang keunggulan wilayah
di masing-masing daerah dalam rangka mendukung daya saing nasional sekaligus meminimalisasi
dampak negatif globalisasi. Penataan wilayah dan tata ruang, khususnya yang terkait dengan ketersediaan
tempat-tempat publik (public space), merupakan kebutuhan utama bagi pengembangan ekonomi
kreatif. Public space merupakan tempat bagi orang kreatif untuk berekspresi, berbagi ide, berinteraksi
dengan masyarakat, bahkan merupakan tempat bagi orang kreatif untuk berjejaring sehingga terjadi
proses komunikasi yang dapat meningkatkan apresiasi dan literasi terhadap kreativitas yang dapat
mendorong terjadinya inovasi.
Dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, Indonesia dihadapkan pada beberapa
tantangan, yaitu: melakukan pencegahan krisis pangan, krisis air, dan krisis energi; memanfaatkan
sumber daya alam daratan dan kelautan secara efsien dan berkelanjutan; mengurangi pencemaran
lingkungan. Ekonomi kreatif merupakan sektor yang berwawasan lingkungan yang selalu berupaya
untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA dengan menciptakan produk bernilai tambah tinggi
Growbox, Memanfaatkan Limbah Serutan Kayu Sebagai Sarana Tumbuhnya Jamur
Sumber: Growbox
164 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
dengan sumber daya alam yang terbatas. Walaupun demikian,
ekonomi kreatif dihadapkan pada persoalan minimnya
pengetahuan mengenai sumber daya alam lokal maupun
riset-riset pengembangan sumber daya alam lokal sebagai
bahan baku yang dapat dimanfaatkan dalam menciptakan
karya-karya kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif menjadi sangat relevan
dalam pembangunan jangka panjang Indonesia, khususnya
dalam menjawab seluruh tantangan yang ada, yaitu dengan
mengarusutamakan ekonomi kreatif dalam segala sendi
kehidupan serta mendorong pengembangan industri kreatif
di Indonesia. Bonus demograf yang dimiliki Indonesia
harus ditransformasi menjadi orang-orang kreatif yang akan
menjawab tantangan pembangunan pada masa mendatang.
3.2 Visi, Misi, dan Sasaran Pembangunan Nasional 20052025
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang mungkin dihadapi hingga tahun
2025 mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Visi Pembangunan Nasional tahun 20052025 adalah
Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur
Indonesia Mandiri yang ingin diwujudkan adalah kondisi sebuah bangsa yang menentukan nasibnya
sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi diri bangsanya sehingga mampu mewujudkan
kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri. Indonesia Maju yang ingin diwujudkan adalah kondisi sebuah
bangsa dengan: (1) sumber daya manusia yang memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia,
dan berkualitas pendidikan yang tinggi; (2) laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil, angka
harapan hidup yang lebih tinggi, dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik; (3) perekonomian
yang stabil, tumbuh secara berkualitas dan merata; (4) sistem dan kelembagaan politik, termasuk
hukum yang mampu menjamin hak-hak warganya, keamanannya, dan ketenteramannya.
Indonesia Adil yang ingin diwujudkan adalah kondisi sebuah bangsa tanpa diskriminasi dalam
bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah. Indonesia Makmur yang ingin
diwujudkan adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sehingga dapat
memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Visi pembangunan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam 8 Misi Pembangunan Nasional, meliputi:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
Seiring peningkatan
penguasaan iptek,
penggunaan sumber
daya alam perlu
diselaraskan dengan
tuntutan dunia akan
karya kreatif yang
memperhatikan
keberlanjutan
lingkungan alam
165 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Ekonomi kreatif memiliki peran sentral untuk mewujudkan lima misi utama untuk mencapai
lima sasaran strategis dalam pembangunan nasional 20052025:
1. Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) mewujudkan karakter bangsa
sebagai bangsa beriman dan bertakwa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi iptek serta memantapkan budaya bangsa;
(b) meningkatkan peradaban, harkat, dan martabat manusia Indonesia, dan menguatnya
jati diri dan kepribadian bangsa.
2. Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan yang dapat ditunjukkan
dari peningkatan pendapatan perkapita, penurunan tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin; (b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk
peran perempuan dalam pembangunan, yang dapat ditunjukkan dari peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), serta penduduk
tumbuh seimbang; (c) membangun struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif meliputi sektor pertanian, pertambangan, industri manufaktur,
serta jasa; dan (d) meningkatkan profesionalisme aparatur negara (pusat dan daerah).
3. Terwujudnya pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Ekonomi kreatif dapat
berkontribusi dalam: (a) meningkatkan pembangunan yang makin merata ke seluruh
wilayah yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan,
serta menurunnya kesenjangan; (b) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan
yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai
tambah bagi masyarakat.
4. Terwujudnya Indonesia asri dan lestari. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a)
meningkatkan kualitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung,
dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan; (b) memelihara
kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya alam untuk mewujudkan nilai
tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional; dan (c) meningkatkan
kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya alam
dan melestarikan fungsi lingkungan hidup.
5. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia
internasional. Ekonomi kreatif dapat berkontribusi dalam: (a) memperkuat dan
mempromosikan identitas nasional sebagai negara demokratis dalam tatanan masyarakat
internasional; (b) memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang
besar (keberhasilan diplomasi di fora internasional); (c) meningkatkan kepemimpinan
dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional; (d) mewujudkan
kemandirian nasional dalam konstelasi global; (e) meningkatkan investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri.
166 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
167 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
Gambar 3 - 2 Misi, Sasaran, dan Indikasi Pembangunan Nasional 2005-2025
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
Terwujudnya
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab
1
Mewujudkan bangsa
yang berdaya saing.
Terwujudnya bangsa
yang berdaya saing
untuk mencapai
masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera
2
Terwujudnya karakter bangsa
(beriman dan bertakwa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan
berorientasi iptek)
Makin mantapnya budaya bangsa
(meningkatnya peradaban, harkat,
dan martabat manusia Indonesia,
dan menguatnya jati diri dan
kepribadian bangsa)
Tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkesinam-
bungan (pendapatan perkapita,
tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin)
Meningkatnya kualitas sumber
daya manusia, termasuk peran
perempuan dalam pembangunan.
(Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG), serta penduduk
tumbuh seimbang)
Terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif (sektor pertanian,
pertambangan, industri
manufaktur, serta jasa)
Meningkatnya profesionalisme
aparatur negara (pusat dan
daerah)
Terciptanya infrastruktur yang
andal dan terintegrasi
(perhubungan, telematika,
listrik, air)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
Terwujudnya Indonesia
yang demokratis,
berlandaskan hukum,
dan berkeadilan
3
Mewujudkan
Indonesia aman,
damai, dan bersatu.
Terwujudnya rasa aman dan
damai bagi seluruh rakyat
serta terjaganya keutuhan
wilayah NKRI dan
kedaulatan negara dari
ancaman baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
4
Menciptakan landasan
konstitusional untuk memperkuat
kelembagaan demokrasi
Memperkuat peran masyarakat
sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
Memantapkan pelembagaan
nilai-nilai demokrasi yang
menitikberatkan pada
prinsip-prinsip toleransi,
nondiskriminasi, dan kemitraan
Terwujudnya keamanan nasional
(martabat kemanusiaan,
keselamatan warga negara, dan
keutuhan wilayah)
TNI yang profesional, komponen
cadangan dan pendukung
pertahanan yang kuat, serta
industri pertahanan yang andal
POLRI yang profesional, partisipasi
kuat masyarakat, intelijen, dan
kontra intelijen yang efektif, serta
koordinasi antara institusi
pertahanan dan keamanan
Terwujudnya konsolidasi demokrasi
pada berbagai aspek kehidupan
politik (pemerintah berdasarkan
hukum, birokrasi profesional dan
netral, masyarakat sipil,
masyarakat politik dan masyarakat
ekonomi yang mandiri, serta
adanya kemandirian nasional
Terciptanya supremasi hukum
dan penegakan hak-hak asasi
manusia (sistem hukum nasional,
penegakan hukum, dan
penghormatan pada
hak-hak asasi manusia)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
Terwujudnya
pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan
5
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Terwujudnya Indonesia
yang asri dan lestari 6
Tingkat pembangunan yang
makin merata ke seluruh wilayah
(kualitas hidup, kesejahteraan,
kesenjangan)
Kemandirian pangan dapat
dipertahankan (kualitas gizi,
instrumen jaminan pangan untuk
tingkat rumah tangga)
Terpenuhinya kebutuhan hunian
(prasarana dan sarana
pendukungnya, sistem pembiayaan
perumahan, serta kota tanpa
permukiman kumuh)
Terwujudnya lingkungan perkotaan
dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan yang baik,
berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
Membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya alam
dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup (fungsi, daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam
mendukung kualitas kehidupan)
Meningkatnya kesadaran, sikap
mental, dan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
Terpeliharanya kekayaan
keragaman jenis dan kekhasan
sumber daya alam (nilai tambah,
daya saing bangsa, dan modal
pembangunan nasional)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara
kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan
berbasiskan
kepentingan nasional
Terwujudnya Indonesia
sebagai negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional
7
Mewujudkan Indonesia
berperan penting
dalam pergaulan dunia
internasional
Terwujudnya peranan
Indonesia yang
meningkat dalam
pergaulan dunia
internasional
8
Membangun ekonomi kelautan
secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan laut secara
berkelanjutan
Memperkuat dan
mempromosikan identitas
nasional sebagai negara
demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional
Terbangunnya jaringan sarana
dan prasarana sebagai perekat
semua pulau dan kepulauan
Indonesia
Meningkat dan menguatnya
sumber daya manusia di bidang
kelautan yang didukung oleh
pengembangan IPTEK
Menetapkan wilayah NKRI,
aset-aset, dan hal-hal yang
terkait dalam kerangka
pertahanan negara
Mengurangi dampak bencana
pesisir dan pencemaran laut
Memulihkan posisi penting
Indonesia sebagai negara
demokratis besar (keberhasilan
diplomasi di forum internasional)
Terwujudnya kemandirian
nasional dalam konstelasi global
Meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
168 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
Terwujudnya
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab
1
Mewujudkan bangsa
yang berdaya saing.
Terwujudnya bangsa
yang berdaya saing
untuk mencapai
masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera
2
Terwujudnya karakter bangsa
(beriman dan bertakwa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan
berorientasi iptek)
Makin mantapnya budaya bangsa
(meningkatnya peradaban, harkat,
dan martabat manusia Indonesia,
dan menguatnya jati diri dan
kepribadian bangsa)
Tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkesinam-
bungan (pendapatan perkapita,
tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin)
Meningkatnya kualitas sumber
daya manusia, termasuk peran
perempuan dalam pembangunan.
(Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG), serta penduduk
tumbuh seimbang)
Terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif (sektor pertanian,
pertambangan, industri
manufaktur, serta jasa)
Meningkatnya profesionalisme
aparatur negara (pusat dan
daerah)
Terciptanya infrastruktur yang
andal dan terintegrasi
(perhubungan, telematika,
listrik, air)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
Terwujudnya Indonesia
yang demokratis,
berlandaskan hukum,
dan berkeadilan
3
Mewujudkan
Indonesia aman,
damai, dan bersatu.
Terwujudnya rasa aman dan
damai bagi seluruh rakyat
serta terjaganya keutuhan
wilayah NKRI dan
kedaulatan negara dari
ancaman baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
4
Menciptakan landasan
konstitusional untuk memperkuat
kelembagaan demokrasi
Memperkuat peran masyarakat
sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
Memantapkan pelembagaan
nilai-nilai demokrasi yang
menitikberatkan pada
prinsip-prinsip toleransi,
nondiskriminasi, dan kemitraan
Terwujudnya keamanan nasional
(martabat kemanusiaan,
keselamatan warga negara, dan
keutuhan wilayah)
TNI yang profesional, komponen
cadangan dan pendukung
pertahanan yang kuat, serta
industri pertahanan yang andal
POLRI yang profesional, partisipasi
kuat masyarakat, intelijen, dan
kontra intelijen yang efektif, serta
koordinasi antara institusi
pertahanan dan keamanan
Terwujudnya konsolidasi demokrasi
pada berbagai aspek kehidupan
politik (pemerintah berdasarkan
hukum, birokrasi profesional dan
netral, masyarakat sipil,
masyarakat politik dan masyarakat
ekonomi yang mandiri, serta
adanya kemandirian nasional
Terciptanya supremasi hukum
dan penegakan hak-hak asasi
manusia (sistem hukum nasional,
penegakan hukum, dan
penghormatan pada
hak-hak asasi manusia)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
Terwujudnya
pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan
5
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Terwujudnya Indonesia
yang asri dan lestari 6
Tingkat pembangunan yang
makin merata ke seluruh wilayah
(kualitas hidup, kesejahteraan,
kesenjangan)
Kemandirian pangan dapat
dipertahankan (kualitas gizi,
instrumen jaminan pangan untuk
tingkat rumah tangga)
Terpenuhinya kebutuhan hunian
(prasarana dan sarana
pendukungnya, sistem pembiayaan
perumahan, serta kota tanpa
permukiman kumuh)
Terwujudnya lingkungan perkotaan
dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan yang baik,
berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
Membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya alam
dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup (fungsi, daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam
mendukung kualitas kehidupan)
Meningkatnya kesadaran, sikap
mental, dan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
Terpeliharanya kekayaan
keragaman jenis dan kekhasan
sumber daya alam (nilai tambah,
daya saing bangsa, dan modal
pembangunan nasional)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara
kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan
berbasiskan
kepentingan nasional
Terwujudnya Indonesia
sebagai negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional
7
Mewujudkan Indonesia
berperan penting
dalam pergaulan dunia
internasional
Terwujudnya peranan
Indonesia yang
meningkat dalam
pergaulan dunia
internasional
8
Membangun ekonomi kelautan
secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan laut secara
berkelanjutan
Memperkuat dan
mempromosikan identitas
nasional sebagai negara
demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional
Terbangunnya jaringan sarana
dan prasarana sebagai perekat
semua pulau dan kepulauan
Indonesia
Meningkat dan menguatnya
sumber daya manusia di bidang
kelautan yang didukung oleh
pengembangan IPTEK
Menetapkan wilayah NKRI,
aset-aset, dan hal-hal yang
terkait dalam kerangka
pertahanan negara
Mengurangi dampak bencana
pesisir dan pencemaran laut
Memulihkan posisi penting
Indonesia sebagai negara
demokratis besar (keberhasilan
diplomasi di forum internasional)
Terwujudnya kemandirian
nasional dalam konstelasi global
Meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
169 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
Terwujudnya
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab
1
Mewujudkan bangsa
yang berdaya saing.
Terwujudnya bangsa
yang berdaya saing
untuk mencapai
masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera
2
Terwujudnya karakter bangsa
(beriman dan bertakwa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan
berorientasi iptek)
Makin mantapnya budaya bangsa
(meningkatnya peradaban, harkat,
dan martabat manusia Indonesia,
dan menguatnya jati diri dan
kepribadian bangsa)
Tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkesinam-
bungan (pendapatan perkapita,
tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin)
Meningkatnya kualitas sumber
daya manusia, termasuk peran
perempuan dalam pembangunan.
(Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG), serta penduduk
tumbuh seimbang)
Terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif (sektor pertanian,
pertambangan, industri
manufaktur, serta jasa)
Meningkatnya profesionalisme
aparatur negara (pusat dan
daerah)
Terciptanya infrastruktur yang
andal dan terintegrasi
(perhubungan, telematika,
listrik, air)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
Terwujudnya Indonesia
yang demokratis,
berlandaskan hukum,
dan berkeadilan
3
Mewujudkan
Indonesia aman,
damai, dan bersatu.
Terwujudnya rasa aman dan
damai bagi seluruh rakyat
serta terjaganya keutuhan
wilayah NKRI dan
kedaulatan negara dari
ancaman baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
4
Menciptakan landasan
konstitusional untuk memperkuat
kelembagaan demokrasi
Memperkuat peran masyarakat
sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
Memantapkan pelembagaan
nilai-nilai demokrasi yang
menitikberatkan pada
prinsip-prinsip toleransi,
nondiskriminasi, dan kemitraan
Terwujudnya keamanan nasional
(martabat kemanusiaan,
keselamatan warga negara, dan
keutuhan wilayah)
TNI yang profesional, komponen
cadangan dan pendukung
pertahanan yang kuat, serta
industri pertahanan yang andal
POLRI yang profesional, partisipasi
kuat masyarakat, intelijen, dan
kontra intelijen yang efektif, serta
koordinasi antara institusi
pertahanan dan keamanan
Terwujudnya konsolidasi demokrasi
pada berbagai aspek kehidupan
politik (pemerintah berdasarkan
hukum, birokrasi profesional dan
netral, masyarakat sipil,
masyarakat politik dan masyarakat
ekonomi yang mandiri, serta
adanya kemandirian nasional
Terciptanya supremasi hukum
dan penegakan hak-hak asasi
manusia (sistem hukum nasional,
penegakan hukum, dan
penghormatan pada
hak-hak asasi manusia)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
Terwujudnya
pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan
5
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Terwujudnya Indonesia
yang asri dan lestari 6
Tingkat pembangunan yang
makin merata ke seluruh wilayah
(kualitas hidup, kesejahteraan,
kesenjangan)
Kemandirian pangan dapat
dipertahankan (kualitas gizi,
instrumen jaminan pangan untuk
tingkat rumah tangga)
Terpenuhinya kebutuhan hunian
(prasarana dan sarana
pendukungnya, sistem pembiayaan
perumahan, serta kota tanpa
permukiman kumuh)
Terwujudnya lingkungan perkotaan
dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan yang baik,
berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
Membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya alam
dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup (fungsi, daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam
mendukung kualitas kehidupan)
Meningkatnya kesadaran, sikap
mental, dan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
Terpeliharanya kekayaan
keragaman jenis dan kekhasan
sumber daya alam (nilai tambah,
daya saing bangsa, dan modal
pembangunan nasional)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara
kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan
berbasiskan
kepentingan nasional
Terwujudnya Indonesia
sebagai negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional
7
Mewujudkan Indonesia
berperan penting
dalam pergaulan dunia
internasional
Terwujudnya peranan
Indonesia yang
meningkat dalam
pergaulan dunia
internasional
8
Membangun ekonomi kelautan
secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan laut secara
berkelanjutan
Memperkuat dan
mempromosikan identitas
nasional sebagai negara
demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional
Terbangunnya jaringan sarana
dan prasarana sebagai perekat
semua pulau dan kepulauan
Indonesia
Meningkat dan menguatnya
sumber daya manusia di bidang
kelautan yang didukung oleh
pengembangan IPTEK
Menetapkan wilayah NKRI,
aset-aset, dan hal-hal yang
terkait dalam kerangka
pertahanan negara
Mengurangi dampak bencana
pesisir dan pencemaran laut
Memulihkan posisi penting
Indonesia sebagai negara
demokratis besar (keberhasilan
diplomasi di forum internasional)
Terwujudnya kemandirian
nasional dalam konstelasi global
Meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
170 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Pekan Kesenian Bali
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila.
Terwujudnya
masyarakat berakhlak
mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan
beradab
1
Mewujudkan bangsa
yang berdaya saing.
Terwujudnya bangsa
yang berdaya saing
untuk mencapai
masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera
2
Terwujudnya karakter bangsa
(beriman dan bertakwa, berbudi
luhur, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, dan
berorientasi iptek)
Makin mantapnya budaya bangsa
(meningkatnya peradaban, harkat,
dan martabat manusia Indonesia,
dan menguatnya jati diri dan
kepribadian bangsa)
Tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan berkesinam-
bungan (pendapatan perkapita,
tingkat pengangguran terbuka dan
jumlah penduduk miskin)
Meningkatnya kualitas sumber
daya manusia, termasuk peran
perempuan dalam pembangunan.
(Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG), serta penduduk
tumbuh seimbang)
Terbangunnya struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif (sektor pertanian,
pertambangan, industri
manufaktur, serta jasa)
Meningkatnya profesionalisme
aparatur negara (pusat dan
daerah)
Terciptanya infrastruktur yang
andal dan terintegrasi
(perhubungan, telematika,
listrik, air)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
Terwujudnya Indonesia
yang demokratis,
berlandaskan hukum,
dan berkeadilan
3
Mewujudkan
Indonesia aman,
damai, dan bersatu.
Terwujudnya rasa aman dan
damai bagi seluruh rakyat
serta terjaganya keutuhan
wilayah NKRI dan
kedaulatan negara dari
ancaman baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
4
Menciptakan landasan
konstitusional untuk memperkuat
kelembagaan demokrasi
Memperkuat peran masyarakat
sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
Memantapkan pelembagaan
nilai-nilai demokrasi yang
menitikberatkan pada
prinsip-prinsip toleransi,
nondiskriminasi, dan kemitraan
Terwujudnya keamanan nasional
(martabat kemanusiaan,
keselamatan warga negara, dan
keutuhan wilayah)
TNI yang profesional, komponen
cadangan dan pendukung
pertahanan yang kuat, serta
industri pertahanan yang andal
POLRI yang profesional, partisipasi
kuat masyarakat, intelijen, dan
kontra intelijen yang efektif, serta
koordinasi antara institusi
pertahanan dan keamanan
Terwujudnya konsolidasi demokrasi
pada berbagai aspek kehidupan
politik (pemerintah berdasarkan
hukum, birokrasi profesional dan
netral, masyarakat sipil,
masyarakat politik dan masyarakat
ekonomi yang mandiri, serta
adanya kemandirian nasional
Terciptanya supremasi hukum
dan penegakan hak-hak asasi
manusia (sistem hukum nasional,
penegakan hukum, dan
penghormatan pada
hak-hak asasi manusia)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
Terwujudnya
pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan
5
Mewujudkan Indonesia
asri dan lestari
Terwujudnya Indonesia
yang asri dan lestari 6
Tingkat pembangunan yang
makin merata ke seluruh wilayah
(kualitas hidup, kesejahteraan,
kesenjangan)
Kemandirian pangan dapat
dipertahankan (kualitas gizi,
instrumen jaminan pangan untuk
tingkat rumah tangga)
Terpenuhinya kebutuhan hunian
(prasarana dan sarana
pendukungnya, sistem pembiayaan
perumahan, serta kota tanpa
permukiman kumuh)
Terwujudnya lingkungan perkotaan
dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan yang baik,
berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi
masyarakat
Membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya alam
dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup (fungsi, daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam
mendukung kualitas kehidupan)
Meningkatnya kesadaran, sikap
mental, dan perilaku masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup
Terpeliharanya kekayaan
keragaman jenis dan kekhasan
sumber daya alam (nilai tambah,
daya saing bangsa, dan modal
pembangunan nasional)
MISI, SASARAN, INDIKASI PEMBANGUNAN NASIONAL 20052025
MISI (8) SASARAN (8) INDIKASI (32)
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap pencapaian misi, sasaran, dan indikasi pembangunan nasional
Keterangan:
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara
kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan
berbasiskan
kepentingan nasional
Terwujudnya Indonesia
sebagai negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional
7
Mewujudkan Indonesia
berperan penting
dalam pergaulan dunia
internasional
Terwujudnya peranan
Indonesia yang
meningkat dalam
pergaulan dunia
internasional
8
Membangun ekonomi kelautan
secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan laut secara
berkelanjutan
Memperkuat dan
mempromosikan identitas
nasional sebagai negara
demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional
Terbangunnya jaringan sarana
dan prasarana sebagai perekat
semua pulau dan kepulauan
Indonesia
Meningkat dan menguatnya
sumber daya manusia di bidang
kelautan yang didukung oleh
pengembangan IPTEK
Menetapkan wilayah NKRI,
aset-aset, dan hal-hal yang
terkait dalam kerangka
pertahanan negara
Mengurangi dampak bencana
pesisir dan pencemaran laut
Memulihkan posisi penting
Indonesia sebagai negara
demokratis besar (keberhasilan
diplomasi di forum internasional)
Terwujudnya kemandirian
nasional dalam konstelasi global
Meningkatnya investasi perusahaan
Indonesia di luar negeri
171 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
3.3 Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Nasional 2005-2025
3.3.1 Arah Pembangunan Nasional 20052025
Dalam rangka pencapaian misi pembangunan nasional jangka panjang 20052025, pemerintah
telah menetapkan arah pembangunan nasional berdasarkan delapan misi yang diemban dan
delapan sasaran strategis yang ingin dicapai, sesuai Lampiran Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007. Arah pembangunan untuk mencapai lima sasaran strategis yang terkait pembangunan
ekonomi kreatif dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Terwujudnya masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis ini,
pengembangan ekonomi kreatif akan mengambil arah pembangunan nasional yang meliputi
pembangunan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul
serta pengembangan budaya inovatif yang berorientasi iptek. Melalui ekonomi kreatif,
dapat dilakukan upaya pelestarian budaya secara holistik yang tidak hanya terbatas pada
aspek perlindungan tetapi juga kepada aspek pengembangan dan pemanfaatan serta upaya
untuk meningkatkan literasi dan apresiasi masyarakat terhadap budaya bangsa sehingga
memperkuat karakter dan jati diri, persatuan, dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakarat Indonesia.
2. Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih
makmur dan sejahtera. Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis ini, pembangunan
akan diarahkan kepada penguatan perekonomian domestik dengan orientasi peningkatan
daya saing global; penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi; penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan maju serta reformasi hukum
dan birokrasi. Arah pembangunan nasional ini, merupakan acuan bagi pengembangan ekonomi
kreatif selanjutnya. Ekonomi kreatif merupakan sebuah paradigma baru dalam perekonomian
Pekan Kesenian Bali
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Anak-Anak dari Balige Sumatera Utara
Sumber: Gedung DUA8
172 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Ekspresi Kebebasan dan Keceriaan Anak-anak Indonesia
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
173 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
174 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
yang mengutamakan kreativitas dengan memanfaatkan iptek dalam proses penciptaan output.
Penelitian dan pengembangan, pola pikir berbasis konsep dan desain, serta pola pikir out-
of-the-box merupakan syarat utama dalam pengembangan ekonomi kreatif sehingga dapat
tercipta inovasi baru bernilai tambah yang dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
3. Terwujudnya pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, pengembangan ekonomi kreatif
ke depan akan mengikuti arah pembangunan nasional, meliputi: pengembangan dan
percepatan pembangunan wilayah di daerah yang memiliki potensi ekonomi kreatif;
peningkatan keberpihakan dan pemerataan dalam pembangunan daerah-daerah yang
masih tertinggal; penggunaan rencana tata ruang sebagai acuan kebijakan spasial bagi
pembangunan di setiap sektor, lintas sektor maupun wilayah; dan peningkatan kapasitas
pemerintah daerah dan kerja sama antardaerah terkait dengan pengembangan ekonomi
kreatif; penanggulangan kemiskinan dan pembangunan kesejahteraan masyarakat yang
Jakarta Cityscape
Sumber: Gedung DUA8
175 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
kurang beruntung, peningkatan peran serta koperasi dalam meningkatkan posisi tawar
dan efsiensi kolektif para anggota. Pengembangan ekonomi kreatif ke depan akan
diarahkan untuk merevitalisasi dan mengembangkan potensi-potensi daerah dan juga
mendorong orang kreatif profesional dan berwawasan global untuk dapat mendampingi
orang-orang kreatif di daerah.
4. Terwujudnya Indonesia asri dan lestari. Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang asri
dan lestari, pembangunan nasional diarahkan pada beberapa hal; pendayagunaan sumber
daya alam secara rasional, optimal, efsien, dan bertanggung jawab; penyediaan energi yang
terukur antara persediaan dan kebutuhan masyarakat; pelestarian sumber daya air dan
pengembangan potensi sumber daya kelautan; peningkatan nilai tambah atas pemanfaatan
sumber daya alam tropis yang unik dan khas dengan tetap menjaga keragaman jenis
sumber daya alam; pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; peningkatan
kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan; dan pengembangan mitigasi bencana
Hutan Tropis Kalimantan yang Asri
Sumber: Gedung DUA8
176 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia. Pengembangan ekonomi kreatif ke depan
sejalan dengan arah pembangunan nasional, yaitu ekonomi kreatif akan meningkatkan
kesadaran pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan serta mengembangkan konten kreatif yang dapat meningkatkan perhatian
masyarakat dan pemangku kepentingan akan pentingnya pelestarian sumber daya alam
yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia.
Kerja Sama Indonesia-Korea dalam Bidang Ekonomi Kreatif, 2013
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
177 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
5. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia internasional.
Ekonomi kreatif memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan peranan Indonesia
dalam pergaulan dunia Internasional, yaitu sebagai soft power dalam melakukan diplomasi
dengan negara-negara lain di dunia. Arah pembangunan nasional yang menjadi acuan
dalam pengembangan ekonomi kreatif meliputi: pemberdayaan posisi Indonesia melalui
keterlibatan di organisasi-organisasi kreatif internasional; penguatan kapasitas, kredibiltas
politik luar negeri, dan peningkatan kualitas diplomasi di forum internasional; peningkatan
efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerja sama yang produktif serta pemeliharaan
perdamaian dunia melalui upaya peningkatan saling pengertian dalam politik dan budaya.
3.3.2 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Nasional 20052025
Strategi untuk melaksanakan visi dan misi pembangunan nasional dijabarkan secara bertahap
dalam periode lima tahunan yang dituangkan ke dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah). Masing-masing tahap memiliki skala prioritas dan strategi pembangunan yang
merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode
sebelumnya. Tahapan skala prioritas utama dan strategi pembangunan nasional pada setiap
RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut.
RPJM ke-1 (20052009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala
bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis
dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya yang meningkat. Prioritas pembangunan akan dititikberatkan
pada peningkatan rasa aman dan damai, keadilan dan penegakan hukum, kesetaraan gender,
terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia
yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan tertatanya sistem hukum nasional. RPJM ke-1 juga memprioritaskan pada peningkatan pelayanan
masyarakat, pengurangan jumlah penduduk miskin, dan kesenjangan antarwilayah.
Pengembangan ekonomi kreatif periode 2005-2009 diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemangku
kepentingan akan pentingnya: kreativitas dan ekonomi kreatif
dalam menjawab tantangan dalam pembangunan nasional;
pentingnya pelestarian sumber daya alam dan sumber daya
budaya lokal yang tidak terbatas pada upaya perlindungan
namun juga pada upaya pengembangan dan pemanfaatan,
serta perlunya peningkatan apresiasi terhadap kreativitas lokal.
RPJM ke-2 (20102014) diarahkan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang
dengan menekankan pada beberapa hal; upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan
kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian
melalui pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
disertai dengan berkembangnya lembaga jaminan sosial;
peningkatan tingkat pendidikan masyarakat yang didukung
dengan pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang
mantap; peningkatan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat; peningkatan kesetaraan gender; peningkatan
Pengembangan
ekonomi kreatif
pada periode 2005-
2009 diarahkan
untuk meningkatkan
kesadaran
masyarakat
dan pemangku
kepentingan
akan pentingnya
kreativitas dan
ekonomi kreatif
dalam pembangunan
nasional
178 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
tumbuh kembang, kesejahteraan, dan perlindungan anak; pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk; penurunan kesenjangan kesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan
antardaerah; percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa; serta
pemantapan nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan
karakter bangsa. Prioritas pembangunan periode ini juga difokuskan pada peningkatan daya saing
perekonomian melalui penguatan industri manufaktur sejalan dengan penguatan pembangunan
pertanian dan peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai potensi
daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan ekonomi kreatif periode 2010-2014, diarahkan untuk memperkuat kelembagaan
dan meningkatkan daya saing orang kreatif lokal dengan
meningkatkan kemampuan dalam penguasaan terhadap
iptek. Penguatan kelembagaan dilakukan melalui:
peningkatan kesadaran akan pentingnya ekonomi kreatif
dalam pembangunan nasional dengan mengaktif kan
kembali ruang publik dan memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi orang kreatif untuk berekspresi dan berkarya;
memfasilitasi pengembangan jejaring di tingkat nasional
dan global; dan memperkuat lembaga-lembaga yang terkait
dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta memperkuat
landasan hukum dan kebijakan pengembangan ekonomi
kreatif.
RPJM ke-3 (20152019) ditujukan untuk lebi h
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas
serta kemampuan iptek yang terus meningkat. Daya
saing perekonomian Indonesia akan semakin kuat dan kompetitif dengan melakukan beberapa
hal; semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan, dan sumber daya
alam lainnya secara berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh
mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha; makin selarasnya pembangunan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, industri; serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi
untuk mendorong peningkatan efsiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi
oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang diupayakan dengan
pengembangan jaringan infrastruktur transportasi; pemenuhan pasokan tenaga listrik yang
andal dan efsien sesuai kebutuhan sehingga elektrifkasi rumah tangga dan elektrifkasi
perdesaan dapat tercapai, serta termanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik
dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat; terselenggaranya pelayanan pos
dan telematika yang efsien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia;
terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber
daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minum untuk
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembangan infrastruktur perdesaan akan
terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan
Pengembangan
ekonomi kreatif
periode 2010-
2014, diarahkan
untuk memperkuat
kelembagaan dan
meningkatkan daya
saing orang kreatif
lokal dengan
meningkatkan
kemampuan
dalam penguasaan
terhadap iptek.
179 BAB 3: Arahan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025
itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung
bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan
jangka panjang dan berkelanjutan, efsien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong
terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
Pada tahap pembangunan ketiga, pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan untuk
mengembangkan orang kreatif, meningkatkan kualitas dan pertumbuhan industri kreatif,
melakukan pelestarian budaya berbasis komunitas, pengembangan bahan baku berbasis alam
dan produk eco-friendly, peningkatan akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas,
ketersediaan infrastruktur dan teknologi pendukung, serta harmonisasi regulasi dan penguatan
kelembagaan pengembangan ekonomi kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif periode 2015-2019,
diarahkan untuk memantapkan pengembangan ekonomi
kreatif untuk meningkatkan daya saing ekonomi kreatif di
tingkat global dan nasional, dengan meningkatkan daya
saing sumber daya manusia lokal dalam mengembangkan
dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
meningkatkan upaya perlindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan melalui penelitian dan pengembangan yang
intensif, serta memperkuat kelembagaan untuk menciptakan
iklim usaha kondusif bagi pengembangan industri kreatif
lokal. Peningkatan daya saing ekonomi kreatif yang
dimaksud adalah peningkatan daya saing industri yang
merupakan prioritas nasional dengan memanfaatkan industri
kreatif sebagai pencipta nilai tambah, serta peningkatan
daya saing 15 kelompok industri kreatif yang menjadi fokus
pengembangan pada periode 2015-2019.
RPJM ke-4 (20202024) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kuat berdasarkan keunggulan kompetitif.
Struktur perekonomian yang semakin maju dan kokoh ditandai dengan daya saing perekonomian
yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antara industri, pertanian, kelautan, sumber daya
alam, serta sektor jasa. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan
baik. Kondisi itu didukung oleh keterkaitan antara pelayanan pendidikan, dan kemampuan iptek
yang makin maju sehingga mendorong perekonomian yang efsien dan produktivitas yang tinggi; serta
berkembangnya usaha dan investasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri termasuk
di zona ekonomi eksklusif dan lautan bebas dalam rangka peningkatan perekonomian nasional.
Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan dapat
dicapai sehingga pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai kesejahteraan yang setara dengan
negara-negara berpendapatan menengah dengan tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk
miskin yang makin rendah. Kemajuan dan kesejahteraan semakin terwujud dengan terselenggaranya
jaringan transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh
wilayah NKRI; tercapainya elektrifkasi perdesaan dan elektrifkasi rumah tangga; serta terpenuhinya
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat
Pengembangan
ekonomi kreatif
periode 2015-2019,
diarahkan untuk
meningkatkan daya
saing ekonomi
kreatif secara
berkelanjutan di
tingkat nasional
dan global.
180 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efsien, dan akuntabel sehingga
terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
Dalam rangka memantapkan pembangunan yang
berkelanjutan, keanekaragaman hayati dan kekhasan
sumber daya alam terus dipelihara dan dimanfaatkan
untuk terus mempertahankan nilai tambah dan daya
saing bangsa serta meningkatkan modal pembangunan
nasional pada masa yang akan datang.
Pengembangan ekonomi kreatif periode 2020-2024
diarahkan untuk memantapkan kembali daya saing
ekonomi kreatif di tingkat nasional dan global dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal (sumber
daya alam, budaya, dan sumber daya manusia); meningkatkan
pertumbuhan, daya saing, dan keragaman industri kreatif;
dan penguatan kelembagaan yang dapat menciptakan iklim
usaha yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif
lokal. Pada tahap pembangunan keempat ini diharapkan
kualitas hidup masyarakat Indonesia semakin membaik
secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Tabel 3 - 1 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Nasional 20052025
RPJMN-1
(20052009)
RPJMN-2
(20102014)
RPJMN-3
(20152019)
RPJMN-4
(20202024)
2025
Menata kembali
dan membangun
Indonesia
di segala
bidang yang
ditujukan untuk
menciptakan
Indonesia yang
aman dan damai,
yang adil dan
demokratis,
dan tingkat
kesejahteraan
rakyatnya
meningkat.
Memantapkan
penataan
kembali
Indonesia
di segala
bidang dengan
menekankan
upaya
peningkatan
kualitas sumber
daya manusia
termasuk
pengembangan
kemampuan ilmu
dan teknologi
serta penguatan
daya saing
perekonomian.
Memantapkan
pembangunan
secara
menyeluruh
di berbagai
bidang dengan
menekankan
pencapaian daya
saing kompetitif
perekonomian
berlandaskan
keunggulan
sumber daya
alam dan
sumber daya
manusia
berkualitas serta
kemampuan ilmu
dan teknologi
yang terus
meningkat.
Mewujudkan
masyarakat
Indonesia
yang mandiri,
maju, adil, dan
makmur melalui
percepatan
pembangunan
di berbagai
bidang dengan
menekankan
terbangunnya
struktur
perekonomian
yang kokoh
berlandaskan
keunggulan
kompetitif di
berbagai wilayah
yang didukung
oleh SDM
berkualitas dan
berdaya saing;
serta iklim usaha
yang kondusif.
Indonesia
yang Mandiri,
Maju, Adil, dan
Makmur.
Pengembangan
ekonomi kreatif
periode 2020-2024
diarahkan untuk
memantapkan
kembali daya
saing ekonomi
kreatif di tingkat
nasional dan global
sehingga kualitas
hidup masyarakat
Indonesia semakin
membaik secara
merata di seluruh
wilayah Indonesia.
181
182 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
v
183 BAB 4: Kerangka Strategis Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2015-2025
BAB 4
Kerangka Strategis
Pengembangan Ekonomi
Kreatif Indonesia 2015-2025
184 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
4.1 Ruang Lingkup Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional
Ruang lingkup maupun pendekatan dalam pengembangan ekonomi kreatif di setiap negara
berbeda-beda. Bahkan beberapa organisasi dunia pun mendefnisikan ruang lingkup pengembangan
ekonomi kreatif secara berbeda-beda.
Animasi menghadirkan
suatu medium untuk
menuturkan cerita dan
hiburan visual yang
dapat mengantarkan
kesenangan hati dan
informasi kepada
orang banyak dari
segala usia di mana
pun di dunia.
Walt Disney (1901-1966), pengusaha,
kartunis, dan animator terkemuka
Amerika Serikat.
204 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Battle Of Surabaya
Sumber: Dok. MSV Pictures
Mama Papa
Sumber: Dok. Manimonki Studios
Uwa
Sumber: Dok. Hiccar
Super Neli
Sumber: Dok. Ayena Studio
Vatalla Sang Pelindung
Sumber: Dok. Kampoong Monster
Pada Suatu Ketika
Sumber: Dok. Lakon Animasi
Adit Sopo Jarwo
Sumber: Dok. MD Animation
Loh Jinawi
Sumber: Dok. SAE Studio
Entong
Sumber: Dok. MNC Animation
Garuda Riders, The Adventures of Wanara
Sumber: Dok. Mechanimation
205 BAB 4: Kerangka Strategis Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2015-2025
kamera video, kemudian hasilnya diproyeksikan dalam panel kaca buram untuk
digambar ulang secara manual oleh animator.
d. Flip book, sebuah buku yang per halamannya digambar bervariasi dangan tahapan
tertentu yang ketika dibalik per halaman tersebut secara cepat, maka gambar di
dalam buku terlihat bergerak atau hidup.
2. Animasi Tiga Dimensi. Animasi tiga dimensi dikelompokkan menjadi 1) Animasi
Computer Generated (CG), meliputi berbagai teknik dengan menggunakan komputer
sebagai faktor utama dalam pembuatan konten digitalnya dan 2) Animasi Stop-Motion,
yang masuk dalam lingkup animasi tiga dimensi karena objek yang dihidupkan secara
bentuk merupakan tiga dimensi.
3. Animasi Stop-Motion. Animasi ini juga dikenal dengan animasi stop-frame. Dalam
pembuatannya animasi ini biasanya menggunakan kamera fotograf dengan memotret tiap
pergerakan karakter sedikit demi sedikit dalam frame, kemudian digabungkan frame-frame
tersebut sehingga seolah-olah gambar tampak bergerak. Saat ini, melalui kecanggihan komputer,
animasi yang dihasilkan bisa tampak sangat realis yang terkadang penonton sulit membedakan
bahwa animasi tersebut adalah 3D atau stop-motion. Dengan teknologi komputer saat ini,
sudah dapat dihasilkan animasi yang seolah-olah dibuat melalui teknik stop-motion. Teknik
Stop-motion sendiri dikategorikan sebagai bentuk animasi yang dilihat hasil akhirnya karena
kelebihan-kelebihannya, yang dahulu komputer tidak bisa atau sulit untuk mencapainya.
Teknik ini sampai sekarang pun masih dipergunakan untuk membuat animasi.
Berdasarkan media penayangannya, animasi dikelompokkan menjadi:
1. Animasi Film Layar Lebar, animasi yang dibuat untuk konsumsi bioskop yang biasanya
berdurasi antara 60120 menit. Rata-rata lama waktu yang diperlukan untuk produksi
sebuah flm animasi layar lebar antara 25 tahun.
2. Animasi Serial Televisi, biasanya berdurasi antara 1320 menit. Film animasi serial
televisi sangat ketat dalam menyeleksi target penonton yang akan dituju, karena target
penonton ini akan memengaruhi bentuk visual dan cara bercerita dalam flm animasinya.
3. Animasi Iklan, dibuat berdasarkan naskah iklan dan berdurasi antara 1560 detik.
Tujuan dari pemilihan animasi untuk beriklan biasanya untuk membuat ilustrasi yang
tidak bisa diperoleh dengan merekam gambar secara live atau memang sengaja membuat
animasi karakter sesuai dengan tujuan atau target penonton.
4. Animasi Web, animasi yang diperuntukkan untuk keperluan web. Biasanya hanya
pergerakan logo atau tulisan yang isinya juga iklan banner di website yang bertujuan
untuk menarik perhatian mata agar iklan mendapat perhatian pengunjung sebuah website.
5. Animasi Game, biasanya berisikan pergerakan karakter dari game maupun membuat
efek-efek yang dibutuhkan dalam game.
Video
Istilah videography atau video pertama kali muncul pada tahun 1970-an, yang diperkenalkan oleh
Bob Kiger. Dia berkarier sebagai videografer profesional dan dikenal dengan inovasi pada teknik-teknik
pengambilan gambar video. Secara teknis, perbedaan antara flm dan video terletak pada jenis media
rekamnya. Film menggunakan alat rekam yang disebut flm stock atau gulungan flm, sedangkan
video menggunakan tape (pita rekam elektronik). Jika dilihat dari skala produksinya, maka video
lebih kecil dibandingkan dengan flm. Film banyak sekali memerhatikan berbagai macam aspek dalam
pengambilan setiap scene-nya sehingga produksi flm cenderung lebih kompleks, dengan teknik yang
lebih rumit, dan memerlukan banyak peran individu dalam proses produksinya.
206 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Sedangkan video biasanya dilakukan oleh tim yang lebih kecil bahkan dapat dilakukan oleh seorang
individu, dengan konsep, peralatan, dan pengelolaan yang lebih sederhana.
Defnisi video, seringkali dikaitkan dengan teknologi dan pengembangan media presentasi visual
(broadcasting). Namun pada tahun 1990-an mulai bermunculan aktivitas kesenian dan kebudayaan
di Indonesia yang merintis penggunaan video sebagai media dalam berekspresi dan berkarya.
Berdasarkan pemahaman di atas, referensi dari beberapa literatur, dan juga hasil focus group
discussion (FGD), maka video dalam pemahaman ekonomi kreatif Indonesia didefnisikan sebagai
Musik memberikan
roh kepada semesta,
sayap kepada benak
pikiran, kemampuan
terbang kepada
imajinasi dan
kehidupan kepada
segalanya.
Plato (abad ke-5 SM), lsuf dan
matematikus asal Yunani.
232 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
Penerbitan
Penerbitan dan percetakan saat ini telah mengalami pergeseran makna, ruang lingkup, bahkan
karakteristik proses dan model bisnis, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Di samping itu, telah terjadi pergeseran pusat kreativitas dari kegiatan penerbitan
dan percetakan ke arah yang lebih menitikberatkan pada produksi konten. Peran percetakan yang
integral terhadap industri ini, kini semakin dapat digantikan oleh Teknologi dan Komunikasi (TIK).
Berdasarkan European Commission and Skillset Assesment UK (2011) penerbitan dan percetakan
didefnisikan sebagai berikut:
1. Penerbitan didefnisikan sebagai proses produksi dan penyebaran informasi, yaitu
membuat informasi tersedia untuk publik. Penerbitan lebih berfokus menciptakan konten
bagi konsumen. Informasi tersebut dapat berupa karya-karya seperti buku, majalah, koran
dan rekaman suara dalam bentuk cetak maupun elektronik.
2. Percetakan didefnisikan sebagai proses untuk mereproduksi teks dan gambar, termasuk
kegiatan pendukung yang terkait, seperti penjilidan buku, jasa pembuatan piringan, dan
pencitraan data. Percetakan lebih berfokus mereproduksi konten dalam bentuk media.
World Intellectual Property Organization (WIPO) mengembalikan pemahaman penerbitan pada
asal katanya, yaitu publik. Dengan kata lain, penerbitan adalah industri yang mendistribusikan
konten kepada publik. Berdasarkan Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI) aktivitas percetakan
masuk ke dalam alur proses penerbitan, yang dilakukan setelah proses penyuntingan dan
proofreading, sebelum didistribusikan ke toko buku baik secara konvensional maupun melalui
media dalam jaringan (daring). Oleh karena itu, subsektor penerbitan dan percetakan dalam
ekonomi kreatif didefnisikan sebagai penerbitan sesuai dengan perubahan makna dan ruang
lingkup dari penerbitan itu sendiri.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa defnisi penerbitan sebagai
subsektor ekonomi kreatif adalah
k
a
s
i
p
r
o
l
p
r
o
f
e
s
i
,
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
t
a
n
d
a
r
k
o
m
p
e
t
e
n
s
i
,
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
s
e
r
t
i
k
a
s
i
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
i
a
k
u
i
s
e
c
a
r
a
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
a
k
r
e
d
i
t
a
s
i
l
e
m
b
a
g
a
s
e
r
t
i
k
a
s
i
p
r
o
f
e
s
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
328 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
(
k
o
m
p
e
t
e
n
s
i
)
,
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
(
k
a
p
a
s
i
t
a
s
)
,
d
a
n
s
i
k
a
p
s
e
r
t
a
p
e
r
i
l
a
k
u
a
g
a
r
m
e
n
j
a
d
i
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
d
a
n
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
d
a
n
p
e
r
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
d
a
l
a
m
p
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
m
e
l
a
l
u
i
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
(
d
i
k
l
a
t
)
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
u
a
s
a
a
n
d
a
n
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
i
p
t
e
k
y
a
n
g
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
k
e
s
e
m
p
a
t
a
n
s
e
b
e
s
a
r
-
b
e
s
a
r
n
y
a
k
e
p
a
d
a
p
e
r
e
m
p
u
a
n
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
c
P
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
k
e
r
j
a
t
e
r
h
a
d
a
p
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
k
r
e
a
t
i
f
I
n
d
o
n
e
s
i
a
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
4
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
k
e
r
j
a
b
a
g
i
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
d
i
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
.
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
,
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
s
e
c
a
r
a
b
e
r
k
e
l
a
n
j
u
t
a
n
2
.
1
T
e
r
c
i
p
t
a
n
y
a
b
a
h
a
n
b
a
k
u
y
a
n
g
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
,
b
e
r
a
g
a
m
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
d
a
r
i
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
y
a
n
g
t
e
r
b
a
r
u
k
a
n
a
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
k
e
k
a
y
a
a
n
h
a
y
a
t
i
(
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
)
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
d
a
n
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
,
s
e
r
t
a
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
d
a
n
c
e
p
a
t
,
d
e
n
g
a
n
m
e
m
p
e
r
k
u
a
t
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
d
a
n
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
a
n
t
a
r
a
i
n
d
u
s
t
r
i
,
l
e
m
b
a
g
a
r
i
s
e
t
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
,
d
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
t
i
n
g
g
i
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
u
n
t
u
k
m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
k
a
s
i
d
a
n
m
e
n
d
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
k
a
n
k
e
k
a
y
a
a
n
h
a
y
a
t
i
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
k
e
k
a
y
a
a
n
h
a
y
a
t
i
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
d
a
n
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
,
d
i
k
e
l
o
l
a
s
e
c
a
r
a
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
s
e
c
a
r
a
m
u
d
a
h
d
a
n
c
e
p
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
p
e
r
i
k
a
n
a
n
,
p
e
r
t
a
n
i
a
n
,
s
t
a
t
i
s
t
i
k
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
329 Lampiran
b
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
y
a
n
g
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
d
a
n
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
r
a
m
a
h
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
,
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
,
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
d
a
r
i
k
e
k
a
y
a
a
n
h
a
y
a
t
i
y
a
n
g
a
d
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
h
u
k
u
m
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
p
e
r
t
a
n
i
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
c
M
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
s
k
a
l
a
b
i
l
i
t
a
s
p
r
o
d
u
k
s
i
d
a
n
d
a
y
a
s
a
i
n
g
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
4
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
p
r
o
d
u
k
s
i
d
a
n
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
b
a
h
a
n
b
a
k
u
s
e
h
i
n
g
g
a
d
a
p
a
t
m
e
n
j
a
m
i
n
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
s
e
c
a
r
a
m
u
d
a
h
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
l
o
g
i
s
t
i
k
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
5
M
e
n
j
a
m
i
n
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
s
i
s
t
e
m
s
t
a
n
d
a
r
d
i
s
a
s
i
m
u
t
u
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
b
e
r
n
i
l
a
i
t
a
m
b
a
h
s
e
h
i
n
g
g
a
d
a
p
a
t
b
e
r
s
a
i
n
g
d
i
p
a
s
a
r
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
m
a
u
p
u
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
p
e
r
t
a
n
i
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
o
b
a
t
d
a
n
m
a
k
a
n
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
6
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
r
j
a
s
a
m
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
,
i
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
,
d
a
n
b
i
s
n
i
s
d
a
l
a
m
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
t
a
n
i
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
.
2
T
e
r
s
e
d
i
a
n
y
a
i
n
f
o
r
m
a
s
i
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
d
a
n
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
d
a
n
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
s
e
c
a
r
a
m
u
d
a
h
d
a
n
c
e
p
a
t
a
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
b
u
d
a
y
a
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
d
a
n
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
d
a
n
c
e
p
a
t
s
e
r
t
a
m
e
m
i
l
i
k
i
p
r
o
g
r
a
m
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
b
u
d
a
y
a
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
u
n
t
u
k
m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
k
a
s
i
d
a
n
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
y
a
n
g
m
e
r
u
p
a
k
a
n
i
n
s
p
i
r
a
s
i
d
a
l
a
m
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
k
a
r
y
a
d
a
n
k
o
n
t
e
n
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
b
e
r
w
a
w
a
s
a
n
b
u
d
a
y
a
I
n
d
o
n
e
s
i
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
d
a
t
a
p
o
k
o
k
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
d
a
n
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
,
d
a
n
d
i
k
e
l
o
l
a
s
e
c
a
r
a
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
s
t
a
t
i
s
t
i
k
,
d
a
n
p
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
330 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
b
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
e
k
s
p
e
r
i
m
e
n
t
a
s
i
d
a
n
e
k
s
p
l
o
r
a
s
i
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
s
e
b
a
g
a
i
i
n
s
p
i
r
a
s
i
d
a
l
a
m
b
e
r
k
a
r
y
a
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
m
e
n
j
a
d
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
i
k
e
m
a
s
d
e
n
g
a
n
s
e
m
a
n
g
a
t
k
e
k
i
n
i
a
n
s
e
h
i
n
g
g
a
d
a
p
a
t
d
i
t
e
r
i
m
a
o
l
e
h
p
a
s
a
r
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
k
e
l
a
u
t
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
i
s
i
2
:
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
b
e
r
d
a
y
a
s
a
i
n
g
,
t
u
m
b
u
h
,
b
e
r
a
g
a
m
,
d
a
n
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
3
.
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
a
k
s
e
s
i
b
i
l
i
t
a
s
,
k
e
s
e
s
u
a
i
a
n
,
d
a
n
k
e
m
u
d
a
h
a
n
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
3
.
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
b
e
r
d
a
y
a
s
a
i
n
g
d
a
n
d
i
n
a
m
i
s
a
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
d
a
n
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e
(
s
k
i
l
l
-
k
n
o
w
l
e
d
g
e
-
a
t
t
i
t
u
d
e
)
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
g
e
n
d
e
r
d
i
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
e
t
e
r
a
m
p
i
l
a
n
-
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
-
s
i
k
a
p
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
h
a
d
i
r
k
a
n
m
e
n
t
o
r
b
i
s
n
i
s
b
e
r
p
e
n
g
a
l
a
m
a
n
d
i
t
i
n
g
k
a
t
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
g
l
o
b
a
l
s
e
h
i
n
g
g
a
d
a
p
a
t
m
e
n
j
a
d
i
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
b
e
r
d
a
y
a
s
a
i
n
g
d
a
n
d
i
n
a
m
i
s
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
k
e
t
r
a
n
s
m
i
g
r
a
s
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
d
a
n
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
j
e
j
a
r
i
n
g
k
r
e
a
t
i
f
a
n
t
a
r
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
g
e
n
d
e
r
d
i
t
i
n
g
k
a
t
l
o
k
a
l
,
n
a
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
g
l
o
b
a
l
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
,
k
e
r
j
a
s
a
m
a
/
k
e
m
i
t
r
a
a
n
d
a
n
j
e
j
a
r
i
n
g
a
n
t
a
r
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
t
i
n
g
k
a
t
l
o
k
a
l
,
n
a
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
d
a
n
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
i
n
k
u
b
a
t
o
r
b
i
s
n
i
s
y
a
n
g
m
e
l
i
b
a
t
k
a
n
s
e
l
u
r
u
h
p
e
m
a
n
g
k
u
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
d
a
n
d
i
k
e
l
o
l
a
s
e
c
a
r
a
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
331 Lampiran
3
.
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
b
e
r
d
a
y
a
s
a
i
n
g
,
b
e
r
t
u
m
b
u
h
,
d
a
n
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
a
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
i
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
p
e
m
u
l
a
u
n
t
u
k
m
e
m
u
l
a
i
u
s
a
h
a
n
y
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
n
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
d
a
n
l
i
n
k
a
g
e
a
n
t
a
r
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
m
a
u
p
u
n
a
n
t
a
r
a
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
e
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
l
a
i
n
n
y
a
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
g
e
n
d
e
r
d
i
t
i
n
g
k
a
t
l
o
k
a
l
,
n
a
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
g
l
o
b
a
l
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
c
o
-
c
r
e
a
t
i
o
n
d
a
n
c
o
-
p
r
o
d
u
c
t
i
o
n
a
n
t
a
r
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
t
i
n
g
k
a
t
l
o
k
a
l
,
n
a
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
d
a
n
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
r
o
g
r
a
m
m
a
g
a
n
g
(
i
n
t
e
r
n
s
h
i
p
)
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
k
r
e
a
t
i
f
a
n
t
a
r
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
p
e
n
u
n
j
a
n
g
/
p
e
n
d
u
k
u
n
g
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
s
e
r
t
a
m
e
m
p
e
r
k
u
a
t
k
e
t
e
r
k
a
i
t
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
e
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
l
a
i
n
n
y
a
d
a
l
a
m
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
n
i
l
a
i
t
a
m
b
a
h
S
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
332 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
5
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
d
u
n
i
a
u
s
a
h
a
t
e
r
h
a
d
a
p
b
a
h
a
n
b
a
k
u
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
,
d
a
n
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
d
a
n
m
e
n
d
o
r
o
n
g
k
e
r
j
a
s
a
m
a
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
/
s
w
a
s
t
a
d
e
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
6
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
l
e
m
b
a
g
a
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
,
k
o
m
u
n
i
t
a
s
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
u
n
t
u
k
m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
d
a
n
s
u
m
b
e
r
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
S
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
c
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
t
a
n
d
a
r
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
n
a
s
i
o
n
a
l
y
a
n
g
d
i
a
k
u
i
s
e
c
a
r
a
g
l
o
b
a
l
s
e
r
t
a
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
u
n
t
u
k
m
e
m
e
n
u
h
i
s
t
a
n
d
a
r
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
g
l
o
b
a
l
7
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
t
a
n
d
a
r
u
s
a
h
a
n
a
s
i
o
n
a
l
y
a
n
g
m
e
m
e
n
u
h
i
s
t
a
n
d
a
r
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
n
a
k
r
e
d
i
t
a
s
i
-
s
t
a
n
d
a
r
i
s
a
s
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
8
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
d
a
n
k
a
p
a
s
i
t
a
s
d
u
n
i
a
u
s
a
h
a
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
m
e
n
u
h
i
s
t
a
n
d
a
r
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
.
3
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
k
e
r
a
g
a
m
a
n
d
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
a
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
e
s
a
i
n
d
a
n
k
o
n
t
e
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
b
a
r
u
y
a
n
g
m
e
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
s
e
c
a
r
a
b
e
r
k
e
l
a
n
j
u
t
a
n
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
r
i
s
e
t
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
p
a
d
a
p
r
o
s
e
s
k
r
e
a
s
i
d
a
n
p
r
o
d
u
k
s
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
(
m
i
s
a
l
n
y
a
t
e
r
k
a
i
t
d
e
n
g
a
n
d
e
s
a
i
n
,
m
e
t
o
d
e
/
t
e
k
n
i
k
p
r
o
d
u
k
s
i
,
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
k
o
n
t
e
n
)
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
333 Lampiran
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
l
i
v
e
-
i
n
-
d
e
s
i
g
n
e
r
/
m
e
n
t
o
r
b
e
r
p
e
n
g
a
l
a
m
a
n
d
i
t
i
n
g
k
a
t
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
g
l
o
b
a
l
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
k
e
r
a
g
a
m
a
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
e
r
a
h
y
a
n
g
b
e
r
p
o
t
e
n
s
i
d
i
k
e
m
b
a
n
g
k
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
t
a
n
d
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
(
u
n
t
u
k
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
a
p
a
t
d
i
k
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
t
a
n
d
a
r
n
y
a
)
3
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
a
p
a
s
i
t
a
s
u
s
a
h
a
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
m
e
n
u
h
i
s
t
a
n
d
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
n
a
s
i
o
n
a
l
(
k
h
u
s
u
s
u
n
t
u
k
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
i
m
u
n
g
k
i
n
k
a
n
d
i
k
e
m
b
a
n
g
k
a
n
S
N
I
-
n
y
a
)
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
d
a
n
a
k
r
e
d
i
t
a
s
i
-
s
t
a
n
d
a
r
d
i
s
a
s
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
n
y
e
l
e
n
g
g
a
r
a
k
a
n
k
o
m
p
e
t
i
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
k
r
e
a
s
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
b
a
r
u
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
d
a
n
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
5
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
y
a
n
g
r
a
m
a
h
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
d
a
n
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
i
s
i
3
:
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
y
a
n
g
k
o
n
d
u
s
i
f
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
d
a
l
a
m
p
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
n
a
s
i
o
n
a
l
d
e
n
g
a
n
m
e
l
i
b
a
t
k
a
n
s
e
l
u
r
u
h
p
e
m
a
n
g
k
u
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
4
.
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
a
k
s
e
s
i
b
i
l
i
t
a
s
,
k
e
s
e
s
u
a
i
a
n
,
d
a
n
k
e
m
u
d
a
h
a
n
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
4
.
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
s
e
s
u
a
i
,
m
u
d
a
h
d
i
a
k
s
e
s
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
a
M
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
d
a
n
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
y
a
n
g
m
e
m
p
e
r
c
e
p
a
t
p
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
1
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
n
o
n
k
o
n
v
e
n
s
i
o
n
a
l
(
v
e
n
t
u
r
e
c
a
p
i
t
a
l
)
d
i
d
a
e
r
a
h
-
d
a
e
r
a
h
y
a
n
g
m
e
m
i
l
i
k
i
p
o
t
e
n
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
334 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
m
u
t
u
l
a
y
a
n
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
.
b
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
y
a
n
g
s
e
s
u
a
i
,
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
,
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
3
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
s
k
e
m
a
/
m
o
d
e
l
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
y
a
n
g
s
e
s
u
a
i
u
n
t
u
k
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
b
a
n
k
s
e
n
t
r
a
l
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
4
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
p
e
n
d
a
n
a
a
n
b
a
g
i
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
b
e
r
p
o
t
e
n
s
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
b
a
n
k
s
e
n
t
r
a
l
,
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
c
M
e
m
p
e
r
k
u
a
t
h
u
b
u
n
g
a
n
d
a
n
a
k
s
e
s
i
n
f
o
r
m
a
s
i
a
n
t
a
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
d
e
n
g
a
n
l
e
m
b
a
g
a
k
e
u
a
n
g
a
n
5
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
i
n
t
e
r
a
k
s
i
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
e
n
g
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
t
i
n
g
k
a
t
k
e
p
e
r
c
a
y
a
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
b
a
n
k
s
e
n
t
r
a
l
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
6
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
,
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
,
d
a
n
m
u
d
a
h
d
i
a
k
s
e
s
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
m
a
h
a
m
a
n
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
t
e
n
t
a
n
g
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
j
u
g
a
p
e
m
a
h
a
m
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
b
a
n
k
s
e
n
t
r
a
l
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
335 Lampiran
5
.
P
e
r
l
u
a
s
a
n
p
a
s
a
r
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
y
a
n
g
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
b
e
r
k
e
l
a
n
j
u
t
a
n
5
.
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
p
e
n
e
t
r
a
s
i
d
a
n
d
i
v
e
r
s
i
k
a
s
i
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
a
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
d
a
n
i
n
f
o
r
m
a
s
i
n
y
a
d
i
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
k
a
n
d
e
n
g
a
n
b
a
i
k
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
r
i
s
e
t
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
d
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
s
i
s
t
e
m
d
a
n
p
e
n
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
a
n
i
n
f
o
r
m
a
s
i
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
p
e
l
a
y
a
n
a
n
e
k
s
p
o
r
-
i
m
p
o
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
l
a
y
a
n
a
n
s
a
t
u
p
i
n
t
u
b
a
g
i
e
k
s
p
o
r
i
m
p
o
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
t
e
r
m
a
s
u
k
d
a
l
a
m
k
o
m
o
d
i
t
i
y
a
n
g
d
i
a
t
u
r
t
a
t
a
n
i
a
g
a
n
y
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
m
e
n
g
e
n
a
i
r
e
g
u
l
a
s
i
e
k
s
p
o
r
d
a
n
i
m
p
o
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
a
r
i
n
e
g
a
r
a
t
u
j
u
a
n
e
k
s
p
o
r
y
a
n
g
a
k
u
r
a
t
,
t
e
r
p
e
r
c
a
y
a
,
m
u
d
a
h
d
i
a
k
s
e
s
,
d
a
n
d
i
k
e
l
o
l
a
s
e
c
a
r
a
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
t
a
n
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
d
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
.
5
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
e
m
a
m
p
u
a
n
e
k
s
p
o
r
t
i
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
m
e
l
a
k
u
k
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
336 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
c
M
e
m
p
e
r
l
u
a
s
j
a
n
g
k
a
u
a
n
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
k
a
r
y
a
/
u
s
a
h
a
/
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
m
e
l
a
l
u
i
d
i
p
l
o
m
a
s
i
b
u
d
a
y
a
s
e
b
a
g
a
i
s
o
f
t
p
o
w
e
r
d
a
n
k
e
m
i
t
r
a
a
n
d
e
n
g
a
n
r
e
t
a
i
l
m
o
d
e
r
n
,
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
b
r
a
n
d
i
n
g
;
p
r
o
m
o
s
i
;
m
i
s
i
d
a
g
a
n
g
,
B
t
o
B
n
e
t
w
o
r
k
i
n
g
b
a
g
i
u
s
a
h
a
d
a
n
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
6
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
k
o
n
s
e
p
d
a
n
r
e
n
c
a
n
a
a
k
s
i
b
r
a
n
d
i
n
g
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
s
i
n
e
r
g
i
k
a
n
p
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
b
r
a
n
d
i
n
g
d
a
n
p
r
o
m
o
s
i
y
a
n
g
d
i
l
a
k
u
k
a
n
o
l
e
h
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
m
a
u
p
u
n
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
d
a
e
r
a
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
b
r
a
n
d
i
n
g
,
p
r
o
m
o
s
i
,
p
a
m
e
r
a
n
,
f
e
s
t
i
v
a
l
,
m
i
s
i
d
a
g
a
n
g
,
B
t
o
B
n
e
t
w
o
r
k
i
n
g
/
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
s
e
c
a
r
a
t
e
r
i
n
t
e
g
r
a
s
i
d
a
n
k
o
m
p
r
e
h
e
n
s
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
8
M
e
l
a
k
u
k
a
n
d
i
p
l
o
m
a
s
i
b
u
d
a
y
a
(
p
e
r
t
u
k
a
r
a
n
b
u
d
a
y
a
,
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
g
i
a
t
a
n
b
u
d
a
y
a
d
i
r
u
a
n
g
p
u
b
l
i
k
t
e
r
b
u
k
a
)
s
e
b
a
g
a
i
s
o
f
t
p
o
w
e
r
u
n
t
u
k
m
e
m
p
r
o
m
o
s
i
k
a
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
d
i
p
a
s
a
r
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
9
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
m
i
t
r
a
a
n
d
a
n
k
e
r
j
a
s
a
m
a
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
e
n
g
a
n
p
e
n
g
u
s
a
h
a
r
e
t
a
i
l
m
o
d
e
r
e
n
d
a
n
B
U
M
N
d
i
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
b
a
d
a
n
u
s
a
h
a
m
i
l
i
k
n
e
g
a
r
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
337 Lampiran
6
.
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
a
k
s
e
s
i
b
i
l
i
t
a
s
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
y
a
n
g
t
e
p
a
t
g
u
n
a
6
.
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
y
a
n
g
m
e
m
a
d
a
i
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
a
M
e
n
j
a
m
i
n
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
,
k
e
s
e
s
u
a
i
a
n
,
j
a
n
g
k
a
u
a
n
h
a
r
g
a
/
b
i
a
y
a
,
s
e
b
a
r
a
n
/
p
e
n
e
t
r
a
s
i
,
d
a
n
p
e
r
f
o
r
m
a
n
s
i
,
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
t
e
l
e
m
a
t
i
k
a
-
j
a
r
i
n
g
a
n
i
n
t
e
r
n
e
t
;
d
a
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
l
o
g
i
s
t
i
k
d
a
n
e
n
e
r
g
i
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
,
p
e
n
e
t
r
a
s
i
,
s
e
r
t
a
p
e
r
f
o
r
m
a
n
s
i
j
a
r
i
n
g
a
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
i
n
t
e
r
n
e
t
k
e
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
d
i
a
k
s
e
s
d
e
n
g
a
n
m
u
d
a
h
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
b
a
d
a
n
u
s
a
h
a
m
i
l
i
k
n
e
g
a
r
a
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
p
e
n
e
t
r
a
s
i
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
l
o
g
i
s
t
i
k
k
e
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
y
a
n
g
m
e
m
i
l
i
k
i
p
o
t
e
n
s
i
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
l
o
g
i
s
t
i
k
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
p
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n
,
d
a
n
b
a
d
a
n
u
s
a
h
a
m
i
l
i
k
n
e
g
a
r
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
3
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
p
e
n
e
t
r
a
s
i
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
e
n
e
r
g
i
l
i
s
t
r
i
k
k
e
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
y
a
n
g
m
e
m
i
l
i
k
i
p
o
t
e
n
s
i
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
,
d
a
n
b
a
d
a
n
u
s
a
h
a
m
i
l
i
k
n
e
g
a
r
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
m
b
a
n
g
u
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
p
e
m
b
a
y
a
r
a
n
n
o
n
t
u
n
a
i
y
a
n
g
a
n
d
a
l
d
a
n
t
e
r
s
e
b
a
r
s
e
c
a
r
a
m
e
r
a
t
a
k
e
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
.
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
k
a
l
,
t
e
k
n
o
l
o
g
i
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
.
6
.
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
t
e
p
a
t
g
u
n
a
,
m
u
d
a
h
d
i
a
k
s
e
s
,
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
a
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
t
e
r
h
a
d
a
p
t
e
k
n
o
l
o
g
i
s
e
c
a
r
a
m
u
d
a
h
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
y
e
d
i
a
a
n
s
o
f
t
w
a
r
e
l
e
g
a
l
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
h
u
k
u
m
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
y
e
d
i
a
a
n
d
a
n
s
e
r
t
i
k
a
s
i
t
e
k
n
o
l
o
g
i
p
r
o
d
u
k
s
i
,
d
a
n
p
e
n
g
o
l
a
h
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
b
a
g
i
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
338 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
b
a
s
i
s
-
b
a
s
i
s
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
l
o
k
a
l
y
a
n
g
m
e
n
d
u
k
u
n
g
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
p
i
r
a
n
t
i
l
u
n
a
k
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
p
e
n
d
u
k
u
n
g
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
y
a
n
g
t
e
p
a
t
g
u
n
a
,
h
a
n
d
a
l
,
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
o
p
t
i
m
a
l
l
e
m
b
a
g
a
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
d
a
n
i
n
k
u
b
a
t
o
r
-
i
n
k
u
b
a
t
o
r
t
e
k
n
o
l
o
g
i
y
a
n
g
a
d
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
d
a
n
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
c
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
a
n
t
a
r
p
e
m
a
n
g
k
u
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
d
a
l
a
m
m
e
l
a
k
u
k
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
4
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
r
j
a
s
a
m
a
r
i
s
e
t
t
e
k
n
o
l
o
g
i
s
e
c
a
r
a
m
u
l
t
i
d
i
s
i
p
l
i
n
a
n
t
a
r
i
n
s
t
i
t
u
s
i
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
a
n
t
a
r
i
n
d
u
s
t
r
i
,
a
n
t
a
r
l
e
m
b
a
g
a
r
i
s
e
t
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
,
s
e
r
t
a
a
n
t
a
r
i
n
s
t
i
t
u
s
i
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
i
n
d
u
s
t
r
i
d
a
n
l
e
m
b
a
g
a
r
i
s
e
t
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
7
.
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
e
l
e
m
b
a
g
a
a
n
d
a
n
i
k
l
i
m
u
s
a
h
a
y
a
n
g
k
o
n
d
u
s
i
f
b
a
g
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
7
.
1
T
e
r
c
i
p
t
a
n
y
a
r
e
g
u
l
a
s
i
y
a
n
g
m
e
n
d
u
k
u
n
g
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
i
k
l
i
m
y
a
n
g
k
o
n
d
u
s
i
f
b
a
g
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
a
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
d
a
n
a
p
r
e
s
i
a
s
i
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
1
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
u
n
t
u
k
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
d
a
l
a
m
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
h
u
k
u
m
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
d
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
u
n
t
u
k
m
e
n
j
a
m
i
n
k
e
b
e
b
a
s
a
n
b
e
r
e
k
p
r
e
s
i
b
a
g
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
d
a
n
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
i
n
s
e
n
t
i
f
p
a
d
a
u
p
a
y
a
-
u
p
a
y
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
u
m
b
u
h
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
y
a
n
g
b
e
r
t
a
n
g
u
n
g
j
a
w
a
b
d
a
n
b
e
r
m
a
n
f
a
a
t
d
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
d
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
a
n
d
a
n
p
e
n
g
a
r
s
i
p
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
d
a
n
b
u
d
a
y
a
,
s
e
r
t
a
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
u
n
t
u
k
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
d
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
339 Lampiran
4
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
l
i
t
e
r
a
s
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
t
e
n
t
a
n
g
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
a
p
r
e
s
i
a
s
i
t
e
r
h
a
d
a
p
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
5
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
a
k
t
i
v
a
s
i
r
u
a
n
g
p
u
b
l
i
k
u
n
t
u
k
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
r
u
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
s
e
l
u
a
s
-
l
u
a
s
n
y
a
b
a
g
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
g
e
n
d
e
r
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
m
b
e
r
d
a
y
a
a
n
p
e
r
e
m
p
u
a
n
,
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
a
n
a
k
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
b
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
l
o
k
a
l
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
6
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
t
a
t
a
n
i
a
g
a
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
l
o
k
a
l
s
e
b
a
g
a
i
b
a
h
a
n
b
a
k
u
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
s
e
c
a
r
a
a
d
i
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
e
n
e
r
g
i
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
7
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
l
e
s
t
a
r
i
a
n
(
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
,
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
)
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
(
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
)
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
8
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
:
(
1
)
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
m
a
h
a
m
a
n
(
l
i
t
e
r
a
s
i
)
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
t
e
r
h
a
d
a
p
b
u
d
a
y
a
;
(
2
)
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
i
n
s
e
n
t
i
f
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
d
a
l
a
m
p
e
l
e
s
t
a
r
i
a
n
(
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
,
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
)
b
u
d
a
y
a
;
(
3
)
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
d
a
l
a
m
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
p
e
m
a
n
f
a
a
t
a
n
b
u
d
a
y
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
a
g
a
m
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
h
u
k
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
340 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
9
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
r
i
s
e
t
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
l
o
k
a
l
u
n
t
u
k
m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
,
b
e
r
d
a
y
a
s
a
i
n
g
,
d
a
n
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
s
e
r
t
a
m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
b
u
d
a
y
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
g
i
n
s
p
i
r
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
h
u
k
u
m
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
d
a
n
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
c
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
n
i
l
a
i
k
r
e
a
t
i
f
(
c
r
e
a
t
i
v
e
v
a
l
u
e
c
h
a
i
n
)
d
a
n
p
e
n
a
t
a
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
p
e
n
d
u
k
u
n
g
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
n
i
l
a
i
k
r
e
a
t
i
f
(
b
a
c
k
w
a
r
d
a
n
d
f
o
r
w
a
r
d
l
i
n
k
a
g
e
)
1
0
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
a
t
a
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
p
e
n
d
u
k
u
n
g
n
y
a
(
b
a
c
k
w
a
r
d
a
n
d
f
o
r
w
a
r
d
l
i
n
k
a
g
e
)
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
e
s
i
e
n
s
i
d
a
n
e
f
e
k
t
i
v
i
t
a
s
d
a
r
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
h
u
k
u
m
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
e
n
e
r
g
i
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
1
1
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
r
p
a
j
a
k
a
n
(
p
a
j
a
k
n
e
g
a
r
a
m
a
u
p
u
n
p
a
j
a
k
d
a
e
r
a
h
)
d
a
n
k
e
p
a
b
e
a
n
a
n
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
m
p
e
r
c
e
p
a
t
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
i
n
s
e
n
t
i
f
p
a
d
a
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
k
a
l
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
k
u
m
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
d
a
n
k
e
l
a
u
t
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
1
2
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
r
e
t
r
i
b
u
s
i
y
a
n
g
t
e
r
k
a
i
t
d
e
n
g
a
n
k
e
g
i
a
t
a
n
s
e
n
i
d
a
n
b
u
d
a
y
a
m
a
u
p
u
n
a
k
t
i
v
i
t
a
s
l
a
i
n
n
y
a
y
a
n
g
t
e
r
k
a
i
t
d
e
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
n
i
l
a
i
k
r
e
a
t
i
f
(
c
r
e
a
t
i
v
e
-
v
a
l
u
e
-
c
h
a
i
n
)
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
h
u
k
u
m
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
D
a
e
r
a
h
.
1
3
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
k
e
t
e
r
b
u
k
a
a
n
i
n
f
o
r
m
a
s
i
p
u
b
l
i
k
u
n
t
u
k
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
a
k
s
e
s
s
e
l
u
a
s
-
l
u
a
s
n
y
a
b
a
g
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
b
e
r
p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i
a
k
t
i
f
d
a
l
a
m
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
h
u
k
u
m
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
341 Lampiran
d
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
1
4
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
(
f
u
n
d
i
n
g
)
k
e
p
a
d
a
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
h
u
k
u
m
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
1
5
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
a
k
s
e
s
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
b
a
g
i
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
m
b
i
a
y
a
a
n
,
h
u
k
u
m
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
j
a
s
a
k
e
u
a
n
g
a
n
.
1
6
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
P
M
A
m
a
u
p
u
n
P
M
D
N
d
i
s
e
k
t
o
r
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
s
e
c
a
r
a
a
d
i
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
k
u
m
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
e
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
p
e
r
l
u
a
s
a
n
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
1
7
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
t
a
t
a
n
i
a
g
a
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
(
b
a
r
a
n
g
d
a
n
j
a
s
a
)
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
m
p
e
r
l
u
a
s
p
a
s
a
r
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
m
a
u
p
u
n
d
i
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
k
u
m
,
d
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
1
8
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
g
a
d
a
a
n
b
a
r
a
n
g
d
a
n
j
a
s
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
y
a
n
g
m
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
k
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
n
g
a
d
a
a
n
b
a
r
a
n
g
/
j
a
s
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
,
h
u
k
u
m
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
1
9
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
I
n
d
o
n
e
s
i
a
k
e
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
h
u
k
u
m
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
n
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
0
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
y
a
n
g
t
e
r
k
a
i
t
d
e
n
g
a
n
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
k
o
n
s
u
m
e
n
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
k
e
s
e
h
a
t
a
n
,
h
u
k
u
m
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
n
g
a
w
a
s
a
n
o
b
a
t
d
a
n
m
a
k
a
n
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
342 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
f
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
t
e
k
n
o
l
o
g
i
d
a
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
p
e
n
d
u
k
u
n
g
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
2
1
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
t
r
a
n
s
a
k
s
i
e
l
e
k
t
r
o
n
i
k
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
l
i
n
d
u
n
g
i
p
r
i
v
a
c
y
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
d
a
n
m
e
m
i
n
i
m
a
s
i
c
y
b
e
r
c
r
i
m
e
d
e
n
g
a
n
t
e
t
a
p
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
r
u
a
n
g
k
e
p
a
d
a
t
u
m
b
u
h
k
e
m
b
a
n
g
n
y
a
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
k
u
m
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
d
a
n
k
e
p
o
l
i
s
i
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
2
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
t
e
k
n
o
l
o
g
i
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
e
r
c
e
p
a
t
a
n
p
e
n
y
e
d
i
a
a
n
i
n
f
r
a
s
t
r
u
k
t
u
r
T
e
k
n
o
l
o
g
i
I
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
K
o
m
u
n
i
k
a
s
i
d
i
s
e
l
u
r
u
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
k
o
m
p
e
t
i
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
h
u
k
u
m
,
d
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
3
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
r
i
s
e
t
d
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
u
n
t
u
k
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
y
a
n
g
t
e
p
a
t
g
u
n
a
b
a
g
i
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
h
u
k
u
m
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
d
a
n
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
g
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
(
m
e
n
c
i
p
t
a
k
a
n
,
d
e
r
e
g
u
l
a
s
i
)
H
a
k
K
e
k
a
y
a
a
n
I
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
(
H
K
I
)
2
4
H
a
r
m
o
n
i
s
a
s
i
-
r
e
g
u
l
a
s
i
H
a
k
K
e
k
a
y
a
a
n
I
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
u
n
t
u
k
d
a
p
a
t
m
e
n
j
a
m
i
n
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
(
p
e
n
d
a
f
t
a
r
a
n
y
a
n
g
m
u
d
a
h
,
p
e
n
e
g
a
k
a
n
h
u
k
u
m
a
t
a
s
p
e
m
b
a
j
a
k
a
n
d
a
n
t
i
n
d
a
k
a
n
m
e
l
a
n
g
g
a
r
H
K
I
)
b
a
g
i
k
e
k
a
y
a
a
n
i
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
d
i
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
k
e
u
a
n
g
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
d
a
n
k
e
p
o
l
i
s
i
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
343 Lampiran
7
.
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i
a
k
t
i
f
p
e
m
a
n
g
k
u
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
d
a
l
a
m
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
s
e
c
a
r
a
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
b
e
r
k
e
l
a
n
j
u
t
a
n
a
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
s
i
n
e
r
g
i
,
k
o
o
r
d
i
n
a
s
i
,
d
a
n
k
o
l
a
b
o
r
a
s
i
a
n
t
a
r
a
k
t
o
r
(
i
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
,
b
i
s
n
i
s
,
k
o
m
u
n
i
t
a
s
,
d
a
n
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
)
d
a
n
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
1
M
e
m
b
e
n
t
u
k
d
a
n
m
e
n
g
e
l
o
l
a
k
e
l
o
m
p
o
k
k
e
r
j
a
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
N
a
s
i
o
n
a
l
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
s
i
n
e
r
g
i
k
a
n
s
e
l
u
r
u
h
p
r
o
g
r
a
m
d
a
n
k
e
g
i
a
t
a
n
l
i
n
t
a
s
s
e
k
t
o
r
d
a
n
l
i
n
t
a
s
r
e
g
i
o
n
a
l
s
e
c
a
r
a
p
r
o
f
e
s
i
o
n
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
t
e
r
c
i
p
t
a
n
y
a
f
o
r
u
m
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
d
a
n
k
e
m
i
t
r
a
a
n
a
n
t
a
r
a
k
t
o
r
(
i
n
t
e
l
e
k
t
u
a
l
,
b
i
s
n
i
s
,
k
o
m
u
n
i
t
a
s
,
d
a
n
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
)
m
a
u
p
u
n
a
n
t
a
r
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
,
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
m
b
e
n
t
u
k
a
n
d
a
n
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
o
r
g
a
n
i
s
a
s
i
a
t
a
u
w
a
d
a
h
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
m
p
e
r
c
e
p
a
t
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
m
b
e
n
t
u
k
a
n
o
r
g
a
n
i
s
a
s
i
n
o
n
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
(
a
s
o
s
i
a
s
i
u
s
a
h
a
,
a
s
o
s
i
a
s
i
p
r
o
f
e
s
i
)
y
a
n
g
b
e
r
k
u
a
l
i
t
a
s
s
e
b
a
g
a
i
r
e
k
a
n
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
d
a
l
a
m
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
d
a
y
a
s
a
i
n
g
u
s
a
h
a
d
a
n
o
r
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
d
i
t
i
n
g
k
a
t
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
g
l
o
b
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
e
t
e
n
a
g
a
k
e
r
j
a
a
n
,
k
e
t
r
a
n
s
m
i
g
r
a
s
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
p
e
n
g
u
a
t
a
n
k
o
m
u
n
i
t
a
s
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
d
i
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
r
i
s
e
t
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
5
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
p
u
s
a
t
/
b
a
d
a
n
/
b
a
l
a
i
y
a
n
g
d
i
d
u
k
u
n
g
o
l
e
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
d
a
n
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
344 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
6
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
t
a
t
a
k
e
l
o
l
a
d
a
n
e
f
e
k
t
i
t
a
s
o
r
g
a
n
i
s
a
s
i
k
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
l
e
m
b
a
g
a
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
a
p
a
r
a
t
u
r
n
e
g
a
r
a
,
r
e
f
o
r
m
a
s
i
b
i
r
o
k
r
a
s
i
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
a
p
a
s
i
t
a
s
a
p
a
r
a
t
u
r
n
e
g
a
r
a
d
a
l
a
m
m
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
a
p
a
r
a
t
u
r
n
e
g
a
r
a
,
r
e
f
o
r
m
a
s
i
b
i
r
o
k
r
a
s
i
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
.
3
T
e
r
c
a
p
a
i
n
y
a
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
s
e
b
a
g
a
i
p
a
r
a
d
i
g
m
a
p
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
d
a
n
d
a
l
a
m
k
e
h
i
d
u
p
a
n
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
a
G
e
r
a
k
a
n
p
e
n
g
a
r
u
s
u
t
a
m
a
a
n
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
b
a
i
k
d
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
,
b
i
s
n
i
s
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
d
a
n
i
n
s
t
a
n
s
i
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
1
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
d
u
k
u
n
g
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
R
P
J
M
d
a
n
R
e
n
s
t
r
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
t
e
r
k
a
i
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
p
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
n
a
s
i
o
n
a
l
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
d
u
k
u
n
g
a
n
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
R
P
J
P
D
d
a
n
R
P
J
M
D
m
e
l
a
l
u
i
k
e
r
a
n
g
k
a
p
o
t
e
n
s
i
u
n
g
g
u
l
a
n
d
a
e
r
a
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
d
a
n
p
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
p
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n
n
a
s
i
o
n
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
g
e
r
a
k
a
n
/
k
e
g
i
a
t
a
n
y
a
n
g
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
a
p
r
e
s
i
a
s
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
b
i
s
n
i
s
d
a
n
i
n
s
t
a
n
s
i
p
e
m
e
r
i
n
t
a
h
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
l
o
k
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
4
M
e
n
g
i
n
t
e
n
s
i
f
k
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
p
e
n
t
i
n
g
n
y
a
k
r
e
a
t
i
v
i
t
a
s
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
d
a
n
H
K
I
s
e
b
a
g
a
i
m
o
d
a
l
u
t
a
m
a
k
e
u
n
g
g
u
l
a
n
b
e
r
s
a
i
n
g
d
a
l
a
m
e
r
a
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
5
M
e
n
g
i
n
t
e
n
s
i
f
k
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
u
n
t
u
k
t
i
d
a
k
m
e
m
b
e
l
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
i
l
e
g
a
l
/
b
a
j
a
k
a
n
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
345 Lampiran
6
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
d
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
d
a
n
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
e
t
e
r
s
e
d
i
a
a
n
d
a
n
a
k
t
i
v
a
s
i
r
u
a
n
g
p
u
b
l
i
k
y
a
n
g
m
e
m
a
d
a
i
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
b
e
b
a
s
a
n
b
e
r
e
k
s
p
r
e
s
i
,
b
e
r
p
i
k
i
r
k
r
i
t
i
s
d
a
n
k
r
e
a
t
i
f
7
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
d
a
n
a
k
t
i
v
a
s
i
r
u
a
n
g
p
u
b
l
i
k
y
a
n
g
m
e
m
a
d
a
i
u
n
t
u
k
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
r
u
a
n
g
k
e
b
e
b
a
s
a
n
b
e
r
e
k
s
p
r
e
s
i
,
b
e
r
p
i
k
i
r
k
r
i
t
i
s
d
a
n
k
r
e
a
t
i
f
s
e
r
t
a
a
s
i
m
i
l
a
s
i
n
i
l
a
i
-
n
i
l
a
i
d
a
n
p
e
r
t
u
k
a
r
a
n
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
a
n
t
a
r
p
e
m
a
n
g
k
u
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
i
n
d
u
s
t
r
i
d
i
b
i
d
a
n
g
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
d
i
s
e
l
u
r
u
h
w
i
l
a
y
a
h
I
n
d
o
n
e
s
i
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
s
e
j
a
h
t
e
r
a
a
n
r
a
k
y
a
t
,
p
e
r
e
k
o
n
o
m
i
a
n
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
d
a
n
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
.
4
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
p
o
s
i
s
i
,
k
o
n
t
r
i
b
u
s
i
,
k
e
m
a
n
d
i
r
i
a
n
s
e
r
t
a
k
e
p
e
m
i
m
p
i
n
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
d
a
l
a
m
f
o
r
a
i
n
t
e
r
n
a
s
i
o
n
a
l
a
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
p
o
s
i
s
i
,
k
o
n
t
r
i
b
u
s
i
,
k
e
m
a
n
d
i
r
i
a
n
s
e
r
t
a
k
e
p
e
m
i
m
p
i
n
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
d
a
l
a
m
f
o
r
u
m
d
i
p
l
o
m
a
s
i
b
i
l
a
t
e
r
a
l
,
r
e
g
i
o
n
a
l
,
d
a
n
m
u
l
t
i
l
a
t
e
r
a
l
1
M
e
n
j
a
l
i
n
k
e
m
i
t
r
a
a
n
s
t
r
a
t
e
g
i
s
d
e
n
g
a
n
n
e
g
a
r
a
y
a
n
g
s
u
d
a
h
m
a
j
u
p
a
d
a
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
c
r
e
a
t
i
v
e
v
a
l
u
e
c
h
a
i
n
s
e
r
t
a
p
e
n
g
u
a
s
a
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
t
e
k
n
o
l
o
g
i
m
e
l
a
l
u
i
f
o
r
u
m
d
i
p
l
o
m
a
s
i
b
i
l
a
t
e
r
a
l
,
r
e
g
i
o
n
a
l
,
d
a
n
m
u
l
t
i
l
a
t
e
r
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
r
i
s
e
t
,
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
.
2
M
e
n
j
a
l
i
n
k
e
m
i
t
r
a
a
n
s
t
r
a
t
e
g
i
s
d
e
n
g
a
n
n
e
g
a
r
a
y
a
n
g
b
e
r
p
o
t
e
n
s
i
s
e
b
a
g
a
i
p
a
s
a
r
b
a
g
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
m
e
l
a
l
u
i
f
o
r
u
m
d
i
p
l
o
m
a
s
i
b
i
l
a
t
e
r
a
l
,
r
e
g
i
o
n
a
l
,
d
a
n
m
u
l
t
i
l
a
t
e
r
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
d
a
n
k
o
o
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
.
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
p
a
r
t
i
s
i
p
a
s
i
I
n
d
o
n
e
s
i
a
d
a
l
a
m
e
v
e
n
-
e
v
e
n
k
r
e
a
t
i
f
d
i
t
i
n
g
k
a
t
i
n
t
e
r
n
a
s
i
o
n
a
l
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
g
a
n
g
k
a
t
c
i
t
r
a
I
n
d
o
n
e
s
i
a
s
e
b
a
g
a
i
b
a
n
g
s
a
y
a
n
g
k
r
e
a
t
i
f
3
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
i
k
u
t
s
e
r
t
a
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
d
a
l
a
m
e
v
e
n
k
r
e
a
t
i
f
I
n
t
e
r
n
a
s
i
o
n
a
l
y
a
n
g
p
r
e
s
t
i
s
i
u
s
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
h
u
b
u
n
g
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
m
u
d
a
,
o
l
a
h
r
a
g
a
,
d
a
n
k
o
o
d
i
n
a
s
i
p
e
n
a
n
a
m
a
n
m
o
d
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
346 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
7
.
5
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
a
p
r
e
s
i
a
s
i
k
e
p
a
d
a
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
i
d
a
l
a
m
d
a
n
l
u
a
r
n
e
g
e
r
i
a
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
d
a
n
m
e
m
b
e
r
i
k
a
n
p
e
n
g
h
a
r
g
a
a
n
b
a
g
i
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
i
t
i
n
g
k
a
t
n
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
i
n
t
e
r
n
a
s
i
o
n
a
l
1
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
i
k
u
t
s
e
r
t
a
a
n
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
y
a
n
g
m
e
n
d
a
p
a
t
k
a
n
p
e
r
a
n
(
m
e
n
g
i
k
u
t
i
k
o
m
p
e
t
i
s
i
,
s
e
b
a
g
a
i
p
e
m
b
i
c
a
r
a
,
d
s
b
)
a
t
a
u
p
e
n
g
h
a
r
g
a
a
n
d
i
d
u
n
i
a
i
n
t
e
r
n
a
s
i
o
n
a
l
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
2
M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
g
i
a
t
a
n
p
e
m
b
e
r
i
a
n
p
e
n
g
h
a
r
g
a
a
n
b
a
g
i
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
d
a
n
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
d
a
n
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
r
i
s
e
t
,
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
a
g
a
m
a
,
p
e
m
u
d
a
,
o
l
a
h
r
a
g
a
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
3
M
e
l
a
k
s
a
n
a
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
k
e
g
i
a
t
a
n
k
o
m
p
e
t
i
s
i
/
f
e
s
t
i
v
a
l
/
d
i
s
k
u
s
i
/
k
e
g
i
a
t
a
n
l
a
i
n
n
y
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
g
g
a
l
i
,
m
e
n
g
a
n
g
k
a
t
,
m
e
m
p
r
o
m
o
s
i
k
a
n
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
,
s
e
r
t
a
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
i
n
t
e
r
a
k
s
i
a
n
t
a
r
a
o
r
a
n
g
d
a
n
w
i
r
a
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
a
n
d
u
n
i
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
,
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
a
g
a
m
a
,
k
e
p
e
m
u
d
a
a
n
,
k
e
o
l
a
h
r
a
g
a
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
k
e
b
e
r
a
d
a
a
n
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
d
a
n
k
o
n
s
u
m
s
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
l
o
k
a
l
4
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
s
i
s
t
e
m
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
m
e
n
g
i
n
t
e
n
s
i
f
k
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
m
e
n
g
e
n
a
i
o
r
a
n
g
/
k
a
r
y
a
/
w
i
r
a
u
s
a
h
a
/
u
s
a
h
a
k
r
e
a
t
i
f
d
i
I
n
d
o
n
e
s
i
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
j
a
d
i
i
n
s
p
i
r
a
s
i
b
a
g
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
I
n
d
o
n
e
s
i
a
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
,
i
n
f
o
r
m
a
t
i
k
a
,
r
i
s
e
t
,
d
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
5
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
g
e
r
a
k
a
n
d
a
n
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
a
k
t
i
f
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
p
r
o
d
u
k
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
u
n
t
u
k
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
k
o
n
s
u
m
s
i
/
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
347 Lampiran
c
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
a
p
r
e
s
i
a
s
i
t
e
r
h
a
d
a
p
H
K
I
6
M
e
m
p
e
r
k
u
a
t
l
a
n
d
a
s
a
n
i
n
t
e
r
a
k
s
i
b
i
s
n
i
s
a
n
t
a
r
a
p
e
r
u
s
a
h
a
a
n
d
e
n
g
a
n
i
n
s
a
n
k
r
e
a
t
i
f
b
e
r
u
p
a
k
o
n
t
r
a
k
b
i
s
n
i
s
s
t
a
n
d
a
r
y
a
n
g
m
e
n
g
h
a
r
g
a
i
H
K
I
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
d
a
n
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
k
e
p
a
r
i
w
i
s
a
t
a
a
n
,
d
a
n
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
l
a
y
a
n
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
d
a
n
l
a
y
a
n
a
n
i
n
f
o
r
m
a
s
i
H
K
I
k
e
p
a
d
a
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
h
u
k
u
m
,
d
a
n
s
e
l
u
r
u
h
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
d
a
n
L
e
m
b
a
g
a
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
8
M
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
p
e
n
d
a
f
t
a
r
a
n
H
K
I
y
a
n
g
m
u
d
a
h
d
a
n
t
e
r
j
a
n
g
k
a
u
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
p
e
r
k
o
p
e
r
a
s
i
a
n
d
a
n
u
s
a
h
a
k
e
c
i
l
d
a
n
m
e
n
e
n
g
a
h
,
e
n
e
r
g
i
,
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
m
i
n
e
r
a
l
,
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
h
i
d
u
p
,
k
e
h
u
t
a
n
a
n
,
k
e
l
a
u
t
a
n
,
p
e
r
i
k
a
n
a
n
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
d
a
n
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
9
M
e
m
b
e
r
i
k
a
n
p
e
r
l
i
n
d
u
n
g
a
n
d
a
n
m
e
n
j
a
m
i
n
p
e
n
e
g
a
k
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
H
K
I
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
h
u
k
u
m
,
p
e
r
d
a
g
a
n
g
a
n
,
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
k
e
p
o
l
i
s
i
a
n
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
7
.
6
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
a
p
r
e
s
i
a
s
i
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
d
a
n
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
a
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
a
k
s
e
s
d
a
n
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
t
e
r
h
a
d
a
p
i
n
f
o
r
m
a
s
i
/
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
1
M
e
n
g
e
m
b
a
n
g
k
a
n
d
a
n
m
e
m
f
a
s
i
l
i
t
a
s
i
a
k
s
e
s
d
a
n
d
i
s
t
r
i
b
u
s
i
i
n
f
o
r
m
a
s
i
d
a
n
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
t
e
n
t
a
n
g
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
d
a
n
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
k
e
p
a
d
a
m
a
s
y
a
r
a
k
a
t
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
n
d
i
d
i
k
a
n
,
k
e
b
u
d
a
y
a
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
l
a
m
n
e
g
e
r
i
,
i
l
m
u
p
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
,
p
e
n
g
k
a
j
i
a
n
d
a
n
p
e
n
e
r
a
p
a
n
t
e
k
n
o
l
o
g
i
,
p
e
r
p
u
s
t
a
k
a
a
n
n
a
s
i
o
n
a
l
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
b
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
i
n
t
e
n
s
i
t
a
s
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
l
o
k
a
l
r
a
m
a
h
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
d
a
n
b
u
d
a
y
a
l
o
k
a
l
d
a
l
a
m
p
e
n
c
i
p
t
a
a
n
k
a
r
y
a
2
M
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
i
n
t
e
n
s
i
t
a
s
k
o
m
u
n
i
k
a
s
i
p
e
n
t
i
n
g
n
y
a
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n
b
a
h
a
n
b
a
k
u
r
a
m
a
h
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
d
a
r
i
s
u
m
b
e
r
d
a
y
a
a
l
a
m
t
e
r
b
a
r
u
k
a
n
d
a
l
a
m
p
r
o
d
u
k
s
i
k
a
r
y
a
k
r
e
a
t
i
f
K
e
m
e
n
t
e
r
i
a
n
/
L
e
m
b
a
g
a
y
a
n
g
m
e
m
b
i
d
a
n
g
i
u
r
u
s
a
n
p
e
r
i
n
d
u
s
t
r
i
a
n
,
e
k
o
n
o
m
i
k
r
e
a
t
i
f
,
d
a
n
p
e
k
e
r
j
a
a
n
u
m
u
m
,
s
e
r
t
a
s
e
l
u
r
u
h
P
e
m
e
r
i
n
t
a
h
D
a
e
r
a
h
.
M
I
S
I
/
T
U
J
U
A
N
/
S
A
S
A
R
A
N
A
R
A
H
S
T
R
A
T
E
G
I
P
E
N
A
N
G
G
U
N
G
J
A
W
A
B
348 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025
C
M
Y
CM
MY
CY
CMY
K
IklanParekraf.pdf 1 9/22/14 3:27 PM
349 Lampiran
350 Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025